Dengan demikian ini menjadi sebuah tantangan bersama, kiranya penting untuk
menumbuhkembangkan budaya menulis dikalangan guru, mengingat menulis seolah menjadi tradisi yang
hilang pada jati diri guru, padahal profesi keseharian guru berkecimpung di sekolah yang merupakan
wahana laboratorium dengan seabreg problematik pendidikan yang sangat potensial untuk dijadikan
sebagai bahan kajian penelitian. Tentu kondisi demikian tidak bisa dibiarkan untuk kurun waktu yang
terus-menerus. Saatnya guru dituntut menjadi lebih profesional melalui kegiatan publikasi ilmiah,
sehingga dapat memberi manfaat tidak saja secara teoritis keilmuan, namun juga secara tujuan praktis
guna mendapatkan poin angka kredit yang berguna dalam meniti jenjang karir jabatan fungsional guru.
Tabel 1
Presentasi pada forum ilmiah
a. Pemrasaran/ Nara sumber pada seminar Surat keterangan dan makalah 0,2
atau lokakarya ilmiah
b. Pemrasaran/ nara sumber pada koloqium Surat keterangan dan makalah 0,2
atau diskusi ilmiah
Kedua, publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal,
merupakan karya tulis ilmiah guru yang dapat dipublikasikan semisal laporan penelitian contohnya
laporan Penelitian Tindakan kelas (PTK) atau berupa tinjauan/gagasan ilmiah yang ditulis berdasarkan
pada pengalaman dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi guru. Publikasi ilmiah guru tersebut
meliputi empat kelompok, yakni: (a) Laporan hasil penelitian; (b) Tinjauan Ilmiah; (c) Tulisan ilmiah
popular; dan (d) artikel ilmiah. Uraiannya sebagai berikut, yaitu: 1) laporan hasil penelitian, merupakan
karya tulis ilmiah berisi laporan hasil penelitian yang dilkukan guru pada bidang pendidikan yang telah
dilaksanakan guru di sekolah/madrasahnya dan sesuai dengan tupoksinya, antara lain dapat berupa
laporan PTK. Bentuk laporan hasil penelitan dapat dibedakan berdasarkan pada jenis publikasinya, yaitu
berupa:
1. Laporan hasil penelitian yang diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku ber-ISBN dan telah
mendapatkan pengakuan BSNP;
2. Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah diterbitkan/dipublikasikan dalam
majalah ilmiah/jurnal ilmiah diedarkan secara nasional dan terakreditasi;
3. Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah diterbitkan/dipublikasikan dalam
majalah/jurnal ilmiah tingkat provinsi;
4. Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah diterbitkan/dipublikasikan dalam
majalah/jurnal hasil penelitian yang diseminarkan di sekolah tingkat kabupaten/kota; dan
5. Laporan hasil peneltikan yang diseminarkan di sekolah/madrasahnya dan disimpan di perpustakaan.
2) Tinjauan ilmiah berupa makalah yang disimpan di perpustakaan, dengan nilai angka kreditnya 2; 3)
Tulisan ilmiah popular adalah tulisan yang dipublikasikan di media massa seperti; Koran, majalah, atau
sejenisnya. Untuk hasil angka kreditnya untuk tulisan imiah popular dibidang pendidikan formal dan
pembelajaran pada satuan pendidikan dan dimuat di media massa tingkat nasional, angka kreditnya 2,
sedangkan bila dimuat di media massa tingkat provinsi, angka kreditnya 1,5; 4) Artikel ilmiah dalam
bidang pendidikan adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan
formal dan pembelajaran di satuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah. Jumlah angka kredit artikel
ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan dimuat di jurnal tingkat
nasional terakreditasi, angka kreditnya 2, sedangkan dimuat di jurnal tingkat nasional tidak terakreditasi
atau tingkat provinsi terakreditasi angka kreditnya 1,5. Serta dimuat di jurnal tingkat provinsi tidak
terakreditasi atau tingkat lokal (kabupaten/kota/sekolah/madrasah) angka kreditnya 1. Lebih jelas
mengenai publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif dapat dilihat pada table 2, berikut di
bawah ini:
Tabel 2
Publikasi Ilmiah Hasil Penelitian atau Gagasan Inovatif
Angka
2.2 Macam Publikasi Satuan Hasil
kredit
Ketiga, Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan / atau pedomana guru, meliputi: (a) buku
pelajaran, dapat ditulis oleh guru baik secara individu maupun secara berkelompok. Besaran angka
kreditnya berdasarka jenis buku pelajaran yang lolos penilaian oleh BSNP angka kreditnya 6. Buku
pelajaran yang dicetak oleh penerbit dan ber ISBN, angka kreditnya 3. Buku pelajaran yang dicetak oleh
penerbit tetapi belum ber-ISBN, angka kreditnya 1; (b) Modul/diktat pembelajaran per semester baik
berupa modul maupun diktat. Besaran angka kredi jenis modul dan diktat yang digunakan di tingkat
provinsi, angka kreditnya 1,5, yang digunakan di tingkat kota/kabupaten angka kreditnya 1, dan yang
digunakan di sekolah/madrasah angka kreditnya 0,5; (c) buku dalam bidang pendidikan, yang berisi
pengetahuan yang terkait dengan bidang pendidikan, serta tidak hanya pada siswa pada jenjang
pendidikan tertentu. Besaran angka kreditnya jenis buku dalam bidang pendidikan yang dicetak oleh
penerbit dan ber ISBN, angka kreditnya 3, dan bila buku dicetak oleh penerbit tetapi belum ber-ISBN,
angka kreditnya 1,5; (d) karya terjemahan berupa tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku
pelajaran dari bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Besaran angka
kreditnya jenis karya terjemahan 1 angka kredit; dan (e) Buku pedoman guru berisi rencana kerja tahunan
guru dalam upaya meningkatkan/memperbaiki kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses
pembelajaran. Besaran angka kreditnya untuk jenis buku pedoman guru yaitu 1,5 angka kreditnya. Lebih
jelas mengenai Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru dapat dilihat pada
tabel 3, berikut di bawah ini:
Tabel 3
Publikasi Buku Teks Pelajaran, Buku Pengayaan, dan/atau Pedoman Guru
Angka
2.3 Macam Publikasi Satuan Hasil
kredit
E. Motivasi Menulis
Menurut Mc Donald dalam (Hamalik, 2007) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi
mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Lebih lanjut fungsi
motivasi menurut (Hamalik, 2007) yaitu:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atas suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan
seperti kegiatan menulis;
2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diharapkan; dan
3. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar-kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Tanpa adanya motivasi yang kuat, sulit untuk dapat mewujudkan hasil tulisan yang baik
sebagaimana yang diharapkan. Setidaknya dengan motivasi, secara sendirinya kita akan duduk dengan
manis di depan komputer, atau memegang pena yang langsung dapat digerakkan untuk menulis pada
secarik kertas, dengan target menghasilkan subuah karya tulis ilmiah yang dikehendaki. Intinya, pada saat
orang termotivasi untuk menulis, hasilnya akan membuahkan karya yang menakjubkan, yang memiliki
nilai greget serta penghayatan sebagai kekuatan inti tulisan. Karena sebuah tulisan akan menjadi hambar
jika tidak disertai dengan penghayatan, ketulusan, dan pengetahuan yang mendalam tentang objek yang
dituliskan. Kesungguhan dan rasa cinta terhadap ilmu menjadi modal penting dalam menulis,
sebagaimana para penulis profesional yang terbentuk dari rasa cinta, dan kesungguhan dalam menulis.
Banyak hal yang dapat dijadikan stimulus dalam mendorong membuat karya tulis ilmiah yang
baik bagi para guru, apakah itu berbentuk PTK, jurnal, ataupun materi bahan ajar, dll., Setidaknya dengan
kegiatan tulis menulis ilmiah dapat memberi banyak manfaat pada diri kita, seperti diuraikan di bawah
ini:
a. Menulis dapat dijadikan penyaluran emosi dan perasaan dalam mengungkapkan perasaan dan pikiran
secara tertulis, sekaligus dapat membentuk perubahan perubahan kimiawi dalam tubuh anda lebih
positif. Kebiasaan menulis akan sangat membantu para guru untuk membuat karya tulis ilmiah
dengan baik daripada mereka yang tidak memiliki kebiasaan menulis (Putra, 2007)
b. Guru dihargai dengan angka kredit bagi kenaikan jabatan fungsional ketika menyelesaikan karya
publikasi ilmiah, khususnya guru-guru yang menyandang status PNS, yang dijamin melalui Permen
PAN & RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan guru dan angka kreditnya;
c. Dengan jurnal atupun artikel yang dipublikasikan, jelas ini memiliki manfaat sosial bagi penulis
seperti menjadi lebih dikenal secara publik, yang imbasnya kedepan bila ditekuni terus menerus akan
menjadi profesi yang dapat memberikan manfaat secara ekonomi baik berupa honorarium ataupun
royalty (bila karyanya dalam bentuk buku terus dicetak ulang); dan
d. Tulisan ilmiah yang dipublikasikan, setidaknya akan memberi manfaat berupa transfer ilmu dengan
sesama rekan guru lainnya, sehingga tidak sedikit orang dicerdaskan atau mendapatkan pencerahan
dari tulisan kita, bahkan tidak menutup kemungkinan tulisan kitapun dijadikan bahan rujukan penulis-
penulis berikutnya.
Dan tak kalah pentingnya pula dari kemampuan membuat KTI yaitu berupa manfaat intelektual,
sebab kegiatan tulis menulis akan melibatkan kemampuan intelektual berupa kegiatan membaca. Melalui
membaca dapat menjadikan mata dan pikiran seseorang menjadi terbuka lebar seolah masuk ke dalam
sebuah dunia yang luas. Membaca dapat dikatakan sebagai “jendela dunia”, karena melalui aktivitas
membaca seseorang dapat menyerap berbagai pengetahuan secara luas. Kaitannya dengan kegiatan
menulis, tidak akan menjadikan sesuatu yang berarti jika tidak ditunjang dengan kegiatan membaca,
maksudnya aktivitas menulis dan membaca merupakan satu kesatuan seolah satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Tidak satupun penulis di dunia ini yang tidak suka membaca, semua penulis suka membaca,
terutama membaca karya-karya atau tema yang berkaitan dengan topik yang ia minati dan sering dibaca.
Kegiatan membaca dapat dilakukan melalu berbagai media bacaan, mulai dari potongan-potongan dari
kliping koran/majalah, buku-buku sumber pengetahuan, bahkah seorang penulis dapat menjelajahi
internet untuk mencari tambahan referensi yang dapat memperkaya tulisannya, dengan catatan sumbernya
kredibel dan dapat dipercaya.
Penting untuk menguatkan kembali peran kekuatan motivasi dalam aktivitas menulis, setidaknya
ketika menghadapinya berbagai permasalahan termasuk sekalipun nantinya ada orang yang
mengomentari tulisan Anda dengan nada miring. Hal tersebut bisa disikapi dengan kekuatan motivasi,
dengan menjadikan kejadian tersebut sebagai suatu hikmah masukan yang bermanfaat bagi perbaikan
kualitas tulisan yang lebih baik kedepan. Jangan terlalu diindahkan!, prinsipnya Anda sudah lebih maju
dengan kemampuan menulis yang Anda dimiliki dibandingkan mereka yang hanya mengkritik hasil
tulisan Anda, sementara mereka sendiri tidak berbuat apa-apa dalam menghasilkan karya. Sekarang tugas
kita adalah bagaimana mencari solusi untuk mengatasi keengganan menulis? Jawabannya dengan cara
menempatkan peran motivasi sebagai kekuatan yang strategis dalam menumbuhkan kebiasaan menulis.
Menulis sekali lagi bukanlah masalah bakat, menulis hanya masalah kemauan. Saat anda sedang
melakukan aktvitas menulis, tenggelamkan saja diri Anda pada ide gagasan yang anda akan tuliskan.
Jangan terlalu memikirkan teori menulis, mulailah menulis dari apa saja yang terpikir dan terlintas pada
benak diri Anda terkait dengan masalah-maslah dalam publikasi ilmiah.
G. Kesimpulan
Usaha profesionalisasi guru merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya
profesi guru. Berbagai upaya terobosan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah termasuk terbitnya
Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, yang
ditempuh dengan berbagai cara termasuk kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Secara umum tujuan PKB, yaitu untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sementara itu tujuan PKB secara Khusus, meliputi: (1)
Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapka; (2) Memfasilitasi
guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi
tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya; (3) Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki
komitmen melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional; dan (4) Mengangkat
citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan kepada penyandang profesi guru.
Melalui PKB termasuk didalam terdapat unsur Publikasi Ilmiah, pada hakekat terdiri dari
kegiatan: 1) Presentasi pada forum ilmiah; 2) Publikasi ilmiah hasil Penelitian atau gagasan inovatif, dan
3) Publikasi buku pelajaran atau buku pedoman guru. Lebih lanjut kaitannya Publikasi ilmiah dari hasil
penelitian atau gagasan inovatif, terdiri dari empat unsur utama, meliputi: 1) Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Laporan hasil penelitian; 2) KTI: Tinjauan Ilmiah; 3) Tulisan ilmiah popular; dan 4) Artikel ilmiah. Pada
akhirnya apapun yang dilakukan dalam kegiatan publikasi ilmiah tersebut, dihadiahi dengan poin angka
kredit sebagai wujud penghargaan profesional guru dalam jabatan fungsionalnya, yang rincian kegiatan
serta angka kreditnya secara jelas diuraikan dalam Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2009, serta
diberlakukan secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2013.
Supaya dapat meminimalisasi kesalahan dalam membuat karya Publikasi Ilmiah yang berujung
pada penolakan oleh tim penilai nantinya. Ada baiknya jika bapak/ibu guru dalam menyusun publiksi
ilmiah yang ideal, berpedoman pada kriteria persyaratan publikasi ilmiah yang “APIK” (Asli, Perlu,
Ilmiah, dan Konsisten). Kriteria mengenai “APIK” tersebut secara lengkap ketentuannya dapat dilihat
pada bagian tulisan lain pada buku ini (lihat, “Apa dan Mengapa PTK?; Telaah Permen PAN & RB No.
16 Tahun 2009, Tentang Jabataan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya).
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, C. A. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Hamalik, O. (2007). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Perpu. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Fokusmedia.
Putra, R. M. (2007). How to Write Your Own Text Book; Cara Cepat dan Asyik Membauat buku
Ajar yang Powerful! Bandung: Penerbit Qolbu.
Suhardiman, B. (2015). Membangun Guru yang Melek Menulis. Garut: Siliwangi Press.