Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR PENELITIAN

Pertemuan ke 2

1.MOTIVASI DAN TUJUAN PENELITIAN


Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari aspek motivasi yang mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian. Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda,
diantaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing – masing. Manajer, konsultan
bisnis, mahasiswa, dosen, dan praktisi lainnya memiliki motivasi dan tujuan tertentu
dalam melakukan penelitian. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya
sama, yakni bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu
berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi
untuk melakukan penelitian.
Kegiatan penelitian dimulai ketika manusia menaruh perhatian pada sesuatu yang ada
(fakta) disekitar kehidupannya. Perhatian dan pengamatan terhadap fakta – fakta
mendorong keinginan manusia untuk mengamati fakta - fakta secara lebih mendalam akan
memunculkan berbagai pertanyaan. Adanya hasrat mempertanyakan sesuatu yang
menjadi perhatiannya, selanjutnya akan diikuti dengan usaha manusia untuk memperoleh
jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang muncul dibenaknya. Pertanyaan – pertanyaan
tersebut menjadi suatu masalah yang memerlukan solusi. Dengan demikian penelitian
secara ringkas dapat digambarkan sebagai suatu kegiatan yang dimulai dengan
pengamatan terhadap fakta yang menarik perhatian dan menimbulkan pertanyaan
– pertanyaan. Kegiatan penelitian tidak hanya berhenti disini, karena pertanyaan –
pertanyaan yang muncul selanjutnya akan mendorong usaha untuk mencari jawaban
pertanyaan atu memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Pengamatan terhadap fakta, identifikasi masalah, dan usaha untuk menjawab masalah
dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan penelitian.

2.KARAKTERISTIK PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan salah satu dari tiga karakteristik penelitian. Dua karakteristik
lainnya adalah metode – metode penelitian dan hubungan antara penelitian dengan ilmu.
Gambar Karakteristik Penelitian

Pengembangan
Pengetahuan
Tujuan
Penelitian
Pemecahan
Masalah

Metode -
Karakteristik metode
Penelitian Penelitian

Hubungan
Penelitian - Ilmu

Tujuan Penelitian dapat dilihat dari dua sisi, yakni (1) Untuk mengembangkan
pengetahuan, dan (2) Pemecahan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.
Tujuan pertama dalam penelitian – penelitian bisnis merupakan tujuan yang
bersifat jangka panjang karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan
pemecahan masalah – masalah praktis. Tujuan kedua merupakan tujuan yang
bersifat jangka pendek. Hasil penelitian yang lebih menekankan pada usaha
pemecehan masalah – masalah praktis diperlukan untuk pertimbangan dalam
pembuatan keputusan bisnis.
Metode – metode Penelitian. Penelitian merupakan usaha penyelidikan
sistematis dan terorganisasi. Kata sistematis dan terorganisasi menunjukkan
bahwa untuk mencapai tujuannya, penelitian menggunakan cara – cara atau
prosedur – prosedur tertentu yang diatur dengan baik atau metode – metode.
Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai
metode – metode yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian dan Ilmu. Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang
memiliki kriteria tertentu. Penelitian dengan demikian memiliki hubungan yang
erat dengan ilmu. Penelitian pada dasarnya merupakan opersionalisasi dari
metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dikenal
dengan metode ilmiah (Sciencetific method).

3. METODE ILMIAH
Berdasarkan karakteristiknya, penelitian merupakan kegiatan yang terkait dengan
pengembangan ilmu. Pembahasan mengenai metode ilmiah, disamping asepk motivasi,
tujuan dan definisi penelitian, dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai
hakekat penelitian. Pengetahuan mengenai metode ilmiah akan membantu pemahaman
mengenai struktur berpikir yang menjadi landasan penelitian.
Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara – cara tertentu yang digunakan memperoleh
pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah).
Tidak semua pengetahuan berupa ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang
memiliki kriteria tertentu. Cara memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat dikenal
dengan istilah epistemologi (filsafat pengetahuan). Metode ilmiah dengan demikian,
merupakan epistemologi ilmu yang mengkaji sumber – sumber untuk memperoleh
pengetahuan yang benar.

