Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL

PENGANTAR USAHATANI
Kelompok 3
Ahmad Ainul Yaqin / 215040200111223
Sagita Nur Sifa Aini / 215040200111236
Rahima Ramadhanti / 215040200111250
Widya Retno Lestari / 215040200111255
Wichya Aggustin / 215040200111259
Gustiba Alghifari Utomo / 215040200111276

Asisten: Devi Permata


Definda Retnaningtyas A
UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jurnal 1 PENGANTAR USAHATANI

Perancangan Model Pertanian Terpadu Tanaman-Ternak dan Tanaman-Ikan di


Perkampungan Teknologi Telo, Riau
Pendahuluan
Kepemilikan lahan petani Indonesia semakin menyempit.
Perlu dilakukan beberapa langkah untuk mengatasi masalah
lahan yang terbatas.
Salah satu solusi adalah menerapkan sistem LEISA (Low-
Eksternal Input and Sustainable Agriculture).
Sistem LEISA mengkombinasikan komponen tanaman, hewan,
tanah, air, iklim, dan manusia dalam sistem produksi pertanian.
Tujuan dari penerapan sistem LEISA adalah mengembangkan
pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Manfaat dari sistem LEISA mencakup peningkatan produktivitas
lahan, pengurangan biaya produksi, dan peningkatan
pendapatan petani.
Sistem LEISA dapat diterapkan oleh petani dengan lahan sempit.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Metodologi
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Perkampungan Teknologi Telo yang terletak di Desa Muara Uwai,
Kecamatan Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Pada bulan Februari
sampai dengan Juli 2013

Metode Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui beberapa cara, yaitu data
sekunder, analisis tanah dan air di laboratorium, observasi lapangan, dan wawancara dengan
masyarakat terhadap kondisi lahan dan air, praktik budidaya tanaman dan ternak, serta
pemasaran hasil pertanian.
Komponen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tanaman bayam, kangkung, cabai,
ternak sapi, itik petelur, ikan patin, dan ikan nila.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem LEISA dalam pertanian
dapat meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi biaya produksi, dan
meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa
komponen tanaman-ternak dan tanaman-ikan yang digunakan dalam sistem LEISA
dapat saling mendukung dan menghasilkan sinergi yang positif. Misalnya, limbah
pertanian dapat digunakan sebagai pakan ternak, menghasilkan pupuk kandang,
dan menjadi sumber biogas. Selain itu, ikan patin dan nila dipilih karena sejalan
dengan prioritas pengembangan perikanan di Kabupaten Kampar. Uji kualitas air
pendukung perikanan menunjukkan bahwa air di kolam bekas galian C, bendungan,
dan sungai mempunyai pH 6.5-7.0 dan total disolve solid (TDS) layak untuk
budidaya ikan.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Kesimpulan
Penerapan sistem LEISA dalam pertanian dapat meningkatkan
produktivitas lahan, mengurangi biaya produksi, dan
meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa ikan patin dan nila dapat menjadi alternatif pengembangan
perikanan di Kabupaten Kampar. Namun, penerapan sistem
LEISA dalam pertanian juga memiliki tantangan, seperti
kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam
menerapkan sistem ini. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari
pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan pelatihan dan
pendampingan kepada petani dalam menerapkan sistem LEISA.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan Kekurangan
Menyajikan informasi tentang manfaat dan Tidak menyajikan kritik atau pembahasan
potensi pertanian terpadu dalam mengenai kendala dan tantangan yang
meningkatkan produktivitas, keberlanjutan mungkin dihadapi dalam implementasi
ekonomi dan ekologi, serta distribusi pertanian terpadu.
pendapatan yang lebih merata. Tidak menyajikan informasi tentang skala
Menyediakan contoh model pertanian atau luas lahan yang diperlukan untuk
terpadu yang dapat dilaksanakan secara mengimplementasikan model pertanian
ekonomis dan ekologis. terpadu yang disajikan.
Menyajikan referensi dari berbagai
penelitian terkait pertanian terpadu, yang
menambah kevalidan informasi yang
disampaikan.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jurnal 2 PENGANTAR USAHATANI

Human-livestock relationships and community supported agriculture (CSA) in the UK


Pendahuluan
Pertanian yang Didukung Komunitas (CSA) adalah sistem produksi dan distribusi
pertanian yang bertujuan untuk membagi risiko dan manfaat pertanian secara
lebih adil. Meskipun CSA masih kurang tersebar luas di Inggris dibandingkan
bentuk jaringan pangan alternatif lainnya seperti pasar petani atau skema kotak,
inti dari peternakan CSA yang beroperasi dan berkembang di seluruh Inggris
berkontribusi pada berbagai cara masyarakat mendapatkan makanan dan terlibat
dalam perekonomian alternatif. Pertanian yang didukung masyarakat dan
mencoba menghasilkan keterlibatan dengan keterikatan kompleks praktik sosial
dan materialitas dunia sosio spasial .Tujuan di sini adalah untuk mulai
membongkar secara lebih kritis heterogenitas ruang yang didukung oleh
komunitas pertanian dan terlibat dengan unsur-unsur konstitutif yang lebih dari
sekedar manusia. Oleh karena itu, memperlakukan CSA sebagai ruang hibrid,
campuran mesin, hewan, negara, organisasi, ekologi, politik, dalam upaya untuk
bergerak menuju pemahaman yang lebih bernuansa tentang bagaimana berbagai
entitas manusia dan non manusia dalam ruang bersama CSA.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan mengkontekstualisasikan alasan, peran,
dan hubungan yang membentuk interaksi antara manusia dan ternak di peternakan CSA. CSA
dapat menghasilkan hubungan manusia-hewan yang berbeda dibandingkan dengan moda
pertanian lainnya.

Subjek Penelitian
Petani dan anggota CSA dalam operasi dan dukungan CSA, termasuk petani yang memelihara
ternak dan anggota komunitas yang berlangganan dan berpartisipasi dalam CSA.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data secara
kualitatif, yaitu melalui wawancara semi terstruktur dengan perwakilan seperti anggota,
koordinator, manajer relawan, administrator, ketua, dan lain sebagainya.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Hasil dan Pembahasan


Pentingnya hubungan antara hewan, makanan, dan komunitas berbasis
peternakan (CSA) membentuk nilai moral dalam produksi pangan. CSA
menginginkan produk daging diproduksi secara etis dengan mengutamakan
kualitas dan berkelanjutan. Anggota CSA dapat berinteraksi lebih dekat terhadap
asal makanan mereka, berperilaku etis, dan berperilaku adil pada makanan merek,
sehingga mengubah prasangka atau pandangan manusia terhadap hewan.
Perjumpaan dan interaksi dengan hewan ternak memgubah oandangan bahwa
hewan ternak tidak hanya sekedar makanan melainkan kehidupan non-manusia.
Hewan ternak memiliki jasa dalam ekosistem sebab mampu mengubah atmosfer
dan karakteristik lahan dan menjadikannya lebih dari sekedar lahan pertanian
biasa.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Kesimpulan
Penelitian ini mengembangkan pemahaman mengenai hubungan antara
manusia dan hewan serta pertanian berbasis komunitas di Inggris yang
dikenal dengan Community-Supported Agriculture (CSA). Proyek CSA ini
bukan hanya pada ruang hortikultura saja, tetapi secara teratur dibentuk
oleh beragam hubungan dan praktik antara manusia dan hewan yang
dinamis pada bidang peternakan. Peran penting peternakan ini terlihat
dalam pengaturan sistem pangan dan pertanian CSA, serta dalam
membentuk identitas masyarakat yang terhubung dengan nilai-nilai
pangan. Adanya keterlibatan hewan dalam CSA ini akhirnya tidak hanya
tentang menciptakan "tempat alternatif" saja, tetapi juga menciptakan
"makanan alternatif". Keberadaan hewan mengakibatkan perubahan
besar dalam apa yang dihasilkan oleh CSA dan menjadikan mereka
sebagai ruang pertemuan, yang mengakibatkan perubahan jenis tenaga
kerja yang terlibat bagi produsen yang mengelola CSA, dibandingkan
dengan pendekatan lain dalam peternakan.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

Kelebihan
Kelebihan dari jurnal ini yaitu menjelaskan mengenai pentingnya peran hewan
dalam proyek CSA dan hubungan manusia-hewan dalam budidaya pertanian
yang berkelanjutan, memberikan data dan informasi mengenai proyek CSA di
Inggris yang relevan dan berdampak pada masyarakat lokal, serta membahas
pentingnya nilai-nilai makanan dan identitas proyek CSA dan juga keterkaitan
hewan dengan nilai-nilai tersebut.

Kekurangan
Tidak membahas secara detail mengenai dampak lingkungan dari proyek CSA,
tidak membahas secara detail mengenai kontribusi proyek CSA terhadap
keberlanjutan lingkungan dan dampaknya dalam membantu meningkatkan
kesejahteraan petani dan masyarakat lokal secara ekonomi, serta
pengumpulan data melalui wawancara yang masih memungkinkan terjadinya
kesalahan data.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELOMPOK 3 PENGANTAR USAHATANI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai