Diajukan oleh:
4516012021
SKRIPSI
Sarjana EKONOMI
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Stmbuk/NIM : 416012021
Telah Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI
NIM :4516012021
Jurusan : Manajemen
hasil penelitian, pemikiran, dan pemaparan asli dari saya adalah karya ilmiah dari
saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam naskah skripsi ini tidak
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu
perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan
Demikian pernyataan saya ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa
Mahasiswa bersangkutan
iii
ANALYSIS OF ACCOUNTS RECEIVABLE POLICY ON COLLECTABILITY
IN THE LESTARI SIPATUO SAVINGS AND LOAN COOPERATIVE
By:
iv
ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG TERHADAP KOLEKTIBILITAS
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM LESTARI SIPATUO
Oleh:
Nevi Paula Angraeny
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Bosowa
ABSTRAK
Nevi Paula Angraeny. 2020. Skripsi. Analisis Kebijakan Piutang Terhadap
Kolektibilitas Pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo. Dibawah bimbingan
Drs.palipada palisuri, S.E, M.Si dan Dr. Miah said S.E, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari kebijakan piutang
terhadap kolektibilitas pada koperasi simpan pinjam lestari sipatuo. Metode analisis yang
digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
melalui wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis kebijakan piutang terhadap
kolektibilitas pada koperasi simpan pinjam lestari sipatuo. Berdasarkan tolak ukur
kebijakan piutang adalah rasio perputaran piutang dan tolak ukur untuk kolektibilitas
adalah rasio kolektibilitas menurut klasifikasinya,nilai kolektibilitas kredit untuk menilai
tingkat kolektibilitas. Dan rata-rata rasio perputaran piutang selama periode 2017-2019
sebesar 1,27% adapun rata-rata rasio kolektibilitas lancar 85,7 % sedangkan nilai
kolektibilitas kredit periode 2017-2019 sebesar 6,6% yang menunjukkan bahwa berada
dalam posisi sedang yang artinya cukup bagus tapi masih harus ditingkatkan
keefektifannya dalam menggelolah piutang.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang maha esa yang senantiasa melimpahkan berkat dan
kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul analisis
Adapun penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
Penulis memahami bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki kekurangan
dan keterbatasan dalam segala hal. oleh sebab itu penulis menerima kritikan
kontrukif dari para pembaca guna penyempurnaan isi maupun teknik penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada banyak pihak yang telah membantu demi terwujudnya skripsi ini terutama
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Saleh Pallu, M.Eng. selaku Rektor Universitas
Bosowa Makassar
4. Ibu Indrayani Nur, S.Pd., SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
vi
5. Kepada bapak Drs.Palipada Palisuri.SE M.Si dan ibu Dr.Miah
kasih sayang dan dukungan serta doa untuk ananda tercinta dari kecil
data yang dibutuhkan dan juga memberi pengalaman yang tidak ternilai
10. Kepada mama dan bapak serta kak rian dan kak maya serta seluruh
penulis.
vii
12. Teman-temanku manajemen A 2016 kalian begitu luar biasa terimakasih
13. Seluruh pihak yang membantu penulis yang penulis sendiri tidak mampu
skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan
keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis selalu berusaha
penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
2.1.Kerangka Teori..................................................................................... 5
2.1.3. Piutang...................................................................................... 15
ix
2.1.4. Klasifikasi Piutang ................................................................... 17
2.3.Hipotesis ............................................................................................... 32
4.1.2. Visi Dan Misi Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo ........... 38
x
4.3. Analisa Data ........................................................................................ 45
5.2. Saran.................................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................... 60
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Penyaluran Pinjaman Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo Periode
2017-2019 ................................................................................................... 45
4.3 Tabel Tingkat Perputaran Piutang Pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari
4.5 Tabel Rasio Kolektibilitas Piutang Terhadap Total Piutang Selama 3 Tahun
Terakhir ...................................................................................................... 51
4.6 Tabel Hasil Perhitungan Rasio Nkk Pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari
Sipatuo......................................................................................................... 53
4.7 Tabel Hasil Analisa Perputaran Piutang, Kolektibilitas Dan NKK Pada
xiii
BAB I PENDAHULUAN
satunya bentuk usaha yang memiliki sifat sifat yang sepadan dengan karakter dan
yang sangat beragam ditengah masyarakat Indonesia Nilai nilai yang tercantum
dari kolaborasi dari berbagai pihak. Sebagai badan usaha atau institusi bisnis
yang dikelolah atas asas kekeluargaan, koperasi harus berpegang teguh pada
bagi masyarakat untuk membuka lapangan kerja secara tidak langsung hal
muncul memicu adanya persaingan bisnis yang cukup ketat koperasi diharuskan
untuk mendapatkan posisi pasar. Hal tersebut membuat koperasi harus membuat
strategi dalam menghadapi persaingan baik antar koperasi dan juga antar
analisa yang baik terutama hal yang menyangkut piutang sehingga kebijakan
yang akan dikeluarkan tersebut bisa berdampak langsung pada jalannya prosedur
Dan apabila hal yang tidak diinginkan terjadi seperti piutang susah tertagih
dalam kehidupan praktik tidak sedikit koperasi yang tutup karena banyaknya
resiko yang akan dihadapi oleh koperasi. Oleh karena itu diperlukan kebijakan
berdampak pada tujuan yaitu laba atau keuntungan dan juga menjaga
dan sering kali lewat dari waktu yang ditentukan sehingga harus dilakukan
kegiatan penagihan sesuai dengan kebijakan piutang yang telah ditetapkan bahkan
a) Bagi Peneliti
b) Bagi Koperasi
1. Keputusan investasi
2. Keputusan pendanaan
manajemen yang baik maka dari itu andil manajer sangat penting dalam
adalah untuk mengoptimalkan profit atau keuntungan dan menekan biaya yang
koperasi menurut UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992 yaitu
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.
anggotanya.
merealisasikan aturan mengenai peran pengurus, manajer dan yang paling penting
adalah rapat anggota, masing masing memiliki kapasitas yang berbeda seperti
halnya pengurus yang berfungsi sebagai pemberi petunjuk dan nasehat agar
halnya yang telah ditetapkan pada pasal 32 sampai 47 UU no.17 tahun 2012.
1. swadaya
2. setia kawan
Peranan Koperasi
adalah tujuan bersama serta merupa tanggung jawab sosial dan moril. Adapun
hak bagi untuk anggota. Besar kecilnya yang nantinya akan didapatkan
dalam koperasi.
daya masyarakat.
masyarakat
Koperasi menjadi kekuatan tersendiri dalam mencapai tujuan
pertaniaan lainnya.
memcerdaskan bangsa
demokrasi ekonomi.
sokogurunya.
Jenis-Jenis Koperasi
Jenis koperasi terbagi menjadi tiga yaitu dilihat dari jenis usaha jenis berdasarkan
1. Koperasi Produsen
2. Koperasi Konsumen
anggotanya.
4. Koperasi Jasa
yaitu:
1. Koperasi Primer
sama.
2. Koperasi Sekunder
gabungan koperasi).
setiap pegawai.
3. Koperasi sekolah
Keanggotaan koperasi
Maju atau tidaknya koperasi bergantung kepada anggota dan anggota koperasi
dapat berkembang apabila terjadinya hubungan yang baik antara pengurus dan
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
Kewajiban anggota
asas kekeluargaan
pengurus
Hak anggota
dasar
lainnya
2.1.3 Piutang
pesaing.
Piutang merupakan salah satu bagian dari aktiva lancar. Piutang biasanya
muncul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit atau karena adanya
akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa
yang akan datang, piutang ini nantinya akan menjadi kas apabila telah jatuh tempo
Semakin banyak penjualan barang atau jasa secara kredit maka semakin
besar jumlah piutang yang akan menyebabkan jumlah kas yang tertanam dalam
hidup perusahaan, hal ini disebabkan karena timbulnya resiko yang harus dihadapi
modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam
rantai perputaran modal kerja. Semakin besar jumlah penjualan barang atau jasa
secara kredit maka semakin besar jumlah piutang yang akan menyebabkan jumlah
pendek. Hal tersebut menjadikan pentingnya menagih secepat mungkin. Kas yang
bermasalah.
Tujuan Kredit
1. Mencari keuntungan
3. Membantu pemerintah
menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun . Piutang pada umumnya muncul
karena hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu piutang juga dapat
penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal
adalah pihak yang telah berutang kepada perusahaan baik melalui pembelian
barang atau jasa secara kredit maupun melalui peminjaman sejumlah uang.
3. Piutang lain-lain (Other Receivable)
sejumlah tagihan yang diterima oleh perusahaan dalam bentuk kas dari pihak
lain, piutang terdiri dari piutang usaha yang timbul dari penjualan barang atau
Jenis, yaitu:
2. Piutang tidak lancar adalah tagihan / piutang yang tidak dapat ditagih
3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih
tertagih).
sebagai berikut:
1. Kredit produktif
2. Kredit konsumtif
Dalam hal ini tidak ada barang ataupun jasa yang dihasilkan. Seperti kredit
3. Kredit perdagangan
Kredit ini umumnya diberikan kepada supplier atau agen-agen besar yang
piutang kepada anggota, sangat erat kaitannya dengan kebijakan piutang yang
diberikan. Selain itu pengumpulan piutang juga sering tidak tepat pada waktu.
66).
kebijaksanaan tersebut tergantung kepada jumlah piutang tak tertagih yang ada.
Semakin kecil jumlah piutang tak tertagih, maka kebijakan pengumpulan piutang
semakin efektif dan sebaliknya. Nama kerugian piutang tersebut tidak semata-
mata hanya tergantung oleh kebijaksanaan pengumpulan piutang saja, namun juga
terlalu agresif dalam usaha menangih dari para pelanggan. Bilamana langganan
aktif maupun pasif dengan terlebih dahulu melihat latar belakang kemampuan
strategi ini disamping memerlukan biaya pengumpulan piutang yang besar, tetapi
oleh koperasi bilamana anggota belum membayar sampai dengan waktu yang
ditentukan:
1. Melalui surat
belum juga dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan, maka dapat
2. Melalui telepon
tertentu.
3. Kunjungan Personal
4. Tindakan Yuridis
Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar hutang-
jawab
sebagai berikut :
1. Permohonan kredit
pengisian formulir.
Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai
sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan
kegiatan usahanya.
3) Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon
peminjam.
b) Melaksanakan survei
tentang:
1) Reputasi dan kondisi calon peminjam
Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar
perkembangannya.
3. Keputusan pinjaman
koperasi.
kelompok.
calon peminjam.
2) Penggunaan pinjaman
5) Jaminan pinjaman
d) Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan
4. Perjanjian pinjaman
kredit di cairkan.
5. Pencairan pinjaman
rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir
sedangkan kopiannya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan secara tunai
1. Kepercayaan
Adanya suatu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang akan
2. Kesepakatan
ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka
waktu
4. Balas Jasa
keuntungan dalam jumlah tertentu. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya
provisi dan komisi, serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan
utama bank.
5. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu resiko kerugian
mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja
yaitu akibat terjadinya musibah atau bencana alam. Semua resiko ini menjadi
tanggungan koperasi.
Dalam usaha menekan resiko yang nantinya akan timbul maka calon
manapun
“yang dapat ditagih”. Jadi kolektibilitas adalah piutang yang dapat ditagih oleh
perusahaan kepada pembeli sebagai akibat dari transaksi penjualan secara kredit.
adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh
jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang dibayar akan mempengaruhi
dan bunga,
3. kredit tidak lancar. Yaitu kredit yang 3 atau 6 bulan mengalami ketidak
5. kredit macet. Yaitu kredit yang sudah jatuh tempo kurang lebih 12 bulan
yaitu penagihan piutang telah diberikan dan telah jatuh tempo tidak selamanya
dapat terselesaikan dengan baik. Jika hal tersebut terus terjadi dan terus
menerus maka akan berdampak bagi modal koperasi atau perusahan menjadi
semakin kecil. Oleh sebab itu diperlukan perhatian dan penanganan yang serius
mengenai piutang agar dapat memperkecil resiko yang akan ditimbulkan bagi
sehingga dapat menjadi kas yang nantinya akan menjadi laba atau keuntungan
bagi koperasi atau perusahaan tersebut. Kebijakan piutang yang dilakukan oleh
koperasi dan perusahaan tentunya juga guna menghindari resiko yang nantinya
kolektibilitas piutang.
koperasi biasa tercapai secara efektif dan efisien. Kebijakan piutang diharapkan
kredit bermasalah oleh sebab itu diperlukan kebijakan piutang yang baik pula agar
Kebijakan piutang
kolektibilitas
Metode Analisis :
ANALISI KUANTITATIF
ANALISIS
1. Rasio perputaran piutang
KUANTITATIF 2. Rata rata piutang
(DESKRIPTIF) 3. Rasio Tingkat kolektibilitas
4. NKK
Kesimpulan
Rekomendasi
2.3 hipotesis
koperasi biasa tercapai secara efektif dan efisien sedangkan Kolektibilitas piutang
yang masih harus diuji kebenarannya melalui analisis data. Berdasarkan masalah
kolektibilitas piutang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Adapun jenis data yang digunaakan dalam penelitian ini yaitu data
1. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
2. Data kualitatif adalah jenis data yang berupa data dalam bentuk non angka
Dan adapula sumber data yang digunakan oleh penulis dalam mendukung
Data sekunder: data yang diperoleh berdasarkan acuan atau literatur yang
berhubungan dengan penelitian. Adapun data sekunder yang tersedia antara lain :
3. bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang
1. Wawancara
2. dokumen
penelitian ini. Data data yang telah penulis peroleh dari metode ini adalah
( ) ( ) ( ) ( )
Keterangan
KL : Kurang Lancar
D : Diragukan
M : Macet
3.5 Definisi Operasional
kebijaksanaan tersebut tergantung kepada jumlah piutang tak tertagih yang ada.
Semakin kecil jumlah piutang tak tertagih, maka kebijakan pengumpulan piutang
Tingkat Kolektibilits
kolektibilitas piutang yang baik sangat berdampak pada tujuan yaitu laba.
( ) ( ) ( ) ( )
Keterangan
KL : Kurang Lancar
D : Diragukan
M : Macet
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
usaha lestari sipatuo Didirikan pertama kali pada tahun 2011 dengan anggota 25
orang.
keanggotaan koperasi meliputi para pelaku usaha mikro kecil yang berada di Desa
Osango.
pinjam. Selain itu, koperasi ini juga mengadakan usaha kerjasama dengan
anggotanya pun semakin meningkat dari awal hanya 25 orang menjadi 57 orang
dan mereka adalah pengusaha kecil ternak dari warga masyarakat Desa Osango.
Namun pada tahun 2016 melalui RAT disepakati untuk mengubah fokus
koperasi menjadi simpan pinjam dan bukan lagi serba usaha oleh karena itu nama
dari yang semula koperasi serba usaha diubah menjadi koperasi simpan pinjam
4.1.2 Visi misi koperasi simpan pinjam lestari Sipatuo
Visi Koperasi Lestari Sipatuo adalah menjadi mitra terbaik bagi anggota dan
pada umumnya
secara teratur
mempertegas kewenangan dan tugas tanggung jawab dari masing masing individu
melalui skema dalam skema tersebut dapat terlihat tugas dan tanggung jawab dari
tanggung jawab antar satu bagian dengan bagian lainnya yang tentunya tidak
RAT
Dewan pengurus
Ketua Badan pengawas
Sekertaris
bendahara
manager
Petugas luar
Anggota
berikut:
pengawas
koperasi
2. Badan pengawas
3. Ketua
lainnya
5. Bendahara
simpan pinjam
periodic
keuangan berjangka
6. Manager
telah dirapatkan
7. Pengawas lapangan
usaha penagihan
penagihan
8. Kasir
9. Juru buku
transaksi
ataupun pinjaman
Piutang merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan baik itu bank
maupun lembaga keuangan lainnya oleh sebab itu kebijakan piutang tentunya
semakin lama periode piutang tentunya semakin besar resiko tidak tertagihnya
sekurang kurangnya dimulai pada saat piutang tersebut belum diberikan seperti
lestari sipatuo mengenai kebijakan piutang yang mereka terapkan selama ini yaitu
kredit macet karena tungakan anggota akan ditanggung bersama agar pembayaran
iuran sesuai dengan tagihan dan tepat waktu. Dan dana yang didapatkan akan
dipenuhi oleh nasabah yaitu mengisi formulir yang telah dipersiapkan koperasi,
kredit lalu membubuhkan tanda tangan masing masing pihak diatas matrai 6000
mudah namun tetap hati hati. Piutang yang diberikan oleh Koperasi Simpan
pinjam lestari sipatuo bergulir atas dasar kepercayaan karna dana pinjaman
diberikan tanpa jaminan apapun hal tersebut menimbulkan dampak resiko piutang
menjadi 5 bagian yaitu L untuk Lancar, DPK untuk Dalam Perhatian Khusus, KL
Sipatuo.
4.1 Tabel Penyaluran Pinjaman Pada Koperasi Simpan Pinjam
Lestari Sipatuo Periode 2017 Sampai Dengan 2020
2017=
2018=
2019=
2018=
2019=
2017 1 1,06
2018 1 1,27
2019 1 1,03
2017 sebesar 1,06 kali dan pada tahun 2018 terjadi peningkatan menjadi 1,27 kali
sumber data yang diperoleh dari Koperasi simpan pinjam Lestari Sipatuo.
4.4 Tabel Penggolongan Kolektibilitas Piutang Selama 3 Tahun
Tahun L DPK KL D M
yang diperoleh dari tahun 2017 sampai dengan 2019 dapat diuraikan sebagai
berikut.
2017=
2018=
2019=
rasio kredit lancar sangat baik mencapai 89,8 sedangkan pada tahun 2018
rasio kredit lancar menurun menjadi 81,5 dan kembali mengalami
2017=
2018=
2019=
2017 rasio kredit dalam perhatian khusus sebesar 4,2% sedangkan pada
tahun 2018 meningkat 2 kali lipat menjadi 8,4% dan kembali meningkat
2017=
2018=
2019=
Besaran rasio kredit kurang lancar pada tahun 2017 cukup bagus
yaitu sebesar 0,9% sedangkan pada tahun 2018 menjadi yang paling
sebesar 3,7 dam kembali menurun pada tahun 2019 menadi 1,3%.
2017=
2018=
2019=
tahun 2017 mencapai 3,3% sedangkan menurun pada tahun 2017 menjadi
2017=
2018=
2019=
Setelah perhitungan rasio kredit diatas maka dapat disusun menjadi tabel rasio
Tahun
Kolektibilitas (%)
Tahun L DPK KL D M
perhitungan yang digunakan yaitu NKK atau Nilai Kolektabilitas Kredit. Berikut
( ) ( ) ( ) ( )
Keterangan
KL : Kurang Lancar
D : Diragukan
M : Macet
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
Berdasarkan perhitungan diatas pada tahun 2018 menunjukkan adanya
7,2%
( ) ( ) ( ) ( )
Setelah diketahui besar rasio NKK dari tahun 2017 sampai dengan
lancar dan macet maka dapat disaikan melalui tabel sebagai berikut:
2017 5,6 % -
periode 2017 sampai dengan 2019 mempunyai rata rata sebesar 6,4 dengan rincian
pada tahun 2017 mencapai 5,6 namun pada tahun 2018 mengalami kenaikan
sebesar 1,8% sehingga menjadi 7,2% dan merupakan tahun dengan NKK tertinggi
meskipun pada tahun 2019 menurun 0,7 dan menjadi 6,5. Besaran angka NKK
dapat dikatakan naik turun namun masih cukup tinggi karena berada diatas 5.
NKK selama tiga tahun terakhir dapat disaikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
4.7 Tabel Hasil Analisa Perputaran Piutang, Kolektibilitas Dan NKK Pada
piutang
L DPK KL D M
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata rata perputaran piutang pada
periode 2017 sampai dengan 2019 mencapai 1,12. Kemudian untuk presentase
rata-rata kolektibilitas untuk kategori lancar pada 3 tahun terakhir sebesar 85,7,
dalam perhatian khusus sebesar 7,3, kurang lancar sebesar 1,9, diragukan sebesar
Hasil perhitungan NKK pada tahun 2017 sebesar 5,6 dan pada tahun 2018
meningkat menjadi 7,2 dan menjadi puncak tertinggi dibandingkan tahun sebelum
dan sesudahnya pada tahun 2019 senilai 6,6. Adapun menurut Bank Indonesia
sipatuo semakin baik begitu pula sebaliknya semakin besar nilai NKK
Perolehan NKK pada tahun 2017 sudah mencapai 5,6 atau dengan
kata lain mempunyai resiko sedang dan pada tahun 2018 mengalami
terlepas dari resiko sedang. Maka dari itu penulis mengambik kesimpulan
dari analisis diatas bahwa NKK periode 2017 sampai dengan 2019 berada
dalam resiko sedang dikarenakan rata rata perolehan NKK sejak tahun
2017 sampai dengan 2019 sebesar 6,4 hal ini menunjukkan bahwa
4.3 Kesimpulan
adalah perjanjian piutang yang menyatakan bahwa anggota dan nasabah saling
bertanggung jawab dalam setiap hutang yang dipinjam dan setiap keputusan
piutang selama 2017 sampai dengan 2019 berada pada presentase rata rata,
yang signifikan namum pada 2019 kolektabilitas piutang lancar naik kembali,
merupakan tahun yang kolektablitas dalam perhatian khusus paling kecil lalu
mengalami kenaikan dua kali lipat pada tahun 2018 lalu naik kembali pada
tahun 2019 dan yang terakhir kolektabilitas kredit macet paling tinggi pada
tahun 2017 dan menurun pada tahun 2018 tapi kembali naik pada tahun 2019
meskipun tidak terlalu besar dengan rata rata NKK atau Nilai Kolektibilitas
Kredit dalam 3 tahun berada pada tingkatan resiko sedang atau moderat
belum cukup baik mengingat rasio NKK masih berada dalam tahap resiko
4.4 Saran
adapun saran yang penulis dapat berikan berdasarkan data dan hasil
kurang baik dan dalam resiko yang sedang sehingga diperlukan adanya
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah dan Panji. 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Bandung: CV. Yrama
Widya.
Rocimah, Siti. 2015. analisis penyaluran kredit pada koperasi simpan pinjam
di wilayah kabupaten banyumas. Fakultas ekonomi universitas
muhammadiya porwokerto.
59
KOPERASI SIMPAN PINJAM LESTARI SIPATUO
NO URAIAN 31 DES 2017 31 DES 2018 31 DES 2019 NO URAIAN 31 DES 2017 31 DES 2018 31 DES 2019
I AKTIVA I KEWAJIBAN
LANCAR 12,057.000 8,421.700 19,500.000 Dana-dana 4,322.000 3,567.250 4,950.000
Kas 6,500.000 12,750.000 15,300.000 Simpanan 600.000 600.000 600,000
Pinjaman 219,700.000 382,750.000 412,800.000 sukarela 4,922.000 4,167.250 5,550.000
karyawan 5,000.000 5,000.000 5,000.000
Pinjaman Hutang 90,000.000 100,000.000 120,000.000
anggota 243,357.000 354,921.700 506,900.000 jangka 164,735.600 263,798.500 365,900.500
Beban panjang
dibayar Pinjaman 254,735.600 363,789.500 485,900.500
II dimuka II pokok ke 3
Modal 15,217.500 11,245.000 18,450.350
85,000.000 73,350.000 65,700.000 penyertaan 26,620.750 19,450.250 28,874.000
9,650.000 9,650.000 9,650.000 8,320.350 12,450.000 10,740.500
73,350.000 65,700.000 56,050.000 620.400 800,000 1,050.000
AKTIVA KEKAYAAN 730.000 730.000 730,000
TETAP Simpanan 7,540.400 7,980.000 11,654.650
Inventaris pokok 59,049.400 52,655.250 71,499.500
Penyusutan Simpanan
inventaris wajib
Nilai buku Cadangan
umum
Cadangan
resiko
Donasi
SHU belum
dibagi