com
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Cahya Irawady
Universitas Padjajaran
ABSTRAK
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang pemegang
jabatan berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas dan jabatannya. Kompetensi dibagi menjadi dua bagian, yaitu kompetensi umum dan kompetensi
khusus. Kompetensi umum merupakan suatu kemampuan serta ciri-ciri yang berupa pengetahuan dan
perilaku. Untuk kompetensi umum dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun
nonformal. Kompetensi khusus adalah kemampuan serta ciri-ciri berupa keahlian yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara simultan atau parsial
apakah terdapat pengaruh pengalaman kerja atau pelatihan terhadap kompetensi yang dimiliki auditor
internal pada Itjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Pengaruh yang diuji dalam penelitian ini adalah pengalaman kerja yang dimiliki masing-masing
auditor dan pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh auditor pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi baik dari
wilayah Inspektorat I, II, III, IV maupun Penyidikan. Teknik pengambilan sampelnya melalui teknik
nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Untuk mengukur besarnya sampel yang akan
diteliti menggunakan rumus slovin dengan menggunakan data primer yaitu menyebarkan data menggunakan
kuesioner kepada setiap auditor sebagai responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif melalui analisis statistik deskriptif dan metode regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi auditor internal signifikan
dipengaruhi oleh pengalaman kerja dan pelatihan baik secara parsial maupun simultan.
28 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Cara Mengutip:
Anggraeni, ND, & Irawady, C.(2023). Pengaruh Pengalaman Kerja dan Pelatihan Terhadap
Kompetensi Auditor Internal (Studi Persepsi Pada Inspektorat Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi).Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, 7
(1), 28-37. https://doi.org/10.21009/IJHCM.07.01.2
PERKENALAN
Dalam pengawasan, internal pemerintahan merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan
negara. Sangat diperlukan pengawasan yang baik ketika melaksanakan tanggung jawab pengelolaan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Diharapkan dengan pengawasan akan tercipta efektivitas dan
efisiensi dalam menjalankan program pemerintah yang dapat dipertanggungjawabkan. Inspektorat Jenderal
merupakan lembaga pengendalian internal Kementerian yang berada di bawah menteri untuk memantau
kinerja unit organisasi.
APIP atau Aparat Pengawasan Intern Pemerintah adalah lembaga yang melakukan pengawasan
di lingkungan pemerintahan. APIP dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dalam Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) meliputi audit, review, evaluasi, dan pemantauan terhadap
kegiatan pengawasan lainnya. (STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA, 2013). Dalam
melaksanakan tugasnya, APIP menemukan beberapa kendala. Berdasarkan Rencana Strategis Itjen
Kemendikbud Ris-Tek antara lain mengenai kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia masih terbatas
dimana belum seluruh Sumber Daya Manusia berada di Inspektorat Jenderal Kemendikbud. Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi memiliki keahlian yang mumpuni di bidang supervisi baik soft skill
maupun hard skill. Sehingga hal ini akan menyebabkan pengawasan tidak sepenuhnya memberikan nilai
tambah bagi Kementerian. Selama ini pelaksanaan audit lebih terfokus pada audit keuangan yang
mengakibatkan sangat minimnya audit terhadap substansi program, mengingat tuntutan pencapaian
output/outcome pada audit kinerja terus berjalan, waktu auditor untuk melakukan kajian akademis dan
lain-lain menjadi sangat minim. perkembangan.
Jumlah SDM pengawasan Inspektorat Jenderal sebanyak 275 orang auditor pegawai
yang tersebar di Inspektorat Jenderal meliputi Inspektorat I, II, III, IV dan investigasi yang
terdiri dari auditor terampil dari terendah sampai tertinggi meliputi auditor pelaksana, auditor
pelaksana tingkat lanjut, auditor pengawas. . Sedangkan auditor ahli meliputi auditor pertama,
auditor yunior, auditor menengah, dan auditor utama.
Peran pelatihan sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja. Disimpulkan
bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian serta
sikap pegawai agar mampu melakukan pekerjaan tertentu sehingga memperoleh hasil yang maksimal
(Poerwati, 2006). Maka auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan agar kompeten dalam
melakukan pengawasan, karena dengan keduanya auditor dapat merumuskan masalah, menemukan
penyebab, dan memberikan rekomendasi.
Korelasi antara pengalaman dan pelatihan terhadap kompetensi dirumuskan (Laud, 1994;
314) “tujuan utama pelatihan dan pengalaman serta meningkatkan keterampilan individu”, dimana tujuan utama
pelatihan dan pengalaman adalah untuk memberikan pelatihan sehingga dapat meningkatkan keterampilan
individu. Kemudian pendapat Hooghiemstra mengatakan bahwa keluasan kemampuan atau keterampilan dan
pengetahuan dapat dipenuhi melalui pembelajaran, pengalaman, latihan melalui peranan pengetahuan, dan luasnya
kegiatan yang biasa dilakukan.
Dari fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan sejauh mana peran pengalaman kerja dan pelatihan
terhadap kompetensi auditor.
29 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
TINJAUAN LITERATUR
Teori atribusi berkaitan dengan teori ini untuk melihat faktor apa saja yang mempengaruhi
kompetensi auditor. Karakteristik individu merupakan faktor yang menentukan kompetensi. Teori atribusi
menekankan pada tingkah laku manusia dengan menjelaskan penyebab tingkah laku orang lain dan dirinya
sendiri yang terbagi menjadi dua, yaitu atribusi disposisional yang menimbulkan kepribadian, persepsi diri,
kemampuan dan motivasi sedangkan atribusi situasional menimbulkan kondisi sosial, nilai-nilai sosial dan
pandangan masyarakat. (Harold Kelley dalam Luthans, 2012).
Teori agensi
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai hubungan antar agen
(manajemen) dan Prinsipal (pemilik kekuasaan). Dalam hubungan keagenan, teori keagenan merupakan suatu
kesepakatan dimana terdapat satu atau lebih pelaku yang memberikan tugas kepada orang lain (agen) dengan
memberikan jasa dan mendelegasikan wewenang kepada agen untuk dapat mengambil keputusan. Pada
Inspektorat Jenderal sebagai prinsipal adalah Menteri dan sebagai agen adalah Auditor.
Audit Internal
Auditor merupakan Jabatan Fungsional yang lebih bersifat penempatan pada pemerintah pusat
atau pemerintah daerah, terdiri atas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan
Inspektorat pada Kementerian Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat pada Kementerian.
Jabatan Fungsional Auditor (JFA) merupakan jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah. Jenjang jabatan
yang terdapat dalam JFA (Jabatan Fungsional Auditor) terdiri dari dua yang meliputi auditor terampil dan
auditor ahli. Auditor yang terampil terdiri dari auditor pelaksana, auditor pelaksana tingkat lanjut, dan
auditor pengawas. Sedangkan auditor ahli terdiri dari auditor pertama, auditor tengah, dan auditor
utama. Dalam Standar AAIPI (2013). Audit internal adalah kegiatan independen dan obyektif yang
memberikan jaminan atau kegiatan pemberian nasihat yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dan
operasional suatu organisasi. Proses audit internal terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan dan tindak lanjut.
Pengalaman kerja
Menunjukkan sejauh mana penugasan seseorang pada bidang pekerjaan yang digelutinya dalam Arens dkk
(2014:20). Semakin lama pengalaman auditor, maka semakin mampu dan mahir auditor tersebut dalam
menguasai tugas-tugasnya sendiri dan kegiatan yang diauditnya.
Pelatihan
Salah satu unsur penting dalam meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah pendidikan dan pelatihan.
Dengan adanya pelatihan maka kemampuan dalam melaksanakan tugasnya akan meningkat.
Kompetensi
Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pemegang jabatan berupa pengetahuan, keterampilan,
sikap dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan jabatannya.
30 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Pengembangan Hipotesis
H1 : Pengalaman kerja dan pelatihan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kompetensi
METODOLOGI
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel independen yaitu pengalaman kerja (X1), pelatihan (X2).
Sedangkan variabel dependen (Y) adalah kompetensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 auditor. Data penelitian ini
dengan menyebarkan kuesioner kepada 74 Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis linier berganda.
Indikator yang digunakan dalam mengukur masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Variabel Indikator
Variabel Indikator
Pengalaman kerja Lamanya pekerjaan dan jumlah
(X1) (Sumber: tugas inspeksi.
Gracia, 2021)
31 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Karakteristik responden
Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai konstanta sebesar 21,563 pada variabel pengalaman kerja
mempunyai nilai ab sebesar 0,595. Variabel pelatihan sebesar 0,502. Berdasarkan tabel dan perhitungan
rumus diatas maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa koefisien regresi pengalaman kerja (X1)
dan pelatihan (X2) bertanda positif yang artinya semakin banyak pengalaman kerja dan
pelatihan maka kompetensi auditor akan semakin baik.
Uji Validitas
Meja 2
Hasil Uji Validitas
32 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Pelatihan 8 Sah
Kompetensi 14 Sah
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa angket berjumlah 10 soal yang
semuanya valid, kemudian variabel pelatihan dengan jumlah item 8 item, dan kompetensi
dengan total item 14 item yang valid.
Tes kepercayaan
Tabel 3
Hasil Uji Realibilitas
Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas seluruh variabel, nilai Cronbach’s alpha dari variabel
pengalaman kerja, pelatihan dan kompetensi sebesar 0,733; 0,854; dan 0,906. Nilai tersebut lebih dari 0,6
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh kuesioner dinyatakan reliabel artinya setiap pertanyaan akan
menghasilkan data yang konsisten.
Uji Normalitas
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,078 dan
memenuhi kriteria nilai signifikansi > 0,05. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah seluruh data
pada kuesioner berdistribusi normal.
Uji Multikolienaritas
33 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Tabel 5
Hasil Uji Multikolienaritas
Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS, skor VIF variabel independen yaitu pengalaman kerja dan
pelatihan sebesar 1,814 dan 1,814, sedangkan nilai toleransinya sebesar 0,551.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Glejser dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Nilai signifikansi > 0,05 menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas.
2. Nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan terjadi heteroskedastisitas
Tabel 6
Hasil Uji Multikolienaritas
Tabel 7
Hasil Uji F
Berdasarkan tabel hasil uji f diperoleh nilai F sebesar 41,921 dengan nilai sig sebesar
0,00. Nilai sig 0,00 kurang dari 0,05 atau nilai F hitung > F tabel maka Ho1 ditolak dan Ha1
diterima. Kesimpulan dari tabel tersebut adalah pengalaman dan pelatihan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor.
34 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Uji-T
Tabel 8
Hasil Uji-T
Berdasarkan hasil uji t variabel pengalaman kerja diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994 dan
nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 4,166 > 1,994 serta sig. nilai variabel pengalaman kerja
sebesar 0,000 < 0,05 maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa pengalaman
kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kompetensi Auditor Internal Inspektorat
Jenderal Ris-Tek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan berpengaruh positif. Pengaruh
positif tersebut mempunyai arti semakin baik/tinggi pengalaman kerja yang dimiliki seseorang
maka kompetensi Auditor Internal Itjen Ris-Tek Kemendikbud akan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil uji t variabel pelatihan diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994 dan nilai t
hitung lebih besar dari t tabel atau 3,263 > 1,994 serta sig. nilai variabel pengalaman kerja
sebesar 0,002 < 0,05 maka H03 ditolak dan Ha3 diterima. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kompetensi Auditor Internal Irjen Ris-Tek
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan berpengaruh positif. Pengaruh positif tersebut
mempunyai arti bahwa semakin baik/tinggi pelatihan yang dimiliki maka kompetensi Auditor
Ris-Tek Irjen Kemendikbud akan semakin meningkat.
Diskusi
35 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
Seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan (Harsono, 2006) bahwa pelatihan
mempunyai pengaruh terhadap kompetensi. Dalam rangka meningkatkan kompetensi auditor,
perlu adanya pelatihan sertifikasi profesi (kompetensi) bagi Auditor, yang nantinya pelatihan ini
dijadikan sebagai syarat seseorang untuk diangkat menjadi auditor.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, pengalaman
kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi. Dimana auditor yang mempunyai
pengalaman kerja lebih banyak akan lebih berkompeten. Pengalaman auditor dapat dilihat dari lamanya
auditor bekerja dan banyaknya penugasan audit yang dilaksanakan, karena semakin lama dan banyak auditor
melaksanakan penugasan audit maka semakin kompeten pula auditor tersebut. Lalu, hujan berpengaruh
signifikan terhadap kompetensi. Hubungan kedua variabel tersebut adalah auditor harus mengikuti pelatihan
secara berkesinambungan sehingga dalam melaksanakan pekerjaan audit akan lebih terlatih dan lebih mudah
serta dipahami dalam melakukan audit. Sebaliknya secara simultan pengalaman kerja dan pelatihan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi auditor, mempunyai hubungan yang cukup kuat
terhadap kompetensi auditor.
REFERENSI
36 |Halaman
Jurnal Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 7 (1), Juni 2023
37 |Halaman