Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMILU DAN EFEKNYA

TERHADAP PROGRAM SDGs 9


Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Pancasila

Disusun Oleh :

Zumardianto Idris (101022300041)


Wijdan Insania Kuncoro (101022300062)
Satrio Maulana Djatmiko (101022300240)
Riko Trisnawan (101022330071)
Nur Ari Ismoyo Jati (101022330099)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
TELKOM UNIVERSITY
2024
PENDAHULUAN

1.1 RINGKASAN
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang harus diamalkan dan
diimplementasikan, salah satu bentuk realisasinya adalah adanya SDGs 9. SDGs 9 menjadi
bahan pertimbangan yang penting terutama dalam situasi seperti pemilu sekarang ini.
1.2 LATAR BELAKANG
Dalam tingkatannya, Pancasila merupakan sumber hukum tertinggi dalam perancangan
Undang-Undang. Selain menjadi sumber hukum tertinggi di Indonesia, Pancasila juga berperan
sebagai dasar negara, yang memuat nilai-nilai budaya yang dianut Bangsa Indonesia. Nilai-
nilai yang dianut tersebut bersifat universal, dimana nilai-nilai yang terkandung didalamnya
berlaku dan dapat diamalkan di negara lain, meskipun negara tersebut tidak menggunakan
Pancasila sebagai dasar negara. Salah satu bukti nilai Pancasila yang sifatnya universal adalah
keberadaan SDGs 9.

Dilansir dari laman sdgs.un.org dan sdgs.bappenas.go.id, program SDG (Sustainable


Development) atau TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) adalah tujuan yang ditetapkan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan
menciptakan perdamaian dunia, baik itu untuk kesejahteraan masyarakat, alam, sekarang,
hingga nanti. Target yang dicapai dalam program SDGs ada 17, dan salah satu target yang
dibahas dalam lampiran penelitian ini adalah implementasi SDGs 9 di Indonesia.

Poin no 9 SDGs dinamakan “Industri, Inovasi, dan Infrastruktur”. Secara garis besar,
poin ini membahas tentang pembangunan infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri
inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi. Dalam pemaparannya, ada 8 subpoin yang
dibahas dalam poin SDGs satu ini, yang akan dibahas satu-persatu.
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan, yaitu mempertahankan pertumbuhan
ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara kurang berkembang.
2. Diversifikasi, Inovasi, dan Peningkatan Produktivitas Ekonomi, yaitu mencapai tingkat
produktivitas ekonomi yang lebih tinggi, melalui deversifikasi, peningkatan dan inovasi
teknologi, termasuk fokus pada peningkatan nilai tambah tinggi dan sektor padat karya.
3. Mempromosikan Kebijakan untuk Mendukung Penciptaan Lapangan Kerja dan
Pertumbuhan Perusahaan, yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan
kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi
dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses pada
layanan keuangan.
4. Tingkatkan Efisiensi Penggunaan Air dan Pastikan Pasokan Air Bersih, tujuan dari
target ini adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan
menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara signifikan mengurani jumlah orang yang menderita akibat
kelangkaan air.
5. Menerapkan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, yaitu menerapkan pengelolaan
sumber daya air terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui Kerjasama lintas batas
sesuai kepantasan.
6. Melindungi dan Memulihkan Ekosistem yang Berhubungan Dengan Air, termasuk
yang dilindungi yaitu pegunungan, hutan, lahan basah, Sungai, air tanah, dan danau.
• Menerapkan Pengelolaan sumber daya air terpadu
• Melindungi dan memulihkan ekosistem yang berhubungan dengan air.

Berdasarkan poin-poin yang diberikan, poin-poin SDGs 9 kuat kaitannya dengan nilai-
nilai Pancasila, yang tidak hanya membahas mengenai kesetaraan dan kesejahteraan manusia,
tapi juga membahas keberlangsungan alam yang baik untuk masa depan.

