Anda di halaman 1dari 1

SEJARAH ONDEL-ONDEL PART 2

Di sejumlah wilayah di
Jakarta, ondel-ondel juga
kerap digunakan sebagai
sarana untuk mencari
nafkah. Warisan budaya
Betawi itu digunakan untuk
mengamen. Para pengamen
ondel-ondel umumnya
berkelompok. Ada yang
bertugas masuk ke dalam
tubuh ondel-ondel, ada yang
bertugas memainkan musik
pengiring, dan ada pula yang
bertugas memungut uang
dari siapa saja yang dilewati
oleh ondel-ondel.

Salah satunya adalah Iqbal


(18) yang setiap sore mengamen dengan ondel-ondel bersama teman-temannya di sekitaran
Pisangan Lama, Jakarta Timur. Walau berpeluh, Iqbal dan teman-temannya dengan ceria
mencari rezeki dengan ondel-ondel.

"Saya kebetulan orang Betawi juga. Ya sambil cari uang bisa sambil memamerkan kebudayaan
juga. Sambil melestarikan budaya," aku Iqbal yang sudah menjadi pengamen ondel-ondel
selama dua tahun terakhir.

Meski tak menentu, paling banyak Iqbal dan teman-temannya bisa mendapatkan Rp200.000
dalam sehari. Mereka pun membagi rata penghasilan tersebut dan sebagian digunakan untuk
membayar sewa ondel-ondel yang mereka gunakan.

"Satu ondel-ondel sewanya Rp30.000. Sisanya lumayan lah, bisa nambah-nambah uang jajan,"
kata Iqbal.

Iqbal beserta teman-temannya pun mengaku tanpa paksaan mengamen dengan ondel-ondel
ini. Mereka mengatakan hanya ingin mengisi waktu sepulang sekolah sambil mencari tambahan
uang saku.

Anda mungkin juga menyukai