Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Evaluasi Pendidikan

Volume 7, Nomor 1, Maret 2016


DOI: doi.org/10.21009/JEP.071.04

EVALUASI PROGRAM DIKLAT ADMINISTRASI


KEPEGAWAIAN PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN
KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA
(IMPLEMENTASI MODEL EVALUASI KIRKPATRICK)

Fahmy Zakiyuddin ABSTRACT


Universitas Negeri Jakarta This research aims to evaluate the Administration Training and Education Program at
Religious Training and Education Center in Jakarta. This study adopts a case study
method with qualitative approach by using Kirkpatrick evaluation model that consists of
Djaali reaction, learning, behavior, and result. The source of data consists of Program
Universitas Negeri Jakarta Coordinators, Heads and Employees of the said Work Unit, and the participants of the
training who will be analyzed by using the interview, observation, and documentation
instrument. The conclusion of this research are: 1) the reaction level has met the succes
criteria, 2) learning level has met the succes criteria, 3) behavior level has not fully met
the succes criteria, and 4) result level has met the succes criteria. The results showed that
this DAK Program has, in general, met the succes criteria, but there are some aspects
that need to be improved in order to achiveve the goals of the program.

Keywords
DAK Program, Kirkpatrick evaluation model

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Program Diklat Administrasi
Kepegawaian Pada Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta. Penelitian
ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif menggunakan
model evaluasi Kirkpatrick yang terdiri dari level reaction, learning, behavior, dan
result. Sumber data berasal dari Koordinator Program, Pimpinan dan pegawai Unit
Kerja, serta peserta pelatihan dengan menggunakan instrumen wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah: 1) level reaction sudah
memenuhi kriteria keberhasilan, 2) level learning sudah memenuhi kriteria
keberhasilan, 3) level behavior belum sepenuhnya memenuhi kriteria keberhasilan,
dan 4) level result sudah memenuhi kriteria keberhasilan. Dapat disimpulkan bahwa
secara umum pelaksanaan Program DAK tersebut sudah cukup berhasil, namun
terdapat beberapa aspek/komponen yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan demi
Alamat Korespondensi tercapainya tujuan program.
-
Kata Kunci
e-mail:
Program Diklat Administrasi Kepegawaian, model evaluasi Kirkpatrick
fahmi_zakiyuddin@yahoo.co.id

1. Pendahuluan Sekolah adalah lembaga pendidikan formal sebagai


salah satu hasil rekayasa peradaban manusia. Jadi,
Menurut Mudyahardjo, pengertian pendidikan
pendidikan dalam arti sempit adalah pengaruh
dalam arti luas adalah keseluruhan pengalaman
yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap
belajar setiap orang sepanjang hidupnya (Redja,
anak dan remaja yang diserahkan kepada pihak
2008).
sekolah agar mereka mempunyai kemampuan
Pendidikan sebagai pengalaman belajar
yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
berlangsung tidak saja dalam dunia pendidikan
hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial
formal (persekolahan) saja tetapi dalam
mereka (Redja, 2008).
lingkungan sosial juga lingkungan alam dan
Filsuf pendidikan John Dewey dalam Jhonson
berlangsung sepanjang hayat. Selanjutnya menurut
(2006), mengingatkan kita bahwa teori pada
Mudyohardjo, pendidikan dalam arti sempit
akhirnya dan seyogyanya menjadi sesuatu yang
dikenal dengan sekolah ataupun persekolahan.

33
Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

praktis. Berbagai teori muncul silih berganti program DAK tersebut, apakah dilaksanakan
dengan daya atraktif masing-masing. Sering teori secara baik sehingga memberikan pengaruh positif
atau pendekatan itu merupakan sinergi dari khususnya pada pegawai peserta pelatihan serta
berbagai pendekatan dalam berbagai cabang atau dampaknya terhadap kinerja satker dan institusi.
disiplin ilmu. Hakekat pendidikan adalah Berubahnya struktur dan mekanisme kerja
memanusiakan manusia, mengembangkan potensi dalam lingkungan organisasi pemerintah menuntut
dasar peserta didik agar berani dan mampu aparaturnya untuk memiliki wawasan,
menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa pengetahuan, skill, pola pikir, dan cara baru yang
tertekan, mampu, dan senang meningkatkan sesuai dengan kebutuhan organisasi pemerintah.
fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi (Harizal, Untuk beradaptasi pada situasi yang baru
2011). menuntut aparatur pemerintah harus kreatif,
Pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan inovatif, proaktif, dan berwawasan
sumber daya manusia mempunyai dua dimensi entrepreneurial.
utama, yaitu: dimensi personal dan organisasional. Pembentukan sosok pegawai negeri sipil yang
Keduanya harus dikembangkan secara tepat, memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan,
simultan, dan berkelanjutan (Basri, 2015). dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu melaksanakan tugas jabatannya, perlu dididik dan
cara upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dilatih agar dapat bekerja dengan efektif dan
sumber daya manusia. Menurut Phillips yang efesien sesuai dengan tuntutan pekerjaan, tugas
mendefinisikan sumber daya manusia adalah dan fungsi pegawai yang bersangkutan. Tuntutan
“Human Resources Development is used instead of pekerjaan, tugas dan fungsi dimaksud adalah
training and development (Philip, 199).” terwujudnya spesialisasi yang dipersyaratkan
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya jabatan yang ditentukan guna memenuhi
untuk mengembangkan sumber daya manusia, kebutuhan organisasi termasuk pengadaan kader
terutama untuk pengembangan aspek kemampuan pimpinan dan staf.
intelektual dan kepribadian manusia. Penggunaan Pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil
istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu (Diklat PNS) dalam jabatan terdiri dari tiga jenis,
institusi sering dijadikan satu menjadi Diklat yaitu: pendidikan dan pelatihan struktural
(pendidikan dan pelatihan). Akan tetapi, keduanya (kepemimpinan), pendidikan dan pelatihan
mengandung perbedaan dalam beberapa hal fungsional, dan pendidikan dan pelatihan teknis.
(Basri, 2015). Sebuah pelatihan (training) dapat dikatakan
Latar belakang penelitian ini bersumber dari berhasil bila para peserta dapat menerima dan
banyaknya pemberitaan dan hasil penilaian mengalami peningkatan pengetahuan (knowledge),
berbagai pihak terkait rendahnya kualitas Sumber keterampilan (skill), maupun perilaku (attitude)
Daya Manusia (SDM), khususnya aparatur di yang tepat dan diberikan oleh instruktur yang
lingkungan pemerintahan di Indonesia, dalam hal tepat pula serta menggunakan metode dan media
ini Kementerian Agama, dengan salah satu yang yang didesain khusus guna pencapaian
menjadi penyebabnya adalah kurang optimalnya peningkatan kinerja/kompetensi pegawai. Hal ini
penempatan pegawai. Penelitian ini bertujuan dapat diketahui bila diadakan evaluasi pelatihan
untuk mengevaluasi Program DAK tersebut guna (training) secara berkelanjutan dan terprogram.
memperoleh gambaran terkait pelaksanaan Tujuan diadakannya Diklat di tempat kerja bagi
program, mulai dari perencanaan, pelaksanaannya Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu: diharapkan
yang dikemas dalam bentuk pelatihan melalui Pegawai Negeri Sipil (PNS) mampu
kegiatan diskusi pendahuluan dan penyampaian mengembangkan aspek kemampuan intelektual
materi DAK, hingga sampai tahap pemantauan dan kepribadian manusia. Agar Pegawai Negeri
hasilnya. Sipil (PNS) mempunyai keahlian khusus yang
Pada penelitian ini peneliti fokus pada berhubungan dengan pekerjaan yang telah di
pelaksanaan program dengan melakukan analisis amanahkannya.
secara komprehensif terhadap pelaksanaan

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 34


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

Aparatur pemerintah/PNS sebagai unsur utama positif dan mandiri bagi setiap aparatur dalam
SDM, aparatur negara mempunyai peranan yang melaksanakan tugasnya.
strategis dan menentukan keberhasilan Kegunaan hasil penelitian evaluasi program
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Diklat Administrasi Kepegawaian pada Balai
Sosok aparatur yang mampu memainkan peran Diklat Keagamaan Kota Jakarta adalah tersedianya
tersebut adalah aparatur yang mempunyai informasi yang lengkap tentang tingkat kepuasan
kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan (reaction), tingkat pengetahuan (learning),
perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan perubahan sikap (behavior), dan hasil atau dampak
ketaatan, bermoral dan bermental baik, (result) peserta sebelum dan sesudah mengikuti
profesional, sadar akan tanggungjawabnya, serta Diklat Administrasi Kepegawaian pada Balai
mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan Diklat Keagamaan Jakarta selaku penyelenggara.
bangsa. Diklat Administrasi Kepegawaian ini, memuat
Dalam membangun sosok Aparatur materi bagaimana seorang Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana yang disebutkan di atas, maka dapat membuat Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
pemerintah perlu membina aparatur secara terus Analisis Beban Kerja (ABK), dan Analisis Jabatan
menerus dengan jelas, terarah dan transparan (ANJAB). Diklat ini diselenggarakan oleh Balai
sebagai salah satu tujuan untuk mengembangkan Diklat Keagamaan Jakarta, yang mengambil
pola karier dan prestasi kerja bagi setiap aparatur tempat di Kantor Wilayah Kementerian Agama
melalui pelaksanaan diklat-diklat. Dengan pola Provinsi DKI Jakarta. Jumlah peserta yang
karier yang jelas, terarah, dan transparan akan mengikuti Diklat ini sebanyak 30 peserta, yaitu: 5
dapat merangsang pegawai untuk peserta perwakilan dari Kantor Wilayah
mengembangkan karier dan profesionalisme. Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, 5
Tak dapat dipungkiri, bahwa pendidikan dan peserta perwakilan dari Kantor Kementerian
pelatihan merupakan salah satu pendekatan utama Agama Kota Administrasi Jakarta Utara, 5 peserta
dalam mengembangkan sumber daya manusia. Hal perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Kota
ini dilakukan sebagai pendekatan, karena Administrasi Jakarta Pusat, 5 peserta perwakilan
pendidikan dan pelatihan mempunyai peran dari Kantor Kementerian Agama Kota
strategis terhadap keberhasilan mencapai tujuan Administrasi Jakarta Barat, 5 peserta perwakilan
organisasi, baik pemerintah maupun swasta. dari Kantor Kementerian Agama Kota
Maksud diupayakannya Diklat bagi setiap Administrasi Jakarta Timur, dan 5 peserta
pegawai diharapkan akan meningkatkan perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Kota
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap Administrasi Jakarta Selatan. Untuk memperoleh
untuk dapat melaksanakan tugasnya secara data tentang reaction dan learning menggunakan 30
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika peserta sebagai sampel, namun untuk
sesuai dengan kebutuhan instansi. Di samping itu memperoleh data tentang behavior dan result
juga Diklat dimaksudkan untuk menciptakan menggunakan 3 sampel satker (satuan kerja),
kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam yaitu: Kantor Kementerian Agama Kota
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan Administrasi Jakarta Selatan, Kantor Kementerian
pembangunan demi terwujudnya pemerintahan Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat, dan
yang baik, memantapkan sikap dan semangat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, DKI Jakarta.
pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. Diperolehnya informasi akurat dan detail
Serta menciptakan aparatur yang mampu tentang tingkat keberhasilan serta faktor-faktor
berperan sebagai pembaharu dan perekat yang menjadi penyebab sehingga penyelenggaraan
persatuan dan kesatuan bangsa, sasaran Diklat Diklat Administrasi Kepegawaian tidak sesuai
adalah untuk mewujudkan kinerja aparatur yang dengan tujuan yang telah ditetapkan. Informasi
memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan
jabatan masing-masing, serta membangun sikap (referensi) dalam meningkatkan kualitas

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 35


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

penyelenggaraan Diklat Administrasi Kepegawaian atasan langsung atau rekan kerja pegawai, pegawai
(DAK). peserta pelatihan itu sendiri, koordinator/admin
Sebagai informasi bagi para pengambil program, dan staf lainnya. Pemilihan sumber data
kebijakan (stakeholder), baik tingkat pusat beberapa diantaranya dari keseluruhan populasi,
maupun daerah dalam mendukung keberhasilan sebagian lainnya diambil melalui sampling secara
penyelenggaraan Diklat Administrasi Kepegawaian purposive sampling, misalnya pada penelitian ini,
yang berkualitas dan berorientasi pada tujuan data dari non-peserta pelatihan sebagai kelompok
serta kebutuhan perserta/instansi. pembanding diambil hanya beberapa pegawai pada
satker, pimpinan satker atau koordinator maupun
2. Metode Penelitian admin terhadap leading sector program DAK juga
hanya kepada beberapa orang. Selain itu, akan
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa
digunakan juga cara pengambilan sampling dengan
model evaluasi yang digunakan adalah model
snowballsampling untuk pengambilan data dari
evaluasi Kirkpatrick, yang menurut Peneliti
pimpinan satker, sebab yang lebih mengerti akan
memiliki beberapa kelebihan sebagaimana
informasi yang dibutuhkan adalah pimpinan suatu
dijelaskan sebelumnya, terutama pada metodenya
bidang atau seksi yang berkaitan langsung dengan
yang sederhana, mudah diterapkan, dan
kegiatan/informasi tersebut. Sumber data
memberikan ruang yang cukup besar bagi Peneliti
sekunder lainnya, yaitu: dari data stastistik, data
dalam melakukan metode analisis pada tiap
pada situs internet yang kredibel, arsip dokumen
variabel ataupun tahapan evaluasinya. Jadi dalam
dan records, baik resmi ataupun dokumen pribadi.
pelaksanaan evaluasi program DAK (Diklat
Di samping itu, pada penelitian ini juga data
Administrasi Kepegawaian) ini, mengacu pada
kualitatif dikumpulkan dari dokumen atau catatan.
indikator-indikator yang terdapat pada tiap
Untuk keperluan itu, dokumen juga perlu
tahapan/level model evaluasi Kirkpatrick, yakni:
dianalisis isinya. Oleh karena itu, khusus untuk
reaction, learning, behavior, dan result, dengan
analisis dokumen para ahli juga mengembangkan
beberapa modifikasi dan tambahan metode
model-model analisis isi atau juga sering disebut
analisis yang Peneliti gunakan demi kesempurnaan
analisis isi atau analisis konten (content analysis).
penelitian.
Dengan demikian, pada penelitian evaluasi ini
Penelitian evaluasi program ini menggunakan
Peneliti menggunakan gabungan dari pendapat
metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif
para ahli analisis data penelitian kualitatif, juga
menggunakan model evaluasi Kirkpatrick yang
analisis konten/isi kualitatif. Data-data dari hasil
terdiri dari 4 tahap/level, yakni: reaction, learning,
wawancara, dokumentasi, dan observasi dibuat
behavior, dan result. Sumber data berasal dari
transkrip, diproses, disortir lalu dikategorisasi.
Koordinator Program, Pimpinan dan pegawai
Proses tersebut bersifat iteratif sebagai cek-silang
Unit Kerja, serta peserta pelatihan dengan
yang berfungsi sebagai konfirmasi data. Proses
menggunakan instrumen angket, tes tertulis (Pre-
analisis ini berlanjut sampai ditetapkan suatu tema
Test dan Post-Test), wawancara, observasi, dan
atau hubungan. Sedangkan untuk analisis data
dokumentasi.
kuantitatif dalam penelitian evaluasi ini
Selain data kualitatif, Peneliti juga
menggunakan statistik deskriptif. Data-data yang
mengumpulkan data yang sifatnya kuantitatif
sifatnya kuantitatif berupa angka-angka, baik skor
berupa angka-angka dari hasil pengukuran
hasil penilaian maupun angket, diterjemahkan
berkaitan dengan angket/kuesioner yang Peneliti
dalam sebuah simpulan sesuai kebutuhan analisis
gunakan. Data kuantitatif lain adalah data statistik
yang dibutuhkan dalam penelitian/evaluasi.
dari satker, misalnya data pegawai, pejabat, dan
skor-skor atau indeks-indeks hasil penilaian.
Mengenai sumber data dapat berupa sumber 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
data primer dan sumber data sekunder. Di sini Yang menjadi indikatornya pada level reaction,
peneliti juga merupakan instrumen kunci. Selain yaitu: Bagaimana tingkat kepuasan peserta
itu sumber data yang lain adalah pimpinan satker, terhadap Panitia, tingkat kepuasan peserta

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 36


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

terhadap narasumber atau widyaiswara, tingkat kedua menunjukkan bahwa pelaksanaan program
kepuasan peserta terhadap modul/slide Diklat Administrasi Kepegawaian (DAK) pada
presentasi, dan tingkat kepuasan peserta terhadap Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta,
game/simulasi. Pada indikator pertama, yaitu: Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi
tingkat kepuasan peserta terhadap panitia, Jakarta Pusat, Kantor Kementerian Agama Kota
indikator yang pertama ini terdiri dari 12 Administrasi Jakarta Selatan, Kantor Kementerian
pertanyaan, yaitu: 1) penetapan peserta diklat, 2) Agama Kota Administrasi Jakarta Timur, Kantor
penyampaian undangan peserta diklat, 3) kesiapan Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta
panitia penyelenggara, 4) ketepatan waktu diklat, Utara, dan Kantor Kementerian Agama Kota
5) ketertiban acara diklat, 6) pelayanan akomodasi Administrasi Jakarta Barat Tahun 2016
diklat, 7) pelayanan konsumsi diklat, 8) dikategorikan Berhasil (Memenuhi Kriteria
kebersamaan/kekompakan panitia diklat, 9) Keberhasilan). Dengan demikian secara
perilaku/pelayanan panitia diklat, 10) pakaian keseluruhan dapat pula disimpulkan bahwa pada
panitia diklat, 11) kesiapan sarana dan prasarana level evaluasi reaction, pelaksanaan program DAK
diklat, dan 12) penguasaan IT pantia diklat. Hasil secara umum pada Balai Diklat Keagamaan Jakarta
analisis Peneliti pada level evaluasi reaction dikategorikan Berhasil (Memenuhi Kriteria
indikator yang pertama menunjukkan bahwa Keberhasilan).
pelaksanaan program Diklat Administrasi Pada indikator ketiga tingkat kepuasan peserta
Kepegawaian (DAK) pada Kanwil Kementerian terhadap modul/slide presentasi. indikator yang
Agama Provinsi DKI Jakarta, Kantor Kementerian ketiga ini terdiri dari 10 butir pertanyaan, yaitu: 1)
Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kantor format penulisan modul, 2.a) tampilan slide
Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta presentasi, b) kesesuaian video dengan materi, c)
Selatan, Kantor Kementerian Agama Kota teks mewakili subtansi materi, d) proporsional font
Administrasi Jakarta Timur, Kantor Kementerian dan size teks, e) keserasian warna, f) kenyamanan
Agama Kota Administrasi Jakarta Utara, dan dalam melihat slide, 3) sistematika dalam
Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi penulisan buku modul, 4) sistematika dalam
Jakarta Barat Tahun 2016 dikategorikan Berhasil tayangan slide presentasi dan CD, 5) bahasa yang
(Memenuhi Kriteria Keberhasilan). Dengan digunakan dalam buku modul, 6) bahasa yang
demikian secara keseluruhan dapat pula digunakan tayangan slide presentasi dan CD, 7)
disimpulkan bahwa pada level evaluasi reaction, isi/materi modul, 8) keterkaitan judul dengan
pelaksanaan program DAK secara umum pada isi/materi dalam modul/slide, 9) keterkaitan tujuan
Balai Diklat Keagamaan Jakarta dikategorikan pembelajaran dengan uraian materi, dan 10)
Berhasil (Memenuhi Kriteria kesinambungan materi antar bab dalam
Keberhasilan). modul/slide. Hasil analisis Peneliti pada level
Pada indikator kedua tingkat kepuasan peserta evaluasi reaction indikator yang ketiga
terhadap widyaiswara atau narasumber. Indikator menunjukkan bahwa pelaksanaan program Diklat
yang kedua ini terdiri dari 13 butir pertanyaan, Administrasi Kepegawaian (DAK) pada Kanwil
yaitu: 1) penguasaan materi/modul, 2) teknik Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Kantor
presentasi/penyampaian materi, 3) ketepatan Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta
penggunaan metode, 4) pemanfaatan sarana/ Pusat, Kantor Kementerian Agama Kota
media TI, 5) kesesuaian sistematika modul dengan Administrasi Jakarta Selatan, Kantor Kementerian
penyampaian materi, 6) gaya penyampaian materi, Agama Kota Administrasi Jakarta Timur, Kantor
7) teknik memotivasi peserta, 8) kematangan Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta
emosional dalam penyajian materi, 9) penggunaan Utara, dan Kantor Kementerian Agama Kota
bahasa, 10) jawaban terhadap pertanyaan peserta, Administrasi Jakarta Barat Tahun 2016
11) sikap dan penampilan narasumber dalam dikategorikan Berhasil (Memenuhi Kriteria
menyajikan materi, 12) pencapaian target materi, Keberhasilan). Dengan demikian secara
dan 13) penguasaan kelas/peserta. Hasil analisis keseluruhan dapat pula disimpulkan bahwa pada
Peneliti pada level evaluasi reaction indikator yang level evaluasi reaction, pelaksanaan program DAK

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 37


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

secara umum pada Balai Diklat Keagamaan Jakarta tes terdiri dari beberapa pertanyaan di mana
dikategorikan Berhasil (Memenuhi Kriteria antara soal Pre-test dan Post-test hakikatnya sama,
Keberhasilan). namun urutannya saja yang diacak. Hasil tes
Pada indikator keempat tingkat kepuasan seluruh peserta kemudian dinilai dan diambil rata-
peserta terhadap simulasi/game. indikator yang ratanya. Adapun kriteria keberhasilannya adalah
keempat ini terdiri dari 7 butir pertanyaan, yaitu: jika rata-rata nilai tes seluruh peserta
1) cara penyampaian, 2) sistematika penyampaian, menunjukkan positif atau ada peningkatan, dengan
3) subtansi simulasi/game, 4) keterkaitan kata lain minimal terjadi kenaikan skor antara nilai
sumulasi/game dengan judul materi modul, 5) hasil Pre-test peserta pelatihan dibandingkan
keterkaitan simulasi/game dengan tujuan dengan nilai hasil Post-test (rata-rata Nilai Post-
pembelajaran, 6) ketepatan penggunaan sarana, Test>Pre-Test).
dan 7) manfaat penggunaan simulasi/game. Hasil Jumlah peserta diklat yang akan dilakukan pre-
analisis Peneliti pada level evaluasi reaction test dan post-test sebanyak 23 orang peserta. Di
indikator yang keempat menunjukkan bahwa mana semua peserta sebelum mengikuti DAK
pelaksanaan program Diklat Administrasi terlebih dahulu peserta mengisi soal pre-test. Soal
Kepegawaian (DAK) pada Kanwil Kementerian pre-test berjumlah 20 soal. Lima soal tentang
Agama Provinsi DKI Jakarta, Kantor Kementerian proses penyusunan sasaran kinerja pegawai, lima
Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kantor soal tentang penyusunan penilaian perilaku kerja,
Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta lima soal tentang penyusunan ANJAB (Analisis
Selatan, Kantor Kementerian Agama Kota Jabatan), dan lima soal tentang penyusunan ABK
Administrasi Jakarta Timur, Kantor Kementerian (Analisis Beban Kerja).
Agama Kota Administrasi Jakarta Utara, dan Dari hasil pre-test menunjukkan nilai peserta
Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi ada yang tinggi dan ada yang mendapatkan nilai
Jakarta Barat Tahun 2016 dikategorikan Berhasil rendah. Dari 23 orang perserta 1 orang peserta
(Memenuhi Kriteria Keberhasilan). Dengan yang mendapatkan nilai tinggi, yaitu: 80, 2 orang
demikian secara keseluruhan dapat pula peserta yang mendapatkan nilai 70, 2 orang
disimpulkan bahwa pada level evaluasi reaction, peserta yang mendapatkan nilai 65, 5 orang
pelaksanaan program DAK secara umum pada peserta yang mendapatkan nilai 60, 2 orang
Balai Diklat Keagamaan Jakarta dikategorikan peserta yang mendapatkan nilai 55, 3 orang
Berhasil (Memenuhi Kriteria peserta yang mendapatkan nilai 50, 3 orang
Keberhasilan). peserta yang mendapatkan nilai 45, 2 orang
Yang menjadi indikatornya pada level learning, peserta yang mendapatkan nilai 40, 2 orang
yaitu: Bagaimana tingkat pengetahuan sebelum peserta yang mendapatkan nilai 30, dan 1 orang
dan sesudah mengikuti diklat. Pelaksanaannya peserta yang mendapatkan nilai 25. Jumlah rata-
pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI rata dari hasil pre-test terhadap 23 orang peserta,
Jakarta, Kantor Kementerian Agama Kota yaitu: 53.
Administrasi Jakarta Pusat, Kantor Kementerian Selanjutnya, setelah peserta mengikuti empat
Agama Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kantor hari diklat administrasi kepegawaian, peserta
Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta diberikan tes lagi, yaitu: berupa post-test. Soal dari
Timur, Kantor Kementerian Agama Kota post-test diambil dari soal yang sama dari soal pre-
Administrasi Jakarta Utara, dan Kantor test, akan tetapi sudah diacak baik dari segi
Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta penomoran soal dan dari pilihan jawaban. Setelah
Barat Tahun 2016 yang terdiri dari 4 pertanyaan, dianalisis ada beberapa peserta diklat yang
yaitu: Proses penyusunan Sasaran Kinerja mengalami penurunan dan peningkatan
Pegawai, Penyusunan penilaian perilaku kerja, pengetahuan atau bahkan ada beberapa yang
Penyusunan ANJAB (Analisis Jabatan), dan tetap. Dari hasil post-test, 3 orang peserta yang
Penyusunan ABK (Analisis Beban Kerja). mendapatkan nilai tertinggi, yaitu: nilai 75, 2 orang
Pada tahap ini alat ukur yang digunakan adalah peserta yang mendapatkan nilai 70, 4 orang
hasil Pre-test dan Post-test peserta pelatihan. Soal peserta mendapatkan nilai 65, 4 orang peserta

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 38


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

mendapatkan nilai 60, 6 orang peserta yang Informasi tentang kemampuan peserta dalam
mendapatkan nilai 55, 3 orang peserta mengimplementasikan konsep administrasi
mendapatkan nilai 50, dan 1 orang peserta yang kepegawaian juga diperoleh melalui observasi dan
mendapatkan nilai 40. Jumlah rata-rata nilai wawancara. Hasil observasi ditemukan bahwa dari
peserta yang telah diberikan post-test, yaitu: rata- 3 kantor dari alumni diklat yang dikunjungi,
rata nilai 61. terdapat 2 kantor alumni diklat tidak dapat
Kesimpulan dari hasil pre-test dan post-test yang memperlihatkan tentang susunan analisis beban
dilakukan kepada 23 orang peserta diklat kerja karena memang belum adanya pelatihan
administrasi kepegawaian, menjelaskan bahwa khusus yang membahas tentang bagaimana
56% atau 13 orang peserta yang mengalami menyusun dan menganalisis beban kerja.
peningkatan atau penambahan pengetahuan Informasi lain terkait implementasi konsep
setelah menerima materi diklat, sebanyak 34% administrasi kepegawaian juga diperoleh melalui
atau 8 orang peserta yang mengalami penurunan wawancara. Hasil wawancara yang dilakukan
pengetahuan setelah mendapatkan materi tentang terhadap staf di Kantor Kementerian Agama Kota
diklat dan 8% atau 2 orang peserta yang Administrasi Jakarta Pusat “H. Dody Pursaksono,
mendapatkan hasil tetap setelah mendapatkan S.Sos, MM” mengatakan bahwa “...selama saya
materi diklat. menjabat sebagai staf di bagian kepegawaian,
Dengan demikian secara keseluruhan dapat belum ada kegiatan yang membahas tentang
pula disimpulkan bahwa pada level evaluasi bagaimana menyusun dan menganalisis beban
learning, pelaksanaan program DAK secara umum kerja seorang pegawai, paling kita belajar sendiri
pada Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama dengan melihat di internet bagaimana di
dikategorikan Berhasil (Memenuhi Kriteria kementerian yang lain dalam menyusun dan
Keberhasilan). menganalisis beban kerja, tetapi kalau mengenai
Namun demikian, beberapa catatan peneliti sasaran kinerja (SKP) dan analisis jabatan
terkait aspek dan indikator pada level learning (ANJAB) sudah ada materi-materi yang
yang masih mendapatkan nilai rendah dan perlu disampaikan di acara-acara penataran mengenai
menjadi perhatian antara lain: Peningkatan nilai kepegawaian.”
Pre-Test dan Post-Test Peserta masih rendah, tidak Jawaban yang berbeda diperoleh dari hasil
terlalu signifikan, khususnya pada pelaksanaan wawancara oleh staf Kantor Kementerian Agama
pelatihan DAK di Balai Diklat Keagamaan Jakarta Kota Administrasi Jakarta Selatan “H. Latifudin,
yang hanya naik 7 poin. MA” mengatakan bahwa “…mungkin ada
Kemudian pada level evaluasi behavior, ada 5 beberapa staf yang menjabat sebagai kepegawaian
indikator, yaitu: Pegawai mengimplementasikan sudah pernah mendapatkan materi tentang
konsep administrasi kepegawaian pada pekerjaan analisis beban kerja, tetapi kebanyakan pegawai
sehari-hari di kantor, Perubahan aktivitas kerja, mayoritas belum paham betul tentang analisis
Pola interaksi dengan atasan, rekan kerja, dan beban kerja atau cara menghitung beban kerja
bawahan, Perilaku Kerja dan kinerja yang seorang pegawai, belum lagi pegawai yang
dihasilkan paska Diklat, dan Penerapan reward and bersangkutan tidak mempunyai waktu yang
punishment satker terhadap kinerja pegawai. banyak untuk lebih mendalam mempelajari beban
Informasi yang berkaitan dengan aspek yang kerja, karena banyak pegawai yang tugasnya
pertama, yaitu: perilaku alumni diklat dalam sebagai kepegawaian merangkap untuk
melakukan konsep administrasi kepegawaian, melaksanakan tugas yang lain, jadi kurang fokus,
perubahan aktivitas kerja, pola interaksi pada terus ditambah lagi mutasi antar tugas yang terlalu
atasan, rekan kerja, perilaku kerja dan kinerja sering dilakukan oleh suatu satker.
yang dihasilkan paska diklat, dan penerapan Jawaban lain berdasarkan hasil petikan
reward and punishment satker terhadap kinerja wawancara oleh staf Ortala dan Kepegawaian
pegawai dilakukan dalam bentuk observasi dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
wawancara. DKI Jakarta, “Drs. Sugito” Untuk menganalisis
dan membuat sasaran kinerja pegawai (SKP) dan

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 39


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

menganalisis jabatan pegawai tertentu lebih Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
mudah dibandingkan dengan menyusun dan untuk mengetahui perilaku diklat dalam
menganalisis beban kerja seorang pegawai, melaksanakan perubahan aktivitas kerja belum
dikarenakan kalau menghitung dan menganalisis berjalan dengan baik atau negatif, dikarenakan
beban kerja seorang pegawai berkaitan dengan masih ada pegawai atau alumni diklat yang belum
angka-angka dan poinnya. Mungkin dari hal itu, berubah berkenaan dengan aktivitas kerjanya.
menghitung dan menganalisis beban kerja pegawai Aspek perilaku alumni yang ketiga, yaitu: Pola
lebih rumit. interaksi dengan atasan, rekan kerja dan bawahan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Pola interaksi alumni diklat yang telah mengikuti
untuk mengetahui perubahan perilaku alumni diklat administrasi kepegawaian, Kasubag. Ortala
diklat dalam melaksanakan konsep administrasi dan Kepegawaian mengatakan bahwa, “…pola
kepegawaian sudah berjalan dengan baik atau interaksi peserta/pegawai-atasan-rekan kerja
positif, kecuali alumni diklat yang belum cukup baik, bawahan lebih santun dan
menerima materi yang lengkap dari konsep menghormati pimpinan serta rekan kerja.”
administrasi kepegawaian. Jawaban lain dari Kepala Tata Usaha Kantor
Aspek perilaku alumni diklat yang kedua, yaitu: Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta
perubahan aktivitas kerja. Hasil wawancara dan Pusat, “H. Dody Pursaksono, S.Sos,
observasi yang dilakukan di Kantor Wilayah MM”mengatakan bahwa, “… pola interaksi
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta di sub peserta/pegawai-atasan-rekan kerja cukup baik,
bagian Ortala dan Kepegawaian. Jawaban dari bawahan mulai lebih santun dan menghormati
Kasubag. Ortala dan Kepegawaian, yaitu: “Drs. pimpinan.” Jawaban lain dari Kepala Tata Usaha
Sugito” aktivitas kerja pegawai di kantor yang Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi
telah mengikuti diklat administrasi kepegawaian Jakarta Selatan, “H. Latifudin, MA” mengatakan
secara keseluruhan terdapat sedikit perbedaan bahwa, “…pola interaksi peserta/pegawai-atasan-
yang mengarah ke positif, yakni sebagian besar rekan kerja cukup baik, terbentuknya kerjasama
sudah mulai termotivasi untuk bekerja lebih yang saling melengkapi dan saling menghormati
disiplin, melaksanakan tugas dan fungsinya juga antara atasan dengan bawahan dan sesama rekan
mengarah lebih baik atau positif, sedangkan iklim kerja.”
kerja dan pola kerja peserta rata-rata masih sama, Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
tidak ada perubahan yang jelas.” untuk mengetahui perilaku alumni diklat dalam
Informasi lain hasil observasi wawancara melaksanakan pola interaksi dengan atasan, rekan
dengan Kepala Tata Usaha Kantor Kementerian kerja dan bawahan sudah berjalan dengan baik
Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat, “H. Dody atau positif.
Pursaksono, S.Sos, MM” mengatakan bahwa, Aspek perilaku alumni yang keempat, yaitu:
“…aktivitas kerja di kantor paska diklat secara perilaku kerja dan kinerja yang dihasilkan paska
keseluruhan positif, yakni sebagian besar sudah diklat. Jawaban dari Kasubag Ortala dan
mulai termotivasi untuk bekerja lebih disiplin lagi, Kepegawaian Kantor Kementerian Agama
sedangkan iklim dan pola kerja peserta rata-rata Provinsi DKI Jakarta, “Drs. Sugito” mengatakan
masih sama, tidak ada perubahan yang jelas.” bahwa, “…pegawai/peserta yang telah mengikuti
Jawaban yang lain dari Kepala Tata Usaha diklat mengalami perubahan perilaku kerja, yaitu:
Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi menjadi lebih disiplin lagi dan mengerjakan tugas
Jakarta Selatan, “H. Latifudin, MA” mengatakan dan fungsinya sebagai operator kepegawaian,
bahwa, “…aktivitas kerja pegawai atau peserta di yaitu: mengerjakan sasaran kinerja, analisis
kantor paska diklat secara keseluruhan positif, jabatan, dan analisis beban kerja.” Jawaban lain
yakni sebagian besar pegawai yang telah ikut dari Kepala Tata Usaha Kantor Kementerian
diklat sudah mulai lebih rajin lagi dalam Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat, “H. Dody
menjalankan tugas dan fungsinya, sedangkan iklim Pursaksono, S.Sos, MM” mengatakan bahwa
dan pola kerja peserta rata-rata meningkat dan “…perilaku kerja dan kinerja yang dihasilkan
terdapat perubahan yang jelas.” paska diklat, yaitu: perilakunya menjadi lebih baik

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 40


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

dan mampu memberikan masukan kepada rekan kinerja, sedengakan untuk hukuman yang akan di
kerjanya, kinerja yang dihasilkan menjadi lebih terima bagi PNS yang kinerjanya kurang baik akan
jelas dan terarah, yaitu: pegawai/peserta diklat dikenakan dengan PP 53 tentang disiplin PNS.”
berusaha dengan sepenuh hati mengerjakan Jawaban senada juga diberikan oleh Kepala
sasaran kinerja, analisis jabatan, dan analisis beban Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota
kerja untuk diri sendiri maupun untuk rekan Administrasi Jakarta Selatan, “H. Latifudin, MA”
kerjanya.” mengatakan bahwa, “… untuk masalah
Jawaban lain dari Kepala Tata Usaha Kantor penghargaan dan hukuman yang diterapkan oleh
Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta satker kepada PNS terkait kinerja sudah lama
Selatan, “H. Latifudin, MA” mengatakan bahwa, diterapkan, jika PNS tersebut kurang baik dalam
“…perilaku kerjanya sudah lebih baik, antara hal kinerja maka akan dikenakan dengan PP 53,
rekan kerja saling tegur sapa, sedangkan dengan yaitu: tentang disiplin PNS, namun jika PNS
kinerja yang dihasilkan, yaitu: adanya diskusi tersebut menjalankan tugasnya dengan baik sesuai
kepada atasan dan rekan kerja mengenai dengan tugas dan fungsinya maka akan berdampak
pengerjaan sasaran kinerja, analisis jabatan, dan pada penilaian perilaku kinerja yang berupa
analisis beban kerja.” mendapatkan poin atau nilai yang tinggi.”
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
untuk mengetahui perilaku dalam melaksanakan untuk mengetahui penerapan reward and
perubahan perilaku kerja dan kinerja yang punishment satker terhadap kinerja pegawai yang
dihasilkan paska diklat berjalan dengan baik atau dihasilkan paska diklat berjalan dengan baik atau
positif karena ada perubahan yang jelas terhadap positif karena diterapkannya reward and
aspek perilaku kerja dan kinerja yang dihasilkan punishment di satkernya masing-masing. Yang
paska diklat. menjadi indikator hasil dokumentasi perilaku
Aspek perilaku alumni yang kelima, yaitu: kerja dan kinerja peserta paska diklat administrasi
penerapan reward and punishment satker terhadap kepegawaian, yaitu: 5 indikator yang harus dimiliki
kinerja pegawai. Jawaban dari Kasubag Ortala dan oleh peserta diantaranya profil pegawai,
Kepegawaian Kantor Kementerian Agama SKP/Sasaran Kinerja Pegawai, Prestasi pegawai,
Provinsi DKI Jakarta, “Drs. Sugito” mengatakan Kedisiplinan, dan capaian kinerja. Dari 5 indikator
bahwa, “… penerapan reward and punishment tersebut hanya 4 indikator yang peserta penuhi,
satker terhadap kinerja pagawai, yaitu: untuk diantaranya profil pegawai, SKP/Sasaran Kinerja
reward pegawai yang kinerja baik akan Pegawai, Prestasi pegawai, dan kedisiplinan.
mendapatkan nilai atau poin yang berasal dari Namun ada 1 indikator dari peserta yang tidak
penilaian perilaku kerja dan bagi pegawai yang bisa dipenuhi, yaitu: tentang capaian kinerja.
tidak baik dalam kinerjanya akan dikenakan Pelaksanaan program DAK pada Kantor
hukuman sesuai dengan PP 53 tentang disiplin Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
pegawai negeri sipil, contohnya berupa Jakarta Tahun 2016 dikategorikan Tidak
mendapatkan surat panggilan pertama, kedua, dan Berhasil (Belum Sepenuhnya Memenuhi
ketiga, penurunan pangkat jabatan, penundaan Kriteria Keberhasilan), sebab terdapat
kenaikan gaji berkala, dan terakhir diberhentikan simpulan analisis yang negatif. Sedangkan
sebagai PNS.” pelaksanaan program DAK pada Kantor
Jawaban yang hampir sama dari Kepala Tata Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta
Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Pusat dan Kantor Kementerian Agama Kota
Administrasi Jakarta Pusat, “H.Dody Pursaksono, Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2016
S.Sos,MM” mengatakan bahwa “… penerapan dikategorikan Berhasil (Memenuhi Kriteria
reward dan punishment sangat berlaku untuk Keberhasilan), sebab seluruh simpulan analisis
mengendalikan sikap PNS dan mengontrol kinerja positif. Dengan demikian secara keseluruhan
apa yang sudah dihasilkan, jika perilaku kerjanya dapat pula disimpulkan bahwa pada level evaluasi
baik akan mendapatkan poin yang tinggi dan behavior, pelaksanaan program DAK secara umum
berpengaruh terhadap poin penilaian perilaku pada Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 41


Fahmy Zakiyuddin Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada
Djaali Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Jakarta
(Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick)

dikategorikan Tidak Berhasil (Belum pada Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama
Sepenuhnya Memenuhi Kriteria Jakarta dikategorikan Berhasil (Memenuhi
Keberhasilan), sebab secara keseluruhan pada 3 Kriteria Keberhasilan), sebab secara
(tiga) satker yang menjadi objek penelitian, belum keseluruhan pada 3 (tiga) satker yang menjadi
sepenuhnya memenuhi kriteria keberhasilan. objek penelitian, seluruhnya telah memenuhi
Adapun indikator-indikator evaluasi yang tidak kriteria keberhasilan, yakni di mana minimal 3
memenuhi kriteria keberhasilan pada satker, dari 4 level evaluasi pada masing-masing objek
sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya. penelitian memenuhi kriteria keberhasilan.
Pada level evaluasi result, hasil analisis Meskipun masih terdapat beberapa
menunjukkan bahwa pelaksanaan program DAK aspek/komponen yang perlu diperbaiki dan
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama ditingkatkan demi tercapainya tujuan program.
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016, Kantor
Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta 5. Daftar Pustaka
Pusat dan Kantor Kementerian Agama Kota
Basri, Hasan dan Rusdiana. (2015). Manajemen
Administrasi Jakarta Selatan dikategorikan
Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: CV.
Berhasil (Memenuhi Kriteria
Pustaka Setia.
Keberhasilan), sebab seluruh simpulan analisis
positif. Dengan demikian secara keseluruhan E.B. Johnson. (2006). Contextual Teaching &
dapat pula disimpulkan bahwa pada level evaluasi Learning. Bandung: MLC.
result, pelaksanaan program DAK secara umum
pada Balai Diklat Keagamaan Kementerian Agama Harizal Mudjito dan Elfindri. (2012). Pendidikan
dikategorikan Berhasil (Memenuhi Kriteria Inklusif. Jakarta: Baduose Media Jakarta.
Keberhasilan), sebab secara keseluruhan pada 3
(tiga) satker yang menjadi objek penelitian, Jack J. Philip. (1991). Handbook of Training
seluruhnya memenuhi kriteria keberhasil Evaluation Measurement Methode. Texas:
Gulf Publishing.
4. Kesimpulan
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2001
Berdasarkan hasil analisis pada keempat level
tentang Jenis-jenis Pendidikan dan Pelatihan
evaluasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1)
Pegawai Negeri Sipil, pasal 8 ayat (2).
level reaction sudah memenuhi kriteria
keberhasilan, 2) level learning sudah memenuhi Redja Mudyahardjo. (2008). Filsafat Ilmu
kriteria keberhasilan, 3) level behavior belum Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: PT
sepenuhnya memenuhi kriteria keberhasilan, dan Remaja Rosdakarya.
4) level result sudah memenuhi kriteria
keberhasilan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa secara umum pelaksanaan Program DAK

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Maret 2016 42

Anda mungkin juga menyukai