3.1 Karakteristik Ilmu


Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa dan
berpikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak. Ilmu adalah bagian
dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam
(fakta yang benar atau yang umumnya dianggap benar). Pengetahuan yang
menjelaskan fenomena alam bermanfaat untuk memprediksi fenomena – fenomena alam.
Pengetahuan yang terkandung dalam ilmu dinilai sebagai pengetahuan yang benar untuk
menjawab masalah – masalah dalam kehidupan manusia.
Ilmu sebagai sumber kebenaran adalah pegetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Suatu
pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu, jika memenuhi setidaknya memenuhi dua
kriteria yakni rasional dan teruji.
Pengetahuan yang rasional didefinisikan sebagai pengetahuan yang disusun dengan
menggunakan pikiran dan timbangan yang logis atau masuk akal. Pengetahuan yang
rasional disusun berdasarkan pola berpikir tertentu sering dikatakan sebagai pengetahuan
yang menggunakan penalaran. Karakteristik pengetahuan yang rasional menggunakan
logika tertentu atau penalaran dalam membuat suatu kesimpulan.
Pengetahuan yang teruji merupakan pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau
fenomena. Fakta dapat berupa kejadian – kejadian atau segala sesuatu yang dialami dalam
kehidupan nyata atau tertangkap oleh pengalaman hidup manusia. Salah satu kriteria
ilmu dengan demikian, adalah pengetahuan yang diperoleh secara empiris atau
berdasarkan pada pengalaman hidup manusia.
Karakteristik teruji secara empiris ini memberikan batasan pada ilmu sebagai pengetahuan
yang tersusun berdasarkan segala sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman
manusia.
Kedua kriteria pengetahuan sebagai ilmu tersebut merupakan tolok ukur untuk menguji
kesahihan (validitas) dan keandalan ilmu sebagai sumber kebenaran. Berdasarkan kriteria
yang harus dipenuhi, ilmu merupakan pengetahuan yang disusun berdasarkan
penalaran rasional yang didukung oleh fakta empiris. Suatu pengetahuan yang
rasional tetapi tidak sesuai dengan fakta empiris yang dijelaskannya akan menjadi sumber
kebenaran yang kurang valid dan kurang andal. Pengetahuan yang demikian kurang
memadai untuk menjelaskan dan memprediksi fakta, karena fungsi utama ilmu
pengetahuan adalah memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam secara
rasional dan didukung oleh fakta atau fenomena yang dijelaskannya.

3.2 Rasionalisme dan Empiris


Kriteria pengetahuan sebagai ilmu menurut ketentuan dalam metode ilmiah, pada
dasarnya merupakan kombinasi dari dua pendekatan rasionalisme dan empiris.
Rasionalisme adalah pendekatan dalam memperoleh pengetahuan yang benar dengan
menggunakan penalaran. Sedangkan, empiris menggunakan fakta atau fenomena empiris
sebagai sumber kebenaran untuk menyusun pengetahuan.
Pendekatan rasionalisme menyusun pengetahuan secara konsisten dan komullatif
berdasarkan pada pengetahuan – pengetahuan yang telah tersusun sebelumnya. Artinya,
suatu pengetahuan disusun berdasarkan penalaran yang konsisten dengan penalaran
pengetahuan – pengetahuan sebelumnya.
Pendekatan empiris merupakan pendekatan untuk memperoleh pengetahuan yang
memisahkan antara pengetahuan yang diperoleh berdasarkan fakta dengan pengetahuan
yang tidak berdasarkan fakta. Pengetahuan yang benar menurut pendekatan empiris
adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau fenomena. Pengetahuan yang
rasional tetapi tidak didukung oleh fakta, menurut pendekatan empiris bukanlah
pengetahuan yang benar.

3.3 Pengembangan Ilmu dan Penelitian


Terdapat dua aspek utama dalam proses pengembangan ilmu yakni (1) Penyusunan
konstruk teori, dan (2) pengujian, verifikasi atau evaluasi terhadap konstruk teori.
Keduanya saling berjalinan dan berkelanjutan dalam proses pengembangan ilmu, karena
konstruksi teori disusun secara bertahap melalui proses pengujian atau verifikasi.
Fakta atau fenomena dalam kehidupan alam bukan sesuatu yang bersifat statis, melainkan
mengalami perubahan sesuai dengan berjalannya waktu. Ilmu, dengan demikian perlu
dikembangkan sesuai dengan perubahan – perubahan pada fenomena alam yang
dijelaskannya. Agar tetap terpelihara sebagai pengetahuan yang benar, teori – teori dari
suatu ilmu perlu dievaluasi atau diuji apakah masih relevan untuk menjelaskan fenomena
– fenomena alam yang tela h berubah. Agar tetap relevan dengan fenomena yang
dijelaskannya, kemungkinan diperlukan rekonstruksi teori. Proses pengembangan ilmu
yang meliputi penyusunan dan pengujian terhadap konstruksi teori secara operasional
dilakukan melalui penelitian – penelitian. Proses pengembangan ilmu kemungkinan
berupa penelitian yang menguji kesesuaian antara teori – teori yang ada dengan fakta yang
dijelaskannya. Pengembangan ilmu dapat pula berupa penelitian untuk menyusun
konstruksi teori berdasarkan pada fenomena – fenomena yang diteliti. Hasil penelitian
kemungkinan berupa kesimpulan apakah suatu teori didukung oleh fakta, atau diperlukan
rekonstruksi teori agar relevan dengan fakta yang dijelaskannya.
Penelitian, dengan demikian merupakan operasionalisasi dari proses pengembangan ilmu.
Hasil suatu penelitian diharapkan dapat memperbaiki temuan – temuan penelitian
sebelumnya. Peran penelitian dalam pengembangan ilmu menunjukkan jalinan erat antara
penelitian dan ilmu. Penelitian secara bertahap dan berkelanjutan memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu melalui penyusunan dan pengujian konstruksi teori.

4.PROSES PENELITIAN
Penelitian sebagai proses untuk mengembangkan pengetahuan dan menjawab suatu
masalah memerlukan terpenuhinya persyaratan – persyaratan antara lain sebagai berikut:
1. Merupakan penyelidikan sistematis terhadap masalah tertentu
2. Menggunakan metode ilmiah
3. Mengumpulkan bukti yang cukup dan representatif sebagai dasar untuk
menarik kesimpukan
4. Menggunakan penalaran dan tidak memihak (bias) dalam menarik
kesimpulan

Gambar Garis Besar Proses Penelitian

MASALAH /
PERTANYAAN
PENELITIAN

TELAAH TEORITIS HIPOTESIS

PENGUJIAN
HASIL
FAKTA

KESIMPULAN

A.Masalah Penelitian
Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup penemuan masalah (problem
finding) dan pemecahan masalah (problem solving). Penemuan masalah merupakan
tahap penelitian yang paling sulit dan krusial karena tujuan penelitian adalah menjawab
masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika
masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Proses penemuan masalah mencakup tahap –
tahap, antara lain:
1. Identifikasi bidang permasalahan
2. Pemilihan atau penentuan pokok masalah
3. Perumusan atau pertanyaan penelitian
B.Telaah Teoritis
Telaah teoritis atau kajian teoritis merupakan tahap dalam proses penelitian yang
bertujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah
atau pertanyaan penelitian. Agar penelitian menghasilkan jawaban yang dapat diterima
sebagai sumber kebenaran, diperlukan teori – teori untuk menjelaskan fakta yang diteliti.
Telaah teoritis adalah bagian dari proses penelitian yang memberikan jawaban masalah
penelitian secara rasional atau berdasarkan penalaran. Menurut kententuan dalam metode
ilmiah, telaah teoritius merupakan tahap penelitian yang menguji terpenuhinya kriteria
pengetahuan yang rasional.
Proses penelitian yang mengembangkan hipotesis melalui telaah teoritis ini merupakan
tipe penelitian yang bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis (hypotheses testing).
Pengujian hipotesis yang dilakukan melalui proses pengujian fakta ini merupakan proses
pengembangan ilmu atau teori yang menggunakan pendekatan deduktif

C.Pengujian Fakta (Data)


Pengujian fakta atau pengujian data merupakan tahap dalam proses penelitian yang secara
garis besar terdiri atas proses:
1) Pemilihan fakta, berkaitan dengan penentuan jumlah dan jenis data yang
diteliti.
2) Pengumpulan fakta, berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh
data penelitian. Secara garis besar pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara observasi dan survey.
3) Analisis fakta merupakan bagian dari pengujian data yang hasilnya
digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan
penelitian.

D.Kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil penelitian yang memberikan feed-back pada masalah atau
pertanyaan penelitian. Salah satu tujuan penelitian adalah memecahkan permasalahan
yang ada, oleh karena itu kesimpulan penelitian lebih menekankan pada pengembangan
ilmu kemungkinan dapat berupa:
1) Dukungan atau penolakan terhadap hipotesis penelitian yang dikembangkan
dari telaah teoritis, atau
2) Pengungkapan fakta yang digunakan sebagai dasar untuk penyusunan teori
atau hipotesis
Kesimpulan dari tipe penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah berupa
informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar pembuatan keputusan.

5. PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma penelitian terutama dalam ilmu sosial merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang penelitian terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian secara ekstrim
dipisahkan menjadi paradigma kualitatif dan paradigma kuantitatif.

1. Paradigma Kuantitatif (Quantitative Paradigm)


Paradigma kualititaif disebut juga sebagai paradigma tradisional, positivis, eksperimental,
atau empiris. Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori – teori melalui
pengukuran variabel – variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik. Penelitian – penelitian dengan pendekatan deduktif yang
bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan
paradigma kuantitatif.

2. Paradigma Kualitatif (Qualitative Paradigm)


Paradigma kualitatif disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistis atau
interperetatif (constructive, naturalistic, or interpretative approach), atau perspektif
postmodern. Paradigma kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan
pada pemahaman mengenai masalah – masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks dan rinci. Penelitian –
penelitian dengan pendekatan induktif yang memiliki tujuan penyusunan konstruksi teori
atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan contoh tipe penelitian dengan
menggunakan paradigma kualitatif.
Tabel 1. Perbedaan Asumsi Paradigma Kualitatif dan Paradigma Kuantitatif
Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
Realitas bersifat obyektif dan Realitas bersifat subyektif dan berdimensi
berdimensi tunggal banyak
Peneliti independen terhadap fakta Peneliti berinteraksi dengan fakta yang
diteliti
Bebas nilai dan tidak bias Tidak bebas nilai dan bias
Pendekatan deduktif Pendekatan induktif
Pengujian teori dengan analisis Penyusunan teori dengan analisis
kuantitatif kualitatif

6.KRITERIA PENELITIAN ILMIAH


Penelitian ilmiah memiliki kriteria tertentu agar penelitiannya baik, berikut adalah beberapa
kriteria penelitian ilmiah:
1) Menyatakan tujuan secara jelas
2) Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan
3) Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan
pengungkapan data
4) Dapat di uji ulang
5) Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat dipercaya
6) Menarik kesimpulan secara obyektif
7) Melaporkan hasilnya secara parsimony (dapat dijelaskan se-ekonomis
mungkin)
8) Temuan penelitian dapat digeneralisasi

*******

Anda mungkin juga menyukai