Abstract - In this era of technology and civilization is very advanced, demanding human resources (HR) are
competent and have high morale in the role and function both individually and organizationally. Technology
skills are already high and increasingly sophisticated information technology will not result in work productivity
when they cannot be used regularly and seriousness. For that conducted this study aimed to investigate the
influence of technology, especially information technology skills to work productivity of employees, especially
civil servants. The study took place at the Division of Evaluation and Development of Human Resources
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Jakarta. By taking the population in that section to be sampled by the
sampling frame is based on education and class of thirtythree employees. The research method uses quantitative
methods and data obtained through the questionnaire, and extensive observation in the study supported with
documents to strengthen the research results. The results showed that the technological skills has an effect on
work productivity of civil servants and Evaluation Division of Human Resources Development Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
II.METODOLOGI PENELITIAN ini karyawan lebih baik dari kemarin dan hari esok
Metode penelitian yang digunakan dalam lebih baik dari sekarang. Menurut (Jackson, 2006)
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif pada aplikasinya manusia (tenaga kerja) produktif
kuantitatif, dalam metode tersebut dibagi dalam adalah manusia yang melakukan produktivitas.
metode deskriptif dan kuantitatif, yaitu data yang Produktivitas dapat dilihat dari dua konsep yaitu:
berbentuk angka sehingga dengan menggambarkan
perubahan yang lebih banyak berhubungan dengan 1. Konsep ekonomis sosial budaya
rumus yang bersumber dari hasil penyebaran angket. Sikap mental yang selalu berusaha dan
Metode kuantitatif bertujuan membuat suatu uraian mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan
secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari
dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan esok lebih baik dari sekarang.
antar variabel yang terlibat didalamnya. 2. Konsep teknis
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Perbandingan dari hasil yang dicapai dengan
variable produktivitas karyawan sebagai variable penggunaan sumber daya atau keluaran (output)
dependen dan keterampilan teknologi sebagai variable dibagi dengan masukan (input).
independen. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan penyebaran angket yang pada 2.2. Ciri-ciri Manusia Produktif
dasarnya merupakan penyelidikan yang diadakan Dalam suatu organisasi manusia atau pegawai
untuk memperoleh fakta-fakta mengenai fenomena- yang produktif merupakan asset bagi organisasi yang
fenomena yang ada untuk mencari keterangan yang dapat menunjang produktivitas kerja organisasi.
lebih aktual dan sistematis. Deskripsi data yang akan Manusia yang produktif adalah orang yang produktif
disajikan untuk memberikan gambaran secara umum. dalam menggambarkan potensi, persepsi serta
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai di kreatifitas dan senantiasa menyumbangkan
lingkungan Sub bagian Evaluasi Dan Pengembangan kemampuan agar bermanfaat bagi diri dan
Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal lingkungan. (Sutrisno, 2009) menyatakan bahwa ciri-
perhubungan Udara Jakarta. Dari 33 kuesioner ciri individu yang produktif yaitu percaya diri,
pegawai negeri sipil yang menjadi sampel, respon bertanggung jawab, memiliki rasa cinta terhadap
sampel cukup tinggi dikarenakan dalam penyebaran pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, dapat
kuesioner tidak melalui surat menyurat (mail survey) menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki
tetapi langsung diberikan kepada responden serta kontribusi yang positif terhadap lingkungan (kreatif,
diberikan penjelasan ketika melakukan pengisian. imaginative, inovatif), memiliki kekuatan untuk
Hasil dari kuesioner diolah menggunakan uji t mewujudkan potensinya. (Sulistiyani, 2004) pada
(uji Individu) yang digunakan untuk menguji dasarnya setiap individu yang produktif memiliki
pengaruh dari variabel keterampilan teknologi karakteristik sebagai berikut :
terhadap produktivitas kerja. Data diolah dengan
mengunakan program SPSS (statistical program for 1. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan
social science). Bentuk konsep berpikir dalam yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: lebih baik lagi.
2. Selalu memberikan saran-saran untuk perbaikan
1 6 secarasukarela.
2 7 3. Menggunakan waktu secara efektif dlan efisien.
3 X Y 8 4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan
4 9 jadwal waktu.
5 10 5. Bersikap positif terhadap pekerjaan.
6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang
Gambar 1. Kerangka Pemikiran baik, sebagaimana menjadi seorang pemimpin
yang baik.
Angka satu sampai dengan sepuluh menunjukkan 7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui
indikator masing-masing variabel yaitu variabel bebas dorongan dari dalam.
(X) keterampilan teknologi dan variabel terikat (Y) 8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik.
produktivitas kerja. 9. Hubungan antar pribadi pada semua tingkatan
Hipotesa: ada pengaruh keterampilan teknologi dalam organisasi berlangsung dengan baik.
terhadap produktivitas kerja. 10. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah
pemborosan dan biaya- biaya.
2.1. Produktivitas 11. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik.
Setiap organisasi mengharapkan peningkatan 12. Seringkali melampaui standar yang telah
produktivitas setiap periode, oleh karena itu ditetapkan.
pelaksanaan operasionalisasi organisasi dapat 13. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan
menghasilkan produktivitas. Dalam perspektif cepat.
normatif, pengertian produktivitas adalah kalau hari
14. Bukan merupakan tipe orang yang selalu adalah hal-hal yang baru yang belum diketahui,
mengeluh dalam bekerja. diterima dan digunakan orang baik berupa ide
maupun berupa benda atau alat dengan proses dan
2.3. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Produkti aturan tertentu. Salah satu bidang pengetahuan
vitas terapan yang diharapkan semakin banyak dapat
Banyak faktor yang mempengaruhi memberi sumbangan pada perkembangan ilmu di
produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga tanah air adalah bidang teknologi.
kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi
perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara modern tentu saja sangat banyak tergantung pada
keseluruhan. Menurut (Sedarmayanti, 2009) Faktor- jumlah dan kemampuan para ahli dalam bidangnya.
faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah Teknologi merupakan bagian media untuk
memperlancar kegiatan. Potensi penggunaan
1. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja teknologi berkaitan dengan usaha peningkatan
secara bergiliran (shift work) dapat menerima produktivitas. Salah satu yang manfaatnya begitu
tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim. besar adalah internet. Internet saat ini telah menjadi
2. Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh teknologi yang sangat penting untuk berbagai aspek.
pendidikan latihan dalam manajemen supervise Baik dari aspek pendidikan, aspek social, aspek
serta keterampilan dalam tehnik industry. kebudayaan, aspek ekonomi dan sebagainya.
3. Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah
yang tercermin dalam usaha bersama antara bahwa dengan penggunaan teknologi informasi atau
pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk sistem informasi berbasis komputer, informasi yang
meningkatkan produktivitas melalui lingkaran dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat
pengawasan mutu (Quality control circles). waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih
4. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen efektif dan efisien. Meningkatnya penggunaan
yang efesien mengenai sumber dan sistem kerja teknologi informasi, khususnya internet, telah
untuk mencapai peningkatan produktivitas membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai
5. Efesiensi tenaga kerja, seperti perencanaan aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat
tenaga kerja dan tambahan tugas. waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet
6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan
pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, berbagai aktivitasnya secara elektronis.
dan berada dalam jalur yang benar dalam
berusaha. 6.5. Internet
Suwanto (2008) menyebutkan faktor-faktor yang Internet adalah gabungan dari jaringan-
mempengaruhi produktivitas kerja pegawai meliputi: jaringan komputer dalam sekala luas dan besar
pendidikan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, dimana masing-masing computer tersebut dapat
gaji, kesehatan, teknologi, dan kesempatan berkarir. saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya
Produktivitas dapat diukur dengan dua standar menggunakan sebuah bahasa jaringan. Dewasa ini,
utama yaitu produktivitas fisik dapat diukur dari sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada
aspek kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, sistem informasi berbasis komputer (computer-based
sedangkan produktivitas nilai dapat diukur atas dasar information system). Banyak aplikasi komputer yang
nilai-nilai kemampuan sikap, perilaku, disiplin, digunakan dalam pekerjaan kantor, antara lain word
motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan. processing (mengetik), program internet seperti e-
Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila mail, program pemrosesan data dan pembuatan file.
memiliki data tentang pengetahuan, pekerjaan, Sementara di bidang pekerjaan semua orang di
pelatihan yang telah diikuti oleh sumber daya tuntut untuk mengerti menggunakan komputer, karena
manusia. komputer merupakan sarana mempermudah dan
mempercepat proses pekerjaan. Pemanfaatan internet
2.4. Teknologi Dan Teknologi Komputer dalam suatu institusi dapat membuat pekerjaan
Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari semakin efektif. Berkaitan dengan dunia komputer
rekayasa yang diwujudkan dalam bentuk karya cipta dan internet pemanfaatan teknologi informasi dan
manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu komunikasi (information and communication
pengetahuan. (Azhar, 2002) mendefinisikan teknologi technologi / ICT) di dunia telah semakin luas.
sebagai “kumpulan alat, aturan dan prosedur yang Sistem informasi ini dipergunakan dalam
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap praktek lembaga pemerintahan dalam semua bidang
suatu pekerjaan tertentu.” Menurut (Setiawan, 2004), tugas dan fungsi Pemerintah yang didalamnya terdiri
“teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, dari beberapa segi, antara lain pemerintahan, tata
teknik benda-benda material yang digunakan dalam usaha negara, pengurusan rumah tangga negara
waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi dan pembangunan.
kebutuhan manusia.” Teknologi adalah manifestasi 2.5. Sistem Informasi Manajemen Pegawai
langsung dari bukti kecerdasan manusia. Teknologi
BIODATA PENULIS
Agus Tri Indah K, Karanganyar Solo, 1970,
Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (S.IP) jurusan Administrasi Pemerintahan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus Tahun
1995. Memperoleh gelar Magister Managemen (MM)
Program Pasca Sarjana Universitas BSI Bandung,
lulus tahun 2012. Saat ini aktif mengajar di ASM BSI
Jakarta.
Dedy Syahyuni
Program Studi Sekretari
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
Jl. Jatiwaringin Raya No. 18 Jakarta Timur
Email : dedy.ddn@bsi.ac.id
Abstract – Work health and safety is one of important thing that every company need to take concern,
especially if they have employee that work with big machine and more specific for employee that work in
production department. When employees work with big or large machine or dangerous raw material, the work
accident can be happen. When it happens, it will give an impact on the loss for the company. The company can
minimalize loss by using work health dan safety management. With good work health and safety management,
company will be able to improve the performance of employee. The other impacts in on decrase in the number of
accidents of work. This paper try to analize the relationship between two variable (work health and safety with
performance) and the respondents are employee from PT Frisian Flag (plant Pasar rebo). Form the calculation
of the obtain result: There is a positive relation between two variables (work health and safety with
performance) with correlation 0,583 and R square 34 %.
bahkan dapat berdampak pada kerugian besar yang masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau
berujung pada pailit. tempat kerja tersebut”.
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi 7. Agar setiap pegawai merasa aman dan
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta terlindungi dalam bekerja.
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. Lebih lanjut (Mangkunegara, 2015) mengatakan,
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu sebagai
kesehatan kerja secara berkesinambungan berikut:
dengan tujuan meningkatkan kinerja 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
keselamatan dan kesehatan kerja. kebakaran dan peledakan.
Melihat arti penting dari menajemen keselamatan 2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk
dan kesehatan kerja ini maka (Widodo, 2015) pegawai yang bekerja pada lingkungan yang
mengutarakan “Memiliki Sistem Manajemen menggunakan peralatan yang berbahaya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi 3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara,
ini, sudah merupakan suatu keharusan untuk sebuah penggunaan warna ruangan kerja, penerangan
perusahaan dan telah menjadi peraturan terutama yang cukup terang dan menyejukkan, dan
pada proyek kontruksi. mencegah kebisingan.
4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap
Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan timbulnya penyakit.
Kesehatan Kerja 5. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta
Menurut (Ramli, 2010) Tujuan sistem manajemen keserasian lingkungan kerja.
K3 tersebut dapat digolongkan sebagai berikut: 6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan
1. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi semangat kerja pegawai.
Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai
dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam Pengertian Kinerja
organisasi. Dengan membandingkan pencapaian Menurut (Wibowo, 2013) Kinerja dipandang
K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, sebagai proses pekerjaan dan kinerja merupakan
organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian suatu proses bagaimana pekerjaan berlangsung
K3. untuk mencapai hasil kerja.
2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam Sedangkan menurut (Sudarmanto, 2009)
organisasi menyimpulkan bahwa : Organisasi yang berhasil
Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai dan efektif merupakan organisasi dengan individu
pedoman atau acuan dalam mengembangkan yang didalamnya memiliki kinerja yang baik.
sistem manajemen K3. Organisasi yang efektif atau berhasil akan ditopang
3. Sebagai dasar penghargaan (awards) oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai Banyak organisasi yang berhasil atau efektif karena
dasar untuk pemberian penghargaan K3 atas ditopang oleh kinerja sumber daya manusia.
pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3 Sebaliknya, tidak sedikit organisasi yang gagal
diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai karena faktor kinerja sumber daya manusia. Dengan
dengan tolak ukur masing-masing. Karena demikian, kesesuaian antara keberhasilan organisasi
bersifat penghargaan, maka penilaian hanya atau kinerja organisasi dengan kinerja individu atau
berlaku untuk periode tertentu. sumber daya manusia.
4. Sebagai sertifikasi
Sistem manajemen K3 juga dapat digunakan Pengukuran Kinerja dan Faktor Yang
untuk sertifikasi penerapan manajemen K3 Mempengaruhi Kinerja
dalam organisasi. Menurut (Sudarmanto, 2009)Membicarakan
Sedangkan menurut (Mangkunegara, 2015) Tujuan kinerja akan selalu terkait dengan ukuran atau
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai standar kinerja. Ukuran atau standar kinerja terkait
berikut: dengan parameter – parameter tertentu atau dimensi
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan yang dijadikan dasar atau acuan oleh organisasi
keselamatan dan kesehatan kerja baik baik untuk mengukur kinerja.
secara fisik, sosial, dan psikologis. Menurut (Suwarto, 2014) Faktor – faktor yang
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja menentukan kinerja karyawan (yakni kemampuan
digunakan sebaik-bainya, seefektif mungkin. dan pengalaman), dipengaruhi oleh praktik –
3. Agar semua hasil produksi dipelihara praktik HR (Human Resource) dan lingkungan
keamanannya. kerja
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan gizi pegawai. Penilaian Kinerja
5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, Menurut (Dessler, 2010) Penilaian kinerja berarti
dan partisipasi kerja. mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan / atau
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang di masa lalu relative standar kinerjanya. Penilaian
disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. kinerja mengasumsikan bahwa karyawan
memahami apa standar kinerja mereka, dan juga yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil
memberikan karyawan umpan balik, keputusan akhir, hasilnya didasarkan pada
pengembangan, dan insentif yang diperlukan untuk pilihan mayoritas.
membantu orang yang bersangkutan a. Memperluas pertimbangan yang ekstrim
menghilangkan kinerja yang kurang baik atau b. Memperlemah integritas manajer yang
melanjutkan kinerja yang baik. bertanggung jawab
Lebih lanjut menurut (Dessler, 2010) Terdapat c. Penilaian berdasarkan peninjauan
beberapa alasan yang dipakai perusahaan untuk lapangan: sama seperti pada kelompok
menilai kinerja karyawan : staf, namun melibatkan wakil dari
1. Penilaian harus memainkan peran yang pimpinan pengembangan atau departemen
terintegrasi dalam proses manajemen kinerja SDM yang bertindak sebagai peninjau
perusahaan. yang independen.
2. Penilaian memungkinkan atasan dan bawahan d. Membawa suatu pikiran yang tetap
menyusun rencana untuk mengoreksi semua kedalam satu penilaian lintas sektor yang
kekurangan yang ditemukan dalam penilaian besar.
dan untuk menegaskan hal-hal yang telah 5. Penilaian oleh bawahan dan sejawat
dilakukan dengan benar oleh karyawan. a. Mungkin terlau subjektif
3. Penilaian harus melayani tujuan perencanaan b. Mungkin digunakan sebagai tambahan pada
karir dengan memberikan kesempatan meninjau metode penilaian yang lain
rencana karir karyawan dengan memperhatikan
kekuatan dan kelemahannya secara spesifik. Metode Penilaian Kinerja
Menurut (Rivai, 2011), Teknik - teknik penilaian
Lebih lanjut (Dessler, 2010) menyatakan bahwa kinerja meliputi :
proses penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Skala peringkat (Rating Scale)
2. Daftar pertanyaan
1. Pendefinisian Pekerjaan 3. Metode catatan prestasi
Memastikan bahwa perusahaan dan karyawan 4. Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice
setuju dengan standar dan kewajibannya. Methode)
2. Menilai Kinerja 5. Metode peristiwa kritis (Critical Incident
Membandingkan kinerja sesungguhnya dari Methode)
karyawan dengan standar yang telah ditentukan. 6. Skala peringkat yang dikaitkan dengan tingkah
Manajer secara umum melakukan penilaian laku (Behaviorally Anchored Ratting Scale)
sendiri dengan bantuan asumsi awal dan 7. Metode peninjauan lapangan (Field Review
metode formal. Methode)
3. Memberikan Umpan Balik 8. Tes dan observasi prestasi kerja (Performance
Pihak atasan dan karyawan yang dinilai Test and Observation)
mendiskusikan kinerja dan kemajuan karyawan 9. Pendekatan evaluasi komparatif (Comparative
yang dinilai dan mengembangkan rencana untuk Evaluation Approach)
pengembangan apa pun yang dibutuhkan.
Indikator Kinerja
Jenis - Jenis Penilaian Kinerja Menurut (Dessler, 2010) menyebutkan bahwa
Menurut (Rivai, 2011) jenis - jenis penilaian terdapat enam indikator dari kinerja yaitu:
kinerja sebagai berikut: 1. Kualitas kerja adalah akurasi, ketelitian, tingkat
1. Penilaian hanya oleh atasan. dapat diterimanya pekerjaan yang dilakukan.
a. Cepat dan langsung 2. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi
b. Dapat mengarah ke distrorsi karena kerja yang dihasilkan pekerjaan dalam periode
pertimbangan - pertimbangan pribadi. waktu tertentu
2. Penilaian oleh kelompok lini : atasan dan 3. Pengetahuan mengenai pekerjaan adalah
atasannya lagi bersama sama membahas kinerja keahlian praktis dan teknik serta informasi yang
dari bawahanny ayang dinilai: digunakan dalam pekerjaan.
a. Objektivitasnya lebih akurat dibandingkan 4. Kepercayaan adalah tingkatan dimana karyawan
kalau hanya oleh atasan sendiri. dapat dipercaya berkaitan dengan penyelesaian
b. Individu yang dinilai tinggi dapat pekerjaan dan tindak lanjutnya.
mendominasi penilaian. 5. Ketersediaan adalah tingkatan dimana karyawan
3. Penilaian oleh kelompok staf : atasan meminta tepat waktu, mengobservasi penentuan waktu
satu atau lebih individu untuk bermusyawarah istirahat / jam makan, dan keseluruhan catatan
dengannya, atasan langsung yang membuat kehadiran.
keputusan akhir 6. Kebebasan adalah sejauhmana pekerjaan bisa
4. Penilaian melalui keputusan komite: sama seperti dilakukan sendiri dengan atau tanpa
pada pola sebelumnya kecuali bahwa manajer pengawasan supervisor
III. HASIL DAN PEMBAHASAN mutu keluaran produk yang cukup tinggi dan lain
Melalui tulisan ini, penulis mencoba sebagainya. Kecelakaan kerja juga berdampak pada
menghubungkan peran keselamatan dan kesehatan in-efisiensi dari proses produksi seperti terjadinya
kerja dengan kinerja karyawan dalam sebuah penyesuaian jadwal produksi, persiapan ulang dari
perusahaan manufaktur. Penulis mencoba proses produksi yang tertunda, pencarian juga
memaparkan hubungan dan pengaruh diantara pengaturan ulang karyawan sehingga berdampak
kedua variable tersebut. Terdapat dugaan sementara pada bagian yang lain dan lain sebagainya.
bahwa ada hubungan dan pengaruh antar Kesemuanya ini sekali lagi akan berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja turunnya pendapatan perusahaan.
karyawan pada perusahaan. Selain beberapa hal diatas yang berhubungan
Dalam industri manufaktur, dimana mereka dengan perusahaan sebagai sebuah organisasi,
mengunakan berbagai macam alat produksi kecelakaan kerja jugaberdampak pada diri para
termasuk mesin besar dalam proses pembuatan karyawan. Karyawan yang didalam perusahaannya
produk atas jasa, kecelakan kerja merupakan hal atau lingkungan kerjannya sering terjad kecelakan
yang sangat umum terjadi. Meski demikian kerja maka cepat atau lambat akan memberikan
kecelakaan bukan hal dapat dianggap hal yang dampak pada psikologis para karyawan. Karyawan
biasa atau hal yang wajar. Kecelakaan kerja bukan akan merasakan stress kerja. Karyawan akan
hal yang biasa terjadi karena konsekuensi dari merakasan adanya bahaya yang mengancam dalam
proses produksi akan tetapi kecelakaan kerja setiap bagian dari proses produksi sehingga
merupakan gambaran dari ketidaksiapan industri karyawan menjadi tidak tenang dan bahkan karena
atau perusahaan dalam proses produksi yang tidak tenangan tersebut maka tidak tertutup
mereka jalankan. kemungkinan dapat terjadi kecelakan kerja yang
Hal ini terjadi karena kecelakan kerja terjadi karena baru.
adanya kesenjangan antara kenyataan minimnya Kecelakan kerja yang terjadi pada salah satu
keharusan kepemilikan atas kemampuan dasar yang karyawan lambat laun dan mau tidak mau akan
harus dimiliki perusahaan dalam proses produksi berdampak bagi karyawan yang lain, mengingat
dengan kemampuan atau kesiapan perusahan dalam proses produksi tidak dapat terhenti dalam waktu
menjalankan fungsinya sebagai entitas yang yang lama. Karyawan yang tidak dapat
memproduksi barang atau jasa dengan kualitas menjalankan tugas dan fungsinya karena kecelakan
prima dan pihak sebagai lembaga yang harus kerja mau tidak mau harus digantikan oleh
melindungi para karyawannya. karyawan lain sehingga akan terjadi beban kerja
Dengan adanya kecelakan kerja yang terjadi dalam tambahan bagi karywan yang lain. Beban kerja
proses produksi maka hal tersebut dapat tambahan tersebut adalah hal yang tidak dapat
mengambarkan ketidak mampuan perusahaan terelakan bagi perusahaan akan bukan hanya itu
dalam menjalankan proses produksi sebagaimana saja, dilain pihak para karyawan juga akan
mestinya. Selain dari itu kecelakaan kerja mendapatkan beban kerja yang tinggi. Stress kerja
mengambarkan ketidakmampuan perusahaan dalam dan beban kerja ini secara sederhana dapat
melindungi para karyawannya. Semakin tinggi dikategorikan sebagai beban dalam lingkungan
angka kecelakaan kerja maka dapat dikatakan kerja.
semakin tidak kompetennya perusahaan dalam Menurut (Mahardiani) Lingkungan kerja fisik
menjalankan fungsinya. berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Selain dari itu angka kecelakaan yang tinggi dapat karyawan, dimana hasil uji korelasi antara
berakibat buruk bagi perusahaan. Beberapa dampak keduanya yaitu 0,422 yang berarti hubungan antara
diantaranya adalah pada produktivitas yang keduanya adalah cukup kuat. Hasil uji determinasi
menurut, kualitas produk yang tidak sesuai dengan antara Lingkungan kerja fisik terhadap kinerja
yang diharapkan, in-efisiensi kerja, tingkat stress karyawan sebesar 17,8%, ini berarti 17,8% variabel
kerja, beban kerja yang tinggi, ketidakpuasan kerja kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel
dari para karyawan dan kinerja karyawan yang lingkungan kerja fisik. Dari penelitian ini dapat
menurun. dilihat bahwa lingkungan kerja fisik mempengaruhi
Kecelakaan kerja mau tidak mau akan berdampak kinerja jadi secara tidak langsung terlihat bahwa
pada produktivtas kerja yang terganggu, hal ini secara tidak langsungkeselamatan dan kesehatan
terjadi bila terjadi kecelakan kerja mau tidak mau kerja mempengaruhi kinerja karyawan.
proses produksi akan tergangu beberapa saat dan Beban kerja selain mempenaruhi kinerja secara
hal ini dapat dikatakan sebagai pemborosan kerja. tidak langung karena sebagai salah satu penyebab
Semaik lama proses produksi terganggu maka terciptanya lingkungan kerja fisik yang buruk juga
semakin besar kerugian yang harus ditanggung merupakan penyebab turunnya kinerja secara
perusahaan. Selain dari produktivitas yang langsung, setidaknya menurut hasil penelitian
terganggu, kualitas produk mau tidak mau juga Adityawarman dan rekan. Menurut hasil penelitian
akan mendapatkan dampaknya seperti yang dilakukan (Adityawarman) yang mengunakan
berkurangnya fungsi pengawasan mutu, defiasi teknik analisis statistika Structural Equation
Std. Si
Cronbach
Erro g.
1 K3 (X) 0,913 Reliabel r of R F
Adjust the Squ C
2 Kinerja 0,895 Reliabel R ed R Esti are F ha
Mod Squ Squar mat Cha Chan df ng
el R are e e nge ge 1 df2 e
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwakoefisien
realibilitas variabel keselamatan dan kesehatan 1 .583 .340 .328 5.16 .340 28.37 1 55 .0
kerja adalah 0,913 dan variable kinerja adalah a 1 1 00
0,895. Oleh karena itu, keseluruhan item pernyataan
yang terdapat dalam kuesioner penelitian telah a. Predictors: (Constant), K3
reliabel sesuai dengan uji realibilitas. Dilihat dari
kriteria kedua variabel tersebut termasuk kategori Dalam uji determinasi didapatkan bahwa terdapat
tinggi. interaksi diantara variable bebas (keselamatan dan
Dari hasil perhitungan validitas dan reabilitas kesehatan kerja) dengan variable terikat (kinerja).
tersebut, perhitungan dilanjutkan dengan Nilai Koefisien determinan dari dua variabel
menghitung korelasi untuk menghitung seberapa tersebut adalah 0,340 (r square = 0.340) yang
besar hubungan diatara dua variable diatas dan dari artinya variabel keselamatan dan kesehatan kerja
perhitungan yang mengunakan bantuan SPSS versi memiliki kontribusi sebesar 34 % terhadap variabel
21 didapatkan hasil sebagai berikut: kinerja sedangkan sisanya atau 66 % dipegaruhi
Table hasil uji korelasi oleh variabel yang lain dan perlu penelitian lanjutan
Correlations untuk mengetahuinya. Dari hasil ini dilihat bahwa
tidak hanya keselamatan dan kesehatan kerja saja
K3 Kinerja yang memberikan kontribusi kepada terciptanya
kinerja akan tetapi kinerja juga dipengaruhi oleh
K3 Pearson Correlation 1 .583** faktor yang lain dan hal ini memerlukan penelitian
Sig. (2-tailed) .000 lanjutan sehingga dapat terlihat secara menyeluruh.
N 57 57
IV. KESIMPULAN
Kinerja Pearson Correlation .583** 1 Berdasarkan pembahasan diatas maka didapatkan
Sig. (2-tailed) .000 beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan,
N 57 57 terdapat hubungan secara positif antara variable
keselamatan dan kesehatan kerja dengan
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). variable kinerja karyawan.
2. Hubungan diantara kedua variable tersebut
Dari hasil perhitungan diatas (baris Pearson cukup baik yaitu dalam kategori sedang (0,583).
Correlation ) dapat terlihat angka 0.583 atau Hal ini terlihat dari hasil uji korelasi dengan
disebut juga dengan (r= 0,583). Dari hasil uji mengunakan SPSS versi 21
Korelasi antara kedua variabel tersebut termasuk 3. Dalam uji determinasi didapatkan bahwa
kategori sedang. terdapat interaksi diantara variable bebas
Dari hasil perhitungan ini maka dapat dikatakan (keselamatan dan kesehatan kerja) dengan
bahwa memang ada hubungan diantara variable variable terikat (kinerja).
keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja 4. Nilai Koefisien determinan dari dua variable
karyawan pada perusahaan. Oleh karena itu tersebut adalah 0,340 yang artinya variabel
keselamatan dan kesehatan kerja memiliki Suwarto. (2014). Manajemen Kinerja. Yogyakarta:
kontribusi sebesar 34 % terhadap variabel Cahaya Atma Pustaka.
kinerja sedangkan sisanya atau 66 % dipegaruhi Wibowo. (2013). manajemen Kinerja. Jakarta:
oleh variabel yang lain dan perlu penelitian Rajawali Press.
lanjutan untuk mengetahuinya. Widodo, S. E. (2015). Manajemen Pengembang
Sumber daya Manusia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
REFERENCES
Dessler, G. (2010). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Edisi Ke Sepuluh). Jakarta: PT PROFIL PENULIS
Indekx.
Mangkunegara, A. P. (2015). Manajemen Sumber Dedy Syahyuni lahir di Jakarta pada tahun 1973
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT dan menyelesaikan pendidikan di Jakarta. Lulus
Remaja Rosdakarya. dari SMAN 8 Jakarta tahun 1992 lalu
Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan menyelesaikan jenjang Strata 1 jurusan Adminitrasi
dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Negara dari Faktutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jakarta: PT Dian Rakyat. (Universitas Nasional - Jakarta), Strata 1 Jurusan
Rivai, V. (2011). Manajemen Sumber Daya Manajemen dari Fakultas Ekonomi (Universitas
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Satyagama – Jakarta) dan mengambil Strata 2
Remaja Rosdakarya. (Magister Manajemen) dari Universitas
Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber daya Krisnadwipayana – Jakarta. Mulai mengajar di Bina
manusia. Bandung: PT Refika Aditama. Sarana Informatika dari tahun 2000 sampai
Sudarmanto. (2009). Kinerja Dan Pengembangan sekarang. Salah satu tulisan yang pernah dibuat
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Teori berjudul Peran Kepemimpinan dalam Kepuasan
, Dimensi pengukuran dan Implementasi Kerja Karyawan pada Sebuah Perusahaan yang
Dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka diterbitkan di jurnal Widya Cipta.
Pelajar.
Abstract - The background of this research about the effect organizational culture and leadership roles through
knowledge sharing. Organizational culture is a common perception held by organization’s members (Robbins,
2005). Leadership roles are classified into eight types; monitor, coordinator, director, producer, innovator,
broker, facilitator and mentor roles (Yang, 2007). Knowledge sharing as the action in which employees diffuse
relevant information to others across the organization (Bartol dan Srivastava dalam Yang, 2007). The objectives
of this research was to find out : (1) the influence of organizational culture toward knowledge sharing, (2) the
influence of leadership roles toward knowledge sharing, (3) the influence of organizational culture and
leadership roles toward knowledge sharing. This research uses survey method and questioners as the tools in
collecting the main data. This research is conducted in PT. Pupuk Kujang, with respondent amount 130
personnel of employees. In this study, all variables were analysis with Multiple Regression. The results shows
these following result : (1) there is a significant influence of organizational culture toward knowledge sharing,
(2) there is a significant influence of leadership roles toward knowledge sharing, (3) there is a significant
influence of organizational culture and leadership roles toward knowledge sharing.
tersebut berisikan pengajaran tingkah laku dasar hal hal yag detail, (3). Outcome orientation.
dan kepercayaan tentang bagaimana seseorang Manajemen fokus terhadap hasil ketimbang tehnik
bersikap dan bertingkah laku didalam suatu dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil,
organisasi sehingga pelan pelan karyawan baru (4). People orientation. Manajemen berorientasi
akan menerima ajaran ajaran tersebut sehingga dia terhadap orang orang yang ada didalam organisasi,
akan menyatu didalam suatu budaya organisasi (5). Team orientation. Manajemen berorientasi
yang dia tempati (Vikas, 2008). kepada tim ketimbang kepada individu individu, (6).
Budaya organisasi adalah suatu nilai nilai dan Aggressiveness. Karyawan diharapkan mampu
kepercayaan yang memungkinkan anggota lebih agresif dan kompetitif ketimbang santai santai,
organisasi memahami peran dan norma yang ada (7). Stability. Manajemen tetap memelihara
didalam organisasinya (Hodgetts, Luthans, Doh, keadaan agar tetap stabil (Robbins, 2005).
2006). Budaya organisasi dapat didefinisikan Banyak studi melaporkan bahwa bila budaya
sebagai sesuatu yang dapat dibagi, asumsi asumsi organisasi ditingkatkan maka pelaksanaan
dasar dimana organisasi belajar dan meniru dari knowledge management bisa lebih dipercepat
lingkungan dan memecahkan masalah yang seperti : collaborative (Cameron et al., dalam Yang,
diadaptasi dari luar dan diintegrasikan kedalam 2007), kepercayaan dalam lingkungan kerja (Goh et
untuk dipelajari oleh anggota baru sebagai arah dan al., dalam Yang, 2007), komitmen top manajemen
untuk memecahkan masalah (Park et al., dalam Al- (Hislop et al., Yang, 2007), program mentoring
Alawi et al., 2007). Budaya organisasi adalah (Krogh dalam Yang, 2007), tanggung jawab
seperangkat nilai nilai dan norma norma yang bersama dalam tim (Bollinger et al., dalam Yang,
mengawasi hubungan antar anggota organisasi 2007), berinovasi dan mampu menyelesaikan
dengan orang lain dan dengan para pemasok, masalah (Goh dalam Yang, 2007).
pelanggan dan orang lain diluar organisasi, Secara spesifik, peranan budaya organisasi
sedangkan nilai adalah kriteria umum, standar, atau terdiri dari : (1). Membantu menciptakan rasa
prinsif yang digunakan orang untuk menentukan memiliki terhadap organisasi, (2). Menciptakan
jenis jenis perilaku, peristiwa, situasi dan hasil yang jatidiri anggota organisasi, (3). Menciptakan
diinginkan atau yang tidak diinginkan (Jones R, keterikatan emosional antara organisasi dan
2004). Budaya organisasi adalah satu set nilai, karyawan yang terlibat di dalamnya, (4). Membantu
keyakinan, asumsi dan praktik yang membentuk menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem
dan menjadi petunjuk sikap dan perilaku anggota sosial dan menemukan pola pedoman perilaku
organisasi (Rashid et al., 2004). Budaya organisasi sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang
menunjukan persepsi bersama yang dianut oleh terbentuk dalam keseharian. Dengan demikian
anggota anggota organisasi itu (Robbins, 2005). budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap
Penelitian mengenai budaya organisasi telah perilaku para anggotanya (Maryatun, 2008).
berupaya mengukur bagaimana karyawan Dimensi budaya digolongkan kedalam empat
memandang organisasinya: apakah organisasi itu kelompok, yaitu : (1). Power Distance. Mengarah
mendorong kerja tim? Apakah organisasi itu pada anggota yang kurang mempunyai kekuatan
menghargai kerja tim? Apakah melumpuhkan dalam institusi dan organisasi menerima bahwa
prakarsa? Sebaliknya kepuasan kerja berupaya kekuasaan didistribusikan seimbang, (2).
mengukur respon afektif (perasaan) terhadap Uncertainty Avoidance. Mengarah pada dimana
lingkungan kerja. Kepuasan kerja berhubungan manusia merasa diperlakukan dengan situasi
dengan bagaimana perasaan karyawan terhadap keragu-raguan dan membentuk kepercayaan dan
harapan organisasi itu, praktek imbalan, dan yang institusi yang mencoba untuk menghindari hal
serupa. Meskipun tidak diragukan kedua istilah itu tersebut, (3). Individualism. Kecenderungan dari
mempunyai karakteristik yang tumpang tindih, manusia untuk melihat diri mereka sendiri dan
hendaknya diingat bahwa istilah budaya organisasi keluarga dekatnya, (4). Masculinity. Suatu budaya
adalah deskriptif. Konsep ini dijadikan eksplisit dimana nilai nilai dominan dalam masyarakat
ketika kita mendefinisikan budaya organisasi adalah kesuksesan, uang, dan barang (Hofstede
sebagai sistem makna yang dianut bersama. Oleh yang dikutif dari Hodgett/Luthans, 2003).
karena itu, kita akan mengharapkan bahwa individu Dimensi budaya organisasi yang lain terdiri
individu dengan latar belakang yang berlainan dari dimensi sosiabilitas dan solidaritas. Sosiabilitas
dalam organisasi itu akan cenderung dapat didefinisikan sebagai persahabatan dalam
mendeskripsikan budaya organisasi dengan istilah hubungan antar anggota organisasi. Solidaritas
istilah yang serupa (Robbins, 2005). adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan
Ada tujuh karakteristik dari budaya organisasi : tujuan secara efisien dan efektif untuk kebaikan
(1). Innovation and risk taking. Mendorong organisasi tanpa banyak memperhatikan dampak
karyawan untuk mampu berinovasi dan berani terhadap individu dan hubungan di antara mereka
mengambil resiko, (2). Attention to detail. (Goffee dan Jones dalam Rashid et al., 2004).
Karyawan diharapkan mampu menunjukan
ketelitian, mampu menganalisa dan memperhatikan Kepemimpinan
supplier untuk menginovasi dan mengkreasi Tacit knowledge sulit untuk dikomunikasikan
produknya (Lall dalam Cummings, 2003). Sejalan karena lebih bersifat tindakan, keterlibatan dan
dengan literatur sejak hasil dari design, struktur komitmen didalam konteks tertentu; hal tersebut
atau strategi akan sering diadaptasi dan merupakan aktivitas yang terus menerus (Polanyi
dimodifikasi untuk mencapai taraf yang diinginkan dalam Cummings, 2003).
melalui learing by doing didalam interaksi dengan
kelompok didalam organisasi, teknologi yang sudah II. METODOLOGI PENELITIAN
usang mungkin tidak akan lagi digunakan tetapi
tetap bisa dijadikan bahan pelatihan. Lebih dari itu Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
terkadang pengetahuan dasar yang telah ditransfer dilakukan sebelumnya oleh Yang (2007). Metode
mungkin akan menjadi sesuatu yang lebih mudah penelitian yang digunakan adalah correlational
untuk diidentifikasi (Hedlund dan Nonaka dalam research yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh
Cummings, 2003). mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
Ada empat variabel yang mempengaruhi dengan variasi pada faktor lain berdasarkan
knowledge sharing, yaitu : (1). Karakteristik koefisien korelasi. Penelitian ini merupakan survey
teknologi yang ditransfer, (2). Aktivitas dan model untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh budaya
yang kan transfer, (3). Profil organisasi dan para organisasi dan peran kepemimpinan dengan
pihak yang terlibat didalam transfer, (4). Faktor knowledge sharing.
lingkungan seperti tingkat perkembangan dan
kapasitas teknologi dinegara tuan rumah (Sagafi-
Nejad dalam Cummings 2003). Knowledge sharing III. HASIL DAN PEMBAHASAN
telah menjadi perhatian yang penting didalam
strategik manajemen, ketika pengetahuan terlihat 3.1. Deskripsi Data
seperti sumber daya strategik yang paling penting
didalam organisasi (Grant dalam Cummings, 2003) Sebelum pengujian hipotesis, pengumpulan
dan menjadi sumber utama yang berharga (Nonaka data terlebih dahulu dilakukan untuk membahas
et al., dalam Cummings, 2003). informasi serta teori yang berkenaan dengan budaya
Cummings (2003) membagi dua aspek dari organisasi serta dimensinya, peran kepemimpinan
knowledge sharing, yaitu : Explicit knowledge dan dan knowledge sharing. Pengumpulan data tersebut
Tacit knowledge. diambil dari jurnal-jurnal dan artikel-artikel melalui
internet, majalah, dan buku-buku yang membahas
Explicit Knowledge mengenai budaya organisasi, peran kepemimpinan
Explicit knowledge mengacu pada pengetahuan dan knowledge sharing yang dapat digunakan
yang bersifat verbal, tulisan, gambar atau sesuatu sebagai data pendukung untuk memperoleh
yang tidak dilapalkan. Explicit knowledge gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan
disampaikan secara formal dengan bahasa yang yang akan diteliti, sehingga dapat memberikan hasil
sistematik. Setiap individu mengetahui sesuatu penelitian lebih tepat dan mendalam.
lebih dari yang bisa mereka terangkan, karena Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
setiap individu memiliki pengetahuan yang tidak PT. Pupuk Kujang, dengan jumlah populasi
verbal, intuisi dan tidak dilapalkan (Polanyi dalam sebanyak 1000 karyawan. Metode yang digunakan
Cummings, 2003). pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
Pengetahuan eksplisit setara dengan penarikan sampel berdasarkan pertimbangan
pengetahuan objektif dan suatu proporsi tentang dimana sampel yang dipilih didasarkan pada
pengetahuan yang eksplisit ini akan direkam dalam kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
berbagai jenis media (Yulia, 2006). Explicit adalah berstatus karyawan tetap PT. Pupuk Kujang.
knowledge adalah pengetahuan manusia yang Perhitungan banyaknya sampel menggunakan
berada diluar kepala. Bentuk explicit knowledge batas toleransi kesalahan (margin error) 10% atau
antara lain dokumen, buku, jurnal dan lain lain. dengan tingkat kepercayaan (level of confidence)
sifat dari explicit knowledge adalah tercetak dalam 90%. Penentuan ukuran sampel minimal dengan
kode-kode, deklaratif, formal dan keras (Muttaqien, menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
2006).
N
Tacit Knowledge n=
Tacit Knowledge lebih bersifat personal dan 1 + N (e) 2
spesifik, yang hanya didapat dari tindakan
seseorang dan komunikasi antar personal. Banyak dengan: n = jumlah sampel
dari tacit knowledge yang merupakan komponen N = jumlah populasi
dari pengetahuan organisasi yang dapat ditemukan e = tingkat kesalahan (error) yang dapat
didalam interaksi sosial melalui komunikasi dan ditoleransi pada penelitian
knowledge sharing (Han dan Anantatmula, 2007).
Dengan demikian jumlah sampel minimal yang sesuai hingga angka 5 untuk menyatakan sangat
diperlukan dalam penelitian ini sebesar 90 sampel sesuai.
untuk populasi karyawan PT Pupuk Kujang. Pada indikator pengukuran mengenai budaya
organisasi diperoleh nilai mean sebesar 3,1186
3.2. Pembahasan dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5,
dimana sebelumnya responden diminta untuk
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan menjawab pertanyaan dengan menggunakan skala
hasil pengolahan statistik deskriptif: likert yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1
menunjukan sangat tidak sesuai sedangkan angka 5
Tabel 1. Statistik Deskriptif menunjukan sangat sesuai. Dengan nilai mean
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
3,1186 berarti jawaban responden terhadap
Budaya Organisasi 127 1.00 5.00 3.1186 1.31769 pertanyaan yang diajukan mendekati sesuai dengan
• Strong culture 127 2.00 5.00 4.3474 0.50841
• Weak culture 127 1.00 5.00 1.8898 0.43905
penyimpangan jawaban responden terhadap rata
rata (standar deviasi) sebesar 1,31769.
Peran Kepemimpinan 127 2.00 5.00 4.3425 0.48998
• Monitor 127 4.00 5.00 4.4016 0.49118
Pada indikator mengenai strong culture
• Coordinator 127 3.00 5.00 4.3425 0.48373 diperoleh nilai mean sebesar 4,3474 dengan nilai
• Director 127 3.00 5.00 4.3661 0.49881
• Producer 127 2.00 5.00 4.2480 0.50049 minimum 2 dan nilai maksimum 5, dimana
• Innovator 127 3.00 5.00 4.3228 0.47685 sebelumnya responden diminta untuk menjawab
• Broker 127 2.00 5.00 4.3346 0.49725
• Facilitator 127 4.00 5.00 4.3189 0.46697 pertanyaan dengan menggunakan 5 skala likert
• Mentor 127 4.00 5.00 4.4055 0.49196 yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan
Knowledge Sharing 127 3.00 5.00 4.4614 0.50810 sangat tidak sesuai sedangkan angka 5 menunjukan
• Explicit 127 3.00 5.00 4.4598 0.51435 sangat sesuai. Dengan nilai mean 4,3474 berarti
• Tacit 127 3.00 5.00 4.4630 0.50217
jawaban responden terhadap pertanyaan yang
diajukan mendekati sangat sesuai dengan
Pada tabel 1. nilai mean yang menunjukan nilai rata penyimpangan jawaban responden terhadap rata
rata penilaian responden terhadap pertanyaan yang rata (standar deviasi) sebesar 0,50841.
diajukan, sedangkan standar deviasi Pada indikator mengenai weak culture diperoleh
menggambarkan besarnya penyimpangan terhadap nilai mean sebesar 1,8898 dengan nilai minimum 1
rata rata dari pertanyaan didalam kuesioner dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya
penelitian. Nilai mean dan standar deviasi untuk responden diminta untuk menjawab pertanyaan
variabel yang diukur dalam penelitian. dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari
Diperoleh Hasil pengujian terhadap 127 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak
responden dari variabel yang diukur antara lain : sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat
variabel Budaya Organisasi (Strong Culture, Weak sesuai. Dengan nilai mean 1,8898 berarti jawaban
Culture), variabel Peran Kepemimpinan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
(Monitoring, Coordinator, Director, Producer, mendekati sangat tidak sesuai dengan
Innovator, Broker, Facilitator, Mentor), dengan penyimpangan jawaban responden terhadap rata
variabel dependent dalam penelitian ini adalah rata (standar deviasi) sebesar 0,43905.
Knowledge Sharing (Explicit, Tacit). Pada indikator mengenai peran kepemimpinan
Berdasarkan data statistik deskriptif, tampak diperoleh nilai mean sebesar 4,3425 dengan nilai
bahwa sebaran perbedaan jawaban responden minimum 2 dan nilai maksimum 5, dimana
terhadap standar deviasi atau simpangan baku pada sebelumnya responden diminta untuk menjawab
hampir keseluruhan variabel berada pada angka pertanyaan dengan menggunakan 5 skala likert
kisaran 0,46697 hingga 1,31769. yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan
Nilai jawaban terendah rata-rata responden pada sangat tidak sesuai sedangkan angka 5 menunjukan
beberapa variabel ada pada angka 1 hingga 4, yang sangat sesuai. Dengan nilai mean 4,3425 berarti
menunjukkan bahwa pada butir-butir pernyataan jawaban responden terhadap pertanyaan yang
pada variabel tersebut, responden mengungkapkan diajukan mendekati sangat sesuai dengan
ketidaksesuaian untuk rentang jawaban 5 poin skala penyimpangan jawaban responden terhadap rata
Likert, dimana angka 1 untuk menyatakan sangat rata (standar deviasi) sebesar 0,48998.
tidak sesuai hingga angka 5 untuk menyatakan Pada indikator mengenai monitor diperoleh nilai
sangat sesuai. mean sebesar 4,4016 dengan nilai minimum 4 dan
Sedangkan angka jawaban tertinggi responden nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
ada pada angka 5 yang menunjukkan angka diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
jawaban responden menyatakan ke arah sangat menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
sesuai untuk butir-butir yang terdapat pada sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
variabel-variabel yang dimaksud dalam jawaban sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
kuesioner bentuk tertutup 5 poin skala Likert, Dengan nilai mean 4,4016 berarti jawaban
dimana angka 1 untuk menyatakan sangat tidak responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,49118. deviasi) sebesar 0,49725.
Pada indikator mengenai coordinator diperoleh Pada indikator mengenai facilitator diperoleh
nilai mean sebesar 4,3425 dengan nilai minimum 3 nilai mean sebesar 4,3189 dengan nilai minimum 4
dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya
responden diminta untuk menjawab pertanyaan responden diminta untuk menjawab pertanyaan
dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari
1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak
sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat
sesuai. Dengan nilai mean 4,3425 berarti jawaban sesuai. Dengan nilai mean 4,3189 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,48373. deviasi) sebesar 0,46697.
Pada indikator mengenai director diperoleh nilai Pada indikator mengenai mentor diperoleh nilai
mean sebesar 4,3661 dengan nilai minimum 3 dan mean sebesar 4,4055 dengan nilai minimum 4 dan
nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
diminta untuk menjawab pertanyaan dengan diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1 menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai. sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
Dengan nilai mean 4,3661 berarti jawaban Dengan nilai mean 4,4055 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,49881. deviasi) sebesar 0,49196.
Pada indikator mengenai producer diperoleh Pada indikator mengenai knowledge sharing
nilai mean sebesar 4,2480 dengan nilai minimum 2 diperoleh nilai mean sebesar 4,4614 dengan nilai
dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya minimum 3 dan nilai maksimum 5, dimana
responden diminta untuk menjawab pertanyaan sebelumnya responden diminta untuk menjawab
dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari pertanyaan dengan menggunakan 5 skala likert
1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan
sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat sangat tidak sesuai sedangkan angka 5 menunjukan
sesuai. Dengan nilai mean 4,2480 berarti jawaban sangat sesuai. Dengan nilai mean 4,4614 berarti
responden terhadap pertanyaan yang diajukan jawaban responden terhadap pertanyaan yang
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan diajukan mendekati sangat sesuai dengan
jawaban responden terhadap rata rata (standar penyimpangan jawaban responden terhadap rata
deviasi) sebesar 0,50049. rata (standar deviasi) sebesar 0,50810.
Pada indikator mengenai innovator diperoleh Pada indikator mengenai explicit diperoleh nilai
nilai mean sebesar 4,3228 dengan nilai minimum 3 mean sebesar 4,4598 dengan nilai minimum 3 dan
dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
responden diminta untuk menjawab pertanyaan diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
sesuai. Dengan nilai mean 4,3228 berarti jawaban Dengan nilai mean 4,4598 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,47685. deviasi) sebesar 0,51435.
Pada indikator mengenai broker diperoleh nilai Pada indikator mengenai tacit diperoleh nilai
mean sebesar 4,3346 dengan nilai minimum 2 dan mean sebesar 4,4630 dengan nilai minimum 3 dan
nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
diminta untuk menjawab pertanyaan dengan diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1 menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai. sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
Dengan nilai mean 4,3346 berarti jawaban Dengan nilai mean 4,4630 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar Tabel 3. Hasil Perhitungan Regresi Dimensi
deviasi) sebesar 0,50217. Budaya Organisasi terhadap Knowledge Sharing
Jika setiap peran kepemimpinan dihubungkan kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka Ho3 ditolak dan
dengan knowledge sharing maka hasilnya dapat menerima Ha3 yang berarti terdapat pengaruh
dilihat pada tabel sebagai berikut : budaya organisasi dan peran kepemimpinan secara
bersama sama terhadap knowledge sharing. Nilai
Tabel 4. Hasil Perhitungan Regresi Setiap Peran beta 0,357 berarti budaya organisasi dan peran
Kepemimpinan terhadap knowledge sharing kepemimpinan secara bersama sama memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap knowledge
β t Sig sharing.
Sesuai dengan tabel 4.2 maka dapat disimpulkan
Monitor 0,272 2,246 0,027 bahwa nilai β yang tertinggi adalah pengaruh
Coordinator 0,012 0,120 0,904 budaya organisasi dan peran kepemimpinan secara
Director -0,063 -0,588 0,557 bersama sama terhadap knowledge sharing sebesar
Producer 0,100 0,943 0,348 0,357. Selanjutnya diikuti oleh nilai β dari pengaruh
Innovator -0,053 -0,428 0,669 peran kepemimpinan terhadap knowledge sharing
Broker 0,042 0,349 0,728 sebesar 0,341 dan nilai β yang terkecil adalah dari
Facilitator 0,064 0,583 0,561 pengaruh budaya organisasi terhadap knowledge
Mentor 0,100 0,921 0,359 sharing sebesar 0,181.
Hasil yang didapat mengenai pengaruh budaya 1. Penelitian ini hanya terbatas pada karyawan PT.
organisasi dan peran kepemimpinan secara bersama Pupuk Kujang dengan jumlah populasi yang
sama terhadap knowledge sharing membuktikan menjadi responden sebanyak 130 orang dan
bahwa nilai t adalah 4,275, dengan β sebesar 0,357 hanya melibatkan dua variabel untuk mengukur
dan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas knowledge sharing pada karyawan PT. Pupuk
0,000 atau nilai signifikansi = 0,000 berarti lebih Kujang, maka hasil penelitian ini tidak dapat
1
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
e-mail: sederhana.shb@bsi.ac.id
2
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
e-mail: siliwangitika10@gmail.com
Abstract - Amerind Bio-Clinic (ABC) Laboratory is a health lab in West Jakarta serving a full range of
laboratory tests, including routine check up to high-tech checks such as Polymerase Chain Reaction (PCR). The
ABC Laboratory has been known as the Inspection Referral Center in Indonesia. Therefore, the ABC Laboratory
of Jakarta should have the equipment and laboratory materials that can support its vast operational activities.
To meet the needs of equipment and materials so much and to be on time, the ABC Laboratory should have
excellent planning, budgeting and procurement mechanisms. To collect data, this research used observation,
documentation and interview method. Meanwhile, the research method used is descriptive research that is
problem-solving procedure by describing the object of research at the present time, based on facts that appear.
The planning, budgeting and procurement process of ABC laboratory has been well implemented, with the
following schedule: planning December 19-28, 2016, budgeting January 3-10, 2017 and procurement January
11-13, 2017. The conclusion of this research is planning, budgeting and procurement mechanism of equipment
& materials at the ABC Laboratory has been running well. This is evident from planning, budgeting and
procurement process of equipment & laboratory could be completed on schedule, so ABC Laboaratory Jakarta
never lack of tools & materials in its activitie and the unit price of each item of laboratory equipment and
materials is generally the same as the self-esteem price (HPS), so ABC Laboratory of Jakarta has never
experienced any problem in providing budget for equipment procurement.
Harga Perkiran Sendiri, yang diperoleh dari harga Total Seluruhnya 168,351,700
masa lampau dan sumber lain yang relevan. Sumber : Laboratorium ABC Jakarta (2017)
Penganggaran alat & bahan laboratorium dapat
membantu untuk melancarkan jalannya pengadaan
Mengingat jumlah pasien dan jenis pemeriksaan Hadari, N & Mimi, M (1996). Penelitian Terapan.
dapat berubah dengan cepat (tergantung kondisi Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
kesehatan masyarakat) , bagaimanapun baiknya
mekanisme perencanaan, penganggaran dan Kementerian Kesehatan RI. (2010). Standar
pengadaan alat & bahan di Laboratorium ABC, Laboratorium Analis Kesehatan. Jakarta:
pada saat-saat tertentu pernah terjadi kekurangan Kementerian Kesehatan R1.
alat & bahan, walaupun dalam skala kecil. Untuk
mengatasi hal ini, kami sarankan Laboratorium ABC Martono, R. (2015). Manajemen Logistik
Jakarta mempunyai kebijakan tersendiri untuk Terintegrasi. Jakarta Pusat: PPM.
pengadaan alat & bahan yang bersifat darurat ,
disamping mekanisme pengadaan alat & bahan yang Permenkes. (2016). Pengertian Laboratorium Klinik
bersifat umum dan rutin. berdasarkan Permenkes No. 411.
http://www.chemistricks.com/2016/05/pengertia
n-laboratorium-klinik.html?m=1. (03 Mei 2016
REFERENSI Robert,, N. A. & Vijay, G. (2015). Management
Control System. Jakarta: Salemba Empat.
Andri, F., & Endang S.T. (2015). Pengantar
Manajemen (3 in 1). Kebumen: Mediatera. Sujarweni, V. W. (2015). Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Febriawati, . (2013). Manajemen Logistik Farmasi
Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Stephen, P. R. & Mary C. (2010). Manajemen.
Jakarta: Erlangga.
Gunawan, A, & Marwan. A . (2013). Anggaran
Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.
Abstract - This study aims to identify the improvement of public satisfaction on the service of KTP and
KK in the District Office of East Pekalongan. Measurements use service quality dimensions that
include tangibles (appearance), reliability, responsiveness, assurance, empathy. The main question in
this research is how to increase public satisfaction to service in East Pekalongan Office? The results
of this study indicate that the services provided to the community in East Pekalongan District is quite
good. This will support the improvement of service quality in East Pekalongan District Office, conduct
regular measurement of community satisfaction and improve the quality of apparatus by providing
education and training.
bagi masyarakat ataupun bagi pemerintah di tingkat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
desa. menguntungkan dalam masyarakat yang
Selama ini terhadap pelayanan KTP dan KK menawarkan kepuasan dan hasilnya tidak terikat
bervariasi, tergantung pengalaman yang dialami pada suatu produk tertentu.
masing-masing masyarakat yang berurusan. Ada
masyarakat yang merasa terlalu berbelit-belit dalam 1.2. Kualitas Pelayanan
proses pengurusan KTP dan KK. Dan ada juga Menurut Hardiyansyah (2011:36) “Kualitas
anggapan masyarakat yang merasa terlalu lama pelayanan adalah merupakan kondisi dinamis yang
dalam pengurusan, fasilitas yang kurang lengkap berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dapat mempengaruhi pelayanan yang diberikan dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
kepada masyarakat. Kegiatan pelayanan yang harapan”. Juga diartikan sebagai sesuatu yang
diberikan Kantor Kecamatan Pekalongan Timur berhubungan dengan terpenuhinya harapan/
akan dinilai dari tingkat kepuasan masyarakat. kebutuhan pelanggan, dimana pelayanan dikatakan
Penilaian yang diberikan masyarakat menentukan berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan
ukuran kinerja pelayanan publik. Kegiatan yang jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan
dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas harapan pelanggan.
pelayanan publik adalah dengan mengukur tingkat
kepuasan masyarakat. Salah satu metode yang 1.3. Dimensi Kualitas Pelayanan
digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan Menurut Hardiyansyah (2011:45), suatu model
suatu organisasi publik adalah dengan menggunakan dimensi kualitas jasa yang ideal baru memenuhi
dimensi kualitas pelayanan. Pengukuran kualitas beberapa syarat apabila:
pelayanan harus selalu dilakukan secara berkala, 1) Dimensi harus bersifat satuan yang
artinya pada setiap periode waktu tertentu harus komprehensif, artinya dapat menjelaskan
dilakukan penelitian atau perhitungan dan analisis karakteristik secara menyeluruh mengenai
terhadap kepuasan masyarakat akan pelayanan yang persepsi terhadap kualitas karena adanya
telah diberikan. Akan tetapi, sampai saat ini perbedaan dari masing- masing dimensi yang
pengukuran kualitas pelayanan belum diterapkan di diusulkan.
Kantor Kecamatan Pekalongan Timur secara 2) Model juga harus bersifat umum, artinya masing-
berkala. masing dimensi harus bersifat umum dan valid
Kepuasan masyarakat yang mempengaruhi untuk berbagai spektrum bidang jasa.
kualitas pelayanan yang diberikan Kantor 3) Masing- masing dimensi dalam model yang
Kecamatan Pekalongan Timur menjadi hal yang diajukan haruslah bersifat bebas.
menarik untuk dikaji, karena bermaksud untuk 4) Sebaiknya jumlah dimensi dibatasi (limited)
mengetahui lebih mendalam mengenai dimensi Menurut Hardiyansyah (2011:52-53)
kualitas pelayanan terhadap pelayanan di Kantor mengidentifikasikan lima karakteristik yang
Kecamatan Pekalongan Timur tentang “Bagaimana digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi
upaya peningkatan kepuasan masyarakat kualitas jasa, yaitu:
terhadap pelayanan di Kantor Kecamatan 1) Bukti langsung (tangibles)
Pekalongan Timur?” Tangible adalah faktor yang mempengaruhi
Pengamatan ini dibatasi pada kualitas pelayanan kepuasan pelanggan dari segi visual
Kependudukan yaitu pelayanan Kartu Tanda (berhubungan dengan lingkungan fisik).
Penduduk, dan Kartu Keluarga. Penelitian ini Tangible yang baik akan mempengaruhi
membatasi dengan dimensi yang dijadikan pedoman persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan
pengukuran kepuasan pelanggan terhadap pelayanan aspek tangible ini juga merupakan salah satu
pada Kantor Kecamatan Pekalongan Timur. Dimensi sumber yang mempengaruhi harapan
yang dijadikan pedoman menggunakan lima pelanggan. Aspek tangible meliputi fasilitas
indikator dalam pelayanan agar kualitas pelayanan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana
dapat dicapai, yaitu : tangibles (tampilan), reliability komunikasi.
(kehandalan), responsiveness (ketanggapan),
assurance (kepercayaan), empathy (empati). 2) Kehandalan (reliability),
Reliability yaitu kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan
1.1. Pelayanan Publik memuaskan. Reliability berarti perusahaan
Pelayanan publik dibutuhkan masyarakat guna menepati apa yang dijanjikan, baik mengenai
menunjang berbagai kebutuhannya karena pada pengantaran, pemecahan masalah, dan harga.
dasarnya masyarakat membutuhkan pelayaan setiap Reliabilitas meliputi dua aspek utama, yaitu
harinya. Menurut Sinambela (2011:5) istilah pubik konsistensi kinerja (performance) dan sifat
berasal dari bahasa Inggris public yang berarti dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti
umum, masyarakat, negara. Berdasarkan pengertian perusahaan mampu menyampaikan jasanya
pelayanan dan publik di atas, pelayanan publik dapat secara benar sejak awal, memenuhi janjinya
secara akurat dan andal, menyampaikan data seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
secara tepat dan mengirimkan tagihan yang yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
akurat. Berdasarkan pada pengertian kepuasan
pelanggan tersebut,dapat disimpulkan bahwa
3) Daya tanggap (responsiveness), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan
Daya tanggap yaitu keinginan para staff seseorang setelah mengonsumsi produk atau jasa
untuk membantu para pelanggan dan terhadap kebutuhan, keinginan, dan harapan yang
memberikan pelayanan dengan tanggap. diinginkannya.
Beberapa contohnya adalah ketepatan waktu a. Tingkat Kepuasan Masyarakat
pelayanan, kecepatan memanggil kembali Kepuasan masyarakat terhadap organisasi
pelanggan, dan penyampaian layanan secara publik sangat penting karena adanya hubungan
cepat. Dimensi ini menegaskan perhatian dan kepercayaan masyarakat. Menurut Nugraheni
kecepatan waktu dalam hubungannya dengan (2015:22) “Semakin baik kepemerintahan dan
permintaan pelanggan, pelayanan, komplain kualitas pelayanan yang diberikan, maka semakin
dari masalah yang terjadi. tinggi kepercayaan masyarakat (hightrust)”.
Kepercayaan masyarakat akan semakin tinggi
4) Jaminan (assurance), apabila masyarakat mendapatkan pelayanan yang
Jaminan yang dimaksud adalah perilaku baik dan merasa terpuaskan akan pelayanan tersebut.
karyawan atau petugas pelayanan mampu KEPMENPAN Nomor 63 tahun 2003
menumbuhkan kepercayaan pelanggan tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
terhadap perusahaan dan perusahaan dapat Pelayanan Publik menyebutkan bahwa, “Ukuran
menciptakan rasa aman bagi para keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan.
para karyawan selalu bersikap sopan dan Kepuasan pelayanan dicapai apabila penerima
menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan
dibutuhkan untuk menanggapi setiap yang dibutuhkan dan diharapkan”. Oleh karena itu,
pertanyaan atau masalah pelanggan. Jaminan setiap penyelenggara pelayanan secara berkala
ini mencangkup kemampuan, kesopanan, dan melakukan pengukuran dimensi kualitas pelayanan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Kepuasan pelanggan dapat diukur
menggunakan berbagai metode pengukuran.
5) Empati, Menurut M.N Nasution, (2004:120-121), secara
Empati berarti perusahaan memahami sederhana mengemukakan empat metode yang dapat
masalah para pelanggannya dan bertindak demi mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai
kepentingan pelanggan, serta memberikan berikut:
perhatian personal kepada para pelanggan dan 1) Sistem Keluhan dan Saran
memiliki jam operasi yang nyaman. Empati Setiap perusahaan yang berorientasi kepada
dalam pelayanan meliputi kemudahan dalam pelanggan (customer-oriented) perlu
melakukan hubungan, komunikasi yang baik, memberikankesempatan seluas-luasnyabagi
dan memahami kebutuhan para pelanggan. para pelanggannya untuk menyampaikan saran,
Berdasarkan uraian tersebut, dapat pendapat, dan keluhan.Media yang bisa
disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan digunakan adalah kotak saran, kartu komentar,
oleh kantor Kecamatan Pekalongan Timur saluran telepon khusus (customer hot
mengenai tingkat kepuasan pelanggan dapat lines),dan lain-lain.
diukur dari lima dimensi kualitas pelayanan
yaitu: dari segi bukti langsung, kehandalan, 2) Survei Kepuasan Pelanggan
daya tanggap, jaminan dan empati yang Melalui survei, perusahaan akan
diberikan selama proses pelayanan. memperoleh tanggapan dan umpan balik secara
langsung dari pelanggan dan sekaligus juga
1.4. Kepuasan Pelanggan memberikan tanda (signal) positif bahwa
Menurut M.N. Nasution (2004:104) perusahaan menaruh perhatian terhadap
mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan pelanggannya.
merupakan evaluasi pembeli, dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil 3) Ghost Shopping
(outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, Metode ini dilakukan dengan cara
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil mempekerjakan beberapa orang (ghost
diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai
Menurut M.N. Nasution (2004:104) menandaskan, pelanggan potensial produk perusahaan dan
bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut
menyampaikan temuan-temuannya mengenai
kekuatan dan kelemahan produk perusahaan diseleksi, dikelompokkan, dilakukan pengkajian dan
dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka. disimpulkan. Data dalam pengamatan ini antara lain
penerimaan masyarakat di kantor Kecamatan
4) Lost Customer Analysis Pekalongan Timur sampai masyarakat meninggalkan
Perusahaan yang menggunakan metode ini kantor Kecamatan Pekalongan Timur serta informasi
untuk menganalisis kepuasan pelanggan lain yang mendukung dalam penelitian ini.
dengan cara menghubungi para pelanggannya Sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam
yang telah berhenti membeli atau telah beralih penelitian ini adalah: Menurut Sugioyono
pemasok. Hasil dari metode ini akan diperoleh (2014:139) data primer adalah “sumber data yang
informasi penyebab terjadinya hal tersebut. langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Informasi ini sangat berguna bagi perusahaan Metode yang digunakan untuk memperoleh data
untuk mengambil langkah kebijakan primer adalah menggunakan wawancara dan
selanjutnya dalam rangka meningkatkan observasi. Penelliti mengamati dan berkomunikasi
kepuasan dan loyalitas pelanggan. secara langsung melalui wawancara dengan
Berdasarkan penjabaran tersebut, terdapat informan, yaitu masyarakat Kecamatan Pekalongan
empat metode yang dapat dilakukan untuk Timur yang merupakan pengguna jasa pelayan
mengukur kepuasan pelanggan, yaitu dengan metode publik dan beberapa pegawai di Kecamatan
sistem keluhan atau saran, survei kepuasan Pekalongan Timur. Menurut Sugiyono (2014:141)
pelanggan, metode ghost shopping, danlost data sekunder adalah “data yang diperoleh dengan
customer analysis. Analisis Indeks Kepuasan cara membaca, memahami melalui media lain. Data
Pelanggan merupakan salah satu cara mengetahui ini diperoleh dari data-data, dokumen dalam
tingkat kepuasan pelanggan menggunakan metode perusahaan.
Survei Kepuasan Pelanggan. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan
yaitu: Menurut Sugiyono (2014:137) Wawancara
1.5. Kerangka Pemikiran digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
Pelayanan Publik menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih sedikit/kecil. Komunikasi
yang dilakukan secara langsung berguna untuk
Alat Ukur Kualitas Pelayanan : mendapatkan keterangan atau data yang
berhubungan dengan masalah yang diamati. Peneliti
1. Tangibles (tampilan) melakukan wawancara kepada masyarakat
Kecamatan Pekalongan Timur dengan beberapa
2. Reliability (kehandalan) pertanyaan berkaitan dengan pelayanan dan
mengarah bagaimana agar pelayanan di Kantor
3. Responsiveness Kecamatan Pekalongan Timur menjadi lebih baik.
(ketanggapan)
Menurut Juliandi (2014:40), menyatakan bahwa
4. Assurance (kepercayaan) tinjauan pustaka atau studi literatur merupakan
langkah penting di dalam penelitian, langkah ini
5. Empathy (empati)
meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari
dokumen yang berisi informasi yang berhubungan
dengan permasalahan pengamatan secara sistematis.
Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan buku,
Kepuasan data statistik, dan laporan penelitian yang relevan.
Melalui langkah ini penyusunan penelitian juga
lebih baik karena pemahaman permasalahan yang
Gambar 1. Kerangka Pemikiran diamati akan lebih mendalam. Dengan mengetahui
beberapa pengamatan yang sudah ada, pengamatan
akan menjadi lebih tajam dalam melakukan
II. METODOLOGI PENELITIAN interprestasi hasil pengamatan. Observasi, menurut
Dalam penelitian ini metode analisis yang Sugiyono (2014:145) observasi merupakan suatu
digunakan yaitu deskriptif analisis. Menurut proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn
Sugiyono (2014:147 analisis deskriptif digunakan dari berbagai proses biologis dan psikhologis.
untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan Dokumentasi, pengumpulan data dengan mengambil
atau menggambarkan data yang telah terkumpul beberapa foto pada tempat pengamatan yaitu Kantor
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat Kecmamatan Pekalongan Timur. Data yang berupa
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau foto tersebut untuk menggambarkan bukti fisik
generalisasi. Data yang telah terkumpul kemudian tempat pengamatan.
http://adityolaksono26.blogspot.co.id/2015/03/pe
ngertian-kepuasan-pelanggan-dan.html.
DAFTAR PUSTAKA Nasution, M.N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu
(Total Quality Management).
Astia, Tika. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Jakarta: Ghalia Indonesia.
Terhadap Kepuasan Masyarakat pada Kantor Sinambela, Lijan Poltak. dkk. 2011. Reformasi
Cama Tanjungpinang Timur. Naskah Publikasi. Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Maritim Raja Ali Haji Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Tanjungpinang. Kualitatif Dan R&D. Jakarta: PT. Gramedia
Azuar Juliandi, dkk. 2014. Metodologi Penelitian Pustaka Utama.
Bisnis Konsep & Aplikasi. Medan: UMSU Sugiyono.2014, Metode Penelitian Kuantitatif
PRESS. Kualitatif Dan R&D. Jakarta: PT. Gramedia
Hardiyansyah. 2011, Kualitas Pelayanan Publik Pustaka Utama.
Konsep, Dimensi, Indikator, dan Widarjanto. 2014, Pembentukan Tim Pelaksana
Implementasinya, Yogyakarta : Gava Media Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pekalongan Timur, Keputusan Camat
Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pekalongan Timur. Pekalongan : Pemerintah
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Kota Pekalongan
Masyarakat. Nugraheni, Zuldi Ahaditya Arif. 2015. Analisis
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan
Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 Publik Berdasarkan Indeks Kepuasan
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Masyarakat Dikantor Kecamatan Mungkid
Pelayanan Publik. Kabupaten Magelang. Skripsi. Universitas
Laksono, M. Susilo Adityo. 2015. Pengertian Negeri Yogyakarta
Kepuasan Pelanggan dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya Menurut Para Ahli.
Abstract - The purpose of this research are to know and to analyze emotional intellegence among trader in
foreign exchange. Traders are intermediaries buying and selling of foreign exchange traded on futures
exchanges. Traders in carrying out their trading activities using their own funds or by using customer funds
based on the agreements made previously. Traders analyze fluctuations in the foreign exchange market by
relying on both technical and fundamental analyzes. All of the risk and benefits in forex trading will be taken by
an investor. Emotional intelligence that is intended is a set of skill, competence, and non cognitive qualification
that influence the personal skill to weather claim and pressure ambient. This research has been done with
intrinsic case study. To determinate the subject using combination technique between purposive and snow ball
sampling so that selected three subjects. Experience and information of subject have been explorated using
depth interview as the primary data collection. The techniques of data analysis that have been used in this
research were tematic analysis. Field note was also used. The result of research showed there are five domains
that arose to the trader.
diri atau self control sebagai senjata paling ampuh kemampuan dalam keterampilan ini akan terus
untuk bisa menjalankan strategi yang dimiliki menerus bernaung melawan perasaan murung,
seorang trader untuk bisa menjalankan trading plan sementara mereka yang pintar akan dapat bangkit
atau menerapkan segala ilmu yang sudah dikuasai. kembali jauh lebih cepat. Kemampuan mengelola
(Haryadi, 2013) emosi meliputi kemampuan penguasaan diri dan
Seorang trader yang cerdas, dalam melakukan kemampuan menenangkan kembali.
pengambilan keputusan untuk trading lebih
3. Memotivasi diri sendiri, yaitu kemampuan untuk
mengutamakan pertimbangan rasional, bukan
mengatur emosi merupakan alat untuk mencapai
emosional. Kecerdasan emosi ini yang akan
tujuan dan sangat penting untuk memotivasi dan
mendorong kualitas keputusan untuk trading.
menguasai diri. Orang yang memiliki
Seorang trader yang memiliki kecerdasan
keterampilan ini cenderung lebih produktif dan
emosional yang tinggi cenderung memiliki
efektif dalam upaya apapun yang dikerjakannya.
kestabilan emosi yang baik sehingga mendukung
Kemampuan ini didasari oleh kemampuan
penyesuaian diri untuk menghadapi kesulitan secara
mengendalikan emosi, yaitu menahan diri
objektif, stabil, tidak mudah frustasi, senantiasa
terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan
berprestasi, mampu memotivasi diri terhadap kritik,
hati. Kemampuan ini meliputi: pengendalian
dan yang terpenting adalah mampu mengendalikan
dorongan hati, kekuatan berfikir positif dan
stress sekalipun dalam kondisi loose atau floating
optimis.
loose
Martinez dalam (Yuniarsih, 2009) 4. Mengenali emosi orang lain, kemampuan ini
mengemukakan bahwa kecerdasan emosi disebut empati, yaitu kemampuan yang
merupakan kesatuan dari keahlian non kognitif, bergantung pada kesadaran diri emosional,
kemampuan dan kompetensi yang mempengaruhi kemampuan ini merupakan keterampilan dasar
kemampuan seseorang dalam mengatasi lingkungan dalam bersosial. Orang empatik lebih mampu
dan tekanan. Senada dengan hal tersebut menurut menangkap sinyal-sinyal social tersembunyi
(Meyer, 2007) mendefinisikan kecerdasan yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan orang
emosional sebagai suatu kemampuan khusus atau dikehendaki orang lain.
membaca perasaan terdalam orang yang melakukan
kontak, dan menangani relasi secara efektif. 5. Membina hubungan. Seni membina hubungan
Sedangkan menurut (Ginanjar, 2007) kecerdasan social merupakan keterampilan mengelola emosi
emosional adalah sebuah kemampuan untuk orang lain, meliputi keterampilan social yang
“mendengarkan” bisikan emosi, dan menjadikannya menunjang popularitas, kepemimpinan dan
sebagai sumber informasi maha penting untuk keberhasilan hubungan antar pribadi.
memahami diri sendiri dan orang lain demi Menurut (Goleman, 2009) mengemukakan bahwa
mencapai tujuan”. ada beberapa factor yang mempengaruhi kecerdasan
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik emosional individu, yaitu:
kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah
kemampuan untuk merasakan, memahami, 1. Lingkungan keluarga. Kecerdasan emosi ini
menghargai, perasaan diri sendiri dan orang lain dapat diajarkan pada saat anak masih bayi
untuk menanggapinya dengan tepat, dengan contoh-contoh ekspresi, sebagai contoh:
mengimplementasikan kepekaan tenaga dan melatih kebiasaan hidup disiplin dan
emosional secara efektif dalam kehidupan dan bertanggung jawab, kemampuan berempati,
pekerjaan sehari-hari. kepedulian, dan sebagainya. Hal ini akan
Menurut (Goleman, 2009) menggambarkan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk
kecerdasan emosi dalam 5 aspek kemampuan utama, menangani dan menenangkan diri dalam
yaitu: menghadapi permasalahan, sehingga anak-anak
dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak
1. Mengenali emosi diri, yaitu kemampuan individu memiliki banyak masalah tingkah laku seperti
yang berfungsi untuk memantau perasaan dari tingkah laku kasar dan negative
waktu ke waktu, mencermati perasaan yang
muncul. Ketidakmampuan untuk mencermati 2. Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini adalah
perasaan yang sesungguhnya menandakan bahwa lingkungan masyarakat dan lingkungan
orang berada dalam kekuasaan emosi. penduduk. Pembelajaran ini biasanya
Kemampuan mengenali diri sendiri meliputi ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti
kesadaran diri. bermain peran. Anak berperan sebagai individu
di luar dirinya dengan emosi yang menyertainya
2. Mengelola emosi, yaitu kemampuan untuk sehingga anak akan mulai belajar mengerti orang
menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, lain. Perkembangan kecerdasan emosi dapat
kemurungan atau ketersinggungan dan akibat- ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk
akibat yang timbul karena kegagalan pelatihan diantaranya adalah pelatihan
keterampilan emosi dasar. Orang yang buruk
asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk bertransaksi. Dengan adanya trading plan MI
pelatihan yang lainnya menjadi lebih disiplin dan berhati-hati dalam
mengelola dana nasabahnya, meskipun
bertentangan dengan nasabahnya yang selalu
II. METODE PENELITIAN menginginkan profit yang besar, MI selalu dapat
meyakinkan investornya tentang profit/ loose yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan
mungkin terjadi serta cara mengatasinya agar
kualitatif. Tipe penelitian yang digunakan dalam
investor tidak gegabah ketika trading. Ketika
penelitian ini adalah studi kasus. Tipe ini digunakan
sedang trading MI memilih berada didalam
karena ketertarikan peneliti untuk mengeksplorasi
ruangan, sambil tetap focus pada laptopnya
tema yang dianggap penting dalam penelitian ini,
memantau pergerakan harga. Ketika sedang open
yaitu kecerdasan emosi pada trader dalam
position, MI jarang terlihat berbaur bersama dengan
bertransaksi valuta asing, dimana para trader
rekan-rekannya. MI biasanya trading dengan 1 atau
mampu bertahan dalam menghadapi fluktuasi pasar
2 orang rekan dekatnya didalam ruangan, dan
valuta asing. Dalam menentukan subjek penelitian,
jarang terlihat berbaur dengan rekan-rekan yang
penulis menggunakan teknik kombinasi antara
lain, terkadang MI sharing dengan trader lain di
purposive dan snow ball sampling. Kriteria utama
bagian Research & Development untuk membahas
subjek dalam penelitian ini adalah: telah memiliki
tentang kondisi pasar. Ketika mood MI sedang tidak
nasabah untuk menanamkan modalnya dalam
baik, atau tidak dalam kondisi sehat biasanya MI
bentuk trading di pasar valuta asing /forex,
tidak memaksakan diri untuk trading, kecuali jika
memiliki account real dan sedang trading di pasar
ada posisi floating.
valuta asing, telah menjadi trader minimal 1 tahun,
dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Ketika sedang trading JL justru cenderung lebih
berbaur bersama dengan rekan-rekannya yang lain
Adapun perbedaan penelitian-penelitian
sambil mendengarkan musik, memantau situs berita
sebelumnya dengan penelitian ini adalah pada
di internet, atau sesekali streaming acara TV.
pokok pembahasannya, yaitu dalam penelitian ini
Terkadang JL trading di cafe atau di rumah
lebih difokuskan pada aspek kecerdasan emosi dari
nasabahnya, agar nasabah sekaligus dapat belajar
trader dikaitkan dengan kemampuannya dalam
tentang forex lebih jelas. Subjek JL trading dengan
menghadapi fluktuasi pasar valuta asing. Dimana menggunakan sistem robotik sehingga tidak perlu
pergerakan harga dalam pasar valuta asing terjadi khawatir menderita loose banyak. Sebelum market
selama 24 jam non stop lebih fluktuatif di buka JL telah melakukan analisa dengan melihat
dibandingkan dengan saham, index, atau komoditi. harga penutupan kemarin, trend pasar, berita
Trader dalam penelitian ini adalah seseorang yang ekonomi yang beredar, dll. Selanjutnya JL
bekerja pada perusahaan futures trading dan menetapkan berapa point profit/ loose yang
diberikan mandat oleh nasabah untuk mengelola diinginkan, dengan demikian jika harga sudah
dan mengembangkan dana nasabah dalam bentuk menyentuh yang ditetapkan tersebut maka akan
trading di pasar valuta asing. Dengan demikian secara otomatis JL akan menutup posisi transaksi.
seorang trader diharapkan bertanggung jawab serta Menurut JL prinsip dalam trading terletak pada
berhati-hati dalam mengelola dana nasabahnya, hal persetujuan dari investor sebagai pemilik modal,
ini jelas akan mempengaruhi emosi trader dalam sebelum trading JL selalu menginformasikan
bertransaksi valuta asing. kepada nasabah tentang kondisi pasar dan analisa
sebagai dasar untuk membuka posisi trading,
termasuk profit/ loose termasuk resikonya jika
III. HASIL DAN PEMBAHASAN sewaktu-waktu investor harus inject dana.
Berikut pembahasan tematik dari masing-masing Meskipun demikian selama ini nasabah JL
tema yang ada pada tiga subjek penelitian ini: mempercayakan sepenuhnya trading kepada JL.
1. Mengenali Emosi Diri Ketika sedang trading AR memilih trading di
floor bersama dengan rekan-rekannya, AR memilih
Kecerdasan emosi pada ranah pertama ini, duduk menyendiri dan focus terhadap account nya.
terlihat pada ketiga subjek. Subjek MI tergolong Subjek AR tipikal trader yang melihat peluang
trader yang tidak berani mengambil resiko besar dipasar dengan menggunakan analisa fundamental,
dalam bertransaksi, sebelum trading MI telah berita ekonomi seperti pemangkasan suku bunga,
menetapkan profit yang dibuatnya dalam trading Federal Open Market Committe (FOMC) meeting,
plan. Ketika trading profit yang diambil tidak Trade Balance Report, Non Farm Payroll,
banyak, namun MI sering keluar masuk pasar jika Consumer Price Index, dll. Jika secara analisa
trend pasar mendukung untuk trading. Ketika teknikal dan fundamental mendukung, maka subjek
trading MI jarang meminta saran dari orang lain, langsung membuka posisi untuk transaksi.
MI lebih sering menganalisa pasar sendiri dengan Terkadang dalam bertransaksi AR meminta saran
melihat berita dan pergerakan pasar kemudian dari rekan-rekan senior nya, meskipun demikian
membuat trading plan sebagai acuan dalam
menjelaskan kepada nasabah dengan menenangkan rekan nasabahnya, rekan-rekan sekolahnya dulu
bahwa account nya akan dijaga baik-baik. atau atasan ditempat kerja sebelumnya, selain itu
MI juga ikut serta sebagai pengurus dalam
Dalam posisi loose/ profit, JL selalu
komunitas broker.
menginformasikan kepada nasabahnya, ada perasaan
bersalah jika account mengalami loose. Jika account JL tergabung dalam organisasi IKOFX yang
nya loose, JL tidak akan membiarkan loose lebih beranggotakan trader junior maupun senior,
parah lagi dan biasanya JL akan membuka posisi organisasi tersebut sering mengadakan pertemuan
baru untuk menutup kerugiannya tersebut. Cara JL untuk membahas permasalahan yang berkaitan
menghadapi nasabah yang serba ingin tau tentang dengan pasar valuta asing, trend market, training
account adalah dengan menjelaskan secara baik-baik indikator analisis dalam trading, serta isu-isu
kondisi pasar, account dan transaksi yang terjadi. JL penting dalam dunia pasar modal baik dalam
terkadang mengundang nasabah untuk datang ke maupun luar negeri. JL aktif memperkenalkan
kantor atau ke rumah nasabahnya, hal ini dilakukan bisnis forex lewat media sosialnya, JL berpendapat
agar kelak nasabah juga mampu trading sendiri. bahwa transaksi forex dapat dilakukan bukan hanya
oleh pengusaha, mahasiswa atau ibu rumah tangga
Ketika account AR dalam posisi profit/ loose,
dapat trading forex. Bahkan dengan modal 1 juta
AR selalu memberitahukan posisi trading kepada
rupiah saja sudah dapat bertransaksi forex dengan
nasabahnya baik melalui telpon atau trading report
spread yang lebih rendah, dan dapat diakses secara
yang dikirimkan oleh AR melalui email atau fax.
online dari smartphone nasabah. JL memiliki
Jika sedang loose AR tidak memaksakan diri untuk
hubungan yang baik dengan nasabahnya meskipun
floating, AR memilih untuk cut loose dan
account nasabah JL pernah mengalami kerugian. JL
meninggalkan kantor sejenak untuk refreshing. AR
juga mampu menjalin hubungan yang baik dengan
memiliki hubungan yang baik dengan nasabahnya
rekan-rekan nasabahnya. JL sering membantu
meskipun AR pernah mengalami loose yang
mereka belajar demo accunt sebelum trading
berdampak merugikan nasabahnya namun AR
sungguhan.
mampu meyakinkan dan memberikan support ke
nasabahnya untuk tetap survive karena AR yakin Di kantor AR memiliki hubungan yang baik
market akan rebound. Meskipun bisnis futures dengan sesama rekan kerjanya. Ketika rekannya
trading beresiko tinggi namun jika kita mampu mengalami floating loose, AR memberikan support
menganalisis dan paham manajemen risiko, maka kepada rekan-rekannya untuk tetap sabar sambil
keuntungan yang didapatkan juga besar. terus belajar tentang trading. AR sering berbagi
informasi tentang kondisi pasar, meski berbeda
5. Membina Hubungan
pendapat namun AR merasa senang karena ada
Dihari Senin pagi setiap minggunya di rekan-rekannya yang dapat diajak untuk sharing. Di
perusahaan MI diadakan meeting untuk memantau setiap hari Jumat AR sering mengadakan acara
pergerakan pasar dan kinerja para trader, dalam seperti makan bersama di luar kantor, jalan-jalan
acara tersebut MI sering memberikan analisanya atau karaoke bersama untuk meningkatkan
tentang pasar sambil terus memotivasi rekan- keakraban antar trader. Hubungan AR dengan
rekannya untuk tetap semangat menghadapi kondisi nasabahnya tergolong baik, hal ini ditandai dengan
pasar. MI menginginkan rekan-rekan nya lebih hampir 2 tahun nasabahnya mempercayakan
memperluas pengetahuan dan kemampuan dalam uangnya untuk dikelola oleh AR meskipun di
menganalisis pasar. MI juga menginginkan agar perusahaan futures trading yang berbeda. AR
pemerintah lebih mensosialisasikan bisnis futures termasuk orang yang aktif dalam organisasi
trading sebagai bentuk investasi derivatif mengenal kemasyarakatan dan memiliki hubungan yang baik
investasi derivatif yang menguntungkan dan bukan dengan para anggotanya sehingga beberapa
hanya stigma-stigma yang berbedar di masyarakat. rekannya ada yang di follow up untuk bergabung
Untuk itu MI berharap agar pemerintah, Bursa ke dalam bisnis futures trading.
Berjangka Jakarta (BBJ), Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka dan Komoditi
(BAPPEBTI), Kliring Berjangka Indonesia (KBI), IV. KESIMPULAN
dapat lebih mengawasi secara selektif perusahaan
Pada bagian akhir dari penelitian ini, peneliti akan
futures trading untuk menjamin keamanan dana
memaparkan beberapa kesimpulan yang didapatkan
nasabah. Hubungan MI dengan nasabahnya
dari hasil penelitian tersebut. Kesimpulan-
tergolong baik meskipun pernah mengalami
kesimpulan tersebut antara lain:
kerugian namun MI dapat mengembalikan
kepercayaan nasabah, diantaranya dengan bersikap 1. Kecerdasan emosi dalam bertransaksi valuta
terbuka terhadap kondisi pasar, serta resikonya. asing pada trader dalam penelitian ini adalah
Meskipun MI sudah memiliki nasabah, MI masih menggunakan teori dari Goleman . Berdasarkan
terus mencari nasabah baru. MI tidak segan-segan lima ranah yang digunakan trader untuk
untuk mempromosikan tentang forex ke rekan- kecerdasan emosi dalam bertransaksi forex,
Abstract - This This study examines which factors affect employees’ job satisfaction and tests the relationship
between overall job satisfaction and work performance using Job Satisfaction Survey (JSS) Spector. From the
result of Job Satisfaction Survey (JJS) analysis, the overall job satisfaction score of the respondents is 101.9,
which is an indication that the average responseis represent ambivalence. While the average performance rating
is 4, is represent most of the respondent's performance rank is on target plus (OTP). The result of the analysis
that Job satisfaction is influenced by variable of pay, promotion, Supervision, Fringe benefit, Contingent
rewards, Operating conditions, Coworkers, Nature of work, dan Communication. And Work performace is
influenced by job satisfaction.
Promotion
Quality of
Supervision
Coworker
Nature of work
Communication
Gambar 2. Tingkat kepuasan
Seperti terlihat pada tabel di atas, uji korelasi menggambarkan hubungan antara kepuasan kerja
Spearman adalah signifikan pada tingkat 0,01. Maka secara keseluruhan dan variabel penilaian kinerja.
hasil korelasi diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
yang mewakili berbagai variasi signifikansi sebagai Tabel 3. Korelasi antara kepuasan kerja dan kinerja
berikut :
kepuasan_
kerja kinerja
1. Ada korelasi positif dan kuat antara kepuasan
Spearman' kepuasan_kerja Correlatio 1,000 -,290
kerja dengan variabel : s rho Sig. (2- ,386
a. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan kinerja Correlatio -,290 1,000
kesempatan promosi, karena kedua variabel Sig. (2- ,386
secara signifikan berkorelasi pada koefisien
korelasi sama dengan 0.609.
Dari hasil analisis korelasi Spearman didapat
b. Ada korelasi antara kepuasan dengan
korelasi antara kepuasan kerja dengan kinerja adalah
karakteristik pekerjaan, karena kedua
0.29. Menurut tingkat keeratan antara variabel bebas
variabel secara signifikan berkorelasi pada
dengan variabel terikat menunjukkan bahwa terjadi
koefisien korelasi sama dengan 0.752
hubungan yang rendah tetapi pasti antara kepuasan
kerja dengan kinerja.
2. Ada korelasi positif dan moderat (sedang) antara
kepuasan kerja dengan variabel :
IV. KESIMPULAN
a. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan gaji,
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
kedua variabel yang signifikan pada koefisien
mengenai job satisfaction dan work performance
korelasi sama dengan 0.417. pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan
b. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan
dan Perlindungan Anak Kota Pekalongan maka :
komunikasi, kedua variabel yang signifikan 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa Job
pada koefisien korelasi sama dengan 0.439.
satisfaction dipengaruhi oleh variabel gaji,
c. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan
kesempatan promosi, supervisi, tunjangan,
prosedur operasi, kedua variabel yang penghargaan terhadap hasil kerja, prosedur
signifikan pada koefisien korelasi sama dengan
operasi, rekan kerja, karakteristik pekerjaan dan
0.487. komunikasi.
d. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa Work
supervisi (pengawasan), kedua variabel yang
performace dipengaruhi oleh job satisfaction.
signifikan pada koefisien korelasi sama dengan 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan
0.513.
antara karyawan yang bekerja di Dinas
e. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
penghargaan terhadap hasil kerja, kedua Perlindungan Anak Kota Pekalongan dengan
variabel yang signifikan pada koefisien korelasi
rekan kerja sangat lemah. Sehingga sangat
sama dengan 0.592. penting bagi manajemen untuk menciptakan
hubungan kerja (team work) yang baik diantara
3. Ada korelasi sangat lemah antara karyawan.
kepuasan kerja dengan variabel :
a. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan
REFERENSI
rekan kerja, kedua variabel yang signifikan
pada koefisien korelasi sama dengan 0.12. Ivancevich, John M et al. (2014). Organizational
b. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan Behavior and Management.Mc Graw Hill.
tunjagan kerja, kedua variabel yang signifikan Spector, Paul E. (1997). Job satisfaction
pada koefisien korelasi sama dengan 0.188. Application, Assessment, Cause, and
Consequences, Sage Publications. London
3.4 Keseluruhan Kepuasan Kerja dan Analisis Younes, May Ramy. (2012). Job Satisfaction and
Kinerja Kerja Work Performance A Case Study of The
Fokus lain dari penelitian ini adalah untuk mengukur American University in Cairo. Thesis, The
apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dan American University in Cairo.
kinerja. Oleh karena itu, uji statistik Spearman
digunakan untuk menilai data statistik. Tabel 2
Iwan Asmadi
Politeknik Tunas Pemuda
Jl. KH. M. Dahlan No.11 Tanjakan, Rajeg Tangerang – Banten
email: iwan_asmadi@yahoo.com
Abstract - Tanah Abang Center of Grocery is the most famoust grocery of people, even local or international.
There is so many trader of tekstile and Escada shop is the ones. Because so many trader at there, so the
compete is so tight. Therefore the trader must be demanded for willing the best product and give the best service.
The kind of product or price can be the same between the trader. To take the consument the different is good
service that make costumer being satisfied and be glad when take a shop at Escada. The costumer satisfied is
the most important factor for every kind of business that must be kept, that the hopes and the needs of customer
can be take over there. This research is to purpose for knowing about product influence to take costumer
satisfaction, and the influence of service to take customer satisfaction. Than product influence and service in the
same time to take customer satisfaction at Escada shop.
I. PENDAHULUAN tidak ada pendapatan, tidak ada laba tidak ada arus
kas dan oleh karena itu tidak ada bisnis.
Persaingan perdagangan global merupakan
fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana
bisnis. Hal ini di tandai dengan banyaknya keinginan, harapan, dan kebutuhan pelanggan dapat
bermunculan pusat-pusat pasar grosir hampir dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan
diseluruh kota-kota besar. Pasar Tanah Abang apabila pelayanan tersebut dapat memenuhi
merupakan salah satu pusat grosir terbesar di kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran
Jakarta. Hal yang menarik oleh penulis terhadap kepuasan pelanggan merupakan elemen penting
Pasar Tanah Abang adalah merupakan pasar tekstil dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik,
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat dan lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan
merupakan pusat tekstil multi etnis, pelaku bisnis merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang
dikawasan ini diantaranya suku Minang, Thionghoa, disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dikatakan
Arab, Sunda, Jawa dan Betawi. Definisi pasar tidak efektif dan efesien dan jauh dari optimal.
sendiri menurut Bilson Simamora (2001 : 6) adalah (Philip Kotler, 1997 : 36) Kepuasan pelanggan
sekumpulan pembeli aktual dan pembeli potensial adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
terhadap suatu produk. Jadi pasar adalah pembeli, berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
bukan sekedar pemakai (consumer) kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya. Artinya kepuasan merupakan fungsi
Pasar Tanah Abang Blok A mempunyai sejarah
dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja berada
sendiri dan musibah kebakarnya ribuan kios di Pasar
dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja
Tanah Abang Blok A pada tanggal 19 Mei 2003
memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja
menambah panjangnya catatan sejarah bagi pasar
melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang.
tekstil tersebut. Dua tahun sejak terbakarnya ribuan
kios Pasar Abang dibangunlah Pusat Grosir Pasar Organisasi apapun didunia ini mempunyai tujuan
Tanah Abang Blok A yaitu pasar tradisional yang yang sama yaitu kelangsungan hidup jangka panjang
dibangun dengan konsep modern dengan harapan ( longterm growths ). Begitu pula dengan
pedagang dan pembeli merasa nyaman bertransaksi perusahaan baik perusahaan besar, kecil maupun
dipasar ini. Adanya pasar ini persaingan diantara para pedagang mereka menginginkan kelangsungan
pedagang sangat ketat. Untuk itulah pedagang hidup usahanya untuk jangka panjang. Untuk itulah
berusaha memberikan yang terbaik kepada meraka merasa perlu dan harus menjaga dan
pelanggannya guna memuaskan pelangganya. memelihara hubungan dengan para pelanggan,
mencari juga menambah pelanggan baru. Usaha ini
Kepuasan pelanggan adalah faktor yang sangat
perlu dilakukan untuk mendapatkan kesinambungan
penting bagi setiap kegiatan bisnis yang harus terus
secara optimal antara kepentingan perusahaan /
dijaga. ( Don Sexton, Phd 2007 : 199 ) Customer /
pedagang dengan pelayanan yang merupakan salah
Pelanggan adalah orang yang menganggap produk
satu aktivitas utama dan penting yang diberikan
atau jasa anda layak untuk dibeli dan akhirnya
perusahaan / pedagang terhadap kepuasan
membeli produk atau jasa itu. Tanpa konsumen,
pelanggan. Selain itu para pedagang dituntut untuk
lebih kreatif dan mempunyai kemampuan dalam Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sasaran
menafsirkan kebutuhan – kebutuhan pelanggan dan yang ingin dicapai oleh Toko Escada secara umum
trend busana yang sedang digemari oleh masyarakat. adalah :
sehingga para pedagang dapat menyediakan produk- 1. Tersedianya produk tekstil yang dapat
produk tekstil yang sedang menjadi trend atau yang memenuhi kebutuhan para pelanggan yang
dicari oleh para pelanggan tersebut. beraneka ragam.
2. Mampu memenuhi kualitas produk tekstil sesuai
Dengan penafsiran yang dilakukan oleh para
yang dinginkan pelanggan.
pedagang tersebut tentunya akan mempunyai nilai
3. Adanya pelayanan yang berkesinambungan dan
tambah tersendiri bagi para pedagang / pebisnis
berlangsung terus-menerus terhadap pelanggan
dibidang yang menyangkut pada penilaian
yang datang berbelanja.
pelanggan terhadap citra pedagang pasar grosir
4. Ekonomis yaitu harga produk tekstil yang
tanah abang blok A. khususnya Toko Tekstil Escada.
diberikan dapat terjangkau oleh para pelanggan.
Karena para pedaganga tekstil di pusat grosir tekstil
Pedagang mendapatkan keuntungan dan
pasar tanah abang Blok A telah mampu
pelanggan mendapatkan manfaat sesuai dengan
menyediakan dan memberikan apa yang diinginkan
harga dibayar.
oleh pelanggan.
5. Apabila kita perhatikan masalah tersebut diatas,
Toko tekstil Escada selama ini telah berjalan tegak maka peningkatan kepuasan pelanggan dapat
diantara banyaknya pedagang – pedagang tekstil ditingkatkan melalui tahapan-tahapan sebagai
lainya yang berada dipasar tanah abang, dan selama berikut :
ini pula telah menemani masyarakat Jakarta a. Adanya pengembangan dan penciptaan
khusunya dan Indonesia umumnya dalam prosedur yang relevan, bersahabat, efektif,
memenuhi kebutuhan tekstil. efesien, hemat waktu dan tidak berbelit-
belit terhadap pelanggan.
Pada dasarnya pelanggan dalam membeli
b. Adanya penyelesaian masalah yang kreatif
kebutuhannya bukan hanya terletak pada produk
(tidak merugiikan perusahaan juga
yang dipilihnya untuk dibeli melainkan pelanggan
pelanggan / win win solution)
perlu mendapatkan manfaat yang akan diperoleh
c. Selalu ramah dan bijaksana dalam
dari produk yang dibelinya tersebut.
menghadapi pelanggan yang berasal dari
Dengan kepuasan yang didapatkan oleh berbagai golongan, etnis, usia, jenis
pelanggan maka dengan sendirinya pedagang Pasar kelamin, serta karakter dan budaya yang
Tanah Abang telah menciptakan image positif berbeda-beda.
terhadap pelanggan, yang biasanya perlu adanya d. Dari uraian diatas maka dapat dikatakan itu
jaminan kualitas atas produk yang dibeli oleh semua tidak terlepas dari faktor sumber
pelanggan. Baik buruknya citra suatu perusahaan daya manusia professional yang dimiliki
baik itu perusahaan besar, kecil, pedagang besar oleh perusahaan / pedagang. Karena dengan
maupun kecil tergantung pada pelayanan yang sumber daya manusia yang berkualitas,
diberikan selain dari pada produk yang berkualitas. maka perusahaan akan mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas
Sumawiharja, dan kawan-kawan (1991 : pula.. Sehingga pelanggan akan tetap
28) dalam bukunya Intisari Manajemen Pemasaran terjaga, karena dengan adanya pelanggan
memberi definisi pasar bagi pedagang, pasar maka akan memberikan pendapatan, akan
merupakan suatu lokasi tempat produk-produk itu ada laba dan ada arus kas. Sehingga tujuan
diterima, dipilih, disimpan, dan dijual. Ditengah perusahaan yang kalangsungan hidup
makin maraknya tumbuh pasar-pasar pusat grosir jangka panjang perusahaan dapat tercapai.
dikota-kota besar membuat persaingan dipasar Dan juga pemilik saham mendapatkan laba
tekstil semakin kompetitif. Maka sudah dari investasi yang ditanamkannya, pegawai
selayaknyalah perusahaan, pebisnis maupun mendapatkan gaji yang layak, pelayanan
pedagang memperhatikan lebih mendalam mengenai terhadap pelanggan terus meningkat.
arti pentingnya kepuasan pelanggan. Meraih serta
mempertahankan pelanggan merupakan tujuan yang American Marketing association mendefinisikan
paling fundamental, pelanggan memberikan pemasaran sebagai “ Suatu proses perencanaan dan
pendapatan, laba, dan arus kas yang diterjemahkan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan
menjadi nilai bisnis yang akhirnya dapat mendukung harga, promosi, hingga distribusi barang-barang,
tujuan utama dari setiap organisasi yaitu ide-ide, dan jasa-jasa untuk melakukan pertukaran
kelangsungan hidup jangka panjang ( longterm yang memuaskan individu dan lembaga-
growth ). lembaganya.” Hal-hal pokok dalam definisi tersebut
adalah :
a) Ada perencanaan dan eksekusi dilapangan. Hal
ini menunjukkan bahwa pemasaran mebutuhkan
strategi (diungkapkan dalam rencana-rencana Satu hal yang kita butuhkan untuk berbisnis adalah
yang relistis yang dihubungkan dengan adalah pelanggan / customer. Customer adalah orang
kemungkinan memperoleh keuntungan, yang menganggap produk atau jasa kita layak untuk
kelancaran penerimaan pembayaran, investasi dibeli dan akhirnya membeli produk atau jasa kita.
yang dibutuhkan, produk yang ingin dibuat, dan Tanpa customer tidak ada pendapatan, tidak ada
sebagainya) laba, tidak ada arus kas dan oleh karena itu tidak ada
b) Ada tahap-tahapan yang dirumuskan. Hal ini bisnis. Memuaskan pelanggan menjadi satu hal
menunjukkan pemasaran bukanlah yang terpenting dalam pemasaran. Tentunya
kegiatan”supply push,” tetapi merumuskan dari kepuasan pelanggan ini dapat dicapai salah satunya
awal, yaitu pada saat konsepsi. Dengan kata dengan memberikan pelayanan yang seoptimal
lain, seluruh bagian harus duduk bersama-sama, mungkin kepada pelanggan, yang dapat memenuhi
merumuskan produk dan memasarkannya. kepentingan pelanggan. Pelanggan cenderung
c) Melibatkan produk, harga promosi dan membandingkan apa yang didapatkannya dengan
distribusi. Keempat variabel ini dalam yang diharapkannya. Bila pelanggan mendapatkan
pemasaran disebut bauran pemasaran barang atau jasa yang jauh dari yang diharapkannya
(marketing mix), atau sering disebut juga 4 P, maka pelanggan akan kehilangan minat kepada
yaitu berasal dari kata-kata Product, Price, Place barang atau jasa tersebut, dan jika konsumen
(distribusi), dan Promotion. Keempat variabel mendapatkan melebihi apa yang diharapkannya
ini merupakan alat pemasaran yang dapat pelanggan akan merasa puas dan mereka akan
dikendalikan (controllable) oleh marketer. memakai kembali produk atau jasa tersebut.
d) Barang yang dipertukarkan. Yang dipertukarkan Semua kegagalan besar dalam sejarah pemasaran
tidaklah selalu berupa barang berwujud yang dapat dirunut kembali kepenyebabnya yaitu
dapat dipegang (tangible goods), tetapi juga kurangnya pengetahuan mengenai kebutuhan dan
benda-benda tak berwujud, seperti ide-ide (jasa keinginan customer. Jika kita tidak mengetahui
konsultasi, proposal, disain), tempat, jasa-jasa kebutuhan dan keinginan customer, bagaimana kita
dan sebaginya. dapat memuaskan meraka.
e) Pertukaran. Hal yang lazim berlaku adalah Don sexton, Phd dalam bukunya marketing 101
Saudara menyerahkan sesuatu (barang, ide, atau (2006 : 53) mengemukakan untuk mengetahui
jasa) dan menerima pembayaran (uang). Dalam kebutuhan dan manfaat yang dicari oleh semua
pemasaran modern pertukaran tidak selalu customer, kita harus selalu ingat apa yang dapat kita
melibatkan uang, misalnya bisa saja Anda pelajari dari berbagai jenis customer yang berbeda
menerim imbalan dalam bentuk yang lain dan selalu menjaga hubungan dengan mereka secara
seperti yang terjadi dalam countertrade yang rutin. Jenis-jenis customer tersebut antara lain :
menyerupai barter. Rhenald Kasali ( 2000 : 53 ) a. Customer sekarang memberitahu bagaimana
kinerja kita saat ini. Kita perlu selalu berhubungan
Pemasaran mencakup strategi maupun taktik, tetapi dengan mereka guna memonitor aksi terkini kita.
selalu diingat bahwa strategi harus didahulukan Kita juga dapat memperoleh gagasan mengenai
sebelum taktik. Jika strateginya salah—pasar sasaran produk dan jasa baru dengan bertanya pada mereka
(target market ) yang salah, positioning yang salah, tentang kebutu7han mereka dimasa yang akan dtang
dan kompetitor sasaran yang salah—sehebat apapun dan bagaimana mereka dapat puas.
iklan atau penjualan atau distribusi atau penentuan b. Customer baru memberi kita informasi penting
harga sebenarnya tidak terlalu banyak berpengaruh. mengenai apa yang menarik perhtian orang ke
Produk atau jasa itu pada akhirnya akan gagal juga. produk atau jasa kita dan cara dimana kita dianggap
Malah pada kenyataannya, semakin efektif unggul dibandingkan competitor kita.
taktiknya, semakin cepat produk yang bururk akan c. Customer yang hilang – yaitu mereka yang
menghilang. Ada pepatah didunia periklanan: Jika membelot –sangat penting untuk dihubungi.Mereka
produknya buruk, iklan yang hebat akan milki informasi berharga untuk kita, sebut saja,
mengakibatkan produk itu mengalami kegagalan dimana saja kekurangan kita dalam memuaskan
jauh lebih cepat—karena semakin banyak orang mereka. Mungkin bisa merupakan keuntungan yang
yang terbujuk menggunakannya, semakin banyak tidak sampai pada mereka. Mungkin bisa berupa
orang akan menyimpulkan bahwa mereka tidak interaktif negative dengan sesorang di organisasi
menyukainya. kita. Mungkin dapat berupa harga yang dianggap
Menurut Kotler & Armstrong dalam bukunya terlalu tinggi. Apapun itu, kita perlu tahu tentang hal
Prinsip-prinsip pemasaran (2001 : 346) itu sebelum customer lain meniggalkan kita untuk
“mendefinisikan sebuah produk sebagai segala alasan yang sama.
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk d. Pengguna berat atau pengguna teknologi tinggi
mendapat perhatian, dibeli, digunakan, atau adalah para pakar mengenai produk atau jasa kita.
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau Meraka dapat memberi kita saran mengenai trend
kebutuhan”. didalam ketegori produk itu. Mereka dapat
membimbing kita ke masalah-masalah yang perlu
dipecahkan. Selain pengguna berat mugkin (sekumpulan objek yang akan diteliti) yaitu
membentuk mayoritas penjualan kita. pengunjung pusat grosir pasar tanah abang blok A
e. Customer potensial merupakan peluang khususnya yang berbelanja pada Toko Escada
pertumbuhan kita. Kita perlu mengetahui kebutuhan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel
mereka dan bagaimana kebutuhan itu mungkin
bebas dan variabel terikat yaitu:
berbeda dari kebutuhan customer kita saat
ini,sehingga kita dapat mendesain ulang produk atau Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel
jasa kita jika dibutuhkan. Dengan demikian kita bebas dan variabel terikat yaitu:
dapat menyampaikan informasi yang mereka
butuhkan jika kita ingin membujuk meraka untuk • Produk (Variabel bebas X1) adalah skors respon
membeli dari kita konsumen atau pelanggan atas segala sesuatu yang
.Kita harus memahami kebutuhan dan keinginan ditawarkan oleh Toko Escada Yang pada akhirnya
customer, tidak hanya saat ini, tetapi juga dimasa dibeli oleh konsumen baik untuk dimiliki / dipakai
yang akan datang. Kita harus menggunakan sendiri, dijual kembali maupun untuk diolah kembali
informasi customer untuk mengidentifikasi dan menjadi produk jadi yang mempunyai nilai lebih dan
memilih pasar sasaran dan memosisikan produk atau untuk dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi
jasa kita. pula.
• Pelayanan (Variabel bebas X2) adalah hal yang
Kepuasan pelanggan merupakan satu hal yang terpenting dalam mencari pelanggan, menjaga
penting dalam kegiatan bisnis, karena dengan pelanggan agar tetap setia menjadi pelanggan Toko
adanya pelanggan berarti bisnis kita ada. Mereka Escada dan oleh karena itu pelanggan harus dilayani
yang membeli produk dan jasa kita sehingga dalam sebaik mungkin dengan melayani secara ramah,
organisasi ada pendapatan, ada laba, ada arus kas menyapa, membantu untuk mempermudah
dan kelangsungan hidup organisasi dapat terus pelanggan apa yang mereka inginkan, melayani
berjalan. Memuaskan pelanggan harus menjadi inti dengan cepat karena waktu bagi pelangan sangat
dari upaya pemasaran. Kendati demikian kita tetap berharga.
harus melakukan hal itu dengan laba tertentu. • Kepuasan Pelanggan (Variabl terikat Y)
Produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
organisasi memegang perenan yang sangat penting keinginan, harapan dapat terpenuhi yang
dalam memuaskan konsumen. Konsumen akan mengakibatkan terjandinya pembelian suatu produk
merasa puas jika uang dikeluarkannya untuk yang berulang-ulang dan mengaikbatkan
membeli suatu produk atau jasa sesuai dengan peningkatan penjualan. Pelanggan yang merasa puas
manfaat yang didapatkannya bahkan lebih dari yang maka mereka akan kembali lagi untuk melakukan
diharapkannya. Kotler dan Amstrong dalam pembelian, bahkan mereka akan merekomendasikan
bukunya prinsip-prinsip pemasaran (2001 : 13) kepada kerabatnya agar berbelanja pada Toko
menjelaskan arti kepuasan pelanggan adalah suatu Escada dan mereka memberitahu yang lain tentang
tingkatan dimana perkiraan kinerja produk sesuai pengalaman baik meraka dengan produk yang
dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk jauh dibelinya di Toko Escada.
lebih rendah dari harapan pelanggan, pembeli tidak Dalam penelitian ini penulis melakukan jenis
terpuaskan. Jika kinerja sesuai denagn harapan, penelitian dengan hipotesis adalah survey, yaitu
pembeli terpuaskan. Jika kinerja melebihi yang penelitian yang bertujuan untuk mempelajari
diharapkan, pembeli lebih senang. Pelanggan yang seberapa besar kepuasan yang didapatkan pelanggan
merasa puas akan kembali membeli, dan mereka terhadap produk dan layanan yang didapatkan
memberitahu yang lain tentang pengalaman baik dengan berbelanja pada Toko Escada, dan yang
meraka dengan produk atau jasa yang dibelinya. menjadi sumber data utama atau data primer
merupakan hasil penelitian langsung dari objek
II. METODOLOGI PENELITIAN penelitian, yaitu berupa kuesioner yang diberikan
secara langsung kepada responden untuk
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data memperoleh informasi tentang informasi dan
hasil kuesioner para pengunjung / konsumen pusat kepuasan pelanggan.
grosir Pasar Tanah Abang Blok A,. khususnya yang
berbelanja pada toko tekstil Toko Escada.
Pusat Grosir Pasar Tanah Abang disinyalir sebagai III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pusat perdagangan tekstil terbesar di Indonesia A. Pengujian Persyaratan Analisis
bahkan di Asia Tenggara yang terkomplit dan
termurah. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tekni analisis regresi. Yaitu untuk
Proses pengumpulan data sangat diperlukan dalam mengetahui hubungan variabel-variabel penelitian
penelitian ini, agar diperoleh data yang relevan secara parsial dan secara gabungan. Sebelum
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam dilakukan pengujian hipotesis penelitian dengan
penelitian ini penulis menggunakan data populasi menggunakan teknis analisis regresi. Penggunaan
normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
3. Uji Multikolinearitas
Expected Cum Prob
0.6
-3 -2 -1 0 1 2
Berdasarkan table 3 bahwa nilai korelasi ( R ) didapatkan nuilai persamaan regresi linear berganda
anatara variabel bebas X, yaitu Produk (X1), dan
Untuk variabel Produk (X1) adalah sebesar 0,685 , Pelayanan (X2) sedangkan variabel terikat yaitu
hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi nilai dari Kepuasan Pelanggan (Y). Untuk lebih
variabel Produk tingkat pengaruh yang kuat karena jelasnya nilai-nilai dari koefisien masing-masing
berada pada interval koefisien 0,60 – 0,799. Variabel variabel dapat dilihat pada tabel diberikut ini :
Pelayanan (X2) sebesar 0.989, hal ini menujukkan
bahwa koefisien korelasi variabel pelayanan Tabel 5
pelanggan mempunyai tingkat pengaruh yang sangat Coefficients(a)
kuat, karena berada pada interval koefisien 0.80 –
1.000. Dengan demikian berdasarkan nilai-nilai Unstandardized Standardized
korelasi diatas menunjukkan bahwa variabel bebas Coefficients Coefficients t Sig.
produk dan pelayanan terhadap pelanggan Std. Std.
mempunyai pengaruh atau korelasi yang kuat dan Model B Error Beta B Error
searah dengan variabel terikat Kepuasan Pelanggan. 1 (Constant) -1.482 .797 -1.860 .069
Pelayanan .994 .026 1.052 38.906 .000
2. Koefisien Korelasi ( R ) Berganda Produk .068 .020 .092 3.410 .001
a Dependent Variable: Kepuasan
Tabel 4
Model Summary(b)
Sumber : Output SPSS 15 for Windows
Pengujian hipotesis statistik untuk hipotesis pertama sebesar 38,906 sedangkan harga t tabel pada taraf
denga uji F, sedangkan hipotesis kedua dan ketiga signifikan 0.05 dengan Derajat Kebebasan (DK)
dengan uji t. dengan ketentuan DK = n – 2, atau 50 – 2 = 48.
Untuk lebih jelasnya, maka secara berturut-turut Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel
dibawah ini akan penulis deskripsikan hasil sebesar 2,001. Dengan demikian dapat diketahui
pengujian hipotesis tersebut. bahwa t hitung 38,906 > t tabel Sebesar 2,001 maka Ho
di tolak dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa
1. Hipoteis Pertama, Pengaruh Produk dengan hubungan kedua variabel tersebut sangat signifikan.
Kepuasan Pelanggan pada Toko Escada Artinya, hipotesis teruji dengan kata lain terdapat
hubungan positif dan signifikan antara Pelayanan
Hipotesis Pertama yang di uji adalah hipotesis dengan Kepuasan toko Escada.
alternative
- (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan 3. Hipotesis Ketiga, Pengaruh Produk Dan
posistif antara Produk (X1) dengan Kepuasan Pelayanan secara bersama-sama dengan
Pelanggan (Y) pada Toko Escada Kepuasan Pelanggan.
- (Ho) hipoptesa nol yang manyatakan tidak
terdapat hubungan posistif antara Produk (X1) Pengujian hipotesis statistk untuk hipotesi ketiga
dengan Kepuasan pelanggan (Y) Toko Escada dengan menggunakan uji F. Uji F bertujuan untuk
Yang menjadi dasar dari pengambilan keputusan ini menguji signifikan model regresi variabel Produk
adalah dengan membandingkan t hitung dengan t (X1) dan Pelayanan (X2) secara bersama-sama
tabel adalah sebagai berikut : dengan Kepuasan Pelanggan. Hasil uji F seperti
i. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha terdapat pada tabel 1.8 dibawah ini :
diterima
ii. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterimna dan Tabel 5.
Ha ditolak
Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan ANOVA(b)
Model Sum of Mean
computer program SPS 15 for Windows diperoleh t Squares df Square F Sig.
hitung sebesar 3,410 sedangkan harga t tabel pada taraf 1 Regression 410.158 2 205.079 1264.617 .000(a)
signifikan 0.05 dengan Derajat Kebebasan (DK) Residual 7.622 47 .162
dengan ketentuan DK = n – 2, atau 50 – 2 = 48. Dari Total 417.780 49
ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar a Predictors: (Constant), Produk, Pelayanan
2,001. Dengan demikian dapat diketahui bahwa t b Dependent Variable: Kepuasan
hitung 3,410 > t tabel Sebesar 2,001 maka Ho di tolak
dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa Sumber : Output SPSS
hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
Artinya, hipotesis teruji dengan kata lain terdapat Menghitung F tabel F tabel dengan ketentuan taraf
hubungan positif dan signifikan antara Produk signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
dengan Kepuasan Pelanggan Toko Escada ketentuan numerator : Jumlah variabel – 1 atau 3 – 1
= 2; dan denumerator: jumlah kasus – 4 atau 50 – 4
2. Hipotesis Kedua, Pengaruh Pelayanan dengan = 46. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F
Kepuasan Pelanggan Toko Escada tabel sebesar 3,20. Selanjutnya Uji F yang dilakukan
untuk menguji hipotesis ini adalah :
Hipotesis kedua yang di uji adalah hipotesis i. Ho = 0 ; atau model regresi tak signifikan
alternatif ii. Ha ≠ 0 ; atau model regresi signifikan
- (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan iii. Dasar untuk pengambilan keputusan adalah
posistif antara Pelayanan (X2) dengan Kepuasan iv. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan
Pelanggan (Y) pada Toko Escada Ha diterima
- (Ho) hipotesa nol yang manyatakan tidak terdapat v. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan
hubungan posistif antara Pelayanan (X2) dengan Ha ditolak
Kepuasan pelanggan (Y) Toko Escada Dari hasil perhitungan, didapatkan angka F
Yang menjadi dasar dari pengambilan keputusan ini hitung sebesar 1264,617 > F tabel sebesar 3,20
adalah dengan membandingkan t hitung dengan t sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
tabel adalah sebagai berikut : hubunga linier antara produk dan pelayanan dengan
i. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha Kepuasan pelanggan. Dengan demikian regresi
diterima diatas dapat dikatakan sudah layak benar.
ii. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterimna dan Kesimpulannya adalah produk dan pelayanan secara
Ha ditolak gabungan mempengaruhi Kepuasan Pelanggan.
Besarnya pengaruh adalah 98,2 %. Besarnya
Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan pengaruh variabel lain diluar model regresi tersebut
program SPS 15 for Windows diperoleh t hitung
dihitung dengan rumus: 1 – r2 atau 1 – 0.982 =0,018 Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan
atau sebesar 1,8%. computer program SPSS 15 for windows diperoleh t
hitung sebesar 3,410 dan harga t tabel pada taraf
Berdasarkan analisis kontribusi variabel Produk signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan DK = n –
(X1), Variabel Pelayanan (X2), dengan Kepuasan 2, atau 50 – 2 = 48. Dari ketentuan tersebut
Pelanggan (Y) pada Toko Escada memperlihatkan diperoleh angka t tabel sebesar 2,001. Dengan
perhitungan yang signifikan. Hubungan variabel- demikian dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel
variabel independent yaitu variabel Produk (X1), Sebesar -2,001 maka Ho di tolak dan H1 diterima
Pelayanan (X2) dengan variabel dependent yaitu dan dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel
Kepuasan Pelanggan (Y) bersifat signifikan dengan tersebut sangat signifikan. Artinya, hipotesis teruji
perbandingan nila t hitung > t table.. Yang berarti Ho dengan kata lain terdapat hubungan positif dan
ditolak (tidak ada hubungan linear antara produk dan signifikan antara Produk dengan Kepuasan
pelayanan dan Ha diterima ( Ada hubungan linear Pelanggan.
antara produk dan pelayanan ) Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan
Dengan diadakannya produk dan pelayanan yang komputer program SPS 15 for Windows diperoleh t
baik, maka kepuasan pelanggan yang berbelanja hitung 38,906 > t tabel Sebesar 2,001 maka Ho di tolak
pada pasar tanah abang blok A akan meningkat.. dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa
Jika keseluruhan faktor tersebut dianalisis secara hubungan variabel pelayanan terhadap kepuasan
lebih mendalam, dengan melihat pengaruh variabel pelanggan sangat signifikan. Artinya, hipotesis teruji
produk (X1), variabel Pelayanan (X2) dan Kepuasan dengan kata lain terdapat hubungan positif dan
Pelanggan (Y) secara parsial (masing-masing), signifikan antara Produk dengan
maupun gabungan, maka didapat gambaran sebagai
berikut : IV. KESIMPULAN
Berdasarkan nilai koefisien korelasi ( R ) untuk Berdasarkan urian dan analisis yang telah
variabel Produk (X1) sebesar 0,628, angka ini dikemukakan, maka penulis memberikan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi variabel kesimpulan yang dapat bermanfaat bagi pedagang
Produk (X1) mempunyai tingkat pangaruh yang pasar blok A (khususnya toko Escada), pengelola
kuat, karena berada pada interval koefisien 0,60 – Pusat Grosir Pasar Tanah Abang Blok A dan pihak-
0,799. Sedangkan variabel Pelayanan Pelanggan pihak lainnya.
(X2) sebesar 0,989, angka ini menunjukkan bahwa
koefisien korelasi variabel Pelayanan (X2) Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan
mempunyai tingkat pengaruh yang sangat kuat, komputer program SPSS for windows 15 maka
karena berada pada interval koefisien 0,80 – 1,000. diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
Dengan demikian hal tersebut diatas menunjukkan 1. Dari hasil perhitungan uji T dengan
bahwa variabel bebas Produk dan Pelayanan menggunakan program SPSS 15 for windows
Pelanggan mempunyai pangaruh atau korelasi yang diperoleh t hitung sebesar 3,410 sedangkan t tabel
kuat dan searah dengan variabel terikat. Artinya Jika pada taraf signifikan dengan derajat kebebasan
produk dan pelayanan tinggi maka kepuasan Derajat Kebebasan (DK) DK = n – 2, atau 50 – 2
pelanggan akan tinggi pula begitu pula sebaliknya = 48. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t
jika produk dan pelayanan rendah maka kepuasan tabel sebesar 2,011. sebesar 2,011. dengan
pelanggan akan rendah. demikian dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel ,
Berdasar nilai koefisien korelasi berganda Dari hasil perhitungan uji T, maka dapt
(R)=0,991 yang berarti bahwa pengaruh variabel dikatakan bahwa variabel Produk dengan
Produk (X1) dan Pelayanan Pelanggan ) X2) dengan varibael kepuasan pelanggan terdapat pengaruh
variabel terikat Kepuasan Pelanggan (Y) yang signifikan artinya dengan penyediaan
menunjukkan pengaruh positif. Sedangkan besarnya produk ternyata dapat meningkatkan kepuasan
koefisien determinasi atau R Square sebesar 0.982 peklanggan.. Terrdapat hubungan positif artinya
yang merupakan pengkuadratan dari koefisien semakin lengkap produk yang disediakan
korelasi dikalikan 100% maka didaptkan angka semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan.
98,2%. Angka ini mempunyai maksud bahwa 2. Dari hasil perhitungan uji T dengan
pengaruh produk dan pelayanan secara gabungan menggunakan komputer program SPSS 15 for
terhadap kepuasan pelanggan adalah sebesar 98.2%. windows diperoleh t hitung sebesar 38,906
Adapun sisanya sebesar 1,8% (100% - 98,2%) sedangkan t tabel pada taraf signifikan dengan
dipengaruhi oleh factor lain. Dengan kata lain , derajat kebebasan Derajat Kebebasan (DK) DK =
variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan n – 2, atau 50 – 2 = 48. Dari ketentuan tersebut
menggunakan produk variabel produk dan pelayanan diperoleh angka t tabel sebesar 2,011. sebesar
adalah sebesar 98.2% sedangkan pengaruh sebesar 2,011. dengan demikian dapat diketahui bahwa t
1,8% disebabkan oleh variabel-variabel lain, yang hitung > t tabel . Dari hasil perhitungan uji T dapat
dalam penelitian ini tidak dapat diteliti oleh peneliti dikatakan bahwa variabel Pelayanan dengan
karena keterbatasan waktu. varibel kepuasan pelanggan terdpat hubungan
yang signifikan artinya pelayana yang baik akan Don Sexton, Phd. (2006) ”Trump University
meningkatkan kepuasn pelangan. Terdapat Marketing 101 : Nasihat Pemasaran Terbaik di
hubungan positif artinya setipa peningkatan Hadapan Anda”. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
pelayanan akan meningkatkan kepuasan Populer
pelanggan.
Gregorius Chandara, Fandy Tjiptono dan Yanto
3. F hitung 1264,617 sedangkan nilai F kritis nilai F
Chandra. (2004). “Pemasaran Global :
tabel dengan derajat bebas pembilang (V1 = dk
Internasionalisasi Dan Internetisasi”.Yogyakarta
pembilang ) 2 dan penyebut (V2 = dk penyebut)
Andi
48 pada α = 0,05 sebesar 3, 19, sehingga jelas
bahwa F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F Fandy Tjiptono. (1997). ”Strategi Pemasaran”.
hitung ) dan menerangkan bahwa Ho ditolak dan Yogyakarta: Edisi kedua, Penerbit Andi
Ha diterima. Variabel Produk dan Pelayanan
secara bersama-sama berpengaruh signifikan Philip Kotler. (1997). “Manajemen Pemasaran
terhadap variabel Kepuasan Pelanggan artinya Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
semakin baik produk dan pelayanan yang Kontrol”. Jakarta, Prenhalindo
diberikan akan semakin tinggi tingkat kepuasan Philip Kotler dan Gary Armstrong. (2001). “Prinsip
pelanggan dan sebaliknya. – Prinsip Pemasaran”. Jakarta Edisi 8, Erlangga
Endang Suparni
Akademi Manajemen dan Informatika Bina Sarana Informatika Jakarta
Jl. RS. Fatmawati No. 24, Pondok Labu, Jakarta Selatan
email: endang.esp@bsi.ac.id
Abstract-The implementation of the recruitment is important in search of new employees that has the quality of
very difficult , especially the having particular qualification .Especially on PT Jamsostek ( persero ) the center of
working in the area of security labor trying to recruit and choose an employee with position in accordance with
inventiveness and skill , remember the purpose recruitment and selection on PT Jamsostek (Persero) Centre, is
to got the right and able to function optimally research methodology used writer is the method descriptive
with a qualitative approach. In the process recruitment and selection on PT Jamsostek (Persero) Centre, be
done in online, covering, among other: 1. Publication job application, 2. Received a letter job application,
3.Delivery job application, 4. Building a database, 5. Administrative selection, 6. The transmission of letters
call, 7. The implementation of the selection online, 8. The implementation of the selection, 9. The implementation
of the selection health and interview user, 10. The implementation of the training preparation work (dpk),
11. Removal of candidates an employee (probation 3 months), 12. Removal of permanent workers. The
implementation of the recruitment and selection PT Jamsostek (Persero) Centre use the third party. System on
the line test recruitment and selection is conducted objectively by the lppm and management human resources
PT Jamsostek (Persero) Centre. .
penarikan calon karyawan penting karena kualitas dengan pekerjaan maupun organisasi, kemungkinan
sumber daya manusia dalam suatu perusahaan akan angkat kaki dari perusahaan. Walaupun
tergantung pada kualitas penarikannya. beberapa putaran karyawan barangkali positif bagi
Penarikan (rekrutmen) karyawan dimaksudkan suatu perusahaan (Siagian, 2002) atau dengan kata lain
proses tindakan yang dilakukan oleh organisasi tujuan seleksi adalah memilih orang-orang yang
untuk mendapatkan tambahan karyawan melalui cocok dengan pekerjaan dan perusahaan. Begitupun
berbagai tahapan yang mencangkup identi fikasi yang dilakukan oleh PT Jamsostek (Persero)
dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, Pusat sebagai salah satu perusahaan umum milik
menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, pemerintah (BUMN) yang bergerak dalam bidang
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan jaminan asuransi tenaga kerja, berusaha sebaik
karyawan bertujuan untuk me- nyediakan karya mungkin dalam merekrut dan seleksi calon
wan yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan agar memperoleh karyawan sesuai
karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka dengan posisi dan keahliannya masing-masing.
perlukan di perusahaan. Rekrutmen yang efektif Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang menjadi
memerlukan tersedianya informasi yang akurat pertanyaan penulis adalah bagaimana proses
dan berkesinambungan mengenai jumlahdan kuali-i rekrutmen dan seleksi pada PT Jamsostek (Persero)
fikasi individu yang diperlukan untuk melaksanakan Pusat dan kendala-kendala dalam pelaksanaan rekrut
berbagai pekerjaan dalam perusahaan. Aktifitas men dan seleksi tersebut?
rekrutmen akan menyisihkan pelamar yang kurang
tepat dan memfokuskan kemampuannya pada calon
yang akan dipanggil kembali. II. METODOLOGI PENELITIAN
Seleksi merupakan serangkaian langkah kegiatan Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
yang digunakan untuk memutuskan apakah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Seperti
pelamar diterima atau tidak (Handoko, 2006), yang di kemukakan (Mardalis, 2005) bahwa metode
seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok deskriptif adalah suatu metode yang bermaksud
pelamar atau orang-orang yang paling memenuhi untuk mendeskripsikan apa-apa saja yang saat ini
kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia ber- berlaku, didalamnya terdapat upaya
dasarkan kondisi yang ada pada saat ini yang mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan meng
dilakukan perusahaan. Menurut (Rivai, 2011) interprestasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi.
menjelaskan bahwa seleksi adalah kegiatan dalam Pendekatan kualitatif menurut (Husaini & Akbar,
manajemen SDM yang dilakukan setelah proses 2004)), bahwa pendekatan kualitatif ini dilaku kan
dalam situasi yang wajar (natural setting dan data
rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah
yang dikumpulkan secara umum bersifat kualitatif.
terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat
Upaya penulis untuk mendapatkan data dan
untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan informasi dengan melakukan wawancara. (Husaini
sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Proses & Akbar, 2004) mendefinisikan wawan cara adalah
pemilihan ini yang dinamakan dengan seleksi. sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang
Seleksi merupakan hal yang sangat penting karena lain, dimana pelaksanaannya dapat dilakukan secara
berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi langsung berhadapan dengan akan diwawancarai,
untuk mencapai tujuannya melalui proses seleksi di samping itu ada juga melalui wawancara yang
(Moekijat, 2005). Mengingat sumber daya manusia secara tidak langsung.
yang memiliki kualifikasi tertentu merupakan Wawancara langsung dilakukan penulis, yakni
harta yang paling berharga dalam suatu organisasi dengan cara mewancarai dengan Kepala Biro
atau perusahaan. Maka perusahaan harus me- Sumber Daya Manusia dan Kepala Penata Urusan
lakukan proses seleksi karyawan setelah dilakukan Rekrutmen PT Jamsostek (Persero) Pusat. Selain itu
rekrutmen. Proses seleksi adalah suatu proses melakukan studi pustaka dengan cara mempelajari
penetapan pelamar yang mana diantara mereka buku-buku pustaka dan dokumen perusahaan.
direkrut dengan melalui pertimbangan persyaratan-
persyaratan untuk dapat diterima dalam melakukan
pekerjaan dengan baik (Sukamti, 1989). III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi harus 3.1 Proses Rekrutmen dan Seleksi
dilakukan secara hati-hati agar apa yang menjadi PT Jamsostek (Persero) Pusat merupakan salah satu
kebutuhan organisasi atau perusahaan dapat badan usaha milik negara yang bergerak di bidang
tercapainya tujuan sesuai dengan yang diinginkan. perlindungan tenaga kerja yang memiliki 8 kantor
Oleh karena tujuan utama rekrutmen adalah wilayah dengan 121 kantor cabang yang tersebar
menemukan pelamar-pelamar yang berkualifikasi diseluruh wilayah nusantara. Dengan daerah
yang akan tetap bersama perusahaan dengan biaya cakupan yang demikian luas, maka dibutuhkan
paling sedikit (Simamora, 1997)). Sedangkan tujuan orang-orang yang tangguh dan berkompeten untuk
seleksi adalah untuk mencocokan orang dengan mengisi kekosongan posisi yang dapat saja
pekerjaannya secara benar, jikalau individu atau terletak jauh dari domisili asalnya. Hal tersebut
calon kandidat dalam beberapa sebab tidak sesuai mengakibatkan proses rekrutmen danseleksi
Abstract – This research is perform to evaluate the influence of inflation, exchange rate, BI Rate and GDP
toward the number of new admissions. Microeconomics variable. Methodology research as the sample used
purposive sampling and this research in STMIK Atma Luhur Pangkalpinang. Data analysis with multiplier
regression of common effect datapanel method in level 3 Diploma and fixed effect datapanel method in bachelor
degree. The results obtained are the empirical evidence of analysis show as inflation, exchange rate and BI Rate
have a negative influence toward the number of new admissions of level 3 diploma in STMIK Atma Luhur
Pangkalpinang and GDP not influence toward the number of new admissions of level 3 diploma in STMIK Atma
Luhur Pangkalpinang. While in bachelor degree, inflation, exchange rate, BI rate and GDP not influence toward
the number of admissions in STMIK Atma Luhur Pangkalpinang.
Keyword : Inflation, Exchange Rate, BI Rate and the number of new admissions
2012 0,0458 9608 0,0575 0,0650 339 Menurut A. Nasir (2011), Nilai tukar suatu mata uang
sebenarnya merupakan harga mata uang suatu negara
2013 0,0879 10979 0,0650 0,0580 280 terhadap mata uang asing lainnya. Nilai tukar mata
uang tersebut merupakan hasil interaksi antara
2014 0,0399 11776 0,0750 0,0502 481 kekuatan permintaan (demand) dan penawaran
(supply) yang terjadi di pasar valuta asing.
2015 0,0718 13113 0,0750 0,0479 362
3. BI Rate
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan A. Pengujian Pemilihan Model dalam Pengolahan
berdasarkan metode pengambilan sampel bertujuan Data Panel
(purposive sampling) yaitu teknik penentuan
sampling dengan pertimbangan tertentu / Judgment a. Uji Chow (Chow Test)
Sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
yang representatif sesuai dengan kriteria sampel Uji chow dilakukan untuk memilih model yang
sebagai berikut : digunakan Common Effect atau Fixed Effect.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai
1. Periode pengamatan dilakukan 7 tahun berturut- berikut :
turut yaitu tahun akademik 2009/2010, 2010/2011,
2011/2012, 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015, H0 : Model Common Effect
2015/2016
H1 : Model Fixed Effect
2. Periode pengamatan dilakukan pada akhir
penerimaan mahasiswa baru yaitu pada tanggal 31 Dasar penolakan terhadap hipotesa nol tersebut adalah
Agustus 2009 sampai 31 Agustus 2015 dengan menggunakan Rumus :
Pengertian Fixed effect ini didasarkan adanya Jika nilai hausman hasil pengujian lebih besar dari X2
perbedaan intersep antara perusahaan namun intersep tabel, maka Ho ditolak, begitu juga sebaliknya.
nya sama antar waktu (time invariant). Disamping itu,
model fixed effect juga mengasumsikan bahwa c. Uji Lagrange Multiplier (LM Test)
koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan
Uji lagrange multiplier dilakukan untuk memilih
antar waktu
model yang digunakan Common Effect atau Random
3. Random Effect Effect. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa
sebagai berikut :
Didalam model ini kita akan mengestimasi data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling H0 : Model Common Effect
berhubungan antar waktu dan antar individu .
H1 : Model Random Effect
Jika nilai Lagrange Multiplier hasil pengujian lebih Dari uji chow didapatkan hasil 1,326787 sedangkan
besar dari X2 tabel, maka Ho ditolak, begitu juga besarnya F tabel dengan derajat bebas N-1 (3) dan
sebaliknya. NT-N-K (20) sebesar 2,38009. Karena F hitung<F
tabel maka H0 diterima. Dengan demikian dapat
2.4 Evaluasi Model disimpulkan bahwa model Common Effect lebih
sesuai digunakan didalam penelitian ini daripada
1. Uji t (Uji Parsial) Fixed Effect.
Chow = 1,326787
Variabel
Coefficien
t-Statistic Prob
didapatkan hasil -t hitung < -1,638 ini berarti inflasi
t untuk jenjang Diploma 3 berpengaruh terhadap
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan
Log Inflasi -1,167968 -1,810104 0,1680 koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
Log Kurs -2,102418 -1,869027 0,1584
0,080787 untuk jenjang strata 1. Apabila
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
Log BIRate -4,293558 -1,994346 0,1401 didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti inflasi
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap
Log PDB -3,048473 -1,359917 0,2670 jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil
analisis tersebut jenjang diploma 3 inflasi
berpengaruh negatif terhadap penerimaan mahasiswa
baru di kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan
R-Squared 0,701071 Mean 4,468110
jenjang strata 1 inflasi tidak mempengaruhi jumlah
dependent
Adjusted R-Squared 0,402141 var
penerimaan mahasiswa baru di kampus STMIK Atma
Luhur. Ini berarti semakin besar inflasi maka jumlah
S.E. of regression 0,603300 S.D. 0,780250 mahasiswa baru jenjang diploma 3 yang diterima
dependent akan semakin berkurang begitu juga sebaliknya.
Log likelihood -3,429637 var Sedangkan inflasi sama sekali tidak mempengaruhi
jumlah mahasiswa baru jenjang strata 1 di kampus
Durbin Watson stat 2,563480 Sum 1,091911 STMIK Atma Luhur.
squared
resid Nilai signifikansi uji t pada kurs sebesar 0,1584 untuk
jenjang Diploma 3 dan 0,7658 untuk jenjang Strata 1
(sig>0,10) ini berarti kurs tidak signifikan terhadap
jumlah penerimaan mahasiswa baru, koefisien regresi
memiliki arah negatif sebesar -2,102418 untuk
Tabel 4.Metode Fixed Effects jenjang Diploma 3. Apabila dibandingkan antara t
hitung dan t tabel maka didapatkan hasil -t hitung < -
untuk jenjang Strata 1 1,638 ini berarti kurs untuk jenjang Diploma 3
berpengaruh terhadap jumlah penerimaan mahasiswa
Variabel Coefficient t-Statistic Prob baru. Sedangkan koefisien regresi memiliki arah
negatif sebesar -0,209234 untuk jenjang strata 1.
Log Inflasi -0,080787 -0,219439 0,8404 Apabila dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti kurs
Log Kurs -0,209234 -0,326007 0,7658
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap
Log BIRate -0,836023 -0,680613 0,5449 jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil
analisis tersebut jenjang diploma 3 kurs berpengaruh
Log PDB 1,384191 -1,440029 0,2455 negatif terhadap penerimaan mahasiswa baru di
kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan jenjang
strata 1 kurs tidak mempengaruhi jumlah penerimaan
mahasiswa baru di kampus STMIK Atma Luhur. Ini
R-Squared 0,279394 Mean 5,903915 berarti semakin besar nilai kurs maka jumlah
dependent
Adjusted R-Squared -0,441212
mahasiswa baru jenjang diploma 3 yang diterima
var
akan semakin berkurang begitu juga sebaliknya.
S.E. of regression 0,344219 S.D. 0,286728 Sedangkan nilai kurs sama sekali tidak mempengaruhi
dependent jumlah mahasiswa baru jenjang strata 1 di kampus
Log likelihood 0,498319 var STMIK Atma Luhur.
Durbin Watson stat 1,781337 Sum 0,355460 Nilai signifikansi uji t pada BI Rate sebesar 0,1401
squared untuk jenjang Diploma 3 dan 0,5449 untuk jenjang
resid Strata 1 (sig>0,10) ini berarti BI Rate tidak signifikan
terhadap jumlah penerimaan mahasiswa baru,
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
4,293558 untuk jenjang Diploma 3. Apabila
Nilai signifikansi uji t pada inflasi sebesar 0,1680
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
untuk jenjang Diploma 3 dan 0,8404 untuk jenjang
didapatkan hasil -t hitung < -1,638 ini berarti BI Rate
Strata 1 (sig>0,10) ini berarti inflasi tidak signifikan
untuk jenjang Diploma 3 berpengaruh terhadap
terhadap jumlah penerimaan mahasiswa baru,
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
1,167968 untuk jenjang Diploma 3. Apabila
0,836023 untuk jenjang strata 1. Apabila
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti BI Rate sedangkan 72,06 persen dijelaskan oleh variabel lain
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap di luar model. Variabel tersebut diduga juga
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil dipengaruhi oleh biaya perkuliahan, promosi, minat
analisis tersebut jenjang diploma 3 BI Rate mahasiswa baru dan lain sebagainya.
berpengaruh negatif terhadap penerimaan mahasiswa
baru di kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan IV. KESIMPULAN
jenjang strata 1 BI Rate tidak mempengaruhi jumlah
penerimaan mahasiswa baru di kampus STMIK Atma 1. Pemilihan model data panel menggunakan model
Luhur. Ini berarti semakin besar nilai BI Rate maka data panel Common Effect setelah dilakukan
jumlah mahasiswa baru jenjang diploma 3 yang pengujian dengan menggunakan Chow test dan
diterima akan semakin berkurang begitu juga Lagrange Multiplier test pada jenjang diploma 3,
sebaliknya. Sedangkan nilai BI Rate sama sekali tidak sedangkan pemilihan model data panel
mempengaruhi jumlah mahasiswa baru jenjang strata menggunakan model data panel Fixed Effect
1 di kampus STMIK Atma Luhur. setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan
Chow test dan Hausman test.
Nilai signifikansi uji t pada PDB sebesar 0,2670
untuk jenjang Diploma 3 dan 0,2455 untuk jenjang 2. Hasil uji signifikansi secara individu menunjukkan
Strata 1 (sig>0,10) ini berarti PDB tidak signifikan hasil:
terhadap jumlah penerimaan mahasiswa baru,
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar - a. Untuk jenjang diploma 3 inflasi, kurs, BI
3,048473 untuk jenjang Diploma 3. Apabila Rate dan PDB tidak mempengaruhi jumlah
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka penerimaan mahasiswa baru di kampus
didapatkan hasil -t hitung > -1,638 ini berarti PDB STMIK Atma Luhur
untuk jenjang Diploma 3 tidak berpengaruh terhadap
b. Untuk jenjang strata 1 inflasi, kurs, BI Rate
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan
berpengaruh negatif terhadap jumlah
koefisien regresi memiliki arah positif sebesar
penerimaan mahasiswa baru di kampus
1,384191 untuk jenjang strata 1. Apabila
STMIK Atma Luhur. Sedangkan PDB tidak
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
mempengaruhi jumlah penerimaan
didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti BI Rate
mahasiswa baru di kampus STMIK Atma
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap
Luhur.
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil
analisis tersebut jenjang diploma 3 PDB tidak 3. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan
berpengaruh terhadap penerimaan mahasiswa baru di variabel-variabel lain yang mempengaruhi jumlah
kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan jenjang penerimaan mahasiswa baru seperti biaya
strata 1 PDB tidak mempengaruhi jumlah penerimaan perkuliahan, promosi, minat, tempat tinggal
mahasiswa baru di kampus STMIK Atma Luhur. Ini mahasiswa baru, pesaing kampus dan lain
berarti kenaikan maupun penurunan PDB tidak sebagainya serta sebaiknya menggunakan periode
mempengaruhi jumlah penerimaan mahasiswa baru yang lebih lama untuk mendapatkan informasi
baik jenjang D3 maupun S1 di kampus STMIK Atma yang lebih akurat.
Luhur.
REFERENSI
R Squared
Arif, Dodi. (2014). Pengaruh Produk Domestik Bruto,
Hasil estimasi dengan menggunakan model efek Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan BI Rate
common (Common Effect) menunjukkan nilai R2 atau Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di
koefisien determinasi pada hasil estimasi tersebut Indonesia Periode 2007-2013. Jurnal Ekonomi
dapat diketahui bahwa 70,11 persen keragaman Bisnis. 19. 65-66.
penerimaan mahasiswa baru jenjang diploma 3 di
kampus STMIK Atma Luhur yang menjadi sampel Azwir, Nasir & Mirza, Achmad. (2011). Pengaruh
pada periode waktu 2009-2015 dapat dijelaskan oleh Nilai Kurs, Inflasi, Suku bunga deposito dan
variabel bebasnya (Inflasi, kurs, BI Rate dan PDB), Volume Perdagangan Saham Terhadap Return
sedangkan 29,89 persen dijelaskan oleh variabel lain Saham Pada Perusahaan Perbankan yang
di luar model. Variabel tersebut diduga dipengaruhi Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
oleh biaya perkuliahan, promosi, minat mahasiswa Ekonomi. 19 No. 4.
baru dan lain sebagainya. Sedangkan nilai R2 atau
koefisien determinasi pada hasil estimasi tersebut Rahmatika Istiqamah. (2016). Analisis Pengaruh
dapat diketahui bahwa 27,94 persen keragaman Inflasi, jumlah uang beredar, sertifikat bank
penerimaan mahasiswa baru jenjang strata 1 di Indonesia syariah dan harga minyak dunia
kampus STMIK Atma Luhur yang menjadi sampel terhadap indeks harga saham syariah Indonesia
pada periode waktu 2009-2015 dapat dijelaskan oleh (ISSI) periode Mei 2011-Mei 2016. Skripsi.
variabel bebasnya (Inflasi, kurs, BI Rate dan PDB),
www.bi.go.id/id/moneter/bi
Rate/penjelasan/contents/default.aspx diakses 09
September 2016
Abstract – One of the things that the company's priority to achieve the goal is to have professional resources
with the best employee performance in carrying out its work. One that can be affect employee’s performance is
the existence of work discipline. This work discipline should be continue to be held and become the principle for
employees, so that employee’s contribution in supporting the success of various functions of the company's
operations become more optimal. The aims of this study is to determine the effect of work discipline on
employee’s performance Cipta Hotel Pancoran South Jakarta. The number of respondents in this study is 50
employee’s. The data were collected by using questionnaires and library studies. Data analysis is used the
linearity test, simple regression analysis, and correlation coefficient test. The result shows that the discipline of
work has a positive and significant impact on the performance of employee’s of Cipta Hotel Pancoran, South
Jakarta. The magnitude of the correlation coefficient shows the amount of 0.499, it means the relationship of
work discipline to the employee's performance is quite strong. Coefficient of determination or R Squared =
0.249 it means that work discipline affect of employee’s performance is 24.9% while the rest is influenced by
factors others than work discipline it self.
masalah yang ada dihadapi oleh perusahaan secara peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Secara
umum dalam hal disiplin kerja. Disiplin kerja operasional variabel dimensi disiplin kerja menurut
merupakan hal penting untuk dipahami dan bisa Sinungan dalam (Sucipto, 2016) dapat dilihat dari
diterapkan karyawan secara optimal yang pada kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang
akhirnya dapat menunjang kinerja karyawan dimana berlaku termasuk tepat waktu dan tanggung jawab
setiap pekerjaan yang diberikan dapat terselesaikan terhadap pekerjaan, bekerja sesuai dengan prosedur
dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan target yang ada, memelihara perlengkapan kerja dengan
yang sudah ditentukan. baik.
Hasil penelitian terdahulu oleh (Abidin, 2013) Menurut (Wirawan, 2009) “Kinerja adalah
yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
Disiplin terhadap Kinerja Karyawan pada PT indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu
Rekatama Putra Gegana Bandung. Dari hasil profesi dalam waktu tertentu”. Variabel kinerja
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa disiplin karyawan secara operasional Menurut (Wirawan,
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT 2009) Secara umum dapat dikelompokkan menjadi
Rekatama Putra Gegana Bandung. (Sanjaya, 2015) tiga yaitu hasil kerja, perilaku kerja dan sifat pribadi
juga melakukan penelitian dengan judul Pengaruh yang berhubungan dengan pekerjaan.
Disiplin Kerja dan dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada Hotel Ros in Yogyakarta. 2.4. Populasi dan Sampel
Hasil penelitian menunjukan disiplin kerja dan Menurut Sudjana dalam (Riduwan & Kuncoro,
motivasi kerja secara parsial maupun simultan 2008) populasi adalah totalitas semua nilai yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mungkin baik hasil menghitung maupun
karyawan Hotel Ros In Yogyakarta. pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari
(Safitri, 2013) melakukan penelitian dengan karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek
judul Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
terhadap Kinerja karyawan Dinas Apron Move sifatnya. Sedangkan sampel menurut Sugiyono
Control (AMC) PT Angkasa Pura 1 (Persero) dalam (Riduwan & Kuncoro, 2008) adalah sebagian
Cabang Bandar Udara Internasional Juanda – dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi,
Surabaya. Berdasarkan penelitian dapat diketahui Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dari
pelatihan dan disiplin kerja secara simultan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan, dengan
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. populasi yang dijadikan objek penelitian berjumlah
Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap 95 orang. Kemudian diambil sampel menggunakan
kinerja karyawan. Disiplin kerja berpengaruh teknik simple random sampling dimana pengambilan
signifikan terhadap kinerja karyawan. anggota sampel dilakukan secara acak tanpa
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memperhatikan strata yang ada pada populasi
terdorong untuk melakukan penelitian yang tersebut. Sampel yang diambil berdasarkan acak
bertujuan menganalisis pengaruh disiplin kerja adalah 50 orang karyawan yang dianggap cukup
terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran mewakili.
Jakarta Selatan.
2.5. Teknik Pengumpulan Data
II.METODOLOGI PENELITIAN Menurut Nasir dalam (Riduwan & Kuncoro,
2.1. Lokasi penelitian 2008) Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat
Penelitian dilakukan di Cipta Hotel Pancoran ukur yang diperlukan dalam melaksanakan
yang memiliki alamat di Jl. Raya Pasar Minggu Kav. penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa
19 Jakarta Selatan. angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan
beragam fakta yang berhubungan dengan fokus
2.2. Variabel Penelitian penelitian yang diteliti. Data yang diambil dalam
Menurut suwarno dalam (Riduwan & Kuncoro, penelitian ini adalah data primer dengan teknik
2008) Variabel adalah karakteristik yang dapat pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
diamati sesuatu (objek), dan mampu memberikan Kuesioner disusun dengan mengikuti skala likert.
bermacam-macam nilai atau beberapa Kategori. Menurut ( (Riduwan & Kuncoro, 2008) skala Likert
Variabel yang menjadi perhatian dalam penelitian digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
ini adalah variabel bebas atau independence variable persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
yaitu variabel disiplin kerja (X), serta variabel kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini
terikat atau dependent variable yaitu variabel kinerja menggunakan pernyataan sikap dengan lima
karyawan (Y). alternative jawaban Sangat Setuju (SS), setuju (S),
Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
2.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Tidak Setuju (STS). Sedangkan pemberian skor dari
Menurut (Hartatik, 2014) disiplin merupakan pernyataan positif berupa angka 5, 4, 3, 2, dan 1.
suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang Dalam penelitian ini didukung data sekunder
bergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan- yang diperoleh melalui penelusuran literature yaitu
dengan melihat penelitian sebelumnya, studi Distribusi (Tabel t) untuk α =0,05 dan dengan derajat
kepustakaan berupa buku dan bahan lain yang ada kebebasan (dk=n-2)
kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam Kaidah keputusan:
penelitian ini. Jika thitung > ttabel berarti valid sebaliknya thitung < ttabel
berarti tidak valid.
2.6. Validitas dan Reliabilitas
Menurut (Priyatno, 2009) Uji validitas item 2.7. Teknik Analisis Data
digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan
item dalam mengukur objeknya. Item dikatakan penelitian adalah pengolahan data. Dengan
pengolahan data dapat diketahui makna data yang
valid jika ada korelasi dengan skor total. Pengujian
berhasi dikumpulkan. Dengan demikian hasil
validitas item dalam spss bisa menggunakan dua penelitianpun akan segera diketahui (Riduwan &
metode analisis yaitu Korelasi Pearson atau Kuncoro, 2008). Dalam penelitian ini jenis analisis
Corrected item Total Correlation. Teknik uji data yang digunakan deskriptif kuantitatif dan teknik
validitas item dengan korelasi pearson dilakukan statistik menggunakan uji regresi sederhana,
dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor koefisien korelasi, dan koefisien determinasi.
total item, kemudian pengujian signifikansi Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program aplikasi SPSS (Statistical Product
dilakukan dengan criteria r tabel pada tingkat
and Service Solution) versi 20.0.
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif Persamaan regresi dalam (Riduwan & Kuncoro,
dan r hitung >r tabel, maka item dapat dinyatakan 2008) dirumuskan:
valid (demikian pula sebaliknya). Dalam penelitian
ini validitas menggunakan teknik korelasi Pearson Dimana
Product Moment dengan melihat r hitung SPSS dan
subjek variabel terikat yang
r tabel nilai product moment. =
Menurut (Priyatno, 2009) Uji reliabilitas untuk diproyeksikan
Variabel bebas yang mempunyai nilai
mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur yang =
biasanya menggunakan koesioner. Metode yang tertentu untuk diprediksikan
sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur
a = nilai konstanta harga Y jika X =0
skala rentangan adalah Cronboach Alpha. Uji
nilai arah sebagai penentu ramalan
(prediksi) yang menunjukkan nilai
reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas b =
peningkatan (+) atau penurunan (-)
dimana item yang masuk pengujian adalah item
variabel Y
yang masuk pengujian adalah item yang masuk
pengujian adalah item yang valid saja. Perhitungan
untuk reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus Alpha Chronbach dengan program SPSS.
Rumus korelasi Pearson product Moment dalam
(Riduwan & Kuncoro, 2008) sebagai berikut:
aktualisasi dari tanggung jawab pribadi yang Disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk
berarti mengakui dan menerima nilai-nilai yang mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur,
ada di luar dirinya. maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat
2. Disiplin Kelompok menghasilkan kinerja yang baik.
Disiplin kelompok adalah patut, taat, dan Sinungan dalam (Sucipto, 2016) mengatakan
tunduknya kelompok terhadap peraturan, untuk dapat mengetahui seseorang disiplin dalam
perintah, dan ketentuan yang berlaku, serta kerja atau tidak dapat dilihat dari:
mampu mengendalikan diri dari dorongan 1. Kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang
kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita berlaku termasuk tepat waktu dan tanggung
dan tujuan tertentu, serta memelihara stabilitas jawab terhadap pekerjaan.
organisasi dan menjalankan standar-standar 2. Bekerja sesuai dengan prosedur yang ada
organisasional. 3. Memelihara perlengkapan kerja dengan baik.
3. Disiplin preventif Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
Disiplin preventifadalah disiplin yang ditujukan disiplin kerja adalah sikap patuh dalam
untuk mendorong pegawai agar berdisiplin melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan-
dengan menaati dan mengikuti berbagai standar peraturan yang berlaku organisasi
serta peraturan yang telah ditetapkan. Menurut Armstrong dan Baron dalam (Wibowo,
4. Disiplin korektif 2009) “Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
Disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
memperbaiki dan menindak pegawai yang organisasi, kepuasan konsumen, dan memberiikan
melakukan pelanggaran terhadap aturan yang kontribusi pada ekonomi”. Menurut (Wirawan,
berlaku. 2009) “Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
5. Disiplin progresif fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu
Disiplin progresif merupakan pemberian pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu”.
hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran Menurut (Mangkunegara, 2014) mengemukakan
yang berulang. bahwa “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
Menurut Abdurrahmat dalam (Hartatik, 2014) dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
indikator yang mempengaruhi disiplin kerja antara dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
lain : tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
1. Tujuan dan Kemampuan Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi
Tujuan dan kemampuan pegawai dalam berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun
memahami peraturan yan berlaku dalam suatu internal dari karyawan tersebut. Simamora dalam
organisasi sangat berpengaruh pada tingkat (Mangkunegara, 2014) mengatakan bahwa kinerja
kedisiplinan pegawai. pada umum nya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
2. Keteladanan Pemimpin 1. Faktor individual yang terdiri dari: kemampuan
Seorang pemimpin harus dapat memberikan dan keahlian, latar belakang, dan demografi.
contoh pada pegawai dan menjadi role 2. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi,
model/panutan bagi pegawai. attitude personality, pembelajaran motivasi.
3. Keadilan 3. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya,
Aturan-aturan yang dibuat harus diberlakukan kepemimpinan, penghargaan, struktur job design.
untuk semua pegawai tanpa memandang Menurut (Wirawan, 2009) menyimpulkan bahwa
kedudukan. “Dimensi kinerja adalah unsur-unsur dalam
4. Pengawasan Melekat pekerjaan yang menunjukan kinerja. Untuk
Pengawasan melekat (waskat) ialah tindakan mengukur kinerja, dimensi-dimensi kinerja
nyata dan paling efektif dalam mewujudkan dikembangkan menjadi indikator kinerja. Indikator
kedisiplinan karyawan perusahaan.Sebab, dengan kinerja digunakan untuk mengembangkan
pengawasan melekat ini, berarti atasan harus instrument evaluasi kinerja yang kemudian
aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, digunakan untuk mengukur kinerja seorang pegawai.
gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Pengembangan dimensi dan indikator kinerja
5. Sanksi Hukuman dilaksanakan melalui job analysis atau analisis
Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan pekerjaan”.
dan memperbaiki perilaku pegawai, bukan untuk Secara umum, dimensi kinerja dapat
menyakiti. dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
6. Ketegasan 1. Hasil Kerja
Ketegasan seorang pimpinan dalam melakukan Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk
pelanggaran difokuskan untuk mengoreksi barang atau jasa yang dapat dihitung dan diukur
penampilan kerja agar peraturan kerja dapat kuantitas dan kualitasnya.
diberlakukan secara konsisten. 2. Perilaku Kerja.
7. Hubungan kemanusiaan Ketika berada ditempat kerjanya, seorang
karyawan memiliki 2 perilaku, yaitu perilaku
Tabel 5. Hasil Validitas Disiplin Kerja Berdasarkan tabel 6, dapat disimpulkan bahwa
dari 10 butir pernyataan untuk variabel kinerja
No. Butir
No. rhitung rtabel Keterangan karyawan, semuanya dinyatakan valid karena r
Instrumen
hitung > r tabel.
1. 1 0,785 0,284 Valid Sedangkan reliabilitas variabel penelitian di
2. 2 0,717 0,284 Valid sebut reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60,
disebut reliabel. Nilai Cronbach’s Alpha dalam
3. 3 0,731 0,284 Valid
penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut:
4. 4 0,445 0,284 Valid
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas
5. 5 0,438 0,284 Valid
Variabel Cronbac Cronbach’s Keterang
6. 6 0,578 0,284 Valid
h’s Alpha an
7. 7 0,652 0,284 Valid Alpha Standard
Disiplin kerja 0,760 0,60 Reliabel
8. 8 0,649 0,284 Valid
Sumber: Data primer yang diolah (2017).
Kinerja 0,875 0,60 Reliabel
karyawan
Berdasarkan tabel 5, dapat disimpulkan bahwa
dari 8 butir pernyataan untuk variabel disiplin kerja, Sumber: Data primer yang diolah (2017)
semuanya dinyatakan valid karena r hitung > r tabel. Berdasarkan tabel 7, yakni hasil pengujian
Hasil pengujian validitas kinerja karyawan reliabilitas menunjukkan bahwa setiap variabel baik
dilihat melalui tabel berikut ini: disiplin kerja dan kinerja karyawan adalah reliabel
sebab nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Tabel 6. Hasil Validitas Kinerja Karyawan Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas
yang sudah dilakukan maka indikator disiplin kerja
No. Butir dan kinerja karyawan tersebut semuanya valid dan
No. rhitung rtabel Keterangan
Instrumen reliabel sehingga dapat dipergunakan untuk
1. 1 0,653 0,284 Valid penelitian.
2. 2 0,754 0,284 Valid
3.3. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Disiplin
3. 3 0,690 0,284 Valid Kerja terhadap Kinerja karyawan Cipta Hotel
4. 4 0,653 0,284 Valid Pancoran Jakarta Selatan
5. 5 0,750 0,284 Valid
Analisis regresi dan korelasi dimaksudkan untuk
6. 6 0,474 0,284 Valid dapat menguji pengaruh dan hubungan antara
7. 7 0,787 0,284 Valid disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel
Pancoran Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini
8. 8 0,687 0,284 Valid pengujian dengan uji linearitas analisis regresi, dan
9. 9 0,718 0,284 Valid analisis korelasi, yang ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan dalam Anova Table, Coefficients, dan
10. 10 0,756 0,284 Valid Model Summary dimana disajikan dalam bentuk
Sumber: Data primer yang diolah (2017) print out SPSS sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 8, uji linearitas persamaan 0,05. Hal ini berarti H0 diterima atau persamaan
regresi diperoleh dari baris Deviation from Linearity regresi kinerja karyawan atas disiplin kerja adalah
yaitu F hitung = 0,541, dengan nilai Sig = 0,836 > linear atau berupa garis lurus.
Berdasarkan tabel 9. dapat diketahui bahwa konstanta maka kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran
dan koefisien persamaan garis linear diperoleh Jakarta Selatan meningkat sebesar 0,576 kali.
persamaan yaitu Berdasarkan angka statistik pada tabel juga
Y=25, 657 + 0,576 X menunjukkan bahwa t hitung = 3,995. Dengan nilai
Koefisien regresi bertanda positif, hal ini berarti Sig 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0
variabel disiplin kerja dan kinerja karyawan Cipta ditolak dan H1 diterima. Artinya hipotesis penelitian
Hotel Pancoran Jakarta Selatan mempunyai diterima. Artinya terdapat pengaruh signifikan
pengaruh yang positif dan searah. Koefisien regresi disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel
variabel disiplin kerja sebesar 0,576 memberikan Pancoran Jakarta Selatan.
indikasi bahwa kenaikan disiplin kerja satu kali,
Berdasarkan tabel 10. dapat diperoleh hasil dari kontribusi atau disiplin kerja terhadap kinerja
uji signifikansi koefisien korelasi. Terlihat R = 0,499 karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan
dan F hitung (F Change = 15,957, dengan nilai Sig = sebesar 24,9%, sisanya sebesar 75,1%
0,000< 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak. Dengan disumbangkan faktor lain selain disiplin kerja dan
demikian koefisien korelasi disiplin kerja dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Selatan adalah berarti atau signifikan. sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan (Abidin,
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel juga 2013), (Sanjaya, 2015), dan (Safitri, 2013) yang
dapat diketahui koefisien korelasi atau R sebesar membuktikan bahwa disiplin kerja berpengaruh
0,499 yang berarti hubungan disiplin kerja dengan positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
kinerja karyawan Cipta Hotel PancoranJakarta artinya disiplin kerja menjadi salah satu hal penting
Selatan adalah cukup kuat. Sedangkan Koefisien yang harus dipahami dan dilaksanakan bagi
determinasi atau R Square sebesar 0,249, artinya karyawan. Disiplin kerja menjadi bagian peraturan
perusahaan untuk mengantisipasi disiplin kerja 4. Hasil perhitungan menunjukkan persentase yang
karyawan dapat terjaga dengan baik sehingga pada cukup kecil dari disiplin kerja terhadap kinerja
akhirnya tercapai kinerja karyawan yang optimal. karyawan hanya 24,9%, sehingga faktor-faktor
Untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut, lain diyakini berpengaruh besar dalam
maka kontribusi disiplin kerja pada karyawan Cipta mempengaruhi kinerja karyawan dan perlu untuk
Hotel Pancoran Jakarta Selatan terus dapat dikaji kembali.
ditingkatkan lagi dengan memberikan pemahaman
kepada karyawan terutama tentang konsekuensi
pelanggaran terhadap disiplin kerja melalui REFERENSI
penegakan yang lebih tegas dan pengawasan yang Abidin, F. Z. (2013). Pengaruh Disiplin terhadap
sesuai yang tidak longgar maupun berlebihan Kinerja Karyawan pada PT Rekatama
sehingga karyawan lebih bertanggung jawab dan Putra Gegana Bandung. Bandung: Fakultas
menyadarkan karyawan lebih berhati- hati dengan Ekonomi Universitas Winayu Mukti.
menghindari kesalahan dalam melaksanakan Hartatik, I. P. (2014). Buku Praktis Mengembangkan
pekerjaannya. Selain itu perusahaan dapat juga SDM. Yogyakarta: Laksana.
memberikan apresiasi berupa penghargaan terhadap Mangkunegara, A. P. (2014). Evaluasi Kinerja
karyawan yang memiliki konsistensi dalam hal SDM. Bandung: PT Refika Aditama.
kinerja yang berkaitan dengan disiplin kerja seperti Mulyadi. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia
tunjangan kehadiran dalam setiap bulan atau (MSDM). Bogor: In Media.
penghargaan bagi karyawan dengan kehadiran Priyatno, D. (2009). Analisis Korelasi, Regresi, dan
masuk kerja terbaik dalam periode satu tahun Multivariate. Yogyakarta: Gava Media.
penilaian kinerja. Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2008). Cara
Menggunakan Dan Memaknai Analisis
IV.KESIMPULAN Jalur (Path Analiysis). Bandung: Alfabeta.
Safitri, E. (2013). Pengaruh Pelatihan dan Disiplin
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil Ilmiah Manajemen , 1044-1054.
kesimpulan sebagai berikut: Sanjaya, M. T. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja dan
1. Persamaan regresi yang dihasilkan menunjukkan Motivasi kerja terhadap Kinerja Karyawan
disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan pada Hotel Ros In Yogyakarta. Yogyakarta:
terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Jakarta Selatan Yogyakarta.
2. Besarnya koefisien korelasi menunjukkan angka Sucipto, A. H. (2016). Hubungan Disiplin Kerja
0,499 artinya hubungan disiplin kerja dengan dengan Semangat Kerja Pegawai di Kantor
kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Kecamatan Samarinda Kota. eJournal Ilmu
Selatan adalah cukup kuat. Pemerintahan , 1229-1238.
3. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya Wibowo. (2009). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja RajaGrafindo Persada.
karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya
24,9 % sedangkan sisanya dipengaruhi faktor- Manusia. Bandung : Refika Aditama.
faktor lain selain disiplin kerja.
Abstract - The goal of this research is to find how the application of quantum learning model can improve
student accounting learning outcomes AMIK BSI Jakarta. This research is conducted on the students of Semester
1 Accounting Computer Study Program D3 AMIK BSI Jakarta Level that follows the Basic Course of
Accounting. The method used in this research is classroom action research method. The results showed that the
application of quantum learning model can improve the learning result of accounting with the completeness
level reached 86.67% in cycle II. Student learning activity from 40.00% in cycle I to 60,00% in cycle II. Results
of research conducted on AMIK BSI Jakarta students semester 1 year 2016/2017, proving that the opinion that
assume that accounting lessons are difficult and not liked by students was not true. Lecturers have an important
involvement to improve understanding of learning concepts. The inappropriateness of the learning model will
result in low motivation and learning activities of students. With innovative, motivated students are motivated to
learn, so the process runs effectively and finally fun.
berkembang dalam menganalisis berbagai macam dan menerapkan konsep ke dalam suatu contoh
transaksi. dengan baik dan tepat.
Menurut Muhibin Syah (2006:65-66) Seorang dosen harus memiliki penguasaan kelas
mendefinisikan belajar sebagai : Perubahan yang yang baik, sehingga proses pembelajaran dapat
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam berlangsung menyenangkan dan menimbulkan rasa
atau keseluruhan tingkah laku suatu organism simpatik pada diri mahasiswa, seorang dosen juga
sebagai hasil pengalaman. dituntut untuk memiliki metode belajar yang kreatif.
Penulis mengambil hakikat belajar yakni adanya Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti
perubahan tingkah laku, pengalaman dan interaksi empiris mengenai metoda pembelajaran kuantum,
sehingga dapat menemukan ataupun bahkan apakah dapat memberikan kemudahan bagi para
memecahkan suatu masalah dan akhirnya dapat mahasiswa untuk memahami matakuliah Dasar
menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Akuntansi.
Adapun beberapa hal perubahan – perubahan yang Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan
terjadi akibat dampak belajar : dapat memberikan manfaat yang berarti bagi : (1)
1) Hasil belajar adalah hasil pencapaian tujuan Bagi mahasiswa, untuk meningkatkan kemampuan
2) Hasil belajar merupakan suatu proses belajar, pemahaman dan keaktifan dalam mata
3) Hasil belajar merupakan produk proses latihan kuliah yang bersangkutan; (2) Bagi dosen, penelitian
4) Hasil belajar merupakan prilaku efektif dalam ini bermanfaat untuk mengembangkan rancangan
kurun waktu tertentu. pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
belajar mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar;
Dalam kegiatan belajar mengajar tujuan utamanya (3) Bagi pengembangan institusi, penelitian ini
adalah adanya perubahan tingkah laku pada diharapkan menjadi salah satu implementasi
seseorang serta proses transfer motivasi sehingga Penelitian Pengembangan Pembelajaran sebagai
akan berdampak pada tertariknya seseorang dalam lembaga ilmiah yang dituntut melakukan inovasi
mengerjakan berbagai tugas tanpa mengenal lelah pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan
dan putus asa. Ciri yang lain dari orang yang sudah secara ilmiah.
mendapatkan pelajaran adalah tingkat kematangan
kreatifitas dan dinamisasi pemikiran serta prilaku ke II. METODOLOGI PENELITIAN
dalam suatu situasi yang lebih bermakna antara Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa
individu dengan lingkungannya. Semester 1 Program Studi Komputer Akuntansi
Jenjang D3 di AMIK BSI Jakarta yang mengikuti
Hakikat mengajar adalah merupakan sebuah proses mata kuliah Dasar Akuntansi dengan bobot 4 SKS
pembelajaran dimana dosen berfungsi sebagai atau dengan jumlah tatap muka 4 x 50 menit.
transformator dan mahasiswa sebagai mediator Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun
dengan menggunakan berbagai metode mengajar ajaran 2016/2017. Dalam pelaksanaannya penelitian
serta media untuk membantu memperjelas ini melibatkan 1 orang dosen dan 30 Mahasiswa.
pemahaman suatu konsep. Selain itu mengajar juga
dapat diartikan mengatur dan mengorganisasikan Penetapan mahasiswa di kelas tersebut sebagai
lingkungan yang ada di sekitar mahasiswa sehingga subyek penelitian didasarkan pada hasil diskusi
dapat mendorong dan menumbuhkan minat mereka dengan dosen akuntansi yang menyatakan bahwa
untuk melakukan kegiatan belajar. minat belajar akuntansi mahasiswa kurang
dibandingkan dengan kelas lain.
Penerapan model pembelajaran kuantum diharapkan
dapat melahirkan mahasiswa-mahasiswa dengan Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
kerangka pikir, sikap mental dan keterampilan yang sebagai berikut :
berkualitas dan seimbang, yang memiliki kecakapan a. Dokumentasi
dalam bidang Akuntansi. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data
dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai
Pembelajaran kuantum merupakan suatu kiat, bahan acuan untuk kepentingan penelitian. Dalam
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang penelitian ini yang digunakan adalah daftar nilai
dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta mata kuliah Dasar Akuntansi.
belajar sebagai proses yang menyenangkan dan b. Metode tes
bermakna. Pembelajaran kuantum juga mencakup Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang
aspek-aspek penting tentang cara otak mengatur digunakan untuk mengukur ketrampilan,
informasi. Pada penerapan model ini dibutuhkan pengetahuan, intelejensi, kemampuan dan bakat
penguasaan materi yang baik oleh seorang dosen dan yang dimiliki individu. Teknis kegiatan tes diawali
mampu memfasilitasi mahasiswa dalam memahami dengan mengerjakan bagian A yaitu daftar
pertanyaan yang berisi data demografi mahasiswa, Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh
kemudian bagian B berisi tes kompetensi akuntansi setiap siklus secara lebih rinci dapat dijelaskan
sebanyak 30 soal yang dilakukan dua kali pada sebagai berikut:
siklus 1 dan siklus ke 2. a. Perencanaan (planning) Tahap perencanaan ini
c. Metode Observasi adalah sebagai berikut: (a) membuat skenario
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan pada pembelajaran, (b) membuat lembar observasi
subyek penelitian. Aspek yang diamati dalam untuk melihat suasana pembelajaran, dan
penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen, aktivitas mahasiswa, (c) membuat dan
antaralain : perhatian mahasiswa dalam menerima menyediakan media pembelajarannya, dan (d)
pembelajaran, bahasa yang digunakan dosen dalam mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah
pembelajaran, motivasi dalam menerima pelajaran, mahasiswa dengan menggunakan metode
kerjasama dan partisipasi mahasiswa dalam proses kuantum dapat meningkatkan hasil belajar
pembelajaran. Pemberian skor dalam observasi b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
menggunakan Rating Scale. Pedoman penskoran Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan
dengan pengamatan adalah menggunakan rentang 0 dilaksanakannya skenario pembelajaran yang
(tidak aktif), 1 (cukup aktif) dan 2 (aktif) telah direncanakan
d. Jurnal c. Observasi dan Evaluasi (Observation and
Jurnal mahasiswa dan dosen diisi pada akhir Evaluation)
pembelajaran. Jurnal mahasiswa berisi tentang Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap
kesulitan mahasiswa dalam pembelajaran, pendapat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
atau komentar mahasiswa yang dilakukan oleh format pengamatan pembelajaran atau lembar
dosen dan pesan, kesan ataupun saran tentang observasi yang telah dirancang sebelumnya serta
pembelajaran tersebut. melakukan evaluasi. Catatan observasi
e. Analisis Data dipergunakan untuk mengetahui peningkatan
Analisis data yang digunakan adalah analisis aktivitas mahasiswa, sedangkan evaluasi
deskriptif prosentase. Analisis data ini digunakan dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi
untuk menganalisis mengenai prosentase hasil dari belajar mahasiswa.
pre test dan post test yang dilakukan oleh dosen pada d. Refleksi (reflecting)
saat pelaksanaan tindakan untuk mengetahui Refleksi merupakan suatu kegiatan evaluasi
sejauhmana metode kuantum dapat meningkatkan secara kritis perubahan yang terjadi pada
kemampuan belajar mahasiswa dilihat dari hasil mahasiswa, suasana di kelas dan pengajaran
belajar mahasiswa yaitu dengan cara total skor dari dosen. Data observasi yang telah diperoleh ini
satu kelas dibagi dengan jumlah mahasiswa akan dianalisis dan direfleksikan bersama untuk
sehingga dapat diketahui skor rata-rata hasil belajar mengetahui perubahan yang telah terjadi selama
di kelas tersebut, skor rata-rata tersebut tindakan pembelajaran dengan menerapkan
dibandingkan antar siklus. . metode kuantum itu dilaksanakan. Hasil analisis
dan refleksi ini digunakan untuk perbaikan
Indikator Keberhasilan pelaksanaan perkuliahan pada siklus berikutnya.
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah diukur melalui beberapa Kerangka Pemikiran Teoritis
cara. Pertama, keberhasilan akan dilihat dari nilai Untuk memberikan gambaran jelas pada penelitian
mahasiswa yang berhasil menjawab pertanyaan ini, maka penulis membuat kerangka pemikiran
dengan benar. Kedua, antusias mahasiswa dalam seperti gambar dibawah ini:
belajar mata kuliah Dasar Akuntansi. Ketiga,
Minat dalam
ketrampilan dosen dalam mengembangkan desain mengikuti
dan strategi pembelajaran meningkat. pembelajaran
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ilustrasi singkat tentang materi yang diajarkan,
Sebelum melakukan analisis pembahasan, penulis kurang memotivasi mahasiswa akan manfaat materi
melakukan klasifikasi karakteristik sampel yang akan disampaikan, tidak memberikan
berdasarkan jenis kelamin dan latar belakan kesempatan kepada mahasiswa untuk
kelulusan. Hasil dari analisis tersebut akan dibahas mendemonstrasikan kemampuannya dan
secara rinci pada bagian berikut : memberikan soal-soal yang berkaitan dengan materi
pelajaran dan pemberian penghargaan kepada
Tabel 1 Identitas Mahasiswa Berdasarkan Jenis mahasiswa terbaik serta penguatan tentang materi
Kelamin yang diajarkan masih sangat kurang diberikan oleh
No Keterangan Jumlah Persentase dosen. Hal ini disebabkan karena dosen kurang
1 Wanita 23 76,67 memahami pentingnya peran dosen dalam penerapan
2 Pria 7 23,33 model pembelajaran kuantum.
Jumlah 30 100,00
Kekurangan-kekurangan lain juga terdapat pada
mahasiswa dimana sebagian mahasiswa masih
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa urutan kurang memperhatikan dan enggan untuk mengikuti
jumlah mahasiswa dari yang terbanyak hingga yang pelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya perhatian
paling sedikit berdasarkan jenis kelamin adalah mahasiswa pada proses pembelajaran dan
sebagai berikut: jenis kelamin wanita sebanyak 23 mahasiswa lebih banyak melakukan aktivitas lain
mahasiswa (76,67%), pria sebanyak 7 mahasiswa dari pada mengikuti proses pembelajaran.
(23,33%). Hal ini sesuai dengan ciri khas Jurusan Mahasiswa juga enggan untuk menanyakan hal-hal
Akuntansi yang cederung diminati oleh kalangan yang tidak dimengerti. Hal ini terlihat pada hasil tes
wanita dibandingkan pria. kompetensi Akuntansi pada tabel 3
Tabel 2 Identitas Mahasiswa Berdasarkan Latar Tabel 3 Hasil tes kompetensi siklus akuntansi pada
belakang Pendidikan kelulusan SLTA siklus 1
No Keterangan Jumlah Persentase Nilai < 75 Nilai > 75
1 SMA IPA 12 40,00 Kompetensi
2 SMA IPS 15 50,00 F % F %
SMK Journalizing 22 73 8 27
3 3 10,00
AKUNTANSI
Jumlah 30 100,00 Posting buku besar 0 0 30 100
penyesuaian 23 77 7 23
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa urutan neraca saldo 5 17 25 83
jumlah mahasiswa dari yang terbanyak hingga yang
paling sedikit berdasarkan latar belakang pendidikan laporan keuangan 1 3 29 97
kelulusan adalah sebagai berikut: SMA IPA
sebanyak 12 mahasiswa (40,00%), SMA IPS Menurut American Accounting Association
sebanyak 15 responden (50,00%), SMK Akuntansi mendefinisikan akuntansi sebagai “suatu proses
sebanyak 3 mahasiswa (10,00%). Ini sejalan dengan pengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan
pemahaman bahwa ilmu ekonomi sebagai bagian informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya
dari ilmu sosial, yang secara langsung mengarahkan penelitian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
lulusan SLTA Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial mereka yang menggunakan informasi tersebut”.
untuk memilih jurusan tersebut. Akuntansi terdiri dari lima tahapan siklus yakni
journal transaksi, posting buku besar, penyesuaian,
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. neraca saldo dan laporan keuangan. Tahapan
Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang tersebut saling berkaitan, tetapi penulis membuat
dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian soal-soal tes yang terpisah dari lima tahapan untuk
tindakan kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini, mengetahui tingkat kesulitannya.
penulis melakukan observasi terhadap kegiatan
dosen dan mahasiswa pada saat proses belajar Dari hasil tes kompetensi berdasarkan tabel 3.3
mengajar berlangsung. diketehui bahwa setiap kategori kompetensi
akuntansi maka dari 10 pertanyaan untuk
3.1 Siklus I kompetensi journalizing, hanya 27% mahasiswa
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, kegiatan yang mampu menjawab benar semua pertanyaan,
pembelajaran dengan menggunakan model kuantum untuk pertanyaan kompetensi posting buku besar
hanya sebagian yang dilakukan oleh dosen. dari 5 pertanyaan 100% mahasiswa mampu
menjawab benar semua, untuk kompetensi jurnal
Pada awal pertemuan pertama dosen tidak penyesuaian dan koreksi penyesuaian 23%
menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal lain yang mahasiswa, kompetensi penyusun neraca saldo 83%
juga masih kurang pada siklus I adalah pemberian mahasiswa, dan pemahaman laporan keuangan 97%
mahasiswa yang mampu menjawab benar semua. Tabel 4 Hasil tes kompetensi siklus akuntansi pada
Jika dianalisis berdasarkan nilai modus maka untuk siklus 2
seluruh kategori kompetensi yang paling dianggap Nilai > 75 Nilai < 75
sangat sulit oleh mahasiswa untuk dijawab adalah Kompetensi
F % F %
kompetensi journalizing.
Journalizing 4 23 26 87
Ini berarti bahwa indikator keberhasilan belum posting buku besar 0 0 30 100
tercapai. Untuk mengatasi hal ini maka dosen harus
penyesuaian 8 27 22 73
melakukan evaluasi pembelajaran yang lebih baik
dan memberikan bimbingan sepenuhnya pada neraca saldo 5 17 25 83
mahasiswa dalam mempelajari ikhtisar laporan keuangan 0 0 30 100
pembelajaran. Dosen harus selalu memotivasi dan
menginformasikan bahwa selama kegiatan
Hasil belajar Dasar Akuntansi mahasiswa tiap siklus
pembelajaran berlangsung, sikap dan keaktifan
mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar
menjadi salah satu aspek yang dinilai dan pada akhir
mahasiswa tidak lepas dari keberhasilan dosen
pelajaran dosen akan mengumumkan mahasiswa
dalam menerapkan model pembelajaran kuantum,
terbaik selama proses belajar.
yang didukung oleh perbaikan proses pelaksanaan
model pembelajaran ini yang lebih baik pada tiap
3.2 Siklus II
siklus.
Pada siklus II, hasil observasi yang dilakukan
penulis diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran
Model pembelajaran kuantum memberikan
dengan model kuantum sudah memberikan hasil
kesempatan kepada mahasiswa terlibat secara aktif
yang lebih baik, terjadi peningkatan bila
selama kegiatan pembelajaran, dimana dosen hanya
dibandingkan dengan aktivitas mahasiswa pada
bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan
siklus I.
jalannya kegiatan belajar mengajar di kelas.
Disamping itu pula dengan adanya kerangka
Mahasiswa sudah termotivasi untuk membaca dan
pembelajaran kuantum yang dikenal dengan tandur
menyelesaikan soal-soal yang ada pada ikhtisar
menjadikan pembelajaran di kelas berjalan secara
pembelajaran yang diberikan oleh dosen. Hal ini
kondusif dan terarah. Karena indikator keberhasilan
terlihat ketika dosen melakukan tanya jawab terjadi
dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini
umpan balik yang sangat baik dari mahasiswa. Dari
minimal 80% mahasiswa telah mencapai nilai ≥ 75.
hasil tes kompetensi berdasarkan tabel 3.4 pada
siklus 2 diketehaui bahwa setiap kategori
Pengelolaan pembelajaran oleh dosen dengan
kompetensi akuntansi maka dari 10 pertanyaan
mengimplementasikan metode kuantum selama
untuk kompetensi journalizing sebanyak 87%
kegiatan pembelajaran berlangsung yang diamati
mahasiswa yang mampu menjawab benar semua
dengan pedoman observasi, hasilnya dapat dilihat
pertanyaan, untuk pertanyaan kompetensi posting
pada Tabel 5 di bawah ini :
buku besar dari 5 pertanyaan 100% mahasiswa
mampu menjawab benar semua, untuk kompetensi
Tabel 5 Data Hasil Observasi mengenai
jurnal penyesuaian dan koreksi penyesuaian 73%
Ketrampilan Dosen dalam pembelajaran dengan
mahasiswa, kompetensi penyusun neraca saldo 83%
metode kuantum
mahasiswa, dan pemahaman laporan keuangan
100% mahasiswa yang mampu menjawab benar skor
semua. Aspek yang diamati siklus siklus
I II
Ini menunjukkan bahwa penggunaan model Dosen mengecek pemahaman
pembelajaran kuantum dapat menumbuhkan siswa yang berhubungan 1 2
motivasi belajar mahasiswa yang cukup baik. dengan aturan debit dan kredit
Penerapan rancangan pembelajaran tandur dalam Dosen memberikan ilustrasi
model pembelajaran kuantum dengan baik akan singkat tentang materi yang 2 2
diperoleh pembelajaran yang membuat mahasiswa akan diajarkan
dan dosen aktif, dengan begitu berkembanglah Dosen menyampaikan tujuan
2 2
pembelajaran
inovatif dan mahasiswa akan termotivasi untuk
Dosen memotivasi siswa untuk
belajar, sehingga proses itu berjalan dengan efektif mengikuti pembelajaran dengan 2 2
dan akhirnya menyenangkan. baik.
Abstract - Internet is one of the clearest evidence of rapid technological developments in the field of information
and telecommunications. The Internet brings a huge influence in the pattern of life of the world community,
especially the developed countries, This research was conducted in the southern area of Tangerang. The number
of respondents is 30 students SMP and SMU in the area Sepatan Tangerang south. The instrument used in this
study is questionnaire while the variables of concern in this study are independent variables (internet) (X1) and
dependent (learning process) (Y). Researchers use validity test, reliability test, T-test, correlation coefficient and
regression equation, result of research indicate that internet usage (X) have an effect on student learning
process (Y) coefficient of determination value (R2) that is 0,032 which has the mean that influence of internet
usage to learning process development is 3.2% and the rest influenced by other variables and also obtained
Regression equation Y = 7,953 + 0,131X1, result from regression equation indicate that there is influence of
internet usage to progress of student learning process.
siswa serta masyarakat dapat berkembang dengan 1. Sumber data primer, yaitu instrument yang
pesat , sehingga terjadi Cakrawala berpikir yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah
lebih kontektual dan lebih mudah mencerna kuesioner yang dibuat dengan merajuk pada
informasi yang masuk tersebut.Bahkan dalam skala model likert.
lingkup pendidikan, sudah saatnya dibentuk suatu 2. Sumber Data Sekunder, Dilakukan dengan cara
jaringan informasi yang memanfaatkan teknologi mengutip secara langsung atau tidak langsung
informasi ini. Dengan demikian terdapat suatu bagian bagian tertentu dari literatur-literatur.
jaringan terhubung antar sekolah/kampus sebagai
pertukaran data dan informasi secara cepat, akurat Untuk uji hipotesis penelitian ini menggunakan
dan tentunya murah dalam segala bidang Uji t, Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2),
.Penyebaran ide maupun metode pembelajaran sedangkan teknik analisa data menggunakan regresi
dalam proses pembelajaran yang lebih tepat pun linear sederhana. Untuk semua uji tersebut seluruh
akan lebih mudah sampai kepelosok daerah yang pengelolahan data dan analisis dilakukan dengan
selama ini mengalami kesulitan untuk menerima menggunakan piranti lunak (software) SPSS (
informasi terkini. Statistical Product and Service Solution) versi 17.0.
Adapun kendala yang masih dihadapi di
Indonesia adalah jangkauan jaringan telekomunikasi Menurut (sunarto, 2008 )“internet adalah
yanmg masih terbatas. Infrastruktur ini masih kumpulan komputer yang terhubung satu dengan
menjadi kendala besar bagi lingkungan pendidikan yang lainnya dalam sebuah jaringan”. Disebut
dalam memanfaatkan jaringan teknologi informasi. jaringan yang saling terhubung karena internet
Dalam pembangunan jaringan informasi menghubungkan komputer dan jaringan jaringan
interkoneksi akan membutuhkan jaringan komputer yang ada diseluruh dunia menjadi sebuah
penghubung yang dikenal dengan jaringan global.
LAN/WAN/Internet.
Menurut (lia, 2006) intenet adalah suatu jaringan
Kendala lain adalah faktor biaya, baik biaya komputer yang sangat luas, jaringan ini
perangkat keras maupun perangkat lunak. Pada menghubungkan jutaan komputer yang tersebar
umumnya sekolah-sekolah/kampus yang memiliki diseluruh dunia,baik itu LAN ( Local Area Network
laboratorium komputer punyai nilai plus bagi orang ),MAN (Metropolitan Area Network), WAN (Wide
tua siswa/mahasiswa untuk menyekolahkan Area Network) yang terhubung dengan
anaknya. Secara umum hampir sebagian besar menggunakan TCP/IP(Transmition Control
sekolah-sekolah/kampus untuk daerah perkotaan Protocol/Internet protocol)
telah memiliki laboratorium tersebut , baik itu
jaringan intranet mapun internet. Memanfaatkan Menurut (sunarto, 2008 ) peranan internet dalam
internet dalam pelajaran merupakan salah satu keseharian yakni :
sumber pelajaran baik bagi siswa maupun guru dan 1. Sebagai sumber data dan informasi yang
dosen. menjanjikan
2. Sarana pertukaran data dan informasi yang
handal dan akurat.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai sumber informasi, internet menyimpan
Penelitian ini dilakukan di daerah sepatan berbagai jenis informasi dalam jumlah yang tidak
Tangerang selatan. jumlah responden adalah 30 terbatas. Internet dapat digunakan sebagai sarana
orang siswa / siswi smp dan smu di daerah sepatan pertukaran informasi dari satu komputer ke
tangerang selatan. Instrumen yang digunakan dalam komputer lain, tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua
penelitian ini adalah kuesioner sedangkan Variabel komputer tersebut.sebuah komputer yang terhubung
yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah ke internet dapat saling berkomunikasi satu sama
variabel bebas (Independent) yaitu penggunaan lain, atau mempertukarkan data dan informasi.
internet (X1) serta variabel tak bebas (dependent)
yaitu proses belajar (Y). Menurut (sunarto, 2008 ) internet merupakan alat
komunikasi yang murah dan fasilitas yang
Agar instrumen yang dipakai dalam penelitian banyak”.internet memungkinkan terjadinya dialog
dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan,maka seseorang dengan orang lain dan dialog seseorang
instrumen perlu dilakukan uji validitas dan dengan banyak orang. Hal ini memungkinkan
reliabilitas serta Untuk mengetahui variabel-variabel terjadinya diskusi antara dua orang dan diskusi
yang digunakan layak dalam model analisa regresi antara banyak orang.
linier berganda,dilakukan pula uji persyaratan
asumsi klasik yang meliputi Kemampuan dan karakteristik internet
ujiMultikolinieritas,Heteroskedastisitas,Normalitas, memungkinkan internet dimanfaatkan ssebagai
Autokorelasi. media belajar jarak jauh.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan Menurut (sunarto, 2008 ) ada beberapa faktor
dengan prosedur sebagai berikut: yang harus dipenuhi agar internet dapat
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah
Penggunaan H1 Proses
internet Belajar Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat
bahwa umur respondensangat variatif. Responden
dengan usia 13 tahun menempati prosentase
Sumber : Hasil Penelitian ( 2017) tertinggi yaitu sebesar 40%, diikuti responden yang
berumur 15 dengan presentase 33 %
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
3.2 Deskripsi Data
H1 : Diduga ada pengaruh positif antara penggunaan
Internet terhadap perkembangan proses belajar siswa A. Deskripsi Data Variabel Penggunaan Internet
pada siswa/siswi SMP didaerah sepatan tangerang ( Variabel X )
selatan.
Dari 15 pertanyaan yang diajukan terdapat 6 Dari 15 pertanyaan yang diajukan terdapat 4
pertanyaan yang valid yaitu pertanyaan yang valid yaitu
D. Uji Heteroskedastisitas