Anda di halaman 1dari 10

DOI: https://doi.org/10.24843/SP.2020.v4.i02.

p01 p-ISSN: 2528-4517

Peran Lanjut Usia dalam Masyarakat dan Keluarga pada


Pemberdayaan Lanjut Usia di Kelurahan Lesanpuro Kota
Malang

Atika Safira Ramadhani*, I Wayan Suwena, Aliffiati


Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
[atikasafirar@gmail.com] [wsuwenas58@yahoo.com] [aliffiati@unud.ac.id]
Denpasar, Bali, Indonesia
*Corresponding Author

Abstract
Lesanpuro sub-district is one of the sub-districts in Malang where has an old population
structure with a percentage of 15.56% of the population being elderly. 60% of the total elderly
are young elderly with an age range of 60-69 years old, while the rest are elderly with the age
over 70 years old. The elderly in Lesanpuro sub-district are elderly who still carry outvarious
kinds of daily activities, such as activities related to hobbies and religions, to taking part in the
community activities. By still carrying out various activities in old age, reflects the
empowerment done by the elderly in order to actualize themselves. Therefore, this research was
conducted to know the role of elderly in the society and family and the implications of the role
of the elderly for society and the family so that they can help the elderly to achieve the goal of
empowerment, which is self-actualization. This research uses a qualitative descriptive approach
and is expected to reveal the existing phenomena based on facts and events that occurs in the
field.

Keywords: elderly, empowerment, self actualization.

Abstrak
Kelurahan Lesanpuro merupakan salah satu kelurahan di Kota Malang yang memiliki struktur
penduduk tua dengan presentase 15,56% dari jumlah penduduk merupakan lanjut usia.
Sebanyak 60% dari total lanjut usia merupakan lanjut usia muda dengan rentan usia 60-69 tahun
dan sisanya memiliki usia di atas 70 tahun. Lanjut usia di Kelurahan Lesanpuro merupakan
lanjut usia yang masih memiliki berbagai macam kegiatan untuk dilaksanakan setiap harinya
seperti melakukan kegiatan kegemaran, kegiatan keagamaan hingga mengambil peran dalam
kegiatan kemasyarakatan. Masih menjalankan berbagai macam kegiatan pada usia lanjut
merupakan cerminan pemberdayaan yang dilakukan oleh lanjut usia itu sendiri guna
mengaktualisasikan diri. Untuk itu, penelitian ini dilaksanakan guna mengetahui peran lanjut
usia dalam masyarakat dan keluarga serta implikasi peran lanjut usia bagi masyarakat dan
keluarga sehingga dapat membantu lanjut usia mengaktualisasikan diri mereka sebagaimana
tujuan dari pemberdayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskrpsi kualitatif serta
diharapkan dapat mengungkap fenomena-fenomena yang ada berdasarkan fakta dan kejadian
yang terjadi di lapangan.

Kata kunci: aktualisasi diri, lanjut usia, pemberdayaan.

PENDAHULUAN dari awal kelahiran hingga masa tua.


Penuaan merupakan proses biologis Banyak terjadi perubahan-perubahan
yang bersifat alamiah setiap makhluk pada diri manusia saat memasuki usia
hidup akan mengalami perkembangan lanjut, dapat berupa perubahan fisik,

Sunari Penjor: Journal of Anthropology | 48


Prodi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Unud
49 | Atika Safira Ramadhani, I W Suwena, Aliffiati Sunari Penjor (Vol. 4. No. 2. September 2020)

perubahan mental, maupun perubahaan Jumlah lanjut usia di Indonesia


sosial. Perubahan fisik terlihat dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan
penurunan kualitas fisik, penampilan yang signifikan, Badan Pusat Statistik
maupun stamina yang perlahan tidak (BPS) mencatat pada tahun 2017 jumlah
sama seperti masa muda. Perubahan- lanjut usia di Indonesia sebesar 23,4 juta
perubahan dalam proses penuan dapat jiwa atau 8,97% dari total penduduk
menjadikan seseorang menjadi depresif Indonesia, pada tahun 2018 mengalami
atau merasa tidak senang saat memasuki peningkatan menjadi 24,49 juta jiwa atau
usia lanjut. Perasaan tidak senang 9,27% dan pada tahun 2019 kembali
menjadikan lanjut usia tidak efektif mengalami peningkatan menjadi 25 juta
dalam urusan pekerjaan maupun dalam jiwa atau 9,6% (Silviliyana et.al, 2018).
menjalankan peran-peran sosialnya. Pada tahun 2019 BPS mencatat
Sebaliknya, mengalami penurunan dalam jumlah lanjut usia yang ada di Indonesia
segi fisik, lanjut usia memiliki didominasi oleh lanjut usia muda sebesar
kemampuan lebih dalam hal berpikir 63,82% dari total lanjut usia di Indonesia,
serta menyelesaikan masalah. Lantaran lanjut usia madya sebesar 27,68% dan
lebih banyak memiliki pengalaman hidup lanjut usia tua sebesar 8,50%. Lebih
dibandingkan dengan usia muda lanjut BPS mencatat lima provinsi di
kemampuan mental seperti kebijaksanaan Indonesia memiliki struktur penduduk
dalam perilaku, menjadi kelebihan yang tua. Sebuah wilayah dikatakan memiliki
dimiliki oleh para lanjut usia (Indriana, struktur penduduk tua jika persentase
2012). jumlah lanjut usia pada wilayah tersebut
Undang-undang Republik Indonesia mencapai 10% dari jumlah total
No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan penduduk. Lima provinsi tesebut yaitu:
Lanjut Usia memberikan definisi lanjut DI Yogyakarta dengan 14,50%, Jawa
usia sebagai seseorang yang telah Tengah 13,36%, Jawa Timur 12,96%,
mencapai usia 60 tahun ke atas. Bali 11,30%, dan Sulawesi Barat 11,15%
Berdasarkan tingkat usianya, lanjut usia (Maylasari et al, 2019).
digolongkan kedalam tiga golongan: (1) Lanjut usia tergolong ke dalam kaum
Lanjut usia muda yaitu lanjut usia dengan marginal, dengan stereotip yang
rentangan usia 60-69 tahun, (2) Lanjut menganggap lanjut usia tidak
usia menengah atau madya adalah lanjut menguntungkan dan hanya menjadi
usia dengan rentang usia 70-79 tahun, beban bagi usia produktif. Anggapan
dan (3) Lanjut usia tua dengan rentang demikian tidaklah benar, lanjut usia
usia 80 tahun ke atas. Lebih lanjut memiliki potensi dalam dirinya. Melalui
berdasarkan potensi yang dimiliki, lanjut pemberdayaan lanjut usia dapat
usia dapat digolongkan kedalam dua mengaktualisasikan diri mereka sehingga
golongan yaitu lanjut usia potensional dapat menggunakan secara maksimal
dan lanjut usia tidak potensional. Lanjut seluruh kemampuan maupun potensi
usia potensional adalah lanjut usia yang dalam diri lanjut usia. Aktualisasi diri
masih mampu melakukan pekerjaan dan pada lanjut usia memiliki tujuan
atau kegiatan yang dapat menghasilkan menjadikan lanjut usia sehat, aktif,
barang dan atau jasa. Sedangkan lanjut mandiri, produktif serta memiliki kualitas
usia tidak potensional adalah lanjut usia hidup yang baik (Sriyanto, 2012).
yang tidak berdaya mencari nafkah Parsons dalam Mardikanto dan Poerwoko
sehingga hidupnya bergantung pada menyatakan, “Pemberdayaan sebagai
bantuan orang lain (Hermawati & Sos, suatu proses agar menjadi cukup kuat
2015; Nuraisyah dkk, 2018). untuk berpartisipasi dalam berbagai
pengontrolan serta mempengaruhi
Peran Lanjut Usia dalam Masyarakat dan Keluarga pada Pemberdayaan Lanjut Usia ...| 50

kejadian-kejadian dan lembaga-lembaga METODE


yang mempengaruhi kehidupannya.” Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan
Pemberdayaan menekankan bahwa orang Kedungkandang, Kota Malang dipilih
memperoleh keterampilan, pengetahuan, menjadi lokasi penelitian lantaran
dan kekuasaan yang cukup untuk memiliki struktur penduduk tua. Jawa
mempengaruhi kehidupannya dan Timur menduduki urutan ketiga provinsi
kehidupan orang lain yang menjadi di Indonesia dengan struktur penduduk
perhatiannya (Mardikanto & Soebiato, tua (Paramita, 2019). Sejak tahun 2018
2012). Kota Malang menjadi kota dengan
Lebih lanjut Undang-Undang struktur penduduk tua serta mengalami
Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 peningkatan pada setiap tahun. Tercatat
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada tahun 2017 Kota Malang memiliki
memberikan pengertian pemberdayaan 9,97% lanjut usia dari keseluruhan
sebagai setiap upaya meningkatkan jumlah penduduk serta terus mengalami
kemampuan fisik, mental spiritual, sosial, peningkatan. Pada tahun 2018 naik
pengetahuan, dan keterampilan agar para menjadi 10,32%, tahun 2019 meningkat
lanjut usia siap didayagunakan sesuai menjadi sebesar 10,68% (Latue et al,
dengan kemampuan masing-masing 2017).
(Puspitasari & Arsiyah, 2015). Sejalan Kelurahan Lesanpuro memiliki
dengan peningkatan jumlah lanjut usia struktur penduduk tua dengan presentase
yang signifikan pada setiap tahunnya, 15.56% dari jumlah penduduk
populasi lanjut usia yang akan kian merupakan lanjut usia. Sebanyak 1.234
bertambah perlu diantisipasi lantaran jiwa merupakan lanjut usia muda dan 832
membawa implikasi terhadap kehidupan jiwa merupakan lanjut usia madya dan
keluarga dan masyarakat. Lanjut usia lanjut usia tua. Selain memiliki struktur
yang tidak produktif akan menjadi beban penduduk tua, lanjut usia pada Kelurahan
tanggungan bagi usia produktif, dimana Lesanpuro merupakan lanjut usia yang
biaya perawatan lanjut usia tidak masih melakukan berbagai kegiatan
produktif ini cukup besar. Sementara produktif serta masih mengambil
lanjut usia produktif yang masih dapat berbagai peran dalam kegiatan
membiayai kebutuhan sehari-hari tidak kemasyarakatan.
akan bergantung pada usia produktif serta Penelitian ini menggunakan metode
dapat membagikan pengetahuan dan penelitian kualitatif dengan peneliti
kearifan yang dimiliki kepada genarasi di sebagai instrumen utama dalam
bawahnya. penelitian. Metode penelitian kualitatif
Kelompok lanjut usia perlu berusaha untuk menjelaskan fenomena
mendapat perhatian khusus sehingga sosial budaya yang ada di masyarakat.
tidak menjadi beban untuk usia produktif, Teknik pengumpulan data dilakukan
melainkan akan menjadi lanjut usia yang dengan cara observarsi partisipasi,
dapat mengaktulisasikan diri secara wawancara secara purposive dan juga
optimal. Lanjut usia yang masih banyak studi kepustakaan (Anggito & Setiawan,
melakukan berbagai aktivitas produktif 2018). Penelitian ini menggunakan teori
harus diperhatikan serta diberi fungsional struktural dari Talcott Parsons
kesempatan untuk menyalurkan potensi dan hirarki kebutuhan dari Abraham
pada diri mereka. Sehingga lanjut usia Maslow sebagai pendorong proses
dapat ikut berperan serta dalam berbagai berpikir deduktif yang bergerak dari alam
kegiatan yang diadakan di lingkungan abstrak ke fakta-fakta kongkret agar lebih
tempat tinggalnya. mudah dalam memahami permasalahan
pada penelitian (Koentjaraningrat, 1983).
51 | Atika Safira Ramadhani, I W Suwena, Aliffiati Sunari Penjor (Vol. 4. No. 2. September 2020)

Lanjut usia mengatasi kecemasan


HASIL DAN PEMBAHASAN yang mulai muncul dengan
mempersiapkan diri mereka dalam proses
Peran Lanjut Usia dalam Keluarga peralihan antara dinas dengan pensiun,
dan Masyarakat lanjut usia telah mulai menyiapkan apa
Kedudukan (status) dan peran (role) yang akan dikerjakan nantinya setelah
merupakan dua unsur dasar yang pensiun. Seperti mulai menyiapkan usaha
membangun adanya stratifikasi serta baru yang akan ditekuni, mengikuti
memiliki arti penting bagi sistem sosial. kegiatan bersama sesama lanjut usia,
Sistem sosial mengatur hubungan timbal maupun mengambil berbagai peran
balik antara individu dalam masyarakat, dalam kegiatan kemasyarakatan
indivdu dengan masyrakat, dan tingkah (Hendrawanto, 2018; Patria &
laku individu-individu. Kedudukan dan Mutmainah, 2018).
peran memiliki posisi yang penting Hal-hal tersebut dilakukan sebagai
dalam hubungan timbal balik tersebut bentuk adaptasi pada lingkungan baru
karena harmonisasi dalam masyrakat oleh lanjut usia agar lanjut usia tetap
tergantung pada keseimbangan memiliki kegiatan pada hari-hari
kepentingan individu-individu. pensiunnya nanti. Masa tua dapat
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau digambarkan sebagai satu hal yang baru
posisi seorang dalam suatu kelompok sehingga membutuhkan adaptasi ulang
sosial. Sedangkan peran merupakan bagi lanjut usia untuk menjalankan
aspek dinamis yang menyertai rutinitas baru pada masa tua. Perubahan
kedudukan. Seseorang yang menjalankan lingkungan kerja serta perubahan fisik
hak dan kewajiban sesuai kedudukan yang tidak sama lagi dengan usia muda
maka ia melaksanakan suatu peran membuat lanjut usia harus adaptif pada
(Soekanto & Soemarjan, 2013). masa tua (Polama, 1987).
Lanjut usia memandang masa tua Davis dan Moore menganggap
sebagai bagian proses biologis yang stratifikasi sosial sebagai fenomena
harus dihadapi, seperti menghadapi fase universal dan penting. “Tidak ada
kehidupan sebelumnya yaitu dari anak- masyarakat yang tidak terstratifikasi atau
anak menjadi remaja, remaja menjadi sama sekali tanpa kelas, stratifikasi
dewasa hingga akhirnya mencapai fase adalah keharusan fungsional. Semua
masa tua (Santrock, 2012). Rata-rata masyarakat memerlukan sistem dan
lanjut usia tidak memiliki penyesalan keperluan yang mana hal ini
serta kecemasan berlebih dalam mengharuskan adanya sistem
memandang masa tua yang dijalaninya, stratifikasi.” Sistem stratifikasi
sebaliknya mereka memiliki persepsi dipandang sebagai sebuah struktur serta
positif terhadap masa tua. Sebelum menunjukan bahwa stratifikasi tidak
persepsi positif tersebut tumbuh lanjut mengacu kepada individu di dalam
usia juga sempat mengalami berbagai sistem stratifikasi, tetapi lebih kepada
kecemasan. Memasuki masa sebelum sistem posisi. Kelas sosial merupakan
pensiun merupakan puncak kecemasan, keseluruhan individu yang sadar akan
hendak meninggalkan rutinitas yang kedudukannya pada suatu lapisan dan
selama belasan atau puluhan tahun telah kedudukan tersebut diakui serta diketahui
dijalankan, memikirkan berhenti oleh masyarakat sekitar (Ritzer &
berkegiatan serta kecemasan akan Stepnisky, 2005; Soekanto & Soemarjan,
finansial merupakan kecemasan yang 2013).
paling banyak dipikirkan dalam Lapisan pada masyarakat memiliki
memasuki usia lanjut. banyak bentuk-bentuk konkret, secara
Peran Lanjut Usia dalam Masyarakat dan Keluarga pada Pemberdayaan Lanjut Usia ...| 52

garis besar lapisan masyrakat biasa hendak mengurus kepentingan yang


dibedakan berdasarkan tiga macam kelas, berhubungan dengan birokrasi akan
yaitu lapisan berdasarkan kelas mudah untuk bertemu dengan lanjut usia.
ekonomis, lapisan berdasarkan kelas Masyarakat usia produktif cenderung
politis, dan lapisan berdasarkan pada lebih banyak menghabiskan waktu untuk
jabatan atau kedudukan tertentu dalam pekerjaan serta tidak banyak memiliki
masyarakat (Soekanto & Soemarjan, waktu luang sehingga merasa
2013). Stratifikasi yang dilihat dalam diuntungkan dengan lanjut usia yang
penelitian ini merupakan stratifikasi bersedia menjadi pengurus organisasi
berdasarkan pada kedudukan tertentu kemasyarakatan (Rifqi & Firda, 2016).
pada masyarakat. Semakin berpengaruh Peran lanjut usia dalam kegiatan
serta memiliki kedudukan tertentu pada kemasyarakatan juga dapat dilihat pada
masyarakat, maka semakin tinggi pula keterlibatan lanjut usia dalam
kedudukannya dalam stratifikasi tersebut. pengambilan berbagai keputusan guna
Lanjut usia cenderung lebih banyak kepentingan bersama. Lanjut usia dikenal
mengisi kegiatan dengan berpartisipasi akan kebijakan yang dimiliki lantaran
pada kegiatan kemasyarakatan. Pada usia telah banyak memiliki pengalaman
produktif, mereka tidak begitu banyak hidup. Masyarakat sering kali meminta
berpartisipasi pada kegiatan pendapat kepada lanjut usia untuk urusan
kemasyarakatan lantaran berfokus pada yang menyangkut kebaikan bersama
kesibukan akan pekerjaan. Setelah guna mendapat nasihat dari lanjut usia
pensiun lanjut usia memiliki banyak seperti untuk acara perayaan hari
waktu luang, terbiasa berkerja membuat kemerdekaan, hari besar keagamaan,
lanjut usia merasa bingung jika tidak maupun perayaan tahun baru dan acara
melakukan suatu kegiatan. Aktif rekreasi bersama.
berkegiatan di masyarakat menjadi salah Faktor yang menyebabkan
satu kegiatan yang paling dekat untuk masyarakat khususnya lanjut usia ikut
dilaksanakan, dianggap dekat lantaran turut serta aktif berkegiatan dalam
lanjut usia telah lama tinggal pada kegiatan kemasyarakatan adalah adanya
lingkungan rumah mereka sehingga teladan untuk dicontoh. Adanya lanjut
untuk aktif dalam kegiatan usia yang juga aktif berkegiatan bahkan
kemasyarakatan tidak lagi menjadi suatu ikut mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
yang asing bagi lanjut usia (Febriyati & tersebut, membuat lanjut usia lainnya
Suyanto, 2017). ikut merasa tergerak lantaran ada teman
Lanjut usia turut mengambil sebaya yang turut ikut serta. Selain itu
beberapa peranan dalam organisasi dukungan serta pengakuan dari
kemasyarakatan dengan menjadi masyarakat juga semakin membuat lanjut
pengurus dalam organisasi usia merasa dihargai. Perasaan dihargai
kemasyarakatan. Masyarakat tidak serta berguna ini membuat lanjut usia
memandang lanjut usia sebagai sosok merasa berhasil mengembangkan potensi
yang kurang mampu berkerja maupun dalam diri mereka secara maksimal, pada
mengolah birokrasi dalam organisasi usia lanjut masih dapat melaksanakan
kemasyarakatan, sebaliknya masyarakat serangkaian kegiatan yang banyak
memberikan kesempatan kepada lanjut memiliki manfaat serta masih dapat
usia. Terpilihnya lanjut usia sebagai belajar hal-hal baru. Hal ini
pengurus organisasi kemasyarakatan menyebabkan kebutuhan akan self
memiliki banyak manfaat bagi actualization needs (meta needs) lanjut
masyarakat, lanjut usia memiliki banyak usia terpenuhi (Moerdisuroso et al,
waktu luang sehingga setiap warga 2018).
53 | Atika Safira Ramadhani, I W Suwena, Aliffiati Sunari Penjor (Vol. 4. No. 2. September 2020)

Keluarga dan masyrakat memiliki membutuhkan pengetahuan mengenai


peran yang besar dalam mendukung dirinya bahwa ia berharga, mampu
kegiatan lanjut usia. Tanpa adanya menguasai tugas dan tantangan hidup.
dukungan maupun pemberian Sedangkan mendapat penghargaan dari
kepercayaan dan kesempatan baik dari orang lain dapat berupa penghargaan dari
keluarga maupun masyarakat, tidak akan orang lain, status, ketenaran, dominasi,
membuat lanjut usia mampu menjadi orang penting, kehormatan,
mengaktulisasikan dirinya secara optimal diterima dan apresiasi. Manusia
(Sa’adah, 2017). Lanjut usia dapat membutuhkan pengetahuan bahwa ia
mencapai titik memandang masa tua dikenal baik dan dinilai baik oleh orang
dengan persepsi yang positif serta dapat lain. Terpuaskannya kebutuhan self
terus melakukan berbagai macam esteem menimbulkan perasaan dan sikap
kegiatan dan menjalakan kegiatan yang percaya diri, diri berharga, diri mampu,
disenanginya merupakan hasil perasaan berguna dan penting di dunia
lingkungan yang memberikan dukungan (Alwisol, 2019).
kepada lanjut usia (Astuti & Winarni, Lanjut usia memenuhi kebutuhan
2018). self esteem dengan melakukan berbagai
Selain memberi kesempatan, kegiatan serta berperan dalam berbagai
dukungan dari keluarga dan masyarakat macam kegiatan kemasyarakatan guna
mampu meningkatkan rasa percaya diri memenuhi penghargaan kepada diri
lanjut usia itu sendiri. Dengan adanya sendiri serta mendapat penghargaan dari
pengakuan dari keluarga dan masyarakat orang lain (Putri & Ningrum, 2015).
membuat lanjut usia memenuhi kebutan Selain merupakan bentuk adaptatif
esteem needs mereka. memasuki lingkungan yang baru dari
berkerja atau dinas menjadi pensiunan,
Implikasi Peran Lanjut Usia bagi lanjut usia melakukan berbagai macam
Keluarga dan Masyarakat kegiatan juga untuk memenuhi
Abraham Maslow berpendapat kebutuhan self esteem. Menghargai diri
bahwa manusia memiliki potensi untuk sendiri serta mendapat penghargaan dari
berkembang sehat dan kreatif. Jika orang lain didapatkan oleh lanjut usia
memiliki tanggung jawab untuk dengan melakukan berbagai macam
kehidupannya sendiri dia akan menyadari kegiatan serta turut mengambil peranan
potensi dalam dirinya. Manusia sebagai dalam kegiatan kemasyarakatan
organisme memiliki satu drive yang (Setyarini & Atamimi, 2015).
berkuasa disebut aktualisasi diri. Manusia Akibat dari terpenuhinya kebetuhan
berjuang tanpa henti untuk merealisasi self esteem adalah terciptanya perasaan
potensi inheren yang dimilikinya pada mampu untuk melakukan berbagai
ranah manapun yang terbuka baginya. kegiatan oleh lanjut usia. Dengan
Potensi organisme jika dapat terkuak di melakukan berbagai macam aktifitas
lingkungan yang tepat akan serta mengambil berbagai macam peran
menghasilkan kepribadian yang sehat dan dalam masyarakat eksistensi lanjut usia
integral (Alwisol, 2019). diakui secara luas baik oleh keluarga dan
Selnajutnya kebutuhan akan self masyarakat. Pengakuan eksistensi diri
esteem dibedakan menjadi dua, lanjut usia oleh keluarga dan masyarakat
menghargai diri sendiri dan mendapat membawa berbagai implikasi teruntuk
penghargaan dari orang lain. Menghargai diri lanjut usia antara lain adalah
diri atau dapat berupa penguasaan, ketenangan rohani serta fisik yang lebih
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, sehat dibanding dengan lanjut usia yang
kemandirian, dan kebebasan. Manusia tidak memiliki kegiatan.
Peran Lanjut Usia dalam Masyarakat dan Keluarga pada Pemberdayaan Lanjut Usia ...| 54

Terpuaskannya kebutuhan dasar self dalam bukunya yang mengatakan, lanjut


esteem membuat lanjut usia berusaha usia yang memperlihatkan perhatian dan
memuaskan dirinya pada jenjang partisipasi dalam masalah-masalah
berikutnya yaitu kebutuhan meta akan kemasyarakatan dihargai karena
aktualisasi diri. Aktualisasi diri perhatian mereka (Foster et al, 2006).
merupakan suatu kebutuhan menjadi
sesuatu yang mampu mewujudkan atau SIMPULAN
memakai secara maksimal seluruh bakat, Pemberdayaan lanjut usia di
kemampuan dan potensi dalam diri. Kelurahan Lesanpuro dapat terjadi akibat
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk adanya keinginan dalam diri lanjut usia
memperoleh kepuasan dengan diri sendiri untuk mengaktualisasikan diri serta
(self fulfilment) untuk menyadari semua mendapat pengakuan dari lingkungan
potensi diri, menjadi apa saja yang dapat sekitar. Lanjut usia yang memiliki
dilakukan, serta menjadi kreatif dan persepsi positif terkait masa tua mampu
bebas mencapai puncak prestasi potensi. melaksanakan berbagai macam kegiatan,
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan baik kegiatan yang semata bersifat
yang timbul lantaran memiliki perasaan menjalankan kegemaran maupun
untuk dapat berubah serta berkembang kegiatan yang memberikan kontribusi
dan ingin menjalani hidup yang lebih bagi lingkungan sosial lanjut usia.
bermakna (Alwisol, 2019). Bentuk pemberdayaan dapat dilihat
Aktualisasi diri lanjut usia tercermin dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh
dalam setiap kegiatan serta peran yang lanjut usia sebagai bentuk aktualisasi diri
dijalankan baik dalam keluarga maupun serta peran-peran yang diambil oleh
masyarakat. Dengan mengerahkan segala lanjut usia dalam kemasyarakatan
daya serta potensi maksimal yang sebagai bentuk keinginan untuk diakui
dimiliki oleh lanjut usia membuat segala secara luas oleh masyarakat. Lanjut usia
hal yang dilakukan oleh lanjut usia muda dan lanjut usia madya banyak
berlangsung baik. Hal ini membawa menghabiskan waktu untuk
berbagai dampak positif bagi lingkungan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan
sekitar lanjut usia. Lingkungan masyrakat dan kegiatan yang bersifat melaksanakan
menjadi lebih terorganisasi lantaran kegemaran. Sedangkan lanjut usia tua
lanjut usia bersedia menjadi pengurus banyak menghabiskan waktu untuk
dalam organisasi kemasyarakatan kegiatan keagamaan dan mendekatkan
(Fitriyadewi & Suarya, 2016). diri kepada Tuhan.
Melalui kegiatan kemasyarakatan Peran keluarga serta masyrakat
lanjut usia dapat menyalurkan potensi dalam pengakuan eksistensi diri lanjut
dirinya secara maksimal, usia sangat penting. Dukungan keluarga
menyumbangkan gagasan maupun ide- kepada lanjut usia untuk dapat tetap
ide untuk masyarakat juga menimbulkan melakukan kegiatan serta tidak memiliki
perasaan diterima serta perasaan mampu prasangka bahwa lanjut usia merupakan
dan masih berguna bagi lanjut usia. golongan yang lemah membuat rasa
Pengakuan eksistensi diri lanjut usia percaya diri lanjut usia kian bertumbuh.
dalam masyarakat terjadi ketika Kepedulian serta pemberian kesempatan
masyarakat secara luas menerima oleh masyarakat untuk lanjut usia turut
gagasan dan ide yang diajukan oleh mengambil berbagai peran dalam
lanjut usia serta turut berpartisipasi dalam organisasi masyarakat juga
kegiatan yang diselenggarakan oleh menumbuhkan sikap percaya diri lanjut
lanjut usia (Firlianda, 2017). Sejalan usia.
dengan pendapat Fostor dan Anderson
55 | Atika Safira Ramadhani, I W Suwena, Aliffiati Sunari Penjor (Vol. 4. No. 2. September 2020)

Peran lanjut usia memberikan Keluarga Lansia (BKL) dalam


beberapa implikasi baik bagi lanjut usia mewujudkan tujuh dimensi lansia
maupun bagi masyarakat dan keluarga. tangguh di Desa Sumbersari,
Lanjut usia menjadi memiliki fisik yang Moyudan, Sleman. Jurnal
lebih sehat lantaran tetap aktif Pengabdian kepada Masyarakat
berkegiatan. Tidak hanya sehat secara (Indonesian Journal of Community
fisik lanjut usia juga menjadi lebih sehat
Engagement), 3(2).
secara mental lantaran dapat memenuhi
kebutuhan akan pengakuan eksistensi
diri. Sehingga lanjut usia tidak hanya Febriyati, F., & Suyanto, S. (2017).
memiliki umur yang panjang tetapi juga Pemberdayaan Lansia Melalui
kualitas hidup yang baik serta perasaan Usaha Ekonomi Produktif oleh
bahagia pada diri lanjut usia. Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi
Selain itu tercipta pula lingkungan Waras di Kabupaten Sleman.
yang ramah akan lanjut usia pada Jurnal Pemberdayaan Masyarakat:
lingkungan tempat tinggal lanjut usia. Media Pemikiran dan Dakwah
Lingkungan ramah lanjut usia Pembangunan, 1(1).
mencangkup aspek lingkungan sosial dan
lingkungan ekonomi. Pengakuan Firlianda, A. (2017). Successful aging
eksistensi diri ini akan memenuhi pada lansia yang tinggal di
kebutan self esteem lanjut usia sehingga
lingkungan perumahan dan
lanjut usia akan dapat
mengaktualisasikan diri serta perkampungan. Jurnal Ilmiah
menggunakan kemampuannya secara Psikologi Terapan, 5(2).
optimal yang mana merupakan tujuan
dari pemberdayaan lanjut usia itu sendiri. Fitriyadewi, L. P. W., & Suarya, L. M. K.
Beberapa saran yang dapat diberi S. (2016). Peran interaksi sosial
untuk penelitian selanjutnya adalah terhadap kepuasan hidup lanjut
mengkaji lebih dalam hubungan antara usia. Jurnal Psikologi Udayana,
peran lanjut usia dengan peran keluarga 3(2).
dan masyarakat. Kesinambungan antara
peran lanjut usia, keluarga dan Foster, G. M., Anderson, B. G.,
masyarakat dalam upaya pemberdayaan Suryadarma, P. P., & Swasono, M.
lanjut usia dapat membuat upaya
F. (2006). Antropologi kesehatan.
pemberdayaan terlaksana lebih baik.
Penerbit Universitas Indonesia.
REFERENSI
Hendrawanto, T. (2018). Empowerment
and Development of Elderly
Alwisol, A. (2019). Psikologi
Potential Facing Retirement
kepribadian. Malang: Universitas
Period. Jurnal Penelitian
Muhammyadiah Malang.
Kesejahteraan Sosial, 15(4).
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018).
Hermawati, I., & Sos, M. (2015). Kajian
Metodologi penelitian kualitatif.
tentang kota ramah lanjut usia.
CV Jejak (Jejak Publisher). Yogyakarta: Badan Pendidikan dan
Penelitian Kesejahteraan Sosial
Astuti, E. Z. L., & Winarni, T. (2018). Balai Besar Penelitian dan
Mendorong partisipasi Bina
Peran Lanjut Usia dalam Masyarakat dan Keluarga pada Pemberdayaan Lanjut Usia ...| 56

Pengembangan Pelayanan Industri Kreatif. E-Dimas: Jurnal


Kesejahteraan Sosial (B2P3KS). Pengabdian kepada Masyarakat,
9(1).
Indriana, Y. (2012). Gerontologi dan
Progeria. Yogyakarta: Pustaka Polama, M. M. (1987). Sosiologi
Belajar. Kontemporer. Jakarta : Rajawali.

Koentjaraningrat, K. (1983), Metode- Puspitasari, R. B., & Arsiyah, A. (2015).


Metode Penelitian Masyarakat. Peran Pemerintah dalam
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pemberdayaan Lanjut Usia di
Kabupaten Sidoarjo. JKMP (Jurnal
Latue, I. R., Widodo, D., & Widiani, E. Kebijakan dan Manajemen Publik),
(2017). Hubungan Dukungan 3(2).
Sosial Keluarga Dengan Tingkat
Depresi Pada Lanjut Usia Di Panti Putri, S. T., Fitriana, L. A., & Ningrum,
Werdha Malang Raya. Nursing A. (2015). Studi komparatif:
News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, kualitas hidup lansia yang tinggal
2(1). bersama keluarga dan panti. Jurnal
Pendidikan Keperawatan
Mardikanto, T., & Soebiato, P. (2012). Indonesia, 1(1).
Pemberdayaan masyarakat dalam
perspektif kebijakan publik. Rifqi, A. R. L. D. F., & Firda, S. (2016).
Bandung: Alfabeta. Pemberdayaan Lansia melalui
Karang Werda di Desa Nglegok
Maylasari, I. et al. (2019). Statistik Kecamatan Nglegok Kabupaten
Penduduk Lanjut Usia 2019. Blitar. In Forum Ilmu Sosial, 43(2).
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Ritzer, G., & Stepnisky, J. (2005). Teori
Moerdisuroso, I., Oetopo, A., & Yufiarti, Sosiologi Modern Edisi 6. Jakarta:
Y. (2018). Pemberdayaan Lansia Kencana.
melalui Kreasi Seni. Jurnal
Sarwahita, 15(2). Sa’adah, N. (2017). Menata Kehidupan
Lansia: Suatu Langkah Responsif
Nuraisyah, F., Nurfita, D., & Ariyanto, untuk Kesejahteraan Keluarga
M. E. (2018). Efektifitas (Studi pada Lansia Desa Mojolegi
Pemberdayaan Lansia Untuk Imogiri Bantul Yogyakarta). Jurnal
Peningkatkan Taraf Hidup Lansia. Sosiologi Agama, 9.
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi
Hasil Pengabdian Kepada Santrock, J.W. (2012). Perkembangan
Masyarakat, 1(2). Masa Hidup. Erlangga.

Paramita, V.N. (2019). Profil Penduduk Setyarini, R., & Atamimi, N. (2015).
Lanjut Usia Provinsi Jawa Timur Self-esteem dan makna hidup pada
2018. Surabaya: Badan Pusat
pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Statistik Jawa Timur.
(PNS). Jurnal psikologi, 38(2).
Patria, A. S., & Mutmainah, S. (2018).
Model Pemberdayaan Kelompok
Lanjut Usia Wanita Melalui
57 | Atika Safira Ramadhani, I W Suwena, Aliffiati Sunari Penjor (Vol. 4. No. 2. September 2020)

Silviliyana, M. et al. (2018). Statistik


Penduduk Lanjut Usia 2018.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Soekanto, S., & Soemarjan, S. (2013).


Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Pers

Sriyanto, E. (2012). Lanjut usia: Antara


tuntutan jaminan sosial dan
pengembangan pemberdayaan.
Jurnal Kawistara, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai