Anda di halaman 1dari 74

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG TERHADAP KOLEKTABILITAS

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM LESTARI SIPATUO

Diajukan oleh:

NEVI PAULA ANGRAENY

4516012021

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar

Sarjana EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisi Kebijakan Piutang Terhadap Kolektibilitas Pada


Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo

Nama Mahasiswa : Nevi Paula Angraeny

Stmbuk/NIM : 416012021

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Manajemen

Tempat penelitian : Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo

Telah Disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Palipada Palisuri.SE M.Si Dr.Miah Said,SE,M.Si

Mengetahui dan Mengesahkan:

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi


Universitas Bosowa manajemen

Dr.A.Arifuddin Mane,SE.,M.Si.,SH.,MH. Indrayani Nur,S.pd.,SE.,M.Si


Tanggal Pengesahan .................................

ii
PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nevi paula angraeny

NIM :4516012021

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Judul :analisis kebijakan piutang terhadap kolektibilitas pada

koperasi simpan pinjam lestari sipatuo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan

hasil penelitian, pemikiran, dan pemaparan asli dari saya adalah karya ilmiah dari

saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam naskah skripsi ini tidak

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu

perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan

dalam sumber kutipan daftar pustaka.

Demikian pernyataan saya ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa

paksaan sama sekali.

Makassar 10 September 2020

Mahasiswa bersangkutan

Nevi Paula Angraeny

iii
ANALYSIS OF ACCOUNTS RECEIVABLE POLICY ON COLLECTABILITY
IN THE LESTARI SIPATUO SAVINGS AND LOAN COOPERATIVE

By:

Nevi paula Angraeny


Prodi Management Faculty Of Economics
Universitas Bosowa
ABSTRACT

Nevi paula Angraeny. 2020. Skripsi. Analysis of Accounts Receivable Policy on


Collectability in the Lestari Sipatuo Savings and Loan Cooperative Under the
guidance of Drs. Palipada Palisuri, S.E, M.Si, and Dr. Miah Said S.E, M.Si.
This study aims to analyze the impact of the accounts receivable policy on
collectability in the Lestari Sipatuo savings and loan cooperative. The analytical
method used is descriptive quantitative using interview and documentation
techniques.
The results showed that the policy analysis on collectability in the Sipatuo
sustainable savings and loan cooperative. Based on the account receivable
benchmark is the account receivable turnover ratio and the benchmark for
collectability is the collectability ratio according to its classification, the
collectability value of the credit is to assess the collectability level. And the
average ratio of accounts receivable turnover during the 2017-2019 period was
1.27%, while the average collectibility ratio was 85.7%, while the credit
collectibility value for the 2017-2019 period was 6.6% which indicates that it is in
a moderate position which means quite good but the effectiveness still needs to be
improved in processing accounts receivable.

Keywords: accounts receivable, and collectability

iv
ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG TERHADAP KOLEKTIBILITAS
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM LESTARI SIPATUO
Oleh:
Nevi Paula Angraeny
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Bosowa
ABSTRAK
Nevi Paula Angraeny. 2020. Skripsi. Analisis Kebijakan Piutang Terhadap
Kolektibilitas Pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo. Dibawah bimbingan
Drs.palipada palisuri, S.E, M.Si dan Dr. Miah said S.E, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari kebijakan piutang
terhadap kolektibilitas pada koperasi simpan pinjam lestari sipatuo. Metode analisis yang
digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
melalui wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis kebijakan piutang terhadap
kolektibilitas pada koperasi simpan pinjam lestari sipatuo. Berdasarkan tolak ukur
kebijakan piutang adalah rasio perputaran piutang dan tolak ukur untuk kolektibilitas
adalah rasio kolektibilitas menurut klasifikasinya,nilai kolektibilitas kredit untuk menilai
tingkat kolektibilitas. Dan rata-rata rasio perputaran piutang selama periode 2017-2019
sebesar 1,27% adapun rata-rata rasio kolektibilitas lancar 85,7 % sedangkan nilai
kolektibilitas kredit periode 2017-2019 sebesar 6,6% yang menunjukkan bahwa berada
dalam posisi sedang yang artinya cukup bagus tapi masih harus ditingkatkan
keefektifannya dalam menggelolah piutang.

Kata kunci : kebijakan piutang, dan kolektibilitas

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang maha esa yang senantiasa melimpahkan berkat dan

kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul analisis

kebijakan piutang terhadap kolektabilitas koperasi. Dengan tepat pada waktunya.

Adapun penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa.

Penulis memahami bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki kekurangan

dan keterbatasan dalam segala hal. oleh sebab itu penulis menerima kritikan

kontrukif dari para pembaca guna penyempurnaan isi maupun teknik penulisan

skripsi yang baik dan benar.

Dalam penulisan skripsi ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada banyak pihak yang telah membantu demi terwujudnya skripsi ini terutama

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Saleh Pallu, M.Eng. selaku Rektor Universitas

Bosowa Makassar

2. Bapak Dr.H.A. Arifuddin Mane, SE., M.Si., SH., MH selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa Makassar.

3. Ibu Dr.HJ. Herminawati Abu Bakar, SE., MM selaku Wakil Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa

4. Ibu Indrayani Nur, S.Pd., SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa

vi
5. Kepada bapak Drs.Palipada Palisuri.SE M.Si dan ibu Dr.Miah

Said,SE,M.Si sebagai dosen pembimbing atas waktu yang telah

diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi dan memberi bantuan

literatur, serta diskusi- diskusi yang telah dilakukan dengan penulis

6. Seluruh Dosen Universitas Bosowa yang telah memberikan ilmu dan

pendidikannya kepada penulis sehingga wawasan penulis bias bertambah.

Beserta seluruh Staf Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa, terima kasih

atas bantuannya dalam pengurusan administrasi

7. Kepada ibuku dan bapakku tersayang terimakasih sudah memberikan

kasih sayang dan dukungan serta doa untuk ananda tercinta dari kecil

hingga bisa mencapai seperti sekarang.

8. Kaka Adeputra Budiman Pualilin tersayang yang sudah mau

mengorbankan waktu dan tenanganya terimakasih sudah menemani

penulis bahkan diwaktu tersulit.

9. Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo yang sudah mau menerima

penulis untuk melakukan penetian terimakasih sudah memberi penulis data

data yang dibutuhkan dan juga memberi pengalaman yang tidak ternilai

10. Kepada mama dan bapak serta kak rian dan kak maya serta seluruh

keluarga besarku terimakasih karena terus mendukung dan mendoakan

penulis.

11. Meliany prisilia sahabatku terimakasih karena telah membantu penulis

baik dalam penulisan ini dan dalam kehidupan sehari hari.

vii
12. Teman-temanku manajemen A 2016 kalian begitu luar biasa terimakasih

karna sudah memberi kenangan kenangan indah selama ini.

13. Seluruh pihak yang membantu penulis yang penulis sendiri tidak mampu

ungkapkan satu persatu penulis ucapkan terimakasih

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan

keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis selalu berusaha

memperbaiki diri lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga kiranya skripsi ini dapat

bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya

Makassar 09, September 2020

penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

PERNYATAAN KEORISINILAN ............................................................... iii

ABSTRACT ..................................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.4.Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSRAKA ................................................................... 5

2.1.Kerangka Teori..................................................................................... 5

2.1.1. Manajemen Keuangan .............................................................. 5

2.1.2. Pengertian Koperasi ................................................................ 6

2.1.3. Piutang...................................................................................... 15

ix
2.1.4. Klasifikasi Piutang ................................................................... 17

2.1.5. Kebijakan Piutang .................................................................... 19

2.1.6. Prosedur Pemberian Kredit ...................................................... 22

2.1.7. Unsur-Unsur Pemberian Kresit ................................................ 26

2.1.8. Kolektibilitas ............................................................................ 28

2.1.9. Hubungan Kebijakan Piutang Dengan Kolektibilitas .............. 29

2.2.Kerangka Pikir ..................................................................................... 30

2.3.Hipotesis ............................................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 33

3.2. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 33

3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 33

3.4. Metode Analisis Data .......................................................................... 34

3.5. Definisi Operasional............................................................................ 36

BAB HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 37

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 37

4.1.1. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo ........ 37

4.1.2. Visi Dan Misi Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo ........... 38

4.1.3. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo . 38

4.2. Deskrpsi Data ...................................................................................... 43

x
4.3. Analisa Data ........................................................................................ 45

4.3.1.Analisa Kebijakan Piutang .......................................................... 45

4.3.2 Penggolongan Kolektibilitas Piutang .......................................... 47

4.3.3. perhitungan nilai kolektibilitas kredit ........................................ 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 56

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 56

5.2. Saran.................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59

LAMPIRAN .................................................................................................... 60

xi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir ................................................................................. 31

4.1 Struktur Organisasi............................................................................. 39

xii
DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Penyaluran Pinjaman Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo Periode

2017-2019 ................................................................................................... 45

4.2 Tabel Kolektibilitas Berdasarkan Saldo Pinjaman Pada Koperasi Simpan

Pinjam Lestari Sipatuo ................................................................................ 45

4.3 Tabel Tingkat Perputaran Piutang Pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari

Sipatuo Selama 3 Tahun Terakhir .............................................................. 47

4.4 Tabel Penggolongan Kolektibilitas Piutang 3 Tahun Terakhir ................. 48

4.5 Tabel Rasio Kolektibilitas Piutang Terhadap Total Piutang Selama 3 Tahun

Terakhir ...................................................................................................... 51

4.6 Tabel Hasil Perhitungan Rasio Nkk Pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari

Sipatuo......................................................................................................... 53

4.7 Tabel Hasil Analisa Perputaran Piutang, Kolektibilitas Dan NKK Pada

Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo .................................................. 54

xiii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di masa sekarang koperasi mengemban peran penting dalam kehidupan

perekonomian masyarakat Indonesia seperti yang tercantum dalam Pasal 33 Ayat

1 Undang- Undang Dasar 1945 yang berbunyi, “Perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” koperasi merupakan satu -

satunya bentuk usaha yang memiliki sifat sifat yang sepadan dengan karakter dan

jiwa bahu- membahu Indonesia dan paling sesuai dengan demokrasi

perekonomian indonesia. Koperasi hadir untuk membantu meringankan persoalan

yang sangat beragam ditengah masyarakat Indonesia Nilai nilai yang tercantum

pada koperasi menjadi kekebalan tersendiri untuk mampu berdampingan dengan

para pelaku ekonomi lainnya.

Sejalan dengan makin berkembangnya pembangunan di Indonesia

koperasi di Indonesia juga mengalami Perkembangan dan tentunya t tidak terlepas

dari kolaborasi dari berbagai pihak. Sebagai badan usaha atau institusi bisnis

yang dikelolah atas asas kekeluargaan, koperasi harus berpegang teguh pada

prinsip pengelolaan yang sehat, terbuka, bertanggung jawab, jujur dalam

pencapaian tujuan bersama.

Hadirnya koperasi di Indonesia sebagai wadah yang menyediakan modal

bagi masyarakat untuk membuka lapangan kerja secara tidak langsung hal

tersebut mendorong masyarakat Indonesia untuk menjadi masyarakat yang


2

mandiri. Koperasi diharapkan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan bersama

dan juga mendorong semangat ekonomi ditengah masyarakat Indonesia.

Ditengah banyaknya koperasi dan organisasi ekonomi lainnya yang

muncul memicu adanya persaingan bisnis yang cukup ketat koperasi diharuskan

untuk mendapatkan posisi pasar. Hal tersebut membuat koperasi harus membuat

strategi dalam menghadapi persaingan baik antar koperasi dan juga antar

organisasi keuangan lainnya oleh karena itu pengeluaran kebijakan yang

dilakukan oleh koperasi tentunya memerlukan pemikiran yang matang dibarengi

analisa yang baik terutama hal yang menyangkut piutang sehingga kebijakan

yang akan dikeluarkan tersebut bisa berdampak langsung pada jalannya prosedur

piutang, penagihan piutang dan prosedur pemberian kredit dan lainnya

Dan apabila hal yang tidak diinginkan terjadi seperti piutang susah tertagih

sehingga mengakibatkan adanya penghambatan kelancaran oprasional akibatnya

dalam kehidupan praktik tidak sedikit koperasi yang tutup karena banyaknya

jumlah kredit bermasalah. Dalam mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukannya

pengelolaan kebijakan piutang dengan baik dan benar sehingga meminimalkan

resiko yang akan dihadapi oleh koperasi. Oleh karena itu diperlukan kebijakan

piutang yang baik.

Kolektibilitas merupakan kesanggupan nasabah mengembalikan pokok

pinjaman beserta bunganya. Kolektabilitas dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu

kolektibilitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, macet.

Kebijakan piutang yang baik diharapkan mampu menyusutkan kredit bermasalah


3

dan berdampak efektif terhadap pengembalian piutang yang telah diberikan.

Penerapan kebijakan piutang dan kolektibilitas piutang yang baik sangat

berdampak pada tujuan yaitu laba atau keuntungan dan juga menjaga

kelangsungan hidup koperasi.

Pelaksanaan kebijakan piutang secara baik juga harus dilakukan

mengingat bahwa piutang merupakan aktiva lancar yang gampang diselewengkan

dan sering kali lewat dari waktu yang ditentukan sehingga harus dilakukan

kegiatan penagihan sesuai dengan kebijakan piutang yang telah ditetapkan bahkan

jikalau harus melakukan penghapus piutang tak tertagih.

Dengan adanya permasalahan tersebut penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan tersebut dengan judul “Analisis Kebijakan Piutang Terhadap

Kolektibilitas Pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah diuraikan , maka yang

menjadi perumusan masalah sehubungan judul tersebut apakah berpengaruh

positif singifikan kebijakan piutang terhadap kolektibilitas pada Koperasi Simpan

Pinjam Lestari Sipatuo


4

1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui apakah kebijakan piutang mempengaruhi kolektibilitas

pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo

2. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan piutang terhadap kolektibilitas

pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo

1.4 Manfaat Penelitian

a) Bagi Peneliti

Untuk mengetahui dan mengambangkan pengetahuan mengenai kebijakan

piutang berpengaruh terhadap kolektibilitas.

b) Bagi Koperasi

Sebagai bahan pertimbangan atau masukan yang berkaitan dengan

kebijakan piutang berpengaruh terhadap kolektibilitas .

c) Bagi Peneliti Lainnya

Menjadi bahan masukan dan sumber informasi yang akan melakukan

penelitian serupa dikemudian hari.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Terori

2.1.1 Manajemen Keuangan

Definisi manajemen keuangan adalah suatu proses atau aktivitas keuangan

disuatu organisasi, dimana didalamnya terdapat perencanaan, analisis dan

pengendalian terhadap keuangan.

Manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang

berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, dan mengelola aset sesuai

tujuan perusahaan secara menyeluruh (Martono dan Harjito, 2008).

Menurut Sudana (2011) Manajemen keuangan merupakan bidang

keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam suatu organisasi

perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan

keputusan dan pengelolaan sumber daya yang tepat. Manajemen keuangan

merupakan manajamen fungsi keuangan yang terdiri atas keputusan investasi,

pendanaan, dan keputusan pengelolaan asset.

Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi manajemen keuangan disebuah organisasi terbagai menjadi 3

fungsi utama, yaitu:

1. Keputusan investasi

Keputusan investasi adalah keputusan yang berhubungan langsung

dengan aktiva yang akan dikelola oleh organisasi. Keputusan ini

merupakan langkah terpenting dalam suatu organisasi karena


berhubungan langsung dengan banyaknya laba investasi yang akan

didapatkan oleh organisasi dan aliran kas kedepannya.

2. Keputusan pendanaan

Keputusan pendanaan adalah merupakan langkah manajemen

keuangan dalam melakukan penilaian dan analsis yang matang perpaduan

antara sumber-sumber dana yang paling cermat bagi perusahaan untuk

mendanai kepentingan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya.

3. Keputusan pengelolaan aktiva

Apabila aktiva telah diperoleh dengan baik maka diperlukan juga

manajemen yang baik maka dari itu andil manajer sangat penting dalam

sebuah organisasi atau perusahaan. Tanggung jawab menuntut manajer

keuangan harus lebih memberikan perhatian pada aktiva lancar

dibandingkan aktiva tetap.

Tujuan Manajemen Keuangan

Adapun target manajemen keuangan disuatu perusahaan atau organisasi

adalah untuk mengoptimalkan profit atau keuntungan dan menekan biaya yang

akan dikeluarkan oleh perusahaan atau organisasi dengan cara mengambil

langkah- langkah terbaik yang nantinya bermanfaat untuk perkembangan

perusahaan atau organisasi kedepannya.

2.1.2 Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata “cooperation” yang artinya kerjasama. Definisi

koperasi menurut UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992 yaitu

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan


hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Dari pengertian tersebut berisikan makna bahwa koperasi adalah suatu

badan hukum yang membantu kegiatan ekonomi masyarakat menengah kebawah

dengan berdasarkan kepada demokrasi dan pancasila untuk kesejahteraan

anggotanya.

Jadi koperasi adalah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan

pinjam yang dimiliki dan di kelola anggotanya yang bertujuan untuk

mensejahterakan keseluruhan anggotanya. Untuk mencapai target koperasi harus

merealisasikan aturan mengenai peran pengurus, manajer dan yang paling penting

adalah rapat anggota, masing masing memiliki kapasitas yang berbeda seperti

halnya pengurus yang berfungsi sebagai pemberi petunjuk dan nasehat agar

kesinambungan koperasi terjaga. Akan tetapi untuk menggapai tujuan rapat

anggota memiliki kedudukan paling tinggi dalam organisasi koperasi seperti

halnya yang telah ditetapkan pada pasal 32 sampai 47 UU no.17 tahun 2012.

Menurut Undang-Undang no 17 tahun 2012, koperasi simpan pinjam

memiliki 3 prinsip utama :

1. swadaya

Pengertian koperasi swadaya adalah memiliki prinsip bahwa tabungan

hanya diperoleh dari anggotanya

2. setia kawan

Pengertian koperasi setia kawan adalah memiliki prinsip bahwa pinjaman

hanya diberikan kepada anggota


3. pendidikan dan penyadaran

pengertian koperasi pendidikan dan penyadaran adalah memiliki prinsip bahwa

hanya yang berwatak baik yang dapat diberikan pinjaman

Peranan Koperasi

Dalam kegiatannya koperasi tidak hanya mengandalkan prestasi individu

dalam mencapai tujuan melaikan melibatkan keseluruhan anggota dalam

muwujudkan tujuan koperasi tersebut. Pencapaian peningkatan kesejahteraan

adalah tujuan bersama serta merupa tanggung jawab sosial dan moril. Adapun

peranan koperasi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mendukung anggota untuk menambah pendapatan

Sisa hasil usaha (SHU) yang didapatkan oleh koperasi merupakan

hak bagi untuk anggota. Besar kecilnya yang nantinya akan didapatkan

oleh anggota tergantung sebesar apa jasa seorang anggota tersebut

dalam koperasi.

2. Menciptakan serta memperluas kesempatan kerja

Dalam upaya mencapai target tersebut koperasi berupaya

melakukan kegiatan sesuai dengan jenis koperasi misalnya dibidang

pertanian, kerajinan dan pertokoan. Terbentuknya koperasi

memberikan peluang kepada tenaga kerja dan menampung sumber

daya masyarakat.

3. Menyatukan dan mengembangkan daya bisnis perseorangan atau

masyarakat
Koperasi menjadi kekuatan tersendiri dalam mencapai tujuan

bersama. Contoh koperasi pertanian melaksanakan aktivitas usahanya

bisa mengambungkan usaha para petani untuk memenuhi

kebutuhannya seperti upaya pengadaan bibit, pupuk dan alat

pertaniaan lainnya.

4. Ikut dalam mencerdaskan bangsa

Koperasi tidak hanya berkecimpung dalam hal materil semata

namun juga koperasi menyediakan aktivitas pendidikan dalam hal ini

berupa pelatihan untuk anggotanya misalnya pelatihan keterampilan

bahkan manajemen hal tersebut menjadikan koperasi ikut andil dalam

memcerdaskan bangsa

5. Membangun kehidupan ekonomi menurut demokrasi

Dalam setiap pengambilan keputusan dan kegiatan koperasi bukan

berbuat atas tuntutan pengurus melainkan hasil keputusan lewat

musyawarah bersama hal tersebut merupakan pengambaran praktik

demokrasi ekonomi.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, Pasal 4, Peran dan

Fungsi Koperasi adalah:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.


3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya.

Jenis-Jenis Koperasi

Jenis koperasi terbagi menjadi tiga yaitu dilihat dari jenis usaha jenis berdasarkan

tingkatannya dan jenis keanggotaannya.

Ditinjau dari jenis usaha koperasi terbagi menjadi 4 yaitu:

1. Koperasi Produsen

Koperasi Produsen adalah koperasi yang pelayanannya

bergerak pada bidang pengadaan barang produksi. Pada

umumnya koperasi produsen beranggotakan para pengusaha

kecil (UMKM = Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dengan

melaksanakan kegiatan pengadaan bahan baku dan membantu

bagi anggotanya yang membutuhkan.

2. Koperasi Konsumen

Koperasi Konsumen adalah koperasi yang menyediakan

barang kebutuhan sehari-hari. Kegiatan pokok koperasi

konsumen adalah membeli kemudian menjual kembali barang

atau jasa, sehingga koperasi disini berperan sebagai wadah

distribusi bagi produsen dan konsumen.

3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit adalah

koperasi yang mempunyai pokok yaitu usaha simpan pinjam


yang melayani anggotanya dan masyarakat. Usaha koperasi

simpan pinjam bertujuan untuk membantu anggotanya dan

masyarakat dengan memberikan pinjaman dengan bunga kecil.

Uang pinjaman yang diberikan oleh koperasi diharapkan dapat

digunakan guna usaha yang berguna bagi kesejahteraan

anggotanya.

4. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa adalah koperasi yang mengadakan usaha

yang beroperasi di bidang jasa. Contoh dari jenis koperasi ini

adalah koperasi angkutan, dan koperasi listrik.

Adapun jenis koperasi yang ditinjau dari tingkatannya dibagi menjadi 2

yaitu:

1. Koperasi Primer

Koperasi Primer adalah jenis koperasi yang anggotanya

terdiri dari sedikitnya 20 orang. Selain harus memenuhi

ketentuan mengenai anggaran dasar, dalam koperasi primer

masing-masing anggota juga harus mempunyai target yang

sama.
2. Koperasi Sekunder

Koperasi Sekunder adalah jenis koperasi yang anggotanya

terdiri dari perkumpulan badan-badan koperasi primer serta

memiliki linkup daerah kerja yang lebih luas. Sama seperti

koperasi primer dimana setiap anggota harus memiliki target

yang sama, settiap koperasi juga harus memiliki kepentingan

dan target yang sama pula. Dengan begitu, kegiatan yang

dilakukan akan bisa lebih efisien.

Koperasi sekunder dapat dibagi lagi menjadi beberapa

jenis, yaitu koperasi pusat (beranggotakan paling sedikit 5

koperasi primer); Gabungan Koperasi (anggotanya minimal 3

koperasi pusat); Induk koperasi (minimum anggotanya adalah 3

gabungan koperasi).

Adapun jenis koperasi menurut keanggotaannya

1. Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi Unit Desa yaitu koperasi yang mempunyai

anggota masyarakat pedesaan setempat. Koperasi ini hadir

guna mendukung kehidupan masyarakat pedesaan umumnya

bergerak dalam pertanian oleh sebab itu kegiatan KUD

umumnya bersifat seperti pengadaan pupuk, alat pertanian dan

memberi penyuluhan tentang pertanian


2. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

KPRI merupakan Koperasi yang beranggotakan

pegawai negeri. Awalnya koperasi ini bernama Koperasi

Pegawai Negeri( KPN). Koperasi ini bisa didirikan

dilingkup departemen maupun instansi yang tentunya

mempunyai target untuk meninggkatkan kesejahteraan

setiap pegawai.

3. Koperasi sekolah

Koperasi sekolah tentunya beranggotakan siswa,

guru, serta karyawan . koperasi ini berkecimpung dalam

kegiatan usaha seperti mengadakan kebutuhan baik siswa

guru maupun karyawan misalnya buku, alat tulis dan

bahkan makanan. Hadirnya koperasi di sekolah tidak hanya

sebagai kegiatan ekonomi semata tetapi menjadi media

pembelajaran untuk siswa tentang keorganisasian,

kepemimpinan serta kejujuran.

Keanggotaan koperasi

Anggota koperasi adalah yang empunya sekaligus pengguna jasa koperasi.

Maju atau tidaknya koperasi bergantung kepada anggota dan anggota koperasi

dapat berkembang apabila terjadinya hubungan yang baik antara pengurus dan

anggota berlandaskan kepentingan untuk memajukan koperasi. Adapun syarat

syarat menjadi anggota koperasi sebagai berikut:

1. Merupakan warga Negara Indonesia


2. Mau mematuhi anggaran dasar anggaran rumah tangga

3. Mau menaati peraturan yang ada

4. Berkeinginan memajukan koperasi

5. Tidak ada paksaan dari siapapun

Keanggotaan dapat berakhir apabila

1. Meninggal dunia

2. Mengundurkan diri

3. Berlawanan dengan tujuan koperasi

4. Selalu berdampak buruk atau merugikan koperasi

5. Diberhentikan oleh pengurus sebab melanggar peraturan

Kewajiban anggota

1. Menaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

2. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi

3. Membayar simpanan pokok serta simpanan wajib

4. Menjaga keharmonisan hubungan antar sesame anggota berlandaskan

asas kekeluargaan

5. Menaati serta menjalankan hasil keputusan rapat anggota dan rapat

pengurus

Hak anggota

1. Hadir serta turut andil dalam menyatakan pendapat dalam

2. Memilih serta dipilih menjadi pengurus maupun pengawas

3. Dapat menyampaikan pendapat kepada pengurus


4. Mendapatkan laporan perihal perkembangan koperasi sesuai anggaran

dasar

5. Menggunakan koperasi serta pelayanan yang sama dengan anggota

lainnya

2.1.3 Piutang

Menurut Margaretha (2011:52) Piutang adalah aset yang timbul sebagai

akibat dari penjualan secara kredit. Tujuan perusahaan melakukan penjualan

secara kredit untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan laba, dan menghadapi

pesaing.

Menurut Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan piutang yaitu :

“piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-

kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan.

Kelonggaran- kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk

memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan

barang atau jasa yang dilakukan”

dalam siklus kegiatan perusahaan. Dalam kamus istilah akuntansi

(2003:328) mendefinisikan bahwa piutang adalah tuntutan terhadap pelanggan

dan yang lainnya untuk uang, barang, atau pelayanan.

Piutang merupakan salah satu bagian dari aktiva lancar. Piutang biasanya

muncul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit atau karena adanya

penangguhan pembayaran oleh pelanggan, dan menerima janji bahwa pelanggan

akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa
yang akan datang, piutang ini nantinya akan menjadi kas apabila telah jatuh tempo

dan dilakukan penagihan.

Semakin banyak penjualan barang atau jasa secara kredit maka semakin

besar jumlah piutang yang akan menyebabkan jumlah kas yang tertanam dalam

piutang tersebut. Piutang yang terlalu besar dapat mengamcam kelangsungan

hidup perusahaan, hal ini disebabkan karena timbulnya resiko yang harus dihadapi

perusahaan yaitu kegagalan dalam penagihan, piutang juga merupakan bagian

modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam

rantai perputaran modal kerja. Semakin besar jumlah penjualan barang atau jasa

secara kredit maka semakin besar jumlah piutang yang akan menyebabkan jumlah

kas yang tertanam dalam piutang tersebut menjadi lebih besar.

Perusahan yang memberikan masa waktu kredit yang lama memiliki

kecendrungan untuk memilikin piutang usaha yang cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang memberikan masa waktu kredit yang

pendek. Hal tersebut menjadikan pentingnya menagih secepat mungkin. Kas yang

didapatkan dari hasil penagihan piutang nantinya yang akan meninggkatkan

pendapatandan secara otomatis mengurangi resiko kerugian dari piutang

bermasalah.

Tujuan Kredit

Adapun tujuan pokok pemberian kredit sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan

Pemberian kredit tentunya menargetkan hasil berupa keuntungan.

Hasil tersebut berupa bunga atau biaya administrasi kredit.


2. Menolong usaha nasabah

Demi menolong usaha nasabah yang sedang membutuhkan dana baik

diperuntukan investasi atau modal kerja.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah jika jumlah penyaluran kredit semakin besar yang

diberikan oleh perusahaan atau perbankan maka semakin bagus,

sejalan dengan semakin banyaknya jumlah kredit berarti berdampak

pada majunya pembangunan

2.1.4 Klasifikasi Piutang

Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat ditransformasi

menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun . Piutang pada umumnya muncul

karena hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu piutang juga dapat

ditimbulkan dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok penjualan.

1. Piutang Usaha ( Accounts Receivable)

Yaitu jumlah yang akan ditagihdari pelanggan sebagai akibat dari

penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal

disebelah debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva.

2. Piutang Wesel (Notes Receivable)

Yaitu tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel disini

adalah pihak yang telah berutang kepada perusahaan baik melalui pembelian

barang atau jasa secara kredit maupun melalui peminjaman sejumlah uang.
3. Piutang lain-lain (Other Receivable)

Yaitu piutang diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah dalam

neraca. Contohnya adalah piutang bunga, piutang deviden (tagihan kepada

investor sebagai hasil dari invertasi), piutang pajak (tagihan perusahaan

kepada pemerintah berupa retitusi atau pengembalian atas kelebihan

pembayaran pajak), dan tagihan kepada karyawan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan

sejumlah tagihan yang diterima oleh perusahaan dalam bentuk kas dari pihak

lain, piutang terdiri dari piutang usaha yang timbul dari penjualan barang atau

jasa secara kredit, piutang wesel dan piutang lain-lain.

Penggolongan piutang berdasarkan umur piutang dapat digolongkan ke dalam

Jenis, yaitu:

1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam waktu

satu tahun atau siklus usaha normal.

2. Piutang tidak lancar adalah tagihan / piutang yang tidak dapat ditagih

dalam jangka waktu satu tahun.

3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih

lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian / bangkrut (tidak

tertagih).

4. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya

Jenis-jenis kredit dilihat dari sudut pandang tujuannya dibedanya menjadi 3

sebagai berikut:
1. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk menunjang peningkatan usaha, baik

itu investasi ataupun produksi. Kredit tersebut diberikan guna

menghasilkan baik barang ataupun jasa. Seperti kredit pertanian akan

menghasilkan produk penunjang pertanian.

2. Kredit konsumtif

Kredit yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari secara pribadi.

Dalam hal ini tidak ada barang ataupun jasa yang dihasilkan. Seperti kredit

kendaraan dan kredit perumahan.

3. Kredit perdagangan

Kredit yang dipakai untuk perdagangan umumnya untuk membeli

barang dagangan yang pelunasannya dari hasil penjualan barang tersebut.

Kredit ini umumnya diberikan kepada supplier atau agen-agen besar yang

akan membeli dalam jumlah besar.

2.1.5 Kebijakan Piutang

Pemberian kredit yang pada akhirnya menimbulkan hak penagihan atau

piutang kepada anggota, sangat erat kaitannya dengan kebijakan piutang yang

diberikan. Selain itu pengumpulan piutang juga sering tidak tepat pada waktu.

Dengan demikian dibutuhkan kebijaksaan pengumpulan piutang yang diatur

dengan cara seefisien mungkin.

Kebijaksanaan penagihan atau pengumpulan piutang merupakan usaha

yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mengumpulkan piutang atas


penjualan kredit yang diberikannya dalam waktu yang singkat (Syahyunan, 2005 :

66).

Kebijakan piutang merupakan prosedur yang harus diikuti dalam

mengumpulkan piutang-piutang bilamana sudah jatuh tempo, dan keefektifan

kebijaksanaan tersebut tergantung kepada jumlah piutang tak tertagih yang ada.

Semakin kecil jumlah piutang tak tertagih, maka kebijakan pengumpulan piutang

semakin efektif dan sebaliknya. Nama kerugian piutang tersebut tidak semata-

mata hanya tergantung oleh kebijaksanaan pengumpulan piutang saja, namun juga

kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan.

Didalam pengumpulan piutang perusahaan harus berhati hati agar tidak

terlalu agresif dalam usaha menangih dari para pelanggan. Bilamana langganan

tidak dapat membayar tepat pada waktunya maka sebaiknya perusahaan

menunggu sampai jangka waktu tertentu yang dianggap wajar sebelum

menerapkan prosedur-prosedur penagihan piutang yang sudah ditetapkan.

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam pengumpulan piutangnya secara

aktif maupun pasif dengan terlebih dahulu melihat latar belakang kemampuan

finansial pelanggan yang diberikan kredit, sehingga dapat diputuskan cara

penagihan yang tepat (Syamsuddin, 2000 : 272).

Dalam pengumpulan piutang memungkinkan bertambahnya pengeluaran-

pengeluaran untuk mengumpulkan piutang dan diharapkan dapat menurunkan

kerugian piutang dan lama rata-rata pengumpulan piutang. Kelemahan dalam

strategi ini disamping memerlukan biaya pengumpulan piutang yang besar, tetapi

juga dapat mengakibatkan turunnya volume penjualan.


Berikut beberapa teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan

oleh koperasi bilamana anggota belum membayar sampai dengan waktu yang

ditentukan:

1. Melalui surat

Pada saat waktu pembayaran hutang dari konsumen sudah lewat

beberapa hari tetapi belum juga dilakukan pembayaran, maka koperasi

dapat mengirimkan surat dengan maksud “mengingatkan” langganan

tersebut bahwa hutangnya sudah jatuh tempo. Apabila hutang tersebut

belum juga dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan, maka dapat

dikirimkan surat kedua yang nadanya lebih keras.

2. Melalui telepon

Apabila setelah dikirimkan surat teguran ternyata hutang-hutang

tersebut belum juga dibayar, maka bagian kredit dapat menelepon

langganan dan secara pribadi memintanya untuk segera melakukan

pembayaran. Kalau dari hasil pembicaraan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan yang dapat diterima maka mungkin

perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai suatu jangka waktu

tertentu.

3. Kunjungan Personal

Teknik penagihan piutang dengan jalan melakukan kunjungan

personal atau pribadi ke tempat langganan sering kali digunakan karena

dirasakan sangat efektif dalam usaha penagihan piutang.

4. Tindakan Yuridis
Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar hutang-

hutangnya makan perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan

hukum dengan mengajikan gugatan perdata melalui pengadilan.

2.1.6 Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur merupakan langkah yang harus dilewati demi memperoleh suatu

tujuan tertentu. Karakteristik prosedur adalah sebagai berikut:

1. Prosedur membantu tercapainya target perusahaan

2. Prosedur dapat membentuk terciptanya pengawasan yang baik dan

yang menghabiskan biaya sekecil mungkin

3. Prosedur menandakan langkah langkah logis dan mudah

4. Prosedur menunjukkan adanya penentuan keputusan dan tanggung

jawab

5. Prosedur mampu menghilangkan hambatan dan keterlambatan

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik prosedur mampu membantu

tercapainya target, menciptakan pengawasan, menandakan langkah yang

mudah, menunjukkan adanya penentuan keputusan dan tanggung jawab

serta mampu menghilangkan hambatan dan keterlambatan.

Menurut M.Tohar (2004) urutan kegiatan dalam penyaluran kredit adalah

sebagai berikut :

1. Permohonan kredit

Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan

kredit, antara lain:


a) Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman

yang telah tersedia.

b) Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam

pengisian formulir.

c) Proses permohonan diteruskan untuk diproses.

2. Evaluasi atau analisis kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai

sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan

menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman

tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman

adalah sebagai berikut :

a) Melakukan interview pada calon peminjam

Tujuan dari interview atau tanya jawab ini adalah:

1) Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai

kegiatan usahanya.

2) Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima.

3) Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon

peminjam.

4) Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang

kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.

b) Melaksanakan survei

Survei dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak

tentang:
1) Reputasi dan kondisi calon peminjam

2) Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain dan

kondisinya sampai saat ini.

3) Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga.

c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar

benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana

perkembangannya.

3. Keputusan pinjaman

a) Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus

koperasi.

b) Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan

bahan pertimbangan sebagai berikut:

1) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari pengurus

kelompok.

2) Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut

calon peminjam.

c) Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang memuat:

1) Jumlah pinjaman yang di setujui

2) Penggunaan pinjaman

3) Besarnya bunga pinjaman

4) Tanggal jatuh tempo pinjaman

5) Jaminan pinjaman
d) Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan

pinjam koperasiyang bersangkutan.

4. Perjanjian pinjaman

Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :

a) Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum

kredit di cairkan.

b) Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah adanya

keputusanpinjaman dari hasil evaluasi.

c) Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat perjanjian

pinjamandan surat kuasa menjual memindah hak.

d) Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi .

e) Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.

f) Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.

5. Pencairan pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan-

ketentuan di penuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi

rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir

sedangkan kopiannya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan secara tunai

dan tidak di benarkan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan

pencairannya di usahakan secara bertahap, hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

Jadi prosedur peminjaman kredit pada koperasi adalah rangkaian

kegiatan yang harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari


saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Manfaat

prosedur pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih

baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan

yang timbul dalam permohonan kredit dan untuk mengusahakan pemberian

kredit dalam waktu relatif singkat.

2.1.4 Unsur Unsur Pemberian Kredit

Adapun unsur-unsur yang tercantum dalam pemberian suatu pinaman

menurut Kasmir (2010 : 75), adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Adanya suatu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang akan

diberikan tersebut benar-benar akan diterima kembali di masa yang

akandatang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum dana

dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam

tentang nasabah untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam

membayar kredit yang disalurkan.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang

ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan nasabah.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka

waktu

4. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya

provisi dan komisi, serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan

utama bank.

5. Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu resiko kerugian

yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal

mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja

yaitu akibat terjadinya musibah atau bencana alam. Semua resiko ini menjadi

tanggungan koperasi.

Syarat-syarat calon nasabah

Dalam usaha menekan resiko yang nantinya akan timbul maka calon

nasabah diharuskan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan seperti:

1. Anggota atau calon nasabah berdomisili diwilayah yang dapat

dijangkau oleh perusahaan atau koperasi yang bersangkutan.

2. Mempunyai pekerjaan tetap atau usaha

3. Tidak mempunyai tunggakan kredit bermasalah dengan pihak

manapun

4. Tidak pernah terlibat tindak pidana

5. Memiliki karakter dan moral yang baik


2.1.8 Kolektibilitas

Istilah kolektibilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu “collectible”, artinya

“yang dapat ditagih”. Jadi kolektibilitas adalah piutang yang dapat ditagih oleh

perusahaan kepada pembeli sebagai akibat dari transaksi penjualan secara kredit.

Menurut Ketentuan Bank Indonesia, Kolektibilitas atau collectibility

adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh

nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan

dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.

Menurut rahman (1998: 120), kredit bermasalah dengan kolektibilitas

macet ditambah kredit-kredit yang memiliki kolektibilitas diragukan memiliki

potensi menjadi macet.

Kas yang diperoleh dari penagihan piutang yang akan meningkatkan

pendapatan dengan mengurangi resiko piutang tak tertagih. Pembayaran angsuran

kredit dikenakan pembebanan besarnya suku bunga kredit. Pembebanan

maksudnya metode perhitungan yang akan digunakan sehingga mempengaruhi

jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang dibayar akan mempengaruhi

jumlah angsuran perbulannya oleh anggota.

Kolektibilitas digolongkan berdasarkan kategori tertentu guna

mempermudah menilai kelancaran pembayaran kembali oleh debitur.

1. kredit lancar. Yaitu kredit yang tidak mengalami masalah dengan

tunggakan diselesaikan secara baik oleh nasabah.


2. kredit dalam perhatian khusus. Yaitu kredit yang dalam 1 sampai 2 bulan

mulai mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan pembayaran pokok

dan bunga,

3. kredit tidak lancar. Yaitu kredit yang 3 atau 6 bulan mengalami ketidak

lancaran pembayaran bunga dan pokoknya dan dilakukan upaya penagihan

tapi hasilnya tetap kurang baik.

4. kredit diragukan. Yaitu kredit yang pernah mengalami keterlambatan

pembayaran dan telah jatuh tempo belum juga dapat terselesaikan.

5. kredit macet. Yaitu kredit yang sudah jatuh tempo kurang lebih 12 bulan

dan belum dibayarkan meskipun usaha penagihan sudah dilakukan tapi

tidak membuahkan hasil.

2.1.9 Hubungan Kebijakan Piutang Dengan Kolektibilitas

Permasalahan umum yang sering dialami oleh koperasi dan perusahaan

yaitu penagihan piutang telah diberikan dan telah jatuh tempo tidak selamanya

dapat terselesaikan dengan baik. Jika hal tersebut terus terjadi dan terus

menerus maka akan berdampak bagi modal koperasi atau perusahan menjadi

semakin kecil. Oleh sebab itu diperlukan perhatian dan penanganan yang serius

mengenai piutang agar dapat memperkecil resiko yang akan ditimbulkan bagi

koperasi maupun perusahaan. Untuk itu pemimpin berperan besar dalam

menggarap upaya penagihan piutang supaya tidak memperlambat perputaran

piutang dan operasi koperasi atau perusahaan. Demi mencegah terjadinya

piutang bermasalah koperasi atau perusahaan tersebut harus menentukan

kebijakan piutang dan menyurvei kemampuan calon nasabahnya.


Maksud dari dikeluarkannya kebijakan piutang tersebut adalah untuk

mengelola serta mengorganisir piutang yang dikeluarkan agar dapat ditagih

sehingga dapat menjadi kas yang nantinya akan menjadi laba atau keuntungan

bagi koperasi atau perusahaan tersebut. Kebijakan piutang yang dilakukan oleh

koperasi dan perusahaan tentunya juga guna menghindari resiko yang nantinya

akan dialami setelah memberikan pinjaman seperti kecurangan,

ketidakberhasilan dalam melakukan penagihan, kesalahan dalam penagihan,

pencurian kas serta kinerja yang kurang baik.

2.2 Kerangka pikir

Berdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan penulis, maka penulis

membuat suatu kerangka pikir mengenai analisis kebijakan piutang terhadap

kolektibilitas piutang.

Kebijakan piutang adalah kebijakan mengenai piutang yang diambil oleh

pimpinan koperasi yang harus dijalankan sebagaimana mestinya agar tujuan

koperasi biasa tercapai secara efektif dan efisien. Kebijakan piutang diharapkan

berpengaruh terhadap kolektibilitas piutang pada koperasi.

Kolektibilitas piutang merupakan tingkat kemampuan pengembalian

pokok pinjaman beserta bunganya. Kolektibilitas yang baik mengurangi jumlah

kredit bermasalah oleh sebab itu diperlukan kebijakan piutang yang baik pula agar

pengembalian piutang semakin baik.


Gambar 2.1 kerangka pikir

Koperasi Simpan Pinjam Lestari


Sipatuo

Kebijakan piutang

kolektibilitas

Metode Analisis :

ANALISI KUANTITATIF
ANALISIS
1. Rasio perputaran piutang
KUANTITATIF 2. Rata rata piutang
(DESKRIPTIF) 3. Rasio Tingkat kolektibilitas
4. NKK

Kesimpulan

Rekomendasi
2.3 hipotesis

Kebijakan piutang adalah kebijakan mengenai piutang yang diambil oleh

pimpinan koperasi yang harus dijalankan sebagaimana mestinya agar tujuan

koperasi biasa tercapai secara efektif dan efisien sedangkan Kolektibilitas piutang

merupakan tingkat kemampuan pengembalian pokok pinjaman beserta bunganya.

Semakin baik kebijakan piutang dalam koperasi maka diharapkan tingkat

kolektibilitas juga akan semakin baik.

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap masalah

yang masih harus diuji kebenarannya melalui analisis data. Berdasarkan masalah

yang sudah diuraikan penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut.

H : kebijakan piutang mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

kolektibilitas piutang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan pinjam lestari sipatuo yang

terletak di desa osango, Kecamatan, Mamasa, Kabupaten Mamasa. Waktu

penelitian kurang lebih dua bulan lamanya.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunaakan dalam penelitian ini yaitu data

kuantitatif dandata kualitatif. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara

langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan

bilangan atau berbentuk angka-angka.

2. Data kualitatif adalah jenis data yang berupa data dalam bentuk non angka

yang sifatnya menunjang sebagai keterangan baik bersifat tulisan maupun

lisan yang meliputi gambaran umum perusahaan.

Dan adapula sumber data yang digunakan oleh penulis dalam mendukung

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Data primer: data yang diperoleh melalui penelitian lapangan, yaitu

melakukan penelitan dengan cara terjun lansung ke lapangan dengan

menggunakan teknik pengambilan data melalui wawancara.

Data sekunder: data yang diperoleh berdasarkan acuan atau literatur yang

berhubungan dengan penelitian. Adapun data sekunder yang tersedia antara lain :

1. kepustakaan, yaitu dengan mencari buku-buku, jurnal dan artikel yang

berhubungan dengan objek permasalahan penelitian


2. dokumen berupa laporan keuangan dan dokumen pendukung lainnya

3. bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang

tidak dipublikasikan secara umum.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam

upaya melengkapi data yang diperlukan untuk penulisan ini adalah

1. Wawancara

Pengumpulan data melalui metode wawancara yang dalam hal ini

bersama ketua koperasi simpan pinjam lestari sipatuo yang dianggap

mengetahui informasi secara relevan mengenai masalah dalam penelitian

2. dokumen

Pengumpulan data melalui dokumen koperasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini. Data data yang telah penulis peroleh dari metode ini adalah

sejarah koperasi, laporan keuangan dan RAT.

3.4 Metode Analisis

Untuk mengolah data dari hasil penelitian penulis menggunakan metode

deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh

kebijakan piutang terhadap kolektibilitas. Analisis ini bersifat kuantitatif. Analisis

yang digunakan sebagai berikut:

Rata rata piutang usaha


Perputaran piutang usaha

Rasio kolektibilitas menurut klasifikasinya

Untuk menilai tingkat kolektibilitas

( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan

NKK : Nilai Kolektibilitas Kredit

DPK : Dalam Perhatian Khusus

KL : Kurang Lancar

D : Diragukan

M : Macet
3.5 Definisi Operasional

Kebijakan piutang (X)

Kebijakan piutang merupakan prosedur yang harus diikuti dalam

mengumpulkan piutang-piutang bilamana sudah jatuh tempo, dan keefektifan

kebijaksanaan tersebut tergantung kepada jumlah piutang tak tertagih yang ada.

Semakin kecil jumlah piutang tak tertagih, maka kebijakan pengumpulan piutang

semakin efektif dan sebaliknya. Untuk mencari tingkat keefektifan perputaran

piutang dirumuskan sebagai berikut:

Tingkat Kolektibilits

kolektibilitas piutang yang baik sangat berdampak pada tujuan yaitu laba.

Kolektibilitas merupakan tingkat kemampuan pengembalian pokok pinjaman

beserta bunganya. Tingkat kolektibilitas dirumuskan sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan

NKK : Nilai Kolektibilitas Kredit

DPK : Dalam Perhatian Khusus

KL : Kurang Lancar

D : Diragukan

M : Macet
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 gambaran umum perusahaan

4.1.1 Sejarah singkat koperasi simpan pinjam lestari sipatuo

Koperasi simpan pinjam lestari sipatuo awalnya bernama koperasi serba

usaha lestari sipatuo Didirikan pertama kali pada tahun 2011 dengan anggota 25

orang.

Dengan Badan Hukum No. 518/142/KEP-M/BH/IV/25.04 Tahun 2011

Koperasi ini berkedudukan di Dusun Rantekatoan Desa Osango Kecamatan

Mamasa Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Ruang lingkup

keanggotaan koperasi meliputi para pelaku usaha mikro kecil yang berada di Desa

Osango.

Koperasi “Lestari Sipatuo” adalah koperasi yang bergerak di bidang simpan

pinjam. Selain itu, koperasi ini juga mengadakan usaha kerjasama dengan

koperasi maupun badan usaha lainnya yang saling menguntungkan untuk

meningkatkan kesejahteraan anggota dan usaha ternak.

Koperasi ini semakin berkembang hingga saat ini, dimana jumlah

anggotanya pun semakin meningkat dari awal hanya 25 orang menjadi 57 orang

dan mereka adalah pengusaha kecil ternak dari warga masyarakat Desa Osango.

Namun pada tahun 2016 melalui RAT disepakati untuk mengubah fokus

koperasi menjadi simpan pinjam dan bukan lagi serba usaha oleh karena itu nama

dari yang semula koperasi serba usaha diubah menjadi koperasi simpan pinjam
4.1.2 Visi misi koperasi simpan pinjam lestari Sipatuo

Visi Koperasi Lestari Sipatuo adalah menjadi mitra terbaik bagi anggota dan

mampu mensejahterakan anggotanya.

Misi Koperasi Lestari Sipatuo

1. Mengembangkan ideologi kehidupan perkoperasian

2. Meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat

pada umumnya

3. Menggiatkan kesadaran anggota untuk menyimpan pada koperasi

secara teratur

4.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo

Setiap koperasi tentunya memiliki struktur yang terencana guna

mempertegas kewenangan dan tugas tanggung jawab dari masing masing individu

yang terkait pada koperasi tersebut. Struktur organisasi umumnya digambarkan

melalui skema dalam skema tersebut dapat terlihat tugas dan tanggung jawab dari

pemimpin sampai paling rendah

Struktur organisasi melambangkan garis wewenang serta tugas dan

tanggung jawab antar satu bagian dengan bagian lainnya yang tentunya tidak

dapat dipisahkan dan merupakan suatu kesatuan


Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo

RAT

Dewan pengurus
Ketua Badan pengawas
Sekertaris
bendahara

manager

Juru buku Pengawas lapangan kasir

Petugas luar

Anggota

Penjelasan tentang Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Lestari sipatuo:

1. Rapat Anggota Tahunan (RAT)

Menjadi puncak kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang

didalamnya dibahas seluruh rancangan dan rencana penting yang akan

diambil koperasi kedepannya. Adapun hal-hal yang dibahas sebagai

berikut:

a. Memutuskan Anggaran Dasar serta Anggaran Rumah Tangga


b. Memutuskan kebijakan koperasi

c. Menetapkan, mengangkat serta memberhentikan badan

pengawas

d. Mengabsahkan laporan pertanggung jawaban pengurus

koperasi

2. Badan pengawas

Tugas pokok badan pengawas sebagai berikut:

a. Mengawasi jalannya pelaksanaan koperasi dari semua sisi baik

dari manajemen, usaha keuangan, permodalan dan lain lain

b. Memeriksa ketetapan catatan koperasi

c. Bertanggung jawab pada hasil pemeriksaan dan

merahasiakannya dari pihak ketiga

d. Memberikan pendapat, kritik maupun saran kepada pengurus

dalam rapat tahunan

3. Ketua

Adapun tugas yang diemban oleh ketua adalah:

a. Memimpin serta mengorganisir pelaksaaan tugas pengurus

lainnya

b. Sebagai pengawasan pelaksanaan tugas pengurus lainnya

c. Menuntun jalannya rapat tahunan

d. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada anggota

dalam rapat tahunan

e. Memberikan keputusan dalam Koperasi


4. Sekertaris

Adapun tugas-tugas Sekertarisi:

a. Mengatur bagian tata usaha, administrasi, serta menangani

surat-surat baik yang masuk maupun yang keluar

b. Menangani urusan personalia dalam koperasi

c. Menyusun laporan yang dibutuhkan oleh koperasi

5. Bendahara

Tugas pokok bendahara sebagai berikut :

a. Mencatatkan transaksi terhadap nasabah yang ingin melakukan

simpan pinjam

b. Membuat laporan perkembangan keuangan koperasi secara

periodic

c. Berkerja sama pengurus serta staf dalam menyiapkan bahan-

bahan untuk rapat anggota

d. Bekerja sama dengan juru buku dalam menyusun laporan

keuangan berjangka

6. Manager

Tugas dari seorang manager pada koperasi adalah:

a. Menjalankan dan mengawasi seluruh kegiatan usaha

b. Memberikan pelayanan administratif kepada pengurus

c. Berhak mengambil langkah tindak lanjut atas keputusan yang

telah dirapatkan
7. Pengawas lapangan

Pengawas lapangan mengemban tugas sebagai berikut:

a. Menjalankan kebijakan yang telah disepakati dirapat

b. Mengawasi agar tidak terjadi penyimpangan pada jalannya

usaha penagihan

c. Berkoordinasi dengan manajer serta pengurus untuk

melaporkan kejadian dilapangan

d. Bekerja sama dengan petugas lapangan dalam hal upaya

penagihan

8. Kasir

Tugas pokok kasir adalah sebagai berikut:

a. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan transaksi

yang terjadi dalam satu hari

b. Menyimpan dan menyerahkan segala bentuk bukti transaksi

dan diberikan kepada juru buku untuk menjadi lampiran

9. Juru buku

Adapun tugas dari juru buku adalah:

a. Mencatat seriap transaksi yang terjadi sesuai dengan bukti

transaksi

b. Menyusun laporan keuangan bersama bendahara dan kasir

c. Melampirkan segala bentuk transaksi

10. Petugas lapangan

Petugas lapangan mempunyai tugas sebagai berikut:


a. Membantu nasabah dalam hal permohonan menjadi anggota

ataupun pinjaman

b. Melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan

c. Melakukan penagihan kepada nasabah

d. Berkordinasi dengan pengawas lapangan dalam melaporkan

apa yang terjadi dilapangan

4.2 Deskripsi Data

Piutang merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan baik itu bank

maupun lembaga keuangan lainnya oleh sebab itu kebijakan piutang tentunya

harus dijalankan seefektif mungkin demi menjamin keberlangsungan piutangnya

semakin lama periode piutang tentunya semakin besar resiko tidak tertagihnya

yang dengan otomatis hal tersebut menyebabkan kerugian kepada lembaga

keuangan selaku yang memberikan piutang. Pengendalian kebijakan piutang

sekurang kurangnya dimulai pada saat piutang tersebut belum diberikan seperti

pada saat nasabah mengajukan permohonan, persetujuan pemberian piutang

tersebut, sampai dengan pengembalian piutang.

Adapun hasil wawancara penulis dengan ketua koperasi simpan pinjam

lestari sipatuo mengenai kebijakan piutang yang mereka terapkan selama ini yaitu

tanggung renteng dengan digunakannya sistem tersebut akan mengurangi resiko

kredit macet karena tungakan anggota akan ditanggung bersama agar pembayaran

iuran sesuai dengan tagihan dan tepat waktu. Dan dana yang didapatkan akan

terus berputar dari nasabah 1 ke nasabah yang lainnya.


Selain itu penulis juga menanyakan tentang syarat yang harus dipenuhi

nasabah sebelum melakukan pinjaman pada koperasi simpan pinjam lestari

sipatuo berdasarkan wawancara penulis mengambil kesimpulan bahwa yang harus

dipenuhi oleh nasabah yaitu mengisi formulir yang telah dipersiapkan koperasi,

kemudian mengajukan kembali ke koperasi setelah itu membuat surat perjanjian

kredit lalu membubuhkan tanda tangan masing masing pihak diatas matrai 6000

dan melampirkan fotocopy KTP dan KK.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mekanisme proses pengajuan

piutang, pemberian piutang, penyaluran hingga pengembalian piutang cukup

mudah namun tetap hati hati. Piutang yang diberikan oleh Koperasi Simpan

pinjam lestari sipatuo bergulir atas dasar kepercayaan karna dana pinjaman

diberikan tanpa jaminan apapun hal tersebut menimbulkan dampak resiko piutang

macet menjadi cukup rentan.

Kolektibilitas piutang merupakan tingkat kemampuan pengembalian

pokok pinjaman beserta bunganya. Kolektibilitas sendiri dapat digolongkan

menjadi 5 bagian yaitu L untuk Lancar, DPK untuk Dalam Perhatian Khusus, KL

untuk Kurang Lancar, D untuk Diragukan dan M untuk Macet.berikut ini

merupakan tabel penyaluran pinjaman pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari

Sipatuo.
4.1 Tabel Penyaluran Pinjaman Pada Koperasi Simpan Pinjam
Lestari Sipatuo Periode 2017 Sampai Dengan 2020

No Tahun Piutang yang diberikan


1 2017 226,200.000
2 2018 395,500.000
3 2019 428,100.000
Jumlah 1.0498.800.000
Sumber : Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo

4.3 Analisi Data

4.3.1 Analisi Kebijakan Piutang

rasio perputaran piutang ini digunakan untuk mengukur sejauh mana

efektifitas koperasi dalam menagih penjualan kreditnya untuk diubah

menjadi kas. Besaran rasio perputaran piutang mempunyai dampak

langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan pada piutang.

berikut ini merupakan tabel kolektibilitas piutang berdasarkan saldo pinjaman

pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo.

4.2 Tabel Kolektibilitas Piutang Berdasarkan Saldo Pinjaman


No Klasifikasi Tahun
2017 2018 2019

1 L 203.200.000 322,450.000 367.671.000

2 DPK 9,653.000 33,259.700 36,187,000

3 KL 2.150.000 14.980,000 5.910.000

4 D 7.670.000 10,513.300 13,535.000

5 M 3.527.000 4.297.000 4.797.000

Total 226,200.000 395,500.000 428,100.000

Sumber : koperasi simpan pinjam lestari sipatuo


Rasio perputaran menunjukan berapa cepat proses penagihan
piutang. Adapun hasil perhitungan rasio perputaran piutang selama 3 dapat
diuraikan sebagai berikut:
Rata rata piutang usaha

2017=

2018=

2019=

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa koperasi simpan pinjam


lestari sipatuo mengalami peningkatan setiap tahun yaitu pada tahun 2017
sebesar 212.351.500 pada tahun 2018 sebesar 310.850.000 dan pada tahun
2019 sebesar 411.800.000.

Perputaran piutang usaha


2017=

2018=

2019=

4.3 Tabel Tingkat Perputaran Piutang Pada Koperasi Simpan Pinjam


Lestari Sipatuo Selama 3 Tahun Terakhir

Tahun Standar Realisasi

2017 1 1,06

2018 1 1,27

2019 1 1,03

Sumber :data diolah

Besarnya perhitungan rasio perputaran piutang menunjukan bahwa tahun

2017 sebesar 1,06 kali dan pada tahun 2018 terjadi peningkatan menjadi 1,27 kali

sedangkan tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 1,03.

4.3.2 Penggolongan Kolektibilitas Piutang

Berikut penggolongan kolektibilitas piutang selama 3 tahun terakhir, berdasarkan

sumber data yang diperoleh dari Koperasi simpan pinjam Lestari Sipatuo.
4.4 Tabel Penggolongan Kolektibilitas Piutang Selama 3 Tahun

Tahun L DPK KL D M

2017 203.200.000 9,653.000 2.150.000 7.670.000 3.527.000

2018 322,450.000 33,259.700 14.980,000 10,513.300 4.297.000

2019 367.671.000 36,187,000 5.910.000 13,535.000 4.797.000

Sumber : koperasi simpan pinjam lestari sipatuo

Rasio kredit berdasarkan kolektibilitas

Berikut ini adalah perhitungan rasio kredit berdasarkan data kolektibilitas

yang diperoleh dari tahun 2017 sampai dengan 2019 dapat diuraikan sebagai

berikut.

1. Rasio Kredit Lancar

2017=

2018=

2019=

Dari hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa pada tahun 2017

rasio kredit lancar sangat baik mencapai 89,8 sedangkan pada tahun 2018
rasio kredit lancar menurun menjadi 81,5 dan kembali mengalami

penaikan pada tahun 2019 sebesar 85,8.

2. Rasio Kredit Dalam Perhatian Khusus

2017=

2018=

2019=

Dari data diatas menunjukkan bahwa rasio kredit dalam perhatian

khusus terus meninggkat walaupun tidak terlalu singnifikan, pada tahun

2017 rasio kredit dalam perhatian khusus sebesar 4,2% sedangkan pada

tahun 2018 meningkat 2 kali lipat menjadi 8,4% dan kembali meningkat

pada tahun 2019 walaupun hanya 00,1% menjadi 8,5%.

3. Rasio Kredit Kurang Lancar

2017=

2018=
2019=

Besaran rasio kredit kurang lancar pada tahun 2017 cukup bagus

yaitu sebesar 0,9% sedangkan pada tahun 2018 menjadi yang paling

tinggi perolehannya dibandingkan tahun sebelum dan sesudahnya

sebesar 3,7 dam kembali menurun pada tahun 2019 menadi 1,3%.

4. Rasio Kredit Diragukan

2017=

2018=

2019=

Perhitungan rasio kredit diperhatikan menunjukkan hasil pada

tahun 2017 mencapai 3,3% sedangkan menurun pada tahun 2017 menjadi

2,6% dan kembali meningkat pada tahun 2019 menjadi 3,1%

5. Rasio Kredit Macet

2017=
2018=

2019=

Rasio kredit macet berdasarkan perhitungan diatas pada tahun 2017

sebesar 1,5% sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi

1% dan kembali meningkat pada tahun 2019 menjadi 1,1%

Setelah perhitungan rasio kredit diatas maka dapat disusun menjadi tabel rasio

kolektabilitas kredit periode 2017 sampai dengan 2019 sebagai berikut:

4.5 Tabel Rasio Kolektibilitas Piutang Terhadap Total Piutang Selama 3

Tahun

Kolektibilitas (%)

Tahun L DPK KL D M

2017 89,8% 4,2% 0,9% 3,3% 1,5%

2018 81,5% 8,4% 3,7% 2,6% 1%

2019 85,8% 8,5% 1,3% 3,1% 1,1%

Total 257,1% 21,1% 5,9% 9% 3,6%

Rata rata 85,7% 7% 1,9% 3% 1,2%

Sumber: data diolah


4.3.3 Perhitungan Nilai Kolektabilitas Kredit

Setelah mengetahui besar perputaran piutang dan rasio kolektabilitas

selanjutnya adalah menilai bagaimana tingkat kolektabilitas piutang dengan

perhitungan yang digunakan yaitu NKK atau Nilai Kolektabilitas Kredit. Berikut

adalah rumus NKK:

( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan

NKK : Nilai Kolektibilitas Kredit

DPK : Dalam Perhatian Khusus

KL : Kurang Lancar

D : Diragukan

M : Macet

1. Perhitungan NKK berdasarkan kategori kolektibilitas pada tahun 2017:

( ) ( ) ( ) ( )

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa besaran rasio NKK

pada tahun 2017 mencapai 5,6%.

2. perhitungan NKK berdasarkan kategori kolektibilitas pada tahun 2018=

( ) ( ) ( ) ( )
Berdasarkan perhitungan diatas pada tahun 2018 menunjukkan adanya

kenaikan rasio NKK dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan menjadi

7,2%

3. perhitungan NKK berdasarkan kategori kolektibilitas pada tahun 2019

( ) ( ) ( ) ( )

Perhitungan rasio NKK pada tahun 2019 mencapai 6,5% menunjukkan

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Setelah diketahui besar rasio NKK dari tahun 2017 sampai dengan

2019 berdasarkan kategori kolektabilitas dalam perhatian khusus, kurang

lancar dan macet maka dapat disaikan melalui tabel sebagai berikut:

4.6 Tabel Hasil Perhitungan Rasio NKK Pada Koperasi Simpan

Pinjam Lestari Sipatuo

Tahun NKK (%) Pertumbuhan (%)

2017 5,6 % -

2018 7,2 % 1,6%

2019 6,5% -0,7 %

Rata rata 6,4

Sumber: data diolah

Berdasarkan data diatas dapat dianalisis bahwa perhitungan NKK selama

periode 2017 sampai dengan 2019 mempunyai rata rata sebesar 6,4 dengan rincian
pada tahun 2017 mencapai 5,6 namun pada tahun 2018 mengalami kenaikan

sebesar 1,8% sehingga menjadi 7,2% dan merupakan tahun dengan NKK tertinggi

meskipun pada tahun 2019 menurun 0,7 dan menjadi 6,5. Besaran angka NKK

dapat dikatakan naik turun namun masih cukup tinggi karena berada diatas 5.

Berdasarkan perhitungan- perhitungan diatas maka yang terakhir

dilakukan analisa terhadap perputaran piutang, seluruh kategori kolektabilitas dan

NKK selama tiga tahun terakhir dapat disaikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

4.7 Tabel Hasil Analisa Perputaran Piutang, Kolektibilitas Dan NKK Pada

Koperasi Simpan Pinjam Lestari Sipatuo 3 Tahun Terakhir

Tahun Perputaran Kolektibilitas NKK

piutang
L DPK KL D M

2017 1,06 89,8 4,2 0,9 3,3 1,5 5,6

2018 1,27 81,5 8,4 3,7 2,6 1 7,2

2019 1,03 85,8 8,5 1,3 3,1 1,1 6,6

Total 3,36 257,1 21,1 5,9 9 3,6 19,4

Rata rata 1,12 85,7 7,03 1,9 3 1,2 6,4

Sumber: data diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata rata perputaran piutang pada

periode 2017 sampai dengan 2019 mencapai 1,12. Kemudian untuk presentase

rata-rata kolektibilitas untuk kategori lancar pada 3 tahun terakhir sebesar 85,7,
dalam perhatian khusus sebesar 7,3, kurang lancar sebesar 1,9, diragukan sebesar

3 dan macet sebesar 1,2.

Hasil perhitungan NKK pada tahun 2017 sebesar 5,6 dan pada tahun 2018

meningkat menjadi 7,2 dan menjadi puncak tertinggi dibandingkan tahun sebelum

dan sesudahnya pada tahun 2019 senilai 6,6. Adapun menurut Bank Indonesia

saat ini sebagai berikut:

1. Resiko rendah (Low) = bila masih dibawah 5%

2. Resiko sedang (moderat)=bila berada di antara 5-10%

3. Resiko tinggi (high)= bila berada diatas 10

Berdasarkan klasifikasi tersebut maka semakin kecil nilai NKK maka

kebijakan piutang yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam lestari

sipatuo semakin baik begitu pula sebaliknya semakin besar nilai NKK

menunjukkan bahwa ada yang harus dikaji ulang dan diperbaiki.

Perolehan NKK pada tahun 2017 sudah mencapai 5,6 atau dengan

kata lain mempunyai resiko sedang dan pada tahun 2018 mengalami

peningkatan meskipun pada tahun 2019 mengalami penurunan tetapi tidak

terlepas dari resiko sedang. Maka dari itu penulis mengambik kesimpulan

dari analisis diatas bahwa NKK periode 2017 sampai dengan 2019 berada

dalam resiko sedang dikarenakan rata rata perolehan NKK sejak tahun

2017 sampai dengan 2019 sebesar 6,4 hal ini menunjukkan bahwa

kebijakan piutang yang diterapkan oleh koperasi simpan pinjam lestari

sipatuo belum cukup baik dalam mengelolah piutang bermasalah.


BAB V PENUTUP

4.3 Kesimpulan

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di koperasi simpan pinjam

lestari sipatuo mengenai kebijakan piutang terhadap kolektibilitas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

kebijakan piutang yang diterapkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Lestari

sipatuo adalah tanggung renteng dan kepercayaan dimana tanggung renteng

adalah perjanjian piutang yang menyatakan bahwa anggota dan nasabah saling

bertanggung jawab dalam setiap hutang yang dipinjam dan setiap keputusan

bahkan siap menanggung resiko dalam mengatasi kredit bermasalah.

Perputaran piutang di koperasi simpan pinjam lestari sipatuo selama 3 tahun

terakhir memiliki rata rata yang menunjukkan presentase cukup bagus

meskipun mengalami naik turun setiap tahunnya. Sedangkan Kolektibilitas

piutang selama 2017 sampai dengan 2019 berada pada presentase rata rata,

untuk kredit lancar tahun 2017 merupakan tahun dengan perhitungan

kolektibilitas piutang lancar paling tinggi sedangkan 2018 terjadi penurunan

yang signifikan namum pada 2019 kolektabilitas piutang lancar naik kembali,

kolektabilitas dalam perhatian khusus presentase menunjukkan bahwa 2017

merupakan tahun yang kolektablitas dalam perhatian khusus paling kecil lalu

mengalami kenaikan dua kali lipat pada tahun 2018 lalu naik kembali pada

tahun 2019 meskipun tidak terlalu besar, kolektabilitas kurang lancar

presentase menunjukkan bahwa 2017 sangat kecil umlahnya namun

berbanding erbalik dengan tahun 2018 yang menunjukkan kenaikan yang


cukup besar namun pada tahun 2019 presentase kolektabilitas kurang lancar

menurun kembali , kolektibilitas diragukan cukup besar pada tahun 2017

dibandingkan tahun tahun setelahnya karena pada tahun 2018 presentase

kolektabilitas diragukan paling kecil meskipun demikian kembali naik pada

tahun 2019 dan yang terakhir kolektabilitas kredit macet paling tinggi pada

tahun 2017 dan menurun pada tahun 2018 tapi kembali naik pada tahun 2019

meskipun tidak terlalu besar dengan rata rata NKK atau Nilai Kolektibilitas

Kredit dalam 3 tahun berada pada tingkatan resiko sedang atau moderat

yang menandakan keefektivasan Kebijakan piutang terhadap kolektibilitas

belum cukup baik mengingat rasio NKK masih berada dalam tahap resiko

sedang atau moderat.

4.4 Saran

adapun saran yang penulis dapat berikan berdasarkan data dan hasil

penelitian yang penulis dapatkan sebagai berikut:

1. diharapkan kepada seluruh pihak yang terkait dengan koperasi simpan

pinjam lestari sipatuo dapat meningkatkan kinerja piutang mengingat

bahwa NKK pada periode 3 tahun belakangan berada dalam posisi

kurang baik dan dalam resiko yang sedang sehingga diperlukan adanya

pembenahan piutang agar pada tahun yang akan datang rasio

perputaran piutang dan kolektibilitasnya semakin membaik.

2. Untuk menjamin keberlangsungan piutang saat diperlukan hubungan

komunikasi yang baik dan kerjasama. Baik dengan aggota, pihak


pengelola koperasi terlebih dengan nasabah, hal ini tentunya

mendorong kepercayaan satu sama lain saling terbangun.

3. Sebelum memberikan piutang ada baiknya bila dilakukan peninjauan

yang lebih mendalam terhadap calon nasabah contohnya alamat rumah

dan pekerjaannya sehingga memperlancar proses penagihan piutang

nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Panji. 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Bandung: CV. Yrama
Widya.

Intan, Iis. 2018. Pengaruh Pengendalian Manajemen Terhadap Kolektibilitas


Piutang Pada Koperasi Simpan Pinam Pengembangan Pedesaan
(KSP3) Nias Cabang Gunung Sitoli. Fakultas Ekonomi Universitas
Hkbp Nommensen.

Irmayanti, 2018. Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Laporan


Arus Kas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Jeneberang Kabupaten Gowa. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Nurazizah, 2018. Pengendalian Intern Piutang Dalam Mengelola Piutang


Macet (Studi Kasus Pada PNPM Mandiri Kecamatan Mendang Deras
Kabupaten Batubara). Fakultas Ekonomi Dan Bisinis Islam Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Raharja, sutantya. 2001 Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta. RajaGrafindo.

Rocimah, Siti. 2015. analisis penyaluran kredit pada koperasi simpan pinjam
di wilayah kabupaten banyumas. Fakultas ekonomi universitas
muhammadiya porwokerto.

Silalahi, Melissa S. 2011. analisis pengaruh kebijakan piutang usaha terhadap


tingkat likuiditas pada PT. perkebunan Nusantara III (persero)
medan. Fakultas ekonomi universitas sumatera utara.

Soemarso. 2004. Akuntansi : Suatu Pengantar. Jakarta. Salemba Empat

Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep


Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan. Jakarta.. PT Raja Grafindo Perkasa,

Syahyunan, 2005, Laporan Keuangan, Jakarta. Rajawali.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia pasal 33 ayat 1 Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia No 17 Tahun 2012

Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1967

59
KOPERASI SIMPAN PINJAM LESTARI SIPATUO

NERACA PERBANDINGAN 31 DESEMBER 2017- 31 DESEMBER 2019

NO URAIAN 31 DES 2017 31 DES 2018 31 DES 2019 NO URAIAN 31 DES 2017 31 DES 2018 31 DES 2019

I AKTIVA I KEWAJIBAN
LANCAR 12,057.000 8,421.700 19,500.000 Dana-dana 4,322.000 3,567.250 4,950.000
Kas 6,500.000 12,750.000 15,300.000 Simpanan 600.000 600.000 600,000
Pinjaman 219,700.000 382,750.000 412,800.000 sukarela 4,922.000 4,167.250 5,550.000
karyawan 5,000.000 5,000.000 5,000.000
Pinjaman Hutang 90,000.000 100,000.000 120,000.000
anggota 243,357.000 354,921.700 506,900.000 jangka 164,735.600 263,798.500 365,900.500
Beban panjang
dibayar Pinjaman 254,735.600 363,789.500 485,900.500
II dimuka II pokok ke 3
Modal 15,217.500 11,245.000 18,450.350
85,000.000 73,350.000 65,700.000 penyertaan 26,620.750 19,450.250 28,874.000
9,650.000 9,650.000 9,650.000 8,320.350 12,450.000 10,740.500
73,350.000 65,700.000 56,050.000 620.400 800,000 1,050.000
AKTIVA KEKAYAAN 730.000 730.000 730,000
TETAP Simpanan 7,540.400 7,980.000 11,654.650
Inventaris pokok 59,049.400 52,655.250 71,499.500
Penyusutan Simpanan
inventaris wajib
Nilai buku Cadangan
umum
Cadangan
resiko
Donasi
SHU belum
dibagi

TOTAL 318,707.000 420,621.000 562,950.000 TOTAL 420,621.000 318,707.000 562,950.000


AKTIVA KEWAJIBAN
KEKAYAAN
Data perkembangan piutang di koperasi simpan pinjam lestari sipatuo

Tahun Total piutang tahun L DPK KL D M

2017 226,200.000 2017 203.200.000 9,653.000 2.150.000 7.670.000 3.527.000

2018 395,500.000 2018 322,450.000 33,259.700 14.980,000 10,513.300 4.297.000

2019 428,100.000 2019 367.671.000 36,187,000 5.910.000 13,535.000 4.797.000

Anda mungkin juga menyukai