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan responden mengenai
perannya dalam pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang dikaitkan dengan nilai-nilai
Pancasila dan poin-poin SDGs 9.
Urgensi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan responden mengenai
perannya pemilihan calon presiden dan wakil presiden, mulai dari pemahamannya akan visi
misi, tujuan yang ingin mereka capai jika calon presiden pilihan mereka terpilih, dan dampak
visi misi dari calon presiden dan wakil presiden mereka terhadap masa depan bangsa Indonesia,
dengan mengaitkan visi misi tersebut dengan nilai-nilai Pancasila, sebagai dasar negara.

1.4 METODE PENGAMBILAN DATA


Instrumen yang kami gunakan untuk mengambil data penelitian ini adalah dengan
menggunakan Google Form. Pengambilan data tidak hanya dilakukan dengan memberi
pertanyaan pilihan ganda, tapi juga dengan menggunakan sistem uraian untuk mengetahui
opini masing-masing responden. Kami membuat tujuh pertanyaan yang terdiri dari tiga
pertanyaan pilihan ganda dan empat pertanyaan uraian.
Untuk pertanyaan pilihan ganda, responden cukup memilih jawaban yang sesuaidengan
diri mereka tanpa harus menyebutkan alasan atau opini mengapa mereka memilih pertanyaan
tersebut. Dalam pengolahannya, data ini dikelompokkan dalam data kuantitatif karena
jumlahnya dapat dihitung dan data ini kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk grafik pie.
Sedangkan untuk pertanyaan uraian, responden harus menjelaskan alasan mereka
memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden tersebut. Dikarenakan sifat datanya yang
subjektif dan tidak dapat dihitung, maka kami mengelompokkan data ini kedalamdata kualitatif.
Data ini akan diolah dan dilampirkan dalam analisis untuk proses identifikasi masalah dan
memberikan metode penyelesaian yang dapat diberikan.

ANALISIS
2.1 Pemilu dan Pancasila
Pancasila merupakan identitas bangsa Indonesia. Lahirnya Pancasila sendiri tidak serta
merta melalui jalan yang mudah. Banyak yang telah dikorbankan para pendiri bangsa dalam
membentuk ideologi bangsa Indonesia ini sehingga sudah jelas bahwa Pancasila memiliki
makna yang benar-benar dalam dan bersifat universal. Setiap sila pada Pancasila memiliki
makna yang nantinya dapat menjadi nilai-nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari agar bangsa
Indonesia dapat berkehidupan sebagaimana mestinya manusia hidup, dan setiap nilai tersebut
nantinya dapat melahirkan implementasi yang juga akan semakin mendukung terciptanya
kehidupan negara yang diharapkan. Dizaman sekarang ini atau yang sering disebut dengan era
society 5.0 sudah banyak nilai-nilai dasar Pancasila yang sudah diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk implementasi dari Pancasila yaitu diadakannya
pemilihan umum (pemilu). Pemilu sendiri adalah sebuah kegiatan yang diadakan negara
Indonesia untuk menentukan pemimpin atau wakil-wakil rakyat yang nantinya bertugas
mengatur pemeritahan di Indonesia. Dilansir dari hukumonline.com, pemilu sendiri memiliki
asas, dan diatur pada ketentuan pasal 2 UU 7/2017 menerangkan bahwa pemilu dilaksanakan
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Keenam asas pemilu ini
dikenal dengan akronim “Luber Jurdil”. Asas-asas tersebut jelas melambangkan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
Antusias masyarakat Indonesia terhadap pemilu yang diselenggarkan baru-baru ini
sangat tinggi. Hal ini terlihat dari total perolehan suara yang didapat untuk surat pemilihan
presiden dan wakil presiden yang dapat dikatakan sangat banyak. Menurut surat edaran
keputusan hasil pemilu 2024 yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),
setidaknya ada lebih dari 164 juta orang yang telah menggunakan hak suaranya dalam pemilu
tahun 2024 ini, hasil ini dihitung berdasarkan jumlah perolehan suara ketiga paslon yang ada.

Surat keputusan KPU untuk hasil pemilu 2024

Ini berarti masyarakat Indonesia masih sadar akan pentingnya demokrasi dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan sudah seharusnya seperti ini
untuk seterusnya.

2.2 Penggunaan Hak Pilih Pemilu


Sebagai Warga Negara Indonesia yang berbangsa dan bernegara, sudah sepatutnya
seluruh lapisan masyarakat di Indonesia mengikuti kewajiban dan ketentuan yang berlaku di
Indonesia. Tak terkecuali dengan pemberian hak pilih pada pemilu tahun 2024 sekarang ini.
Seperti yang diketahui dalam pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 sudah dinyatakan,
bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Pasal tersebut menegaskan bahwa rakyat
memegang kendali kemana negara ini akan dibawa ke depannya, sehingga keikutsertaan
seluruh masyarakat Indonesia dalam pemilu sangatlah besar pengaruhnya. Satu suara dari satu
orang sangatlah berpengaruh untuk nasib negara ini ke depannya. Namun, di era society 5.0
sekarang ini, pemberian hak suara butuh perhatian ekstra, khususnya untuk kalangan muda,
mengingat generasi sekarang ini tidak sedikit yang bersikap acuh pada keadaan politik di
Indonesia. Oleh
karena itu, tim penulis melakukan sebuah survey mengenai keikutsertaan generasi muda yang
sudah memenuhi syarat khususnya di lingkungan mahasiswa terkait pemilu 2024 yang telah
diselenggarakan kemarin. Dari survey tersebut, tim penulis mendapat data sebagai berikut.

Hasil survei hak suara beserta alasannya


Dari hasil survey yang telah didapat, dapat dilihat bahwa dari 20 responden, seluruhnya
menggunakan hak suaranya dengan memilih pasangan calon yang ada. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa generasi muda masih mau untuk menggunakan hak suara mereka, walaupun
data yang didapat belum bisa ditarik kesimpulan jika ada salah seorang yang tidak
menggunakan hak suaranya atau dengan kata lain biasa disebut dengan sebutan “Golput”,
dikarenakan responden yang masih bisa dikatakan sedikit. Terlebih dari total perolehan suara
yang ada dari surat hasil keputusan KPU hanya sebagian orang saja dari total lebih dari 200
juta pemilih terpilih yang terdata oleh KPU berdasarkan data dari Tribun News. Namun, dibalik
itu semua masih terdapat pula segelintir orang yang masih tidak mengetahui alasan mengapa
responden dapat memilih calon tersebut, dan terdapat alasan-alasan yang masih kurang logis
dan merujuk kepada kegiatan pemilihan yang bersifat main-main dan sembarang.
Dengan begitu, masih banyak tugas dimasa mendatang agar kemungkinan untuk
masyarakat melakukan golput semakin kecil atau bahkan hilang. Selain itu, alasan mengapa
pemilih dapat memilih calon yang dianggap paling tepat untuk dipilih menjadi pemimpin
ataupun wakil wakil dari rakyat nantinya. Dengan begitu pemilu akan terasa adil karena semua
masyarakat telah menggunakan hak pilihnya dan telah mengamalkan salah satu nilai-nilai dasar
dari Pancasila.

2.3 Kesadaran Pemilih terhadap Visi Misi Setiap Calon yang Ada
Keberhasilan suatu negara dalam mengkoordinir negara itu sendiri adalah dengan
melihat tepat atau tidaknya masyarakat di negara tersebut memilih pengurus negaranya.
Apabila memilih pemerintah yang tepat maka negara juga akan maju karena pemerintah dapat
mengontrol dan menata negaranya sedemikian rupa ssehingga menjadi negara yang diinginkan.
Pada pemilu 2024 kemarin, visi misi setiap calon merupakan hal yang sangat penting. Dengan
visi misi tersebut, maka pemilih akan dapat menilai gambaran kinerja dan sifat kepemimpinan
yang akan dijalankan oleh setiap calon. Penyampaian visi misi juga dapat digunakan untuk
melihat program kerja yang nantinya akan diusungkan oleh setiap calon.
Visi misi yang diusung juga harus sesuai dengan nilai-nilai, norma, dan hukum yang
berlaku di Indonesia atau singkatnya, visi misi yang diusung harus sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Seperti yang diketahui, bahwa Pancasila merupakan dasar hukum pertama yang
tertinggi di Indonesia, karena mengandung nilai-nilai
yang luhur, membangun, dan universal, serta mewakili kepribadian masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, pengkajian terhadap visi misi setiap calon haruslah dilakukan secara serius
dan cermat, agar pemilih tidak salah mengambil keputusan yang nantinya akan berdampak
buruk bagi masa depan negara. Maka dari itu, tim penulis juga melakukan analisis terhadap
generasi muda khususnya di kalangan mahasiswa, apakah mereka telah melakukan riset dan
pengkajian terhadap visi misi setiap calon yang mereka pilih. Selain itu, tim penulis juga
menanyakan alasan responden, mengapa responden mengutarakan tahu atau tidaknya antara
hubungan visi misi setiap calon dengan Pancasila, sehingga tim penulis dapat mengambil
kesimpulan yang tidak hanya berdasarkan ucapan belaka tetapi juga terdapat alasan yang logis
dalam menyampaikan ucapan tersebut. Berikut hasil dari survey tersebut.

Diagram responden beserta alasannya


Dari data yang didapat, sebagian responden telah mengetahui alasan mengapa memilih
calon yang dipilih, tetapi tidak sedikit juga responden yang masih ragu akan alasan yang dipilih
terutama kaitannya antara visi misi setiap calon dengan nilai-nilai Pancasila, serta hanya
menjawab pertanyaannya tanpa penjelasan yang memperkuat jawaban mereka, sehingga proses
analisis jawaban akan lebih sulit. Sehingga perlu ada perhatian lebih lagi agar kedepannya, hal
serupa tidak terjadi kembali, terutama pada generasi muda. Dengan begitu pemilu bisa
dilakukan dengan lebih maksimal disertai hasil yang sesuai dengan kriteria yang valid dan
membawa perubahan yang berarti, tidak hanya sekedar rasa senang semata sehingga
menimbulkan perilaku sembarang dalam memilih atau bahkan mengikuti orang-orang yang ada
di sekitar.
2.4 SDGs merupakan realisasasi Pancasila
Belakangan ini dunia sedang diramaikan dengan program SDGs, tidak terkecuali
Indonesia. Dikutip dari laman Bappenas, dikatakan bahwa “SDGs merupakan komitmen global
dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat yang mencakup 17 tujuan dan
sasaran global tahun 2030 yang dideklarasikan baik oleh negara maju maupun negara
berkembang di Sidang Umum PBB pada September 2015”. 17 poin SDGs tersebut diantaranya
(1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4)
Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi
Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi
dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Pemukiman yang
Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13)Penanganan
Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan,
dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Semua poin yang
disebutkan di atas merupakan bentuk pengupayaan dan rasa peduli akan kelangsungan hidup
manusia di seluruh dunia agar setiap negara dapat mewujudkan cita-citanya menjadi negara
yang maju, indah, dan nyaman dengan tetap memperhatikan aspek-aspek hukum dan norma
yang ada.
Jika ditelaah lebih dalam lagi, beberapa poin pada SDGs ini mencakup nilai-nilai yang
ada pada Pancasila. Memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga kelangsungan
hidup alam, dan nilai-nilai lain yang berhubungan dengan Pancasila menunjukkan bahwa SDGs
ini sejalan dengan Pancasila.

2.5 Kaitan SDGs 9 dengan Visi Misi Calon dan Hubungannya Pasca Pemilu
SDGs merupakan upaya implementasi dari buah pemikiran yang berkaitan dengan
nilai-nilai dalam Pancasila. Pengimplementasian yang paling terlihat dari SDGs adalah SDGs
poin 9 atau SDGs 9. Luasnya wilayah Indonesia yang juga memiliki potensi alam yang
melimpah membuat SDGs 9 sudah sepatutnya digalakkan. Hal ini dapat terwujud mengingat
pemilu 2024 yang baru saja berlangsung. Pemilih diharuskan unutk mengkaji dan mengetahui
dampak dari visi misi setiap calon kedepannya. Pemahaman akan program-program yang
dirancang juga mempengaruhi nasib bangsa ini kedepannya. Karena pentingnya pemahaman
ini, maka tim penulis juga melakukan survey terkait pemahaman pemilih terhadap visi misi dan
kaitannya dengan SDGs 9 yang pada pemerintahan sebelumnya program ini sudah mulai
dijalankan. Berikut data yang telah diperoleh.

Hasil survey pengetahuan akan SDGs 9 dan hubungannya dengan Pancasila

Dari data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa masih banyak reponden yang belum
mengetahui apa itu SDGs 9, terlebih pada bagian alasan masih banyak responden yang kurang
maksimal dalam mengemukakan pendapatnya. Dengan demikian, dampak dari SDGs 9 ini juga
sulit untuk terlihat kedepannya mengingat pengetahuan akan SDGs 9 itu sendiri masih sangat
minim. Perlu adanya sosialisasi dan pemaparan akan program SDGs 9 ini agar kedepannya
pemilu dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

KESIMPULAN
Melihat data yang diperoleh dari survey yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa masih banyak persoalan dalam pemilu yang telah berjalan kemarin. Pentingnya
pemahaman akan pemberian hak suara memang menjadi hal yang penting dalam
berlangsungnya sebuah pemilu, tetapi ada hal yang tak kalah penting dari itu, yaitu metode
pengambilan keputusan dalam menentukan pilihan. Program-program dan gagasan yang ada
pada visi misi setiap calon merupakan sebuah tolak ukur, akan dibawa kemana bangsa
Indonesia ini kedepannya. Pemahaman mengenai gagasan baru dan sesuatu yang sedang
banyak diperbincangkan dan dilakukan oleh dunia juga perlu diketahui agar, bangsa ini tidak
tertinggal dan dapat menjadi negara maju yang sesuai diharapkan para pendiri bangsa.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam mengurangi hal serupa dapat terjadi yaitu
dengan memperbanyak sosialisasi dan penganalan materi yang dapat dikemas mengikuti
perkembangan zaman sekarang ini, seperti misalnya dengan menggunakan media sosial.
Sebelumnya juga sudah ada laman yang ditujukan untuk memaparkan visi misi pasangan
calon presiden dan wakil presiden 2024, tapi dari data yang terlampir, tampaknya laman ini
tidak berperan begitu banyak, sehingga pemanfaatan laman ini juga harus ditekankan, serta
pendekatan lain selain kampanye langsung harus dilakukan agar masyarakat dapat mengenal
calon pemimpin negara mereka yang akan berpengaruh di masa depan negara ini. Dengan
begitu masalah yang ada dapat ditekan dan cita-cita “2045 Indonesia Emas” dapat terealisasi
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Hukumonline.(2023). Fungsi, Tujuan, Prinsip dan Asas-Asas Pemilu. Hukumonline.com.


https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-asas-pemilu-lt64956cc40a99a/

Komisi Pemilihan Umum.(2024). Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 360 Tahun 2024
tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota Secara
Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024. Lembaran Negara RI Tahun 2024.
Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum. Jakarta

Undang-Undang. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1999 Tentang


Pemilihan Umum. Lembaran Negara RI Tahun 1999, Nomor 23. Sekretariat Negara.
Jakarta

Sekretariat Nasional SDGs. (2023). SDGs Indonesia. Kementerian PPN/ Bappenas.


https://sdgs.bappenas.go.id/17-goals/

Anda mungkin juga menyukai