Anda di halaman 1dari 88

Widya Cipta

Vol I, No. 2 September 2017

Pengaruh Keterampilan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja Pada


Sub Bagian Evaluasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Jakarta

Agus Tri Indah K


Program Studi Sekretari
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
Jl. Jatiwaringin Raya No. 18 Jakarta Timur
e-mail: agus.ati@bsi.ac.id

Abstract - In this era of technology and civilization is very advanced, demanding human resources (HR) are
competent and have high morale in the role and function both individually and organizationally. Technology
skills are already high and increasingly sophisticated information technology will not result in work productivity
when they cannot be used regularly and seriousness. For that conducted this study aimed to investigate the
influence of technology, especially information technology skills to work productivity of employees, especially
civil servants. The study took place at the Division of Evaluation and Development of Human Resources
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Jakarta. By taking the population in that section to be sampled by the
sampling frame is based on education and class of thirtythree employees. The research method uses quantitative
methods and data obtained through the questionnaire, and extensive observation in the study supported with
documents to strengthen the research results. The results showed that the technological skills has an effect on
work productivity of civil servants and Evaluation Division of Human Resources Development Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.

Keywords- technological skills, productivity

I.PENDAHULUAN bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan


Keberadaan suatu organisasi yang berbentuk organisasi. Sumber Daya Manusia tersebut salah
apapun baik dalam skala besar maupun kecil tidak satunya adalah Pegawai Negeri, khususnya pegawai
terlepas dari sumber daya manusia. Setiap organisasi negeri subbagian evaluasi dan pengembangan sumber
berupaya melibatkan pegawai dalam kegiatan daya manusia Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
organisasi untuk dapat memberikan kontribusi kerja Jakarta. Melalui berbagai pengembangan diharapkan
dalam bentuk produktivitas kerja, hal ini untuk produktivitas kerja semakin meningkat sehingga
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai organisasi. produktivitas kerja subbagian ini dapat menunjukkan
Produktivitas adalah Sikap mental yang timbul dari hasil yang optimal, namun pada kenyataannya belum
motivasi yang kuat dari setiap tenaga kerja secara sepenuhnya pegawai instansi pemerintah memiliki
terus menerus untuk mencapai kualitas dalam bekerja etos kerja yang tinggi bagi instansi pemerintah.
agar tujuan individu dan tujuan organisasi tercapai. Hal ini salah satunya terjadi karena sikap
Hal ini berkaitan dengan tingkat efisiensi mental kerja pegawai yang berbeda-beda dalam
dalam penggunaan input dan berkaitan dengan tingkat bekerja, yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
efektivitas dari organisasi. Produktivitas merupakan salah satunya faktor keterampilan teknologi.
rangkaian peningkatan kinerja pegawai dari hari ini Diterapkannya keterampilan teknologi pada era
dan hari besok harus lebih baik. Untuk mencapai sekarang ini tentunya dapat memberikan keuntungan
produktivitas harus diperhatikan faktor yang dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga pekerjaan
mempengaruhinya sehingga mampu mendorong akan selesai dan meningkat pada setiap periode.
pegawai untuk dapat bekerja lebih baik sehingga Penguasaan dan kemudahan dalam mempelajari dan
menghasilkan pekerjaan yang diharapkan organisasi. penggunaan teknologi merupakan suatu bentuk
Dalam era sekarang ini dimana teknologi dan keterampilan teknologi pegawai dalam mewujudkan
peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya produktivitas kerja. Penghematan waktu, kecepatan
Manusia yang kompeten yang memiliki semangat dan ketepatan dalam penyebaran informasi dengan
kerja yang tinggi dalam menjalankan peran dan menggunakan teknologi dapat menunjang
fungsinya baik untuk individual maupun tujuan produktivitas kerja sehingga kemampuan pegawai
organisasi. SDM merupakan investasi sangat dalam menerapkan keterampilan dalam teknologi
berharga bagi sebuah organisasi yang perlu dijaga. semakin terlihat nyata, hasilnya pun semakin efektif
Setiap organisasi harus mempersiapkan program yang serta mutu kerja semakin baik
berisi kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
dan profesionalisme SDM supaya organisasi bisa

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 105


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

II.METODOLOGI PENELITIAN ini karyawan lebih baik dari kemarin dan hari esok
Metode penelitian yang digunakan dalam lebih baik dari sekarang. Menurut (Jackson, 2006)
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif pada aplikasinya manusia (tenaga kerja) produktif
kuantitatif, dalam metode tersebut dibagi dalam adalah manusia yang melakukan produktivitas.
metode deskriptif dan kuantitatif, yaitu data yang Produktivitas dapat dilihat dari dua konsep yaitu:
berbentuk angka sehingga dengan menggambarkan
perubahan yang lebih banyak berhubungan dengan 1. Konsep ekonomis sosial budaya
rumus yang bersumber dari hasil penyebaran angket. Sikap mental yang selalu berusaha dan
Metode kuantitatif bertujuan membuat suatu uraian mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan
secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari
dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan esok lebih baik dari sekarang.
antar variabel yang terlibat didalamnya. 2. Konsep teknis
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Perbandingan dari hasil yang dicapai dengan
variable produktivitas karyawan sebagai variable penggunaan sumber daya atau keluaran (output)
dependen dan keterampilan teknologi sebagai variable dibagi dengan masukan (input).
independen. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan penyebaran angket yang pada 2.2. Ciri-ciri Manusia Produktif
dasarnya merupakan penyelidikan yang diadakan Dalam suatu organisasi manusia atau pegawai
untuk memperoleh fakta-fakta mengenai fenomena- yang produktif merupakan asset bagi organisasi yang
fenomena yang ada untuk mencari keterangan yang dapat menunjang produktivitas kerja organisasi.
lebih aktual dan sistematis. Deskripsi data yang akan Manusia yang produktif adalah orang yang produktif
disajikan untuk memberikan gambaran secara umum. dalam menggambarkan potensi, persepsi serta
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai di kreatifitas dan senantiasa menyumbangkan
lingkungan Sub bagian Evaluasi Dan Pengembangan kemampuan agar bermanfaat bagi diri dan
Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal lingkungan. (Sutrisno, 2009) menyatakan bahwa ciri-
perhubungan Udara Jakarta. Dari 33 kuesioner ciri individu yang produktif yaitu percaya diri,
pegawai negeri sipil yang menjadi sampel, respon bertanggung jawab, memiliki rasa cinta terhadap
sampel cukup tinggi dikarenakan dalam penyebaran pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, dapat
kuesioner tidak melalui surat menyurat (mail survey) menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki
tetapi langsung diberikan kepada responden serta kontribusi yang positif terhadap lingkungan (kreatif,
diberikan penjelasan ketika melakukan pengisian. imaginative, inovatif), memiliki kekuatan untuk
Hasil dari kuesioner diolah menggunakan uji t mewujudkan potensinya. (Sulistiyani, 2004) pada
(uji Individu) yang digunakan untuk menguji dasarnya setiap individu yang produktif memiliki
pengaruh dari variabel keterampilan teknologi karakteristik sebagai berikut :
terhadap produktivitas kerja. Data diolah dengan
mengunakan program SPSS (statistical program for 1. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan
social science). Bentuk konsep berpikir dalam yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: lebih baik lagi.
2. Selalu memberikan saran-saran untuk perbaikan
1 6 secarasukarela.
2 7 3. Menggunakan waktu secara efektif dlan efisien.
3 X Y 8 4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan
4 9 jadwal waktu.
5 10 5. Bersikap positif terhadap pekerjaan.
6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang
Gambar 1. Kerangka Pemikiran baik, sebagaimana menjadi seorang pemimpin
yang baik.
Angka satu sampai dengan sepuluh menunjukkan 7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui
indikator masing-masing variabel yaitu variabel bebas dorongan dari dalam.
(X) keterampilan teknologi dan variabel terikat (Y) 8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik.
produktivitas kerja. 9. Hubungan antar pribadi pada semua tingkatan
Hipotesa: ada pengaruh keterampilan teknologi dalam organisasi berlangsung dengan baik.
terhadap produktivitas kerja. 10. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah
pemborosan dan biaya- biaya.
2.1. Produktivitas 11. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik.
Setiap organisasi mengharapkan peningkatan 12. Seringkali melampaui standar yang telah
produktivitas setiap periode, oleh karena itu ditetapkan.
pelaksanaan operasionalisasi organisasi dapat 13. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan
menghasilkan produktivitas. Dalam perspektif cepat.
normatif, pengertian produktivitas adalah kalau hari

106 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

14. Bukan merupakan tipe orang yang selalu adalah hal-hal yang baru yang belum diketahui,
mengeluh dalam bekerja. diterima dan digunakan orang baik berupa ide
maupun berupa benda atau alat dengan proses dan
2.3. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Produkti aturan tertentu. Salah satu bidang pengetahuan
vitas terapan yang diharapkan semakin banyak dapat
Banyak faktor yang mempengaruhi memberi sumbangan pada perkembangan ilmu di
produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga tanah air adalah bidang teknologi.
kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi
perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara modern tentu saja sangat banyak tergantung pada
keseluruhan. Menurut (Sedarmayanti, 2009) Faktor- jumlah dan kemampuan para ahli dalam bidangnya.
faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah Teknologi merupakan bagian media untuk
memperlancar kegiatan. Potensi penggunaan
1. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja teknologi berkaitan dengan usaha peningkatan
secara bergiliran (shift work) dapat menerima produktivitas. Salah satu yang manfaatnya begitu
tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim. besar adalah internet. Internet saat ini telah menjadi
2. Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh teknologi yang sangat penting untuk berbagai aspek.
pendidikan latihan dalam manajemen supervise Baik dari aspek pendidikan, aspek social, aspek
serta keterampilan dalam tehnik industry. kebudayaan, aspek ekonomi dan sebagainya.
3. Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah
yang tercermin dalam usaha bersama antara bahwa dengan penggunaan teknologi informasi atau
pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk sistem informasi berbasis komputer, informasi yang
meningkatkan produktivitas melalui lingkaran dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat
pengawasan mutu (Quality control circles). waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih
4. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen efektif dan efisien. Meningkatnya penggunaan
yang efesien mengenai sumber dan sistem kerja teknologi informasi, khususnya internet, telah
untuk mencapai peningkatan produktivitas membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai
5. Efesiensi tenaga kerja, seperti perencanaan aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat
tenaga kerja dan tambahan tugas. waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet
6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan
pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, berbagai aktivitasnya secara elektronis.
dan berada dalam jalur yang benar dalam
berusaha. 6.5. Internet
Suwanto (2008) menyebutkan faktor-faktor yang Internet adalah gabungan dari jaringan-
mempengaruhi produktivitas kerja pegawai meliputi: jaringan komputer dalam sekala luas dan besar
pendidikan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, dimana masing-masing computer tersebut dapat
gaji, kesehatan, teknologi, dan kesempatan berkarir. saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya
Produktivitas dapat diukur dengan dua standar menggunakan sebuah bahasa jaringan. Dewasa ini,
utama yaitu produktivitas fisik dapat diukur dari sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada
aspek kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, sistem informasi berbasis komputer (computer-based
sedangkan produktivitas nilai dapat diukur atas dasar information system). Banyak aplikasi komputer yang
nilai-nilai kemampuan sikap, perilaku, disiplin, digunakan dalam pekerjaan kantor, antara lain word
motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan. processing (mengetik), program internet seperti e-
Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila mail, program pemrosesan data dan pembuatan file.
memiliki data tentang pengetahuan, pekerjaan, Sementara di bidang pekerjaan semua orang di
pelatihan yang telah diikuti oleh sumber daya tuntut untuk mengerti menggunakan komputer, karena
manusia. komputer merupakan sarana mempermudah dan
mempercepat proses pekerjaan. Pemanfaatan internet
2.4. Teknologi Dan Teknologi Komputer dalam suatu institusi dapat membuat pekerjaan
Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari semakin efektif. Berkaitan dengan dunia komputer
rekayasa yang diwujudkan dalam bentuk karya cipta dan internet pemanfaatan teknologi informasi dan
manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu komunikasi (information and communication
pengetahuan. (Azhar, 2002) mendefinisikan teknologi technologi / ICT) di dunia telah semakin luas.
sebagai “kumpulan alat, aturan dan prosedur yang Sistem informasi ini dipergunakan dalam
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap praktek lembaga pemerintahan dalam semua bidang
suatu pekerjaan tertentu.” Menurut (Setiawan, 2004), tugas dan fungsi Pemerintah yang didalamnya terdiri
“teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, dari beberapa segi, antara lain pemerintahan, tata
teknik benda-benda material yang digunakan dalam usaha negara, pengurusan rumah tangga negara
waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi dan pembangunan.
kebutuhan manusia.” Teknologi adalah manifestasi 2.5. Sistem Informasi Manajemen Pegawai
langsung dari bukti kecerdasan manusia. Teknologi

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 107


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Pengelolaan kepegawaian yang bersifat Keuntungan sistem informasi manajemen pegawai


manajerial maupun teknis administratif selalu secara Online (Berbasis Intranet/ Internet):
berhubungan dengan data, dalam bentuk yang 1. Dapat memelihara satu data besar secara
tercetak maupun data elektronik. Kegiatan bersama-sama
administrasi kepegawaian akan berpengaruh pada 2. Kesalahan / data yang kurang valid dapat
keadaan data perorangan pegawai maupun dimonitor dan dikoreksi bersama
keseluruhan. Seringkali perubahan – perubahan yang 3. Dapat melakukan pertukaran data dan file
terjadi tidak segera diketahui para pelaksana 4. Berbagi sumber daya misalnya pemakaian
administrasi yang lain. Keberadaan perangkat satu printer untuk beberapa komputer yang
komputer tidak banyak membantu karena data terhubung dalam jaringan komputer
disimpan dan dikelola oleh masing-masing pelaksana 5. Mempermudah komunikasi dalam suatu
dan tidak ada kesatuan plaltform dalam lingkungan kerja, misalnya dengan adanya
penyimpanannya. Akibatnya dalam hal data pokok program E-mail atau Chatting
sekalipun, bisa perlu waktu lama untuk Apabila salah satu unit komputer terhubung ke
menemukannya bahkan terjadi kesalahan. internet melalui modem atau LAN, maka semua atau
Berdasarkan keadaan di atas, dibangun suatu sebagian unit komputer dalam jaringan dapat
program aplikasi komputer yang di namakan Sistem mengakses dengan metode sharing connection
Informasi Manajemen Kepegawaian. Program ini
memungkinkan menghimpun data tiap PNS, merekam III.HASIL DAN PEMBAHASAN
perubahan yang terjadi, serta menyimpannya dalam Hasil penelitian diperoleh data berdasarkan
satu himpunan data (disebut database). Dari database pendidikan responden dalam penelitian terdiri
tersebut bisa dijadikan sumber data dalam pegawai negeri sipil yang berpendidikan SLTA
pelaksanaan administrasi kepegawaian maupun output adalah 7 orang dan pendidikan S1 adalah 16 orang,
yang dapat dijadikan informasi untuk membantu pendidikan S2 adalah 10 orang. Dengan demikian
pembuatan kebijakan kepegawaian. (Sutabri, 2005) pendidikan pegawai yang ada pada Subbagian
“Sistem Informasi Manajemen adalah segala sesuatu Evaluasi dan Pengembangan sumber daya manusia
yang menyangkut perencanaan, pengembangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Jakarta dalam
pengelolaan dan penggunaan alat bantu teknologi sampel ini hampir sebagian adalah pegawai negeri
informasi untuk membantu manusia dalam sipil dengan pendidikan Sarjana (S1).
menyelesaikan seluruh pekerjaan.” Sedangkan berdasarkan golongannya
Tujuan system informasi manajemen pegawai di responden dalam penelitian terdiri dari golongan II
lingkup Pemerintahan: dengan pendidikan SLTA adalah 7 orang dan
1. Untuk mendukung Sistem Manajemen PNS golongan III pendidikan S1 dan S2 adalah 26 orang.
yang rasional dan pengembangan SDM di Sebagai responden pegawai yang ada pada Subbag
Aparatur Pemerintah. Evaluasi Dan Pengembangan SDM Direktorat
2. Mewujudkan data kepegawaian yang Perhubungan Udara didominasi oleh golongan III.
mutakhir dan terintegrasi.
3. Menyediakan Informasi PNS yang akurat Tabel 1. Prosentase Dan Skor Ketrampilan
untuk keperluan perencanaan, Teknologi
pengembangan, kesejahteraan dan No Indikator Σ Skor % Skor
pengendalian PNS 1 Memberi manfaat dalam 143 86,66
pekerjaan
Membantu Kelancaran pekerjaan di bidang
2 Menggunakan komputer 140 84,45
kepegawaian, terutama dalam pembuatan laporan. dalam bekerja
Manfaat sistem informasi manajemen pegawai di 3 Membantu menyelesaikan 139 84,24
lingkup pemerintahan: pekerjaan
1. Pelacakan informasi data seseorang pegawai 4 Mudah dalam mengakses 101 70,21
akan mudah dan cepat. 5 Mudah digunakan dan 130 78,78
2. Pembuatan Laporan dapat mudah dikerjakan. dioperasikan
3. Mengetahui Pegawai yang akan naik pangkat 698 84,60
dan yang akan mendapat kenaikan gaji Jumlah
berkala Sumber: Hasil Penelitian (2016)
4. Memudahkan suatu pekerjaan yang
berhubungan dengan kepegawaian Dari hasil pengumpulan data tersebut diketahui
5. Mendapatkan informasi tentang keadaan bahwa rata-rata perolehan skor pada hasil sebaran
pegawai (Profil Kepegawaian) yang cepat kuesioner menunjukkan hasil yang cukup baik
dan akurat mempunyai keterampilan dalam penggunaan
6. Dapat merencanakan penyebaran (mutasi) teknologi. Ini dibuktikan dari perhitungan skor
pegawai sesuai pendidikan dan keseluruhan menunjuk pada angka 84,60% termasuk
kompetensinya. Merencanakan Kebutuhan dalam kategori baik, didukung oleh indikator yang
Pegawai (Neraca Kebutuhan Pegawai) ada pada variabel keterampilan teknologi yakni dalam
kategori baik pada indikator teknologi membantu

108 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dalam menyelesaikan pekerjaan 84,24%,


menggunakan fasilitas komputer hanya untuk
pekerjaan 84,45%, mudah dalam mengakses program Model Summaryb
70,21%, aplikasi keterampilan teknologi bermanfaat
dalam menyelesaikan pekerjaan 86,66%, mudah Mode Adjusted R Std. Error of Durbin-
l R R Square Square the Estimate Watson
digunakan dan dioperasikan 78,78%. Dari Indikator
keterampilan teknologi yaitu seluruhnya berada pada 1 .879a .773 .766 .515 1.754
kategori baik, ini membuktikan bahwa pegawai Sub a. Predictors: (Constant), keteramp.teknologi
Bagian Evaluasi Dan Pengembangan SDM Direktorat b. Dependent Variable: produktivitas
Jenderal Perhubungan Udara Jakarta cukup terampil
dalam menggunakan teknologi yang tersedia.
Berdasarkan data tersebut dapat diinterpretasikan Keterampilan teknologi pegawai negeri pada
bahwa penggunaan keterampilan teknologi di Subbag subbagian evaluasi dan pengembangan sumber daya
Evaluasi Dan Pengembangan SDM Direktorat manusia direktorat jenderal Perhubungan udara
Jenderal Perhubungan Udara untuk kepentingan berpengaruh terhadap produktivitas kerja sebesar
pekerjaan, dan keterampilan teknologi memberikan 87,9%, ini menunjukkan bahwa pada umumnya
manfaat kepada pegawai dalam menyelesaikan pegawai negeri disubbagian ini cukup terampil dalam
pekerjaan. Dengan skor rata-rata 84,60% pengaplikasian teknologi dan perkembangannya
menunjukkan bahwa keterampilan teknologi pegawai dalam pelaksanaan pekerjaan. Terutama keterampilan
di Subbag Evaluasi Dan Pengembangan SDM teknologi yang berkaitan dengan teknologi informasi
Direktorat Perhubungan Udara secara keseluruhan seperti penggunaan berbagai macam program
termasuk ke dalam kategori sangat baik. komputer untuk menunjang produktivitas kerja.
Dibuktikan dari perolehan perhitungan dan prosentase
Tabel 2. Prosentase Dan Skor Produktivitas Kerja skor keseluruhan keterampilan teknologi sebesar
No Indikator Σ Skor % Skor 84,60% termasuk kategori baik. Demikian seluruh
1 Mutu pekerjaan yang 143 86,86 indicator mendukung dalam keterampilan teknologi,
dihasilkan indicator seluruhnya berada pada kategori baik, ini
2 Kemampuan dalam bekerja 141 85,45 membuktikan bahwa pegawai negeri di subbagian ini
3 Peningkatan hasil kerja 144 87,27 cukup terampil dalam menggunakan teknologi yang
4 Kepuasan pimpinan atas hasil 141 85,45 tersedia di tempat kerja. Dengan sumbangan nilai
kerja sebesar 77,3% keterampilan teknologi hal ini
5 Ketepatan waktu dalam 138 83,63 menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan
menyelesaikan pekerjaan teknologi akan berdampak terhadap peningkatan
705 85,53 produktivitas kerja. Dapat ditarik kesimpulan semakin
Jumlah
meningkat keterampilan teknologi pegawai maka
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
produktivitas kerja pada era sekarang ini semakin
Dari hasil pengumpulan data rata-rata tinggi, dengan demikian terbukti bahwa keterampilan
perolehan skor 85,53% hasil sebaran data tersebut teknologi merupakan salah satu factor yang
dapat diinterpretasikan bahwa PNS di Subbag mempengaruhi produktivitas kerja.
Evaluasi Dan Pengembangan SDM Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara menunjukkan mutu IV.KESIMPULAN
pekerjaaan yang dihasilkan 86,86% kemampuan Dapat disimpulkan uji statistic membuktikan
pegawai dalam bekerja menunjukkan 85,45% bahwa variable keterampilan teknologi berpengaruh
sedangkan skor tinggi ada pada peningkatan hasil terhadap produktivitas kerja pegawai pada Subbagian
pekerjaan yaitu 87,27% sehingga pemimpin pun Evaluasi Dan pengembangan SDM Direktorat
dapat melihat hasil kerja yang bagus dengan tingkat Jenderal Perhubungan Udara Jakarta dengan
kepuasaan 85,45% dikarenakan pegawai dapat signifikansi statistic sebesar 0,000 lebih kecil dari
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya dengan 0,10 . Dengan sumbangan parsial sebesar 77,3%. Dari
perolehan skor 83,63%, dengan demikian perhitungan statistik diperoleh (R2) sebesar 87,9%
produktivitas pada Subbag Evaluasi dan produktivitas dipengaruhi oleh keterampilan teknologi
Pengembangan SDM ini menunjukkan hasil dan sisanya 12,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang
pekerjaan yang baik, Secara keseluruhan dengan skor tidak diteliti atau diluar model penelitian.
rata-rata 85,53 menunjukkan bahwa produktivitas
kerja pegawai Subbag Evaluasi Dan Pengembangan REFERENSI
SDM Direktorat Perhubungan Udara termasuk ke
dalam kategori baik Azhar, A. (2002). Media Pembelajaran Komputer.
Analisis keterampilan teknologi terhadap Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
produktivitas kerja dapat dilihat dari hasil perhitungan Jackson, M. (2006). Manajemen Sumber Daya
dibawah ini: Manusia. Jakarta: PT Salemba Empat.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 109


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan


Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
Setiawan, A. (2004). Pengenalan Sistem Komputer.
Bandung: Informatika.
Sulistiyani, A. T. (2004). Sumber Daya Manusia Dan
Produktivitas Kerja. Jakarta: Ghalia.
Sutabri, T. (2005). Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sutrisno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Salemba Emban Patria.
Suwanto, Y. (2008). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Ghalia.

BIODATA PENULIS
Agus Tri Indah K, Karanganyar Solo, 1970,
Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (S.IP) jurusan Administrasi Pemerintahan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus Tahun
1995. Memperoleh gelar Magister Managemen (MM)
Program Pasca Sarjana Universitas BSI Bandung,
lulus tahun 2012. Saat ini aktif mengajar di ASM BSI
Jakarta.

110 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

Hubungan Antara Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan


Kinerja Karyawan Pada PT Frisian Flag
(Plant Pasar Rebo), Jakarta

Dedy Syahyuni
Program Studi Sekretari
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
Jl. Jatiwaringin Raya No. 18 Jakarta Timur
Email : dedy.ddn@bsi.ac.id

Abstract – Work health and safety is one of important thing that every company need to take concern,
especially if they have employee that work with big machine and more specific for employee that work in
production department. When employees work with big or large machine or dangerous raw material, the work
accident can be happen. When it happens, it will give an impact on the loss for the company. The company can
minimalize loss by using work health dan safety management. With good work health and safety management,
company will be able to improve the performance of employee. The other impacts in on decrase in the number of
accidents of work. This paper try to analize the relationship between two variable (work health and safety with
performance) and the respondents are employee from PT Frisian Flag (plant Pasar rebo). Form the calculation
of the obtain result: There is a positive relation between two variables (work health and safety with
performance) with correlation 0,583 and R square 34 %.

Keywords - production, work performance, work safety

I. PENDAHULUAN memakai alat berat baik yang berjalan seperti ban


berjalan, truk dan atau alat berat yang tidak berjalan
Dalam pekerjaaan khususnya para pekerja yang seperti mesin press atau mesin pengepakan produk.
bekerja di bagian atau pekerjaan yang berhubugann Semakin berat pekerjaan dan semakin tinggi resiko
dengan alat berat atau alat khusus, biasanya para dari perkejaan akan membuat para pekerja menjadi
pekerja memiliki keragu - raguan dalam semakin ragu atau bahkan memiliki rasa takut akan
pekerjaannya, mengingat begitu banyak faktor yang keselamatan dan kesehatan mereka. Oleh karena itu
mungkin timbul sehingga dapat terjadi kecelakaan perusahaan harus memperhatikan keselamatan dan
kerja dalam proses kerja. Kecelakan kerja dapat kesehatan kerja (K3) sehingga para karyawan dapat
terjadi karena banyak sebab seperti: alat yang tidak terbantu dalam pekerjaannya. Apabila perusahaan
tepat peruntukannya, prosedur kerja dan tidak peka atas kegelisahan dari para karyawan ini,
penggunaan alat yang tidak tepat, kelengkapan dan biasanya akan terjadi penurunan kualitas dan
peralatan keselamatan yang tidak memadai dan kuantitas pekerjaan. Hal terjadi karena para
mungkin karena kelalaian dari para pengguna baik karyawan menjadi tidak termotivasi untuk bekerja
yang secara langsung atau tidak langsung dalam lebih baik, dengan kata lain akan terjadi penurunan
proses pengerjaan. kinerja.
Pekerjaan yang paling banyak memakai alat berat Apabila terjadi penurunan kinerja maka biasnaya
atau khusus adalah pada bagian proses produksi. akan terjadi dampak yang buruk bagi perusahaan
Pada proses produksi, hampir dapat dipastikan baik dampak buruk dalam jangka pendek bahkan
bahwa setiap perkajaan membutuhkan peralatan bisa juga dampak buruk dalam jangka panjang.
dan perlengkapan yang spesifik. Mulai dari Dampak buruk jangka pendek biasanya akan terjadi
pengadaan bahan baku, penyimpanan digudang, penngkatan angka kecelakaan kerja, tidak efisien
pengecekan bahan baku, proses produksi, dalam pengunaan bahan baku, pemborosan
pengecekan kualitas produksi, pengepakan, dan pengunaan mesin dan waktu kerja sehingga akan
penyimpanan kembali pada gudang. berdampak pada kerugian jangka panjang seperti
Semakin komplek suatu perkerjaan dalam naiknya ongkos produksi dan penurunan
memproduksi barang maka akan membutuhkan pendapatan perusahaan. Selain dua hal tersebut,
banyak hal yang harus diperhatikan dalam kerugian jangka panjang yang mungkin terjadi
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu pula adalah menurunnya kualitas produk yang dihasilkan
dengan pekerjaan dalam bagian produksi yang dan lambat laun akan menurunkan kepercayaan
berhubungan dengan bahan baku yang spesial konsumen akan kualitas barang yang ditawarkan
seperti bahan kimia, besi dan lain sebagainya. dan pada akhirnya adalah pada penurunan
Tidak jauh berbeda pula dengan pekerjaan yang pendapatan perusahaan secara besar besaran dan

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 111


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

bahkan dapat berdampak pada kerugian besar yang masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau
berujung pada pailit. tempat kerja tersebut”.

Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


II. METODOLOGI PENELITIAN Menurut Prasetyo dalam (Widodo, 2015), K3
bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
Metode penelitian yang dipakai dalam tulisan ini menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).
adalah analisa kuantitatif, yang mencoba Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai
memaparkan hubungan antara variable keselamatan upaya pencegahan kecelakaaan kerja dan penyakit
dan kesehatan kerja (K3) dengan kinerja. akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya
Perhitungan dalam tulisan ini menggunakan (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap
aplikasi SPSS versi 21 dengan bantuan Microsoft sebagai bentuk invenstasi jangka panjang yang
Excel. Responden dalam tulisan ini berjumlah 57 memberi keuntungan yang berlimpah pada masa
orang karyawan. Selain dari itu tulisan ini juga yang akan datang.
menampilkan hasil penelitian terdahulu untuk Menurut (Widodo) “Kesehatan dan Keselamatan
menambah lengkapnya pembahasan. Fenomena Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
yang disampaikan juga sesuai dengan kaidah teori kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia
yang berlaku. Data diperoleh berdasarkan hasil yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
sebar kuisioner dan kajian dari beberapa sumber proyek”.
literatur pustaka baik dari buku atau dari jurnal
ilmiah sebagai bahan acuan juga hasil observasi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
penulis. Hasil dari penelaahan selanjutnya di Menurut (Ramli, 2010) Sistem Manajemen K3
interprestasikan secara deskriptif. Untuk lebih merupakan konsep pengelolaan K3 secara
jelasnya berikut adalah metode penelitian yang sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem
dipakai penulis: manajemen yang utuh melalui proses perencanaan,
1. Studi Literatur penerapan, pengukuran dan pengawasan.
Studi literatur dilakukan dengan membaca buku Pendekatan sistem manajemen K3 telah
literatur tentang budaya organisasi, kepemimpinan, berkembang sejak tahun 80an yang dipelopori oleh
kepuasan kerja, manajemen dan organisasi, selain pakar K3 seperti James Tye dari British Safety
itu juga melakukan rujukan elektronik dari internet. Council dan Petersen, Frank Birds dan lainnya.
2. Observasi Menurut Kepmenaker No. 05 Tahun 1996 dalam
Observasi dilakukan dalam bentuk observasi non (Ramli, 2010), Sistem Manajemen K3 adalah
perilaku yaitu dengan mengambil data-data dari bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
kuisioner dan mengolahkan dengan antuan SPSS. yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
Selain dari itu penuls juga mengambil bahan tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
terdapat di internet baik dari situs yang berkaitan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
kinerja karyawan baik dari dalam negeri dan dari pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
luar negeri, kemudian menganalisa data tersebut. kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja kerja yang aman efisien dan produktif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Menurut (Sedarmayanti, 2007) dalam penerapan
(Widodo, 2015) “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari Kerja, organisasi wajib melaksanakan ketentuan
ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas sebagai berikut:
dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, 1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan
kerusakan harta benda, serta gangguan kesehatan kerja dan menjamin komitmen
lingkungan”. terhadap penerapan sistem manajemen
Menurut Mangkunegara dalam (Widodo, 2015), keselamatan dan kesehatan kerja.
“Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan 2. Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan
sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun kerja.
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia 3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju kesehatan kerja secara efektif dengan
masyarakat makmur dan sejahtera”. mengembangkan kemampuan dan mekanisme
Sedangkan menurut Ridley dalam (Widodo, 2015), pendukung yang diperlukan mencapai
“Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kebijakan, tujuan, sasaran, keselamatan dan
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik kesehatan kerja.
itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi

112 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi 7. Agar setiap pegawai merasa aman dan
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta terlindungi dalam bekerja.
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. Lebih lanjut (Mangkunegara, 2015) mengatakan,
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu sebagai
kesehatan kerja secara berkesinambungan berikut:
dengan tujuan meningkatkan kinerja 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
keselamatan dan kesehatan kerja. kebakaran dan peledakan.
Melihat arti penting dari menajemen keselamatan 2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk
dan kesehatan kerja ini maka (Widodo, 2015) pegawai yang bekerja pada lingkungan yang
mengutarakan “Memiliki Sistem Manajemen menggunakan peralatan yang berbahaya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi 3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara,
ini, sudah merupakan suatu keharusan untuk sebuah penggunaan warna ruangan kerja, penerangan
perusahaan dan telah menjadi peraturan terutama yang cukup terang dan menyejukkan, dan
pada proyek kontruksi. mencegah kebisingan.
4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap
Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan timbulnya penyakit.
Kesehatan Kerja 5. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta
Menurut (Ramli, 2010) Tujuan sistem manajemen keserasian lingkungan kerja.
K3 tersebut dapat digolongkan sebagai berikut: 6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan
1. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi semangat kerja pegawai.
Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai
dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam Pengertian Kinerja
organisasi. Dengan membandingkan pencapaian Menurut (Wibowo, 2013) Kinerja dipandang
K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, sebagai proses pekerjaan dan kinerja merupakan
organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian suatu proses bagaimana pekerjaan berlangsung
K3. untuk mencapai hasil kerja.
2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam Sedangkan menurut (Sudarmanto, 2009)
organisasi menyimpulkan bahwa : Organisasi yang berhasil
Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai dan efektif merupakan organisasi dengan individu
pedoman atau acuan dalam mengembangkan yang didalamnya memiliki kinerja yang baik.
sistem manajemen K3. Organisasi yang efektif atau berhasil akan ditopang
3. Sebagai dasar penghargaan (awards) oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai Banyak organisasi yang berhasil atau efektif karena
dasar untuk pemberian penghargaan K3 atas ditopang oleh kinerja sumber daya manusia.
pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3 Sebaliknya, tidak sedikit organisasi yang gagal
diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai karena faktor kinerja sumber daya manusia. Dengan
dengan tolak ukur masing-masing. Karena demikian, kesesuaian antara keberhasilan organisasi
bersifat penghargaan, maka penilaian hanya atau kinerja organisasi dengan kinerja individu atau
berlaku untuk periode tertentu. sumber daya manusia.
4. Sebagai sertifikasi
Sistem manajemen K3 juga dapat digunakan Pengukuran Kinerja dan Faktor Yang
untuk sertifikasi penerapan manajemen K3 Mempengaruhi Kinerja
dalam organisasi. Menurut (Sudarmanto, 2009)Membicarakan
Sedangkan menurut (Mangkunegara, 2015) Tujuan kinerja akan selalu terkait dengan ukuran atau
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai standar kinerja. Ukuran atau standar kinerja terkait
berikut: dengan parameter – parameter tertentu atau dimensi
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan yang dijadikan dasar atau acuan oleh organisasi
keselamatan dan kesehatan kerja baik baik untuk mengukur kinerja.
secara fisik, sosial, dan psikologis. Menurut (Suwarto, 2014) Faktor – faktor yang
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja menentukan kinerja karyawan (yakni kemampuan
digunakan sebaik-bainya, seefektif mungkin. dan pengalaman), dipengaruhi oleh praktik –
3. Agar semua hasil produksi dipelihara praktik HR (Human Resource) dan lingkungan
keamanannya. kerja
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan gizi pegawai. Penilaian Kinerja
5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, Menurut (Dessler, 2010) Penilaian kinerja berarti
dan partisipasi kerja. mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan / atau
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang di masa lalu relative standar kinerjanya. Penilaian
disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. kinerja mengasumsikan bahwa karyawan

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 113


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

memahami apa standar kinerja mereka, dan juga yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil
memberikan karyawan umpan balik, keputusan akhir, hasilnya didasarkan pada
pengembangan, dan insentif yang diperlukan untuk pilihan mayoritas.
membantu orang yang bersangkutan a. Memperluas pertimbangan yang ekstrim
menghilangkan kinerja yang kurang baik atau b. Memperlemah integritas manajer yang
melanjutkan kinerja yang baik. bertanggung jawab
Lebih lanjut menurut (Dessler, 2010) Terdapat c. Penilaian berdasarkan peninjauan
beberapa alasan yang dipakai perusahaan untuk lapangan: sama seperti pada kelompok
menilai kinerja karyawan : staf, namun melibatkan wakil dari
1. Penilaian harus memainkan peran yang pimpinan pengembangan atau departemen
terintegrasi dalam proses manajemen kinerja SDM yang bertindak sebagai peninjau
perusahaan. yang independen.
2. Penilaian memungkinkan atasan dan bawahan d. Membawa suatu pikiran yang tetap
menyusun rencana untuk mengoreksi semua kedalam satu penilaian lintas sektor yang
kekurangan yang ditemukan dalam penilaian besar.
dan untuk menegaskan hal-hal yang telah 5. Penilaian oleh bawahan dan sejawat
dilakukan dengan benar oleh karyawan. a. Mungkin terlau subjektif
3. Penilaian harus melayani tujuan perencanaan b. Mungkin digunakan sebagai tambahan pada
karir dengan memberikan kesempatan meninjau metode penilaian yang lain
rencana karir karyawan dengan memperhatikan
kekuatan dan kelemahannya secara spesifik. Metode Penilaian Kinerja
Menurut (Rivai, 2011), Teknik - teknik penilaian
Lebih lanjut (Dessler, 2010) menyatakan bahwa kinerja meliputi :
proses penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Skala peringkat (Rating Scale)
2. Daftar pertanyaan
1. Pendefinisian Pekerjaan 3. Metode catatan prestasi
Memastikan bahwa perusahaan dan karyawan 4. Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice
setuju dengan standar dan kewajibannya. Methode)
2. Menilai Kinerja 5. Metode peristiwa kritis (Critical Incident
Membandingkan kinerja sesungguhnya dari Methode)
karyawan dengan standar yang telah ditentukan. 6. Skala peringkat yang dikaitkan dengan tingkah
Manajer secara umum melakukan penilaian laku (Behaviorally Anchored Ratting Scale)
sendiri dengan bantuan asumsi awal dan 7. Metode peninjauan lapangan (Field Review
metode formal. Methode)
3. Memberikan Umpan Balik 8. Tes dan observasi prestasi kerja (Performance
Pihak atasan dan karyawan yang dinilai Test and Observation)
mendiskusikan kinerja dan kemajuan karyawan 9. Pendekatan evaluasi komparatif (Comparative
yang dinilai dan mengembangkan rencana untuk Evaluation Approach)
pengembangan apa pun yang dibutuhkan.
Indikator Kinerja
Jenis - Jenis Penilaian Kinerja Menurut (Dessler, 2010) menyebutkan bahwa
Menurut (Rivai, 2011) jenis - jenis penilaian terdapat enam indikator dari kinerja yaitu:
kinerja sebagai berikut: 1. Kualitas kerja adalah akurasi, ketelitian, tingkat
1. Penilaian hanya oleh atasan. dapat diterimanya pekerjaan yang dilakukan.
a. Cepat dan langsung 2. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi
b. Dapat mengarah ke distrorsi karena kerja yang dihasilkan pekerjaan dalam periode
pertimbangan - pertimbangan pribadi. waktu tertentu
2. Penilaian oleh kelompok lini : atasan dan 3. Pengetahuan mengenai pekerjaan adalah
atasannya lagi bersama sama membahas kinerja keahlian praktis dan teknik serta informasi yang
dari bawahanny ayang dinilai: digunakan dalam pekerjaan.
a. Objektivitasnya lebih akurat dibandingkan 4. Kepercayaan adalah tingkatan dimana karyawan
kalau hanya oleh atasan sendiri. dapat dipercaya berkaitan dengan penyelesaian
b. Individu yang dinilai tinggi dapat pekerjaan dan tindak lanjutnya.
mendominasi penilaian. 5. Ketersediaan adalah tingkatan dimana karyawan
3. Penilaian oleh kelompok staf : atasan meminta tepat waktu, mengobservasi penentuan waktu
satu atau lebih individu untuk bermusyawarah istirahat / jam makan, dan keseluruhan catatan
dengannya, atasan langsung yang membuat kehadiran.
keputusan akhir 6. Kebebasan adalah sejauhmana pekerjaan bisa
4. Penilaian melalui keputusan komite: sama seperti dilakukan sendiri dengan atau tanpa
pada pola sebelumnya kecuali bahwa manajer pengawasan supervisor

114 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

III. HASIL DAN PEMBAHASAN mutu keluaran produk yang cukup tinggi dan lain
Melalui tulisan ini, penulis mencoba sebagainya. Kecelakaan kerja juga berdampak pada
menghubungkan peran keselamatan dan kesehatan in-efisiensi dari proses produksi seperti terjadinya
kerja dengan kinerja karyawan dalam sebuah penyesuaian jadwal produksi, persiapan ulang dari
perusahaan manufaktur. Penulis mencoba proses produksi yang tertunda, pencarian juga
memaparkan hubungan dan pengaruh diantara pengaturan ulang karyawan sehingga berdampak
kedua variable tersebut. Terdapat dugaan sementara pada bagian yang lain dan lain sebagainya.
bahwa ada hubungan dan pengaruh antar Kesemuanya ini sekali lagi akan berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja turunnya pendapatan perusahaan.
karyawan pada perusahaan. Selain beberapa hal diatas yang berhubungan
Dalam industri manufaktur, dimana mereka dengan perusahaan sebagai sebuah organisasi,
mengunakan berbagai macam alat produksi kecelakaan kerja jugaberdampak pada diri para
termasuk mesin besar dalam proses pembuatan karyawan. Karyawan yang didalam perusahaannya
produk atas jasa, kecelakan kerja merupakan hal atau lingkungan kerjannya sering terjad kecelakan
yang sangat umum terjadi. Meski demikian kerja maka cepat atau lambat akan memberikan
kecelakaan bukan hal dapat dianggap hal yang dampak pada psikologis para karyawan. Karyawan
biasa atau hal yang wajar. Kecelakaan kerja bukan akan merasakan stress kerja. Karyawan akan
hal yang biasa terjadi karena konsekuensi dari merakasan adanya bahaya yang mengancam dalam
proses produksi akan tetapi kecelakaan kerja setiap bagian dari proses produksi sehingga
merupakan gambaran dari ketidaksiapan industri karyawan menjadi tidak tenang dan bahkan karena
atau perusahaan dalam proses produksi yang tidak tenangan tersebut maka tidak tertutup
mereka jalankan. kemungkinan dapat terjadi kecelakan kerja yang
Hal ini terjadi karena kecelakan kerja terjadi karena baru.
adanya kesenjangan antara kenyataan minimnya Kecelakan kerja yang terjadi pada salah satu
keharusan kepemilikan atas kemampuan dasar yang karyawan lambat laun dan mau tidak mau akan
harus dimiliki perusahaan dalam proses produksi berdampak bagi karyawan yang lain, mengingat
dengan kemampuan atau kesiapan perusahan dalam proses produksi tidak dapat terhenti dalam waktu
menjalankan fungsinya sebagai entitas yang yang lama. Karyawan yang tidak dapat
memproduksi barang atau jasa dengan kualitas menjalankan tugas dan fungsinya karena kecelakan
prima dan pihak sebagai lembaga yang harus kerja mau tidak mau harus digantikan oleh
melindungi para karyawannya. karyawan lain sehingga akan terjadi beban kerja
Dengan adanya kecelakan kerja yang terjadi dalam tambahan bagi karywan yang lain. Beban kerja
proses produksi maka hal tersebut dapat tambahan tersebut adalah hal yang tidak dapat
mengambarkan ketidak mampuan perusahaan terelakan bagi perusahaan akan bukan hanya itu
dalam menjalankan proses produksi sebagaimana saja, dilain pihak para karyawan juga akan
mestinya. Selain dari itu kecelakaan kerja mendapatkan beban kerja yang tinggi. Stress kerja
mengambarkan ketidakmampuan perusahaan dalam dan beban kerja ini secara sederhana dapat
melindungi para karyawannya. Semakin tinggi dikategorikan sebagai beban dalam lingkungan
angka kecelakaan kerja maka dapat dikatakan kerja.
semakin tidak kompetennya perusahaan dalam Menurut (Mahardiani) Lingkungan kerja fisik
menjalankan fungsinya. berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Selain dari itu angka kecelakaan yang tinggi dapat karyawan, dimana hasil uji korelasi antara
berakibat buruk bagi perusahaan. Beberapa dampak keduanya yaitu 0,422 yang berarti hubungan antara
diantaranya adalah pada produktivitas yang keduanya adalah cukup kuat. Hasil uji determinasi
menurut, kualitas produk yang tidak sesuai dengan antara Lingkungan kerja fisik terhadap kinerja
yang diharapkan, in-efisiensi kerja, tingkat stress karyawan sebesar 17,8%, ini berarti 17,8% variabel
kerja, beban kerja yang tinggi, ketidakpuasan kerja kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel
dari para karyawan dan kinerja karyawan yang lingkungan kerja fisik. Dari penelitian ini dapat
menurun. dilihat bahwa lingkungan kerja fisik mempengaruhi
Kecelakaan kerja mau tidak mau akan berdampak kinerja jadi secara tidak langsung terlihat bahwa
pada produktivtas kerja yang terganggu, hal ini secara tidak langsungkeselamatan dan kesehatan
terjadi bila terjadi kecelakan kerja mau tidak mau kerja mempengaruhi kinerja karyawan.
proses produksi akan tergangu beberapa saat dan Beban kerja selain mempenaruhi kinerja secara
hal ini dapat dikatakan sebagai pemborosan kerja. tidak langung karena sebagai salah satu penyebab
Semaik lama proses produksi terganggu maka terciptanya lingkungan kerja fisik yang buruk juga
semakin besar kerugian yang harus ditanggung merupakan penyebab turunnya kinerja secara
perusahaan. Selain dari produktivitas yang langsung, setidaknya menurut hasil penelitian
terganggu, kualitas produk mau tidak mau juga Adityawarman dan rekan. Menurut hasil penelitian
akan mendapatkan dampaknya seperti yang dilakukan (Adityawarman) yang mengunakan
berkurangnya fungsi pengawasan mutu, defiasi teknik analisis statistika Structural Equation

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 115


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

Modelling, didapatkan bahwa beban kerja hipotesa penulis diterima.setelah menghitung


berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. korelasi antar variable penulis juga melakukan uji
Dari hasil sebar kuisioner yang dilakukan determinasi. Dari hasil perhitungan uji korelasi
didapatkan bahwa semua point pertanyaan adalah didapatkan hasil :
valid sedangkan hasil pengukuran reabilitas
didapatkan sebagai berikut: Hasil perhitungan uji Determinasi
Model Summary
Table hasil uji Reabilitas

No Variabel Alpha Kesimpulan Change Statistics

Std. Si
Cronbach
Erro g.
1 K3 (X) 0,913 Reliabel r of R F
Adjust the Squ C
2 Kinerja 0,895 Reliabel R ed R Esti are F ha
Mod Squ Squar mat Cha Chan df ng
el R are e e nge ge 1 df2 e
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwakoefisien
realibilitas variabel keselamatan dan kesehatan 1 .583 .340 .328 5.16 .340 28.37 1 55 .0
kerja adalah 0,913 dan variable kinerja adalah a 1 1 00
0,895. Oleh karena itu, keseluruhan item pernyataan
yang terdapat dalam kuesioner penelitian telah a. Predictors: (Constant), K3
reliabel sesuai dengan uji realibilitas. Dilihat dari
kriteria kedua variabel tersebut termasuk kategori Dalam uji determinasi didapatkan bahwa terdapat
tinggi. interaksi diantara variable bebas (keselamatan dan
Dari hasil perhitungan validitas dan reabilitas kesehatan kerja) dengan variable terikat (kinerja).
tersebut, perhitungan dilanjutkan dengan Nilai Koefisien determinan dari dua variabel
menghitung korelasi untuk menghitung seberapa tersebut adalah 0,340 (r square = 0.340) yang
besar hubungan diatara dua variable diatas dan dari artinya variabel keselamatan dan kesehatan kerja
perhitungan yang mengunakan bantuan SPSS versi memiliki kontribusi sebesar 34 % terhadap variabel
21 didapatkan hasil sebagai berikut: kinerja sedangkan sisanya atau 66 % dipegaruhi
Table hasil uji korelasi oleh variabel yang lain dan perlu penelitian lanjutan
Correlations untuk mengetahuinya. Dari hasil ini dilihat bahwa
tidak hanya keselamatan dan kesehatan kerja saja
K3 Kinerja yang memberikan kontribusi kepada terciptanya
kinerja akan tetapi kinerja juga dipengaruhi oleh
K3 Pearson Correlation 1 .583** faktor yang lain dan hal ini memerlukan penelitian
Sig. (2-tailed) .000 lanjutan sehingga dapat terlihat secara menyeluruh.

N 57 57
IV. KESIMPULAN
Kinerja Pearson Correlation .583** 1 Berdasarkan pembahasan diatas maka didapatkan
Sig. (2-tailed) .000 beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan,
N 57 57 terdapat hubungan secara positif antara variable
keselamatan dan kesehatan kerja dengan
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). variable kinerja karyawan.
2. Hubungan diantara kedua variable tersebut
Dari hasil perhitungan diatas (baris Pearson cukup baik yaitu dalam kategori sedang (0,583).
Correlation ) dapat terlihat angka 0.583 atau Hal ini terlihat dari hasil uji korelasi dengan
disebut juga dengan (r= 0,583). Dari hasil uji mengunakan SPSS versi 21
Korelasi antara kedua variabel tersebut termasuk 3. Dalam uji determinasi didapatkan bahwa
kategori sedang. terdapat interaksi diantara variable bebas
Dari hasil perhitungan ini maka dapat dikatakan (keselamatan dan kesehatan kerja) dengan
bahwa memang ada hubungan diantara variable variable terikat (kinerja).
keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja 4. Nilai Koefisien determinan dari dua variable
karyawan pada perusahaan. Oleh karena itu tersebut adalah 0,340 yang artinya variabel

116 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

keselamatan dan kesehatan kerja memiliki Suwarto. (2014). Manajemen Kinerja. Yogyakarta:
kontribusi sebesar 34 % terhadap variabel Cahaya Atma Pustaka.
kinerja sedangkan sisanya atau 66 % dipegaruhi Wibowo. (2013). manajemen Kinerja. Jakarta:
oleh variabel yang lain dan perlu penelitian Rajawali Press.
lanjutan untuk mengetahuinya. Widodo, S. E. (2015). Manajemen Pengembang
Sumber daya Manusia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
REFERENCES
Dessler, G. (2010). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Edisi Ke Sepuluh). Jakarta: PT PROFIL PENULIS
Indekx.
Mangkunegara, A. P. (2015). Manajemen Sumber Dedy Syahyuni lahir di Jakarta pada tahun 1973
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT dan menyelesaikan pendidikan di Jakarta. Lulus
Remaja Rosdakarya. dari SMAN 8 Jakarta tahun 1992 lalu
Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan menyelesaikan jenjang Strata 1 jurusan Adminitrasi
dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Negara dari Faktutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jakarta: PT Dian Rakyat. (Universitas Nasional - Jakarta), Strata 1 Jurusan
Rivai, V. (2011). Manajemen Sumber Daya Manajemen dari Fakultas Ekonomi (Universitas
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Satyagama – Jakarta) dan mengambil Strata 2
Remaja Rosdakarya. (Magister Manajemen) dari Universitas
Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber daya Krisnadwipayana – Jakarta. Mulai mengajar di Bina
manusia. Bandung: PT Refika Aditama. Sarana Informatika dari tahun 2000 sampai
Sudarmanto. (2009). Kinerja Dan Pengembangan sekarang. Salah satu tulisan yang pernah dibuat
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Teori berjudul Peran Kepemimpinan dalam Kepuasan
, Dimensi pengukuran dan Implementasi Kerja Karyawan pada Sebuah Perusahaan yang
Dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka diterbitkan di jurnal Widya Cipta.
Pelajar.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 117


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Pengaruh Budaya Organisasi dan Peran Kepemimpinan Terhadap


Knowledge Sharing
Dede Mustomi
Manajemen Administrasi
Akademi Sekretaris dan Manajemen Administrasi BSI Jakarta
Jl. Raya Jatiwaringin, No. 18
dede.ddo@bsi.ac.id

Abstract - The background of this research about the effect organizational culture and leadership roles through
knowledge sharing. Organizational culture is a common perception held by organization’s members (Robbins,
2005). Leadership roles are classified into eight types; monitor, coordinator, director, producer, innovator,
broker, facilitator and mentor roles (Yang, 2007). Knowledge sharing as the action in which employees diffuse
relevant information to others across the organization (Bartol dan Srivastava dalam Yang, 2007). The objectives
of this research was to find out : (1) the influence of organizational culture toward knowledge sharing, (2) the
influence of leadership roles toward knowledge sharing, (3) the influence of organizational culture and
leadership roles toward knowledge sharing. This research uses survey method and questioners as the tools in
collecting the main data. This research is conducted in PT. Pupuk Kujang, with respondent amount 130
personnel of employees. In this study, all variables were analysis with Multiple Regression. The results shows
these following result : (1) there is a significant influence of organizational culture toward knowledge sharing,
(2) there is a significant influence of leadership roles toward knowledge sharing, (3) there is a significant
influence of organizational culture and leadership roles toward knowledge sharing.

Keywords: Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Knowledge Sharing

I. PENDAHULUAN namun sekarang hal hal tersebut sudah banyak


ditinggalkan. Banyak perusahaan yang memberikan
Budaya organisasi merupakan ruang hidup bagi kebebasan dalam hal aturan kepada karyawannya,
anggotanya. Didalam organisasi mereka bahkan nuansa kantor yang dulu begitu kaku
berinteraksi, berkomunikasi bahkan saling bersaing. sekarang seperti tak ubahnya tempat nongkrong
Persaingan yang ada didalam organisasi kadang anak anak muda, yang mebuat betah dan nyaman
menimbulkan gesekan diantara anggotanya. Budaya para anggotanya. Sekarang yang paling penting
organisasi berakar dari pola hidup anggotanya yang adalah outputnya. Banyak perusahaan yang
terjaga secara berkesinambungan, akan terus memperbolehkan karyawan bekerja dirumah, tidak
mengikat terhadap anggotanya, termasuk anggota lagi terikat aturan jam kerja selama mereka bisa
baru. Setiap perusahaan mempunyai budaya memberikan output yang besar dan positif terhadap
organisasi yang berbeda beda, ada yang luwes dan perusahaan.
terbuka, ada juga yang keras dan tertutup. Banyak Keadaan organisasi yang menyenangkan serta
hal yang mempengaruhi budaya organisasi, seperti kepemimpinan yang terbuka akan menjadikan suatu
lingkungan dimana oragnisasi itu berada, atau organisasi akan lebih kondusif, output yang
sistem yang dianut organisasi itu, namun yang dihasilkan didalamnya pun akan lebih positif.
paling mempengaruhi budaya oraganisasi adalah Output yang bisa dihasilkan dari budaya organisasi
kepemimpinan. dan kepemimpinan yang kondusif adalah berbagi
Kepemimpinan adalah kekeuatan seseorang pengetahuan diantara anggota organisasi tersebut.
untuk mempengaruhi orang lain, semakin kuat dia Mereka akan senantiasa berbagi tentang apa yang
bisa mempengaruhi orang lain maka semakin kuat mereka ketahui dan hal tersebut akan meningkatkan
daya kepemimpinannya. Kepemimpinan akan teruji kualitas suatu organisasi
saat sebuah organisasi dihadang oleh masalah dan
kendala yang bertubi tubi. Jika organisasinya Budaya Organisasi
mampu melewati segala kesulitan maka dia telah
membawa kepemimpinan yang baik terhadap Banyak orang menghabiskan hidupnya didalam
organisasi . organisasi dengan bekerja. Ketika mereka
Perkembangan zaman telah membawa banyak bergabung dengan sebuah organisasi, mereka
perubahan terhadap pola hidup organisasi, bahkan membawa nilai nilai dan perilaku yang unik yang
terhadap karakter perusahaan, tema tema mengenai pernah mereka dapatkan. Banyak organisasi
kedisiplinan pun berubah, kalau dulu orang dating mengajarkan nilai nilai, kepercayaan dan perilaku
kekantor harus tepat waktu dan berpakaian resmi yang hidup didalam organisasi itu. Proses proses

118 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

tersebut berisikan pengajaran tingkah laku dasar hal hal yag detail, (3). Outcome orientation.
dan kepercayaan tentang bagaimana seseorang Manajemen fokus terhadap hasil ketimbang tehnik
bersikap dan bertingkah laku didalam suatu dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil,
organisasi sehingga pelan pelan karyawan baru (4). People orientation. Manajemen berorientasi
akan menerima ajaran ajaran tersebut sehingga dia terhadap orang orang yang ada didalam organisasi,
akan menyatu didalam suatu budaya organisasi (5). Team orientation. Manajemen berorientasi
yang dia tempati (Vikas, 2008). kepada tim ketimbang kepada individu individu, (6).
Budaya organisasi adalah suatu nilai nilai dan Aggressiveness. Karyawan diharapkan mampu
kepercayaan yang memungkinkan anggota lebih agresif dan kompetitif ketimbang santai santai,
organisasi memahami peran dan norma yang ada (7). Stability. Manajemen tetap memelihara
didalam organisasinya (Hodgetts, Luthans, Doh, keadaan agar tetap stabil (Robbins, 2005).
2006). Budaya organisasi dapat didefinisikan Banyak studi melaporkan bahwa bila budaya
sebagai sesuatu yang dapat dibagi, asumsi asumsi organisasi ditingkatkan maka pelaksanaan
dasar dimana organisasi belajar dan meniru dari knowledge management bisa lebih dipercepat
lingkungan dan memecahkan masalah yang seperti : collaborative (Cameron et al., dalam Yang,
diadaptasi dari luar dan diintegrasikan kedalam 2007), kepercayaan dalam lingkungan kerja (Goh et
untuk dipelajari oleh anggota baru sebagai arah dan al., dalam Yang, 2007), komitmen top manajemen
untuk memecahkan masalah (Park et al., dalam Al- (Hislop et al., Yang, 2007), program mentoring
Alawi et al., 2007). Budaya organisasi adalah (Krogh dalam Yang, 2007), tanggung jawab
seperangkat nilai nilai dan norma norma yang bersama dalam tim (Bollinger et al., dalam Yang,
mengawasi hubungan antar anggota organisasi 2007), berinovasi dan mampu menyelesaikan
dengan orang lain dan dengan para pemasok, masalah (Goh dalam Yang, 2007).
pelanggan dan orang lain diluar organisasi, Secara spesifik, peranan budaya organisasi
sedangkan nilai adalah kriteria umum, standar, atau terdiri dari : (1). Membantu menciptakan rasa
prinsif yang digunakan orang untuk menentukan memiliki terhadap organisasi, (2). Menciptakan
jenis jenis perilaku, peristiwa, situasi dan hasil yang jatidiri anggota organisasi, (3). Menciptakan
diinginkan atau yang tidak diinginkan (Jones R, keterikatan emosional antara organisasi dan
2004). Budaya organisasi adalah satu set nilai, karyawan yang terlibat di dalamnya, (4). Membantu
keyakinan, asumsi dan praktik yang membentuk menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem
dan menjadi petunjuk sikap dan perilaku anggota sosial dan menemukan pola pedoman perilaku
organisasi (Rashid et al., 2004). Budaya organisasi sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang
menunjukan persepsi bersama yang dianut oleh terbentuk dalam keseharian. Dengan demikian
anggota anggota organisasi itu (Robbins, 2005). budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap
Penelitian mengenai budaya organisasi telah perilaku para anggotanya (Maryatun, 2008).
berupaya mengukur bagaimana karyawan Dimensi budaya digolongkan kedalam empat
memandang organisasinya: apakah organisasi itu kelompok, yaitu : (1). Power Distance. Mengarah
mendorong kerja tim? Apakah organisasi itu pada anggota yang kurang mempunyai kekuatan
menghargai kerja tim? Apakah melumpuhkan dalam institusi dan organisasi menerima bahwa
prakarsa? Sebaliknya kepuasan kerja berupaya kekuasaan didistribusikan seimbang, (2).
mengukur respon afektif (perasaan) terhadap Uncertainty Avoidance. Mengarah pada dimana
lingkungan kerja. Kepuasan kerja berhubungan manusia merasa diperlakukan dengan situasi
dengan bagaimana perasaan karyawan terhadap keragu-raguan dan membentuk kepercayaan dan
harapan organisasi itu, praktek imbalan, dan yang institusi yang mencoba untuk menghindari hal
serupa. Meskipun tidak diragukan kedua istilah itu tersebut, (3). Individualism. Kecenderungan dari
mempunyai karakteristik yang tumpang tindih, manusia untuk melihat diri mereka sendiri dan
hendaknya diingat bahwa istilah budaya organisasi keluarga dekatnya, (4). Masculinity. Suatu budaya
adalah deskriptif. Konsep ini dijadikan eksplisit dimana nilai nilai dominan dalam masyarakat
ketika kita mendefinisikan budaya organisasi adalah kesuksesan, uang, dan barang (Hofstede
sebagai sistem makna yang dianut bersama. Oleh yang dikutif dari Hodgett/Luthans, 2003).
karena itu, kita akan mengharapkan bahwa individu Dimensi budaya organisasi yang lain terdiri
individu dengan latar belakang yang berlainan dari dimensi sosiabilitas dan solidaritas. Sosiabilitas
dalam organisasi itu akan cenderung dapat didefinisikan sebagai persahabatan dalam
mendeskripsikan budaya organisasi dengan istilah hubungan antar anggota organisasi. Solidaritas
istilah yang serupa (Robbins, 2005). adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan
Ada tujuh karakteristik dari budaya organisasi : tujuan secara efisien dan efektif untuk kebaikan
(1). Innovation and risk taking. Mendorong organisasi tanpa banyak memperhatikan dampak
karyawan untuk mampu berinovasi dan berani terhadap individu dan hubungan di antara mereka
mengambil resiko, (2). Attention to detail. (Goffee dan Jones dalam Rashid et al., 2004).
Karyawan diharapkan mampu menunjukan
ketelitian, mampu menganalisa dan memperhatikan Kepemimpinan

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 119


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Salah satu upaya untuk menciptakan budaya yang Knowledge Sharing


kuat adalah melalui peran kepemimpinan. Budaya dan kepemimpinan didalam suatu
Kepemimpinan didalam suatu organisasi akan organisasi akan mempengaruhi perilaku
menciptakan budaya yang sesuai dengan karakter karyawannya. Salah satu perilaku yang positif
para pemimpin didalam organisasi tersebut, bila adalah kesediaan karyawan untuk berbagi
pemimpinnya baik maka besar kemungkinan pengetahuan (knowledge sharing) dan informasi
budaya yang ada didalam organisasi itu akan baik, kepada karyawan yang lain, sehingga pengetahuan
namun sebaliknya bila pemimpinnya tidak baik yang didapat oleh seorang karyawan tidak hanya
maka besar kemungkinan budaya yang ada didalam dinikmati dan digunakan sendiri tetapi juga dapat
organisasi itu tidak akan baik (Yang, 2007). diberikan atau disampaikan kepada karyawan lain
(Yang, 2007).
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain untuk mencapai tujuannya (Robbins, Pengetahuan didefinisikan sebagai kombinasi dari
2005). Seorang pemimpin harus mampu pengalaman, nilai nilai, informasi dan keahlian
menetapkan tujuan, mengembangkan visi untuk yang dapat membantu mengevaluasi pengalaman
masa depan, mengkomunikasikan pengarahan dan informasi yang baru (Gammelgaard dan Ritter
secara lisan dan perbuatan, memberikan motivasi dalam Al-Alawi et al., 2007). Perkembangan
dan inspirasi serta menghasilkan perubahan yang penggunaan pengetahuan didalam bisnis memiliki
berarti bagi organisasinya (Hanafi, 2003). peran memunculkan teori knowledge management
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen dan (Aranda dan Fernandes dalam Al-Alawi et al.,
inti dari kepemimpinan yang menggunakan prinsip 2007). Pengetahuan merupakan faktor yang
hubungan manusia, maka baik buruknya mempengaruhi kemampuan organisasi untuk tetap
kepemimpinan seseorang tergantung pada baik dapat bersaing dikancah pasar global (Quinn dalam
buruknya hubungan manusia para pemimpin yang Behery, 2008).
melaksanakan kepemimpinannya (Sihotang, 2007).
Menurut Lee dalam Behery (2008) mendefinisikan
Kepemimpinan dibedakan menjadi transactional knowledge sharing sebagai aktivitas pemindahan
leadership dan transformational leadership. pengetahuan dari seseorang, grup atau organisasi
Pemimpin transaksional memotivasi pengikutnya kepada pihak lain. Bartol dan Srivastava dalam
melalui pertukaran. Misalnya memberikan Yang (2007) mendefinisikan knowledge sharing
penghargaan terhadap hasil pekerjaan. Pemimpin sebagai sebuah aksi dimana karyawan menyebarkan
tranformasional memberikan perhatian penuh informasi yang relevan kepada karyawan lain
terhadap interaksi dengan pengikutnya untuk didalam organisasi. Menurut Bock dan Kim dalam
menciptakan kekompakan didalam organisasi (Burn Yang (2007) knowledge sharing telah menjadi
dalam Yang, 2007). bahan pertimbangan penting dari knowledge
management. Baum dan Ingram dalam Yang (2007)
Bass dalam Yang (2007) memfokuskan terhadap mengemukakan didalam investigasinya di hotel
hubungan antara atasan dan bawahan. Dia Manhattan, menyimpulkan bahwa berbagi
mempertimbangkan bahwa pemimpin dapat pengalaman dengan hotel yang lain didalam rantai
menerapkan dua gaya kepemimpinan, baik itu yang sama memiliki dampak yang bermanfaat
kepemimpinan traksaksional dan kepemimpinan didalam operasional sehari hari. Kemauan untuk
transformasional tetapi dengan kombinasi yang berbagi telah menjadi norma di hotel Manhattan.
berbeda. Kepuasan terhadap kebutuhan karyawan Menurut Sveiby dalam Yang (2007) arus
oleh pemimpin transaktional meliputi pemberian pengetahuan diantara individu individu didalam
penghargaan, sementara pemimpin sebuah tim memungkinkan mereka dapat
transformasional menciptakan stimulus yang baru meningkatkan kompetensi dan satu sama lain dapat
untuk mencukupi kebutuhan staf. Pemimpin memperoleh pengetahuan yang baru.
transaktional menyesuaikan dengan budaya yang
ada didalam organisasi sedangkan pemimpin Pembahasan tentang knowledge sharing telah
transformasional menyesuaikan budaya dengan berakar didalam teknologi dan literatur. Penelitian
lingkungan luar. diarea ini fokus pada penjelasan keberhasilan atau
kegagalan negara didalam pengembangan
Luthans (2005) membagi lima peran kepemimpinan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan
yang dapat menentukan suksesnya atau gagalnya teknologi (Cummings, 2003). Keberhasilan
suatu organisasi, yaitu : (1). Memberikan motivasi knowledge sharing akan tergambar pada desain
dan inspirasi, (2). Memberdayakan karyawan, (3). produk, proses manufaktur dan desain organisasi
Mengumpulkan dan membagi pengetahuan internal (Nelson dalam Cummings, 2003). Knowledge
organisasi, (4). Mengumpulkan dan sharing akan terlihat melalui proses pembelajaran
mengintegrasikan informasi dari luar, (5). yang dinamis ketika organisasi secara terus
Menantang status quo dan mau berkreatif. menerus berinteraksi dengan konsumen dan

120 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

supplier untuk menginovasi dan mengkreasi Tacit knowledge sulit untuk dikomunikasikan
produknya (Lall dalam Cummings, 2003). Sejalan karena lebih bersifat tindakan, keterlibatan dan
dengan literatur sejak hasil dari design, struktur komitmen didalam konteks tertentu; hal tersebut
atau strategi akan sering diadaptasi dan merupakan aktivitas yang terus menerus (Polanyi
dimodifikasi untuk mencapai taraf yang diinginkan dalam Cummings, 2003).
melalui learing by doing didalam interaksi dengan
kelompok didalam organisasi, teknologi yang sudah II. METODOLOGI PENELITIAN
usang mungkin tidak akan lagi digunakan tetapi
tetap bisa dijadikan bahan pelatihan. Lebih dari itu Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
terkadang pengetahuan dasar yang telah ditransfer dilakukan sebelumnya oleh Yang (2007). Metode
mungkin akan menjadi sesuatu yang lebih mudah penelitian yang digunakan adalah correlational
untuk diidentifikasi (Hedlund dan Nonaka dalam research yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh
Cummings, 2003). mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
Ada empat variabel yang mempengaruhi dengan variasi pada faktor lain berdasarkan
knowledge sharing, yaitu : (1). Karakteristik koefisien korelasi. Penelitian ini merupakan survey
teknologi yang ditransfer, (2). Aktivitas dan model untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh budaya
yang kan transfer, (3). Profil organisasi dan para organisasi dan peran kepemimpinan dengan
pihak yang terlibat didalam transfer, (4). Faktor knowledge sharing.
lingkungan seperti tingkat perkembangan dan
kapasitas teknologi dinegara tuan rumah (Sagafi-
Nejad dalam Cummings 2003). Knowledge sharing III. HASIL DAN PEMBAHASAN
telah menjadi perhatian yang penting didalam
strategik manajemen, ketika pengetahuan terlihat 3.1. Deskripsi Data
seperti sumber daya strategik yang paling penting
didalam organisasi (Grant dalam Cummings, 2003) Sebelum pengujian hipotesis, pengumpulan
dan menjadi sumber utama yang berharga (Nonaka data terlebih dahulu dilakukan untuk membahas
et al., dalam Cummings, 2003). informasi serta teori yang berkenaan dengan budaya
Cummings (2003) membagi dua aspek dari organisasi serta dimensinya, peran kepemimpinan
knowledge sharing, yaitu : Explicit knowledge dan dan knowledge sharing. Pengumpulan data tersebut
Tacit knowledge. diambil dari jurnal-jurnal dan artikel-artikel melalui
internet, majalah, dan buku-buku yang membahas
Explicit Knowledge mengenai budaya organisasi, peran kepemimpinan
Explicit knowledge mengacu pada pengetahuan dan knowledge sharing yang dapat digunakan
yang bersifat verbal, tulisan, gambar atau sesuatu sebagai data pendukung untuk memperoleh
yang tidak dilapalkan. Explicit knowledge gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan
disampaikan secara formal dengan bahasa yang yang akan diteliti, sehingga dapat memberikan hasil
sistematik. Setiap individu mengetahui sesuatu penelitian lebih tepat dan mendalam.
lebih dari yang bisa mereka terangkan, karena Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
setiap individu memiliki pengetahuan yang tidak PT. Pupuk Kujang, dengan jumlah populasi
verbal, intuisi dan tidak dilapalkan (Polanyi dalam sebanyak 1000 karyawan. Metode yang digunakan
Cummings, 2003). pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
Pengetahuan eksplisit setara dengan penarikan sampel berdasarkan pertimbangan
pengetahuan objektif dan suatu proporsi tentang dimana sampel yang dipilih didasarkan pada
pengetahuan yang eksplisit ini akan direkam dalam kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
berbagai jenis media (Yulia, 2006). Explicit adalah berstatus karyawan tetap PT. Pupuk Kujang.
knowledge adalah pengetahuan manusia yang Perhitungan banyaknya sampel menggunakan
berada diluar kepala. Bentuk explicit knowledge batas toleransi kesalahan (margin error) 10% atau
antara lain dokumen, buku, jurnal dan lain lain. dengan tingkat kepercayaan (level of confidence)
sifat dari explicit knowledge adalah tercetak dalam 90%. Penentuan ukuran sampel minimal dengan
kode-kode, deklaratif, formal dan keras (Muttaqien, menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
2006).
N
Tacit Knowledge n=
Tacit Knowledge lebih bersifat personal dan 1 + N (e) 2
spesifik, yang hanya didapat dari tindakan
seseorang dan komunikasi antar personal. Banyak dengan: n = jumlah sampel
dari tacit knowledge yang merupakan komponen N = jumlah populasi
dari pengetahuan organisasi yang dapat ditemukan e = tingkat kesalahan (error) yang dapat
didalam interaksi sosial melalui komunikasi dan ditoleransi pada penelitian
knowledge sharing (Han dan Anantatmula, 2007).

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 121


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Dengan demikian jumlah sampel minimal yang sesuai hingga angka 5 untuk menyatakan sangat
diperlukan dalam penelitian ini sebesar 90 sampel sesuai.
untuk populasi karyawan PT Pupuk Kujang. Pada indikator pengukuran mengenai budaya
organisasi diperoleh nilai mean sebesar 3,1186
3.2. Pembahasan dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5,
dimana sebelumnya responden diminta untuk
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan menjawab pertanyaan dengan menggunakan skala
hasil pengolahan statistik deskriptif: likert yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1
menunjukan sangat tidak sesuai sedangkan angka 5
Tabel 1. Statistik Deskriptif menunjukan sangat sesuai. Dengan nilai mean
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
3,1186 berarti jawaban responden terhadap
Budaya Organisasi 127 1.00 5.00 3.1186 1.31769 pertanyaan yang diajukan mendekati sesuai dengan
•         Strong culture 127 2.00 5.00 4.3474 0.50841
•         Weak culture 127 1.00 5.00 1.8898 0.43905
penyimpangan jawaban responden terhadap rata
rata (standar deviasi) sebesar 1,31769.
Peran Kepemimpinan 127 2.00 5.00 4.3425 0.48998
•         Monitor 127 4.00 5.00 4.4016 0.49118
Pada indikator mengenai strong culture
•         Coordinator 127 3.00 5.00 4.3425 0.48373 diperoleh nilai mean sebesar 4,3474 dengan nilai
•         Director 127 3.00 5.00 4.3661 0.49881
•         Producer 127 2.00 5.00 4.2480 0.50049 minimum 2 dan nilai maksimum 5, dimana
•         Innovator 127 3.00 5.00 4.3228 0.47685 sebelumnya responden diminta untuk menjawab
•         Broker 127 2.00 5.00 4.3346 0.49725
•         Facilitator 127 4.00 5.00 4.3189 0.46697 pertanyaan dengan menggunakan 5 skala likert
•         Mentor 127 4.00 5.00 4.4055 0.49196 yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan
Knowledge Sharing 127 3.00 5.00 4.4614 0.50810 sangat tidak sesuai sedangkan angka 5 menunjukan
•         Explicit 127 3.00 5.00 4.4598 0.51435 sangat sesuai. Dengan nilai mean 4,3474 berarti
•         Tacit 127 3.00 5.00 4.4630 0.50217
jawaban responden terhadap pertanyaan yang
diajukan mendekati sangat sesuai dengan
Pada tabel 1. nilai mean yang menunjukan nilai rata penyimpangan jawaban responden terhadap rata
rata penilaian responden terhadap pertanyaan yang rata (standar deviasi) sebesar 0,50841.
diajukan, sedangkan standar deviasi Pada indikator mengenai weak culture diperoleh
menggambarkan besarnya penyimpangan terhadap nilai mean sebesar 1,8898 dengan nilai minimum 1
rata rata dari pertanyaan didalam kuesioner dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya
penelitian. Nilai mean dan standar deviasi untuk responden diminta untuk menjawab pertanyaan
variabel yang diukur dalam penelitian. dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari
Diperoleh Hasil pengujian terhadap 127 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak
responden dari variabel yang diukur antara lain : sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat
variabel Budaya Organisasi (Strong Culture, Weak sesuai. Dengan nilai mean 1,8898 berarti jawaban
Culture), variabel Peran Kepemimpinan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
(Monitoring, Coordinator, Director, Producer, mendekati sangat tidak sesuai dengan
Innovator, Broker, Facilitator, Mentor), dengan penyimpangan jawaban responden terhadap rata
variabel dependent dalam penelitian ini adalah rata (standar deviasi) sebesar 0,43905.
Knowledge Sharing (Explicit, Tacit). Pada indikator mengenai peran kepemimpinan
Berdasarkan data statistik deskriptif, tampak diperoleh nilai mean sebesar 4,3425 dengan nilai
bahwa sebaran perbedaan jawaban responden minimum 2 dan nilai maksimum 5, dimana
terhadap standar deviasi atau simpangan baku pada sebelumnya responden diminta untuk menjawab
hampir keseluruhan variabel berada pada angka pertanyaan dengan menggunakan 5 skala likert
kisaran 0,46697 hingga 1,31769. yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan
Nilai jawaban terendah rata-rata responden pada sangat tidak sesuai sedangkan angka 5 menunjukan
beberapa variabel ada pada angka 1 hingga 4, yang sangat sesuai. Dengan nilai mean 4,3425 berarti
menunjukkan bahwa pada butir-butir pernyataan jawaban responden terhadap pertanyaan yang
pada variabel tersebut, responden mengungkapkan diajukan mendekati sangat sesuai dengan
ketidaksesuaian untuk rentang jawaban 5 poin skala penyimpangan jawaban responden terhadap rata
Likert, dimana angka 1 untuk menyatakan sangat rata (standar deviasi) sebesar 0,48998.
tidak sesuai hingga angka 5 untuk menyatakan Pada indikator mengenai monitor diperoleh nilai
sangat sesuai. mean sebesar 4,4016 dengan nilai minimum 4 dan
Sedangkan angka jawaban tertinggi responden nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
ada pada angka 5 yang menunjukkan angka diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
jawaban responden menyatakan ke arah sangat menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
sesuai untuk butir-butir yang terdapat pada sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
variabel-variabel yang dimaksud dalam jawaban sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
kuesioner bentuk tertutup 5 poin skala Likert, Dengan nilai mean 4,4016 berarti jawaban
dimana angka 1 untuk menyatakan sangat tidak responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan

122 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,49118. deviasi) sebesar 0,49725.
Pada indikator mengenai coordinator diperoleh Pada indikator mengenai facilitator diperoleh
nilai mean sebesar 4,3425 dengan nilai minimum 3 nilai mean sebesar 4,3189 dengan nilai minimum 4
dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya
responden diminta untuk menjawab pertanyaan responden diminta untuk menjawab pertanyaan
dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari
1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak
sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat
sesuai. Dengan nilai mean 4,3425 berarti jawaban sesuai. Dengan nilai mean 4,3189 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,48373. deviasi) sebesar 0,46697.
Pada indikator mengenai director diperoleh nilai Pada indikator mengenai mentor diperoleh nilai
mean sebesar 4,3661 dengan nilai minimum 3 dan mean sebesar 4,4055 dengan nilai minimum 4 dan
nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
diminta untuk menjawab pertanyaan dengan diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1 menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai. sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
Dengan nilai mean 4,3661 berarti jawaban Dengan nilai mean 4,4055 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,49881. deviasi) sebesar 0,49196.
Pada indikator mengenai producer diperoleh Pada indikator mengenai knowledge sharing
nilai mean sebesar 4,2480 dengan nilai minimum 2 diperoleh nilai mean sebesar 4,4614 dengan nilai
dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya minimum 3 dan nilai maksimum 5, dimana
responden diminta untuk menjawab pertanyaan sebelumnya responden diminta untuk menjawab
dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari pertanyaan dengan menggunakan 5 skala likert
1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak yaitu nilai dari 1 sampai 5. Angka 1 menunjukan
sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat sangat tidak sesuai sedangkan angka 5 menunjukan
sesuai. Dengan nilai mean 4,2480 berarti jawaban sangat sesuai. Dengan nilai mean 4,4614 berarti
responden terhadap pertanyaan yang diajukan jawaban responden terhadap pertanyaan yang
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan diajukan mendekati sangat sesuai dengan
jawaban responden terhadap rata rata (standar penyimpangan jawaban responden terhadap rata
deviasi) sebesar 0,50049. rata (standar deviasi) sebesar 0,50810.
Pada indikator mengenai innovator diperoleh Pada indikator mengenai explicit diperoleh nilai
nilai mean sebesar 4,3228 dengan nilai minimum 3 mean sebesar 4,4598 dengan nilai minimum 3 dan
dan nilai maksimum 5, dimana sebelumnya nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
responden diminta untuk menjawab pertanyaan diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
dengan menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
1 sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
sesuai sedangkan angka 5 menunjukan sangat sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
sesuai. Dengan nilai mean 4,3228 berarti jawaban Dengan nilai mean 4,4598 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan
jawaban responden terhadap rata rata (standar jawaban responden terhadap rata rata (standar
deviasi) sebesar 0,47685. deviasi) sebesar 0,51435.
Pada indikator mengenai broker diperoleh nilai Pada indikator mengenai tacit diperoleh nilai
mean sebesar 4,3346 dengan nilai minimum 2 dan mean sebesar 4,4630 dengan nilai minimum 3 dan
nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden nilai maksimum 5, dimana sebelumnya responden
diminta untuk menjawab pertanyaan dengan diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1 menggunakan 5 skala likert yaitu nilai dari 1
sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai sampai 5. Angka 1 menunjukan sangat tidak sesuai
sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai. sedangkan angka 5 menunjukan sangat sesuai.
Dengan nilai mean 4,3346 berarti jawaban Dengan nilai mean 4,4630 berarti jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan mendekati sangat sesuai dengan penyimpangan

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 123


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

jawaban responden terhadap rata rata (standar Tabel 3. Hasil Perhitungan Regresi Dimensi
deviasi) sebesar 0,50217. Budaya Organisasi terhadap Knowledge Sharing

Analisis data diperoleh dari hasil pengujian β t Sig


terhadap hipotesis. Tujuan dari pengujian hipotesis Strong
adalah untuk menolak hipotesis nol (Ho) sehingga culture → 0,255 2,949 0,004
hipotesis alternatif (Ha) bisa diterima. Hal ini dapat knowledge
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi dari tiap sharing
tiap hubungan. Adapun batas toleransi kesalahan (α) Weak
yang digunakan adalah 5%. Apabila p < α atau p < culture → 0,052 0,583 0,561
0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara knowledge
variabel x terhadap variabel y. sharing
Hasil perhitungan regresi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini : Dari kedua dimensi budaya organisasi yang terdiri
dari strong culture dan weak culture terlihat bahwa
Tabel 2. Hasil Perhitungan Regresi hanya strong culture yang menunjukan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) yakni
β t Sig sebesar 0,004 dengan nilai β sebesar 0,255. Dapat
Budaya disimpulkan bahwa strong culture memiliki
Organisasi → 0,181 2,054 0,042 pengaruh terhadap knowledge sharing. Weak
Knowledge culture menunjukan nilai signifikansi lebih besar
Sharing dari 0,05 yakni sebesar 0,561 dengan nilai β sebesar
Peran 0,052. Dapat disimpulkan bahwa weak culture tidak
Kepemimpinan → 0,341 4,057 0,000 memiliki pengaruh terhadap knowledge sharing.
Knowledge Nilai β dimensi strong culture sebesar 0,255
Sharing menunjukan kuatnya pengaruh strong culture
Budaya terhadap knowledge sharing dan sebaliknya nilai β
Organisasi dan weak culture sebesar 0,052 menunjukan lemahnya
Peran pengaruh weak culture terhadap knowledge sharing.
Kepemimpinan → 0,357 4,275 0,000 Berdasarkan data yang didapatkan ini maka dapat
Knowledge dinyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
Sharing antara Budaya Organisasi khususnya dimensi
Signifikansi pada p < 0,05 strong culture dengan knowledge sharing pada
karyawan di PT. Pupuk Kujang. Hal ini berarti
Hipotesis # 1 bahwa jika Budaya Organisasi di PT. Pupuk Kujang
Hipotesis pertama menguji pengaruh budaya semakin baik, maka akan semakin baik juga
organisasi terhadap knowledge sharing. Hipotesis knowledge sharing karyawan di PT. Pupuk Kujang.
nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) disusun
sebagai berikut : Hipotesis # 2
Ho1: Tidak terdapat pengaruh budaya organisasi Hipotesis kedua menguji pengaruh peran
terhadap knowledge sharing. kepemimpinan terhadap knowledge sharing.
Ha1: Terdapat pengaruh budaya organisasi Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha)
terhadap knowledge sharing disusun sebagai berikut :
Ho2: Tidak terdapat pengaruh peran
Hasil yang didapat mengenai pengaruh budaya kepemimpinan terhadap knowledge sharing.
organisasi terhadap knowledge sharing Ha2: Terdapat pengaruh peran kepemimpinan
membuktikan bahwa nilai t adalah 2,054, dengan β terhadap knowledge sharing
sebesar 0,181 dan tingkat signifikansi 0,042.
Karena probabilitas 0,042 atau nilai signifikansi = Hasil yang didapat mengenai pengaruh peran
0,042 berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka kepemimpinan terhadap knowledge sharing
Ho1 ditolak dan menerima Ha1 yang berarti membuktikan bahwa nilai t adalah 4,057, dengan β
terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap sebesar 0,341 dan tingkat signifikansi 0,000.
knowledge sharing. Nilai beta 0,181 berarti budaya Karena probabilitas 0,000 atau nilai signifikansi =
organisasi memberikan pengaruh terhadap 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka
knowledge sharing. Ho2 ditolak dan menerima Ha2 yang berarti
Jika setiap dimensi dari budaya organisasi terdapat pengaruh peran kepemimpinan terhadap
dihubungkan dengan knowledge sharing maka knowledge sharing. Nilai beta 0,341 berarti peran
hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : kepemimpinan memberikan pengaruh yang cukup
besar terhadap knowledge sharing.

124 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Jika setiap peran kepemimpinan dihubungkan kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka Ho3 ditolak dan
dengan knowledge sharing maka hasilnya dapat menerima Ha3 yang berarti terdapat pengaruh
dilihat pada tabel sebagai berikut : budaya organisasi dan peran kepemimpinan secara
bersama sama terhadap knowledge sharing. Nilai
Tabel 4. Hasil Perhitungan Regresi Setiap Peran beta 0,357 berarti budaya organisasi dan peran
Kepemimpinan terhadap knowledge sharing kepemimpinan secara bersama sama memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap knowledge
β t Sig sharing.
Sesuai dengan tabel 4.2 maka dapat disimpulkan
Monitor 0,272 2,246 0,027 bahwa nilai β yang tertinggi adalah pengaruh
Coordinator 0,012 0,120 0,904 budaya organisasi dan peran kepemimpinan secara
Director -0,063 -0,588 0,557 bersama sama terhadap knowledge sharing sebesar
Producer 0,100 0,943 0,348 0,357. Selanjutnya diikuti oleh nilai β dari pengaruh
Innovator -0,053 -0,428 0,669 peran kepemimpinan terhadap knowledge sharing
Broker 0,042 0,349 0,728 sebesar 0,341 dan nilai β yang terkecil adalah dari
Facilitator 0,064 0,583 0,561 pengaruh budaya organisasi terhadap knowledge
Mentor 0,100 0,921 0,359 sharing sebesar 0,181.

Dari ke delapan peran kepemimpinan yang


terdiri dari monitor, coordinator, director, producer, IV. KESIMPULAN
innovator, broker, facilitator dan mentor terlihat
bahwa hanya monitor yang menunjukan nilai Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) yakni telah dikemukakan sebelumnya maka dapat ditarik
sebesar 0,027 dengan nilai β sebesar 0,272. Dapat kesimpulan bahwa :
disimpulkan bahwa hanya monitor yang memiliki 1. Budaya organisasi berpengaruh positif
pengaruh terhadap knowledge sharing, sedangkan terhadap knowledge sharing. Budaya yang kuat
dimensi lainnya seperti coordinator, director, membuat keadaan organisasi tumbuh sehat,
producer, innovator, broker, facilitator dan mentor mengerti dan memahami hak dan kewajibanya
jika diukur satu persatu terhadap knowledge sharing serta mampu terus berkreasi demi kemajuan
tidak signifikan (> 0,05). perusahaan sedangkan budaya yang lemah
Khusus untuk sub item director dan innovator membuat keadaan individu individu didalam
yang berkorelasi negatif dengan masing masing organisasi tidak mampu mengembangkan diri.
nilai β sebesar -0,063 dan -0,053, hal ini 2. Peran kepemimpinan berpengaruh positif
menunjukan bahwa peran director dan innovator terhadap knowledge sharing. Peran peran
sangat tidak memberikan pengaruh yang signifikan kepemimpinan seperti monitor, coordinator,
terhadap knowledge sharing. Semakin tinggi nilai β director, producer, innovator, broker,
maka semakin kuat pengaruhnya antara variabel x facilitator, mentor, membuat lingkungan
terhadap variabel y dan bila semakin rendah nilai β organisasi berjalan dinamis. Akibatnya seorang
maka semakin lemah pengaruh variabel x terhadap karyawan tidak hanya diwajibkan patuh kepada
variabel y. aturan aturan yang berlaku didalam organisasi
tetapi juga diberi kesempatan untuk berinovasi
Hipotesis # 3 dan mengembangkan diri, sehingga hubungan
Hipotesis ketiga menguji pengaruh budaya diantara mereka berjalan harmonis dan dinamis.
organisasi dan peran kepemimpinan secara bersama 3. Budaya organisasi dan peran kepemimpinan
sama terhadap knowledge sharing. Hipotesis nol secara bersama sama berpengaruh terhadap
(Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) disusun knowledge sharing. Peran kepemimpinan yang
sebagai berikut : berjalan baik menciptakan budaya yang kuat
Ho3: Tidak terdapat pengaruh budaya organisasi yang pada akhirnya mempengaruhi lingkungan
dan peran kepemimpinan secara bersama sama organisasi tersebut sehingga membuat
terhadap knowledge sharing. terbukanya komunikasi, informasi, dan
Ha3: Terdapat pengaruh budaya organisasi dan pengetahuan diantara anggota organisasi.
peran kepemimpinan secara bersama sama terhadap
knowledge sharing Implikasi Manajerial

Hasil yang didapat mengenai pengaruh budaya 1. Penelitian ini hanya terbatas pada karyawan PT.
organisasi dan peran kepemimpinan secara bersama Pupuk Kujang dengan jumlah populasi yang
sama terhadap knowledge sharing membuktikan menjadi responden sebanyak 130 orang dan
bahwa nilai t adalah 4,275, dengan β sebesar 0,357 hanya melibatkan dua variabel untuk mengukur
dan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas knowledge sharing pada karyawan PT. Pupuk
0,000 atau nilai signifikansi = 0,000 berarti lebih Kujang, maka hasil penelitian ini tidak dapat

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 125


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

digeneralisasikan secara umum untuk semua Robbins P. Stephen. (2005), Organizational


perusahaan, tetapi hanya terbatas pada PT. Behavior, Eleventh Edition, San Diego
Pupuk Kujang. University.
2. Penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh
manajemen puncak diberbagai perusahaan Rashid, Md.Z. A., Sambasivan, M., dan Rahman, A.
dalam mengelola perusahaannya. Budaya A. (2004), “The Influence of Organizational
organisasi yang kuat dan peran kepemimpinan Culture on Attitudes Toward Organizational
yang berjalan baik menciptakan lingkungan Change”, The Leadership & Organization
kerja yang kondusif, kompetitif dan dinamis, Development Journal, Vol. 25, No. 2, pp.
dimana semua pihak saling menghormati sesuai 161-179. Online. http://emeraldinsight.com.
dengan kapasitasnya dan mau berbagi informasi
dan pengetahuan untuk kemajuan perusahaan. Sihotang, A. (2007), Manajemen Sumber Daya
3. Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini Manusia, Pradnya Paramita,
dapat dijadikan sebagai bahan masukan ilmu Jakarta, 2007.
mengenai gambaran budaya organisasi, peran
kepemimpinan dan knowledge sharing. Vikas. (2008), Strong and weak organizational
culture and behavioural implications, MBA
India Forum. Online.
REFERENSI http://www.123Eng.com.

AL-Alawi Adel Ismail, Al-Marzooqi Nayla Yousif,


Mohammed Yasmeen Fraidon. (2007), Yang Jen-Te. (2007), “Knowledge sharing:
“Organizational culture and knowledge Investigating appropriate leadership roles
sharing: critical success factors”, Journal of and collaborative culture”, Tourism
Knowledge Management. Management.

Behery H. Mohamed. (2008), Leadership,


knowledge sharing, and organizational
benefits within the UEA, The Journal of
American Academy of Business Vol 12
Num.2, Cambridge.

Cummings, Jeffrey. (2003), “Knowledge Sharing: A


Review and the Literature”, The World Bank
Operations Evaluation Department,
Washington, D.C.

Hodgetts, M.R. dan Luthans, Fred. (2003),


International Management, Culture, Strategy,
and Behaviour, Fifth Edition, New York:
Mc-Graw Hill Companies, Inc.

Jones R. Gareth. (2004), Organizational Theory,


Design, and Change, Pearson Education
International.

Maryatun. (2008), Budaya Organisasi Dalam


Menghadapi Perubahan Lingkungan,
Librarian Of Gadjah Mada University.
Online. http://maryatun.staff.ugm.ac.id.

Muttaqien, Arif. (2006), Membangun Perpustakaan


Berbasis Konsep Manajement. Online.
http://www.lib.ui.ac.id.
Rashid, Md.Z. A., Sambasivan, M., dan Rahman, A.
A. (2004), “The Influence of Organizational
Culture on Attitudes Toward Organizational
Change”, The Leadership & Organization
Development Journal, Vol. 25, No. 2, pp.
161-179. Online. http://emeraldinsight.com.

126 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

Perencanaan, Penganggaran dan Pengadaan Bahan Laboratorium


Amerind Bio-Clinic (ABC)
Sederhana Sembiring1, Mustika Siliwangi2

1
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
e-mail: sederhana.shb@bsi.ac.id
2
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
e-mail: siliwangitika10@gmail.com

Abstract - Amerind Bio-Clinic (ABC) Laboratory is a health lab in West Jakarta serving a full range of
laboratory tests, including routine check up to high-tech checks such as Polymerase Chain Reaction (PCR). The
ABC Laboratory has been known as the Inspection Referral Center in Indonesia. Therefore, the ABC Laboratory
of Jakarta should have the equipment and laboratory materials that can support its vast operational activities.
To meet the needs of equipment and materials so much and to be on time, the ABC Laboratory should have
excellent planning, budgeting and procurement mechanisms. To collect data, this research used observation,
documentation and interview method. Meanwhile, the research method used is descriptive research that is
problem-solving procedure by describing the object of research at the present time, based on facts that appear.
The planning, budgeting and procurement process of ABC laboratory has been well implemented, with the
following schedule: planning December 19-28, 2016, budgeting January 3-10, 2017 and procurement January
11-13, 2017. The conclusion of this research is planning, budgeting and procurement mechanism of equipment
& materials at the ABC Laboratory has been running well. This is evident from planning, budgeting and
procurement process of equipment & laboratory could be completed on schedule, so ABC Laboaratory Jakarta
never lack of tools & materials in its activitie and the unit price of each item of laboratory equipment and
materials is generally the same as the self-esteem price (HPS), so ABC Laboratory of Jakarta has never
experienced any problem in providing budget for equipment procurement.

Key Word- Planning,Budgetting,Procurement, Equipment, Material

I. PENDAHULUAN setiap laboratorium klinik kesehatan harus


Rumah sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang
klinik adalah institusi pelayanan kesehatan bagi mebutuhkan pemeriksaan semakin kompleks dari
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang waktu ke waktu. Pelayanan laboratorium klinik
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan yang maksimal terhadap pelanggan
dan teknologi , keadaan sosial ekonomi mutlak membutuhkan peralatan dan bahan
masyarakat dan masih banyak faktor lainnya. laboratorium yang memadai (kuantitas maupun
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan kualitas) setiap saat. Hal ini tentu membutuhkan
terbesar harus mempunyai sejumlah fasilitas yang perencanaan, penganggaran dan pengadaan alat &
dapat menunjang kegiatan pemeliharaan kesehatan, bahan laboratorium klinik kesehatan yang harus
pemeriksaan kesehatan , pengobatan , tindakan dan dilakukan dengan baik dan teliti.
perawatan. Fasilitas tersebut antara lain ruang Laboratorium Amerind Bio-Clinic (ABC) adalah
rawat jalan, ruang rawat inap, ruang gawat darurat, sebuah laboratorium kesehatan yang beralamat di
laboratorium, radiologi, klinik gizi dan apotik Jalan Perjuangan Jakarta Barat melayani
disertai berbagai sumber daya yang mumpuni. bermacam-macam pemeriksaan laboratorium yang
Puskesmas dan klinik memiliki fasilitas yang lebih lengkap meliputi pemeriksaan rutin hingga
sederhana. Salah satu fasilitas yang berperan penting pemeriksaan berteknologi tinggi seperti Polimerase
dalam proses pelayanan medik rumah sakit, Chain Reaction (PCR). Laboratorium ABC terus
puskesmas dan klinik adalah laboratorium meningkatkan pelayanan pemeriksaan sesuai
kesehatan. Laboratorium kesehatan adalah ruangan dengan kebutuhan masyarakat dan saat ini
untuk melakukan penelitian terhadap darah, urin, Laboratorium ABC telah dikenal sebagai Pusat
faeces dan zat lainnya dari tubuh pasien dalam Rujukan Pemeriksaan di Indonesia. Karena itu,
rangka mendiagnosa penyakit pasien. Laboratorium ABC Jakarta harus mempunyai
Untuk melayani kebutuhan masyarakat yang peralatan dan bahan laboratorium yang dapat
semakin besar akan laboratorium klinik kesehatan, menunjang kegiatan operasionalnya yang begitu
banyak juga laboratorium klinik kesehatan yang luas.
berdiri diluar rumah sakit. Akibatnya, persaingan Untuk mencukupi kebutuhan peralatan dan bahan
untuk mendapatkan pelanggan diantara yang begitu banyak baik dari segi jumlah, jenis dan
laboratorium kesehatan semakin ketat. Karena itu variasinya, Laboratorium ABC seharusnya

e-ISSN: 2550-0791 p-ISSN: 2550-0805 127


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

memiliki mekanisme perencanaan, penganggaran menangani langsung proses perencanaan,


dan pengadaan peralatan & bahan laboratorium penganggaran dan pengadaan peralatan & bahan di
yang sangat baik. Berikut diuraikan secara ringkas laboratorium ABC. Metode penelitian yang
pengertian dari perencanaan, penganggaran dan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
pengadaan. Menurut Feriyanto dan Triana deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah
(2015:13) perencanaan secara garis besar diartikan dengan menggambarkan atau melukiskan objek
sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi
dan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
apa (what), mengapa (why) dan bagaimana (how). 3.1. Perencanaan
Manfaat dari perencanaan yaitu sebgai pedoman Berdasarkan pemantauan pada pertengahan
agar terjadi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Desember 2016, diperoleh informasi bahwa
kegiatan perusahaan/organisasi, melakukan koreksi persediaan beberapa alat & bahan di gudang
atas penyimpangan sedini mungkin, serta Laboratorium ABC semakin menipis, sehingga
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin kegiatan pengadaan alat & bahan harus dilakukan
timbul dalam kegiatan. pada Januari 2017. Karena itu setelah
Penganggaran menurut Subagya dalam Febriawati mempertimbangkan beberapa hal, disusun jadwal
(2013: 37) adalah semua kegiatan dan usaha untuk kegiatan-kegiatan seperti tabel 1 berikut:
merumuskan perincian kebutuhan dalam suatu skala
standar tertentu, yaitu skala mata uang dan jumlah Tabel 1
biaya .Anggaran mempunyai beberapa fungsi, antara Jadwal perencanaan, penganggaran dan pengadaan alat & bahan
Laboratorium ABC Jakarta
lain sebagai alat perencanaan, alat pengendali
manajemen dalam rangka mencapai tujuan, alat
kebijakan fiscal, alat koordinasi dan komunikasi, No Kegiatan Waktu
alat penilaian kinerja. alat motivasi dan lain-lain. 1 Perencanaan 19-28 Desember 2016
Pengadaan menurut Febriawati (2013:90)
2 Penganggaran 3-10 Januari 2017
merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
yang telah ditetapkan dan disetujui anggarannya 3 Pengadaan 11-13 Januari 2017
dalam fungsi sebelumnya. Tujuan pengadaan adalah
Sumber: Laboratorium ABC Jakarta (2016)
1. memperoleh barang dan layanan dari pemasok
pada jumlah, harga, dan kualitas yang sesuai Perencanaan pengadaan alat & bahan merupakan
kebutuhan, proses kegiatan pemilihan jenis, jumlah dan harga
2. memastikan perusahaan memperoleh pelayanan alat & bahan laboratorium yang sesuai dengan
terbaik dari pemasok sehingga proses operasi di kebutuhan dengan mempertimbangkan anggaran
perusahaan berjalan lancer, yang tersedia. Pada proses perencanaan yang
3. mengidentifikasi pemasok yang mampu menyusun perencanaan adalah bagian pengadaan,
Adapun proses perencanaannya adalah sebagai
menyediakan barang dan layanan terbaik, dan
berikut :
membina hubungan baik, 1. memperhatikan data pemakaian pada setiap alat
4. menjalin hubungan yang lebih dekat dengan & bahan laboratorium.
pemasok saling memahani kebutuhan masing- 2. melihat data atau jumlah stok akhir yang ada
masing. pada inventory laboratorium.
5. negosiasi tehnis dan biaya pengadaan barang. 3. melakukan pengecekan pemakaian alat & bahan
6. mempersiapkan kemungkinan akan kelangkaan laboratorium yang ada di bagian analis.
4. menghitung buffer stock pada setiap kebutuhan
barang, kenaikan harga, dan rencana
alat & bahan laboratorium.
pengembangan produk baru organisasi. 5. menghitung data pemakaian alat & bahan
laboratorium pada periode sebelumnya.
II. METODOLOGI PENELITIAN 6. menghitung estimasi pembelian alat & bahan
laboratorium dengan mempertimbangkan sisa
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan stok di inventory laboratorium dan buffer stock.
dalam penelitian ini, digunakan metode observasi, 7. menyusun daftar kebutuhan alat & bahan
dokumentasi dan wawancara. Metode observasi Laboratorium.
adalah pengamatan langsung terhadap proses
pengadaan alat & bahan di Laboratorium ABC
.Metode dokumentasi adalah mempelajari
dokumen-dokumen yang ada di laboratorium ABC.
Metode wawancara adalah dengan melakukan dialog
langsung dengan beberapa pejabat dan staf yang

128 e-ISSN: 2550-0791 p-ISSN: 2550-0805


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

Tabel 2 alat & bahan Laboratorium ABC Jakarta.


Perencanaan kebutuhan alat dan bahan Laboratorium ABC untuk
Pengadaan bulan Januari 2017 pada Jakarta Penganggaran yang disajikan dibawah laboratorium
diperoleh berdasarkan perencanaan yang sudah
Nama Bahan Stok Kbthn Est dibuat sebelumnya. Penganggaran alat & bahan
No
Laboratorium Akhir (kit) (kit) Laboratorium ABC Jakarta dilakukan pada tanggal
3 sampai 10 Januari 2017 adalah sebagai berikut:
1 Anti Core II Reagent 2 4 2

2 Anti Hbs Control 1 2 1 Tabel 3


Penganggaran untuk pengadaan bulan Januari 2017
3 Anti Hbs Reagent 1 4 3 pada Laboratorium ABC Jakarta

4 Anti Hcv Control 1 2 1


Nama Bahan Estimasi Harga
5 Anti Hcv Reagent 2 3 1 No Anggaran
Laboratorium Pembelian Satuan
6 Anti Tpo Control 1 2 1
Anti Core II Reagent 2 Kit 9,916,000
1 4,958,000
7 Cmv Igg 3 4 1
Anti Hbs Control 1 Kit 3,096,000
2 3,096,000
8 Hbsag Qual II Reagent 2 3 1
Anti Hbs Reagent 3 Kit 10,869,000
3 3,623,000
9 Toxoplasma Igm Control 1 3 2
Anti Hcv Control 1 Kit 3,096,000
4 3,096,000
10 Toxoplasma IgmReagent 2 3 1
Anti Hcv Reagent 1 Kit 8,325,000
5 8,325,000
11 Anti Hbe Control 1 2 1
Anti Tpo Control 1 Kit 3,476,000
6 3,476,000
12 Anti Core Igm Control 1 2 1
Cmv Igg 1 Kit 5,543,000
7 5,543,000
13 Havab M Reagent 1 2 1
Hbsag Qual II Reagent 1 Kit 3,144,000
8 3,144,000
14 Hbsag Qual II Control 1 3 2
Toxoplasma Igm Control 2 Kit 6,048,000
9 3,024,000
15 Hiv Ag/Ab Control 1 2 1
Toxoplasma IgmReagent 1 Kit 5,543,000
10 5,543,000
16 Havab M Calib 1 2 1
Anti Hbe Control 1 Kit 3,024,000
11 3,024,000
17 Cea Reagent 2 3 1
Anti Core Igm Control 1 Kit 3,096,000
12 3,096,000
18 Cmv Igm Reagent 2 5 3
Havab M Reagent 1 Kit 7,469,000
13 7,469,000
19 Hbeag Reagent 1 2 1
Hbsag Qual II Control 2 Kit 6,192,000
14 3,096,000
20 Rubella Igm Reagent 2 4 2
Hiv Ag/Ab Control 1 Kit 3,024,000
15 3,024,000

Havab M Calib 1 Kit 2,014,000


16 2,014,000

Cea Reagent 1 Kit 5,704,000


17 5,704,000
Nama Alat Stok
No Kbthn Est 18
Cmv Igm Reagent 3 Kit
7,230,000
21,690,000
Laboratorium Akhir
Hbeag Reagent 1 Kit 9,158,000
4 19 9,158,000
1 Sample Cup 2 Bag 6 Bag
Bag Rubella Igm Reagent 2 Kit 15,424,000
20 7,712,000
2 Wash Buffer 2 Btl 10 Btl 8 Btl
1 Total 135,851,000
3 Diluent 32 0 1 Box
Box
12 8 Nama Alat Estimasi Harga
4 Reaction Vessel 4 Bag
Bag Bag No Anggaran
Sarung Tangan Uk.X- 35 75 40 Laboratorium Pembelian Satuan
5
Small Box Box Box
1 Sample Cup 4 Bag
300 800 500 515,000 2,060,000
6 Tabung 4 ml
Pcs Pcs Pcs 2 Wash Buffer 8 Btl
301,000 2,408,000
3 Diluent 32 1 Box
Sumber : Laboratorium ABC Jakarta (2016) 3,245,000 3,245,000
4 Reaction Vessel 8 Bag
813,500 6,508,000
3.2. Penganggaran 5
Sarung Tangan Uk.X-
40 Box
Small 40,000 1,600,000
Berdasarkan hasil perencanaan kebutuhan alat &
6 Tabung 4 ml 500 Pcs
bahan laboratorium maka dilakukan estimasi 2,750 1,375,000
penganggaran dengan perhitungan jumlah item Sub Total
153,047,000
dikalikan harga satuan (jumlah item x harga satuan). PPN 10%
Harga satuan setiap alat dan bahan diperoleh dari 15,304,700

Harga Perkiran Sendiri, yang diperoleh dari harga Total Seluruhnya 168,351,700
masa lampau dan sumber lain yang relevan. Sumber : Laboratorium ABC Jakarta (2017)
Penganggaran alat & bahan laboratorium dapat
membantu untuk melancarkan jalannya pengadaan

e-ISSN: 2550-0791 p-ISSN: 2550-0805 129


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

3.3 Pengadaan supervisor laboratorium untuk dilakukan proses


Pengadaan alat & bahan laboratorium ABC Jakarta pemeriksaan.
merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan 7. Supervisor Laboratorium melakukan
operasional yang telah ditetapkan dalam pemeriksaan Purchase Order (PO).
perencanaan kebutuhan maupun penganggaran. 8. Jika Purchase Order (PO) sudah disetujui oleh
Pengadaan alat & bahan Laboratorium ABC Jakarta supervisor laboratorium akan dikembalikan
untuk kebutuhan jangka pendek ( Januari sd Maret kepada bagian pengadaan dan jika Purchase
2017) dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 13 Order (PO) tidak disetujui maka bagian
Januari 2017. Adapun langkah-langkah pengadaan pengadaan akan membuat rencana purchase
Laboratorium ABC seperti gambar 1 berikut ini: order (PO) yang baru dengan pemilihan
pemasok yang lain.
Pemasok
Pengadaan Supervisor Gudang
Analis Finance 9. Bagian pengadaan menerima Purchase Order
(Lab Support) Laboratorium (Lab Support)
(PO) yang sudah disetujui oleh supervisor
1.Mulai
laboratorium, selanjutnya bagian pengadaan
2.P erencanaan
mengirim Purchase Order (PO) kepada pihak
P embelian
T idak pemasok.
3.Surat
10. Bagian pemasok mempersiapkan semua alat dan
4.Cek
Stok
P ermintaan
P enawaran
bahan yang ada dalam Purchase Order (PO) .
Barang
T idak
11. Pemasok mengirimkan alat & bahan ke
Ya 6.Rencana
Purchase
7.
Laboratorium ABC Jakarta.
Order &
5.Surat
P enawaran
Pemilihan
Pemasok
Disetujui
12. Bagian gudang menerima alat & bahan beserta
Ya
dokumen surat jalan atau faktur yang sesuai
8.P urchase Order
10. P roses
P urchase Order &
P engadaan
9. Kirim
P urchase Order ACC dengan Purchase Order (PO) ABC Jakarta, dan
12.P enerimaan
barang dan
selanjutnya bagian gudang menyerahkan
11.P engiriman Surat Jalan,
Faktur dokumen surat jalan dan faktur yang asli kepada
13.Input
bagian finance.
Dokumen 15.P roses
P embayaran 13. Data barang & alat pada dokumen surat jalan
14.P endistribusian
alat & bahan Lab yang sudah valid dimasukan kedalam program
16.P embayaran
inventory,
diterima
14. Bagian gudang akan melakukan pendistribusian
Selesai
alat & bahan laboratorium kepada bagian analis
Sumber : Laboratorium ABC Jakarta (2017) pada setiap minggu.
Gambar 1 15. Bagian Finance memproses pembayaran kepada
Alur Pengadaan Alat & Bahan Laboratorium ABC Jakarta
pihak pemasok sesuai dokumen yang diberikan
oleh gudang. Bagian finance biasanya melakukan
Adapun keterangan alur pengadaan alat & bahan
pembayaran 30 hari sesuai masa jatuh tempo
pada Laboratorium ABC Jakarta ( gambar 1) dapat
pada faktur penjualan dari pihak pemasok
dijelaskan sebagai berikut:
16. Pihak pemasok menerima pembayaran dari
1. Bagian pengadaan mengumpulkan data stok
Bagian Finance
alat & bahan dan kebutuhan Januari sd Maret
2017
IV. KESIMPULAN
2. Bagian pengadaan melakukan perencanaan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
pembelian alat & bahan laboratorium
mekanisme perencanaan , penganggaran dan
berdasrakan hasil butir 1.
pengadaan alat & bahan pada Laboratorium ABC
3. Bagian pengadaan mengirimkan surat
sudah berjalan baik. Hal ini terbukti dari : 1). proses
permintaan penawaran ke pihak pemasok.
perencanaan , penganggaran dan pengadaan alat &
4. Pihak pemasok mengecek ketersediaan alat &
laboratorium dapat diselesaikan sesuai jadwal,
bahan yang diminta pihak laboratorium. Jika alat
sehingga Laboaratorium ABC Jakarta tidak pernah
& bahan laboratorium stok sudah tersedia maka
kekurangan alat dan bahan dalam kegiatannya.
pihak pemasok akan memberikan informasi dan
2). harga satuan setiap item alat & bahan
surat penawaran kepada bagian pengadaan
laboratorium secara umum sama dengan harga
Laboratorium ABC dan jika tidak ada akan
perkiraan sendiri (HPS), sehingga Laboratorium
kembali ke proses awal yaitu membuat surat
ABC Jakarta tidak pernah mengalami masalah
permintaan penawaran kepada pemasok lain.
dalam menyediakan anggaran untuk pengadaan alat
5. Pihak pemasok akan membuat surat penawaran
& bahan.
yang berisi informasi tentang harga, jumlah stok
Kondisi tersebut diatas dapat terjadi, tidak terlepas
dan masa kadaluarsa setiap alat & bahan.
dari mekanisme manajemen di Laboratorium ABC
6. Setelah menerima surat penawaran dari pihak
telah berjalan dengan baik dan ditunjang oleh tenaga
pemasok maka bagian pengadaan membuat
profesional yang bertanggung jawab,
purchase order (PO) dan sekaligus melakukan
pemilihan pemasok dan disampaikan kepada

130 e-ISSN: 2550-0791 p-ISSN: 2550-0805


Widya Cipta
Vol I No. 2 September 2017

Mengingat jumlah pasien dan jenis pemeriksaan Hadari, N & Mimi, M (1996). Penelitian Terapan.
dapat berubah dengan cepat (tergantung kondisi Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
kesehatan masyarakat) , bagaimanapun baiknya
mekanisme perencanaan, penganggaran dan Kementerian Kesehatan RI. (2010). Standar
pengadaan alat & bahan di Laboratorium ABC, Laboratorium Analis Kesehatan. Jakarta:
pada saat-saat tertentu pernah terjadi kekurangan Kementerian Kesehatan R1.
alat & bahan, walaupun dalam skala kecil. Untuk
mengatasi hal ini, kami sarankan Laboratorium ABC Martono, R. (2015). Manajemen Logistik
Jakarta mempunyai kebijakan tersendiri untuk Terintegrasi. Jakarta Pusat: PPM.
pengadaan alat & bahan yang bersifat darurat ,
disamping mekanisme pengadaan alat & bahan yang Permenkes. (2016). Pengertian Laboratorium Klinik
bersifat umum dan rutin. berdasarkan Permenkes No. 411.
http://www.chemistricks.com/2016/05/pengertia
n-laboratorium-klinik.html?m=1. (03 Mei 2016
REFERENSI Robert,, N. A. & Vijay, G. (2015). Management
Control System. Jakarta: Salemba Empat.
Andri, F., & Endang S.T. (2015). Pengantar
Manajemen (3 in 1). Kebumen: Mediatera. Sujarweni, V. W. (2015). Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Febriawati, . (2013). Manajemen Logistik Farmasi
Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Stephen, P. R. & Mary C. (2010). Manajemen.
Jakarta: Erlangga.
Gunawan, A, & Marwan. A . (2013). Anggaran
Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.

e-ISSN: 2550-0791 p-ISSN: 2550-0805 131


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Upaya Peningkatan Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pada


Kantor Kecamatan Pekalongan Timur

Aria Mulyapradana1, Amalia Rizqi2


1,2
Program Studi Kesekretariatan dan Administrasi Kantor
Politeknik Pusmanu
1
Email: ariamulyapradana@gmail.com
2
Email: amalia.rizqi95@yahoo.co.id

Abstract - This study aims to identify the improvement of public satisfaction on the service of KTP and
KK in the District Office of East Pekalongan. Measurements use service quality dimensions that
include tangibles (appearance), reliability, responsiveness, assurance, empathy. The main question in
this research is how to increase public satisfaction to service in East Pekalongan Office? The results
of this study indicate that the services provided to the community in East Pekalongan District is quite
good. This will support the improvement of service quality in East Pekalongan District Office, conduct
regular measurement of community satisfaction and improve the quality of apparatus by providing
education and training.

Keywords: Public service, community satisfaction

I. PENDAHULUAN kepada masyarakat. Masih rendahnya mutu


Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur
organisasi adalah memberikan pelayanan baik pemerintah menjadi citra kurang baik bagi
kepada unit-unit kegiatan di dalam organisasi pemerintah di tengah masyarakat. Sebagian
maupun kepada pihak di luar organisasi. Aktivitas masyarakat yang kurang puas dengan pelayanan
pelayanan sangat berpengaruh terhadap pencapaian birokrasi pemerintahan masih saja mengeluh
mutu dan kelancaran kegiatan organisasi serta kecewa terhadap layanan yang diberikan. Ada
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi sebagian masyarakat sampai saat ini masih
secara keseluruhan. Pelayanan yang diberikan tidak menganggap rendah kinerja birokrasi. Akibatnya
hanya sekadar memberikan bantuan terhadap banyak pengguna layanan atau masyarakat yang
kebutuhan pelanggan, tetapi juga memberikan mengambil jalan pintas menggunakan jasa orang
pelayanan yang baik kepada pelanggan. lain untuk mengurus keperluannya yang
Organisasi publik dalam memberikan pelayanan berhubungan dengan birokrasi pemerintahan.
yang baik dituntut untuk dapat bertindak cepat dan Pelayanan yang diberikan secara umum belum
akurat. Hal tersebut merupakan sebuah kewajiban memuaskan masyarakat. Pelayanan yang diberikan
yang harus dilakukan. Bagi organisasi publik, masih dianggap terlalu berbelit-belit dengan
pelayanan yang baik tercermin dari setiap efektivitas berbagai alasan yang kurang dapat diterima oleh
dan efisiensi kegiatan yang dilakukan dengan lancar. masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan
Semakin cepat dan akurat pelayanan yang diberikan masih dianggap kurang efektif dan efisien. Keadaan
maka kualitas pelayanan akan semakin baik. yang demikian membuat masyarakat sebagai
Masyarakat membutuhkan pelayanan untuk pengguna layanan publik merasa kurang terpuaskan.
memenuhi berbagai macam kebutuhan yang tidak Semua itu mengakibatkan masyarakat enggan
dapat dipenuhi sendiri, bahkan secara ekstrim dapat mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan birokrasi pemerintah secara langsung.
dengan kehidupan manusia. Pelayanan publik yang Salah satu birokrasi pemerintahan yang
sering dibutuhkan dalam bentuk barang publik aktivitasnya memberikan pelayanan publik kepada
maupun jasa publik. Contoh dari pelayanan dalam masyarakat adalah Kantor Kecamatan Pekalongan
bentuk barang publik meliputi jalan raya, air bersih, Timur. Bentuk layanan yang diberikan berhubungan
listrik dan sebagainya, sedangkan contoh pelayanan dengan administrasi kependudukan dan layanan
dalam bentuk jasa publik meliputi pelayanan lainnya yang berhubungan dengan pemerintahan
administrasi, kesehatan, pendidikan dan ditingkat Kecamatan. Layanan yang diberikan
penyelenggaraan transportasi. contohnya adalah pembuatan Kartu Keluarga (KK),
Pelayanan publik diberikan kepada masyarakat Kartu Tanda Penduduk (KTP), Pengursan Izin
oleh pemerintah. Pemerintah sebagai penyedia Mendirikan Bangunan (IMB), Pengurusan Surat
layanan publik bertanggung jawab dan terus Pindah dan fasilitas pelayanan pemerintahan lain
berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik

132 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

bagi masyarakat ataupun bagi pemerintah di tingkat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
desa. menguntungkan dalam masyarakat yang
Selama ini terhadap pelayanan KTP dan KK menawarkan kepuasan dan hasilnya tidak terikat
bervariasi, tergantung pengalaman yang dialami pada suatu produk tertentu.
masing-masing masyarakat yang berurusan. Ada
masyarakat yang merasa terlalu berbelit-belit dalam 1.2. Kualitas Pelayanan
proses pengurusan KTP dan KK. Dan ada juga Menurut Hardiyansyah (2011:36) “Kualitas
anggapan masyarakat yang merasa terlalu lama pelayanan adalah merupakan kondisi dinamis yang
dalam pengurusan, fasilitas yang kurang lengkap berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dapat mempengaruhi pelayanan yang diberikan dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
kepada masyarakat. Kegiatan pelayanan yang harapan”. Juga diartikan sebagai sesuatu yang
diberikan Kantor Kecamatan Pekalongan Timur berhubungan dengan terpenuhinya harapan/
akan dinilai dari tingkat kepuasan masyarakat. kebutuhan pelanggan, dimana pelayanan dikatakan
Penilaian yang diberikan masyarakat menentukan berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan
ukuran kinerja pelayanan publik. Kegiatan yang jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan
dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas harapan pelanggan.
pelayanan publik adalah dengan mengukur tingkat
kepuasan masyarakat. Salah satu metode yang 1.3. Dimensi Kualitas Pelayanan
digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan Menurut Hardiyansyah (2011:45), suatu model
suatu organisasi publik adalah dengan menggunakan dimensi kualitas jasa yang ideal baru memenuhi
dimensi kualitas pelayanan. Pengukuran kualitas beberapa syarat apabila:
pelayanan harus selalu dilakukan secara berkala, 1) Dimensi harus bersifat satuan yang
artinya pada setiap periode waktu tertentu harus komprehensif, artinya dapat menjelaskan
dilakukan penelitian atau perhitungan dan analisis karakteristik secara menyeluruh mengenai
terhadap kepuasan masyarakat akan pelayanan yang persepsi terhadap kualitas karena adanya
telah diberikan. Akan tetapi, sampai saat ini perbedaan dari masing- masing dimensi yang
pengukuran kualitas pelayanan belum diterapkan di diusulkan.
Kantor Kecamatan Pekalongan Timur secara 2) Model juga harus bersifat umum, artinya masing-
berkala. masing dimensi harus bersifat umum dan valid
Kepuasan masyarakat yang mempengaruhi untuk berbagai spektrum bidang jasa.
kualitas pelayanan yang diberikan Kantor 3) Masing- masing dimensi dalam model yang
Kecamatan Pekalongan Timur menjadi hal yang diajukan haruslah bersifat bebas.
menarik untuk dikaji, karena bermaksud untuk 4) Sebaiknya jumlah dimensi dibatasi (limited)
mengetahui lebih mendalam mengenai dimensi Menurut Hardiyansyah (2011:52-53)
kualitas pelayanan terhadap pelayanan di Kantor mengidentifikasikan lima karakteristik yang
Kecamatan Pekalongan Timur tentang “Bagaimana digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi
upaya peningkatan kepuasan masyarakat kualitas jasa, yaitu:
terhadap pelayanan di Kantor Kecamatan 1) Bukti langsung (tangibles)
Pekalongan Timur?” Tangible adalah faktor yang mempengaruhi
Pengamatan ini dibatasi pada kualitas pelayanan kepuasan pelanggan dari segi visual
Kependudukan yaitu pelayanan Kartu Tanda (berhubungan dengan lingkungan fisik).
Penduduk, dan Kartu Keluarga. Penelitian ini Tangible yang baik akan mempengaruhi
membatasi dengan dimensi yang dijadikan pedoman persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan
pengukuran kepuasan pelanggan terhadap pelayanan aspek tangible ini juga merupakan salah satu
pada Kantor Kecamatan Pekalongan Timur. Dimensi sumber yang mempengaruhi harapan
yang dijadikan pedoman menggunakan lima pelanggan. Aspek tangible meliputi fasilitas
indikator dalam pelayanan agar kualitas pelayanan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana
dapat dicapai, yaitu : tangibles (tampilan), reliability komunikasi.
(kehandalan), responsiveness (ketanggapan),
assurance (kepercayaan), empathy (empati). 2) Kehandalan (reliability),
Reliability yaitu kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan
1.1. Pelayanan Publik memuaskan. Reliability berarti perusahaan
Pelayanan publik dibutuhkan masyarakat guna menepati apa yang dijanjikan, baik mengenai
menunjang berbagai kebutuhannya karena pada pengantaran, pemecahan masalah, dan harga.
dasarnya masyarakat membutuhkan pelayaan setiap Reliabilitas meliputi dua aspek utama, yaitu
harinya. Menurut Sinambela (2011:5) istilah pubik konsistensi kinerja (performance) dan sifat
berasal dari bahasa Inggris public yang berarti dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti
umum, masyarakat, negara. Berdasarkan pengertian perusahaan mampu menyampaikan jasanya
pelayanan dan publik di atas, pelayanan publik dapat secara benar sejak awal, memenuhi janjinya

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 133


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

secara akurat dan andal, menyampaikan data seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
secara tepat dan mengirimkan tagihan yang yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
akurat. Berdasarkan pada pengertian kepuasan
pelanggan tersebut,dapat disimpulkan bahwa
3) Daya tanggap (responsiveness), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan
Daya tanggap yaitu keinginan para staff seseorang setelah mengonsumsi produk atau jasa
untuk membantu para pelanggan dan terhadap kebutuhan, keinginan, dan harapan yang
memberikan pelayanan dengan tanggap. diinginkannya.
Beberapa contohnya adalah ketepatan waktu a. Tingkat Kepuasan Masyarakat
pelayanan, kecepatan memanggil kembali Kepuasan masyarakat terhadap organisasi
pelanggan, dan penyampaian layanan secara publik sangat penting karena adanya hubungan
cepat. Dimensi ini menegaskan perhatian dan kepercayaan masyarakat. Menurut Nugraheni
kecepatan waktu dalam hubungannya dengan (2015:22) “Semakin baik kepemerintahan dan
permintaan pelanggan, pelayanan, komplain kualitas pelayanan yang diberikan, maka semakin
dari masalah yang terjadi. tinggi kepercayaan masyarakat (hightrust)”.
Kepercayaan masyarakat akan semakin tinggi
4) Jaminan (assurance), apabila masyarakat mendapatkan pelayanan yang
Jaminan yang dimaksud adalah perilaku baik dan merasa terpuaskan akan pelayanan tersebut.
karyawan atau petugas pelayanan mampu KEPMENPAN Nomor 63 tahun 2003
menumbuhkan kepercayaan pelanggan tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
terhadap perusahaan dan perusahaan dapat Pelayanan Publik menyebutkan bahwa, “Ukuran
menciptakan rasa aman bagi para keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan.
para karyawan selalu bersikap sopan dan Kepuasan pelayanan dicapai apabila penerima
menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan
dibutuhkan untuk menanggapi setiap yang dibutuhkan dan diharapkan”. Oleh karena itu,
pertanyaan atau masalah pelanggan. Jaminan setiap penyelenggara pelayanan secara berkala
ini mencangkup kemampuan, kesopanan, dan melakukan pengukuran dimensi kualitas pelayanan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Kepuasan pelanggan dapat diukur
menggunakan berbagai metode pengukuran.
5) Empati, Menurut M.N Nasution, (2004:120-121), secara
Empati berarti perusahaan memahami sederhana mengemukakan empat metode yang dapat
masalah para pelanggannya dan bertindak demi mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai
kepentingan pelanggan, serta memberikan berikut:
perhatian personal kepada para pelanggan dan 1) Sistem Keluhan dan Saran
memiliki jam operasi yang nyaman. Empati Setiap perusahaan yang berorientasi kepada
dalam pelayanan meliputi kemudahan dalam pelanggan (customer-oriented) perlu
melakukan hubungan, komunikasi yang baik, memberikankesempatan seluas-luasnyabagi
dan memahami kebutuhan para pelanggan. para pelanggannya untuk menyampaikan saran,
Berdasarkan uraian tersebut, dapat pendapat, dan keluhan.Media yang bisa
disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan digunakan adalah kotak saran, kartu komentar,
oleh kantor Kecamatan Pekalongan Timur saluran telepon khusus (customer hot
mengenai tingkat kepuasan pelanggan dapat lines),dan lain-lain.
diukur dari lima dimensi kualitas pelayanan
yaitu: dari segi bukti langsung, kehandalan, 2) Survei Kepuasan Pelanggan
daya tanggap, jaminan dan empati yang Melalui survei, perusahaan akan
diberikan selama proses pelayanan. memperoleh tanggapan dan umpan balik secara
langsung dari pelanggan dan sekaligus juga
1.4. Kepuasan Pelanggan memberikan tanda (signal) positif bahwa
Menurut M.N. Nasution (2004:104) perusahaan menaruh perhatian terhadap
mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan pelanggannya.
merupakan evaluasi pembeli, dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil 3) Ghost Shopping
(outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, Metode ini dilakukan dengan cara
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil mempekerjakan beberapa orang (ghost
diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai
Menurut M.N. Nasution (2004:104) menandaskan, pelanggan potensial produk perusahaan dan
bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut
menyampaikan temuan-temuannya mengenai

134 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

kekuatan dan kelemahan produk perusahaan diseleksi, dikelompokkan, dilakukan pengkajian dan
dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka. disimpulkan. Data dalam pengamatan ini antara lain
penerimaan masyarakat di kantor Kecamatan
4) Lost Customer Analysis Pekalongan Timur sampai masyarakat meninggalkan
Perusahaan yang menggunakan metode ini kantor Kecamatan Pekalongan Timur serta informasi
untuk menganalisis kepuasan pelanggan lain yang mendukung dalam penelitian ini.
dengan cara menghubungi para pelanggannya Sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam
yang telah berhenti membeli atau telah beralih penelitian ini adalah: Menurut Sugioyono
pemasok. Hasil dari metode ini akan diperoleh (2014:139) data primer adalah “sumber data yang
informasi penyebab terjadinya hal tersebut. langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Informasi ini sangat berguna bagi perusahaan Metode yang digunakan untuk memperoleh data
untuk mengambil langkah kebijakan primer adalah menggunakan wawancara dan
selanjutnya dalam rangka meningkatkan observasi. Penelliti mengamati dan berkomunikasi
kepuasan dan loyalitas pelanggan. secara langsung melalui wawancara dengan
Berdasarkan penjabaran tersebut, terdapat informan, yaitu masyarakat Kecamatan Pekalongan
empat metode yang dapat dilakukan untuk Timur yang merupakan pengguna jasa pelayan
mengukur kepuasan pelanggan, yaitu dengan metode publik dan beberapa pegawai di Kecamatan
sistem keluhan atau saran, survei kepuasan Pekalongan Timur. Menurut Sugiyono (2014:141)
pelanggan, metode ghost shopping, danlost data sekunder adalah “data yang diperoleh dengan
customer analysis. Analisis Indeks Kepuasan cara membaca, memahami melalui media lain. Data
Pelanggan merupakan salah satu cara mengetahui ini diperoleh dari data-data, dokumen dalam
tingkat kepuasan pelanggan menggunakan metode perusahaan.
Survei Kepuasan Pelanggan. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan
yaitu: Menurut Sugiyono (2014:137) Wawancara
1.5. Kerangka Pemikiran digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
Pelayanan Publik menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih sedikit/kecil. Komunikasi
yang dilakukan secara langsung berguna untuk
Alat Ukur Kualitas Pelayanan : mendapatkan keterangan atau data yang
berhubungan dengan masalah yang diamati. Peneliti
1. Tangibles (tampilan) melakukan wawancara kepada masyarakat
Kecamatan Pekalongan Timur dengan beberapa
2. Reliability (kehandalan) pertanyaan berkaitan dengan pelayanan dan
mengarah bagaimana agar pelayanan di Kantor
3. Responsiveness Kecamatan Pekalongan Timur menjadi lebih baik.
(ketanggapan)
Menurut Juliandi (2014:40), menyatakan bahwa
4. Assurance (kepercayaan) tinjauan pustaka atau studi literatur merupakan
langkah penting di dalam penelitian, langkah ini
5. Empathy (empati)
meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari
dokumen yang berisi informasi yang berhubungan
dengan permasalahan pengamatan secara sistematis.
Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan buku,
Kepuasan data statistik, dan laporan penelitian yang relevan.
Melalui langkah ini penyusunan penelitian juga
lebih baik karena pemahaman permasalahan yang
Gambar 1. Kerangka Pemikiran diamati akan lebih mendalam. Dengan mengetahui
beberapa pengamatan yang sudah ada, pengamatan
akan menjadi lebih tajam dalam melakukan
II. METODOLOGI PENELITIAN interprestasi hasil pengamatan. Observasi, menurut
Dalam penelitian ini metode analisis yang Sugiyono (2014:145) observasi merupakan suatu
digunakan yaitu deskriptif analisis. Menurut proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn
Sugiyono (2014:147 analisis deskriptif digunakan dari berbagai proses biologis dan psikhologis.
untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan Dokumentasi, pengumpulan data dengan mengambil
atau menggambarkan data yang telah terkumpul beberapa foto pada tempat pengamatan yaitu Kantor
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat Kecmamatan Pekalongan Timur. Data yang berupa
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau foto tersebut untuk menggambarkan bukti fisik
generalisasi. Data yang telah terkumpul kemudian tempat pengamatan.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 135


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

III. HASIL DAN PEMBAHASAN perusahaan menaruh perhatian terhadap para


Pelayanan publik sejak dulu memiliki konotasi pelanggannya.
yang buruk. Opini masyarakat menunjukkan masih Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode
rendahnya kualitas pelayanan publik di Indonesia, ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
bahkan selalu diwarnai sejumlah persoalan, diantaranya sebagai berikut:
diantaranya prosedur yang berbelit-belit, a. Directly reported satisfaction, yaitu
ketidakpastian waktu penyelesaian, biaya yang besar pengukuran dilakukan secara langsung
dan tidak transparan serta fasilitas penunjang yang melalui pertanyaan, seperti sangat tidak
kurang memadai. Dalam hal ini dapat terlihat puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat
kualitas pelayanan yang diberikan kepada puas.
masyarakat dan masyarakat akan menilai puas atau b. Derived dissatisfacatin, yaitu pertanyaan
tidak puas dalam menerima pelayanan yang yang menyangkut besarnya harapan
diberikan. Dari sinilah kita akan mampu mengetahui pelanggan terhadap atribut.
strategi perbaikan kualitas pelayanan guna c. Problem analysis, artinya pelanggan yang
meningkatkan kepuasan pelanggan. dijadikan responden untuk mengungkapkan
Harapan masyarakat mengenai pelayanan pada dua hal pokok, yaitu (i) masalah-masalah
Kantor Kecamatan Pekalongan Timur dengan yang mereka hadapi berkaitan dengan
pendekatan proaktif dari Kantor Kecamatan penawaran dari
Pekalongan Timur untuk mendengarkan harapan perusahaan dan (ii) saran-saran untuk
masyarakat. Pendekatan ini akan mampu melakukan perbaikan.
mengungkapkan harapan pelanggan, karena d. Importance-performance analysis, artinya
mekanisme khusus didesain secara spesifik untuk dalam teknik ini responden dimintai untuk
menjaring informasi dari pelanggan. Pendekatan me-ranking berbagai elemen dari
tersebut mencakup: wawancara pribadi dengan penawaran berdasarkan pentingnya elemen.
pelanggan, kelompok fokus, dan survei yang Survei kepuasan pelanggan yang dilakukan di
didesain khusus untuk menjaring informasi dari Kantor Kecamatan Pekalongan Timur dengan
pelanggan. Mekanisme lain pada tingkat tertinggi ini menggunakan cara directly reported satisfaction
adalah mystery shopper, dimana pihak kantor yakni menanyakan kepada masyarakat yang
pemerintahan menempatkan diri mereka dalam datang untuk melakukan pengurusan KTP dan
posisi masyarakat yang akan menggunakan KK akan tetapi hasil informasi tersebut belum
produk/jasa yang dihasilkan itu. Hal ini maksimal dalam pengelolaan data dan terkadang
memungkinkan kantor pemerintahan bertindak tidak dilakukan secara rutin, terkadang
berdasarkan titik pandang pelanggan mereka. masyarakat memberikan jawaban yang tidak
Menurut Tjiptono (1996:148) terdapat empat metode sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan dan
untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai ada kecenderuangan ketidakterbukanya
berikut: informasi yang diberikan.
1. Sistem keluhan dan saran, artinya setiap
perusahaan yang berorientasi pada pelanggan 3. Ghost shopping, artinya metode ini dilaksanakan
perlu memberikan kesempatan seluas- dengan cara memperkerjakan beberapa orang
luasnyabagi para pelanggannya untuk (Ghost shopper) untuk berperan atau bersikap
menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan sebagai pelanggan/pembeli potensial produk
mereka. Media yang bisa digunakan meliputi perusahaan dan pesaing. Kemudian Ghost
kotak saran yang diletakkan di tempat strategis, shopper menyampaikan temuan-temuan
menyediakan kartu komentar, menyediakan mengenai kekuatan dan kelemahan produk
saluran telepon. Kenyataannya di Kantor perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman
Kecamatan Pekalongan Timur meskipun tidak mereka dalam pembelian produk- produk
adanya kotak saran apabila masyarakat yang tersebut.
ingin menyampaikan aspriasi dan keluhan bisa 4. Lost customer analysis, artinya perusahaan
disampaikan kepada petugas yang ada dan tetap menghubungi para pelanggannya yang telah
dilayani dengan baik. Sebagai contoh keluhan berhenti membeli atau yang telah beralih
terhadap kekosongan blanko kosong untuk E- pemasok dan diharapkan diperoleh informasi
KTP, keluahan yang disampaikan tersebut penyebab terjadinya hal tersebut.
dengan cepat diberikan respon dari pihak Kantor
Kecamatan Pekalongan. Sebagai penyedia pelayanan Kantor Kecamatan
2. Survei kepuasan pelanggan, artinya kepuasan Pekalongan Timur harus mengetahui ukuran kualitas
pelanggan dilakukan dengan menggunakan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan/
metode survei. Dengan melalui survei, masyarakat. Menurut Hardiyansyah (2011:52-53)
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan mengidentifikasikan lima karakteristik yang
umpan baliksecara langsung dari pelanggan digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi
sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa kualitas jasa, yaitu:

136 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

1) Bukti langsung (tangible) ada beberapa orang yang belum mengetahui


Indikator tangibles (tampilan) yaitu tahapan alur pemprosesan KTP dan KK mulai
penilaian yang berfokus pada fasilitas fisik dari registrasi sampai dengan proses jadi.
seperti gedung kantor, kebersihan dan kerapian Dalam hal ini petugas pelayanan di Kantor
ruangan, serta penampilan karyawan. Kecamatan Pekalongan Timur tanggap
Berdasarkan pengamatan di Kantor Kecamatan terhadap masalah-masalah yang sedang
Pekalongan Timur, keadaan ruangan dalam dihadapi dan mencoba memberikan penjelasan
kondisi bersih, rapi dan teratur. Namun kepada masyarakat agar dapat memakluminya.
penataan ruangan yang masih kurang tepat,
dikarenakan palayanan kependudukan 4) Jaminan (assurance)
pembuatan KTP dan KK berada dalam satu Assurance (jaminan) merupakan
ruangan dengan Kasi Pemerintahan, penataan kemampuan dan pengetahuan karyawan dalam
ruangan yang kurang efektif dengan luas memberikan pelayanan untuk menimbulkan
ruangan yang terbatas dirasa menghambat kepercayaan masyarakat. Menurut pengamatan
dalam kelancaran pelayanan yang berdampak awal petugas Kantor Kecamatan Pekalongan
pada kurangnya tempat duduk antrian Timur memiliki kemampuan untuk
pelayanan dikarenakan tempatnya yang menimbulkan kepercayaan masyarakat
terbatas. Kemudian mengenai penampilan terhadap pelayanan yang diberikan. Dalam
karyawan dalam berpakaian sudah cukup sopan indikator ini mencakup kesopanan dan
dan rapi. keramahan, sifat yang dimiliki petugas dapat
Hal ini yang sering dirasakan oleh menimbulkan kepercayaan. Misalnya pada saat
masyarakat, mereka tidak mengetahui lokasi melayani lansia yang akan mengurus KTP
kerja atau lokasi pembuatan KTP dan KK petugas menggunakan bahasa krama yang
dikarenakan tidak adanya petunjuk yang mudah dipahami oleh lansia tersebut. Sifat
memudahkan masyarakat dalam melakukan keramahan dan kesopanan yang dimiliki
pencarian. Disamping itu, lokasi kantor yang petugas dapat menimbulkan kepercayaan
cukup strategis memudahkan masyarakat masyarakat.
menemukan lokasi Kantor Kecamatan
Pekalongan Timur, namun jalan menuju akses 5) Empati (empathy)
Kantor Kecamatan Pekalongan Timur sering Para staff Kantor Kecamatan Pekalongan
kali tergenang banjir ketika hujan mengguyur Timur selalu mengutamakan masyarakat,
dengan intensitas tinggi. memberikan pelayanan yang baik dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat
2) Kehandalan (reliability) untuk berkomunikasi dengan baik. Petugas
Indikator reliability (kehandalan) peduli dan perhatian terhadap situasi
kemampuan petugas memberikan pelayanan masyarakat, seolah-olah merasakan ataupun
kepada masyarakat sehingga masyarakat mengalami apa yang dialami atau dirasakan
mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan oleh masyarakat. Dalam hal ini petugas
yang diberikan Kantor Kecamatan Pekalongan pelayanan Kecamatan Pekalongan Timur
Timur. Kehandalah yang dimaksud disini yaitu mempunyai rasa empati kepada masyarakat
sejauh mana petugas secara cepat, tepat dan khususnya mereka yang mengalami kesulitan
cermat dalam memberikan pelayanan ketika dalam proses pembuatan KTP dan KK.
masyarakat melakukan pembuatan Kartu Tanda
Penduduk dan Kartu Keluarga. Ketika IV. KESIMPULAN
registrasi awal pada tahap pengumpulan data
terkadang ada masyarakat yang kurang lengkap Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah
membawa dokumen yang dibutuhkan hal itu upaya peningkatan kepuasan masyarakat terhadap
terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat pelayanan pada Kantor Kecamatan Pekalongan
untuk membaca informasi yang telah tertera di Timur khususnya pada indikator tangibles
papan pengumuman.. (tampilan) dan reliability (kehandalan) perlu adanya
peningkatan pelayanan. Dari hasil penelitian maka
3) Daya tanggap (responsiveness) disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kepuasan
Dalam indikator proses pelayanan dapat masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan harus
diterapkan alur atau tahapan mulai dari diperhatikan beberapa aspek seperti tata letak ruang
pendaftaran sampai proses jadi pembuatan kerja agar memudahkan masyarakat dalam proses
Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga pembuatan KTP dan KK, pengadaan barang
pada Kantor Kecamatan Pekalongan Timur inventaris guna untuk mendukung peningkatan
sudah menjalankan tahap-tahapan alur dengan pelayanan, memberlakukan pengukuran dan analisa
benar, namun belum adanya pedoman tertulis terhadap survei kepuasan secara berkala serta
mengenai alur atau tahapan tersebut sehingga meningkatkan kualitas petugas dengan cara
pemberian pendidikan dan pelatihan.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 137


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

http://adityolaksono26.blogspot.co.id/2015/03/pe
ngertian-kepuasan-pelanggan-dan.html.
DAFTAR PUSTAKA Nasution, M.N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu
(Total Quality Management).
Astia, Tika. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Jakarta: Ghalia Indonesia.
Terhadap Kepuasan Masyarakat pada Kantor Sinambela, Lijan Poltak. dkk. 2011. Reformasi
Cama Tanjungpinang Timur. Naskah Publikasi. Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Maritim Raja Ali Haji Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Tanjungpinang. Kualitatif Dan R&D. Jakarta: PT. Gramedia
Azuar Juliandi, dkk. 2014. Metodologi Penelitian Pustaka Utama.
Bisnis Konsep & Aplikasi. Medan: UMSU Sugiyono.2014, Metode Penelitian Kuantitatif
PRESS. Kualitatif Dan R&D. Jakarta: PT. Gramedia
Hardiyansyah. 2011, Kualitas Pelayanan Publik Pustaka Utama.
Konsep, Dimensi, Indikator, dan Widarjanto. 2014, Pembentukan Tim Pelaksana
Implementasinya, Yogyakarta : Gava Media Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pekalongan Timur, Keputusan Camat
Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pekalongan Timur. Pekalongan : Pemerintah
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Kota Pekalongan
Masyarakat. Nugraheni, Zuldi Ahaditya Arif. 2015. Analisis
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan
Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 Publik Berdasarkan Indeks Kepuasan
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Masyarakat Dikantor Kecamatan Mungkid
Pelayanan Publik. Kabupaten Magelang. Skripsi. Universitas
Laksono, M. Susilo Adityo. 2015. Pengertian Negeri Yogyakarta
Kepuasan Pelanggan dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya Menurut Para Ahli.

138 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Kecerdasan Emosi Trader dalam Bertransaksi Valuta Asing


Devy Sofyanty
Program Studi Komputer Akuntasi
AMIK BSI Bekasi
Jalan Cut Mutiah No.88, Bekasi
devy.dyy@bsi.ac.id

Abstract - The purpose of this research are to know and to analyze emotional intellegence among trader in
foreign exchange. Traders are intermediaries buying and selling of foreign exchange traded on futures
exchanges. Traders in carrying out their trading activities using their own funds or by using customer funds
based on the agreements made previously. Traders analyze fluctuations in the foreign exchange market by
relying on both technical and fundamental analyzes. All of the risk and benefits in forex trading will be taken by
an investor. Emotional intelligence that is intended is a set of skill, competence, and non cognitive qualification
that influence the personal skill to weather claim and pressure ambient. This research has been done with
intrinsic case study. To determinate the subject using combination technique between purposive and snow ball
sampling so that selected three subjects. Experience and information of subject have been explorated using
depth interview as the primary data collection. The techniques of data analysis that have been used in this
research were tematic analysis. Field note was also used. The result of research showed there are five domains
that arose to the trader.

Keywords: Emotional Intellegence, Trader, Foreign Exchange

I. PENDAHULUAN sulit namun tetap harus tetap memberanikan diri


Banyaknya perusahaan futures trading membuat untuk mengambil keputusan, apakah melakukan
persaingan semakin ketat, perusahaan berlomba- switching, tetap mempertahankan transaksi hingga
lomba menarik hati calon investor dengan berbagai menunggu market reboud dengan konsekuensi
macam cara diantaranya dengan memberikan spread terjadi margin call dan segera memerlukan inject
yang rendah, margin in yang terjangkau, komisi yang dana dari nasabah atau mengambil tindakan cut
kompetitif, transaksi yang dilakukan secara online loose untuk mengurangi kerugian yang semakin
dengan program Meta Trading (MT4), analisis besar.
trading yang diberikan oleh professional trader, profit Tidak jarang ditemui trader melakukan transaksi
sharing, bahkan ada beberapa perusahaan futures hanya dengan mengandalkan feeling semata.
trading yang berani menjanjikan fixed income kepada Bertransaksi dengan cara yang demikian hanya
nasabah. akan mendatangkan kerugian karena trader tidak
Trader merupakan mediator antara nasabah memilliki dasar analisa yang kuat untuk melakukan
dengan market untuk melakukan transaksi jual atau transaksi. Penyebab mengapa trader mengandalkan
beli saham, forex, index, commodity di bursa feeling mereka adalah keengganan trader untuk
internasional. Trader berperan dalam eksekusi mempelajari salah satu dari sekian banyak metode
transaksi setelah sebelumnya melakukan analisis analisa baik fundamental maupun teknikal secara
teknikal maupun fundamental untuk melihat tren lebih mendalam. (Tryfino, 2012)
market. Semakin banyak volume transaksi yang Foreign Exchange (Valuta Asing) adalah mata
yang dilakukan oleh trader maka semakin banyak uang negara lain yang diperdagangkan diseluruh
pula komisi yang diperoleh trader tiap bulannya. dunia. Kelebihan trading valuta asing (foreign
Trader memperoleh keuntungan dari selisih exchange), yaitu: (1) Pelaku pasar dan volume
pergerakan harga, komisi dari volume transaksi transaksi terbesar diseluruh dunia, (2) Likuiditas
yang dilakukan, serta margin in ditiap bulannya. sangat tinggi, transaksi jual-beli terlaksana dalam
Fluktuasi nilai tukar mata uang asing / forex hitungan detik, (3) Pasar buka selama hampir 24
memberikan efek emosional yang sangat kuat bagi jam setiap hari kerja kecuali hari Sabtu dan
trader, diantaranya dapat berupa rasa cemas, Minggu, (4) Selisih tipis antara harga jual dan harga
serakah, panic, takut, stress bahkan depresi. beli, (5) Menjual mata uang dapat dilakukan lebih
Ketakutan muncul apabila ternyata market dulu tanpa harus membeli sebelumnya (short sell),
berlawanan arah yang antara lain disebabkan oleh (6) Transaksi dua arah memungkinkan untuk
berita-berita ekonomi yang diluar perkiraan dapat memperoleh keuntungan baik dalam keadaan pasar
mempengaruhi market. Transaksi mengalami turun sekalipun.
floating loose, ditambah dengan dana yang semakin Dalam menghadapi trading, diperlukan strategi,
minim sehingga membuat account semakin terseret. trading plan, money management, psikologi
Disinilah trader seringkali menemui pilihan yang trading, dan yang lebih utama adalah penguasaan

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 139


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

diri atau self control sebagai senjata paling ampuh kemampuan dalam keterampilan ini akan terus
untuk bisa menjalankan strategi yang dimiliki menerus bernaung melawan perasaan murung,
seorang trader untuk bisa menjalankan trading plan sementara mereka yang pintar akan dapat bangkit
atau menerapkan segala ilmu yang sudah dikuasai. kembali jauh lebih cepat. Kemampuan mengelola
(Haryadi, 2013) emosi meliputi kemampuan penguasaan diri dan
Seorang trader yang cerdas, dalam melakukan kemampuan menenangkan kembali.
pengambilan keputusan untuk trading lebih
3. Memotivasi diri sendiri, yaitu kemampuan untuk
mengutamakan pertimbangan rasional, bukan
mengatur emosi merupakan alat untuk mencapai
emosional. Kecerdasan emosi ini yang akan
tujuan dan sangat penting untuk memotivasi dan
mendorong kualitas keputusan untuk trading.
menguasai diri. Orang yang memiliki
Seorang trader yang memiliki kecerdasan
keterampilan ini cenderung lebih produktif dan
emosional yang tinggi cenderung memiliki
efektif dalam upaya apapun yang dikerjakannya.
kestabilan emosi yang baik sehingga mendukung
Kemampuan ini didasari oleh kemampuan
penyesuaian diri untuk menghadapi kesulitan secara
mengendalikan emosi, yaitu menahan diri
objektif, stabil, tidak mudah frustasi, senantiasa
terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan
berprestasi, mampu memotivasi diri terhadap kritik,
hati. Kemampuan ini meliputi: pengendalian
dan yang terpenting adalah mampu mengendalikan
dorongan hati, kekuatan berfikir positif dan
stress sekalipun dalam kondisi loose atau floating
optimis.
loose
Martinez dalam (Yuniarsih, 2009) 4. Mengenali emosi orang lain, kemampuan ini
mengemukakan bahwa kecerdasan emosi disebut empati, yaitu kemampuan yang
merupakan kesatuan dari keahlian non kognitif, bergantung pada kesadaran diri emosional,
kemampuan dan kompetensi yang mempengaruhi kemampuan ini merupakan keterampilan dasar
kemampuan seseorang dalam mengatasi lingkungan dalam bersosial. Orang empatik lebih mampu
dan tekanan. Senada dengan hal tersebut menurut menangkap sinyal-sinyal social tersembunyi
(Meyer, 2007) mendefinisikan kecerdasan yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan orang
emosional sebagai suatu kemampuan khusus atau dikehendaki orang lain.
membaca perasaan terdalam orang yang melakukan
kontak, dan menangani relasi secara efektif. 5. Membina hubungan. Seni membina hubungan
Sedangkan menurut (Ginanjar, 2007) kecerdasan social merupakan keterampilan mengelola emosi
emosional adalah sebuah kemampuan untuk orang lain, meliputi keterampilan social yang
“mendengarkan” bisikan emosi, dan menjadikannya menunjang popularitas, kepemimpinan dan
sebagai sumber informasi maha penting untuk keberhasilan hubungan antar pribadi.
memahami diri sendiri dan orang lain demi Menurut (Goleman, 2009) mengemukakan bahwa
mencapai tujuan”. ada beberapa factor yang mempengaruhi kecerdasan
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik emosional individu, yaitu:
kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah
kemampuan untuk merasakan, memahami, 1. Lingkungan keluarga. Kecerdasan emosi ini
menghargai, perasaan diri sendiri dan orang lain dapat diajarkan pada saat anak masih bayi
untuk menanggapinya dengan tepat, dengan contoh-contoh ekspresi, sebagai contoh:
mengimplementasikan kepekaan tenaga dan melatih kebiasaan hidup disiplin dan
emosional secara efektif dalam kehidupan dan bertanggung jawab, kemampuan berempati,
pekerjaan sehari-hari. kepedulian, dan sebagainya. Hal ini akan
Menurut (Goleman, 2009) menggambarkan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk
kecerdasan emosi dalam 5 aspek kemampuan utama, menangani dan menenangkan diri dalam
yaitu: menghadapi permasalahan, sehingga anak-anak
dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak
1. Mengenali emosi diri, yaitu kemampuan individu memiliki banyak masalah tingkah laku seperti
yang berfungsi untuk memantau perasaan dari tingkah laku kasar dan negative
waktu ke waktu, mencermati perasaan yang
muncul. Ketidakmampuan untuk mencermati 2. Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini adalah
perasaan yang sesungguhnya menandakan bahwa lingkungan masyarakat dan lingkungan
orang berada dalam kekuasaan emosi. penduduk. Pembelajaran ini biasanya
Kemampuan mengenali diri sendiri meliputi ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti
kesadaran diri. bermain peran. Anak berperan sebagai individu
di luar dirinya dengan emosi yang menyertainya
2. Mengelola emosi, yaitu kemampuan untuk sehingga anak akan mulai belajar mengerti orang
menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, lain. Perkembangan kecerdasan emosi dapat
kemurungan atau ketersinggungan dan akibat- ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk
akibat yang timbul karena kegagalan pelatihan diantaranya adalah pelatihan
keterampilan emosi dasar. Orang yang buruk

140 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk bertransaksi. Dengan adanya trading plan MI
pelatihan yang lainnya menjadi lebih disiplin dan berhati-hati dalam
mengelola dana nasabahnya, meskipun
bertentangan dengan nasabahnya yang selalu
II. METODE PENELITIAN menginginkan profit yang besar, MI selalu dapat
meyakinkan investornya tentang profit/ loose yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan
mungkin terjadi serta cara mengatasinya agar
kualitatif. Tipe penelitian yang digunakan dalam
investor tidak gegabah ketika trading. Ketika
penelitian ini adalah studi kasus. Tipe ini digunakan
sedang trading MI memilih berada didalam
karena ketertarikan peneliti untuk mengeksplorasi
ruangan, sambil tetap focus pada laptopnya
tema yang dianggap penting dalam penelitian ini,
memantau pergerakan harga. Ketika sedang open
yaitu kecerdasan emosi pada trader dalam
position, MI jarang terlihat berbaur bersama dengan
bertransaksi valuta asing, dimana para trader
rekan-rekannya. MI biasanya trading dengan 1 atau
mampu bertahan dalam menghadapi fluktuasi pasar
2 orang rekan dekatnya didalam ruangan, dan
valuta asing. Dalam menentukan subjek penelitian,
jarang terlihat berbaur dengan rekan-rekan yang
penulis menggunakan teknik kombinasi antara
lain, terkadang MI sharing dengan trader lain di
purposive dan snow ball sampling. Kriteria utama
bagian Research & Development untuk membahas
subjek dalam penelitian ini adalah: telah memiliki
tentang kondisi pasar. Ketika mood MI sedang tidak
nasabah untuk menanamkan modalnya dalam
baik, atau tidak dalam kondisi sehat biasanya MI
bentuk trading di pasar valuta asing /forex,
tidak memaksakan diri untuk trading, kecuali jika
memiliki account real dan sedang trading di pasar
ada posisi floating.
valuta asing, telah menjadi trader minimal 1 tahun,
dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Ketika sedang trading JL justru cenderung lebih
berbaur bersama dengan rekan-rekannya yang lain
Adapun perbedaan penelitian-penelitian
sambil mendengarkan musik, memantau situs berita
sebelumnya dengan penelitian ini adalah pada
di internet, atau sesekali streaming acara TV.
pokok pembahasannya, yaitu dalam penelitian ini
Terkadang JL trading di cafe atau di rumah
lebih difokuskan pada aspek kecerdasan emosi dari
nasabahnya, agar nasabah sekaligus dapat belajar
trader dikaitkan dengan kemampuannya dalam
tentang forex lebih jelas. Subjek JL trading dengan
menghadapi fluktuasi pasar valuta asing. Dimana menggunakan sistem robotik sehingga tidak perlu
pergerakan harga dalam pasar valuta asing terjadi khawatir menderita loose banyak. Sebelum market
selama 24 jam non stop lebih fluktuatif di buka JL telah melakukan analisa dengan melihat
dibandingkan dengan saham, index, atau komoditi. harga penutupan kemarin, trend pasar, berita
Trader dalam penelitian ini adalah seseorang yang ekonomi yang beredar, dll. Selanjutnya JL
bekerja pada perusahaan futures trading dan menetapkan berapa point profit/ loose yang
diberikan mandat oleh nasabah untuk mengelola diinginkan, dengan demikian jika harga sudah
dan mengembangkan dana nasabah dalam bentuk menyentuh yang ditetapkan tersebut maka akan
trading di pasar valuta asing. Dengan demikian secara otomatis JL akan menutup posisi transaksi.
seorang trader diharapkan bertanggung jawab serta Menurut JL prinsip dalam trading terletak pada
berhati-hati dalam mengelola dana nasabahnya, hal persetujuan dari investor sebagai pemilik modal,
ini jelas akan mempengaruhi emosi trader dalam sebelum trading JL selalu menginformasikan
bertransaksi valuta asing. kepada nasabah tentang kondisi pasar dan analisa
sebagai dasar untuk membuka posisi trading,
termasuk profit/ loose termasuk resikonya jika
III. HASIL DAN PEMBAHASAN sewaktu-waktu investor harus inject dana.
Berikut pembahasan tematik dari masing-masing Meskipun demikian selama ini nasabah JL
tema yang ada pada tiga subjek penelitian ini: mempercayakan sepenuhnya trading kepada JL.
1. Mengenali Emosi Diri Ketika sedang trading AR memilih trading di
floor bersama dengan rekan-rekannya, AR memilih
Kecerdasan emosi pada ranah pertama ini, duduk menyendiri dan focus terhadap account nya.
terlihat pada ketiga subjek. Subjek MI tergolong Subjek AR tipikal trader yang melihat peluang
trader yang tidak berani mengambil resiko besar dipasar dengan menggunakan analisa fundamental,
dalam bertransaksi, sebelum trading MI telah berita ekonomi seperti pemangkasan suku bunga,
menetapkan profit yang dibuatnya dalam trading Federal Open Market Committe (FOMC) meeting,
plan. Ketika trading profit yang diambil tidak Trade Balance Report, Non Farm Payroll,
banyak, namun MI sering keluar masuk pasar jika Consumer Price Index, dll. Jika secara analisa
trend pasar mendukung untuk trading. Ketika teknikal dan fundamental mendukung, maka subjek
trading MI jarang meminta saran dari orang lain, langsung membuka posisi untuk transaksi.
MI lebih sering menganalisa pasar sendiri dengan Terkadang dalam bertransaksi AR meminta saran
melihat berita dan pergerakan pasar kemudian dari rekan-rekan senior nya, meskipun demikian
membuat trading plan sebagai acuan dalam

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 141


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dalam prakteknya AR trading sesuai dengan transaksi. MI menyenangi profesinya sekarang


analisanya sendiri. Untuk itu AR sering mengikuti karena menurutnya banyak ilmu yang diperoleh MI
perkembangan pasar lewat berita seperti CNBC, seputar transaksi dan mekanisme investasi derivatif,
Bloomberg, Finance Roll, Forex Factory, dll. menganalisa pasar secara teknikal maupun
fundamental, manajemen risiko sampai dengan
2. Mengelola Emosi
mengontrol emosi ketika trading. Keuntungan lain
Saat tren pasar berada pada zona merah dan adalah penghasilan yang didapat jauh lebih besar
posisi account MI floating loose, MI sempat merasa dari bekerja di bank. Untuk itu MI rutin mengikuti
takut namun MI tetap yakin jika account nya akan seminar-seminar tentang forex dan focus belajar
profit. MI harus tetap tenang dan yakin market akan tentang berbagai macam indicator dalam
rebound, untuk itu MI benar-benar memperhatikan menganalisis teknikal market.
trend pasar. Jika mendapat profit tentu MI merasa
JL sangat menyenangi profesinya karena dengan
senang terlebih dengan komisi yang diberikan
kemampuannya dapat membuat nasabah puas
perusahaan di luar gajinya, namun jika sedang
dengan trading record yang baik sehingga nasabah
floating loose MI khawatir dengan account nya dan
tidak segan-segan untuk mempercayakan uangnya
terus memantau market dan perkembangannya
dikelola oleh JL. Nasabah JL juga mereferensikan
hingga larut malam di kantor.
kepada rekan-rekan bisnisnya untuk trading forex.
Subjek JL menyikapi untung dan rugi sebagai hal Saat ini untuk menambah kemampuan JL
yang biasa dalam trading, yang terpenting ketika menganalisa pasar, JL memperdalam lagi ilmunya
trading adalah memperhatikan dan mengikuti trend tentang seluk beluk bisnis futures trading,
pasar, bukan ikut-ikutan atau trading berdasarkan instrumen derivatif keuangan, Undang-Undang dan
feeling. Jika mengalami kerugian, JL telah mekanisme dalam Perdagangan Berjangka,
memperkirakan sebelumnya sehingga tidak terlalu Manajemen risiko, dll. JL ingin segera untuk
banyak mengalami kerugian. JL biasanya membatasi mengikuti tes wakil pialang, dengan demikian JL
untuk kerugian antara 20 sampai 30 point saja pada memiliki sertifikat yang merupakan nilai tambah
setiap transaksi. Menghadapi fluktuasi pasar JL baginya untuk menawarkan forex kepada calon
cenderung bersikap santai, agar tidak mempengaruhi nasabah.
emosinya saat trading atau menjadi serakah ketika
Ketika harga menurun AR sharing kepada
profit sehingga JL tetap bisa berhati-hati dan
teman-temannya tentang perkembangan pasar, jika
disiplin. Ketika sedang mengalami loose JL
berdasarkan analisisnya market tidak mendukung
memanfaatkan waktu dengan coffee break di luar
maka subjek memilih untuk cut loose sambil
kantor bersama dengan rekan-rekannya sesama
bersiap-siap untuk meminta inject dana kepada
trader sambil membahas perkembangan pasar.
nasabah. Subjek AR merasa senang jika
Ketika tren market menurun, AR sharing kepada mendapatkan keuntungan selain gaji, seperti :
teman-temannya tentang perkembangan pasar. Jika komisi, allowance dan fasilitas lain yang diberikan
berdasarkan analisisnya market tidak akan rebound, oleh perusahaan. AR juga merasa senang jika dari
subjek memilih untuk cut loose sambil bersiap-siap hasil tradingnya tersebut juga dapat disisihkan
untuk meminta inject dana kepada nasabah. Ketika kepada orang yang tidak mampu. Jika menderita
sedang loose subjek tetap tenang dan berpikir kerugian terkadang AR menggunakan uang
tentang strategi trading, jika dana dan berdasarkan pribadinya untuk inject dana agar dapat trading
analisis teknikal serta berita ekonomi mendukung kembali dan menambah sustain power acount-nya.
maka AR langsung switching account nya dengan AR juga menginginkan untuk ekspansi ke dalam
membuka posisi baru yang berlawanan dengan transaksi index yang menurutnya lebih menantang
posisi semula. Disela-sela waktu trading, sesekali ketimbang forex, untuk itu AR semakin rajin
AR memanfaatkan waktu untuk chatting dengan mempelajari tentang index secara otodidak,
rekan-rekannya via social media, atau memantau mengikuti seminar, sampai dengan mencoba demo
berita yang sedang tren di masyarakat account.

3. Memotivasi Diri Sendiri 4. Mengenali Emosi Orang Lain


Prinsip MI dalam trading adalah jika kondisi Karena real account trading MI jumlahnya
pasar mendukung S trading, MI trading di saat di terbatas, MI semakin peduli terhadap account nya.
mana benar-benar berpeluang profit. Kalaupun MI merasa sedih jika nasabahnya loose namun MI
market terus naik, dan keuntungan pun bertambah tidak dapat berbuat apa-apa selain tetap tegar dan
maka S tidak serakah untuk terus menerus mengejar berusaha untuk menyusun strategi trading lebih
profit. Cara MI mengatasi pergerakan harga yang baik lagi. Menghadapi nasabah yang selalu ingin
cenderung menurun adalah cut loose daripada harus tau profit/ loose account nya membuat MI
menanggung kerugian yang semakin besar, MI terkadang merasa kesal terutama jika sedang fokus
membatasi kerugian sekitar 30-50 point per trading dan floating, namun MI tetap sabar

142 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

menjelaskan kepada nasabah dengan menenangkan rekan nasabahnya, rekan-rekan sekolahnya dulu
bahwa account nya akan dijaga baik-baik. atau atasan ditempat kerja sebelumnya, selain itu
MI juga ikut serta sebagai pengurus dalam
Dalam posisi loose/ profit, JL selalu
komunitas broker.
menginformasikan kepada nasabahnya, ada perasaan
bersalah jika account mengalami loose. Jika account JL tergabung dalam organisasi IKOFX yang
nya loose, JL tidak akan membiarkan loose lebih beranggotakan trader junior maupun senior,
parah lagi dan biasanya JL akan membuka posisi organisasi tersebut sering mengadakan pertemuan
baru untuk menutup kerugiannya tersebut. Cara JL untuk membahas permasalahan yang berkaitan
menghadapi nasabah yang serba ingin tau tentang dengan pasar valuta asing, trend market, training
account adalah dengan menjelaskan secara baik-baik indikator analisis dalam trading, serta isu-isu
kondisi pasar, account dan transaksi yang terjadi. JL penting dalam dunia pasar modal baik dalam
terkadang mengundang nasabah untuk datang ke maupun luar negeri. JL aktif memperkenalkan
kantor atau ke rumah nasabahnya, hal ini dilakukan bisnis forex lewat media sosialnya, JL berpendapat
agar kelak nasabah juga mampu trading sendiri. bahwa transaksi forex dapat dilakukan bukan hanya
oleh pengusaha, mahasiswa atau ibu rumah tangga
Ketika account AR dalam posisi profit/ loose,
dapat trading forex. Bahkan dengan modal 1 juta
AR selalu memberitahukan posisi trading kepada
rupiah saja sudah dapat bertransaksi forex dengan
nasabahnya baik melalui telpon atau trading report
spread yang lebih rendah, dan dapat diakses secara
yang dikirimkan oleh AR melalui email atau fax.
online dari smartphone nasabah. JL memiliki
Jika sedang loose AR tidak memaksakan diri untuk
hubungan yang baik dengan nasabahnya meskipun
floating, AR memilih untuk cut loose dan
account nasabah JL pernah mengalami kerugian. JL
meninggalkan kantor sejenak untuk refreshing. AR
juga mampu menjalin hubungan yang baik dengan
memiliki hubungan yang baik dengan nasabahnya
rekan-rekan nasabahnya. JL sering membantu
meskipun AR pernah mengalami loose yang
mereka belajar demo accunt sebelum trading
berdampak merugikan nasabahnya namun AR
sungguhan.
mampu meyakinkan dan memberikan support ke
nasabahnya untuk tetap survive karena AR yakin Di kantor AR memiliki hubungan yang baik
market akan rebound. Meskipun bisnis futures dengan sesama rekan kerjanya. Ketika rekannya
trading beresiko tinggi namun jika kita mampu mengalami floating loose, AR memberikan support
menganalisis dan paham manajemen risiko, maka kepada rekan-rekannya untuk tetap sabar sambil
keuntungan yang didapatkan juga besar. terus belajar tentang trading. AR sering berbagi
informasi tentang kondisi pasar, meski berbeda
5. Membina Hubungan
pendapat namun AR merasa senang karena ada
Dihari Senin pagi setiap minggunya di rekan-rekannya yang dapat diajak untuk sharing. Di
perusahaan MI diadakan meeting untuk memantau setiap hari Jumat AR sering mengadakan acara
pergerakan pasar dan kinerja para trader, dalam seperti makan bersama di luar kantor, jalan-jalan
acara tersebut MI sering memberikan analisanya atau karaoke bersama untuk meningkatkan
tentang pasar sambil terus memotivasi rekan- keakraban antar trader. Hubungan AR dengan
rekannya untuk tetap semangat menghadapi kondisi nasabahnya tergolong baik, hal ini ditandai dengan
pasar. MI menginginkan rekan-rekan nya lebih hampir 2 tahun nasabahnya mempercayakan
memperluas pengetahuan dan kemampuan dalam uangnya untuk dikelola oleh AR meskipun di
menganalisis pasar. MI juga menginginkan agar perusahaan futures trading yang berbeda. AR
pemerintah lebih mensosialisasikan bisnis futures termasuk orang yang aktif dalam organisasi
trading sebagai bentuk investasi derivatif mengenal kemasyarakatan dan memiliki hubungan yang baik
investasi derivatif yang menguntungkan dan bukan dengan para anggotanya sehingga beberapa
hanya stigma-stigma yang berbedar di masyarakat. rekannya ada yang di follow up untuk bergabung
Untuk itu MI berharap agar pemerintah, Bursa ke dalam bisnis futures trading.
Berjangka Jakarta (BBJ), Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka dan Komoditi
(BAPPEBTI), Kliring Berjangka Indonesia (KBI), IV. KESIMPULAN
dapat lebih mengawasi secara selektif perusahaan
Pada bagian akhir dari penelitian ini, peneliti akan
futures trading untuk menjamin keamanan dana
memaparkan beberapa kesimpulan yang didapatkan
nasabah. Hubungan MI dengan nasabahnya
dari hasil penelitian tersebut. Kesimpulan-
tergolong baik meskipun pernah mengalami
kesimpulan tersebut antara lain:
kerugian namun MI dapat mengembalikan
kepercayaan nasabah, diantaranya dengan bersikap 1. Kecerdasan emosi dalam bertransaksi valuta
terbuka terhadap kondisi pasar, serta resikonya. asing pada trader dalam penelitian ini adalah
Meskipun MI sudah memiliki nasabah, MI masih menggunakan teori dari Goleman . Berdasarkan
terus mencari nasabah baru. MI tidak segan-segan lima ranah yang digunakan trader untuk
untuk mempromosikan tentang forex ke rekan- kecerdasan emosi dalam bertransaksi forex,

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 143


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

terdapat lima ranah yang muncul sehingga trader REFERENSI


dapat bertransaksi valuta asing/ forex dengan
Ginanjar, A. (2007). Rahasia Sukses
cara yang aman. Adapun kelima ranah tersebut
Membangkitkan ESQ Power. Jakarta: ARGA.
adalah: mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang Goleman, D. (2009). Emotional Intelligence. .
lain dan membina hubungan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Emosi pada saat bertransaksi valuta asing terlihat
ketika trader melakukan menganalisis pasar dan Haryadi, R. (2013). Start Up, Jangan Jadi Trader
dilanjutkan dengan trading. Jika analisanya tepat Sebelum Baca Buku Ini. Jakarta: Visi Media.
dan transaksi yang dilakukan mendapatkan
keuntungan maka dan menimbulkan kepuasan Meyer, H. (2007). Manajemen dengan Kecerdasan
tersendiri bagi trader seperti meningkatkan rasa Emosional. Bandung : Nuansa.
percaya diri, memperoleh keuntungan diluar gaji
Tryfino. (2012). Kesalahan Psikologis yang
berupa komisi, selain itu kepercayaan dari
Memiskinkan Investor Saham. Jakarta: Trans
nasabah juga meningkat karena dananya dikelola
Media Pustaka.
dengan serta yakin investasinya berkembang
dibisnis tersebut. Sebaliknya jika analisanya Yuniarsih, T. &. (2009). Manajemen Sumber Daya
keliru, market berlawanan arah mengalami Manusia Teori, Aplikasi, dan Isu Penelitian.
floating loose ditambah dengan sustain power Bandung : Alfabeta .
yang rendah maka akan menimbulkan rasa takut,
cemas bahkan stress. Trader khawatir jika
nasabah dirugikan maka akan berdampak pada
timbulnya konflik dengan nasabah dan
berdampak pada enggannya nasabah untuk inject
dana sehingga trader tidak dapat bertransaksi
lagi. Terlebih jika nasabah menarik seluruh
dananya (with drawal) maka trader juga
mengalami kerugian berupa tidak dapat trading
sehingga berpengaruh terhadap penghasilan
trader.

144 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Kinerja


Karyawan Dengan Menggunakan Job Satisfaction Survey (JSS)
Bayu Wirawan D.S

Program Studi Teknik Batik


Politeknik Pusmanu
E-mail: bayuwirawands@gmail.com

Abstract - This This study examines which factors affect employees’ job satisfaction and tests the relationship
between overall job satisfaction and work performance using Job Satisfaction Survey (JSS) Spector. From the
result of Job Satisfaction Survey (JJS) analysis, the overall job satisfaction score of the respondents is 101.9,
which is an indication that the average responseis represent ambivalence. While the average performance rating
is 4, is represent most of the respondent's performance rank is on target plus (OTP). The result of the analysis
that Job satisfaction is influenced by variable of pay, promotion, Supervision, Fringe benefit, Contingent
rewards, Operating conditions, Coworkers, Nature of work, dan Communication. And Work performace is
influenced by job satisfaction.

Keywords: Job satisfaction, Work performance, Job Satisfaction Survey (JSS)

I. PENDAHULUAN 2.2 Pengukuran Kepuasan Kerja


Kepuasan kerja (Job satisfaction) adalah sikap Alat yang digunakan untuk mendukung
seseorang terhadap pekerjaan mereka. Hal tersebut penelitian adalah kuesioner. variabel pertama dalam
dihasilkan dari persepsi mereka mengenai pekerjaan studi adalah variabel kepuasan kerja dengan memilih
mereka dan tingkat kesesuaian antara individu dan Job Satisfaction Survey (JSS) yang dikembangkan
organisasi. (Ivancevich, 2014). dan diciptakan oleh Paul Spector, dan bagian
terakhir mengukur variabel prestasi kerja berkaitan
Dalam aspek perilaku kerja karyawan, kepuasan dengan peringkat penilaian kinerja.
kerja (job satisfaction) dan kinerja karyawan
menjadi aspek penting, dimana aspek perilaku- 2.3 Pengukuran Peringkat Kinerja
perilaku kerja karyawan digunakan dalam Bagian ini didasarkan pada kriteria yang tercantum
menetapkan keputusan-keputusan dan kebijakan- di atas dalam penilaian kinerja tahunan karyawan
kebijakan dalam bidang Sumber Daya Manusia yang bekerja di kantor Dinas Pemberdayaan
(SDM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
faktor-faktor yang mempengaruhi job satisfaction Kota Pekalongan. Pilihan respon didasarkan pada 5
dan hubungan dengan kinerja karyawan pilihan mencerminkan peringkat kinerja tahunan
responden.
II. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Sumber data 2.4 Kerangka Konseptual
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer. Dari uraian pada latar belakang tentang penelitian
Data primer didapatkan dengan menggunakan terdahulu, dibangun sebuah model penelitian dimana
metode survai dengan alat bantu kuisioner. dengan job satisfaction dipengaruhi oleh pay, promotion,
jumlah sampel 11. Supervision, Fringe benefit, Contingent rewards,
Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul maka Operating conditions, Coworkers, Nature of work,
dilakukan pengolahan data dengan menganalisis dan Communication sedangkan work performance
faktor-faktor yang mempengaruhi job satisfaction dipengaruhi oleh job satisfaction. (Spector, 1997)
dan work performance karyawan serta hubungan
antara variabel-variabel tersebut.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan
uji korelasi Spearman menggunakan software IBM
SPPSS Statistics 20.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 145


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Tabel 1. Item Kepuasan Kerja


Pay

Promotion

Quality of
Supervision

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kepuasan


Fringe benefits keseluruhan responden adalah skor 101.9, yang
merupakan indikasi bahwa tanggapan rata-rata
masuk kategori ragu-ragu yang berkisar antara nilai
Job Work
90 sampai 120.
Contingent
rewards satisfaction Performance Adapun hasil tingkat kepuasan, menunjukkan bahwa
ada 11 responden (100%) dari sampel memiliki
tingkat respon ragu-ragu. Gambar 2 menggambarkan
Operating tingkat kepuasan secara keseluruhan.
conditions

Coworker

Nature of work

Communication
Gambar 2. Tingkat kepuasan

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian Skor JSS masing-masing kategori variabel


adalah sebagai berikut :skor dari 4 sampai 10
mewakili ketidakpuasan, skor 10-13 mewakili ragu-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ragu dan skor 13-20 mewakili kepuasan.
3.1 Hasil Survei Kepuasan Kerja 1. Gaji
Untuk variabel kepuasan kerja gaji, skor rata-rata
Job Satisfaction Survey (JSS) terdiri dari 36 item, adalah 11.45 yang menunjukkan bahwa
sembilan skala faset untuk mengukur sikap responden ragu-ragu dengan variabel gaji
karyawan tentang pekerjaan dan aspek pekerjaan mereka.
yang dianggap variabel utama dari penelitian ini 2. Kesempatan promosi
dalam kaitannya dengan kepuasan kerja yaitu gaji, Untuk variabel kepuasan kerja promosi, skor rata-
promosi, supervisi, tunjangan, penghargaan terhadap rata adalah 10.90 yang menunjukkan bahwa
hasil kerja, prosedur operasi, rekan kerja, karyawan merasa ragu -ragu dalam hal aspek
karakteristik pekerjaan, dan komunikasi (Spector, promosi.
1997 ). 3. Supervisi (Pengawasan)

146 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Untuk variabel kepuasan kerja supervisi


(pengawasan) skor rata-rata adalah 12.0 yang
menunjukkan bahwa responden ragu-ragu
dengan hubungan supervisor mereka.
4. Tunjangan
Untuk variabel kepuasan kerja tunjangan, skor
rata-rata adalah 11.0 yang menunjukkan perasaan
ragu-ragu dalam hal tunjangan mereka.
5. Penghargaan terhadap hasil kerja
Untuk variabel kepuasan kerja penghargaan
terhadap hasil kerja, skor rata-rata adalah 13.0
menunjukkan bahwa responden puas dengan
penghargaan terhadap hasil kerja mereka.
Gambar 3.Tingkat kinerja
6. Prosedur operasi (beban kerja)
Untuk variabel kepuasan kerja Prosedur operasi
3.3 Analisis Kepuasan Kerja
(beban kerja), skor rata-rata adalah 11.9
Uji statistik Spearman dilakukan untuk menganalisis
menunjukkan bahwa responden ragu-ragu
apakah hubungan ada antara kepuasan kerja operator
dengan prosedur operasi mereka.
dengan variabel gaji, promosi, supervisi, tunjangan,
7. Rekan kerja
penghargaan terhadap hasil kerja, prosedur operasi,
Untuk variabel kepuasan kerja rekan kerja, skor
rekan kerja, karakteristik pekerjaan, dan komunikasi.
rata-rata adalah 9.63 yang menunjukkan bahwa
responden merasa tidak puas dengan rekan kerja
Tabel 2. Korelasi Spearman antara Kepuasan
mereka. kerja dan variable kepuasan kerja
8. Karakteristik pekerjaan
kepuasan prosedur rekan_ karakteristik_
Untuk variabel kepuasan kerja karakteristik _kerja gaji promosi supervisi tunjangan penghargaan _operasi kerja pekerjaan komunikasi
pekerjaan, skor rata-rata adalah 9.81 yang Spearman' kepuasan_ Corre 1,000 ,417 ,609* ,513 ,188 ,592 ,487 ,120 ,752
** ,261
menunjukkan bahwa responden merasa tidak s rho kerja lation
Sig. ,202 ,047 ,107 ,581 ,055 ,128 ,726 ,008 ,439
puas dengan karakteristik pekerjaan mereka. (2-
gaji Corre ,417 1,000
9. Komunikasi lation
Untuk variabel kepuasan kerja komunikasi, skor Sig. ,202
(2-
rata-rata adalah 12.27 yang menunjukkan bahwa promosi Corre ,609* 1,000
responden merasa ragu-ragu dengan komunikasi. lation
Sig. ,047
(2-
supervisi Corre ,513 1,000
3.2 Hasil Penilaian Kinerja lation
Peringkat kinerja didasarkan pada tanggapan dari Sig. ,107
(2-
responden yang mencerminkan peringkat penilaian tunjangan Corre ,188 1,000
kinerja tahunan berdasarkan kinerja mereka. Hasil lation
Sig. ,581
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata peringkat (2-
pengharga Corre ,592 1,000
kinerja adalah 4, yang menunjukkan bahwa sebagian an lation
besar responden peringkat kinerjanya adalah diatas Sig. ,055
(2-
target. prosedur_o Corre ,487 1,000
perasi lation
Dari sampel, peringkat kinerja 2 responden (18.2%) Sig. ,128
diatas target, 3 responden (27.3%) adalah sesuai (2-
rekan_kerj Corre ,120 1,000
target, 5 responden (45.5%) adalah luar biasa, dan a lation
Sig. ,726
hanya 0 responden (0%) adalah dibawah target, dan
(2-
0 responden (0%) tidak dapat diterima. Gambar 3 karakteristi Corre ,752** 1,000
k_pekerjaa lation
menggambarkan tingkat kinerja secara keseluruhan. n Sig. ,008
(2-
komunikasi Corre ,261 1,000
lation
Sig. ,439
(2-

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 147


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Seperti terlihat pada tabel di atas, uji korelasi menggambarkan hubungan antara kepuasan kerja
Spearman adalah signifikan pada tingkat 0,01. Maka secara keseluruhan dan variabel penilaian kinerja.
hasil korelasi diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
yang mewakili berbagai variasi signifikansi sebagai Tabel 3. Korelasi antara kepuasan kerja dan kinerja
berikut :
kepuasan_
kerja kinerja
1. Ada korelasi positif dan kuat antara kepuasan
Spearman' kepuasan_kerja Correlatio 1,000 -,290
kerja dengan variabel : s rho Sig. (2- ,386
a. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan kinerja Correlatio -,290 1,000
kesempatan promosi, karena kedua variabel Sig. (2- ,386
secara signifikan berkorelasi pada koefisien
korelasi sama dengan 0.609.
Dari hasil analisis korelasi Spearman didapat
b. Ada korelasi antara kepuasan dengan
korelasi antara kepuasan kerja dengan kinerja adalah
karakteristik pekerjaan, karena kedua
0.29. Menurut tingkat keeratan antara variabel bebas
variabel secara signifikan berkorelasi pada
dengan variabel terikat menunjukkan bahwa terjadi
koefisien korelasi sama dengan 0.752
hubungan yang rendah tetapi pasti antara kepuasan
kerja dengan kinerja.
2. Ada korelasi positif dan moderat (sedang) antara
kepuasan kerja dengan variabel :
IV. KESIMPULAN
a. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan gaji,
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
kedua variabel yang signifikan pada koefisien
mengenai job satisfaction dan work performance
korelasi sama dengan 0.417. pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan
b. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan
dan Perlindungan Anak Kota Pekalongan maka :
komunikasi, kedua variabel yang signifikan 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa Job
pada koefisien korelasi sama dengan 0.439.
satisfaction dipengaruhi oleh variabel gaji,
c. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan
kesempatan promosi, supervisi, tunjangan,
prosedur operasi, kedua variabel yang penghargaan terhadap hasil kerja, prosedur
signifikan pada koefisien korelasi sama dengan
operasi, rekan kerja, karakteristik pekerjaan dan
0.487. komunikasi.
d. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa Work
supervisi (pengawasan), kedua variabel yang
performace dipengaruhi oleh job satisfaction.
signifikan pada koefisien korelasi sama dengan 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan
0.513.
antara karyawan yang bekerja di Dinas
e. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
penghargaan terhadap hasil kerja, kedua Perlindungan Anak Kota Pekalongan dengan
variabel yang signifikan pada koefisien korelasi
rekan kerja sangat lemah. Sehingga sangat
sama dengan 0.592. penting bagi manajemen untuk menciptakan
hubungan kerja (team work) yang baik diantara
3. Ada korelasi sangat lemah antara karyawan.
kepuasan kerja dengan variabel :
a. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan
REFERENSI
rekan kerja, kedua variabel yang signifikan
pada koefisien korelasi sama dengan 0.12. Ivancevich, John M et al. (2014). Organizational
b. Ada korelasi antara kepuasan kerja dengan Behavior and Management.Mc Graw Hill.
tunjagan kerja, kedua variabel yang signifikan Spector, Paul E. (1997). Job satisfaction
pada koefisien korelasi sama dengan 0.188. Application, Assessment, Cause, and
Consequences, Sage Publications. London
3.4 Keseluruhan Kepuasan Kerja dan Analisis Younes, May Ramy. (2012). Job Satisfaction and
Kinerja Kerja Work Performance A Case Study of The
Fokus lain dari penelitian ini adalah untuk mengukur American University in Cairo. Thesis, The
apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dan American University in Cairo.
kinerja. Oleh karena itu, uji statistik Spearman
digunakan untuk menilai data statistik. Tabel 2

148 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Pengaruh Produk dan Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan

Iwan Asmadi
Politeknik Tunas Pemuda
Jl. KH. M. Dahlan No.11 Tanjakan, Rajeg Tangerang – Banten
email: iwan_asmadi@yahoo.com

Abstract - Tanah Abang Center of Grocery is the most famoust grocery of people, even local or international.
There is so many trader of tekstile and Escada shop is the ones. Because so many trader at there, so the
compete is so tight. Therefore the trader must be demanded for willing the best product and give the best service.
The kind of product or price can be the same between the trader. To take the consument the different is good
service that make costumer being satisfied and be glad when take a shop at Escada. The costumer satisfied is
the most important factor for every kind of business that must be kept, that the hopes and the needs of customer
can be take over there. This research is to purpose for knowing about product influence to take costumer
satisfaction, and the influence of service to take customer satisfaction. Than product influence and service in the
same time to take customer satisfaction at Escada shop.

Keywords : product, service and customer satisfaction

I. PENDAHULUAN tidak ada pendapatan, tidak ada laba tidak ada arus
kas dan oleh karena itu tidak ada bisnis.
Persaingan perdagangan global merupakan
fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana
bisnis. Hal ini di tandai dengan banyaknya keinginan, harapan, dan kebutuhan pelanggan dapat
bermunculan pusat-pusat pasar grosir hampir dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan
diseluruh kota-kota besar. Pasar Tanah Abang apabila pelayanan tersebut dapat memenuhi
merupakan salah satu pusat grosir terbesar di kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran
Jakarta. Hal yang menarik oleh penulis terhadap kepuasan pelanggan merupakan elemen penting
Pasar Tanah Abang adalah merupakan pasar tekstil dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik,
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat dan lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan
merupakan pusat tekstil multi etnis, pelaku bisnis merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang
dikawasan ini diantaranya suku Minang, Thionghoa, disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dikatakan
Arab, Sunda, Jawa dan Betawi. Definisi pasar tidak efektif dan efesien dan jauh dari optimal.
sendiri menurut Bilson Simamora (2001 : 6) adalah (Philip Kotler, 1997 : 36) Kepuasan pelanggan
sekumpulan pembeli aktual dan pembeli potensial adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
terhadap suatu produk. Jadi pasar adalah pembeli, berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
bukan sekedar pemakai (consumer) kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya. Artinya kepuasan merupakan fungsi
Pasar Tanah Abang Blok A mempunyai sejarah
dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja berada
sendiri dan musibah kebakarnya ribuan kios di Pasar
dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja
Tanah Abang Blok A pada tanggal 19 Mei 2003
memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja
menambah panjangnya catatan sejarah bagi pasar
melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang.
tekstil tersebut. Dua tahun sejak terbakarnya ribuan
kios Pasar Abang dibangunlah Pusat Grosir Pasar Organisasi apapun didunia ini mempunyai tujuan
Tanah Abang Blok A yaitu pasar tradisional yang yang sama yaitu kelangsungan hidup jangka panjang
dibangun dengan konsep modern dengan harapan ( longterm growths ). Begitu pula dengan
pedagang dan pembeli merasa nyaman bertransaksi perusahaan baik perusahaan besar, kecil maupun
dipasar ini. Adanya pasar ini persaingan diantara para pedagang mereka menginginkan kelangsungan
pedagang sangat ketat. Untuk itulah pedagang hidup usahanya untuk jangka panjang. Untuk itulah
berusaha memberikan yang terbaik kepada meraka merasa perlu dan harus menjaga dan
pelanggannya guna memuaskan pelangganya. memelihara hubungan dengan para pelanggan,
mencari juga menambah pelanggan baru. Usaha ini
Kepuasan pelanggan adalah faktor yang sangat
perlu dilakukan untuk mendapatkan kesinambungan
penting bagi setiap kegiatan bisnis yang harus terus
secara optimal antara kepentingan perusahaan /
dijaga. ( Don Sexton, Phd 2007 : 199 ) Customer /
pedagang dengan pelayanan yang merupakan salah
Pelanggan adalah orang yang menganggap produk
satu aktivitas utama dan penting yang diberikan
atau jasa anda layak untuk dibeli dan akhirnya
perusahaan / pedagang terhadap kepuasan
membeli produk atau jasa itu. Tanpa konsumen,
pelanggan. Selain itu para pedagang dituntut untuk

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 149


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

lebih kreatif dan mempunyai kemampuan dalam Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sasaran
menafsirkan kebutuhan – kebutuhan pelanggan dan yang ingin dicapai oleh Toko Escada secara umum
trend busana yang sedang digemari oleh masyarakat. adalah :
sehingga para pedagang dapat menyediakan produk- 1. Tersedianya produk tekstil yang dapat
produk tekstil yang sedang menjadi trend atau yang memenuhi kebutuhan para pelanggan yang
dicari oleh para pelanggan tersebut. beraneka ragam.
2. Mampu memenuhi kualitas produk tekstil sesuai
Dengan penafsiran yang dilakukan oleh para
yang dinginkan pelanggan.
pedagang tersebut tentunya akan mempunyai nilai
3. Adanya pelayanan yang berkesinambungan dan
tambah tersendiri bagi para pedagang / pebisnis
berlangsung terus-menerus terhadap pelanggan
dibidang yang menyangkut pada penilaian
yang datang berbelanja.
pelanggan terhadap citra pedagang pasar grosir
4. Ekonomis yaitu harga produk tekstil yang
tanah abang blok A. khususnya Toko Tekstil Escada.
diberikan dapat terjangkau oleh para pelanggan.
Karena para pedaganga tekstil di pusat grosir tekstil
Pedagang mendapatkan keuntungan dan
pasar tanah abang Blok A telah mampu
pelanggan mendapatkan manfaat sesuai dengan
menyediakan dan memberikan apa yang diinginkan
harga dibayar.
oleh pelanggan.
5. Apabila kita perhatikan masalah tersebut diatas,
Toko tekstil Escada selama ini telah berjalan tegak maka peningkatan kepuasan pelanggan dapat
diantara banyaknya pedagang – pedagang tekstil ditingkatkan melalui tahapan-tahapan sebagai
lainya yang berada dipasar tanah abang, dan selama berikut :
ini pula telah menemani masyarakat Jakarta a. Adanya pengembangan dan penciptaan
khusunya dan Indonesia umumnya dalam prosedur yang relevan, bersahabat, efektif,
memenuhi kebutuhan tekstil. efesien, hemat waktu dan tidak berbelit-
belit terhadap pelanggan.
Pada dasarnya pelanggan dalam membeli
b. Adanya penyelesaian masalah yang kreatif
kebutuhannya bukan hanya terletak pada produk
(tidak merugiikan perusahaan juga
yang dipilihnya untuk dibeli melainkan pelanggan
pelanggan / win win solution)
perlu mendapatkan manfaat yang akan diperoleh
c. Selalu ramah dan bijaksana dalam
dari produk yang dibelinya tersebut.
menghadapi pelanggan yang berasal dari
Dengan kepuasan yang didapatkan oleh berbagai golongan, etnis, usia, jenis
pelanggan maka dengan sendirinya pedagang Pasar kelamin, serta karakter dan budaya yang
Tanah Abang telah menciptakan image positif berbeda-beda.
terhadap pelanggan, yang biasanya perlu adanya d. Dari uraian diatas maka dapat dikatakan itu
jaminan kualitas atas produk yang dibeli oleh semua tidak terlepas dari faktor sumber
pelanggan. Baik buruknya citra suatu perusahaan daya manusia professional yang dimiliki
baik itu perusahaan besar, kecil, pedagang besar oleh perusahaan / pedagang. Karena dengan
maupun kecil tergantung pada pelayanan yang sumber daya manusia yang berkualitas,
diberikan selain dari pada produk yang berkualitas. maka perusahaan akan mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas
Sumawiharja, dan kawan-kawan (1991 : pula.. Sehingga pelanggan akan tetap
28) dalam bukunya Intisari Manajemen Pemasaran terjaga, karena dengan adanya pelanggan
memberi definisi pasar bagi pedagang, pasar maka akan memberikan pendapatan, akan
merupakan suatu lokasi tempat produk-produk itu ada laba dan ada arus kas. Sehingga tujuan
diterima, dipilih, disimpan, dan dijual. Ditengah perusahaan yang kalangsungan hidup
makin maraknya tumbuh pasar-pasar pusat grosir jangka panjang perusahaan dapat tercapai.
dikota-kota besar membuat persaingan dipasar Dan juga pemilik saham mendapatkan laba
tekstil semakin kompetitif. Maka sudah dari investasi yang ditanamkannya, pegawai
selayaknyalah perusahaan, pebisnis maupun mendapatkan gaji yang layak, pelayanan
pedagang memperhatikan lebih mendalam mengenai terhadap pelanggan terus meningkat.
arti pentingnya kepuasan pelanggan. Meraih serta
mempertahankan pelanggan merupakan tujuan yang American Marketing association mendefinisikan
paling fundamental, pelanggan memberikan pemasaran sebagai “ Suatu proses perencanaan dan
pendapatan, laba, dan arus kas yang diterjemahkan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan
menjadi nilai bisnis yang akhirnya dapat mendukung harga, promosi, hingga distribusi barang-barang,
tujuan utama dari setiap organisasi yaitu ide-ide, dan jasa-jasa untuk melakukan pertukaran
kelangsungan hidup jangka panjang ( longterm yang memuaskan individu dan lembaga-
growth ). lembaganya.” Hal-hal pokok dalam definisi tersebut
adalah :
a) Ada perencanaan dan eksekusi dilapangan. Hal
ini menunjukkan bahwa pemasaran mebutuhkan

150 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

strategi (diungkapkan dalam rencana-rencana Satu hal yang kita butuhkan untuk berbisnis adalah
yang relistis yang dihubungkan dengan adalah pelanggan / customer. Customer adalah orang
kemungkinan memperoleh keuntungan, yang menganggap produk atau jasa kita layak untuk
kelancaran penerimaan pembayaran, investasi dibeli dan akhirnya membeli produk atau jasa kita.
yang dibutuhkan, produk yang ingin dibuat, dan Tanpa customer tidak ada pendapatan, tidak ada
sebagainya) laba, tidak ada arus kas dan oleh karena itu tidak ada
b) Ada tahap-tahapan yang dirumuskan. Hal ini bisnis. Memuaskan pelanggan menjadi satu hal
menunjukkan pemasaran bukanlah yang terpenting dalam pemasaran. Tentunya
kegiatan”supply push,” tetapi merumuskan dari kepuasan pelanggan ini dapat dicapai salah satunya
awal, yaitu pada saat konsepsi. Dengan kata dengan memberikan pelayanan yang seoptimal
lain, seluruh bagian harus duduk bersama-sama, mungkin kepada pelanggan, yang dapat memenuhi
merumuskan produk dan memasarkannya. kepentingan pelanggan. Pelanggan cenderung
c) Melibatkan produk, harga promosi dan membandingkan apa yang didapatkannya dengan
distribusi. Keempat variabel ini dalam yang diharapkannya. Bila pelanggan mendapatkan
pemasaran disebut bauran pemasaran barang atau jasa yang jauh dari yang diharapkannya
(marketing mix), atau sering disebut juga 4 P, maka pelanggan akan kehilangan minat kepada
yaitu berasal dari kata-kata Product, Price, Place barang atau jasa tersebut, dan jika konsumen
(distribusi), dan Promotion. Keempat variabel mendapatkan melebihi apa yang diharapkannya
ini merupakan alat pemasaran yang dapat pelanggan akan merasa puas dan mereka akan
dikendalikan (controllable) oleh marketer. memakai kembali produk atau jasa tersebut.
d) Barang yang dipertukarkan. Yang dipertukarkan Semua kegagalan besar dalam sejarah pemasaran
tidaklah selalu berupa barang berwujud yang dapat dirunut kembali kepenyebabnya yaitu
dapat dipegang (tangible goods), tetapi juga kurangnya pengetahuan mengenai kebutuhan dan
benda-benda tak berwujud, seperti ide-ide (jasa keinginan customer. Jika kita tidak mengetahui
konsultasi, proposal, disain), tempat, jasa-jasa kebutuhan dan keinginan customer, bagaimana kita
dan sebaginya. dapat memuaskan meraka.
e) Pertukaran. Hal yang lazim berlaku adalah Don sexton, Phd dalam bukunya marketing 101
Saudara menyerahkan sesuatu (barang, ide, atau (2006 : 53) mengemukakan untuk mengetahui
jasa) dan menerima pembayaran (uang). Dalam kebutuhan dan manfaat yang dicari oleh semua
pemasaran modern pertukaran tidak selalu customer, kita harus selalu ingat apa yang dapat kita
melibatkan uang, misalnya bisa saja Anda pelajari dari berbagai jenis customer yang berbeda
menerim imbalan dalam bentuk yang lain dan selalu menjaga hubungan dengan mereka secara
seperti yang terjadi dalam countertrade yang rutin. Jenis-jenis customer tersebut antara lain :
menyerupai barter. Rhenald Kasali ( 2000 : 53 ) a. Customer sekarang memberitahu bagaimana
kinerja kita saat ini. Kita perlu selalu berhubungan
Pemasaran mencakup strategi maupun taktik, tetapi dengan mereka guna memonitor aksi terkini kita.
selalu diingat bahwa strategi harus didahulukan Kita juga dapat memperoleh gagasan mengenai
sebelum taktik. Jika strateginya salah—pasar sasaran produk dan jasa baru dengan bertanya pada mereka
(target market ) yang salah, positioning yang salah, tentang kebutu7han mereka dimasa yang akan dtang
dan kompetitor sasaran yang salah—sehebat apapun dan bagaimana mereka dapat puas.
iklan atau penjualan atau distribusi atau penentuan b. Customer baru memberi kita informasi penting
harga sebenarnya tidak terlalu banyak berpengaruh. mengenai apa yang menarik perhtian orang ke
Produk atau jasa itu pada akhirnya akan gagal juga. produk atau jasa kita dan cara dimana kita dianggap
Malah pada kenyataannya, semakin efektif unggul dibandingkan competitor kita.
taktiknya, semakin cepat produk yang bururk akan c. Customer yang hilang – yaitu mereka yang
menghilang. Ada pepatah didunia periklanan: Jika membelot –sangat penting untuk dihubungi.Mereka
produknya buruk, iklan yang hebat akan milki informasi berharga untuk kita, sebut saja,
mengakibatkan produk itu mengalami kegagalan dimana saja kekurangan kita dalam memuaskan
jauh lebih cepat—karena semakin banyak orang mereka. Mungkin bisa merupakan keuntungan yang
yang terbujuk menggunakannya, semakin banyak tidak sampai pada mereka. Mungkin bisa berupa
orang akan menyimpulkan bahwa mereka tidak interaktif negative dengan sesorang di organisasi
menyukainya. kita. Mungkin dapat berupa harga yang dianggap
Menurut Kotler & Armstrong dalam bukunya terlalu tinggi. Apapun itu, kita perlu tahu tentang hal
Prinsip-prinsip pemasaran (2001 : 346) itu sebelum customer lain meniggalkan kita untuk
“mendefinisikan sebuah produk sebagai segala alasan yang sama.
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk d. Pengguna berat atau pengguna teknologi tinggi
mendapat perhatian, dibeli, digunakan, atau adalah para pakar mengenai produk atau jasa kita.
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau Meraka dapat memberi kita saran mengenai trend
kebutuhan”. didalam ketegori produk itu. Mereka dapat
membimbing kita ke masalah-masalah yang perlu

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 151


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dipecahkan. Selain pengguna berat mugkin (sekumpulan objek yang akan diteliti) yaitu
membentuk mayoritas penjualan kita. pengunjung pusat grosir pasar tanah abang blok A
e. Customer potensial merupakan peluang khususnya yang berbelanja pada Toko Escada
pertumbuhan kita. Kita perlu mengetahui kebutuhan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel
mereka dan bagaimana kebutuhan itu mungkin
bebas dan variabel terikat yaitu:
berbeda dari kebutuhan customer kita saat
ini,sehingga kita dapat mendesain ulang produk atau Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel
jasa kita jika dibutuhkan. Dengan demikian kita bebas dan variabel terikat yaitu:
dapat menyampaikan informasi yang mereka
butuhkan jika kita ingin membujuk meraka untuk • Produk (Variabel bebas X1) adalah skors respon
membeli dari kita konsumen atau pelanggan atas segala sesuatu yang
.Kita harus memahami kebutuhan dan keinginan ditawarkan oleh Toko Escada Yang pada akhirnya
customer, tidak hanya saat ini, tetapi juga dimasa dibeli oleh konsumen baik untuk dimiliki / dipakai
yang akan datang. Kita harus menggunakan sendiri, dijual kembali maupun untuk diolah kembali
informasi customer untuk mengidentifikasi dan menjadi produk jadi yang mempunyai nilai lebih dan
memilih pasar sasaran dan memosisikan produk atau untuk dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi
jasa kita. pula.
• Pelayanan (Variabel bebas X2) adalah hal yang
Kepuasan pelanggan merupakan satu hal yang terpenting dalam mencari pelanggan, menjaga
penting dalam kegiatan bisnis, karena dengan pelanggan agar tetap setia menjadi pelanggan Toko
adanya pelanggan berarti bisnis kita ada. Mereka Escada dan oleh karena itu pelanggan harus dilayani
yang membeli produk dan jasa kita sehingga dalam sebaik mungkin dengan melayani secara ramah,
organisasi ada pendapatan, ada laba, ada arus kas menyapa, membantu untuk mempermudah
dan kelangsungan hidup organisasi dapat terus pelanggan apa yang mereka inginkan, melayani
berjalan. Memuaskan pelanggan harus menjadi inti dengan cepat karena waktu bagi pelangan sangat
dari upaya pemasaran. Kendati demikian kita tetap berharga.
harus melakukan hal itu dengan laba tertentu. • Kepuasan Pelanggan (Variabl terikat Y)
Produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
organisasi memegang perenan yang sangat penting keinginan, harapan dapat terpenuhi yang
dalam memuaskan konsumen. Konsumen akan mengakibatkan terjandinya pembelian suatu produk
merasa puas jika uang dikeluarkannya untuk yang berulang-ulang dan mengaikbatkan
membeli suatu produk atau jasa sesuai dengan peningkatan penjualan. Pelanggan yang merasa puas
manfaat yang didapatkannya bahkan lebih dari yang maka mereka akan kembali lagi untuk melakukan
diharapkannya. Kotler dan Amstrong dalam pembelian, bahkan mereka akan merekomendasikan
bukunya prinsip-prinsip pemasaran (2001 : 13) kepada kerabatnya agar berbelanja pada Toko
menjelaskan arti kepuasan pelanggan adalah suatu Escada dan mereka memberitahu yang lain tentang
tingkatan dimana perkiraan kinerja produk sesuai pengalaman baik meraka dengan produk yang
dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk jauh dibelinya di Toko Escada.
lebih rendah dari harapan pelanggan, pembeli tidak Dalam penelitian ini penulis melakukan jenis
terpuaskan. Jika kinerja sesuai denagn harapan, penelitian dengan hipotesis adalah survey, yaitu
pembeli terpuaskan. Jika kinerja melebihi yang penelitian yang bertujuan untuk mempelajari
diharapkan, pembeli lebih senang. Pelanggan yang seberapa besar kepuasan yang didapatkan pelanggan
merasa puas akan kembali membeli, dan mereka terhadap produk dan layanan yang didapatkan
memberitahu yang lain tentang pengalaman baik dengan berbelanja pada Toko Escada, dan yang
meraka dengan produk atau jasa yang dibelinya. menjadi sumber data utama atau data primer
merupakan hasil penelitian langsung dari objek
II. METODOLOGI PENELITIAN penelitian, yaitu berupa kuesioner yang diberikan
secara langsung kepada responden untuk
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data memperoleh informasi tentang informasi dan
hasil kuesioner para pengunjung / konsumen pusat kepuasan pelanggan.
grosir Pasar Tanah Abang Blok A,. khususnya yang
berbelanja pada toko tekstil Toko Escada.
Pusat Grosir Pasar Tanah Abang disinyalir sebagai III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pusat perdagangan tekstil terbesar di Indonesia A. Pengujian Persyaratan Analisis
bahkan di Asia Tenggara yang terkomplit dan
termurah. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tekni analisis regresi. Yaitu untuk
Proses pengumpulan data sangat diperlukan dalam mengetahui hubungan variabel-variabel penelitian
penelitian ini, agar diperoleh data yang relevan secara parsial dan secara gabungan. Sebelum
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam dilakukan pengujian hipotesis penelitian dengan
penelitian ini penulis menggunakan data populasi menggunakan teknis analisis regresi. Penggunaan

152 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

statistic parametik secara mutlak harus disertai


dengan uji normalitas data, jumlah sampel sama atau Normal P-P Plot of Pelayanan

lebih besar 30 dan untuk uji hubungan yang bersifat 1.0

pengaruh fungsional yang menggunakan variabel


independent lebih dari satu harus memenuhi asumsi 0.8

klasik yang meliputi multikolinearitas,

Expected Cum Prob


heteroskedasitas dan autokorelasi. Metode yang 0.6

digunakan anatar lain korelasi pearson dan regresi.


0.4
Teknik analisis regresi ini menghendaki adanya
pengujian bersyarat. Menurut Sujianto (2007)
0.2
regresi linear berganda dapat disebut sebagai model
yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi 0.0

normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob


klasik yaitu multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisita.. Berdasarkan pendapat ini, uji Sumber : Output SPSS 15
normalitas data bukan satu-satunya cara untuk
menyimpulkn bahwa model regresi linear berganda Gambar 2. Normal P-P Plot of Pelayanan
adalah baik. Tetapi harus didukung oleh pengujian
statistic lainnya yaitu multikolineritas, Dependent Variabel : Kepuasan Pelanggan
heterokedasitas dan autokorelasi. Untuk masing-
1.0
masing uji persyaatan analisis, akan diuraikan
sebagai berikut : 0.8

Expected Cum Prob


1. Uji Asumsi Klasik 0.6

2. Persyaratan Normalitas Data 0.4

Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu 0.2

dilakukan pengujian linearitas yaitu uji normalitas


0.0
dan bebas dari asumsi klsik yang meliputi 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob


multikolinearitas, auto korelasi dan heteroskdasitas.
Uji ini untuk mengukur apakah data kita memiliki Sumber : Output SPSS 15
distribusi norml ehingga dapat dipakai dalam Gambar 3. Normal P-P Plot of Kepuasan Pelanggan
statistic parametik.
Pengujian normalitas data, dilakukan dengan dua Normalitas data dengan normal P-P Plot (gambar 1
cara yaitu dibuat histogram untuk distribusi sampai 3), data pada variabel yang digunakan
standardized residual, dan dibuat grafik Normal dinyatakan terdistribusi normal. Karena suatu
Probality plot pada setiap model. Untuk memperoleh variabel dikatakan normal jika gambar distribusi
hasil yang akurat, perhitungan dilakukan dengan dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis
bantuan computer menggunakan program SPSS 15 diagonal dan penyebaran titik-titik data searah
for windows, hasilnya peneliti kemukakan seperti mengikuti garis normal. Gambar Normal Probality
gambar dibawah ini: memperlihatkan bahwa sebaran data pada chart
tersebut diatas terdapat korelasi kuat antara
Normal P-P Plot of Produk Expected Cumulative Probability dengan Observed
1.0
Cumulative Probality, sehingga memenuhi
persyaratan normalitas..
0.8

3. Uji Multikolinearitas
Expected Cum Prob

0.6

Multikolinearitas timbul sebagai akibat adanya


0.4 hubungan kausal antara dua variabel bebas atau
lebih atau adanya kenyataan bahwa dua variabel
0.2 penjelas atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh
variabel ketiga yang berada diluar model. Untuk
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
mendeteksi adaya multikolinearitas , Nugroho
Observed Cum Prob (2005) menyatakan jika nilai Variance Inflation
Sumber : Output SPSS 15 Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model
terbebas dari multikolinearitas. Untuk lebih jelasnya
Gambar 1. Normal P-P Plot of Produk dapt dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 153


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Tabel 1. 5. Uji Autokorelasi


Dari hasil perhitungan computer dengan program
Coefficients a SPSS tentang hubungan Produk (X1), dan
Pelayanan (X2) dengan Kepuasan Pelanggan,
Collinearity Statistics diperoleh nilai statistic Durbin Watson sebesar
2.123. jadi karena 1,65 < 2,123 < 2,35 maka
Model Tolerance VIF menurut Makridakis, dkk (1995) dalam Sulaiman
1 Produk .531 1.882 (2004) adalah tidak autokorelasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table berikut dibawah ini.
Pelayanan .531 1.882
a. Dependent Variable: Kepuasan Tabel 2.
Model Summary(b)

Berdasarkan tabel koefisien diatas diketahui bahwa Durbi


nilai VIF adalah untuk variabel produk dan R Std. Error n-
pelayanan mempunyai nilai VIF yng sama yaitu Squar Adjusted of the Wats
1,882. Hasil ini berarti variabel terbebas dari asumsi Model R e R Square Estimate on
1 .991 2.12
klasik multikolinearitas, Karena hasilnya lebih kecil (a)
.982 .981 .40270
3
dari 10 a Predictors: (Constant),
Sumber : OutputProduk,
SPSS 15Pelayanan
for Windows
b Dependent Variable: Kepuasan
4. Uji Heterokedatisitas
C. Analisa Regresi
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedesitas
pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar 1. Deskripsi
scatterplot. Model tersebut tidak terdapat Tabel 3. Koefisien Korelasi Sederhana
heterokedasitas jika: Correlations
1. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
2. Tititk-titk data menyenar diatas dan dibawah Kepu
atau disekitar angka 0 asan Produk Pelayanan
3. Titik-titk data tidak mengumpul hanya diatas Kepua Pearson
1 .628(**) .989(**)
san Correlation
atau bawah saja. Sig. (2-
.000 .000
tailed)
Scatterplot N 50 50 50
Produ Pearson .628(*
Tabel*) 1.10 1 .685(**)
k Correlation
Dependent Variable: Kepuasan Sig. (2-
.000 .000
tailed)
2
N 50 50 50
Regression Studentized Residual

Pelay Pearson .989(*


.685(**) 1
1
anan Correlation *)
Sig. (2-
.000 .000
tailed)
0
N 50 50 50
** Correlation is significant at the 0 01 level (2-tailed)
-1

Sumber : Sugiyono, 2002 : 18


-2

-3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value


Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien
Sumber : Output SPSS 15 for Windows Korelasi

Gambar 4. Scatterplot Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Berdasarkan gambar 4 memperlihatkan bahwa data 0,00 - 0,199 Sangat Rendah


terpencar di sekitar angkka 0 (0 pada sumbu Y), dan 0,20 - 0,399 Rendah
tidak membentuk suatu pola atau trend garis 0,40 - 0,599 Sedang
tertentu. Dengan demikian, data tersebut dapat 0,60 - 0,799 Kuat
dikatakan bersifat Homoskedastisitas dan memenuhi 0,80 - 1,000 Sangat Kuat
persyaratan untuk analisa regresi.

154 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Berdasarkan table 3 bahwa nilai korelasi ( R ) didapatkan nuilai persamaan regresi linear berganda
anatara variabel bebas X, yaitu Produk (X1), dan
Untuk variabel Produk (X1) adalah sebesar 0,685 , Pelayanan (X2) sedangkan variabel terikat yaitu
hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi nilai dari Kepuasan Pelanggan (Y). Untuk lebih
variabel Produk tingkat pengaruh yang kuat karena jelasnya nilai-nilai dari koefisien masing-masing
berada pada interval koefisien 0,60 – 0,799. Variabel variabel dapat dilihat pada tabel diberikut ini :
Pelayanan (X2) sebesar 0.989, hal ini menujukkan
bahwa koefisien korelasi variabel pelayanan Tabel 5
pelanggan mempunyai tingkat pengaruh yang sangat Coefficients(a)
kuat, karena berada pada interval koefisien 0.80 –
1.000. Dengan demikian berdasarkan nilai-nilai Unstandardized Standardized
korelasi diatas menunjukkan bahwa variabel bebas Coefficients Coefficients t Sig.
produk dan pelayanan terhadap pelanggan Std. Std.
mempunyai pengaruh atau korelasi yang kuat dan Model B Error Beta B Error
searah dengan variabel terikat Kepuasan Pelanggan. 1 (Constant) -1.482 .797 -1.860 .069
Pelayanan .994 .026 1.052 38.906 .000
2. Koefisien Korelasi ( R ) Berganda Produk .068 .020 .092 3.410 .001
a Dependent Variable: Kepuasan
Tabel 4
Model Summary(b)
Sumber : Output SPSS 15 for Windows

Std. Dari tabel koefisien tersebut diatas, maka nilai


Adjusted Error of persamaan regresi berganda dapat dituliskan sebagai
R R the Durbin- berikut :
Model R Square Square Estimate Watson Y = b 0 + b1 x1 + b2 x2
1 .991(a) .982 .981 .40270 2.123 Y = -1,482 + (0,68) x1 + (0,994) x2
(-0,1860) (38,906) (3,410)
a Predictors: (Constant), Produk, Pelayanan Angka-angka yang terdapat dalam kurung adalah
b Dependent Variable: Kepuasan merupakan besarnya nilai t hitung, dari masing-
masing variabel bebas, dimana variabel Produk (X1)
Sumber : Output SPSS 15
dan variabel Pelayanan (X2) nilainya adalah positif,
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai koefisien artinya variabel ini berpengaruh signifikan terhadap
korelasi berganda ( R ) = 0,991 yang berarti bahwa nilai kepuasan pelanggan dan searah apabila
pengaruh variabel Produk (X1) dan Pelayanan variabel-variabel bebas mengalami kenaikan maka
Pelanggan (X2) dengan variabel terikat Kepuasan nilai variabel terikat juga akan mengalami kanaikan
Pelanggan (Y) menunjukkan pengaruh positif. dan sebaliknya.
Sedangkan besarnya koefisien determinasi atau R Sedangkan nilai intersepsi dan nilai koefisien dari
Square sebesar 0,982. Angka tersebut dapat masing-masing variabel diantaranya Produk (X1),
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh produk Pelayanan (X2) dan Kepuasan Pelanggan (Y) dalam
dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dengan persamaan tersebut diatas dapat diuraikan sebagai
cara menghitung Koefisien Determinasi ( KD ) berikut :
dengan menggunakan rumus : - Untuk Produk (X1) 0,068 : artinya apabila
KD = r2 X 100% produk meningkat maka Kepuasan Pelanggan
KD = 0.982 X 100% (Y) akan meningkat sebesar 0,068 satuan
KD = 98.2% - Untuk Pelayanan Pelanggan (X2) 0,994 artinya
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh apabila Pelayanan meningkat sebesar 0,994 maka
produk dan pelayanan secara gabungan terhadap akan meningkatkan Kepuasan Pelanggan (Y)
kepuasan pelanggan adalah sebesar 98.2%. Adapun Sebesar 0,994 satuan
sisanya sebesar 1,8% (100% - 98,2%) dipengaruhi
oleh faktor lain. Dengan kata lain , variabilitas D. Uji Hipotesis
kepuasan yang dapat diterangkan dengan
menggunakan produk variabel produk dan pelayanan Maksud dari pada dilakukannya pengujian
adalah sebesar 98.2% sedangkan pengaruh sebesar hipotesis adalah untuk mengetahui apakah hipotesi
1,8% disebabkan oleh variabel-variabel lain, yang nol (Ho) yang diajukan ditolak atau diterima pada
dalam penelitian ini tidak dapat diteliti oleh peneliti taraf signifikan tertentu. Dalam penelitian ini, yang
karena keterbatasan waktu. ingin diperoleh adalah seberapa besar kekuatan
pengaruh yang terjadi antara kedua variabel bebas
3. Persamaan Regresi dengan satu variabel terikat, baik secara parsial
Dari hasil perhitungan dan pengolahan data dengan (sendiri-sendiri) maupun secara bersama-sama
menggunakan program SPSS 15 for windows, dengan dikontrol oleh variabel lain atau tidak.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 155


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Pengujian hipotesis statistik untuk hipotesis pertama sebesar 38,906 sedangkan harga t tabel pada taraf
denga uji F, sedangkan hipotesis kedua dan ketiga signifikan 0.05 dengan Derajat Kebebasan (DK)
dengan uji t. dengan ketentuan DK = n – 2, atau 50 – 2 = 48.
Untuk lebih jelasnya, maka secara berturut-turut Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel
dibawah ini akan penulis deskripsikan hasil sebesar 2,001. Dengan demikian dapat diketahui
pengujian hipotesis tersebut. bahwa t hitung 38,906 > t tabel Sebesar 2,001 maka Ho
di tolak dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa
1. Hipoteis Pertama, Pengaruh Produk dengan hubungan kedua variabel tersebut sangat signifikan.
Kepuasan Pelanggan pada Toko Escada Artinya, hipotesis teruji dengan kata lain terdapat
hubungan positif dan signifikan antara Pelayanan
Hipotesis Pertama yang di uji adalah hipotesis dengan Kepuasan toko Escada.
alternative
- (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan 3. Hipotesis Ketiga, Pengaruh Produk Dan
posistif antara Produk (X1) dengan Kepuasan Pelayanan secara bersama-sama dengan
Pelanggan (Y) pada Toko Escada Kepuasan Pelanggan.
- (Ho) hipoptesa nol yang manyatakan tidak
terdapat hubungan posistif antara Produk (X1) Pengujian hipotesis statistk untuk hipotesi ketiga
dengan Kepuasan pelanggan (Y) Toko Escada dengan menggunakan uji F. Uji F bertujuan untuk
Yang menjadi dasar dari pengambilan keputusan ini menguji signifikan model regresi variabel Produk
adalah dengan membandingkan t hitung dengan t (X1) dan Pelayanan (X2) secara bersama-sama
tabel adalah sebagai berikut : dengan Kepuasan Pelanggan. Hasil uji F seperti
i. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha terdapat pada tabel 1.8 dibawah ini :
diterima
ii. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterimna dan Tabel 5.
Ha ditolak
Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan ANOVA(b)
Model Sum of Mean
computer program SPS 15 for Windows diperoleh t Squares df Square F Sig.
hitung sebesar 3,410 sedangkan harga t tabel pada taraf 1 Regression 410.158 2 205.079 1264.617 .000(a)
signifikan 0.05 dengan Derajat Kebebasan (DK) Residual 7.622 47 .162
dengan ketentuan DK = n – 2, atau 50 – 2 = 48. Dari Total 417.780 49
ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar a Predictors: (Constant), Produk, Pelayanan
2,001. Dengan demikian dapat diketahui bahwa t b Dependent Variable: Kepuasan
hitung 3,410 > t tabel Sebesar 2,001 maka Ho di tolak
dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa Sumber : Output SPSS
hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
Artinya, hipotesis teruji dengan kata lain terdapat Menghitung F tabel F tabel dengan ketentuan taraf
hubungan positif dan signifikan antara Produk signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
dengan Kepuasan Pelanggan Toko Escada ketentuan numerator : Jumlah variabel – 1 atau 3 – 1
= 2; dan denumerator: jumlah kasus – 4 atau 50 – 4
2. Hipotesis Kedua, Pengaruh Pelayanan dengan = 46. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F
Kepuasan Pelanggan Toko Escada tabel sebesar 3,20. Selanjutnya Uji F yang dilakukan
untuk menguji hipotesis ini adalah :
Hipotesis kedua yang di uji adalah hipotesis i. Ho = 0 ; atau model regresi tak signifikan
alternatif ii. Ha ≠ 0 ; atau model regresi signifikan
- (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan iii. Dasar untuk pengambilan keputusan adalah
posistif antara Pelayanan (X2) dengan Kepuasan iv. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan
Pelanggan (Y) pada Toko Escada Ha diterima
- (Ho) hipotesa nol yang manyatakan tidak terdapat v. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan
hubungan posistif antara Pelayanan (X2) dengan Ha ditolak
Kepuasan pelanggan (Y) Toko Escada Dari hasil perhitungan, didapatkan angka F
Yang menjadi dasar dari pengambilan keputusan ini hitung sebesar 1264,617 > F tabel sebesar 3,20
adalah dengan membandingkan t hitung dengan t sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
tabel adalah sebagai berikut : hubunga linier antara produk dan pelayanan dengan
i. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha Kepuasan pelanggan. Dengan demikian regresi
diterima diatas dapat dikatakan sudah layak benar.
ii. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterimna dan Kesimpulannya adalah produk dan pelayanan secara
Ha ditolak gabungan mempengaruhi Kepuasan Pelanggan.
Besarnya pengaruh adalah 98,2 %. Besarnya
Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan pengaruh variabel lain diluar model regresi tersebut
program SPS 15 for Windows diperoleh t hitung

156 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dihitung dengan rumus: 1 – r2 atau 1 – 0.982 =0,018 Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan
atau sebesar 1,8%. computer program SPSS 15 for windows diperoleh t
hitung sebesar 3,410 dan harga t tabel pada taraf
Berdasarkan analisis kontribusi variabel Produk signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan DK = n –
(X1), Variabel Pelayanan (X2), dengan Kepuasan 2, atau 50 – 2 = 48. Dari ketentuan tersebut
Pelanggan (Y) pada Toko Escada memperlihatkan diperoleh angka t tabel sebesar 2,001. Dengan
perhitungan yang signifikan. Hubungan variabel- demikian dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel
variabel independent yaitu variabel Produk (X1), Sebesar -2,001 maka Ho di tolak dan H1 diterima
Pelayanan (X2) dengan variabel dependent yaitu dan dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel
Kepuasan Pelanggan (Y) bersifat signifikan dengan tersebut sangat signifikan. Artinya, hipotesis teruji
perbandingan nila t hitung > t table.. Yang berarti Ho dengan kata lain terdapat hubungan positif dan
ditolak (tidak ada hubungan linear antara produk dan signifikan antara Produk dengan Kepuasan
pelayanan dan Ha diterima ( Ada hubungan linear Pelanggan.
antara produk dan pelayanan ) Dari hasil perhitungan uji T dengan menggunakan
Dengan diadakannya produk dan pelayanan yang komputer program SPS 15 for Windows diperoleh t
baik, maka kepuasan pelanggan yang berbelanja hitung 38,906 > t tabel Sebesar 2,001 maka Ho di tolak
pada pasar tanah abang blok A akan meningkat.. dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa
Jika keseluruhan faktor tersebut dianalisis secara hubungan variabel pelayanan terhadap kepuasan
lebih mendalam, dengan melihat pengaruh variabel pelanggan sangat signifikan. Artinya, hipotesis teruji
produk (X1), variabel Pelayanan (X2) dan Kepuasan dengan kata lain terdapat hubungan positif dan
Pelanggan (Y) secara parsial (masing-masing), signifikan antara Produk dengan
maupun gabungan, maka didapat gambaran sebagai
berikut : IV. KESIMPULAN
Berdasarkan nilai koefisien korelasi ( R ) untuk Berdasarkan urian dan analisis yang telah
variabel Produk (X1) sebesar 0,628, angka ini dikemukakan, maka penulis memberikan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi variabel kesimpulan yang dapat bermanfaat bagi pedagang
Produk (X1) mempunyai tingkat pangaruh yang pasar blok A (khususnya toko Escada), pengelola
kuat, karena berada pada interval koefisien 0,60 – Pusat Grosir Pasar Tanah Abang Blok A dan pihak-
0,799. Sedangkan variabel Pelayanan Pelanggan pihak lainnya.
(X2) sebesar 0,989, angka ini menunjukkan bahwa
koefisien korelasi variabel Pelayanan (X2) Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan
mempunyai tingkat pengaruh yang sangat kuat, komputer program SPSS for windows 15 maka
karena berada pada interval koefisien 0,80 – 1,000. diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
Dengan demikian hal tersebut diatas menunjukkan 1. Dari hasil perhitungan uji T dengan
bahwa variabel bebas Produk dan Pelayanan menggunakan program SPSS 15 for windows
Pelanggan mempunyai pangaruh atau korelasi yang diperoleh t hitung sebesar 3,410 sedangkan t tabel
kuat dan searah dengan variabel terikat. Artinya Jika pada taraf signifikan dengan derajat kebebasan
produk dan pelayanan tinggi maka kepuasan Derajat Kebebasan (DK) DK = n – 2, atau 50 – 2
pelanggan akan tinggi pula begitu pula sebaliknya = 48. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t
jika produk dan pelayanan rendah maka kepuasan tabel sebesar 2,011. sebesar 2,011. dengan
pelanggan akan rendah. demikian dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel ,
Berdasar nilai koefisien korelasi berganda Dari hasil perhitungan uji T, maka dapt
(R)=0,991 yang berarti bahwa pengaruh variabel dikatakan bahwa variabel Produk dengan
Produk (X1) dan Pelayanan Pelanggan ) X2) dengan varibael kepuasan pelanggan terdapat pengaruh
variabel terikat Kepuasan Pelanggan (Y) yang signifikan artinya dengan penyediaan
menunjukkan pengaruh positif. Sedangkan besarnya produk ternyata dapat meningkatkan kepuasan
koefisien determinasi atau R Square sebesar 0.982 peklanggan.. Terrdapat hubungan positif artinya
yang merupakan pengkuadratan dari koefisien semakin lengkap produk yang disediakan
korelasi dikalikan 100% maka didaptkan angka semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan.
98,2%. Angka ini mempunyai maksud bahwa 2. Dari hasil perhitungan uji T dengan
pengaruh produk dan pelayanan secara gabungan menggunakan komputer program SPSS 15 for
terhadap kepuasan pelanggan adalah sebesar 98.2%. windows diperoleh t hitung sebesar 38,906
Adapun sisanya sebesar 1,8% (100% - 98,2%) sedangkan t tabel pada taraf signifikan dengan
dipengaruhi oleh factor lain. Dengan kata lain , derajat kebebasan Derajat Kebebasan (DK) DK =
variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan n – 2, atau 50 – 2 = 48. Dari ketentuan tersebut
menggunakan produk variabel produk dan pelayanan diperoleh angka t tabel sebesar 2,011. sebesar
adalah sebesar 98.2% sedangkan pengaruh sebesar 2,011. dengan demikian dapat diketahui bahwa t
1,8% disebabkan oleh variabel-variabel lain, yang hitung > t tabel . Dari hasil perhitungan uji T dapat
dalam penelitian ini tidak dapat diteliti oleh peneliti dikatakan bahwa variabel Pelayanan dengan
karena keterbatasan waktu. varibel kepuasan pelanggan terdpat hubungan

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 157


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

yang signifikan artinya pelayana yang baik akan Don Sexton, Phd. (2006) ”Trump University
meningkatkan kepuasn pelangan. Terdapat Marketing 101 : Nasihat Pemasaran Terbaik di
hubungan positif artinya setipa peningkatan Hadapan Anda”. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
pelayanan akan meningkatkan kepuasan Populer
pelanggan.
Gregorius Chandara, Fandy Tjiptono dan Yanto
3. F hitung 1264,617 sedangkan nilai F kritis nilai F
Chandra. (2004). “Pemasaran Global :
tabel dengan derajat bebas pembilang (V1 = dk
Internasionalisasi Dan Internetisasi”.Yogyakarta
pembilang ) 2 dan penyebut (V2 = dk penyebut)
Andi
48 pada α = 0,05 sebesar 3, 19, sehingga jelas
bahwa F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F Fandy Tjiptono. (1997). ”Strategi Pemasaran”.
hitung ) dan menerangkan bahwa Ho ditolak dan Yogyakarta: Edisi kedua, Penerbit Andi
Ha diterima. Variabel Produk dan Pelayanan
secara bersama-sama berpengaruh signifikan Philip Kotler. (1997). “Manajemen Pemasaran
terhadap variabel Kepuasan Pelanggan artinya Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
semakin baik produk dan pelayanan yang Kontrol”. Jakarta, Prenhalindo
diberikan akan semakin tinggi tingkat kepuasan Philip Kotler dan Gary Armstrong. (2001). “Prinsip
pelanggan dan sebaliknya. – Prinsip Pemasaran”. Jakarta Edisi 8, Erlangga

REFERENSI Rhenald Kasali. (2004) “Membidik Pasar Indonesia,


Segmentasi, Targeting Dan Positioning”.
Colin Sowter, (2003) “Cara Mudah Memahami Cetakan ke 4, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Pemasaran” Jakarta. PPM, 2003 Utama
Sugiyono. (2006). “Metode Penelitian Administrasi”
Bandung: Alfabeta

158 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Proses Rekrutmen dan Seleksi Pada


PT. Jamsostek (Persero) Pusat

Endang Suparni
Akademi Manajemen dan Informatika Bina Sarana Informatika Jakarta
Jl. RS. Fatmawati No. 24, Pondok Labu, Jakarta Selatan
email: endang.esp@bsi.ac.id

Abstract-The implementation of the recruitment is important in search of new employees that has the quality of
very difficult , especially the having particular qualification .Especially on PT Jamsostek ( persero ) the center of
working in the area of security labor trying to recruit and choose an employee with position in accordance with
inventiveness and skill , remember the purpose recruitment and selection on PT Jamsostek (Persero) Centre, is
to got the right and able to function optimally research methodology used writer is the method descriptive
with a qualitative approach. In the process recruitment and selection on PT Jamsostek (Persero) Centre, be
done in online, covering, among other: 1. Publication job application, 2. Received a letter job application,
3.Delivery job application, 4. Building a database, 5. Administrative selection, 6. The transmission of letters
call, 7. The implementation of the selection online, 8. The implementation of the selection, 9. The implementation
of the selection health and interview user, 10. The implementation of the training preparation work (dpk),
11. Removal of candidates an employee (probation 3 months), 12. Removal of permanent workers. The
implementation of the recruitment and selection PT Jamsostek (Persero) Centre use the third party. System on
the line test recruitment and selection is conducted objectively by the lppm and management human resources
PT Jamsostek (Persero) Centre. .

Keywords : recruitment and selection, implementation

I. PENDAHULUAN dan pemikatan para calon karyawan (pelamar)


Dewasa ini tingkat persaingan sangat ketat diantara yang mampu untuk melamar sebagai karyawan
perusahaan, hal itu pula yang mendorong persaingan (Handoko, 2006). Rekrutmen juga sebagai proses
di dalam mengelola sumber daya manusia, terutama mencari, menemukan dan menarik pelamar untuk
dalam hal perekrutan dan seleksi karyawan. Salah menjadi pegawai pada dan oleh organisasi tertentu
satu kunci utama dalam mencipta- kan sumber daya (Sulistiyani & Rosidah, 2003) Dalam rekrutmen
manusia yang profesional adalah terletak pada proses dimulai dari proses pencarian dan pemikatan para
penerimaan karyawan. Meng- ingat mencari tenaga calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk
kerja yang profesional dan berkualitas tidak lah melamar sebagai karyawan (Handoko, 2006),
mudah. Dalam suatu organisasi atau perusahaan Rekrutmen dengan kata lain proses mencari,
merupakan suatu kewajiban untuk melakukan seleksi menemukan, dan menarik para pelamar untuk
bagi karyawan baru yang akan direkrut. Tentunya dipekerjakan dalam dan oleh organisasi (Gomes,
dengan menarik atau merekrut tenaga yang andal, 2013)
dalam arti mampu untuk melak- sanakan bukan Penarikan karyawan bagi organisasi atau
hanya tugas rutin saja, tetapi juga mampu untuk perusahaan merupakan tantangan bagi semua
mengikuti dan mengadaptasi setiap kemajuan yang departemen personalia. Rekrutmen merupakan
terjadi dalam bidang tertentu, seperti: bidang serangkaian aktifitas untuk mencari dan memikat
pengetahuan dan teknologi, sistem informasi dan pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, ke-
sebagainya. ahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna
Rekrutmen pada dasarnya merupakan usaha mengisi menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam
jabatan atau pekerjaan yang kosong di lingkungan perencanaan kepegawaian. Proses rekrutmen ber-
suatu organisasi atau perusahan, untuk itu ada interaksi dengan aktifitas-aktifitas sumber daya
dua sumber tenaga kerja yakni sumber dari manusia lainnya, terutama evaluasi kinerja,
luar (eksternal) organisasi dan sumber dari dalam kompensasi, pelatihan dan pengembangan, serta
(internal) organisasi. Oleh karena rekrutmen dan hubungan karyawan. Proses rekrutmen ini di
seleksi menjadi suatu proses yang penting dalam mulai ketika pelamar dicari dan berakhir apabila
menentukan baik tidaknya pelamar yang akan lamaran-lamaran mereka diterima. Hasilnya adalah
melamar pada organisasi atau perusahaan tersebut. sekumpulan pencari kerja yang diterima sebagai
Penarikan (rekrutmen) merupakan proses pencarian karyawan baru berdasarkan hasil seleksi. Proses

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 159


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

penarikan calon karyawan penting karena kualitas dengan pekerjaan maupun organisasi, kemungkinan
sumber daya manusia dalam suatu perusahaan akan angkat kaki dari perusahaan. Walaupun
tergantung pada kualitas penarikannya. beberapa putaran karyawan barangkali positif bagi
Penarikan (rekrutmen) karyawan dimaksudkan suatu perusahaan (Siagian, 2002) atau dengan kata lain
proses tindakan yang dilakukan oleh organisasi tujuan seleksi adalah memilih orang-orang yang
untuk mendapatkan tambahan karyawan melalui cocok dengan pekerjaan dan perusahaan. Begitupun
berbagai tahapan yang mencangkup identi fikasi yang dilakukan oleh PT Jamsostek (Persero)
dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, Pusat sebagai salah satu perusahaan umum milik
menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, pemerintah (BUMN) yang bergerak dalam bidang
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan jaminan asuransi tenaga kerja, berusaha sebaik
karyawan bertujuan untuk me- nyediakan karya mungkin dalam merekrut dan seleksi calon
wan yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan agar memperoleh karyawan sesuai
karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka dengan posisi dan keahliannya masing-masing.
perlukan di perusahaan. Rekrutmen yang efektif Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang menjadi
memerlukan tersedianya informasi yang akurat pertanyaan penulis adalah bagaimana proses
dan berkesinambungan mengenai jumlahdan kuali-i rekrutmen dan seleksi pada PT Jamsostek (Persero)
fikasi individu yang diperlukan untuk melaksanakan Pusat dan kendala-kendala dalam pelaksanaan rekrut
berbagai pekerjaan dalam perusahaan. Aktifitas men dan seleksi tersebut?
rekrutmen akan menyisihkan pelamar yang kurang
tepat dan memfokuskan kemampuannya pada calon
yang akan dipanggil kembali. II. METODOLOGI PENELITIAN
Seleksi merupakan serangkaian langkah kegiatan Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
yang digunakan untuk memutuskan apakah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Seperti
pelamar diterima atau tidak (Handoko, 2006), yang di kemukakan (Mardalis, 2005) bahwa metode
seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok deskriptif adalah suatu metode yang bermaksud
pelamar atau orang-orang yang paling memenuhi untuk mendeskripsikan apa-apa saja yang saat ini
kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia ber- berlaku, didalamnya terdapat upaya
dasarkan kondisi yang ada pada saat ini yang mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan meng
dilakukan perusahaan. Menurut (Rivai, 2011) interprestasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi.
menjelaskan bahwa seleksi adalah kegiatan dalam Pendekatan kualitatif menurut (Husaini & Akbar,
manajemen SDM yang dilakukan setelah proses 2004)), bahwa pendekatan kualitatif ini dilaku kan
dalam situasi yang wajar (natural setting dan data
rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah
yang dikumpulkan secara umum bersifat kualitatif.
terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat
Upaya penulis untuk mendapatkan data dan
untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan informasi dengan melakukan wawancara. (Husaini
sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Proses & Akbar, 2004) mendefinisikan wawan cara adalah
pemilihan ini yang dinamakan dengan seleksi. sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang
Seleksi merupakan hal yang sangat penting karena lain, dimana pelaksanaannya dapat dilakukan secara
berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi langsung berhadapan dengan akan diwawancarai,
untuk mencapai tujuannya melalui proses seleksi di samping itu ada juga melalui wawancara yang
(Moekijat, 2005). Mengingat sumber daya manusia secara tidak langsung.
yang memiliki kualifikasi tertentu merupakan Wawancara langsung dilakukan penulis, yakni
harta yang paling berharga dalam suatu organisasi dengan cara mewancarai dengan Kepala Biro
atau perusahaan. Maka perusahaan harus me- Sumber Daya Manusia dan Kepala Penata Urusan
lakukan proses seleksi karyawan setelah dilakukan Rekrutmen PT Jamsostek (Persero) Pusat. Selain itu
rekrutmen. Proses seleksi adalah suatu proses melakukan studi pustaka dengan cara mempelajari
penetapan pelamar yang mana diantara mereka buku-buku pustaka dan dokumen perusahaan.
direkrut dengan melalui pertimbangan persyaratan-
persyaratan untuk dapat diterima dalam melakukan
pekerjaan dengan baik (Sukamti, 1989). III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi harus 3.1 Proses Rekrutmen dan Seleksi
dilakukan secara hati-hati agar apa yang menjadi PT Jamsostek (Persero) Pusat merupakan salah satu
kebutuhan organisasi atau perusahaan dapat badan usaha milik negara yang bergerak di bidang
tercapainya tujuan sesuai dengan yang diinginkan. perlindungan tenaga kerja yang memiliki 8 kantor
Oleh karena tujuan utama rekrutmen adalah wilayah dengan 121 kantor cabang yang tersebar
menemukan pelamar-pelamar yang berkualifikasi diseluruh wilayah nusantara. Dengan daerah
yang akan tetap bersama perusahaan dengan biaya cakupan yang demikian luas, maka dibutuhkan
paling sedikit (Simamora, 1997)). Sedangkan tujuan orang-orang yang tangguh dan berkompeten untuk
seleksi adalah untuk mencocokan orang dengan mengisi kekosongan posisi yang dapat saja
pekerjaannya secara benar, jikalau individu atau terletak jauh dari domisili asalnya. Hal tersebut
calon kandidat dalam beberapa sebab tidak sesuai mengakibatkan proses rekrutmen danseleksi

160 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dilakukan pada beberapa lokasi yang tersebar Tabel 1


diwilayah nusantara. Proses Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen dan seleksi karyawan pada PT PT Jamsostek (Persero) Pusat
Jamsostek (Persero) Pusat merupakan salah satu
tahapan penting dalam manajemen Sumber Daya
Manusia. Calon karyawan yang merupakan output Tahap Kegiatan Media
dari proses tersebut akan mewarnai kehidupan
organisasi yang tidak hanya untuk 1-2 tahun ke Media Massa
depan, melainkan rekrutmen dan seleksi yang Publikasi
dimaksud kan untuk pengadaan atau kebutuhan Tahap 1
Lamaran
karyawan agar kedepannya perusahaan men- Internet
dapatkan karyawan yang berkualitas (kepala biro Membuat
SDM) Tahap 2 Surat Lamaran surat
Persiapan yang matang dan proses yang tepat juga lamaran
sangat diperlukan untuk mendapatkan calon Pengiriman
karyawan yang efektif untuk menempati posisi saat Tahap 3 Dikirim
Lamaran
ini dan sekaligus mendukung pengembangan Berkas
organisasi di masa yang akan datang. Building
Tahap 4 lamaran
Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi Database
diterima
pada PT Jamsostek (Persero) Pusat adalah untuk Seleksi
mendapat kan orang yang tepat bagi suatu jabatan Tahap 5 Seleksi awal
Administratif
tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja Pengiriman
secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan Tahap 6 Surat
Surat Panggilan
untuk waktu yang lama. Rekrutmen dan seleksi Pelaksanaan
merupakan suatu proses pengumpulan calon Tahap 7 Website
Seleksi Online
pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana Pelaksanaan
Sumber Daya Manusia untuk menduduki suatu Tahap 8 Website
Seleksi
jabatan tertentu dalam fungsi pemekerjaan Pelaksanaan
(employee function) dari divisi SDM PT Jamsostek Seleksi
(Persero) pusat. Sistem rekrutmen dan seleksi Tahap 9 Kesehatan dan Website
telah diatur dalam keputusan direksi sebagai upaya Wawancara
untuk memperoleh Sumber Daya manusia yang User
berkompeten dalam bidangnya.
Dalam proses (tahapan) penerimaan karyawan Pelaksanaan
disusun dengan memperhatikan persyaratan Tahap 10 Diklat Persiapan Website
jabatan yang telah ditetapkan, terutama dalam Kerja (DPK)
merekrut karyawan baru untuk mengisi jabatan Pengangkatan
yang lowong, maka terlebih dahulu karyawan Calon Karya Unit Kerja
Tahap 11
harus diseleksi sesuai dengan prosedur yang telah wan (Masa Per Penempatan
ditentukan perusahaan. Proses seleksi merupakan cobaan 3 bulan)
salah satu bagian yang terpenting dalam
keseluruhan proses manajemen sumber daya Pengangkatan Unit Kerja
Tahap 12
Karyawan Tetap Penempatan
manusia. Pernyataan ini didasarkan pada suatu
alasan bahwa suatu organisasi ataupun perusahaan Sumber: Biro SDM PT Jamsostek (Persero)
akan mendapatkan sejumlah pegawai yang ter- Pusat.
gantung pada cermat tidaknya proses seleksi ini
dilakukan. Dan proses seleksi ini merupakan bagian
yang tidak bisa dipisahkan dengan rekrutmen. Berdasarkan tabel di atas berikut penjelasan
Mengenai proses atau tahapan penerimaan masing-masing tahapan, antara lain:
(perekrutan) dan seleksi karyawan yang dilakukan
PT Jamsostek (Persero) pusat dapat dilihat pada 1. Publikasi Publikasi Lamaran,
tabel berikut ini. Informasi media cetak lowongan melalui
Kompas dan juga melalui website dilakukan
dengan meng-klik tombol “Registrasi” di
website Jamsostek.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 161


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

2. Menerima Surat Lamaran b. Mempunyai hasil penilaian kinerja


Pelamar harus melengkapi semua dokumen yang karyawan pada masa percobaan 3 (tiga)
dipersyaratkan PT Jamsostek, Tbk. bulan dengan predikat minimal baik.
3. Pengiriman Lamaran c. Direkomendasikan secara tertulis oleh
Pengiriman melalui Po Box. kepala unit kerja sesuai dengan job title
4. Building Database sebagaimana lowongan formasi yang
Proses penyalinan surat lamaran ke dalam ditawarkan.
database elektronik. d. Wajib menjalani masa ikatan kerja selama
5. Seleksi Administratif 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal
Persyaratan administratif meliputi: peryaratan yang bersangkutan diangkat menjadi calon
usia dan pendidikan, akreditasi institusi karyawan.
pendidikan dan indeks prestasi.
6. Pengiriman Surat Panggilan
Dilakukan pemanggilan Shortlist Candidates Dalam proses rekrutmen dan seleksi pada
menggunakan surat. PT Jamsostek (Persero) Pusat tidak merekrut
7. Pelaksanaan Seleksi Online karyawan secara langsung di kantor pusat Jam
Meliputi: sostek, melainkan menggunakan jasa konsultan
a. Disampaikan pada saat pengumuman hasil manajemen SDM Profesional atau bekerjasama
tahap 1 di website. dengan pihak ketiga seperti: LPT UI, Lembaga
b. Pengumuman tes tahap 2 dan berhak PPM (PPM), dan Lembaga Semanggi, Atmajaya
mengikuti tahap selanjutnya melalui website Jakarta.
8. Pelaksanaan Seleksi Pelaksanaan system on line test recruitmen
Meliputi: verifikasi dokumen, Confirmatory test, and selection dilakukan secara objektif oleh
wawancara awal (hanya untuk posisi Account pihak LPPM dan manajemen SDM PT Jamsostek
Officer), psikotes dan Bahasa Inggris (tertulis), (Persero) Pusat, yakni mulai dari tahap awal
diskusi kelompok dan wawancara, diberlakukan rekrutmen sampai dengan tahap akhir. Meskipun
sistem gugur pada setiap jenis tes, dilaksana yang mengikuti tes masih ada hubungan famili
kan secara tatap muka di kota Balikpapan, dengan direktur PT Jamsostek (Persero) Pusat,
Banjarmasin, Makassar, Manado (peserta dapat maka tetap saja peserta dinyatakan gugur atau
memilih salah satu lokasi tes), pengumuman peserta gagal dalam mengikuti tes dan tidak
tes tahap 3 dan berhak mengikuti tahap diterima sebagai karyawan PT Jamsostek (Persero)
selanjutnya melalui website. Pusat. Mengingat keberhasilan organisasi atau
9. Pelaksanaan Seleksi Kesehatan dan perusahaan ditentukan oleh kualitas Sumber
Wawancara User Daya Manusia (SDM) yang tanggap, tangguh,
Dilakukan dengan cara: terlatih dan terampil dalam menghadapi segala
a. Sesuai pilihan lokasi tes. perubahan intern organisasi ataupun mampu
b. Pengumuman tes tahap 4 dan berhak mengantisipasi kemajuan suatu bidang teknologi,
mengikuti tahap selanjutnya melalui politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dengan
website dilaksanakan rekrutmen dan seleksi dilakukan
10. Pelaksanaan Diklat Persiapan Kerja DPK) secara “on-line”, maka mempermudah pelamar
Diklat dilakukan dengan cara yakni: dalam melamar pekerjaan tanpa harus repot
a. Bertempat/berlokasi yang ditentukan. datang ke perusahaan Jamsostek (kepala penata
b. Pengumuman suatu kelulusan DPK urusan rekrutmen).
dan dapat diangkat menjadi calon karyawan Perusahaan juga melakukan kompetensi match
melalui website. (80%), agar memperoleh SDM yang mampu dan
11.Pengangkatan Calon Karyawan (Masa ahli dalam bidangnya, serta dapat merekrut
Percobaan 3 bulan) karyawan maksimal usia 27 tahun, hal itu
Melalui berbagai cara: dimaksudkan untuk masa kerja yang panjang
a. Lulus seleksi penerimaan atau lama agar mereka lebih produktif dalam
b. Menyertakan ijazah asli untuk disimpan melakukan pekerjaan.
selama 2 (dua) tahun pertama masa kerja.
12. Pengangkatan Karyawan Tetap, 3.2.Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan
Melalui berbagai cara: Rekrutmen dan Seleksi
a. Menjalani masa percobaan selama jangka
waktu 3 bulan yang ditetapkan dengan Dalam perusahaan tidak luput dari kendala-
Surat Keputusan Direksi tentang peng kendala dalam melakukan proses rekrutmen dan
angkatan calon karyawan. seleksi. Begitu pula dengan PT Jamsostek (Persero)
Pusat. Adapun kendala-kendala tersebut antara
lain dapat diuraikan sebagai berikut :

162 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

1. Terjadi penumpukan berkas fisik tinggi, mengingat faktor anggaran perekrutan


2. Dibutuhkan waktu dan biaya yang cukup menjadi faktor yang diprioritaskan oleh
besar guna menyaring puluhan ribu berkas perusahaan.
lamaran yang masuk.
4 Dalam penerimaan (rekrutmen) karyawan dan
3. Waktu proses yang lama seleksi diperoleh melalui sumber eksternal
4. Proses screening hanya pada aspek adminis- dari PT Jamsostek (Persero) Pusat, yakni
trasi media massa dan website.
5. Prosentase kehadiran yang rendah 5 PT Jamsostek (Persero) Pusat menggunakan
6. Prosentase kelulusan psikotest yang rendah. jasa pihak ketiga (konsultan SDM dalam proses
rekrutmen dan seleksi karyawan.
Dalam menyelesaikan kendala tersebut di atas,
maka secara garis besar solusi dalam proses 6. Tujuan rekrutmen dan seleksi pada PT
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Jamsostek (Persero) Pusat ialah agar men-
1. Web based (on line system) merupakan tahap dapatkan karyawan yang diinginkan sesuai
awal proses rekrutmen, peserta melakukan : dengan keahlian dalam bidangnya.
a. Registrasi peserta mengisi form aplikasi
lamaran yang telah di sediakan pada
website.
b. Data yang telah diinput oleh masing-masing REFERENSI
peserta disubmit dan secara otomatis
terdokumentasikan diserver. Gomes, F. C. (2013). Manajemen Sumber Daya
c. Sistem akan secara otomatis melakukan Manusia. Yogyakarta: Andi.
screening berdasarkan persyaratan adminis
trasi dan merekomendasikan peserta Handoko, H. T. (2006). Manajemen Personalia dan
yang memenuhi syarat untuk mengikuti Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
tahap selanjutnya, yaitu ”on-line test”.
2. Bagi seluruh peserta yang lolos seleksi Husaini, U., & Akbar, P. S. (2004). Metodologi
administrasi diberikan jadwal untuk Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
melaksanakan on-line test, yakni tes yang
terdiri dari : Mardalis. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi
a. Tes Kemampuan Umum (TKU) Aksara.
b. Tes IQ Pendahuluan (TIQ)
Moekijat. (2005). Manajemen Personalia. Bandung:
c. Inventory Minat dan Bakat (IMB)
Mandar Maju.
3. Tatap muka yang merupakan seleksi
kepribadian dan kompetensi yang terdiri
Rivai, V. (2011). Corporate Performance
dari :
Management dari teori ke Praktek. Bogor:
a. Confirmatory Test, tes Ghalia Industri.
b. Beauty Contest.
c. Test IQ, Tes Kepribadian dan Tes Siagian, S. (2002). Manajemen Sumber Daya
Kompetensi Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

IV. KESIMPULAN Simamora, H. (1997). Manajemen Sumber Daya


Manusia (Edisi Kedua). Jakarta: YKPN.
1. Proses rekrutmen pada PT Jamsostek (Persero)
adalah proses mencari, menemukan dan Sukamti, U. (1989). Management Personalia/
menarik para pelamar untuk dipekerjakan, Sumber Daya Manusia. Jakarta: P2LPTK
dan proses ini dimulai ketika para pelamar Dikti Depdikbud.
dicari dan berakhir ketika lamaran diterima.
Sulistiyani, A. T., & Rosidah. (2003). Manajemen
2. PT Jamsostek (Persero) Pusat diharapkan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha
melakukan seleksi berdasarkan kompetensi, Ilmu.
sehingga karyawan yang diterima benar-benar
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

3 Perusahaan dapat memilih metode rekrut-


men, yaitu Job posting program. Metode ini
memiliki keuntungan antara lain, waktu
dan biaya yang dibutuhkan tidak terlalu

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 163


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs, BI Rate dan PDB Terhadap Penerimaan


Jumlah Mahasiswa Baru di Kampus STMIK Atma Luhur
Pangkalpinang
Seno Hadi Saputro
STMIK Atma Luhur
Jl. Jendral Sudirman, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung
e-mail : seno.hadi@atmaluhur.ac.id1

Abstract – This research is perform to evaluate the influence of inflation, exchange rate, BI Rate and GDP
toward the number of new admissions. Microeconomics variable. Methodology research as the sample used
purposive sampling and this research in STMIK Atma Luhur Pangkalpinang. Data analysis with multiplier
regression of common effect datapanel method in level 3 Diploma and fixed effect datapanel method in bachelor
degree. The results obtained are the empirical evidence of analysis show as inflation, exchange rate and BI Rate
have a negative influence toward the number of new admissions of level 3 diploma in STMIK Atma Luhur
Pangkalpinang and GDP not influence toward the number of new admissions of level 3 diploma in STMIK Atma
Luhur Pangkalpinang. While in bachelor degree, inflation, exchange rate, BI rate and GDP not influence toward
the number of admissions in STMIK Atma Luhur Pangkalpinang.

Keyword : Inflation, Exchange Rate, BI Rate and the number of new admissions

I. PENDAHULUAN pemerintah sedangkan perguruan tinggi swasta


dikelola oleh instansi tertentu (yayasan).
Perkembangan suatu negara tidak terlepas dengan
faktor-faktor yang mendukung kelancaran Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
pembangunan, salah satu faktornya yaitu sektor Komputer (STMIK) Atma Luhur berlokasi di Jalan
pendidikan. Dalam program pembangunan, sektor Jenderal Sudirman, Selindung, Pangkalbalam,
pendidikan sangat penting guna keberhasilan Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung adalah
kelancaran pembangunan. Pendidikan yang baik akan salah satu perguruan tinggi swasta yang merupakan
menjadikan seseorang memiliki modal investasi untuk bagian dari Kopertis Wilayah II menawarkan 3
masa depan. Dengan modal pendidikan yang baik, program studi yaitu Diploma 3 (D-3) Manajemen
efeknya tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga Informatika dan Komputerisasi Akuntansi, Strata 1
untuk jangka panjang. Dampak jangka panjang yang (S-1) Sistem Informasi dan Teknik Informatika. Pada
dapat dirasakan antara lain adalah berdampak pada tahun akademik 2014/2015 program studi Diploma 3
karir seseorang apabila sudah terjun didalam dunia (D-3) Komputerisasi Akuntansi ditutup sehingga
kerja professional, selain itu dalam jangka pendek program studi Diploma 3 yang ditawarkan tinggal 1
pendidikan dapat dijadikan suatu investasi karena yaitu Manajemen Informatika. STMIK Atma Luhur
salah satu alasannya adalah bahwa dengan adanya berfungsi untuk memberikan pelayanan pendidikan
pendidikan yang baik maka ilmu yang kita peroleh dan membantu dalam meningkatkan taraf hidup
dapat terus dikembangkan sesuai dengan bidang ilmu masyarakat serta diharapkan dapat dijadikan sebagai
yang kita pelajari. pilihan Perguruan Tinggi (PT) bagi masyarakat yang
berminat untuk mendapatkan pendidikan dibidang
Perguruan tinggi merupakan salah satu jenjang dalam komputer.
dunia pendidikan yang mempunyai peran sebagai
institusi yang bertanggung jawab dalam menjaga daya Penerimaan mahasiswa baru Diploma 3 (D-3) dan
saing bangsa. Daya saing bangsa dapat dibangun Strata 1 (S-1) kampus STMIK Atma Luhur dari waktu
dengan baik apabila didukung oleh Perguruan Tinggi ke waktu mengalami perubahan. Perubahan tersebut
(PT) yang berkualitas, sehingga mempunyai daya diduga dipengaruhi oleh vaiabel makroekonomi.
saing yang kuat dalam kompetensi ekonomi global. Variabel makroekonomi banyak jenis variabel yang
Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, dapat digunakan. Variabel makroekonomi yang
perguruan tinggi dibagi menjadi dua, yaitu Perguruan digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi, kurs, Bi
Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta Rate dan PDB. Data inflasi, kurs, Bi Rate dan PDB
(PTS). Perguruan tinggi negeri dikelola oleh serta penerimaan mahasiswa baru Diploma 3 (D-3)

164 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dan Strata 1 (S-1) dapat dijelaskan pada tabel 1 dan 1. Inflasi


tabel 2 sebagai berikut :
Menurut Sukirno dalam Istiqamah (2016), inflasi
Tabel 1. Inflasi, kurs, BI Rate, PDB dan PMB Diploma 3 adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku
Tahun 2009 - 2015 dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah
Tahun Inflasi Kurs BI Rate PDB PMB presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun
2009 0,0275 10110 0,0650 0,0600 273
tertentu disbanding dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikan harga-
2010 0,0644 9086 0,0650 0,0460 182 harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan menjadi 3
golongan yaitu :
2011 0,0479 8621 0,0675 0,0620 135
a. Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-
2012 0,0458 9608 0,0575 0,0650 76 harga yang lambat jalannya. Yang digolongkan
pada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang
2013 0,0879 10979 0,0650 0,0580 47 tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen
setahun.
2014 0,0399 11776 0,0750 0,0502 41 b. Hyperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga
yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat
2015 0,0718 13113 0,0750 0,0479 39
harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam
masa yang singkat.
c. Inflasi sederhana adalah tingkat inflasi di Negara
Tabel 2. Inflasi, kurs, BI Rate, PDB dan PMB Strata 1 berkembang yang ada kalanya tidak mudah
Tahun 2009 - 2015 dikendalikan. Negara-negara tersebut tidak
mengalami masalah hyperinflasi, akan tetapi juga
Tahun Inflasi Kurs BI Rate PDB PMB tidak mampu menurunkan inflasi pada tingkat
yang sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian
2009 0,0275 10110 0,0650 0,0600 236 Negara tingkat inflasi mencapai 5 sampai dengan
10%.
2010 0,0644 9086 0,0650 0,0460 508

2011 0,0479 8621 0,0675 0,0620 448 2. Kurs

2012 0,0458 9608 0,0575 0,0650 339 Menurut A. Nasir (2011), Nilai tukar suatu mata uang
sebenarnya merupakan harga mata uang suatu negara
2013 0,0879 10979 0,0650 0,0580 280 terhadap mata uang asing lainnya. Nilai tukar mata
uang tersebut merupakan hasil interaksi antara
2014 0,0399 11776 0,0750 0,0502 481 kekuatan permintaan (demand) dan penawaran
(supply) yang terjadi di pasar valuta asing.
2015 0,0718 13113 0,0750 0,0479 362
3. BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang


Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa terjadi mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter
penurunan penerimaan mahasiswa baru Diploma 3 yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan
(D-3) sedangkan inflasi, kurs, BI Rate dan PDB kepada publik. BI Rate diumumkan oleh dewan
mengalami perubahan yang bervariasi. Penerimaan gubernur Bank Indonesia setiap rapat dewan gubernur
mahasiswa baru Strata 1 mengalami perubahan yang bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter
bervariasi sedangkan inflasi, kurs, BI Rate dan PDB yang dilakukan bank Indonesia melalui pengelolaan
juga mengalami perubahan yang bervariasi. likuiditas (Liquidity Management) di pasar uang
Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat menarik untuk mencapai sasaran operasional kebijakan
untuk diadakan penelitian mengenai pengaruh inflasi, moneter (www.bi.go.id/id/moneter/bi).
kurs, BI Rate dan PDB terhadap penerimaan jumlah
mahasiswa baru di kampus STMIK Atma Luhur. 4. PDB
II. METODOLOGI PENELITIAN Dalam Arif (2014), PDB adalah nilai uang
berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang
2.1 Kajian Literatur dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu
perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu
Variabel makroekonomi merupakan variabel yang biasanya satu tahun.
berasal dari luar perusahaan yang tidak dapat
dikontrol. Faktor tersebut adalah inflasi, nilai tukar 2.2 Teknik Pengumpulan Data
dolar ke rupiah (kurs), BI Rate dan PDB.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 165


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan A. Pengujian Pemilihan Model dalam Pengolahan
berdasarkan metode pengambilan sampel bertujuan Data Panel
(purposive sampling) yaitu teknik penentuan
sampling dengan pertimbangan tertentu / Judgment a. Uji Chow (Chow Test)
Sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
yang representatif sesuai dengan kriteria sampel Uji chow dilakukan untuk memilih model yang
sebagai berikut : digunakan Common Effect atau Fixed Effect.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai
1. Periode pengamatan dilakukan 7 tahun berturut- berikut :
turut yaitu tahun akademik 2009/2010, 2010/2011,
2011/2012, 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015, H0 : Model Common Effect
2015/2016
H1 : Model Fixed Effect
2. Periode pengamatan dilakukan pada akhir
penerimaan mahasiswa baru yaitu pada tanggal 31 Dasar penolakan terhadap hipotesa nol tersebut adalah
Agustus 2009 sampai 31 Agustus 2015 dengan menggunakan Rumus :

Metode penelitian yang digunakan untuk ( ESS1 − ESS 2) /( N − 1)


Chow =
menganalisis pengaruh Inflasi, Nilai Kurs, BI Rate ESS 2 /( NT − N − K )
dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan
jumlah mahasiswa baru Diploma 3 (D-3) program Dimana :
studi manajemen informatika adalah analisis data
panel. Perangkat lunak yang digunakan dalam ESS1 = Residual Sum Square hasil pendugaan model
penelitian ini adalah Microsoft Excel 2007 untuk Common Effect
mengelompokkan data dan selanjutnya diolah
menggunakan software Eviews 6. ESS2 = Residual Sum Square hasil pendugaan model
Fixed Effect
2.3 Metode Analisis Data
N = Jumlah data cross section
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi berganda dengan panel data. T = Jumlah data time series
Menurut Widarjono (2013), Panel data atau disebut
data longitudinal adalah sekelompok data individual K = Jumlah variabel penjelas
yang diteliti selama rentang waktu tertentu. Panel data
merupakan gabungan dari time series data dan cross Jika nilai Chow statistics hasil pengujian lebih besar
section data. Model panel data terdiri dari 3 bentuk dari F tabel, maka Ho ditolak, begitu juga sebaliknya.
yaitu :
b. Uji Hausman (Hausman Test)
1. Ordinary Least Square
Uji hausman dilakukan untuk memilih model yang
Metode Ordinary Least Square dikenal dengan digunakan Fixed Effect atau Random Effect.
estimasi Common effect. Dalam pendekatan ini tidak Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. berikut :
Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan
sama dalam berbagai kurun waktu. H0 : Model Random Effect

2. Fixed Effect H1 : Model Fixed Effect

Pengertian Fixed effect ini didasarkan adanya Jika nilai hausman hasil pengujian lebih besar dari X2
perbedaan intersep antara perusahaan namun intersep tabel, maka Ho ditolak, begitu juga sebaliknya.
nya sama antar waktu (time invariant). Disamping itu,
model fixed effect juga mengasumsikan bahwa c. Uji Lagrange Multiplier (LM Test)
koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan
Uji lagrange multiplier dilakukan untuk memilih
antar waktu
model yang digunakan Common Effect atau Random
3. Random Effect Effect. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa
sebagai berikut :
Didalam model ini kita akan mengestimasi data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling H0 : Model Common Effect
berhubungan antar waktu dan antar individu .
H1 : Model Random Effect

166 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Jika nilai Lagrange Multiplier hasil pengujian lebih Dari uji chow didapatkan hasil 1,326787 sedangkan
besar dari X2 tabel, maka Ho ditolak, begitu juga besarnya F tabel dengan derajat bebas N-1 (3) dan
sebaliknya. NT-N-K (20) sebesar 2,38009. Karena F hitung<F
tabel maka H0 diterima. Dengan demikian dapat
2.4 Evaluasi Model disimpulkan bahwa model Common Effect lebih
sesuai digunakan didalam penelitian ini daripada
1. Uji t (Uji Parsial) Fixed Effect.

Uji parsial (t test) dilakukan untuk menguji b) Jenjang Strata 1 (S-1)


signifikansi pengaruh variabel-variabel independen,
yaitu Inflasi, Kurs, BI Rate dan Pertumbuhan (𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸1−𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸2)/(𝑁𝑁−1)
Chow =
Ekonomi secara individual terhadap variabel 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸2/(𝑁𝑁𝑁𝑁−𝑁𝑁−𝐾𝐾)

dependen, yaitu Penerimaan jumlah mahasiswa baru (0,355460−0,198875)/(4−1)


tahun akademik 2009/2010, 2010/2011, 2011/2012, Chow =
0,198875/(4.7−4−4)
2012/2013, 2013/2014, 2014/2015 dan 2015/2016.
Tahap-tahap pengujiannya adalah : Chow = 5,249026

a) Merumuskan hipotesis. Dari uji chow didapatkan hasil 5,249026 sedangkan


besarnya F tabel dengan derajat bebas N-1 (3) dan
H0: b1…b4 = 0, artinya tidak ada pengaruh antara NT-N-K (20) sebesar 2,38009. karena F hitung>F
variabel independen terhadap variabel dependen. tabel maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model Fixed Effect lebih sesuai
Ha: b1……b4 ≠ 0, artinya ada pengaruh antara digunakan didalam penelitian ini daripada Common
variabel independen terhadap variabel dependen. Effect.
b) Menentukan tingkat signifikansi yaitu 0,10 2) Uji Lagrange Multiplier
atau 10 %.
Jenjang Diploma3 (D-3)
c) Menentukan keputusan dengan Dari uji lagrange multiplier didapatkan hasil 2,571429
membandingkan t hitung dengan t tabel sedangkan nilai kritis Chi Squares dengan n-1 sebesar
dengan kriteria sebagai berikut: 3 pada α = 10% sebesar 6,251. karena uji lagrange
multiplier<X2 tabel maka H0 diterima. Dengan
Jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel, maka demikian dapat disimpulkan bahwa model Common
Ho ditolak Effect lebih sesuai digunakan didalam penelitian ini
daripada Random Effect.
Jika t hitung < t tabel atau -t hitung > -t tabel, maka
Ho diterima 3) Uji Hausman
2. R Squared Jenjang Strata 1 (S-1)
Dari uji hausman didapatkan hasil -5,768529
R-Squared adalah proporsi variasi dalam variabel sedangkan nilai kritis Chi Squares dengan n-1 sebesar
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel 3 pada α = 10% sebesar 6,251. karena uji
independennya. R-Squared memiliki range 0 ≤ R- hausman<X2 tabel maka H0 diterima. Dengan
Squared ≤ 1. Jika R-Squared bernilai 1 maka 100 demikian dapat disimpulkan bahwa model Fixed
persen variasi dalam variabel dependen dapat Effect lebih sesuai digunakan didalam penelitian ini
dijelaskan oleh variabel-variabel independennya. daripada Random Effect.
Sedangkan jika R-Squared bernilai 0 maka variasi
dalam variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh Model data panel dengan menggunakan model
variabel-variabel independennya. Common Effects untuk jenjang Diploma 3 dan model
Fixed Effects untuk jenjang Strata 1 ditampilkan pada
III. HASIL DAN PEMBAHASAN tabel 3 dan tabel 4.
A. Pengujian Pemilihan Model Data Panel
1) Uji Chow
a) Jenjang Diploma 3 (D-3)
(𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸1−𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸2)/(𝑁𝑁−1)
Chow =
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸2/(𝑁𝑁𝑁𝑁−𝑁𝑁−𝐾𝐾)
Tabel 3.Metode Common Effects
(1,091911−0,910671)/(4−1)
Chow =
0,910671/(4.7−4−4) untuk jenjang Diploma 3

Chow = 1,326787

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 167


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Variabel
Coefficien
t-Statistic Prob
didapatkan hasil -t hitung < -1,638 ini berarti inflasi
t untuk jenjang Diploma 3 berpengaruh terhadap
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan
Log Inflasi -1,167968 -1,810104 0,1680 koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
Log Kurs -2,102418 -1,869027 0,1584
0,080787 untuk jenjang strata 1. Apabila
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
Log BIRate -4,293558 -1,994346 0,1401 didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti inflasi
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap
Log PDB -3,048473 -1,359917 0,2670 jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil
analisis tersebut jenjang diploma 3 inflasi
berpengaruh negatif terhadap penerimaan mahasiswa
baru di kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan
R-Squared 0,701071 Mean 4,468110
jenjang strata 1 inflasi tidak mempengaruhi jumlah
dependent
Adjusted R-Squared 0,402141 var
penerimaan mahasiswa baru di kampus STMIK Atma
Luhur. Ini berarti semakin besar inflasi maka jumlah
S.E. of regression 0,603300 S.D. 0,780250 mahasiswa baru jenjang diploma 3 yang diterima
dependent akan semakin berkurang begitu juga sebaliknya.
Log likelihood -3,429637 var Sedangkan inflasi sama sekali tidak mempengaruhi
jumlah mahasiswa baru jenjang strata 1 di kampus
Durbin Watson stat 2,563480 Sum 1,091911 STMIK Atma Luhur.
squared
resid Nilai signifikansi uji t pada kurs sebesar 0,1584 untuk
jenjang Diploma 3 dan 0,7658 untuk jenjang Strata 1
(sig>0,10) ini berarti kurs tidak signifikan terhadap
jumlah penerimaan mahasiswa baru, koefisien regresi
memiliki arah negatif sebesar -2,102418 untuk
Tabel 4.Metode Fixed Effects jenjang Diploma 3. Apabila dibandingkan antara t
hitung dan t tabel maka didapatkan hasil -t hitung < -
untuk jenjang Strata 1 1,638 ini berarti kurs untuk jenjang Diploma 3
berpengaruh terhadap jumlah penerimaan mahasiswa
Variabel Coefficient t-Statistic Prob baru. Sedangkan koefisien regresi memiliki arah
negatif sebesar -0,209234 untuk jenjang strata 1.
Log Inflasi -0,080787 -0,219439 0,8404 Apabila dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti kurs
Log Kurs -0,209234 -0,326007 0,7658
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap
Log BIRate -0,836023 -0,680613 0,5449 jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil
analisis tersebut jenjang diploma 3 kurs berpengaruh
Log PDB 1,384191 -1,440029 0,2455 negatif terhadap penerimaan mahasiswa baru di
kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan jenjang
strata 1 kurs tidak mempengaruhi jumlah penerimaan
mahasiswa baru di kampus STMIK Atma Luhur. Ini
R-Squared 0,279394 Mean 5,903915 berarti semakin besar nilai kurs maka jumlah
dependent
Adjusted R-Squared -0,441212
mahasiswa baru jenjang diploma 3 yang diterima
var
akan semakin berkurang begitu juga sebaliknya.
S.E. of regression 0,344219 S.D. 0,286728 Sedangkan nilai kurs sama sekali tidak mempengaruhi
dependent jumlah mahasiswa baru jenjang strata 1 di kampus
Log likelihood 0,498319 var STMIK Atma Luhur.
Durbin Watson stat 1,781337 Sum 0,355460 Nilai signifikansi uji t pada BI Rate sebesar 0,1401
squared untuk jenjang Diploma 3 dan 0,5449 untuk jenjang
resid Strata 1 (sig>0,10) ini berarti BI Rate tidak signifikan
terhadap jumlah penerimaan mahasiswa baru,
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
4,293558 untuk jenjang Diploma 3. Apabila
Nilai signifikansi uji t pada inflasi sebesar 0,1680
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
untuk jenjang Diploma 3 dan 0,8404 untuk jenjang
didapatkan hasil -t hitung < -1,638 ini berarti BI Rate
Strata 1 (sig>0,10) ini berarti inflasi tidak signifikan
untuk jenjang Diploma 3 berpengaruh terhadap
terhadap jumlah penerimaan mahasiswa baru,
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar -
1,167968 untuk jenjang Diploma 3. Apabila
0,836023 untuk jenjang strata 1. Apabila
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka

168 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti BI Rate sedangkan 72,06 persen dijelaskan oleh variabel lain
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap di luar model. Variabel tersebut diduga juga
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil dipengaruhi oleh biaya perkuliahan, promosi, minat
analisis tersebut jenjang diploma 3 BI Rate mahasiswa baru dan lain sebagainya.
berpengaruh negatif terhadap penerimaan mahasiswa
baru di kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan IV. KESIMPULAN
jenjang strata 1 BI Rate tidak mempengaruhi jumlah
penerimaan mahasiswa baru di kampus STMIK Atma 1. Pemilihan model data panel menggunakan model
Luhur. Ini berarti semakin besar nilai BI Rate maka data panel Common Effect setelah dilakukan
jumlah mahasiswa baru jenjang diploma 3 yang pengujian dengan menggunakan Chow test dan
diterima akan semakin berkurang begitu juga Lagrange Multiplier test pada jenjang diploma 3,
sebaliknya. Sedangkan nilai BI Rate sama sekali tidak sedangkan pemilihan model data panel
mempengaruhi jumlah mahasiswa baru jenjang strata menggunakan model data panel Fixed Effect
1 di kampus STMIK Atma Luhur. setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan
Chow test dan Hausman test.
Nilai signifikansi uji t pada PDB sebesar 0,2670
untuk jenjang Diploma 3 dan 0,2455 untuk jenjang 2. Hasil uji signifikansi secara individu menunjukkan
Strata 1 (sig>0,10) ini berarti PDB tidak signifikan hasil:
terhadap jumlah penerimaan mahasiswa baru,
koefisien regresi memiliki arah negatif sebesar - a. Untuk jenjang diploma 3 inflasi, kurs, BI
3,048473 untuk jenjang Diploma 3. Apabila Rate dan PDB tidak mempengaruhi jumlah
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka penerimaan mahasiswa baru di kampus
didapatkan hasil -t hitung > -1,638 ini berarti PDB STMIK Atma Luhur
untuk jenjang Diploma 3 tidak berpengaruh terhadap
b. Untuk jenjang strata 1 inflasi, kurs, BI Rate
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan
berpengaruh negatif terhadap jumlah
koefisien regresi memiliki arah positif sebesar
penerimaan mahasiswa baru di kampus
1,384191 untuk jenjang strata 1. Apabila
STMIK Atma Luhur. Sedangkan PDB tidak
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka
mempengaruhi jumlah penerimaan
didapatkan hasil -t hitung >-1,638 ini berarti BI Rate
mahasiswa baru di kampus STMIK Atma
untuk jenjang strata 1 tidak berpengaruh terhadap
Luhur.
jumlah penerimaan mahasiswa baru. Dari hasil
analisis tersebut jenjang diploma 3 PDB tidak 3. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan
berpengaruh terhadap penerimaan mahasiswa baru di variabel-variabel lain yang mempengaruhi jumlah
kampus STMIK Atma Luhur. Sedangkan jenjang penerimaan mahasiswa baru seperti biaya
strata 1 PDB tidak mempengaruhi jumlah penerimaan perkuliahan, promosi, minat, tempat tinggal
mahasiswa baru di kampus STMIK Atma Luhur. Ini mahasiswa baru, pesaing kampus dan lain
berarti kenaikan maupun penurunan PDB tidak sebagainya serta sebaiknya menggunakan periode
mempengaruhi jumlah penerimaan mahasiswa baru yang lebih lama untuk mendapatkan informasi
baik jenjang D3 maupun S1 di kampus STMIK Atma yang lebih akurat.
Luhur.
REFERENSI
R Squared
Arif, Dodi. (2014). Pengaruh Produk Domestik Bruto,
Hasil estimasi dengan menggunakan model efek Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan BI Rate
common (Common Effect) menunjukkan nilai R2 atau Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di
koefisien determinasi pada hasil estimasi tersebut Indonesia Periode 2007-2013. Jurnal Ekonomi
dapat diketahui bahwa 70,11 persen keragaman Bisnis. 19. 65-66.
penerimaan mahasiswa baru jenjang diploma 3 di
kampus STMIK Atma Luhur yang menjadi sampel Azwir, Nasir & Mirza, Achmad. (2011). Pengaruh
pada periode waktu 2009-2015 dapat dijelaskan oleh Nilai Kurs, Inflasi, Suku bunga deposito dan
variabel bebasnya (Inflasi, kurs, BI Rate dan PDB), Volume Perdagangan Saham Terhadap Return
sedangkan 29,89 persen dijelaskan oleh variabel lain Saham Pada Perusahaan Perbankan yang
di luar model. Variabel tersebut diduga dipengaruhi Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
oleh biaya perkuliahan, promosi, minat mahasiswa Ekonomi. 19 No. 4.
baru dan lain sebagainya. Sedangkan nilai R2 atau
koefisien determinasi pada hasil estimasi tersebut Rahmatika Istiqamah. (2016). Analisis Pengaruh
dapat diketahui bahwa 27,94 persen keragaman Inflasi, jumlah uang beredar, sertifikat bank
penerimaan mahasiswa baru jenjang strata 1 di Indonesia syariah dan harga minyak dunia
kampus STMIK Atma Luhur yang menjadi sampel terhadap indeks harga saham syariah Indonesia
pada periode waktu 2009-2015 dapat dijelaskan oleh (ISSI) periode Mei 2011-Mei 2016. Skripsi.
variabel bebasnya (Inflasi, kurs, BI Rate dan PDB),

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 169


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri


Syarif Hidayatullah Jakarta. 18-20.

Widarjono, Agus. (2013). Ekonometrika Pengantar


dan Aplikasinya Disertai Panduan EVIEWS.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN, 2013.

www.bi.go.id/id/moneter/bi
Rate/penjelasan/contents/default.aspx diakses 09
September 2016

170 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan


Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan

Eigis Yani Pramularso

Program Studi Manajemen Perpajakan


Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta
email: eigis.eyp@bsi.ac.id

Abstract – One of the things that the company's priority to achieve the goal is to have professional resources
with the best employee performance in carrying out its work. One that can be affect employee’s performance is
the existence of work discipline. This work discipline should be continue to be held and become the principle for
employees, so that employee’s contribution in supporting the success of various functions of the company's
operations become more optimal. The aims of this study is to determine the effect of work discipline on
employee’s performance Cipta Hotel Pancoran South Jakarta. The number of respondents in this study is 50
employee’s. The data were collected by using questionnaires and library studies. Data analysis is used the
linearity test, simple regression analysis, and correlation coefficient test. The result shows that the discipline of
work has a positive and significant impact on the performance of employee’s of Cipta Hotel Pancoran, South
Jakarta. The magnitude of the correlation coefficient shows the amount of 0.499, it means the relationship of
work discipline to the employee's performance is quite strong. Coefficient of determination or R Squared =
0.249 it means that work discipline affect of employee’s performance is 24.9% while the rest is influenced by
factors others than work discipline it self.

Key Word: work discipline, employee performance

I.PENDAHULUAN yang menjadi target dan prioritas adalah perusahaan


Penerapan disiplin kerja menjadi bagian tidak memiliki sumber daya yang profesional dengan
terpisahkan bagi seorang karyawan dalam kinerja terbaik dalam menjalankan fungsi
menjalankan pekerjaannya. Tanggung jawab untuk operasional secara menyeluruh. Dengan Kinerja
mematuhi prosedur dan segala peraturan kerja yang karyawan yang optimal tersebut dapat mendukung
sudah dibuat perusahaan menjadi bentuk nyata usaha pencapaian tujuan perusahaan di masa yang
karyawan dalam kaitannya dengan disiplin kerja kan datang.
yang dimilikinya. Disiplin kerja ini harus terus Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam (Mulyadi,
dipegang dan menjadi prinsip bagi karyawan 2015)“ Kinerja adalah satu hasil kerja yang dicapai
sehingga kontribusi karyawan dalam mendukung seorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang
keberhasilan berbagai fungsi operasional perusahaan dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
bisa lebih baik lagi. kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan”.
Menurut Singodimejo dalam (Mulyadi, 2015) Perusahaan dalam kegiatan usahanya selalu
mengatakan “Disiplin kerja adalah sikap kesediaan menantikan suatu hasil kinerja yang baik dari
dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan karyawannya. Salah satu faktor yang dapat
mentaati norma-norma peraturan yang berlaku mendorong kinerja karyawan adalah kesungguhan
disekitarnya”. Disiplin kerja menjadi pendorong karyawan dalam menerapkan pentingnya disiplin
karyawan agar setiap pekerjaan dapat dijalankan kerja dalam keseharian kerja karyawan tersebut.
dengan optimal. Disiplin kerja sangat penting untuk Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan merupakan
perkembangan suatu organisasi dalam menciptakan salah satu penyedia layanan hotel yang dalam
sumber daya manusia yang disiplin. Untuk itu, kegiatannya menjadikan peran karyawan menjadi
organisasi harus membuat peraturan yang tertulis sangat penting dalam menentukan kinerja
yang dapat menjadi pegangan karyawan dalam perusahaan. Salah satu hal yang menjadi perhatian
menjalankan pekerjaan yang menjadi tanggung adalah disiplin kerja yang dimiliki oleh karyawan.
jawabnya dan juga digunakan organisasi untuk terus Kedatangan karyawan yang terlambat menyebabkan
mendorong karyawan agar dapat mendisiplinkan diri pelaksanaan tugas yang diberikan menjadi kurang
dalam melaksanakan pekerjaan baik secara optimal sudah menjadi bagian permasalahan yang
kelompok maupun individu. selalu dihadapi Cipta Hotel Pancoran dalam hal
Persaingan bisnis yang tumbuh dan berkembang disiplin kerja yang dimiliki karyawan. Penyelesaian
menjadi tantangan dan peluang bagi semua pihak pekerjaan yang tidak tepat waktu, dan pelaksanaan
terkait untuk siap menghadapi dan dapat konsekuensi secara tegas dan konsisten dari
menyesuaikan diri dalam bisnisnya. Salah satu hal peraturan yang sudah ada juga terkadang menjadi

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 171


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

masalah yang ada dihadapi oleh perusahaan secara peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Secara
umum dalam hal disiplin kerja. Disiplin kerja operasional variabel dimensi disiplin kerja menurut
merupakan hal penting untuk dipahami dan bisa Sinungan dalam (Sucipto, 2016) dapat dilihat dari
diterapkan karyawan secara optimal yang pada kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang
akhirnya dapat menunjang kinerja karyawan dimana berlaku termasuk tepat waktu dan tanggung jawab
setiap pekerjaan yang diberikan dapat terselesaikan terhadap pekerjaan, bekerja sesuai dengan prosedur
dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan target yang ada, memelihara perlengkapan kerja dengan
yang sudah ditentukan. baik.
Hasil penelitian terdahulu oleh (Abidin, 2013) Menurut (Wirawan, 2009) “Kinerja adalah
yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
Disiplin terhadap Kinerja Karyawan pada PT indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu
Rekatama Putra Gegana Bandung. Dari hasil profesi dalam waktu tertentu”. Variabel kinerja
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa disiplin karyawan secara operasional Menurut (Wirawan,
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT 2009) Secara umum dapat dikelompokkan menjadi
Rekatama Putra Gegana Bandung. (Sanjaya, 2015) tiga yaitu hasil kerja, perilaku kerja dan sifat pribadi
juga melakukan penelitian dengan judul Pengaruh yang berhubungan dengan pekerjaan.
Disiplin Kerja dan dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada Hotel Ros in Yogyakarta. 2.4. Populasi dan Sampel
Hasil penelitian menunjukan disiplin kerja dan Menurut Sudjana dalam (Riduwan & Kuncoro,
motivasi kerja secara parsial maupun simultan 2008) populasi adalah totalitas semua nilai yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mungkin baik hasil menghitung maupun
karyawan Hotel Ros In Yogyakarta. pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari
(Safitri, 2013) melakukan penelitian dengan karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek
judul Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
terhadap Kinerja karyawan Dinas Apron Move sifatnya. Sedangkan sampel menurut Sugiyono
Control (AMC) PT Angkasa Pura 1 (Persero) dalam (Riduwan & Kuncoro, 2008) adalah sebagian
Cabang Bandar Udara Internasional Juanda – dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi,
Surabaya. Berdasarkan penelitian dapat diketahui Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dari
pelatihan dan disiplin kerja secara simultan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan, dengan
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. populasi yang dijadikan objek penelitian berjumlah
Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap 95 orang. Kemudian diambil sampel menggunakan
kinerja karyawan. Disiplin kerja berpengaruh teknik simple random sampling dimana pengambilan
signifikan terhadap kinerja karyawan. anggota sampel dilakukan secara acak tanpa
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memperhatikan strata yang ada pada populasi
terdorong untuk melakukan penelitian yang tersebut. Sampel yang diambil berdasarkan acak
bertujuan menganalisis pengaruh disiplin kerja adalah 50 orang karyawan yang dianggap cukup
terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran mewakili.
Jakarta Selatan.
2.5. Teknik Pengumpulan Data
II.METODOLOGI PENELITIAN Menurut Nasir dalam (Riduwan & Kuncoro,
2.1. Lokasi penelitian 2008) Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat
Penelitian dilakukan di Cipta Hotel Pancoran ukur yang diperlukan dalam melaksanakan
yang memiliki alamat di Jl. Raya Pasar Minggu Kav. penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa
19 Jakarta Selatan. angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan
beragam fakta yang berhubungan dengan fokus
2.2. Variabel Penelitian penelitian yang diteliti. Data yang diambil dalam
Menurut suwarno dalam (Riduwan & Kuncoro, penelitian ini adalah data primer dengan teknik
2008) Variabel adalah karakteristik yang dapat pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
diamati sesuatu (objek), dan mampu memberikan Kuesioner disusun dengan mengikuti skala likert.
bermacam-macam nilai atau beberapa Kategori. Menurut ( (Riduwan & Kuncoro, 2008) skala Likert
Variabel yang menjadi perhatian dalam penelitian digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
ini adalah variabel bebas atau independence variable persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
yaitu variabel disiplin kerja (X), serta variabel kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini
terikat atau dependent variable yaitu variabel kinerja menggunakan pernyataan sikap dengan lima
karyawan (Y). alternative jawaban Sangat Setuju (SS), setuju (S),
Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
2.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Tidak Setuju (STS). Sedangkan pemberian skor dari
Menurut (Hartatik, 2014) disiplin merupakan pernyataan positif berupa angka 5, 4, 3, 2, dan 1.
suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang Dalam penelitian ini didukung data sekunder
bergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan- yang diperoleh melalui penelusuran literature yaitu

172 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dengan melihat penelitian sebelumnya, studi Distribusi (Tabel t) untuk α =0,05 dan dengan derajat
kepustakaan berupa buku dan bahan lain yang ada kebebasan (dk=n-2)
kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam Kaidah keputusan:
penelitian ini. Jika thitung > ttabel berarti valid sebaliknya thitung < ttabel
berarti tidak valid.
2.6. Validitas dan Reliabilitas
Menurut (Priyatno, 2009) Uji validitas item 2.7. Teknik Analisis Data
digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan
item dalam mengukur objeknya. Item dikatakan penelitian adalah pengolahan data. Dengan
pengolahan data dapat diketahui makna data yang
valid jika ada korelasi dengan skor total. Pengujian
berhasi dikumpulkan. Dengan demikian hasil
validitas item dalam spss bisa menggunakan dua penelitianpun akan segera diketahui (Riduwan &
metode analisis yaitu Korelasi Pearson atau Kuncoro, 2008). Dalam penelitian ini jenis analisis
Corrected item Total Correlation. Teknik uji data yang digunakan deskriptif kuantitatif dan teknik
validitas item dengan korelasi pearson dilakukan statistik menggunakan uji regresi sederhana,
dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor koefisien korelasi, dan koefisien determinasi.
total item, kemudian pengujian signifikansi Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program aplikasi SPSS (Statistical Product
dilakukan dengan criteria r tabel pada tingkat
and Service Solution) versi 20.0.
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif Persamaan regresi dalam (Riduwan & Kuncoro,
dan r hitung >r tabel, maka item dapat dinyatakan 2008) dirumuskan:
valid (demikian pula sebaliknya). Dalam penelitian
ini validitas menggunakan teknik korelasi Pearson Dimana
Product Moment dengan melihat r hitung SPSS dan
subjek variabel terikat yang
r tabel nilai product moment. =
Menurut (Priyatno, 2009) Uji reliabilitas untuk diproyeksikan
Variabel bebas yang mempunyai nilai
mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur yang =
biasanya menggunakan koesioner. Metode yang tertentu untuk diprediksikan
sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur
a = nilai konstanta harga Y jika X =0
skala rentangan adalah Cronboach Alpha. Uji
nilai arah sebagai penentu ramalan
(prediksi) yang menunjukkan nilai
reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas b =
peningkatan (+) atau penurunan (-)
dimana item yang masuk pengujian adalah item
variabel Y
yang masuk pengujian adalah item yang masuk
pengujian adalah item yang valid saja. Perhitungan
untuk reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus Alpha Chronbach dengan program SPSS.
Rumus korelasi Pearson product Moment dalam
(Riduwan & Kuncoro, 2008) sebagai berikut:

2.8. Kajian Teori


Menurut Veithzal Riva’i dalam (Hartatik, 2014)
disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan
manajer untuk mengubah suatu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
Dimana: perusahaan serta norma-norma sosial berlaku.
rhitung = Koefisien korelasi Menurut Singodimejo dalam (Mulyadi, 2015)
∑ Xi = Jumlah skor item mengatakan “disiplin kerja adalah sikap kesediaan
∑ Yi = Jumlah skor total(seluruh item) dan kerelaan seorang untuk mematuhi dan mentaati
n = Jumlah responden norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.
Selanjutnya dihitung dengan uji t dengan rumus Menurut Keith Davis dalam (Mulyadi, 2015)
“disiplin kerja adalah sebagai pelaksana manajemen
untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.”
Menurut (Hartatik, 2014) mengemukakan
bahwa disiplin kerja ada 5 jenis yaitu:
t = Nilai thitung 1. Disiplin diri
r = Koefisien korelasi hasil rhitung Sikap disiplin dikembangkan atau dikontrol oleh
n = Jumlah responden diri sendiri. Hal ini merupakan manifestasi atau

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 173


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

aktualisasi dari tanggung jawab pribadi yang Disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk
berarti mengakui dan menerima nilai-nilai yang mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur,
ada di luar dirinya. maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat
2. Disiplin Kelompok menghasilkan kinerja yang baik.
Disiplin kelompok adalah patut, taat, dan Sinungan dalam (Sucipto, 2016) mengatakan
tunduknya kelompok terhadap peraturan, untuk dapat mengetahui seseorang disiplin dalam
perintah, dan ketentuan yang berlaku, serta kerja atau tidak dapat dilihat dari:
mampu mengendalikan diri dari dorongan 1. Kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang
kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita berlaku termasuk tepat waktu dan tanggung
dan tujuan tertentu, serta memelihara stabilitas jawab terhadap pekerjaan.
organisasi dan menjalankan standar-standar 2. Bekerja sesuai dengan prosedur yang ada
organisasional. 3. Memelihara perlengkapan kerja dengan baik.
3. Disiplin preventif Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
Disiplin preventifadalah disiplin yang ditujukan disiplin kerja adalah sikap patuh dalam
untuk mendorong pegawai agar berdisiplin melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan-
dengan menaati dan mengikuti berbagai standar peraturan yang berlaku organisasi
serta peraturan yang telah ditetapkan. Menurut Armstrong dan Baron dalam (Wibowo,
4. Disiplin korektif 2009) “Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
Disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
memperbaiki dan menindak pegawai yang organisasi, kepuasan konsumen, dan memberiikan
melakukan pelanggaran terhadap aturan yang kontribusi pada ekonomi”. Menurut (Wirawan,
berlaku. 2009) “Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
5. Disiplin progresif fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu
Disiplin progresif merupakan pemberian pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu”.
hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran Menurut (Mangkunegara, 2014) mengemukakan
yang berulang. bahwa “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
Menurut Abdurrahmat dalam (Hartatik, 2014) dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
indikator yang mempengaruhi disiplin kerja antara dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
lain : tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
1. Tujuan dan Kemampuan Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi
Tujuan dan kemampuan pegawai dalam berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun
memahami peraturan yan berlaku dalam suatu internal dari karyawan tersebut. Simamora dalam
organisasi sangat berpengaruh pada tingkat (Mangkunegara, 2014) mengatakan bahwa kinerja
kedisiplinan pegawai. pada umum nya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
2. Keteladanan Pemimpin 1. Faktor individual yang terdiri dari: kemampuan
Seorang pemimpin harus dapat memberikan dan keahlian, latar belakang, dan demografi.
contoh pada pegawai dan menjadi role 2. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi,
model/panutan bagi pegawai. attitude personality, pembelajaran motivasi.
3. Keadilan 3. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya,
Aturan-aturan yang dibuat harus diberlakukan kepemimpinan, penghargaan, struktur job design.
untuk semua pegawai tanpa memandang Menurut (Wirawan, 2009) menyimpulkan bahwa
kedudukan. “Dimensi kinerja adalah unsur-unsur dalam
4. Pengawasan Melekat pekerjaan yang menunjukan kinerja. Untuk
Pengawasan melekat (waskat) ialah tindakan mengukur kinerja, dimensi-dimensi kinerja
nyata dan paling efektif dalam mewujudkan dikembangkan menjadi indikator kinerja. Indikator
kedisiplinan karyawan perusahaan.Sebab, dengan kinerja digunakan untuk mengembangkan
pengawasan melekat ini, berarti atasan harus instrument evaluasi kinerja yang kemudian
aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, digunakan untuk mengukur kinerja seorang pegawai.
gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Pengembangan dimensi dan indikator kinerja
5. Sanksi Hukuman dilaksanakan melalui job analysis atau analisis
Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan pekerjaan”.
dan memperbaiki perilaku pegawai, bukan untuk Secara umum, dimensi kinerja dapat
menyakiti. dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
6. Ketegasan 1. Hasil Kerja
Ketegasan seorang pimpinan dalam melakukan Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk
pelanggaran difokuskan untuk mengoreksi barang atau jasa yang dapat dihitung dan diukur
penampilan kerja agar peraturan kerja dapat kuantitas dan kualitasnya.
diberlakukan secara konsisten. 2. Perilaku Kerja.
7. Hubungan kemanusiaan Ketika berada ditempat kerjanya, seorang
karyawan memiliki 2 perilaku, yaitu perilaku

174 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

pribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadi


adalah perilaku yang tidak ada hubungannya Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa usia
dengan pekerjaan, sedangkan perilaku kerja responden yang paling banyak adalah responden
adalah perilaku karyawan yang ada hubungannya berusia 25 tahun sampai dengan 35 tahun yaitu 29
dengan pekerjaan. Perilaku kerja dicantumkan orang atau 58% dari total responden, sedangkan
dalam standar kinerja, prosedur kerja, kode etik, yang paling sedikit adalah responden dengan usia di
dan peraturan organisasi. atas 35 tahun yaitu sebanyak 8 orang atau 16%.
3. Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan
pekerjaan. 3. Lama Bekerja
Sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Untuk Tabel 3. Lama Bekerja
melaksanakan suatu jenis pekerjaan, diperlukan
sifat pribadi tertentu. Jumlah
No. Lama Bekerja Persentase
Responden
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
kinerja karyawan adalah hasil yang dicapai 1. <1 tahun 3 6%
karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
periode tertentu. 2. 1-5 tahun 44 88%

III.HASIL DAN PEMBAHASAN 3. >5 tahun 3 6%

3.1. Karakteristik Responden Jumlah 50 100


Profil responden yang ditanyakan dalam
kuesioner adalah jenis kelamin, usia, masa kerja, Sumber: Hasil kuesioner yang diolah (2017)
serta pendidikan terakhir dari masing-masing
responden. Berikut ini adalah tabel dan penjelasan Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa
karakteristik responden tersebut: responden yang telah bekerja kurang dari 1 tahun
sebanyak 3 orang atau 6%, yang bekerja 1-5 tahun
1. Jenis Kelamin sebanyak 44 orang atau 88%, dan yang bekerja lebih
dari lima tahun 3 orang atau 6%.
Tabel 1. Jenis Kelamin Responden
4. Pendidikan
Jenis Jumlah
No. Persentase
Kelamin Responden Tabel 4. Pendidikan Responden
1. Laki-laki 36 72%
Jumlah
No. Pendidikan Persentase
Responden
2. Perempuan 14 28%
1. SMA/SMK 37 74%
Jumlah 35 50
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah (2017) 2. Diploma III 6 12%

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa


3. S1 7 14%
responden yang berjenis kelamin laki laki lebih
mayoritas yaitu berjumlah 36 orang atau 72%,
sedangkan responden yang berjenis kelamin Jumlah 50 100
perempuan berjumlah 14 orang atau 28%. Sumber: Hasil kuesioner yang diolah (2017)

2. Usia Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa


pendidikan responden paling banyak adalah SMA 37
Tabel 2. Usia Responden
orang atau 74%, kemudian pendidikan S1 sebanyak
Jumlah 7 orang atau 14%, dan yang berpendidikan Diploma
No. Usia Persentase III sebanyak 6 orang atau 12%.
Responden
1. <25 tahun 13 26% 3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
2. 25-35 tahun 29 58% Uji validitas dilakukan dengan penentuan nilai r
tabel atau r product moment yaitu (n – 2) = 48,
3. >35 tahun 8 16%
untuk kesalahan 5% yaitu sebesar 0,284. Hasil
pengujian validitas disiplin kerja dilihat melalui
Jumlah 50 100%
tabel berikut ini:
Sumber: Hasil kuesioner yang diolah (2017)

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 175


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Tabel 5. Hasil Validitas Disiplin Kerja Berdasarkan tabel 6, dapat disimpulkan bahwa
dari 10 butir pernyataan untuk variabel kinerja
No. Butir
No. rhitung rtabel Keterangan karyawan, semuanya dinyatakan valid karena r
Instrumen
hitung > r tabel.
1. 1 0,785 0,284 Valid Sedangkan reliabilitas variabel penelitian di
2. 2 0,717 0,284 Valid sebut reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60,
disebut reliabel. Nilai Cronbach’s Alpha dalam
3. 3 0,731 0,284 Valid
penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut:
4. 4 0,445 0,284 Valid
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas
5. 5 0,438 0,284 Valid
Variabel Cronbac Cronbach’s Keterang
6. 6 0,578 0,284 Valid
h’s Alpha an
7. 7 0,652 0,284 Valid Alpha Standard
Disiplin kerja 0,760 0,60 Reliabel
8. 8 0,649 0,284 Valid
Sumber: Data primer yang diolah (2017).
Kinerja 0,875 0,60 Reliabel
karyawan
Berdasarkan tabel 5, dapat disimpulkan bahwa
dari 8 butir pernyataan untuk variabel disiplin kerja, Sumber: Data primer yang diolah (2017)
semuanya dinyatakan valid karena r hitung > r tabel. Berdasarkan tabel 7, yakni hasil pengujian
Hasil pengujian validitas kinerja karyawan reliabilitas menunjukkan bahwa setiap variabel baik
dilihat melalui tabel berikut ini: disiplin kerja dan kinerja karyawan adalah reliabel
sebab nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Tabel 6. Hasil Validitas Kinerja Karyawan Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas
yang sudah dilakukan maka indikator disiplin kerja
No. Butir dan kinerja karyawan tersebut semuanya valid dan
No. rhitung rtabel Keterangan
Instrumen reliabel sehingga dapat dipergunakan untuk
1. 1 0,653 0,284 Valid penelitian.
2. 2 0,754 0,284 Valid
3.3. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Disiplin
3. 3 0,690 0,284 Valid Kerja terhadap Kinerja karyawan Cipta Hotel
4. 4 0,653 0,284 Valid Pancoran Jakarta Selatan
5. 5 0,750 0,284 Valid
Analisis regresi dan korelasi dimaksudkan untuk
6. 6 0,474 0,284 Valid dapat menguji pengaruh dan hubungan antara
7. 7 0,787 0,284 Valid disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel
Pancoran Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini
8. 8 0,687 0,284 Valid pengujian dengan uji linearitas analisis regresi, dan
9. 9 0,718 0,284 Valid analisis korelasi, yang ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan dalam Anova Table, Coefficients, dan
10. 10 0,756 0,284 Valid Model Summary dimana disajikan dalam bentuk
Sumber: Data primer yang diolah (2017) print out SPSS sebagai berikut:

1. Uji linearitas persamaan regresi


Berikut adalah hasil perhitungan dari uji linearitas persamaan regresi:

Tabel 8. Uji Lineritas Persamaan Regresi


ANOVA Table

Sum of Df Mean Square F Sig.


Squares

(Combined) 173,700 10 17,370 1,945 ,068


Kinerja Between
Linearity 130,234 1 130,234 14,583 ,000
Karyawan Groups
Deviation from Linearity 43,466 9 4,830 ,541 ,836
* Disiplin
Within Groups 348,300 39 8,931
Kerja
Total 522,000 49

176 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Berdasarkan tabel 8, uji linearitas persamaan 0,05. Hal ini berarti H0 diterima atau persamaan
regresi diperoleh dari baris Deviation from Linearity regresi kinerja karyawan atas disiplin kerja adalah
yaitu F hitung = 0,541, dengan nilai Sig = 0,836 > linear atau berupa garis lurus.

2. Persamaan Regresi Linear


Berikut adalah hasil perhitungan dari persamaan regresi linear

Tabel 9. Persamaan Regresi Linear


Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 25,657 5,159 4,974 ,000


1
Disiplin Kerja ,576 ,144 ,499 3,995 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Berdasarkan tabel 9. dapat diketahui bahwa konstanta maka kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran
dan koefisien persamaan garis linear diperoleh Jakarta Selatan meningkat sebesar 0,576 kali.
persamaan yaitu Berdasarkan angka statistik pada tabel juga
Y=25, 657 + 0,576 X menunjukkan bahwa t hitung = 3,995. Dengan nilai
Koefisien regresi bertanda positif, hal ini berarti Sig 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0
variabel disiplin kerja dan kinerja karyawan Cipta ditolak dan H1 diterima. Artinya hipotesis penelitian
Hotel Pancoran Jakarta Selatan mempunyai diterima. Artinya terdapat pengaruh signifikan
pengaruh yang positif dan searah. Koefisien regresi disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel
variabel disiplin kerja sebesar 0,576 memberikan Pancoran Jakarta Selatan.
indikasi bahwa kenaikan disiplin kerja satu kali,

3. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi


Berikut adalah hasil perhitungan dari uji signifikansi koefisien korelasi

Tabel 10. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi


Model Summary

Model R R Adjusted Std. Error Change Statistics


Square R Square of the R Square Change F df1 df2 Sig. F
Estimate Change Change

1 ,499a ,249 ,234 2,857 ,249 15,957 1 48 ,000

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja

Berdasarkan tabel 10. dapat diperoleh hasil dari kontribusi atau disiplin kerja terhadap kinerja
uji signifikansi koefisien korelasi. Terlihat R = 0,499 karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan
dan F hitung (F Change = 15,957, dengan nilai Sig = sebesar 24,9%, sisanya sebesar 75,1%
0,000< 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak. Dengan disumbangkan faktor lain selain disiplin kerja dan
demikian koefisien korelasi disiplin kerja dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Selatan adalah berarti atau signifikan. sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan (Abidin,
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel juga 2013), (Sanjaya, 2015), dan (Safitri, 2013) yang
dapat diketahui koefisien korelasi atau R sebesar membuktikan bahwa disiplin kerja berpengaruh
0,499 yang berarti hubungan disiplin kerja dengan positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
kinerja karyawan Cipta Hotel PancoranJakarta artinya disiplin kerja menjadi salah satu hal penting
Selatan adalah cukup kuat. Sedangkan Koefisien yang harus dipahami dan dilaksanakan bagi
determinasi atau R Square sebesar 0,249, artinya karyawan. Disiplin kerja menjadi bagian peraturan

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 177


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

perusahaan untuk mengantisipasi disiplin kerja 4. Hasil perhitungan menunjukkan persentase yang
karyawan dapat terjaga dengan baik sehingga pada cukup kecil dari disiplin kerja terhadap kinerja
akhirnya tercapai kinerja karyawan yang optimal. karyawan hanya 24,9%, sehingga faktor-faktor
Untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut, lain diyakini berpengaruh besar dalam
maka kontribusi disiplin kerja pada karyawan Cipta mempengaruhi kinerja karyawan dan perlu untuk
Hotel Pancoran Jakarta Selatan terus dapat dikaji kembali.
ditingkatkan lagi dengan memberikan pemahaman
kepada karyawan terutama tentang konsekuensi
pelanggaran terhadap disiplin kerja melalui REFERENSI
penegakan yang lebih tegas dan pengawasan yang Abidin, F. Z. (2013). Pengaruh Disiplin terhadap
sesuai yang tidak longgar maupun berlebihan Kinerja Karyawan pada PT Rekatama
sehingga karyawan lebih bertanggung jawab dan Putra Gegana Bandung. Bandung: Fakultas
menyadarkan karyawan lebih berhati- hati dengan Ekonomi Universitas Winayu Mukti.
menghindari kesalahan dalam melaksanakan Hartatik, I. P. (2014). Buku Praktis Mengembangkan
pekerjaannya. Selain itu perusahaan dapat juga SDM. Yogyakarta: Laksana.
memberikan apresiasi berupa penghargaan terhadap Mangkunegara, A. P. (2014). Evaluasi Kinerja
karyawan yang memiliki konsistensi dalam hal SDM. Bandung: PT Refika Aditama.
kinerja yang berkaitan dengan disiplin kerja seperti Mulyadi. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia
tunjangan kehadiran dalam setiap bulan atau (MSDM). Bogor: In Media.
penghargaan bagi karyawan dengan kehadiran Priyatno, D. (2009). Analisis Korelasi, Regresi, dan
masuk kerja terbaik dalam periode satu tahun Multivariate. Yogyakarta: Gava Media.
penilaian kinerja. Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2008). Cara
Menggunakan Dan Memaknai Analisis
IV.KESIMPULAN Jalur (Path Analiysis). Bandung: Alfabeta.
Safitri, E. (2013). Pengaruh Pelatihan dan Disiplin
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil Ilmiah Manajemen , 1044-1054.
kesimpulan sebagai berikut: Sanjaya, M. T. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja dan
1. Persamaan regresi yang dihasilkan menunjukkan Motivasi kerja terhadap Kinerja Karyawan
disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan pada Hotel Ros In Yogyakarta. Yogyakarta:
terhadap kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Jakarta Selatan Yogyakarta.
2. Besarnya koefisien korelasi menunjukkan angka Sucipto, A. H. (2016). Hubungan Disiplin Kerja
0,499 artinya hubungan disiplin kerja dengan dengan Semangat Kerja Pegawai di Kantor
kinerja karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Kecamatan Samarinda Kota. eJournal Ilmu
Selatan adalah cukup kuat. Pemerintahan , 1229-1238.
3. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya Wibowo. (2009). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja RajaGrafindo Persada.
karyawan Cipta Hotel Pancoran Jakarta Selatan Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya
24,9 % sedangkan sisanya dipengaruhi faktor- Manusia. Bandung : Refika Aditama.
faktor lain selain disiplin kerja.

178 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Model Pembelajaran Kuantum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Akuntansi
Ani Rakhmanita
Program Studi Sekretari
Akademi Sekretari Dan Manajemen BSI Jakarta
ani.ark@bsi.ac.id

Abstract - The goal of this research is to find how the application of quantum learning model can improve
student accounting learning outcomes AMIK BSI Jakarta. This research is conducted on the students of Semester
1 Accounting Computer Study Program D3 AMIK BSI Jakarta Level that follows the Basic Course of
Accounting. The method used in this research is classroom action research method. The results showed that the
application of quantum learning model can improve the learning result of accounting with the completeness
level reached 86.67% in cycle II. Student learning activity from 40.00% in cycle I to 60,00% in cycle II. Results
of research conducted on AMIK BSI Jakarta students semester 1 year 2016/2017, proving that the opinion that
assume that accounting lessons are difficult and not liked by students was not true. Lecturers have an important
involvement to improve understanding of learning concepts. The inappropriateness of the learning model will
result in low motivation and learning activities of students. With innovative, motivated students are motivated to
learn, so the process runs effectively and finally fun.

Kata kunci : akuntansi,metode kuantum,hasil belajar

I. PENDAHULUAN mempelajari mata kuliah Akuntansi tahapan


Perguruan tinggi dituntut untuk menyelenggarakan berikutnya. Sebagai mata kuliah dasar, matakuliah
pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan
berkualitas dan siap kerja bagi dunia industri. Salah dasar akuntansi kepada para mahasiswa.
satu proses seleksi tenaga kerja yang dilakukan
dunia industri saat merekrut tenaga kerja adalah Suwardjono (2002) mengungkapkan bahwa
mengharuskan calon tenaga kerja memiliki ijazah Akuntansi bukan suatu pelajaran yang sulit tetapi
dengan nilai dan predikat tertentu. Ada banyak juga bukan pelajaran cepat tangkas. Akuntansi
faktor yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi merupakan pelajaran yang menuntut penalaran
untuk dapat menghasilkan lulusan berkualitas, antara dalam pemahamannya. Banyak dari mereka yang
lain : strategi dan model pembelajaran yang belajar akuntansi (khususnya dari jurusan non
diterapkan oleh dosen dalam kelas, lingkungan akuntansi) merasakan sulitnya memahami akuntansi
belajar mahasiswa, dan media pengajaran yang padahal mereka termasuk orang-orang yang cerdas
digunakan oleh dosen. dan kritis. Orang-orang yang cerdas dan kritis tidak
dapat menerima begitu saja apa yang tidak masuk
Dosen mempunyai keterlibatan penting untuk akal atau yang dogmatis sehingga secara tidak sadar
meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran, mereka menolak materi yang disajikan tanpa nalar.
ketidaktepatan model pembelajaran akan berakibat Rasionalisasi atau penalaran yang dimaksud adalah
pada rendahnya motivasi dan aktivitas belajara bagaimana mahasiswa mampu memahami
mahasiswa. Kegiatan pembelajaran yang masih mekanisme debit dan kredit secara tepat dalam
terfokus pada dosen sedangkan mahasiswa hanya menjurnal transaksi. Sebagian besar mahasiswa
pasif dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran mengalami kesulitan melakukan hal tersebut
juga dapat menyebabkan hasil belajar mahasiswa sehingga berdampak akhir pada kesalahan atau
rendah. ketidakmampuan dalam memahami pembelajaran
akuntansi pada tahap selanjutnya.
Hasil wawancara dengan dosen mata kuliah Dasar
Akuntansi semester satu di AMIK BSI Jakarta Pemerhati akuntansi dari berbagai negara di dunia
diperoleh bahwa kelas tersebut, mahasiswa masih juga memberikan perhatian dan evaluasi mengenai
sangat sukar memahami dan membedakan proses pembelajaran akuntansi selama ini
penggunaan nama akun pada transaksi-transaksi diantaranya adalah perlu perubahan dalam disain,
akuntansi, mahasiswa juga masih belum dapat metoda, dan kurikulum pembelajaran akuntansi
memahami aturan debit dan kredit pada jurnal (Saudagaran, 1996; Rankin et al. 2003). Ingram,
transaksi akuntansi. 1998 mengungkapkan bahwa pembelajaran
akuntansi lebih mengandalkan pada proses
Mata kuliah Dasar Akuntansi memegang peranan penghapalan sehingga kemampuan mahasiswa tidak
penting dalam mengantarkan mahasiswa untuk

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 179


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

berkembang dalam menganalisis berbagai macam dan menerapkan konsep ke dalam suatu contoh
transaksi. dengan baik dan tepat.

Menurut Muhibin Syah (2006:65-66) Seorang dosen harus memiliki penguasaan kelas
mendefinisikan belajar sebagai : Perubahan yang yang baik, sehingga proses pembelajaran dapat
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam berlangsung menyenangkan dan menimbulkan rasa
atau keseluruhan tingkah laku suatu organism simpatik pada diri mahasiswa, seorang dosen juga
sebagai hasil pengalaman. dituntut untuk memiliki metode belajar yang kreatif.

Penulis mengambil hakikat belajar yakni adanya Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti
perubahan tingkah laku, pengalaman dan interaksi empiris mengenai metoda pembelajaran kuantum,
sehingga dapat menemukan ataupun bahkan apakah dapat memberikan kemudahan bagi para
memecahkan suatu masalah dan akhirnya dapat mahasiswa untuk memahami matakuliah Dasar
menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Akuntansi.

Adapun beberapa hal perubahan – perubahan yang Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan
terjadi akibat dampak belajar : dapat memberikan manfaat yang berarti bagi : (1)
1) Hasil belajar adalah hasil pencapaian tujuan Bagi mahasiswa, untuk meningkatkan kemampuan
2) Hasil belajar merupakan suatu proses belajar, pemahaman dan keaktifan dalam mata
3) Hasil belajar merupakan produk proses latihan kuliah yang bersangkutan; (2) Bagi dosen, penelitian
4) Hasil belajar merupakan prilaku efektif dalam ini bermanfaat untuk mengembangkan rancangan
kurun waktu tertentu. pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
belajar mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar;
Dalam kegiatan belajar mengajar tujuan utamanya (3) Bagi pengembangan institusi, penelitian ini
adalah adanya perubahan tingkah laku pada diharapkan menjadi salah satu implementasi
seseorang serta proses transfer motivasi sehingga Penelitian Pengembangan Pembelajaran sebagai
akan berdampak pada tertariknya seseorang dalam lembaga ilmiah yang dituntut melakukan inovasi
mengerjakan berbagai tugas tanpa mengenal lelah pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan
dan putus asa. Ciri yang lain dari orang yang sudah secara ilmiah.
mendapatkan pelajaran adalah tingkat kematangan
kreatifitas dan dinamisasi pemikiran serta prilaku ke II. METODOLOGI PENELITIAN
dalam suatu situasi yang lebih bermakna antara Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa
individu dengan lingkungannya. Semester 1 Program Studi Komputer Akuntansi
Jenjang D3 di AMIK BSI Jakarta yang mengikuti
Hakikat mengajar adalah merupakan sebuah proses mata kuliah Dasar Akuntansi dengan bobot 4 SKS
pembelajaran dimana dosen berfungsi sebagai atau dengan jumlah tatap muka 4 x 50 menit.
transformator dan mahasiswa sebagai mediator Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun
dengan menggunakan berbagai metode mengajar ajaran 2016/2017. Dalam pelaksanaannya penelitian
serta media untuk membantu memperjelas ini melibatkan 1 orang dosen dan 30 Mahasiswa.
pemahaman suatu konsep. Selain itu mengajar juga
dapat diartikan mengatur dan mengorganisasikan Penetapan mahasiswa di kelas tersebut sebagai
lingkungan yang ada di sekitar mahasiswa sehingga subyek penelitian didasarkan pada hasil diskusi
dapat mendorong dan menumbuhkan minat mereka dengan dosen akuntansi yang menyatakan bahwa
untuk melakukan kegiatan belajar. minat belajar akuntansi mahasiswa kurang
dibandingkan dengan kelas lain.
Penerapan model pembelajaran kuantum diharapkan
dapat melahirkan mahasiswa-mahasiswa dengan Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
kerangka pikir, sikap mental dan keterampilan yang sebagai berikut :
berkualitas dan seimbang, yang memiliki kecakapan a. Dokumentasi
dalam bidang Akuntansi. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data
dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai
Pembelajaran kuantum merupakan suatu kiat, bahan acuan untuk kepentingan penelitian. Dalam
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang penelitian ini yang digunakan adalah daftar nilai
dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta mata kuliah Dasar Akuntansi.
belajar sebagai proses yang menyenangkan dan b. Metode tes
bermakna. Pembelajaran kuantum juga mencakup Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang
aspek-aspek penting tentang cara otak mengatur digunakan untuk mengukur ketrampilan,
informasi. Pada penerapan model ini dibutuhkan pengetahuan, intelejensi, kemampuan dan bakat
penguasaan materi yang baik oleh seorang dosen dan yang dimiliki individu. Teknis kegiatan tes diawali
mampu memfasilitasi mahasiswa dalam memahami dengan mengerjakan bagian A yaitu daftar

180 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

pertanyaan yang berisi data demografi mahasiswa, Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh
kemudian bagian B berisi tes kompetensi akuntansi setiap siklus secara lebih rinci dapat dijelaskan
sebanyak 30 soal yang dilakukan dua kali pada sebagai berikut:
siklus 1 dan siklus ke 2. a. Perencanaan (planning) Tahap perencanaan ini
c. Metode Observasi adalah sebagai berikut: (a) membuat skenario
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan pada pembelajaran, (b) membuat lembar observasi
subyek penelitian. Aspek yang diamati dalam untuk melihat suasana pembelajaran, dan
penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen, aktivitas mahasiswa, (c) membuat dan
antaralain : perhatian mahasiswa dalam menerima menyediakan media pembelajarannya, dan (d)
pembelajaran, bahasa yang digunakan dosen dalam mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah
pembelajaran, motivasi dalam menerima pelajaran, mahasiswa dengan menggunakan metode
kerjasama dan partisipasi mahasiswa dalam proses kuantum dapat meningkatkan hasil belajar
pembelajaran. Pemberian skor dalam observasi b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
menggunakan Rating Scale. Pedoman penskoran Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan
dengan pengamatan adalah menggunakan rentang 0 dilaksanakannya skenario pembelajaran yang
(tidak aktif), 1 (cukup aktif) dan 2 (aktif) telah direncanakan
d. Jurnal c. Observasi dan Evaluasi (Observation and
Jurnal mahasiswa dan dosen diisi pada akhir Evaluation)
pembelajaran. Jurnal mahasiswa berisi tentang Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap
kesulitan mahasiswa dalam pembelajaran, pendapat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
atau komentar mahasiswa yang dilakukan oleh format pengamatan pembelajaran atau lembar
dosen dan pesan, kesan ataupun saran tentang observasi yang telah dirancang sebelumnya serta
pembelajaran tersebut. melakukan evaluasi. Catatan observasi
e. Analisis Data dipergunakan untuk mengetahui peningkatan
Analisis data yang digunakan adalah analisis aktivitas mahasiswa, sedangkan evaluasi
deskriptif prosentase. Analisis data ini digunakan dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi
untuk menganalisis mengenai prosentase hasil dari belajar mahasiswa.
pre test dan post test yang dilakukan oleh dosen pada d. Refleksi (reflecting)
saat pelaksanaan tindakan untuk mengetahui Refleksi merupakan suatu kegiatan evaluasi
sejauhmana metode kuantum dapat meningkatkan secara kritis perubahan yang terjadi pada
kemampuan belajar mahasiswa dilihat dari hasil mahasiswa, suasana di kelas dan pengajaran
belajar mahasiswa yaitu dengan cara total skor dari dosen. Data observasi yang telah diperoleh ini
satu kelas dibagi dengan jumlah mahasiswa akan dianalisis dan direfleksikan bersama untuk
sehingga dapat diketahui skor rata-rata hasil belajar mengetahui perubahan yang telah terjadi selama
di kelas tersebut, skor rata-rata tersebut tindakan pembelajaran dengan menerapkan
dibandingkan antar siklus. . metode kuantum itu dilaksanakan. Hasil analisis
dan refleksi ini digunakan untuk perbaikan
Indikator Keberhasilan pelaksanaan perkuliahan pada siklus berikutnya.
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah diukur melalui beberapa Kerangka Pemikiran Teoritis
cara. Pertama, keberhasilan akan dilihat dari nilai Untuk memberikan gambaran jelas pada penelitian
mahasiswa yang berhasil menjawab pertanyaan ini, maka penulis membuat kerangka pemikiran
dengan benar. Kedua, antusias mahasiswa dalam seperti gambar dibawah ini:
belajar mata kuliah Dasar Akuntansi. Ketiga,
Minat dalam
ketrampilan dosen dalam mengembangkan desain mengikuti
dan strategi pembelajaran meningkat. pembelajaran

Rancangan Penelitian Metode Memahami


Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang Pembelajaran Materi
masing-masing siklus meliputi tahap refleksi awal, Kuantum pembelajaran
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan
(acting), observasi dan refleksi akhir.
Keterampilan
dosen dalam
Refleksi awal berupa kajian dan renungan terhadap mengajar
pengalaman mengajar mata kuliah Dasar Akuntansi meningkat
di AMIK BSI Jakarta Jurusan Komputer Akuntansi
yang selama ini dilaksanakan. Dari refleksi awal ini
ditemukan rendahnya kemampuan belajar Gambar 1 : Kerangka pemikiran teoritis
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 181


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ilustrasi singkat tentang materi yang diajarkan,
Sebelum melakukan analisis pembahasan, penulis kurang memotivasi mahasiswa akan manfaat materi
melakukan klasifikasi karakteristik sampel yang akan disampaikan, tidak memberikan
berdasarkan jenis kelamin dan latar belakan kesempatan kepada mahasiswa untuk
kelulusan. Hasil dari analisis tersebut akan dibahas mendemonstrasikan kemampuannya dan
secara rinci pada bagian berikut : memberikan soal-soal yang berkaitan dengan materi
pelajaran dan pemberian penghargaan kepada
Tabel 1 Identitas Mahasiswa Berdasarkan Jenis mahasiswa terbaik serta penguatan tentang materi
Kelamin yang diajarkan masih sangat kurang diberikan oleh
No Keterangan Jumlah Persentase dosen. Hal ini disebabkan karena dosen kurang
1 Wanita 23 76,67 memahami pentingnya peran dosen dalam penerapan
2 Pria 7 23,33 model pembelajaran kuantum.
Jumlah 30 100,00
Kekurangan-kekurangan lain juga terdapat pada
mahasiswa dimana sebagian mahasiswa masih
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa urutan kurang memperhatikan dan enggan untuk mengikuti
jumlah mahasiswa dari yang terbanyak hingga yang pelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya perhatian
paling sedikit berdasarkan jenis kelamin adalah mahasiswa pada proses pembelajaran dan
sebagai berikut: jenis kelamin wanita sebanyak 23 mahasiswa lebih banyak melakukan aktivitas lain
mahasiswa (76,67%), pria sebanyak 7 mahasiswa dari pada mengikuti proses pembelajaran.
(23,33%). Hal ini sesuai dengan ciri khas Jurusan Mahasiswa juga enggan untuk menanyakan hal-hal
Akuntansi yang cederung diminati oleh kalangan yang tidak dimengerti. Hal ini terlihat pada hasil tes
wanita dibandingkan pria. kompetensi Akuntansi pada tabel 3

Tabel 2 Identitas Mahasiswa Berdasarkan Latar Tabel 3 Hasil tes kompetensi siklus akuntansi pada
belakang Pendidikan kelulusan SLTA siklus 1
No Keterangan Jumlah Persentase Nilai < 75 Nilai > 75
1 SMA IPA 12 40,00 Kompetensi
2 SMA IPS 15 50,00 F % F %
SMK Journalizing 22 73 8 27
3 3 10,00
AKUNTANSI
Jumlah 30 100,00 Posting buku besar 0 0 30 100
penyesuaian 23 77 7 23
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa urutan neraca saldo 5 17 25 83
jumlah mahasiswa dari yang terbanyak hingga yang
paling sedikit berdasarkan latar belakang pendidikan laporan keuangan 1 3 29 97
kelulusan adalah sebagai berikut: SMA IPA
sebanyak 12 mahasiswa (40,00%), SMA IPS Menurut American Accounting Association
sebanyak 15 responden (50,00%), SMK Akuntansi mendefinisikan akuntansi sebagai “suatu proses
sebanyak 3 mahasiswa (10,00%). Ini sejalan dengan pengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan
pemahaman bahwa ilmu ekonomi sebagai bagian informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya
dari ilmu sosial, yang secara langsung mengarahkan penelitian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
lulusan SLTA Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial mereka yang menggunakan informasi tersebut”.
untuk memilih jurusan tersebut. Akuntansi terdiri dari lima tahapan siklus yakni
journal transaksi, posting buku besar, penyesuaian,
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. neraca saldo dan laporan keuangan. Tahapan
Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang tersebut saling berkaitan, tetapi penulis membuat
dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian soal-soal tes yang terpisah dari lima tahapan untuk
tindakan kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini, mengetahui tingkat kesulitannya.
penulis melakukan observasi terhadap kegiatan
dosen dan mahasiswa pada saat proses belajar Dari hasil tes kompetensi berdasarkan tabel 3.3
mengajar berlangsung. diketehui bahwa setiap kategori kompetensi
akuntansi maka dari 10 pertanyaan untuk
3.1 Siklus I kompetensi journalizing, hanya 27% mahasiswa
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, kegiatan yang mampu menjawab benar semua pertanyaan,
pembelajaran dengan menggunakan model kuantum untuk pertanyaan kompetensi posting buku besar
hanya sebagian yang dilakukan oleh dosen. dari 5 pertanyaan 100% mahasiswa mampu
menjawab benar semua, untuk kompetensi jurnal
Pada awal pertemuan pertama dosen tidak penyesuaian dan koreksi penyesuaian 23%
menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal lain yang mahasiswa, kompetensi penyusun neraca saldo 83%
juga masih kurang pada siklus I adalah pemberian mahasiswa, dan pemahaman laporan keuangan 97%

182 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

mahasiswa yang mampu menjawab benar semua. Tabel 4 Hasil tes kompetensi siklus akuntansi pada
Jika dianalisis berdasarkan nilai modus maka untuk siklus 2
seluruh kategori kompetensi yang paling dianggap Nilai > 75 Nilai < 75
sangat sulit oleh mahasiswa untuk dijawab adalah Kompetensi
F % F %
kompetensi journalizing.
Journalizing 4 23 26 87
Ini berarti bahwa indikator keberhasilan belum posting buku besar 0 0 30 100
tercapai. Untuk mengatasi hal ini maka dosen harus
penyesuaian 8 27 22 73
melakukan evaluasi pembelajaran yang lebih baik
dan memberikan bimbingan sepenuhnya pada neraca saldo 5 17 25 83
mahasiswa dalam mempelajari ikhtisar laporan keuangan 0 0 30 100
pembelajaran. Dosen harus selalu memotivasi dan
menginformasikan bahwa selama kegiatan
Hasil belajar Dasar Akuntansi mahasiswa tiap siklus
pembelajaran berlangsung, sikap dan keaktifan
mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar
menjadi salah satu aspek yang dinilai dan pada akhir
mahasiswa tidak lepas dari keberhasilan dosen
pelajaran dosen akan mengumumkan mahasiswa
dalam menerapkan model pembelajaran kuantum,
terbaik selama proses belajar.
yang didukung oleh perbaikan proses pelaksanaan
model pembelajaran ini yang lebih baik pada tiap
3.2 Siklus II
siklus.
Pada siklus II, hasil observasi yang dilakukan
penulis diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran
Model pembelajaran kuantum memberikan
dengan model kuantum sudah memberikan hasil
kesempatan kepada mahasiswa terlibat secara aktif
yang lebih baik, terjadi peningkatan bila
selama kegiatan pembelajaran, dimana dosen hanya
dibandingkan dengan aktivitas mahasiswa pada
bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan
siklus I.
jalannya kegiatan belajar mengajar di kelas.
Disamping itu pula dengan adanya kerangka
Mahasiswa sudah termotivasi untuk membaca dan
pembelajaran kuantum yang dikenal dengan tandur
menyelesaikan soal-soal yang ada pada ikhtisar
menjadikan pembelajaran di kelas berjalan secara
pembelajaran yang diberikan oleh dosen. Hal ini
kondusif dan terarah. Karena indikator keberhasilan
terlihat ketika dosen melakukan tanya jawab terjadi
dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini
umpan balik yang sangat baik dari mahasiswa. Dari
minimal 80% mahasiswa telah mencapai nilai ≥ 75.
hasil tes kompetensi berdasarkan tabel 3.4 pada
siklus 2 diketehaui bahwa setiap kategori
Pengelolaan pembelajaran oleh dosen dengan
kompetensi akuntansi maka dari 10 pertanyaan
mengimplementasikan metode kuantum selama
untuk kompetensi journalizing sebanyak 87%
kegiatan pembelajaran berlangsung yang diamati
mahasiswa yang mampu menjawab benar semua
dengan pedoman observasi, hasilnya dapat dilihat
pertanyaan, untuk pertanyaan kompetensi posting
pada Tabel 5 di bawah ini :
buku besar dari 5 pertanyaan 100% mahasiswa
mampu menjawab benar semua, untuk kompetensi
Tabel 5 Data Hasil Observasi mengenai
jurnal penyesuaian dan koreksi penyesuaian 73%
Ketrampilan Dosen dalam pembelajaran dengan
mahasiswa, kompetensi penyusun neraca saldo 83%
metode kuantum
mahasiswa, dan pemahaman laporan keuangan
100% mahasiswa yang mampu menjawab benar skor
semua. Aspek yang diamati siklus siklus
I II
Ini menunjukkan bahwa penggunaan model Dosen mengecek pemahaman
pembelajaran kuantum dapat menumbuhkan siswa yang berhubungan 1 2
motivasi belajar mahasiswa yang cukup baik. dengan aturan debit dan kredit
Penerapan rancangan pembelajaran tandur dalam Dosen memberikan ilustrasi
model pembelajaran kuantum dengan baik akan singkat tentang materi yang 2 2
diperoleh pembelajaran yang membuat mahasiswa akan diajarkan
dan dosen aktif, dengan begitu berkembanglah Dosen menyampaikan tujuan
2 2
pembelajaran
inovatif dan mahasiswa akan termotivasi untuk
Dosen memotivasi siswa untuk
belajar, sehingga proses itu berjalan dengan efektif mengikuti pembelajaran dengan 2 2
dan akhirnya menyenangkan. baik.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 183


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

skor Berdasarkan data pada Tabel 6 di atas, terlihat


Aspek yang diamati siklus siklus bahwa secara umum aktivitas mahasiswa meningkat.
I II Pada siklus I, masih banyak mahasiswa terlihat
Dosen membagikan ikhtisar kurang memperhatikan dan engan untuk mengikuti
pembelajaran kepada 2 2
proses pembelajaran, siswa lebih banyak diam dan
mahasiswa
Dosen mengarahkan mahasiswa
melakukan aktivitas lain dari pada mengikuti proses
dalam mempelajari ikhtisar 1 2 pembelajaran.
pembelajaran
Dosen meminta mahasiswa Pengelompokkan interval nilai hasil belajar
mendemonstrasikan 1 2 mahasiswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada
kemampuannya Tabel 7 Pada akhir pertemuan dilakukan evaluasi
Dosen mengecek kembali hasil belajar baik pada siklus I maupun pada siklus
pemahaman mahasiswa dengan
II. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat sejauh
memberikan soal-soal yang 0 2
berkaitan dengan materi
mana hasil belajar mahasiswa dapat dicapai oleh
pembelajaran mahasiswa setelah penerapan model pembelajaran
Dosen memberikan kuantum.
2 2
penghargaan kepada mahasiswa
Dosen membimbing mahasiswa Tabel 7 Deskripsi Hasil Pengelompokan berdasarkan
untuk menyimpulkan materi 1 2 Interval Nilai Hasil Belajar Mahasiswa pada Siklus
pembelajaran I dan II.
Dosen memberikan penguatan
tentang materi yang telah 0 2 Jumlah Mahasiswa
diajarkan Interval
skor/kategori siklus 1 siklus 2
Dosen mengumumkan 5
1 2
mahasiswa terbaik 91 - 100 (Sangat 3 orang 8 orang
Baik) (10,00%) (26,67%)
Berdasarkan data pada Tabel 5 di atas menunjukkan 12 orang 18 orang
75 - 90 (Baik)
ketrampilan Dosen dalam pengelolaan pembelajaran (40,00%) (60,00%)
dengan rentangan penilaian 0 – 2 pada kategori baik 15 orang 4 orang
60 -74 (Cukup)
(50%) (13,33%)
(rerata dari semua aspek yang diamati). Tabel di atas
juga menunjukkan terjadi perbaikan kualitas 40 - 59 (Kurang) - -
pembelajaran yang dilakukan oleh dosen pada siklus kurang dari 40
- -
2 jika dibandingkan dengan siklus 1. Kualitas (kurang sekali)
pembelajaran itu ditandai oleh adanya partisipasi 30 orang 30 orang
Jumlah
mahasiswa dalam aktivitas belajar, penguatan- (100%) (100%)
penguatan yang diberikan dosen pada mahasiswa,
dan balikan dari pemeriksaan hasil belajar.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan setelah siklus I
Komponen - komponen ini merupakan karakteristik
dan siklus II, berdasarkan tabel 3.7 diketahui bahwa
terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran di
hasil belajar mahasiswa memperoleh nilai diatas 75
kelas. Prestasi belajar mahasiswa setelah
sebanyak 26 orang atau sebesar 86,67% dengan rata-
menggunakan model kuantum terjadi peningkatan
rata 78. Peningkatan hasil belajar mahasiswa, yakni
pada setiap siklus.
pada siklus I sebesar 50,00% dan pada siklus II
sebesar 86,67%. Bertitik tolak dari data evaluasi
Tabel 6 Data Hasil Observasi mengenai Aktivitas
hasil belajar yang diperoleh pada siklus 2 terlihat
Mahasiswa selama Pembelajaran
bahwa jumlah mahasiswa yang mengalami kualitas
Aktivitas pembelajaran meningkat. Hipotesa telah terjawab
Aspek yang diamati Mahasiswa yaitu dengan mengunakan model pembelajaran
Siklus 1 Siklus 2 kuantum dapat meningkatkan hasil belajar
Mahasiswa menanyakan hal mahasiswa. Dari hasil analisis dan refleksi terhadap
yang belum dipahami dalam 0 2 setiap siklus, diperoleh pengetahuan bahwa untuk
ikhtisar pembelajaran meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam
Mahasiswa terlibat aktif mengikuti pembelajaran serta untuk mencapai hasil
1 2
dalam proses pembelajaran belajar yang baik perlu didukung oleh beberapa
Mahasiswa bersedia aspek diantaranya metode pembelajaran yang tepat
mengerjakan soal yang 1 2
serta kesungguhan dosen dalam menerapkannya.
diberikan oleh dosen
Mahasiswa mengikuti
2 2 IV. KESIMPULAN
perkuliahan dengan tertib
Mahasiswa bersama guru
menyimpulkan materi yang 2 2 Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar
telah diajarkan mahasiswa mengalami peningkatan di setiap

184 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

siklusnya. Hasil tes mahasiswa setelah metode Burhanudin. 2007.Implementasi Model


kuantum diterapkan yang memperoleh nilai minimal Pembelajaran Kuantum Terhadap Hasil Belajar
75 sebanyak 86,67%. Siswa Kelas I SMA Negeri 5 Bandung.
http://www.digilib,upi.edu.
Hasil pengamatan mengenai ketrampilan dosen Carnaghan, C and Alan Webb.2007. Investigating
dalam pengelolaan pembelajaran dengan metode the Effect of Group Response System on Student
kuantum dengan rentangan 0 – 2 menunjukkan hasil Satisfaction, Learning, and Engagement in
baik dengan rerata siklus 1 dan siklus 2. Accounting Education. Issues in Accounting
Education Vol. 22, No. 3:391-409.
Sedangkan minat dan keaktifan belajar mahasiswa Cipta Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor- Faktor
dalam proses pembelajaran dengan rentangan 0 – 2 yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta. Jakarta
hasilnya baik. Skor tersebut merupakan rerata dari Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan
seluruh aspek yang diamati pada dua siklus. Pembelajaran. Jakarta: Rineka
DePorter, B., & Harnacki, M.. 2003. Quantum
Dari hasil analisis dan refleksi terhadap setiap siklus, Learning(Membiasakan Belajar Nyaman Dan
diperoleh pengetahuan bahwa untuk meningkatkan Menyenangkan).Bandung: Kaifa.
keaktifan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran Ingram, R. W. 1998. A Note on Teaching Debits
serta untuk mencapai hasil belajar yang baik perlu And Credits In Elementary Accounting. Issues in
didukung oleh beberapa aspek diantaranya metode Accounting Education Vol. 13, No. 2: 411–415.
pembelajaran yang tepat serta kesungguhan dosen Moore, D. M., J., K. Burton, and R. J. Meyers.
dalam menerapakannya. 1996.
Muhibbin Syah, 2006. Psikologi Belajar. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada
REFERENSI Saudagaran, S. M. 1996. The First Course in
Accounting: An Innovative Approach, Issues in
Aueyeung, P and Desley F. Sand. 1994.Predicting Accounting Education Vol. 11, No. 1: 83–94.
Succes in First-Year University Accounting Silberman, Melvin. 2006. Active Learning. Penerbit
Using Gender-based Learning Nusa Media. Bandung.
Analysis.Accounting Education Vol 3, No. 3: Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar Bagian 1.
259-272 Proses Penciptaan Data Pendekatan sistem.
BPFE. Yogyakarta.

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 185


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

Analisa Penggunaan Internet Terhadap Perkembangan


Proses Belajar Siswa
Roy Irawan
Program Studi komputerisasi Akutansi
AMIK BSI Jakarta
roy.ryi@bsi.ac.id

Abstract - Internet is one of the clearest evidence of rapid technological developments in the field of information
and telecommunications. The Internet brings a huge influence in the pattern of life of the world community,
especially the developed countries, This research was conducted in the southern area of Tangerang. The number
of respondents is 30 students SMP and SMU in the area Sepatan Tangerang south. The instrument used in this
study is questionnaire while the variables of concern in this study are independent variables (internet) (X1) and
dependent (learning process) (Y). Researchers use validity test, reliability test, T-test, correlation coefficient and
regression equation, result of research indicate that internet usage (X) have an effect on student learning
process (Y) coefficient of determination value (R2) that is 0,032 which has the mean that influence of internet
usage to learning process development is 3.2% and the rest influenced by other variables and also obtained
Regression equation Y = 7,953 + 0,131X1, result from regression equation indicate that there is influence of
internet usage to progress of student learning process.

Key word: Internet Usage, Student Learning Process

I. PENDAHULUAN engine (mesin pencari) seperti Google untuk


mencari informasi. Siswa tinggal membuka mesin
Internet salah satu bukti nyata pesatnya pencari, memasukkan kata kunci yang diinginkan,
perkembangan teknologi di bidang informasi dan lalu munculah segala informasi yang dibutuhkan.
telekomunikasi. Internet sama dengan dunia tanpa Dengan banyaknya informasi yang tersedia di
batas karena sifatnya yang benar-benar mendunia. internet dan kemudahan untuk mendapatkannya,
Waktu dan jarak bukan lagi masalah untuk siswa cenderung untuk terus belajar dan mencari
memperoleh informasi maupun memberi informasi. segala macam info di dunia maya ini. Hal tersebut
Walau masih tertinggal jauh dari Negara-negara adalah salah satu pengaruh internet terhadap
Asia yang lebih maju, perkembangan internet di perkembangan mutu belajar siswa dari segi positif.
Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang Tak seperti buku, internet menyuguhkan
signifikan. Secara keseluruhan memang masih dapat informasi dengan cara yang lebih menarik.
dikatakan bahwa internet relatif baru dikenal oleh Misalnya, bila ada gambar pada suatu artikel,
masyarakat Indonesia. gambar tersebut kadang bergerak (animasi), hal ini
Walau internet kini menjadi pusat informasi di tentu lebih menarik dan membuat otak siswa tidak
seluruh dunia. Pada kenyataannya ada sebagian jenuh.
orang diindonesia yang belum memanfaatkan fungsi Dalam perkembangan internet didunia
dari adanya internet. Sebagian orang mengalami pendidikan telah menghasilkan sebuah sistem
kesulitan dalam mencari informasi karena kendala pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem ini maka
bahasa. Padahal berbagai kepentingan pekerjaan seorang siswa tidak perlu lagi pergi kesekolah
maupun pendidikan bergantung pada internet. seperti layaknya sekolah formal. Namun cukup
Semua itu menuntut setiap individu untuk dapat meluangkan waktunya untuk bertatap muka dengan
mengoperasikan internet sebagai konsekuensi hidup guru lewat monitor komputer. Demikian juga siswa
di zaman serba canggih ini. tidak hanya memperoleh informasi tentang
Internet sebagai media pembelajaran mulai pengetahuan melalui buku perpustakaan bahkan
diterapkan pada dunia pendidikan. Peserta didik harus pergi ke perpustakaan untuk memperoleh
diajarkan mengenai pengoperasian internet, pengetahuan, namun cukup ada di depan monitor,
tujuannya adalah agar peserta didik mengenal Pengetahuan yang akan dicari sudah tersedia.
dunianya, dunia yang tidak berhenti mengalami Bahkan seorang guru akan dengan mudah mencari
perkembangan teknologi.Internet memberikan bahan ajar yang sesuai dengan bidangnya dan juga
segala informasi pendidikan yang sangat banyak seorang siswa dapat mendalami ilmu pengetahuan
yang didapatkan dengan didukung kemampuan
untuk mencari informasi tambahan diluar yang
dan luas, hal ini tentu sangat berguna bagi para diajarkan oleh gurunya. Demikian pula masyarakat (
siswa dalam menunjang proses belajar mereka. wali murid, Dewan pendidikan dan komite sekolah )
juga dapat memberikan masukan dan mengontrol
Internet membuat proses belajar menjadi lebih sekolah dalam memilih dan menggunakan buku
cepat, hal ini dikarenakan internet sangat mudah pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian akan
digunakan dan didukung oleh banyaknya search terjadi perubahan pola pikir serta kreatifitas guru dan

186 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

siswa serta masyarakat dapat berkembang dengan 1. Sumber data primer, yaitu instrument yang
pesat , sehingga terjadi Cakrawala berpikir yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah
lebih kontektual dan lebih mudah mencerna kuesioner yang dibuat dengan merajuk pada
informasi yang masuk tersebut.Bahkan dalam skala model likert.
lingkup pendidikan, sudah saatnya dibentuk suatu 2. Sumber Data Sekunder, Dilakukan dengan cara
jaringan informasi yang memanfaatkan teknologi mengutip secara langsung atau tidak langsung
informasi ini. Dengan demikian terdapat suatu bagian bagian tertentu dari literatur-literatur.
jaringan terhubung antar sekolah/kampus sebagai
pertukaran data dan informasi secara cepat, akurat Untuk uji hipotesis penelitian ini menggunakan
dan tentunya murah dalam segala bidang Uji t, Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2),
.Penyebaran ide maupun metode pembelajaran sedangkan teknik analisa data menggunakan regresi
dalam proses pembelajaran yang lebih tepat pun linear sederhana. Untuk semua uji tersebut seluruh
akan lebih mudah sampai kepelosok daerah yang pengelolahan data dan analisis dilakukan dengan
selama ini mengalami kesulitan untuk menerima menggunakan piranti lunak (software) SPSS (
informasi terkini. Statistical Product and Service Solution) versi 17.0.
Adapun kendala yang masih dihadapi di
Indonesia adalah jangkauan jaringan telekomunikasi Menurut (sunarto, 2008 )“internet adalah
yanmg masih terbatas. Infrastruktur ini masih kumpulan komputer yang terhubung satu dengan
menjadi kendala besar bagi lingkungan pendidikan yang lainnya dalam sebuah jaringan”. Disebut
dalam memanfaatkan jaringan teknologi informasi. jaringan yang saling terhubung karena internet
Dalam pembangunan jaringan informasi menghubungkan komputer dan jaringan jaringan
interkoneksi akan membutuhkan jaringan komputer yang ada diseluruh dunia menjadi sebuah
penghubung yang dikenal dengan jaringan global.
LAN/WAN/Internet.
Menurut (lia, 2006) intenet adalah suatu jaringan
Kendala lain adalah faktor biaya, baik biaya komputer yang sangat luas, jaringan ini
perangkat keras maupun perangkat lunak. Pada menghubungkan jutaan komputer yang tersebar
umumnya sekolah-sekolah/kampus yang memiliki diseluruh dunia,baik itu LAN ( Local Area Network
laboratorium komputer punyai nilai plus bagi orang ),MAN (Metropolitan Area Network), WAN (Wide
tua siswa/mahasiswa untuk menyekolahkan Area Network) yang terhubung dengan
anaknya. Secara umum hampir sebagian besar menggunakan TCP/IP(Transmition Control
sekolah-sekolah/kampus untuk daerah perkotaan Protocol/Internet protocol)
telah memiliki laboratorium tersebut , baik itu
jaringan intranet mapun internet. Memanfaatkan Menurut (sunarto, 2008 ) peranan internet dalam
internet dalam pelajaran merupakan salah satu keseharian yakni :
sumber pelajaran baik bagi siswa maupun guru dan 1. Sebagai sumber data dan informasi yang
dosen. menjanjikan
2. Sarana pertukaran data dan informasi yang
handal dan akurat.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai sumber informasi, internet menyimpan
Penelitian ini dilakukan di daerah sepatan berbagai jenis informasi dalam jumlah yang tidak
Tangerang selatan. jumlah responden adalah 30 terbatas. Internet dapat digunakan sebagai sarana
orang siswa / siswi smp dan smu di daerah sepatan pertukaran informasi dari satu komputer ke
tangerang selatan. Instrumen yang digunakan dalam komputer lain, tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua
penelitian ini adalah kuesioner sedangkan Variabel komputer tersebut.sebuah komputer yang terhubung
yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah ke internet dapat saling berkomunikasi satu sama
variabel bebas (Independent) yaitu penggunaan lain, atau mempertukarkan data dan informasi.
internet (X1) serta variabel tak bebas (dependent)
yaitu proses belajar (Y). Menurut (sunarto, 2008 ) internet merupakan alat
komunikasi yang murah dan fasilitas yang
Agar instrumen yang dipakai dalam penelitian banyak”.internet memungkinkan terjadinya dialog
dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan,maka seseorang dengan orang lain dan dialog seseorang
instrumen perlu dilakukan uji validitas dan dengan banyak orang. Hal ini memungkinkan
reliabilitas serta Untuk mengetahui variabel-variabel terjadinya diskusi antara dua orang dan diskusi
yang digunakan layak dalam model analisa regresi antara banyak orang.
linier berganda,dilakukan pula uji persyaratan
asumsi klasik yang meliputi Kemampuan dan karakteristik internet
ujiMultikolinieritas,Heteroskedastisitas,Normalitas, memungkinkan internet dimanfaatkan ssebagai
Autokorelasi. media belajar jarak jauh.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan Menurut (sunarto, 2008 ) ada beberapa faktor
dengan prosedur sebagai berikut: yang harus dipenuhi agar internet dapat

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 187


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

dimanfaatkan sebagai media belajar jarak jauh yang


efektif antara lain : Menurut (sunarto, 2008 ) terdapat cara
1. Institusi penyelengara menanggulangi dampak negatif dari internet sebagai
Agar dapar memanfaatkan internet sebagai berikut :
media belajar, institusi penyelengara harus 1. Intenet firewall.
memiliki komitmen yang kuat, hal ini ditandai Berfungsi mencegah akses dari pihak luar
dengan kebijakkan kebijakkan yang mendukung, kesistem internal komputer.
institusi harus menyediakan dana yang cukup 2. Kriptografi
demi terselenggaranya pendidikan jarak jauh Penyandian data ( enkripsi dan dekripsi ),
dengan memanfaatkan internet. Institusi harus enkripsi mengubah data asli menjadi data
menyediakan peralatan yang memadai serta sandi,dekripsi mengubah data sandi menjadi data
menyediakan pula sumber daya manusia dan semula.
keuangan yang cukup untuk mendukung proses 3. Secure socket layer
belajar mengajar yang baik. Penyandian data yang terpasang pada browser.

2. Pengajar Menurut (sunarto, 2008 ) internet mempunyai


Keberhasilan proses belajar mengajar jarak jauh dampak kejahatan yang dapat merusak mental
sangat tergantung kepada para pengajar.para seseorang antara lain :
pengajar harus mempunyai komitmen untuk 1. Pornografi
memberikan yang terbaik bagi keberhasilan Situs ini banyak merusak mental anak anak
proses belajar mengajar, para pengajar harus bahkan sampai dengan orang tua.
berusaha mengemas materi pelajaran agar 2. Perjudian
menarik dan mudah dipahami. Situs ini merupakan perjudian terselubung yang
tidak pantas untuk dipublikasikan.
3. Siswa 3. Penipuan
Siswa harus mempunyai komitmen dalam proses Bentuk penipuan dengan memberikan jebakan
belajar. Selain itu siswa harus mempunyai jebakan kepada pengguna internet untuk
kemampuan untuk menggunakan internet. memberikan rahasia mengenai data pribadinya.
Dengan demikian siswa dapat berperan aktif
dalam proses belajar yang dilakukan. Menurut (H, 2009)“ pendidikan adalah upaya
sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya
4. Teknologi manusia ( SDM) melalui kegiatan pengajaran”.
Faktor teknologi merupakan faktor yang penting Terdapat dua konsep pendidikan yang saling
bagi terselengaranya belajar jarak jauh dengan berkaitan yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran
menggunakan internet. Teknologi yang ada saat ( instruction ). Konsep belajar berakar dari peserta
ini memungkinkan untuk dibuat sebuah aplikasi didik dan konsep pembelajaran berakar dari
belajar jarak jauh yang cukup memadai. pendidik. Dalam proses belajar mengajar terjadi
interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta
Menurut (sunarto, 2008 ) keuntungan yang didik adalah seseorang atau sekelompok orang
didapat dengan menggunakan internet adalah : sebagai pencari , penerima pelajaran yang
1. Keuntungan bagi siswa dibutuhkannya, sedangkan pendidik adalah
a. Komputer memberi kemudahan dalam seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi
mengerjakan tugas yang diberikan guru sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan
misalnya pada pembuatan tugas karya seperangkat peran lainnya yang memungkinkan
ilmiah. berlangsungnya kegitan belajar mengajar yang
b. Komputer membantu dalam proses belajar efektif.
mengajar yaitu pada modul pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi kompuer. Menurut (H, 2009) “tujuan pembelajaran adalah
c. Komputer membantu memudahkan perubahan perilaku yang positif dari peserta didik
melakkukan perhitungan. seperti perubahan yang secara psikologis akan
d. Kalkulator membantu melakukan tampil dalam tingkah laku (overt behaviour ) yang
perhitungan dengan cepat . dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik
2. Keuntungan bagi guru dalam tutur kata, motorik dan gaya hidupnya”.
mempersiapkan belajar siswa.
a. Memudahkan guru membuat sumber Menurut Cronbach (1954) dalam buku (H,
belajar yang atraktif dan menarik. 2009) menyatakan “ belajar terlihat dengan
b. Memudahkan guru dalam membuat perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
program pembelajaran siswa.
c. Komputer membantu guru melakukan Menurut Spears dalam buku (H, 2009) “belajar
perhitungan penilaian bagi siswa. adalah mengamati , membaca, meniru, mencoba
d. Memudahkan guru dalam membuat model sesuatu sendiri, mengikuti pengarahan”.
belajar.
Adanya internet apapun dapat kita lakukan baik Menurut Robert.M.Gagne dalam buku (H, 2009)
yang bersifat positif maupun yang negatif. “mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan

188 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah


belajar secara terus menerus, bukan hanya Tabel 1 : Kategori Jenis Kelamin Responden
disebabkan oleh proses pertumbuhan saja”.
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Menurut Hudgins C. (1982) dalam buku (H,
2009) secara tradisional “ belajar dapat didefinisikan Laki-Laki 17 56 %
sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang 13 44 %
mengakibatkan adanya pengalaman”. Perempuan
Jumlah 30 100 %
Menurut (H, 2009) menyimpulkan bahwa “
belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau Sumber : Data Primer yang diolah
aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa
peningkatan pengetahuan atau kemahiran Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
berdasarkan alat indra dan pengalamannya”. jumlah responden sebanyak 30 orang terdiri dari
56 %adalah laki-laki dan 44 % adalah perempuan.
Menurut (H, 2009) terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu:
1. Faktor internal ( faktor dalam diri peserta didik) B. Demografi Berdasarkan Usia
yaitu kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
2. Faktor eksternal ( faktor diluar peserta didik ) Usia sangat berpengaruh dalam kehidupan
yaitu kondisi lingkungan disekitar peserta didik. sehari-hari sehingga perbedaan usia berpengaruh
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning juga terhadap kesetujuan pelanggan. Berikut ini
) yaitu jenis upaya belajar peserta didik yang pada tabel 2 akan ditampilkan kelompok usia
meliputi strategi dan metode yang digunakan responden.
peserta didik untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi ajar. Tabel 2 : Kategori Usia Responden

Berdasarkan teori diatas maka dapat dibuat Usia Frekuensi Persentase


kerangka berfikir seperti gambar dibawah ini yang
memperlihatkan hubungan atau pengaruh dari 13 Tahun 12 40%
penggunaan internet terhadap perkembangan proses 14 Tahun 8 27%
belajar siswa / siswi SMP dan SMU daerah sepatan 15 Tahun 10 33 %
tangerang selatan

Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah
Penggunaan H1 Proses
internet Belajar Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat
bahwa umur respondensangat variatif. Responden
dengan usia 13 tahun menempati prosentase
Sumber : Hasil Penelitian ( 2017) tertinggi yaitu sebesar 40%, diikuti responden yang
berumur 15 dengan presentase 33 %
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
3.2 Deskripsi Data
H1 : Diduga ada pengaruh positif antara penggunaan
Internet terhadap perkembangan proses belajar siswa A. Deskripsi Data Variabel Penggunaan Internet
pada siswa/siswi SMP didaerah sepatan tangerang ( Variabel X )
selatan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.I. Karakteristik Responden

Jumlah pelanggan yang dipilih sebagai


responden sebanyak 30 orang dengan identitas
sebagai berikut : jenis kelamin,

A. Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui perbandingan antara jenis


kelamin laki-laki dan perempuan, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 189


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

B. Proses belajar siswa ( Variabel Y )

Dari 15 pertanyaan yang diajukan terdapat 6 Dari 15 pertanyaan yang diajukan terdapat 4
pertanyaan yang valid yaitu pertanyaan yang valid yaitu

Dari hasil uji validitas penggunaan internet tahap


pertama dan kedua didapat angka koefisien
Corrected Item-Total Correlation yang kesemuanya Dari hasil uji validitas penggunaan internet tahap
lebih besar dari 0,361 sebagai angka kritis, sehingga pertama dan kedua didapat angka koefisien
dapat disimpulkan bahwa butir instrument item x_3, Corrected Item-Total Correlation yang kesemuanya
x_4, x_7, x_11, x_13, x_15 dinyatakan valid dan lebih besar dari 0,361 sebagai angka kritis, sehingga
layak digunakan dalam penelitian selanjutnya. dapat disimpulkan bahwa butir instrument item y_6,
y_9, y_10, y_13, dinyatakan valid dan layak
digunakan dalam penelitian selanjutnya.

190 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

C. Reliabilitas Koefisien determinasi dimaksudkan untuk


mengetahui seberapa besar persentase pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat, untuk
pengaruh satu atau dua variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan koefisien determinasi R2 (
R kuadrat ) yang merupakan hasil pengkuadratan
dari nilai R. sedangkan untuk pengaruh lebih dari
dua variabel bebas terhadap variabel terikat,
koefisien determinasi yang digunakan adalah
adjusted R square

Menurut Sunyoto (2011: 110) suatu konstruk


atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach alpha > 0,60.

D. Uji Heteroskedastisitas

Data dinyatakan homegen atau bebas dari


heteroskedastisitas adalah jika sebaran grafik scatter
plot menunjukkan menyebarnya titik-titik secara
acak keatas maupun kebawah angka 0 pada sumbu
Y

Pada tabel diatas maka dapat diketahui bahwa


dengan menggunakan variabel bebas yaitu
penggunaan internet (X), berpengaruh terhadap
proses belajar siswa (Y) terlihat pada nilai Koefisien
determinasi (R2) yaitu 0,032 dimana mempunyai
maksud bahwa pengaruh penggunaan internet
E. Uji Normalitas
terhadap perkembangan proses belajar adalah 3,2 %
dan sisanya dipengaruhi variabel lain.

Dari tabel koefisien dapat dikatakan:


1. persamaan Regresi
Y = 7,953+0,131X1
a. 7,953 artinya jika tidak ada pengaruh
penggunaan internet terhadap
perkembangan proses belajar pada dasarnya
perkembangan proses belajar memiliki nilai
7,953.
b. 0,131 X1 artinya jika nilai penggunaan
internet bertambah sebesar satu satuan,
maka peningkatan penggunaan internet
bertambah 0,131
Dari grafik pada gambar diatas terlihat bahwa
2. Hasil uji hipotesis
data (titik-titik) regresi menyebar disekitargaris
T hitung = 0,967, dibandingkan dengan t tabel
diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis
dan untuk menentukan t tabel = tabel distribusi t
diagonal, berarti bahwa model regresi layak
dicari pada α = 5 % dengan derajat kebebasan df
digunakan
= n-k-1 = 30-1-1= 28 ( n : jumlah sampel dan k
: jumlah variabel bebas dalam hal ini ( hanya
penggunaan internet). hasil yang diperoleh untuk
F. Pengujian Koefisien Korelasi dan
t tabel sebesar 1,701 yang menggunakan taraf
Determinasi Serta Uji t
kesalahan 5% diperoleh nilai t tabel = 1,701, jika
t hitung > t tabel, maka artinya hanya sedikit

p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791 191


Widya Cipta
Vol I, No. 2 September 2017

pengaruh antara penggunaan internet terhadap REFERENSI


perkembangan proses belajar selebihnya ada
faktor yang lebih besar dan dominan dalam
perkembangan proses belajar seperti cara H, s. r. (2009). Buku Ajar Dalam Keperawatan .
pengajaran disekolah, dukungan orang tua, Jakarta . : Editor Estu Tiar, EGC.
kegiatan belajar siswa disekolah , membaca
refrensi buku, kegiatan belajar siswa diluar lia, k. (2006). Mahir Berkomputer : Teknologi
sekolah (les, kursus) motivasi belajar dan lain Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas IX
lain serta banyak dari siswa/siswi SMP dan SMU SMP. Bandung: Grafindo Media Pratama.
di sepatan tangerang yang masih
mempergunakan cara lama dalam mencari dan sunarto. (2008 ). Teknologi Informasi Dan
mendapatkan informasi untuk keperluan belajar
Komunikasi SMP Kelas IX. Jakarta : Sunarto,
yaitu dengan mencarinya lewat buku pelajaran /
2008 , Teknologi InGrasindo Graheoia
buku referensi lainnya tetapi tidak mencari
informasinya lewat media internet . Widiasarana Indonesia, Gramedia Widiasarana
Indonesia.
IV. KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil PROFIL PENULIS


penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : Roy irawan , tempat dan tanggal lahir : Jakarta 14
september 1980, mengajar di ASM dan AMIK BSI
1. Pengaruh penggunaan internet terhadap Jakarta dari tahun 2005 sampai sekarang, masuk
perkembangan proses belajar adalah 3,2 % dan dalam konsorsium MA dari tahun 2007 sampai
sisanya dipengaruhi variabel lain. sekarang, penanggung jawab mata kuliah
2. Setelah diteliti ternyata masih banyak sekolah manajemen produksi operasi dan sekarang menjadi
sekolah didaerah di indonesia terutama penanggung jawab mata kuliah kepemimpinan.
dipedesaan atau tingkat kabupaten tepatnya
disepatan tangerang yang masih terkendala
dalam penggunaan internet untuk sarana proses
belajar disekolah, kendala tersebut bisa dari
faktor biaya, sarana dan jaringan serta banyak
dari siswa/siswi SMP dan SMU di sepatan
tangerang yang masih mempergunakan cara
lama dalam mencari dan mendapatkan
informasi untuk keperluan belajar yaitu dengan
mencarinya lewat buku pelajaran / buku
referensi lainnya tetapi tidak mencari informasi
lewat media internet, sehingga Hanya bisa
memberikan sedikit pengaruh antara
penggunaan internet terhadap perkembangan
proses belajar siswa dan siswi SMP dan SMU
disepatan tangerang selebihnya ada faktor yang
lebih besar dan dominan dalam perkembangan
proses belajar pada siswa dan siswi tersebut
seperti cara pengajaran disekolah, dukungan
orang tua, kegiatan belajar siswa disekolah ,
membaca refrensi buku, kegiatan belajar siswa
diluar sekolah (les, kursus) motivasi belajar dan
lain lain.

192 p-ISSN 2550-0805 e-ISSN 2550-0791

Anda mungkin juga menyukai