Anda di halaman 1dari 2

TUGAS

Fakultas : HUKUM, UNIVERSITAS MPU TANTULAR


Jurusan/Prodi : Ilmu Hukum – Semester 4
Mata Kuliah : Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hari, Tanggal : Selasa, 26 Maret 2024
Batas Waktu : Selasa, 02 April 2024, 15:00 WIB
Dosen Pengampu : Dr. FX Suyud Margono, SH., MHum., FCIArb

Nama Mahasiswa : Arnoldus Thomas Lengideo Djogo


NIM : 233300030007

SOAL:
SESI 5:
1. Apakah ”pencatatan ciptaan” merupakan kewajiban dari Pencipta/ Pemegang Hak dalam
rangka kepemilikan Hak Cipta? Bagaimanakah Peran Negara dalam Pencatatan Ciptaan
tersebut? Jelaskan!

2. Bilamana suatu ciptaan dibuat dengan mengambil bagian dari foklor tertentu, Apakah
proses pembuatan ciptaan tersebut melanggar “Ekspresi Budaya Tradisional”? Jelaskan
dan berikan contoh!

JAWAB :
a. Pencatatan Ciptaan dan Peran Negara:

Pencatatan ciptaan adalah proses yang memungkinkan Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mengajukan permohonan pencatatan terhadap karya cipta mereka.

Hak Cipta adalah hak eksklusif yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan diwujudkan
dalam bentuk nyata. Pencatatan ciptaan adalah proses untuk mengakui dan mencatat hak ini
secara resmi.

Meskipun pencatatan bukanlah kewajiban mutlak, ada beberapa alasan mengapa Pencipta
atau Pemegang Hak Cipta mungkin ingin mencatatkan karyanya:

1. Perlindungan Hukum: Pencatatan memberikan bukti tertulis tentang kepemilikan


hak cipta dan tanggal penciptaan. Ini dapat membantu dalam penyelesaian sengketa
hukum dan memudahkan penegakan hak cipta.

2. Kepastian Hukum: Dengan mencatatkan karya, Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
dapat memastikan bahwa hak-hak mereka diakui secara resmi oleh negara.
3. Transparansi: Pencatatan memungkinkan informasi tentang karya cipta tersedia
untuk umum. Ini membantu mencegah klaim ganda dan memfasilitasi akses bagi
pihak yang berkepentingan.

Peran Negara dalam pencatatan ciptaan adalah memfasilitasi proses pencatatan dan
mengelola basis data yang berisi informasi tentang karya cipta yang telah dicatat. Di
Indonesia, Badan Hak Cipta (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual) bertanggung jawab
untuk mengelola pencatatan ciptaan dan produk hak terkait.

b. Ekspresi Budaya Tradisional dan Pelanggaran:

Ekspresi budaya tradisional mencakup berbagai bentuk karya yang dihasilkan oleh
masyarakat secara turun temurun. Ketika suatu ciptaan mengambil bagian dari ekspresi
budaya tradisional, ada potensi pelanggaran terhadap hak-hak budaya dan hak-hak kolektif
masyarakat.

Contoh pelanggaran ekspresi budaya tradisional meliputi:

• Menggunakan Motif Tradisional: Jika seseorang mengambil motif atau desain


tradisional dari suatu budaya dan menggunakannya tanpa izin, ini dapat dianggap
sebagai pelanggaran.

• Mengambil Lagu Rakyat: Jika seorang musisi mengambil lirik atau melodi dari lagu
rakyat tertentu dan mengklaimnya sebagai karyanya sendiri, ini juga merupakan
pelanggaran.

• Menggunakan Tarian Tradisional: Jika seseorang menampilkan tarian tradisional


tanpa menghormati asal-usulnya atau tanpa izin dari komunitas yang
mempraktikkannya, ini bisa dianggap sebagai pelanggaran.

Penting untuk menghormati dan melindungi ekspresi budaya tradisional, terutama ketika
menciptakan karya baru yang terinspirasi oleh budaya tersebut.

Negara memiliki peran dalam mengawasi dan melindungi hak-hak budaya dan ekspresi
tradisional melalui undang-undang dan regulasi yang relevan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai