Anda di halaman 1dari 6

Kelayakan Bisnis: Keuangan dan Anggaran

Pembelajaran kelayakan bisnis merupakan proses analisis yang mendalam


untuk mengevaluasi potensi keberhasilan sebuah bisnis baru atau proyek investasi.
Salah satu aspek krusial dalam proses ini adalah penilaian terhadap aspek
keuangan dan penyusunan anggaran. Evaluasi keuangan yang tepat akan
memberikan pemahaman yang kuat tentang kelayakan dan potensi profitabilitas
bisnis tersebut. Di bawah ini, akan dibahas secara ringkas aspek keuangan dan
anggaran dalam lingkup pembelajaran kelayakan bisnis:

1. Analisis Kelayakan Keuangan :


A. Memahami Struktur Modal:

Analisis ini mencakup pemahaman mendalam tentang bagaimana modal akan


diperoleh dan dialokasikan dalam bisnis. Modal bisa berasal dari modal sendiri
(equity), pinjaman (debt), atau kombinasi keduanya. Penting untuk mengevaluasi
berbagai sumber modal ini untuk memastikan kestabilan keuangan bisnis dan
menghindari ketergantungan yang berlebihan pada satu jenis modal.

B. Proyeksi Pendapatan:

Proyeksi pendapatan merupakan estimasi tentang berapa banyak uang yang


akan dihasilkan oleh bisnis dari penjualan produk atau jasa. Ini melibatkan
pemahaman tentang pasar potensial, strategi pemasaran, dan penetapan harga
yang kompetitif. Proyeksi yang realistis akan membantu dalam menetapkan target
yang dapat dicapai dan merencanakan strategi keuangan yang sesuai.

C. Perkiraan Biaya:

Ini melibatkan identifikasi dan estimasi semua biaya yang terkait dengan
menjalankan bisnis. Biaya-biaya ini bisa termasuk biaya produksi, biaya
overhead, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan lain-lain. Memperkirakan
biaya dengan tepat penting untuk menentukan apakah bisnis akan menghasilkan
keuntungan yang memadai untuk menutupi semua biaya dan menghasilkan
pengembalian yang diharapkan.

1
D. Analisis Kelayakan Finansial:

Analisis kelayakan finansial melibatkan penggunaan berbagai metrik


keuangan untuk mengevaluasi profitabilitas dan risiko investasi. Rasio keuangan
seperti Return on Investment (ROI), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate
of Return (IRR) digunakan untuk menilai apakah investasi dalam bisnis tersebut
akan menghasilkan pengembalian yang memadai dalam jangka waktu tertentu.
Analisis ini membantu dalam mengukur tingkat kelayakan keuangan dan
membuat keputusan investasi yang bijaksana.

Dengan melakukan analisis kelayakan keuangan yang komprehensif, para


pengusaha dapat memahami secara mendalam tentang aspek keuangan dari bisnis
mereka dan membuat keputusan yang lebih baik untuk mencapai tujuan keuangan
yang diinginkan.

2. Penyusunan Anggaran
A. Anggaran Modal:

Anggaran modal merupakan alokasi dana untuk kebutuhan awal bisnis, seperti
pembelian peralatan, biaya pengembangan produk, dan biaya pemasaran.
Penyusunan anggaran modal memerlukan identifikasi semua pengeluaran yang
diperlukan untuk memulai bisnis dan menetapkan prioritas dalam penggunaan
modal. Hal ini melibatkan evaluasi matang terhadap kebutuhan dasar bisnis dan
pemilihan sumber modal yang paling sesuai, seperti modal sendiri, pinjaman
bank, atau investasi dari pihak lain.

B. Anggaran Operasional:

Anggaran operasional mencakup perkiraan biaya rutin yang diperlukan untuk


menjalankan bisnis sehari-hari. Ini termasuk biaya gaji karyawan, biaya utilitas,
biaya bahan baku, biaya overhead, dan biaya administrasi. Penyusunan anggaran
operasional memerlukan pemahaman mendalam tentang semua komponen biaya
yang terlibat dalam operasional bisnis dan memperkirakan jumlah yang
diperlukan untuk setiap komponen secara akurat.

2
C. Anggaran Pendapatan:

Anggaran pendapatan adalah penetapan target pendapatan yang realistis


berdasarkan proyeksi penjualan dan harga produk/jasa. Penyusunan anggaran
pendapatan melibatkan analisis pasar yang mendalam untuk memahami
permintaan pasar, perilaku konsumen, dan tren industri. Dengan menggunakan
data tersebut, bisnis dapat membuat proyeksi penjualan yang akurat dan
menetapkan target pendapatan yang memadai untuk mencapai tujuan keuangan
yang telah ditetapkan.

Penyusunan anggaran merupakan langkah penting dalam perencanaan


keuangan bisnis karena membantu dalam pengelolaan sumber daya keuangan
secara efisien dan efektif. Dengan memiliki anggaran yang baik, bisnis dapat
mengidentifikasi dan mengalokasikan dana secara optimal, mengurangi risiko
keuangan, dan meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan.

3. Manajemen Resiko

Manajemen risiko keuangan adalah proses penting dalam pengelolaan


keuangan bisnis yang melibatkan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko-
risiko yang mungkin memengaruhi tujuan keuangan sebuah organisasi. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut tentang bagian manajemen risiko keuangan:

Identifikasi Risiko: Tahap pertama dalam manajemen risiko keuangan adalah


mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh bisnis. Ini melibatkan
pengenalan dan pemahaman terhadap berbagai faktor internal dan eksternal yang
dapat mempengaruhi kinerja keuangan bisnis. Contoh risiko keuangan meliputi
fluktuasi harga bahan baku, risiko mata uang asing, risiko suku bunga, risiko
kredit, dan risiko operasional.

Evaluasi Risiko: Setelah risiko-risiko telah diidentifikasi, tahap selanjutnya


adalah evaluasi risiko untuk menilai dampak dan probabilitas terjadinya risiko
tersebut. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap setiap risiko untuk
menentukan tingkat kerentanan bisnis terhadap risiko tersebut dan potensi

3
dampaknya terhadap keuangan. Evaluasi risiko membantu dalam menetapkan
prioritas dalam pengendalian risiko dan alokasi sumber daya untuk mengelolanya.

Strategi Pengendalian Risiko: Setelah risiko-risiko telah dievaluasi, langkah


selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk mengendalikan atau
mengurangi dampak risiko yang mungkin terjadi. Strategi pengendalian risiko
dapat berupa tindakan pencegahan, transfer risiko, mitigasi risiko, atau penolakan
risiko. Contohnya, bisnis dapat mengadopsi strategi diversifikasi produk atau
layanan untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan, atau
menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk melindungi dari fluktuasi nilai
tukar mata uang.

Cadangan Keuangan: Meskipun upaya pencegahan dan mitigasi risiko


dilakukan, tetap penting untuk memiliki cadangan keuangan yang cukup untuk
mengatasi risiko yang tidak dapat dihindari atau yang terjadi secara tiba-tiba.
Cadangan keuangan dapat berupa dana darurat yang disimpan untuk situasi
darurat, atau asuransi untuk melindungi dari risiko tertentu. Ketersediaan
cadangan keuangan membantu bisnis untuk tetap stabil dan beradaptasi dengan
perubahan kondisi ekonomi atau pasar.

Manajemen risiko keuangan merupakan bagian integral dari strategi


pengelolaan keuangan bisnis yang bertujuan untuk melindungi nilai perusahaan,
meminimalkan kerugian, dan meningkatkan potensi keuntungan. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko keuangan secara efektif, bisnis
dapat mengelola risiko dengan lebih baik dan mencapai tujuan keuangan yang
diinginkan.

4. Kesimpulan
A. Analisis Kelayakan Keuangan:
a. Memahami Struktur Modal: Evaluasi sumber-sumber dana yang
dibutuhkan untuk memulai bisnis, termasuk modal sendiri, pinjaman,
atau investasi dari pihak lain.

4
b. Proyeksi Pendapatan: Meramalkan pendapatan bisnis dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan penjualan produk atau jasa.
c. Perkiraan Biaya: Mengidentifikasi dan memperkirakan semua biaya
yang terkait dengan operasional bisnis, termasuk biaya produksi, biaya
overhead, dan biaya pemasaran.
d. Analisis Kelayakan Finansial: Melakukan perhitungan rasio keuangan,
seperti ROI (Return on Investment), NPV (Net Present Value), dan
IRR (Internal Rate of Return), untuk menilai profitabilitas dan risiko
investasi.

B. Penyusunan Anggaran:
a. Anggaran Modal: Menetapkan alokasi dana untuk kebutuhan awal
bisnis, seperti pembelian peralatan, biaya pengembangan produk, dan
biaya pemasaran.
b. Anggaran Operasional: Menyusun perkiraan biaya rutin yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis, termasuk biaya gaji karyawan,
biaya utilitas, dan biaya administrasi.
c. Anggaran Pendapatan: Menetapkan target pendapatan yang realistis
berdasarkan proyeksi penjualan dan harga produk/jasa.

C. Manajemen Risiko Keuangan:


a. Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko keuangan yang
dapat mempengaruhi kinerja bisnis, seperti fluktuasi harga bahan baku
atau perubahan regulasi.
b. Strategi Pengendalian Risiko: Mengembangkan strategi untuk
mengurangi dampak risiko yang mungkin terjadi, seperti diversifikasi
produk atau lindung nilai (hedging).
c. Cadangan Keuangan: Menyediakan dana cadangan untuk mengatasi
kejadian tak terduga atau situasi darurat yang dapat mempengaruhi
keuangan bisnis.

5
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2006). Dasar-dasar manajemen keuangan.

Dehoutman, F., & Nugroho, B. Y. (2014). Dasar-dasar Keuangan


Internasional..

Francis Hutabarat, M. B. A. (2021). Analisis kinerja keuangan perusahaan.


Desanta Publisher

Horne, V. (2012). Prinsip prinsip Manajemen Keuangan 2 (ed. 12). Penerbit


Salemba.

Anda mungkin juga menyukai