TINJAUAN PUSTAKA
dari dua kata ―schizo‖ yang berarti retak atau pecah (split), dan
skizofrenia dapat dijelaskan gangguan yang terjadi pada fungsi otak yang
mengalami keterbelahan antara apa yang dirasakan, diyakini dan apa yang
menurut Stuart & Sundeen, dalam (Yusuf & PK, 2021). Skizofrenia
secara klinis yang dapat mengakibatkan kerusakan hidup baik secara tidak
2.1.2 Etiologi
didalamnya terkandung norma dan etika. Akan tetapi, tidak semua orang
salah satunya adalah skizofrenia. Situasi atau kondisi yang tida kondusif dan
sifatnya menekan mental bagi individu inilah yang akhirnya menjadi stresor
psikososial.
a. Teori biologi
Teori biologi ini berfokus pada faktor genetik, faktor neuroanatomi dan
tubuh terhadap pajanan suatu virus. Terdapat beberapa faktor dalam teori
1) Faktor genetik
Penelitian genetik berfokus pada apakah skizofrenia diwariskan atau
otak dan atrofi korteks otak. Gambaran PET menunjukkan bahwa ada
frontal otak, penurunan volume otak dan fungsi otak yang abnormal
yang simbiotik dalam pola asuh orang tua. Karena ego lemah
terbentuk perilaku yang tida sejalan dengan kondisi emosi dan pikiran.
terjadi pada masa akhir remaja atau awal dewasa usia 20 tahun, pada masa
dimana otak sudah mencapai kematangan yang penuh. Angka kejadian pria
lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan 1,4 : 1 (McGrath et al.,
bermakna. Atrofi penonjolan dendrit dari sel piramidal telah ditemukan pda
itu, pada area yang terkena, pembentukan GABA dan atau jumlah neuron
2021).
a. Jalur dopaminergik ke sistem limbik (mesolimbik)
Pada orang yang normal, sistem switch seperti dalam sebuah ponsel,
yang diperlukan pada saat itu. Pada otak penderita skizofrenia, sinyal-
yang tidak beres dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama.
skizofrenia akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi
yang sangat dramatis terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Serangan
Skizofrenia juga dapat menjadi kronis jika dibiarkan saja tanpa tindakan,
mendasar dan karakteristik dari pikiran, persepsi, serta yang mendasar dan
karakterisktik dari pikiran, serta oleh afek emosi yang tidak wajar atau
sedikitnya satu egjala berikut ini (dan biasanya dua gejala atau lebih bila
1. Gejala Positif, yaitu tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak
ada, namun pada pasien skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah
sebagai berikut
a. Isi pikiran
1) Thouht of echo, isi pikiran tentang diri senduri yang berulang atau
yang asing dari luar mausk ke dalam pikirannya ( insertion) atau isi
mukjizat.
c. Halusinasi
(diantara berbagai suara yang berbicara), jenis suara halusinasi lain yang
d. Waham
e. Menyimpan dendam
a. Afek tumpul atau datar, gambaran alam perasaan ini dapat terlihat
b. Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak
c. Tidak ada inisiatif, tidak ada daya dan usaha, tidak ada spontanitas,
b. Skizofrenia hebefrenik
menonjol.
c. Skizofrenia katatonik
f. Skizofrenia residual
tahun, tida terdapat dementia atau penyakit gangguan otak organik lain
g. Skizofrenia simpleks
tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial (Yusuf & PK, 2021).
keputusan, dan delusi (bentuk dan isi pikiran). Di bawah ini adalah tabel
Bahwa riwayat klinis skizofrenia sering kali rumit dan cenderung terjadi
1. Fase Prodromal
sangat panjang, yaitu ketika seorang individu mulai menari diri secara
akademik.
2. Fase Aktif
3. Fase Residual
Fase residual terjadi setelah fase aktif, tidak disebabkan oleh gangguan
c. Adaptasi
Pada fase aktif gejala skizofrenia yang muncul antara lain :
a) Gangguan perasaan
b) Gangguan perilaku
c) Gangguan persepsi
d) Gangguan pikiran
proses pikir dan isi pikir. Gejala pada proses pikir biasanya dikenali
dari pembicaraannya, yang dilaporkan oleh keluarga atau masyarakat.
Gangguan isi pikir yang utama adalah waham, yaitu keyakinan yang
salah yang tidak sesuai dengan fakta, budaya, agama, nilai-nilai, dan
1. Fase Akut
a. Farmakoterapi
Pada Fase akut terapi bertujuan mencegah pasien melukai dirinya atau
ketenangan.
terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta usaha restriksi lainnya
1) Obat injeksi:
mg/hari), intramuskulus.
c) Haloperidol, dosis 5mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang
maksimum 30mg/hari.
3) Psikoedukasi
4) Terapi lainnya
2. Fase Stabilisasi
1) Farmakoterapi
2) Psikoedukasi
2. Fase Rumatan
1) Farmakoterapi
kali, terapi diberikan sampai dua tahun, bila sudah berjalan kronis
cocok diterapkan pada fase ini.Pada fase ini pasien dan keluarga juga
segera atau gawat darurat medik karena SNM merupakan kondisi akut
fisik sehari – hari baik yang bersifat kegiatan harian personal (personal
activity daily living) seperti makan, minum, berjalan, atau kegiatan harian
tanpa menerima bayaran. Neale, Jhon dan Kring, dalam (RSJ Bina Karsa
menyediakan perawatan baik itu dalam bentuk fisik dan atau emosional bagi
tersebut dalam keadaan tidak mampu (RSJ Bina Karsa Medan, 2019).
Medan, 2019).
tugas caregiver tidak hanya sebatas pekerjaan rumah tangga, melainkan ada
Antara lain bertindak sebagai sumber informasi dari seluruh dunia diluar
3. Emotional care
indikasi kesehatan.
peran yang paling utama bagi seorang perawat. Pada peran ini perawat
tetapi juga pada mereka yang berisiko diberikan asuhan agar tidak jatuh
Pengalaman yang sudah terjadi dapat di bagikan kepada siapa saja untuk di
berkesan yang dialami seseorang dan selalu diingat (Ade Nopy, 2021).
1.5 Konsep Komunikasi Terapeutik
kesehatan telah menjadi cara perawatan yang baik, sebagai pendekatan bagi
mengurangi konsekuensi dalam emosi dan perilaku negatif. Proses ini lebih
oleh perawat ini efektif untuk mempercepat penyembuhan klien (Patty et al.,
berkomunikasi, yang perlu dipilih perawat sesuai respon dan hasil analisis
masalah klien. Teknik ini tidak dapat digunakan sendiri dari satu teknik,
harus digabung antara satu teknik dengan teknik lainnya sesuai respon dari
a. Verbal
tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada realitas), tunggu
respon klien, baru kembangan teknik verbal berikutnya. Potter dan Perry,
dengan kondisi.
3. Kecepatan (Pacing)
standard, tidak terlalu kuat dan tidak terlalu pelan. Intonasi nada
berkomunikasi (berbicara).
Penyampaian pesan yang penting, dengan cara yang baik dan emosi
yang terkendali, namun bila tidak dilakukan pada waktu yang tepat,
yang diterima.
b. Non Verbal
Selain teknik verbal, perawat juga harus menggunakan teknik non verbal
gerakan gerakan yang lain. Khusus gerakan dan ekspresi muka dapat
menggambarkan keintiman.
komunikasi verbal, non verbal perawat dan pasien, analisa berpusat pada
perawat, analisa berpusat pada pasien, dan rasional dari respon pasien serta
perawat dan klien untuk memperbaiki emosi atau tingkah laku klien, dalam
terminasi.
1. Pra interaksi, fase ini dimulai sebelum kontrak pertama dengan klien.
apa saja yang harus dilakukan, setelah itu menentukan kontrak pertama
dengan pasien.
pasien. Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan pasien minta
3. Fase Kerja, pada fase ini perawat dan pasien mengeksplorasi stressor
yang sudah terbina optimal. Pada fase ini pasien menghadapi realitas
menghargai.
spiritual klien.
lebih ―matang‖.
h. Memahami betul arti empati yang terapeutik dan simpati yang tidak
terapeutik.
terapeutik.
Azizah, 2016).
No. 2 Oktober 2017 hal 1 dalam (Putri & Suwadnyana, 2020). Dalam
b. Fase Orientasi
c. Fase Kerja
Tahap kerja yang berguna untuk mengubah perilaku klien menjadi lebih
bantuan/pertolongan
adanya
d. Tahap terminasi
datang)
dipahami klien.
pembicaraan.
kepada perawat.
orang lain.
perbuatannya.
2020).
terapeutik yang berasal dari diri klien dan diri perawat, berikut
penjabarannya:
dalam pemulihan klien gangguan jiwa halusinasi melalui empat tahap yang
meliputi :
seperti melalui dokumen laporan harian dan data status kesehatan klien
serta dari keluarga klien yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk
b. Tahap orientasi, dalam tahap ini perawat RSJ Aceh membina hubungan
1) pertanyaan terbuka
4) sikap terbuka
5) rasa empati
6) memberikan pengertian dan arahan yang positif dan nyata, dan
7) memberikan pujian. Hal ini bertujuan agar klien dapat membuka diri
halusinasi.
perawat dan klien yang disebut dengan strategi pelaksana (SP) terdiri dari
secara teratur
dapat berkesinambungan.
d. Tahap terminasi, dalam tahap ini perawat mengakhiri komunikasi
berasal dari diri pasien dan juga dari diri perawat yang meliputi :
a. Hambatan dari diri klien gangguan jiwa halusinasi yaitu resistens berupa
perawat tidak dapat mengetahui masalah klien secara lebih jelas dan
b. Hambatan dari diri perawat yaitu berupa hambatan internal dari dalam
1) mood yang kurang bagus akibat masalah pribadi yang dialami oleh
perawat
2) multi peran sehingga membuat perawat tidak fokus dalam menjalankan
tugasnya dan
jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan
kecerdasan
kesehatan jiwa
6. Meningkatkan mutu upaya kesehatan jiwa sesuai dengan perkembangan
untuk:
kesehatan jiwa
kesehatan jiwa
berbasis masyarakat.
kesehatan jiwa; rumah sakit umum; rumah sakit jiwa, dan rumah
yang berbasis bukti. Pada setiap provinsi wajib mendirikan paling sedikit
satu rumah sakit jiwa dan wajib memiliki paling sedikit satu ruang
fungsional
3. Peralatan yang terdiri dari instalasi air dan air bersih, peralatan
4. Pangan bagi penerima pelayanan yang terdiri dari makanan pokok dan
makanan tambahan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
tersebut, ODGJ harus kehilangan tempat tinggal dan hidup tanpa pelaku
jalan. Sistem perawatan rumah sakit maupun layanan publik saat ini belum
(group homes), panti (boarding home) dan rumah singgah atau rumah
layanan rawat harian (day care). Dalam hal ini Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun (2017) menjelaskan
rumah panti (boarding home) dan rumah singgah atau rumah antara
tempat tinggal ini dikelola secara penuh oleh tenaga profesional kesehatan
tinggal seperti ini lebih sedikit kesempatan untuk dukungan sosial karena
seperti ini biasanya memiliki batas waktu tinggal kecuali pada kelompok
rumah sakit
5 TUGAS KESEHATAN
KELUARGA
1. Mampu memutuskan
tindakan kesehatan yang
tepat bagi keluarga
2. Mampu merawat anggota
keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
3. Mampu mempertahankan
suasana di rumah yang
sehat
4. Memodifikasi lingkungan
untuk menjamin kesehatan
anggota keluarga serta,
5. Mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan di
sekitarnya bagi keluarga.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK:
Proses/fase komunikasi
terapeutik
Teknik komunikasi terapeutik
Penerapan bentuk komunikasi
terapeutik verbal & non verbal
Hambatan pelaksanaan