Anda di halaman 1dari 25

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PAUD TERATAI yang terletak di Jl.

Lambangsari B6 no 1B kelurahan Sogaten Kota Madiun. Lokasi PAUD

TERATAI sangatlah strategis yang berada di tengah kota Madiun dan dekat

dengan rumah sakit umum Daerah kota Madiun. Sedangkan untuk kondisi dan

situasi di PAUD TERATAI ini cukup tenang dan aman untuk anak karena

berada di dalam perumahan da jauh dari jalan raya.

PAUD TERATAI mempunyai 6 karyawan yang terdiri dari 1 kepala

sekolah, 4 tenaga pendidik dan 1 tenaga kebersihan. Pada lembaga PAUD

TERATAI memiliki 33 peserta didik, 33 peserta didik tersebut dibagi menjadi

3 kelompok yaitu kelompok Jeruk anak usia 3 – 4 tahun, kelompok Apel usia

4-5 tahun dan kelompok Chery anak usia 5 – 6 tahun. Subyek penelitian ini

merupakan kelompok Chery yaitu anak usia 5 – 6 tahun yang berjumlah 8

anak. Selain melibatkan anak didik sebagai subyek penelitian, peneliti juga

melibatkan guru kelas dan kepala sekolah sebagai observer untuk pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan peneliti.

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus dilakukan

dalam 1 kali pertemuan sedangkan materi yang digunakan adalam melakukan

kegiatan 3M (Melipat, Menggunting dan Menempel). Kegiatan 3M dilakukan

secara runtut dengan bantuan demontrasi dari guru, kegiatan tersebut


48

disampaikan dalam 2 siklus. Adapun jadwal pelaksanaannya adalah sebagai

berikut :

Table 4.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No. Hari Tanggal Materi/ Kegiatan Ket


1. Kamis 05 Mei 2016 3M Siklus I
2. Kamis 19 Mei 2016 3M Siklus II

B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian selama 2 siklus.

Adapun hasil penelitian untuk setiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Deskripsi Kondisi Prasiklus

Berdasarkan perolehan daa dari pengamatan dan penelitian pada

kondisi awal, sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas diketahui

kemampuan anak kelompok chery PAUD TERATAI ada 4 anak dari 8

anak atau 50% yang telah cukup mampu melakukan kegiatan 3M dan

masih ada 4 anak dari 8 anak atau 50% yang belum mampu melakukan

kegiatan 3M. anak dikatakan mampu atau tuntas jika dapat menguasai 3

indikator kinerja dalam penelitian ini, yaitu Anak mampu memfungsikan

otot – otot kecil seperti jari tangan, Anak terampil menggunakan tangan

kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas dan Anak mampu bersabar dan

teliti dalam melakukan kegiatan. Ketiga indikator diatas dinyatakan belum

tuntas atau perlu diadakan perbaikan apabila anak belum dapat

melakukannya. Dikatakan tuntas apabila dalam pengamatan dari ketiga

indicator tersebut memperoleh score lebih dari atau sama dengan 75,
49

namun dikatakan belum tuntas apabila perolehan score anak kurang dari

75. Tuntas secara klasikal apabila dalam satu kelompok yang memperoleh

nilai lebih dari 75 atau lebih dari 85% dari keseluruhan jumlah siswa.

Table 4.2 Hasil Observasi Terhadap Keteramilan Anak pada Prasiklus

Indicator yang diamati

Mampu
Mampu terampil
memfung menggu Mampu
L sikan otot nakan bersabar Rata –
Jml katego
Nama / – otot tangan dan teliti rata
% ri
P kecil kanan dalam %

seperti dan kiri melakukan


jari dalam kegiatan
tangan berbagai
aktifitas.
Putri Ayu P 175 58,3 BT
Arin
P 150 50 BT
Novita S
Rama
L 150 50 BT
Yoga
Vino A L 100 33,3 BT
Anugerah
L 175 58.3 BT
R.P
Fafian
L 100 33,3 BT
Hafizh
Gladis C P 100 33,3 BT
Lingga A L 150 50 BT
Jumlah 15 14 15 1100 366,5
Rata – Rata 1,88 1,75 1,88 137,5 45.81
Prosentase 46.88 % 43,75% 46.88 % 45,83
50

Ket :

: Artinya siswa mampu


: Artinya siswa cukup mampu
:Artinya siswa cukup mampu dengan bantuan
:Artinya siswa belum mampu

Bberdasarkan tabel di atas diperoleh data keterampilan motorik

halus anak melalui kegiatan 3M prasiklus mengacu oada kriteria

ketuntasan maksimum (KKM) yang ditetapkan pada kelompok Chery

PAUD TERATAI adalah 75, anak dikatakan belum tuntas semua, dan

dikatakan secara klasikal 100% dari semua siswa belum tuntas dalam

melakukan kegiatan tersebut. Selain melakukan observasi terhadap anak

peneliti juga melakukan observasi terhadap guru kelas mengenai seberapa

jauh guru mengetahui mengenai kegiatan 3M untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus anak.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Penguasaan Guru Terhadap Kegiatan 3M pada


Prasiklus

Kriteria Pengamatan
Penguasaan Materi
Baik Cukup Kurang
Menarik perhatian anak √
Penggunaan metode

Pembelajaran
Membuat kaitan kegiatan 3M
dengan keterampilan motorik √
halus
Mengembangkan keterampilan

motorik halus anak dengan 3M
51

Dari hasil observasi guru yang dilakukan dapat disimpulkan guru

belum begitu paham mengenai kegiatan 3M untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus anak. Guru lebih sering melakukan kegiatan

tersebut secara terpisah, selain hal tersebut guru juga juga jarang sekali

untuk melakukan recalling mengenai kegiatan yang telah dilakukan pada

hari tersebut.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada guru dan anak dapat

direfleksikan kekurang pada prasiklus adalah sebagai berikut :

1. Anak belum memahami apa yang dinamakan dengan kegiatan 3M

2. Keterampilan motorik halus anak masih sangat belum berkembang

ditandai dengan anak masih mengalami kesulitan ketika diajak untuk

melipat kertas, anak masih kaku ketika diajak memegang gunting.

3. Kreatifitas anak masih terbatas.

4. Guru kurang memahami tentang kegiatan 3M sehingga tidak pernah

diajarkan kegiatan 3M disekolah.

5. Guru belum mampu untuk menarik perhatian anak.

6. Guru belum bisa membuat kaitan 3M dengan kehidupan disekitar

anak.

2. Siklus I

Siklus I dilakukan dalam satu kali pertemua yaitu pada hari kamis,

tanggal 05 Mei 2016. Pada siklus I peneliti menyampaikan indicator

kegiatan dalam kegiatan 3M tersebut, adapun kegiatan yang dilakukan


52

selain proses pembelajran pada siklus I meliputi : perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi, dan akan diuraikan sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini meliputi :

1) Menyusun RPPM (Lampiran hal 77)

2) Menyusun RPPH ( Lampiran hal )

3) Menyiapkan bahan ajar/ materi/ ringkasan materi

4) Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu kertas lipat, lem,

gunting dan buku menempel

5) Menentukan indicator keterampilan motorik halus yang akan

dinilai

6) Menyiapkan pedoman observasi

7) Menyiapkan lembar observasi kemampuan anak dalam melakukan

kegiatan 3M

b. Pelaksanaan

Rangkain pelaksanaan siklus I dimulai dengan upaya guru

mengkondisikan anak, pembelajaran diatur sedemikian rupa sehingga

tidak terkesan monoton, hal ini dilakukan supaya anak memiliki

kesiapan dalam mengikuti kegiatan. Guru memberikan pengantar

untuk mengaitkan pengalaman anak dengan materi, kemudian

memberikan arahan kepada anak untuk megamati kegiatan 3M yang

dilakukan oleh guru dan dilakukan dengan metode demonstrasi.


53

Adapun langkah – lngkah pembelajaranya adalah guru

memberikan apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan kegiatan

yang akan dilakukan, kemudian guru memberikan konsep baru dengan

kegiatan yang telah dikenal anak sebelumnya, menghubungkan

kegiatan dengan keadaan dilingkungan sekitar anak, memberikan

pengalaman belajar atau prakting langsung dengan kegiatan yang telah

dibuat dan merangkum kegiatan pembelajaran sekaligus menutup

kegiatan pembelajaran.

Dengan diperolehnya data prasiklus makan dilaksanakan suatu

penelitian untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak.

Tetapi dalam KBM tidak dapat lepas dari aktivitas bermain, jadi dalam

penelitian ini yang akan diamati adalah kegiatan yang meningkatkan

keterampilan motorik halus anak dan penguasaan guru terhadap

kegiatan 3M.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan baik terhadap anak maupun

guru. Aktifitas anak yang diamati meliputi kondisi afektif, kognitif dan

psikomotorik. Berikut ini adalah hasil observasi tentang kemapuan

anak pada siklus I setelah anak diajar dengan menggunakan metode

demonstrasi adalah sebagai berikut


54

Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Keteramilan Anak Pada Siklus I

Indicator yang diamati

Mampu
Mampu
terampil
memfung Mampu
L mengguna Rata –
sikan otot bersabar kate
Nama / kan Jml % rata
– otot dan teliti gori
P tangan %
kecil dalam
kanan dan
seperti melakukan
kiri dalam
jari kegiatan
berbagai
tangan
aktifitas.
Putri Ayu P 225 75 T
Arin
P 225 75 T
Novita S
Rama
L 175 58,3 BT
Yoga
Vino A L 150 50 BT
Anugerah
L 225 75 T
R.P
Fafian
L 150 50 BT
Hafizh
Gladis C P 150 50 BT
Lingga A L 225 75 T
Jumlah 18 18 18 1525 508,3
Rata – Rata 2,25 2,25 2,25 190,6 63,54
Prosentase 56,25% 56,25% 56,25% 63,54 63,53
Ket :

: Artinya siswa mampu


: Artinya siswa cukup mampu
:Artinya siswa cukup mampu dengan bantuan
:Artinya siswa belum mampu
55

Tabel diatas menunjukkan bahwa kemampuan anak pada siklus

I memperoleh nilai rata – rata 63,26 atau cukup mampu dengan

bantuan guru. Dengan rincian sebagai berikut siswa yang sudah cukup

mampu melakukan kegiatan 3M sebanyak 50% dari 8 anak, sedangkan

anak yang cukup mampu dengan bantuan adalah 50% dari 8 anak.

Sedangkah hasil pengamatan terhadap penguasaan guru dalam

kegiatan 3M pada siklus I dengan metode demonstrasi adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Penguasaan Guru Terhadap Kegiatan 3M


pada Siklus I

Kriteria Pengamatan
Penguasaan Materi
Baik Cukup Kurang
Menarik perhatian anak √
Penggunaan metode

Pembelajaran
Membuat kaitan kegiatan
3M dengan keterampilan √
motorik halus
Mengembangkan
keterampilan motorik halus √
anak dengan 3M

Tabel diatas menunjukkan bahwa penguasaan guru dalam hal

menarik perhatian anak dan penggunaan metode pembelajaran sudah

dikategorikan cukup, sedangkan untuk membuat kaitan dengan

kegiatan 3M dengan keterampilan motorik halus dan mengembangkan


56

keterampilan motorik halus anak dengan 3M masih kurang. Hal

tersebut disebabkan karena guru belum menguasai materi mengenai

kegiatan 3M dan guru memberikan contoh masih secara abstrak belum

real di kehidupan sekitar mereka.

Berdasarkan perolehan rata – rata score yang diperoleh anak

yang lebih dari atau sama dengan 3 adalah 4 anak atau 50 % dari

jumlah keseluruhan anak dan sudah dinyatakan tuntas, dan yang

memiliki rata – rata kurang dari atau sama dengan 3 adalah 4 anak atau

50% dari 8 anak dinyatakan belum tuntas.

d. Refleksi Siklus I

1) Observasi terhadap anak

Dari hasil refleksi observasi pada siklus I penelitian dengan

metode pembelajaran demontrasi siswa masih terlihat belum focus

pada kegiatan yang diberikan oleh guru, karena anak belum

memahami mengenai kegiatan 3M yang dilakukan. Pada saat

kegiatan awal yang dilakukan guru memperiapkan materi dan

mengajak siswa yang sudah mengalami peningkatan sebanyak 4

anak dan anak yang belum mengalami peningkatan sebanyak 4

anak untuk melakukan kegiatan 3M dengan demontrasi yang

dilakukan oleh guru. Kemudian guru mengaitkan dengan kondisi

yang ada di lingkungan sekitar anak.

Pada siklus I anak yang masih mengalami kesulitan dan

kebingungan dalam melakukan 3M adalah Rama Yoga, Vino


57

Alfiansyah, Fafian Hafizh dan Gladis Cantika, hal ini dikarenakan

anak kurang memahami apa yang telah di sampaikan oleh guru,

siswa belum mampu melaksanakan prosedur atau urutan kegiatan

yang diberikan oleh guru, selain hal tersebut anak kurang terampil

dalam melakukan kegiatan tersebut karena belum terbiasa.

Kebanyakan anak ketika guru sedang memberikan penjelasa dan

instruksi anak lebh banyak ngobrol sendiri, sedangkan dalam

pelaksanaan kegiatan anak masih banyak meminta bantuan guru

dalam segi melipat, menggunting, tetapi pada saat menempel anak

dapat melakukannya sendiri tapi lem yang dunakan masih terlalu

banyak. Pada saat melakukan kegiatan 3M waktu yang digunakan

anak masih lebih dari 15 menit, selain hal terebut anak masih

belum dapat bersabar dan teliti dalam melakukan kegiatan

melaikan melakukan salah satu aspek saja.

Sedangkan siswa yang mengalami peningkatan motorik

halu melalui kegiatan 3M adalah Putri ayu, Arin Novita Sari,

Anugerah Rasya Putra, Lingga Anas. Keempat anak tersebut sudah

mengalami peningkatan keterampilan motorik halus melalui

kegiatan 3M. anak masih meminta sedikit bantuan kepada guru

pada saat melakukan kegiatan 3M, selain itu pada saat guru

melakukan demontrasi dan memberikan instruksi anak selalu

memperhatikan.
58

Berdasarkan hasil pemahaman dan praktik langsung anak

terhadap kegiatan 3M, dengan metode pembelajaran demontrasi

yang bertujuan meningkatan keterampilan motorik halus anak

dengan mencari kelemahan umum yang terdapat pada hasil

perolehan nilai anak. Kelemahan – kelemahannya adalah sebagai

berikut :

a) Siswa belum mampu memahami penjelasan yang telah

diberikan oleh guru, anak masih nampak kesulitan dalam

mencerna penjelasan yang diberikan oleh guru.

b) Ketika guru memberikan demonstrasi atau contoh anak tidak

bisa focus malah ngobrol sendiri

c) Anak belum mampu melakukan kegiatan secara runtut seperti

yang telah dicontohkan oleh guru.

d) Anak masih memerlukan banyak bantuan dari segi melipat

dan menggunting.

e) Tangan anak masih terkesan kaku dalam melakukan kegiatan

3M, dikarenakan anak belum terampil dalam menggunakan

tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas.

f) Anak belum mampu bersabar dalam melakukan kegiatan,

meraka terkesan terburu – buru karena ingin cepat selesai dan

bermain.
59

g) Keaktifan guru masih dirasa kurang, gurubelum dapat

menguasai kelas sehingga anak – anak belum bisa focus dan

mengert tentang penjelasan yang diberikan oleh guru.

h) Keaktifan anak dalam pembelajaran belum optimal dengan

ditunjukkan perhatian anak dalam melakukan kegiatan 3M

kurang mendapatkan respon karena anak belum sering

menggunakan kegiatan itu.

i) Kreatifiras anak belum cukup baik, anak belum banyak

mengerti mereka harus menggunting motif apa. Ketika guru

mengginkan motif awan mereka bingung bagaimana

mengguntingnya setelah motif anak jadi anak diminta untuk

menggunting bebas untuk menghias kertas lipat mereka agar

lebih bagus tapi mereka masih bingung dan akhirnya

mencontoh yang diberikan guru.

2) Observasi Terhadap Guru

Proses pembelajaran siklus I yang perlu diperbaiki .

berdasarkan hasil pengamatan observer, masih muncul kelemahan

sebagai berikut :

a) Guru kurang mampu menyampaikan apersepsi awal

mengenai penjelasan tema.

b) Guru kurang mampu menarik perhatian anak ketika

melakukan demontrasi mengenai kegiatan 3M.


60

c) Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan

kreatifitasnya karena guru memberikan contoh yang abstrak

tidak yang real yang berada di lingkungan anak.

d) Dalam melakukan penjelasan guru terlalu cepat sehingga

anak tidak focus dalam memperhatikannya

e) Guru jarang melakukan recoling megenai kegiatan yang telah

dilakukan sehingga anak akan lebih cepat lupa dengan

kegiatan yang telah dilakukannya.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I guru berusaha

memperbaiki teknik dan suasana yang lebih mendukung seperti :

(1) Guru akan melakukan penjelas tema dengan contoh yang nyata

dan tidak dibuat – buat sehingga anak akan mudah mengerti

mengenai apa yang dimaksudkan oleh guru.

(2) Guru akan membimbing siswa secara telaten pada siswa yang

mengalami kesulitan.

(3) Guru akan menggunakan media – media yang menarik agar

anak mendengarkan penjelasa guru secara seksama.

Dari beberapa temuan tersebut diatas akan dapat

dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada

siklus berikutnya.

3. Siklus II
61

Tindakan siklus II diawali dengan penyampaian apersepsi secara

kualitatif tindakan siklus II setelah diadakan perbaikan dan

penyempurnaan terhadap kekurangan dan kelemahan pada siklus

sebelumnya. Perbaikan tersebut meliputi mengajak anak untuk mengamati

bentuk awan yang berada diluar ruangan, menyiapkan media yang menarik

untuk melakukan apersepsi pada anak, membimbing siswa secara

keseluruahan agar anak merasa terbimbing, memberikan contoh perlahan

agar anak dapat mengitunya sehingga pada saat praktik anak

melakukannya secara runtut, guru melakukan recalling terhadap kegiatan

yang telah dilakukan anak pada hari tersebut sehingga anak tidak akan

mudah lupa dengan materi. Hasil pengamatan tentang rose belajar

mengajar pada siklus II setelah anak diajarkan kegiatan 3M yang bertujuan

meningkatkan keterampilan motorik halus anak adalah sebagai berikut.

Hasil pengamatan tentang keterampilan anak pada siklus II setelah

anak diajar keterampilan motorik halus melalui kegiatan 3M adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Observasi Terhadap Keteramilan Anak Pada Siklus II


Nama L Indicator yang diamati Jml % Rata kate
/ – rata gori
Mampu Mampu Mampu
P %
memfung terampil bersabar
sikan otot mengguna dan teliti
– otot kan dalam
kecil tangan melakuka
seperti kanan dan n kegiatan
jari kiri dalam
62

berbagai
tangan
aktifitas.

Putri Ayu P 275 91,6 T

Arin
P 275 91,6 T
Novita S
Rama
L 250 83,3 T
Yoga
Vino A L 225 75 T
Anugerah
L 275 91,6 T
R.P
Fafian
L 200 66,6 BT
Hafizh
Gladis C P 225 75 T

Lingga A L 250 83,3 T


Jumlah 26 24 29 1975 658
Rata - Rata 3.25 3 3,63 246.9 82,25
Prosentase 81,25% 75% 90.63% 82,29 82,25

Ket :

: Artinya siswa mampu


: Artinya siswa cukup mampu
:Artinya siswa cukup mampu dengan bantuan
:Artinya siswa belum mampu

Tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan anak pada siklus II

memperoleh nilai rata – rata 82,25 atau sudah mampu tanpa bantuan guru.
63

Dengan rincian sebagai berikut anak yang mampu memfungsikan otot – otot

kecil seperti jari tangan sebanyak 81,25% dari 8 anak,sedangkan anak yang sudah

mampu terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktifitas

sebanyak 75% dari 8anak dan anak yang sudah Mampu bersabar dan teliti dalam

melakukan kegiatan sebanyak 90,63% dari 8 anak.

Berdasarkan peroleh rata – ratascore yang diperoleh anak yang lebih

dari atau sama dengan 3 adalah 7 anak atau 87.5% dari 8 anak, sudah

dinyatakan tuntas, yang memili rata – rata score kurang dari atau sama

dengan 3 adalah 1 anak atau 12.5% . Pembelajaran pada siklus II ini

dinyatakan tuntas.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Penguasaan Guru Terhadap Kegiatan


3M pada Siklus II

Kriteria Pengamatan
Penguasaan Materi
Baik Cukup Kurang
Menarik perhatian anak √
Penggunaan metode

Pembelajaran
Membuat kaitan kegiatan 3M
dengan keterampilan motorik √
halus
Mengembangkan keterampilan

motorik halus anak dengan 3M
Tabel diatas menunjukkan bahwa keterampil guru dalam hal

penguasaan guru terhadap kegiatan 3M dalam hal Menarik perhatian anak,

Penggunaan metode Pembelajaran, Membuat kaitan kegiatan 3M dengan

keterampilan motorik halus dan Mengembangkan keterampilan motorik

halus anak dengan 3M sudah termasuk dalam kategoribaik. Hal ini

menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan pemahaman


64

guru mengenai kegiatan 3M dalam mengajar setelah pembelajaran pada

siklus I.

Berdasarkan hasil observasi diatas, maka dapat direfleksikan

sebagai berikut :

a. Kreatifat dan keterampilan anak pad siklus II juga mengalami

peningkatan karena anak sudah memiliki ketertarikan terhadap materi,

anak sudah mampu untuk melipat, menggunting dan menempel, anak

mampu melakukan kegiatan yang mejukkan anak terampil

menggunakan tangan kanandan tangan kiri dalam berbagai aktifitas

dan anak mampu bersabar da teliti dalam melakukan kegiatan 3M.

peningkatan kemampuan anak juga ditunjukkan dengan peningkatan

score nilai setelah anak pada kegiatan 3M untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus anak.

b. Keterampilan guru, terdapat peningkatan yang tinggi, hal ini

ditunjukkan oleh guru dapat menarik perhatian anak, guru dapat

mengaitkan kegiatan dan tema kegiatan dengan lingkungan yang ada

disekitar anak dan guru juga dapat membuat kaitan antara kegiatan

3M dengan peningkatan keterampilan motorik halus anak.

c. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kegiatan 3M untuk

meningkatkan keterampilan motorik halus anak pada anak usia 5 – 6

tahun di PAUD TERATAI mengalami peningkatan.

4. Pembahasan
65

Dalam rangka meningkatkan keterampilan motorik halus anak

melalui kegiatan 3M diperlukan keaktifan dan kreatifitas guru dalam

mengembangkan kegiatan 3M tersebut dan memberikan contoh yang tidak

jauh dari lingkungan bermain anak. Hal tersebut sangat penting dilakukan

karena kemampuan anak menggunting dengan motif awan sangatlah

memerlukan imajinasi dan kreatiftas anak sehingga memerlukan contoh

yang nyata buka abstrak sehingga anak mudah untuk melakukan

pengguntingan.

Dari hasil observasi teerhadap kegiatan 3M untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus baik pada prasiklus, siklus I dan Siklus II

maka dapat dilihat perbandingannya. Perbandingan hasil pengamatan

penguasaan guru pada kegiatan 3M pada prasiklus, Siklus I dan Siklus II

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Observasi Penguasaan Guru Terhadap


Kegiatan 3M pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Kriteria Kriteria Kriteria


Penguas
Pengamatan Pengaamatan Pengaamatan Ket
aan
Prasik Siklus II Siklus II
Materi
B C K B C K B C K
Menarik
Mening
perhatian √ √ √
kat
anak
Penggun
aan
Mening
metode √ √ √
kat
Pembelaj
aran
Membuat
kaitan Mening
√ √ √
kegiatan kat
66

3M
dengan
keteramp
ilan
motorik
halus
Mengem
bangkan
keteramp
ilan
Mening
motorik √ √ √
kat
halus
anak
dengan
3M

Tabel diatas menunjukkan bahwa penguasaan guruterhadap

kegiatan 3M berupa Menarik perhatian anak, Penggunaan metode

Pembelajaran, Membuat kaitan kegiatan 3M dengan keterampilan motorik

halus dan Mengembangkan keterampilan motorik halus anak dengan 3M

dari cukup dan kurang menjadi baik.

Perbandingan hasil pengamatan terhadap keterampilan anak pada

siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Perbandingan Keterampilan anak Pada Prasiklus, Siklus I dan


Siklus II

Keterampilan Anak
Rata – Rata –
Nama L/P Rata – Ket Prestasi
Rata Rata
Rata
Siklus Siklus
Prasiklus
I II
Putri Ayu P 58,3% 75% 91,6% Naik
Arin Novita S P 50% 75% 91,6% Naik
67

Rama Yoga L 50% 58,3% 83,3% Naik


Vino
L 33,3% 50% 75% Naik
Alfiansyah
Anugerah
L 58,3% 75% 91,6% Naik
Rasya P
Fafian Hafizh L 33,3% 50% 66,6% Naik
Gladis Cantika P 33,3% 50% 75% Naik
Lingga Annas L 50% 75% 83,3% Naik
Jumlah Nilai Rata – 508,3
366,5% 658% Naik
rata %
63,54
Rerata 45,81% 82,25% Naik
%

Tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan anak dari ketiga

indicator meningkat dari rerata Siklus I yaitu 63,54% menjadi 82,25%

pada siklus II. Namun terdapat satu anak yang scorenya naik tetapi belum

mencapai batas KKM,yang disebabkan karena anak belum mampu

memfungsikan otot – otot kecil seperti jari tangan dan anak sulit untuk

berkonsentrasi.

Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan anak pada kegiatan 3M

dikatakan tuntas secara klasikal karena sudah lebih dari 87.5% anak

kelompok Chery PAUD TERATAI sogaten Kota Madiun dinyatakan

tuntas pada materi tersebut.

Berdasarkan hasil observasi pada praiklus, siklus I dan Siklus II

menunjukkan bahwa melalui kegiatan 3M dapat meningkatkan

keterampilan motorik halus anak usia dini di PAUD TERATAI pada


68

kelompok chery. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil pemberikan

tugas yang diberikan peneliti dan guru terhadap aktivitas anak.

Berdasarkan rangkain penelitian hingga analisis data pada siklus II

dapat diketahui bahwa penerapan kegiatan 3M dalam meningkatkan

keterampilan motorik halus, anak mempunyai pengalaman belajar,

sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi.

Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran dengan kegiatan 3M untuk

meningkat keterampilan 3M dengan memberikan contoh secara real,

terjadi peningkatan pembelajaran yang sangat signifikan dibandingkan

dengan studi pendahuluan dan siklus I.

Berdasarkan analisis data pada siklus II memperoleh nilai rata –

rata 82,25 atau sudah mampu tanpa bantuan guru. Dengan rincian sebagai

berikut anak yang mampu memfungsikan otot – otot kecil seperti jari

tangan sebanyak 81,25% dari 8 anak,sedangkan anak yang sudah mampu

terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktifitas

sebanyak 75% dari 8anak dan anak yang sudah Mampu bersabar dan teliti

dalam melakukan kegiatan sebanyak 90,63% dari 8 anak.

Kelemahan pada siklus I yaitu : a)Siswa belum mampu memahami

penjelasan yang telah diberikan oleh guru, anak masih Nampak kesulitan

dalam mencerna penjelasan yang diberikan oleh guru b) Kreatifiras anak

belum cukup baik, anak belum banyak mengerti mereka harus

menggunting motif apa. Ketika guru mengginkan motif awan mereka


69

bingung bagaimana mengguntingnya setelah motif anak jadi anak diminta

untuk menggunting bebas untuk menghias kertas lipat mereka agar lebih

bagus tapi mereka masih bingung dan akhirnya mencontoh yang diberikan

guru. c) Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan kreatifitasnya

karena guru memberikan contoh yang abstrak tidak yang real yang berada

di lingkungan anak.

Setelah diketahui kelemahan serta kekurangan berhasilan pada

siklus I guru berusaha memperbaiki teknik dan suasana yang lebih

mendukung keberhasilan pada siklus berikutnya, misalnya guru

memberikan contoh yang real pada anak. Guru mengajak anak keluar

ruangan unuk melihat awan dan sambil memberikan penjelasan pada anak.

Kelebihan – kelebihan pada siklus II tidak terlepas dari Prasiklus

dan siklus I, kelemahan – kelemahan yang ada pada Prasiklus dan siklus I

diperbaiki/ disempurnakan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan pada

saat prasiklus adalah memberikan penjelasan mengenai kegitan 3M

kemudian guru mengajarkan kepada anakmengenai kegiatan 3M kepada

anak. Sedangkan untuk perbaikan setelah diadakan siklus I adalah guru

memberikan contoh nyata mengenai bentuk nyata awal dengan mengajak

anak untuk keluar ruangan, guru menarik perhatian anak dengan hal yang

menarik bagi anak, seperti bernyanyi, bertepuk tangan dll. Media yang

digunakan pada siklus I sama seperi prasiklus tetapi lebih dibuat menarik

bagi anak. Guru meakukan Recalling setelah kegiatan bermain telah usai.

Melihat hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa penerapan kegiatan 3M


70

untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak pada pembelajaran

siklus II dinilai layak sebagai media alternatif pembelajaran, sehingga

dapat disimpulkan bahwa kegiatan 3M dapat meningkatkan keterampilan

motorik halus anak.

Apabila digambarkan dalam grafik, maka ketuntasan belajar anak

selama penelitian adalah sebagai berikut.

100 90.63
81.25
75
80
56.25
56.25 56.25
60 43.75
46.88 46.88 1
2
40 3

20

0
Prasiklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.1 Prosentase Ketuntasan Saat Penelitian

Ket :

1 : Mampu memfungsikan otot – otot kecil seperti jari tangan

2 : Mampu teramil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam

berbagai aktifitas
71

3 : Mampu bersabar dan teliti dalam melakukan kegiatan

Pada grafik diatas dapat dijabarkan bahwa ada Siklus I prosentase

hasil nilai anak pada masing masing indicator mengalami peningkatan,

dengan perolehan prosentase nilai sebanyak 56.25% atau bisa dikatakan

sebagian dari jumlah siswa didalam kelas. Sedangkan untuk prosentase

nilai pada siklus II prosentase nilai pada masing masing indikatator

mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan siklus I

seperti dapat dilihat indikator satu memiliki prosentase sebanyak 81.25%,

pada indikator kedua sebanyak 75% dan indikator tiga sebanyak 90.63%.

Anda mungkin juga menyukai