Anda di halaman 1dari 1

Halo kembali lagi ke encounter podcast, kali ini bersama saya…., apakabar ?

semoga selalu sehat

Lama saya mencari tokoh panutan. Sederetan nama mulai bermunculan, bermula dari ayah saya
sendiri. Saya mengagumi ayah saya, seorang tokoh yang tidak banyak bicara kalau tidak diminta. Namun
dari sedikit kata-kata yang keluar dari mulutnya, sebagian besar adalah kata-kata bijak dan didengar
orang.

Selain ayah saya, dalam perjalanan selanjutnya masih banyak tokoh yang menjadi sumber
inspirasi. Tokoh idola bermunculan, yang sering tanpa sadar saya mau menjadi seperti tokoh tersebut.
Atau sekedar meniru sepotong gaya hidupnya.

Namun pertanyaan yang selalu muncul dalam diri saya sejak lama adalah: apakah mungkin saya
bisa menjadi seperti tokoh idola saya? Dari berbagai refleksi akhirnya saya sampai pada kesimpulan,
bahwa saya harus menjadi diri saya sendiri. “Be myself.”

Tapi apakah ini berarti saya menutup diri untuk menerima pengalaman orang lain yang sangat
inspiratif? Saya tidak punya apa-apa yang bisa saya banggakan, yang bisa saya munculkan sebagai
kekuatan sendiri…

Dalam sebuah webinar yang saya ikuti, ada diskusi panjang dengan atasan saya tentang motto
tersebut di atas, kemudian dia menyarankan untuk disempurnakan menjadi “Be yourself, but better
everyday.”

Menjadi diri sendiri, tetapi di sekitar kita, setiap hari banyak sekali hal yang bisa dipelajari untuk
memperkaya diri. Kalau saja kita membuka diri untuk belajar tetapi sekaligus juga membagi (sharing)…
Kalau saja kita merasa haus untuk mencari pelajaran baru… dan sekaligus melepaskan berbagai atribut
penghambat, yaitu merasa diri sudah tahu, sudah bisa, sudah mampu, dan sebagainya.

Sejak itu, saya sangat confident dengan motto ini. “Be yourself, but better everyday,” motto yang
terus mengingatkan saya untuk belajar setiap hari, untuk menjadi pribadi yang lebih baik dibanding hari
kemarin!

Anda mungkin juga menyukai