Anda di halaman 1dari 13

0

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Majene sebagai salah satu provinsi di Sulawesi Barat
memiliki potensi Sumber daya alam yang tersebar di berbagai Kecamatan.
Salah satu Sumber Daya Alam yang dapat dikembangkan di kecamatan
Pamboang adalah pisang lokal yang di kenal dengan nama Loka Pere yang
ditemukan di Desa adolang dan adolang dhua. Pisang Lokal atau Loka Pere
merupakan salah satu komoditas bidang hortikultura sub. Sektor pertanian
yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Loka Pere dikenal oleh Masyarakat setempat
sebagai buah yang memiliki keunikan, yaitu memiliki rasa yang manis, daya
simpan yang lebih lama meskipun buah tersebut lewat matang tetap
memiliki tekstur yang keras setelah di masak. Jenis pisang lokal (Loka Pere
) yang tumbuh di kecamatan Pamboang ini sudah terdaftar di pusat
perlindungan varietas dan perizinan kementrian pertanian RI sebagai salah
satu varietas lokal Kabupaten Majene dengan tanda daftar varietas tanaman
No. 502/PVL/2018 dengan nama varitas Loka Pere.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Teknologi Pertanian
(BPTP) bahwa kandungan gizi Loka Pere antara lain mineral, vitamin, dan
beberapa Komponen makronutrisi. Beberapa komponen Gizi Loka Pere
lebih tinggi dibandingkan pisang ambon dan pisang Kepok diantaranya
kandungan kalium yang sangat tinggi, selain komponen gizi tersebut buah
Loka Pere memiliki komponen gizi yang lain berupa serat, pati, gula
reduksi, amilpoktin dll dengan kadar yang berbeda di setiap tingkat
kematangan. Keberadaan Mineral yang sangat tinggi dalam Loka Pere
diantaranya kalium sebesar 2.220,80 mg/100 g, karbohidrat 31,15
mg/100g, dan energi 131,06 kkal, sementara keberadaan serat dalam Loka
Pere telah di rekomendasikan dan memenuhi syarat yang telah di tetapkan
oleh The Food Standars Agency.
Atas dasar tersebut maka di buatlah inovasi dari Loka Pere menjadi
tepung multinutrisari kaya DHA yang dinamakan Tepung LOPE yang dapat
memberikan nilai produk tersendiri bagi masyarakat sebagai bahan pangan
multinutrisi untuk meningkatkan Kesehatan tubuh dan vitalitas, terbosan
inovatif yang dilakukan adalah tepung tersebut menjadi berbagai macam
olahan kue (kering dan basah)

1
1.2 Keterkaitan Inovasi dengan Tema RKP
Tema Pambangunan dalam Dokumen Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) tahun 2023 Peningkatan Produktifitas Untuk Transformasi Ekonomi
yang Inklusif dan Berkelanjutan Untuk Indonesia Maju. Inovasi yang di
ajukan sudah sesuai dengan tema pembangunan, dimana kerangka pikir
tema RKP 2023 yaitu transformasi ekonomi salag satu faktor pendukung
untuk transformasi ekonomi produktifitas sektor ekonomi. Dengan
adanya inovasi ini dapat membantu masyarakat majene khususnya di
kecamatan pamboang agar dapat meningkatkan pendaptannya dan
menurunkan angka kemiskinan didaerah tersebut. Dengan adanya inovasi
ini Loka Pere yang merupakan komoditas unggulan di kecamatan
pamboang mempunyai nilai ekonomi yang ganda, di samping bisa di jual
dalam betuk aslinya dapat juga menjadi olahan makanan yang sehat dan
bermanfaat untuk Kesehatan. Saat ini olahan yang berasal dari tepung
Loka Pere itu sudah di pasarkan.
Selain dari buah Loka Pere menajdi tepung kulit Loka Pere juga
bisa di jadikan jeli atau pakan ternak. Produk-produk yang di hasilkan dari
inovasi ini dapat meningkatakan pendapatan masyarakat melalui penjualan
yang di lakukan oleh BUMDes. Sehingga komoditas Loka Pere sangat layak
untuk dikembangkan dengan melibatkan berbagai stakeholder,
pengembagan Komoditas Loka pere ini sebagai implementasi dari misi ke 3
yaitu: mewujudkan Mewujudkan Kemandirian Perekonomian Berbasis
Potensi Sumbetr Daya Alam (SDA) dan Pembangunan Infrastruktur
Berwawasan lingkungan.

1.3 Ruang Lingkup Inovasi


Ruang Lingkup Inovasi ini melibatkan berbagai stakeholeder agar inovasi
yang di hasilkan dapat bermanfaat dan meningkatkan pendapatan di
Masyakarat serta meningkatkan perekonomian di Kabuoaten Majene:
- Dinas Pertanian,Perternakan dan perkebunan menyediakan bibit dan
lahan untuk membudidayakan Loka Pere khususnya di Kecamatan
Pamboang, serta menyediakan pendampingan melalui penyuluh
pertanian di setiap kelompok-kelompok petani atau Gabungan kelompok
tani bagaimana cara membudidayakan Loka Pere sebagai salah satu
komoditas unggulan di Kabupaten Majene

2
- Badan Penilitian dan pengembangan Daerah melakukan penelitian
lanjutan terkait kandungan yang terdapat dalam Loka Pere, baik dari
Buahnya sendiri maupun kulit Pisang (Loka Pere).
- Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan memastikan hasil
Inovasi (tepung Loka Pere) yang diolah menjadi aneka bahan makanan
bisa di pasarkan dan melatih Kelompok UMKM membuat pengemasan
hasil Olahan tepung dari Loka Pere
- Pemerintah Kecamatan dan khususnya Pemerintah Desa Adolang dan
Adolang dhua melakukan pola kerja pemberdayaan dan melakukan
koordinasi dengan Pemerintah kabupaten agar kedepannya Inovasi ini
mendapat perhatian dengan adanya dana sharing dalam pengembagan
Inovasi dan pembudidayaan Loka Pere di Daerah tersebut
- Kelompok tani, UMKM dan lain-lain sangat berperan aktif dalam
mengembagkan Inovasi ini serta membudidayakan Loka Pere sebagai
satu komoditas atau inovasi unggulan di Kabupaten Majene
Pengembangan Inovasi dan pembudidayaan Loka Pere sangat tergantung
dari pemanfaatan lahan yang di sediakan agar menajdi salah satu alternatif
pangan lokal atau olahan makanan yang memiliki keunikan tersendiri dari
Buah Loka Pere ini.

1.4 Tujuan dan Sasaran


Tujuan dari Inovasi ini adalah:
a. Membudidayakan Loka Pere sebagai bahan pangan lokal dengan nilai
gizi yang berkualitas dan menjadikan Loka Pere sebagai salah satu
potensi unggulan di Kabupaten Majene
b. Meningkatkan Perekonomian di Kabupaten Majene dengan mengelolah
Loka Pere manjadi tepung untuk beerbagai macam olahan Kue
c. Meningkatkan Kesadaran masyarakat agar peduli dengan pengembagan
teknologi dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam di sekitar menjadi
produk yang inovatif
Sasaran yang ingin di capai adalah meningkatnya kesejahteraan dan
pendapatan Masyarakat Kabupaten Majene khususnya di daerah
pengahasil Loka Pere (Desa adolang & adolang dhua)

3
BAB II
KEBARUAN

Buah pisang merupakan jenis buah yang paling sering kita temui di mana-mana
baik di perdesaan atau perkotaan dan boleh dikatakan tanaman yang merakyat.
Ide dari pembuatan Loka Pere menjadi tepung LOPE untuk di olah dari berbagai
olahan makanan kue bermula dari hasil penelitian dari Balai Pengkajian Teknolgi
Pertanian (BPTP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi barat yang
menemukan bahwa Loka Pere mempunyai Kadungan gizi dan yang lebih baik dari
pisang ambon dan pisang kapok. Serat yang terdapat dalam Loka Pere telah di
rekomendasikan sebagai sumber serat dari The Food Stadards Agency. Selain dari
hasil penelitian tersebut Loka Pere sudah menjadi salah satu komoditas unggulan
di kabupaten. Hasil dari Tepung Loka Pere ini dapat menjadi berbagai olahan kue
kering maupun kue basah seperti kukis, broniwes, bolu dan lain-lain. Pengolahan
buah Loka Pere menjadi tepung Loka Pere merupakan bagian dari pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan
bahan pangan lokal yang bernilai gizi yang tinggi. Pembuatan Tepung Loka Pere
menjadi sebagaio bahan olahan kue bekerjasam dengan pemerintah Desa, BUMD
desa, kelompok Tani dan UMKM serta pendampingan dari Pemerintah
Kabupatenn Majene agar kedepannya buah dari Loka Pere dapat di kembangkan
lebih lanjut dengan inovasi-inovasi dan pengembangan teknologi yang dapat
meningkatkan perekonomian di Kabupaten Majene

4
BAB III
INOVASI

3.1. Ringkasan Kerangka Logis Inovasi

KRITERIA
URAIAN KEBERHASILAN (CIRI- INDIKATOR KINERJA
CIRI YANG RELEVAN)
DAMPAK Tersedianya pangan Pendapatan perkapita
alternatif, Masyarakat
meningkatnya
perekonomian
Masyarakat

Outcame antara (Manfaat Meningkatkan


antara Rangkaian dari Kesehatan dan
outcomes langsung) menjaga vitalitas tubuh
dengan kandungan
yang dimiliki berupa
Kalium, potassium dll
Outcome Langsung (manfaat Motiovasi, peningkatan Persentase Kelompok
langsung : hasil yang bisa skill dan pengetahuan tani dan UMKM yang
dikendalikan atau akibat Masyarakat terhadap mengelolah Komoditas
langsung dari output) inovasi Buah Loka Loka Pere
Pere menjadiTepung
LOPE
Output Pembentukan dan Jumlah Kelompok Tani
Pembinaan Kelompok yang
Petani dan UMKM membudidayakanLoka
Pere dan Jumlah
kelompok UMKM yang
mengelolah tepung
LOPE yang terbentuk
dan di dampingi
Kegiatan/Proses Peningkatan skill Jumlah Masyarakat
Masyarakat dalam yang mengetahui
mengelolah Buah Loka proses pembuatan
Pere menjadi tepung tepung LOPE
LOPE sebagai bahan
utama pembuatan
olahan kue
Input Regulasi, SDM, Perbub, Jumlah
Anggaran, Sapras Masyarakat Yang
dilatih, Jumlah sapras
yang diberikan
Permasalahan dan Penyebab - Belum optimalnya -
Permasalahan pemasaran hasil
olahan tepung LOPE
- Alat yang di gunakan
untuk mengolah buah
Loka Pere menjadi
tepung masih beberapa
menggunakan manual

5
3.2. Tahapan Inovasi

Tahapan -tahapan yang dilaksanakan dalam mewujudkan Inovasi Ini


sebagai berikut:
a. Sosialisasi hasil penelitian kandungan Loka Pere yang dilakukan Oleh
Balitbangda Kab. Majene
b. Penanaman Loka Pere yang dikoordinir oleh dinas pertanian dan PMD
c. Pembentukan kelompok tani dan UMKM sebagai pionir dalam
mengembangkan Loka pere
d. Pendampingan teknis kepada kelompok tani & UMKM (pelatihan,
bantuan bibit dan Sapras lainnya) dalam mengelolah komoditas Loka
Pere dan pembuatan tepung LOPE dari buah Loka Pere
e. Pembuatan Berbagai Olahan Kue dari bahan utama tepung LOPE
f. Pemasaran produk olahan tersebut

3.3. Penjelasan Input


a. Pemerintah Kabupaten Majene sudah mendaftarkan Loka Pere sebagai
potensil lokal yang dimiliki Kabupaten Majene dan Kementerian RI
merespon hal tersebut dengan menetapkan/terdaftar dalam Pusat
perlindungan varietas dan perizinan Kementerian RI sebagai varietas
Lokal Kabupaten Majene Majene dengan tanda daftar varietas tanaman
No. 502/PVL/2018 dengan nama varitas Loka Pere.
b. Alokasi anggaran di siapkan untuk pengembangan Komoditas Loka
Pere baik dalam bentuk pembinaan kepada Kelompok-kelompok tani
agar varietas ini (Loka Pere) selalu berkembang biak sehingga
Masyarakat dapat berinovasi dalam mengelolah Loka Pere menjadi
bahan yang dapat berguna selain menjadi tepung LOPE
c. Pemerintah Kabupaten Majene melalui dinas Koperindag melakukan
pembianaan kelompok-kelompok UMKM yang mengelolah Tepung LOPE
menjadi olahan Kue baik kue kering maupun Kue basah seperti
pelatihan membuat kemasan,cara memasarka hasil produk dan lain-
lain
d. Pemerintah Desa khususnya Desa Adolang dan Adolang dhua ikut
berperan aktif atau selaku inisiator dalam Inovasi ini mengubah buah
Loka Pere menjadi tepung serbaguna yang bernilai Gizi tinggi yang
dinamakan Tepung LOPE. Pemerintah Desa juga dalam menyalurkan
Dana Desanya ke sektor unggulan salah satunya memberikan bantuan

6
kepada kelompok-kelompok tani dan UKMK dalam mengembakan Loka
Pere maupun hasil olahan tepung Loka Pere sehingga pendpatan
masyarakat di desa tyersebut bisa meningkat
e. Hasil Olahan Tepung LOPE sering di pamerkan baik pameran Lokal yang
dilaksanakan di Kabupaten Majene maupun di tingkat provinsi
f. Publikasi yang dilakukan dalam memperkenalkan kandungan Gizi Loka
Pere di berbagai media cetak, termasuk dalam buku yang dikeluarkan
oleh BPTP bekerjasam dengan Balitbangda Prov. Sulbar
g. Pemanfaatan teknologi dalam memasarkan produk olahan seperti media
sosial dan media elektronik lainnya
h. Sarana prasarana yang di gunakan dalam mengelolah buah Loka Pere
menjadi tepung LOPE sebagian besar masih manual

3.4. Penjelasan Proses

Alur pelaksanaan Inovasi:

Pembentukan UMKM dalam


Sosialisasi Hasil Penelitian Pembentukan kelompok Tani dan
mengelolah Inovasi Tepung
Kandungan Loka Pere Gapoktan Loka Pere
LOPE

Pendampingan proses pembuatan


Pemasaran Hasil Olahan Pengolahan Tepung LOPE menjadi
Inovasi Buah Loka Pere menjadi
Tepung LOPE aneka bahan Kue (Kering dan Tepung LOPE yang bergizi
Basah)

7
3.5. Cara Pembuatan Tepung LOPE
Proses kerja pembuatan Tepung LOPE dari bahan Utama Loka Pere sebagai
berikut:
- Ambil Loka Pere yang masih mengkal/muda untuk di cuci bersih
- Kupas Loka pere,kemudian diiris tipis-tipis
- Setelah diiris tipis, lalu di keringkan dengan bantuan matahari sampai
loka pere tersebut kering betul
- Lalu hasil dari pengeringan tersebut di tumbuk dengan menggunakan
lumpang dan alu, kemudian diayak sampai halus

3.6. Permasalahan dan Tindak Lanjut


a. Permasalahan yang di hadapi dalam mengembangkan Inovasi ini adalah
- Belum Optimalnya Pemasaran hasil Olah Tepung LOPE
- Sarana dan Prasarana yang di gunakan Sebagian masih manual
- Belum Optimalnya pengembangan Komoditas Loka Pere sebagai
bahan utama pembuatan tepung LOPE
- Belum adanya Investor atau Pihak ketiga yang berkontribusi dalam
pengembangan Loka Pere dan tepung LOPE
b. Tindak Lanjut yang lakukan dalam menyelesaikan permasalahan di atas
adalah
- Melakukan Kerjasama BUMD dan BUMN yang ada di Kabupaten
Mmajene
- Promosi dilakukan secara intens baik di media elektoronik dan cetak
- Melakukan Koordinasi dengan Dinas Koperasi,UMKM,Perindag
dalam hal penyedian Sarana dan Prasaran yang di butuhkan dalam
proses pembuatan tepung LOPE seperti alat pengemasan produk,
alat pengering dan lain-lain
- Melakukan Koordiansi dengan Dinas Pertanian,perternakan dan
Perkebunan dalam mengembangkan komoditas Loka Pere
- Melakukan Koordinasi dengan berbagai pihak utamanya pihak dari
perbankan untuk menggunakan CSRnya dalam pengembangan
produk olahan Tepung LOPE dan pengembangan budidaya Loka
Pere

8
BAB IV
POTENSI REPLIKASI DAN BERKELANJUTAN

Inovasi Tepung LOPE bisa di replikasikan didaerah lain,karena buah pisang


merupakan jenis buah yang paling sering kita temui dimana-mana, baik
diperdesaan atau diperkotaan dan boleh dikatakan tanaman yang sangat
merakyat, karena bisa tumbuh dihampir disetiap daerah, sehingga sangat di
munginkan untuk di replikasikan daerah lain.
Komoditas Loka Pere merupakan Buah yang unik dan Langkah karena
hanya tumbuh di daerah kecamatan pamboang sehingga perlu dilakukan
pembudidayaan dan pemberian edukasi dimasyarakat tentang kelebihan Loka
Pere sebagai alternatif penganti pangan. Potensi pengembangan pisang Loka Pere
di Kabupaten Majene sangat besar. Diperlukan kerjasama berbagai pihak agar
tanaman pisang Loka Pere dapat dilestarikan baik. Kegiatan konservasi atau
pelestarian merupakan suatu bentuk pengelolaan SDG yang bertujuan untuk
memelihara dan mengelola SDG tanaman agar terhindar dari kepunahan untuk
pemanfaatan lebih lanjut

9
Dokumentasi Inovasi

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai