Anda di halaman 1dari 26

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SEKOLAH DASAR

TUGAS TUTORIAL 3

MILA KARMILA MA’RUF

859768993

PROGRAM STUDI BI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis bisa menyelesaikan Tugas Tutorial 3 yang memuat tentang hasil, kesimpulan serta

saran dari judul penelitian “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA Kelas III Sd Negeri Tuoy”

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Patmawati, S.Pd.,M.pPd.

selaku Tutor Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas di SD yang telah membantu memberi

pemahaman kepada penulis dalam mengerjakan Tugas Tutorial ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan Tugas ini. Tugas

Tutorial 3 ini memberikan panduan dalam menggunakan Model pembelajaran interaktif pada

mata pelajaran IPA di SD. Penulis menyadari ada kekurangan pada Tugas Tutorial ini. Oleh

sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga

berharap semoga tugas ini mampu memberikan pengetahuan bagi Tenaga Pendidik khususnya

Tenaga Pendidik di Tingkat Sekolah Dasar.

Unaaha, 24 November 2022

Penulis
TUGAS TUTORIAL 3

Nama Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas


Pokok Bahasan : 1. Menganalisis dan menginterpretasikan data serta
menindak lanjuti hasil PTK
Tutor : Patmawati, S.Pd., M.Pd
Masa Tutorial : 2022.2
Nomor Soal : 1,2,3
Skor Maksimal 100
Jenis Tugas : Unjuk Kerja

Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil penelitian
2. Mahasiswa mampu memaparkan atau mendeskripsikan hasil penelitian
3. Mahasiswa mampu membuat kesimpulan
4. Mahasiswa mampu membuat saran untuk penelitian

1. Paparkan hasil penelitian anda dan jelaskan hasil penelitian tersebut


2. Bagaimana kesimpulan hasil penelitian anda
3. Bagaimana saran dari penelitian anda
1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

“MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS III SD NEGERI TUOY”

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Tuoy,


Kabupaten Konawe. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus untuk
menentukan bagaimana cara meningkatkan Keaktifan melalui Model
Pemebelajaran Interaktif dalam pembelajaran IPA bagi siswa kelas III SD Negeri
Tuoy. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, mulai dari pemeriksaan tahap
studi awal sampai pada siklus kedua diperoleh data sebagai berikut:
1. Deskripsi Tahap Studi Awal

Data yang diperoleh dari hasil observasi kami sebagai guru kelas diperoleh
penjelasan bahwa masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai IPA yang
belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA yang
ditetapkan di SD Negeri Tuoy yaitu 70. Selain itu siswa juga memiliki keaktifan
yang rendah dalam mengikuti pembelajaran IPA. Untuk menentukan seberapa
rendah Keaktifan siswa tersebut, peneliti melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Tuoy yang menjadi obyek penelitian.
Adapun kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan awal

Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, apersepsi guru memberikan


pertanyaan tentang materi, sebelumnya guru menjelasakn kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Kegiatan inti
1) Guru menyuruh membuka buku paket IPA, buku paket yang digunakan
saat itu adalah buku Tema 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk
Hidup untuk SD dan MI Kelas III kemudian siswa mendengarkan
penjelasan dari guru.
2) Guru mencatatkan rangkuman dari apa yang dijelaskan di papan tulis,
kemudian siswa mencatatnya di buku tulis.
c. Kegiatan akhir
1) Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas mengerjakan Tugas Fokus
IPA (kumpulan buku latihan siswa).
2) Guru membahas tugas yang dikerjakan siswa.
3) Guru menutup pelajaran dengan memberikan pekerjaan rumah (PR)
Dari hasil observasi tahap awal yang dilakukan diperoleh gambaran
keaktifan siswa sebagai berikut:
a. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru kurang melibatkan siswa
dalam pembelajaran.
b. Pendekatan dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang variatif.
Pendekatan yang digunakan lebih kepada pemberian informasi atau metode
ceramah.
c. Siswa masih sering berbicara sendiri saat guru sedang menerangkan
maupun saat pelajaran berlangsung.

d. Siswa masih tampak malu-malu dan takut untuk menyampaikan pendapat


atau bertanya kepada guru jika belum memahami materi.
e. Saat mengerjakan tugas indvIidu, siswa masih tampak kurang bersungguh-
sungguh dan seringkali menanyakan jawaban kepada siswa lain.
Tabel 4.1 Hasil siswa pra siklus nilai tes tertulis peserta didik kelas III pada mata
pelajaran IPA Materi organ pernafasan hewan.
Hasil Observasi
Tuntas/ Tidak
No Nama Pra
Tuntas
Siklus

1 ACP 70 Tuntas

2 ANF 20 Tidak Tuntas

3 MAI 40 Tidak Tuntas

4 SP 60 Tidak Tuntas

5 AI 20 Tidak Tuntas

6 MA 70 Tuntas

7 AI 65 Tidak Tuntas

8 ANM 70 Tuntas

9 AU 60 Tidak Tuntas

10 MF 50 Tidak Tuntas

11 DS 60 Tidak Tuntas

12 MK 30 Tidak Tuntas

13 ANQ 75 Tuntas

14 MAF 45 Tidak Tuntas

15 NHA 55 Tidak Tuntas

16 ANA 68 Tidak Tuntas

17 NK 75 Tuntas

Jumlah Skor 931

Rata-rata Skor 55
Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata hasil siswa adalah
55% ( Rendah ). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata
keaktifan siswa kelas III SD Negeri Tuoy termasuk ke dalam kategori “Rendah”.
Hal ini disebabkan olehpendekatan pembelajaran yang monoton dan
membosankan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam pembelajaran IPA adalah kurangnya keaktifan siswa
dalam pembelajaran karena penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang
Variatifsehingga berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam
memahami materi yang disampaikan guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berusaha memecahkannya
dengan mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran, yaitu dengan menerapkan pembelajaran
IPA dengan menggunakan Model Interaktif proses. Pembelajaran IPA dengan
menggunakan Model Interaktif proses ini dipilih karena guru dapat melihat
secara langsung keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
sehingga akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.

2. Deskripsi Hasil Penelitian


a. Siklus I
1. Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I mengacu


pada hasil observasi pra siklus yang dilaksanakan pada pembelajaran IPA dengan
Standar Kompetensi mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
serta Kompetensi Dasar mengidentifikasi fungsi organ pernafasan hewan,
misalnya ikan dan cacing tanah. Dari hasil observasi awal, permasalahan yang
ditemui adalah sebagai berikut:
1) Siswa kurang menguasai materi yang diajarkan guru.
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPArendah.
3) Penggunaan pendekatan pembelajaran masih terpusat pada guru.

Dari permasalahan yang ada, maka diputuskan untuk melakukan perbaikan


pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan mata pelajaran IPA Kompetensi
Dasar mengidentifikasi fungsi organ pernafasan hewan, misalnya ikan dan cacing
tanah melalui pendekatan.

keterampilan proses pada siswa kelas III SD Negeri Tuoy Kecamatan


Unaaha Kabupaten Konawe Tahun Pelajaran 2022/2023.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan perbaikan pembelajaraan,
maka disusun perencanaan sebagai berikut:
1) Menyusun RPP dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan
siswa.
2) Menyiapkan media pembelajaran

3) Menyiapkan lembar observasi.

4) Menentukan pelaksanaan observasi.

5) Menyiapkan alat evaluasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan 2 (dua) yang


terbagi dalam kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi), dan kegiatan akhir.

1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengecek kelompok-kelompok
yang sudah duduk di kelas apakah sesuai dengan anggota yang ditentukan atau
tidak. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dan
mengabsen siswa dilanjutkan dengan menyiapkan alat peraga yang akan digunakan
yaitu media gambar alat pernafasan cacing tanah.

b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi

Guru memasang media gambar berupa gambar cacing tanah dan alat
pernafasan pada cacing tanah. Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan
untuk memunculkan ide/gagasan dalam diri siswa sehingga dapat menunjang
pelaksanaan pembelajaran melalui Model Interaktif proses. Siswa tampak
mengamati gambar yang dipasang guru di papan tulis (mengamati/indra
penglihatan). Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar
(mengkomunikasikan/ingatan):
Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan hasil pengamatannya
sehingga muncul beberapa jawaban namun sudah menunjukkan munculnya
keaktifan siswa (mengkomunikasikan hasil pengamatan). Guru kemudian
menunjuk salah satu siswa untuk memberikan jawaban dan siswa yang lainnya
menyimak. (mengkomunikasikan)
(2) Elaborasi
Guru menjelaskan materi pernafasan pada cacing tanah serta
memberikan penjelasan mengenai tujuan memahami indikaor tersebut dengan
bantuan media gambar (mengkomunikasikan). Siswa tampak mendengarkan
penjelasan yang diberikan guru mengenai alat pernafasan pada cacing tanah
sambil mengamati media yang digunakan guru(mengamati/indra
pendengaran).
Guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan
(mengklasifikasikan). Masing-masing ketua kelompok mengambilgambar alat
pernafasan pada cacing tanah yang belum diperjelas dengan keterangan
(mengamati/indra penglihatan).Siswa tampak mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru berkaitan dengan tugas diskusi yang harus diselesaikan yaitu
memberikan catatan tentang alat pernafasan pada cacing tanah sesuai dengan
media yang belum diperjelas dengan keterangan (mengamati/indra
pendengaran).

(3) Konfirmasi

Pada tahap konfirmasi, guru dan siswa menyimpulkan kegiatan


pembelajaran yang sudah dilakukan kemudian guru memberikan otvIasi agar
siswa selalu aktif dalam kegiatanpembelajaran.
c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa mencatat tugas yang harus
dilakukan yaitu secara berkelompok siswa diberikan tugas untuk membaca
materi alat pernafasan pada ikan (mengamati/akal menerima materi).Siswa
mencatat tugas yang diberikan guru (mengkomunikasikan/ingatan
mengutarakan kembali).

Guru melakukan eValuasi dengan memberikan pertanyaan secara lisan


sementara siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru sesuai
pengetahuannya. (berkomunikasi/ingatan). Guru memberikan tindak lanjut
berdasarkan hasil eValuasi dilanjutkan dengan menjelaskan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu melakukan pengamatan terhadap alat
pernafasan pada binatang yaitu ikan. Siswa mendengarkan penjelasan guru
(mengamati/indra). Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengecek kelompok- kelompok
yang sudah duduk di kelas apakah sesuai dengan anggota yang

ditentukan atau tidak. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,


berdoa dan mengabsen siswa dilanjutkan dengan menyiapkan alat peraga yang
akan digunakan yaitu media gambar alat pernafasan pada ikan. Guru
menjelaskan materi yang akan dielajari hari itu, yaitu pernafasan pada hewan
(mengkomunikasikan) dan menjelaskan tujuan kegiatan hari itu. Siswa
mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru tentang materi pelajaran
yang akan dibahas yaitu pernafasan pada ikan. Siswa juga menyikan penjelasan
guru tentang tujuan dari kegiatan pelajaran hari itu.
(menggolongkan/memecahkan masalah).
b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi
Guru memasang media gambar berupa gambar ikan dan alat pernafasan
pada ikan. Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan untuk memunculkan
ide/gagasan dalam diri siswa sehingga dapat menunjang pelaksanaan
pembelajaran melalui Model Interaktif proses. Siswa tampak mengamati
gambar yang dipasang guru di papan tulis. (mengamati/ indra penglihatan).
Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar (mengkomunikasikan/
meyusun pendapat/akal):
Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan hasil
pengamatannya sehingga muncul beberapa jawaban namun sudah
menunjukkan munculnya keaktifan siswa. (mengamati/ menggingat
materi/ingatan). Namun ada beberapa siswa yang masih tampak kebingungan
menentukan alat pernafasan pada ikan karena tidak membaca materi di
rumah.Guru kemudian menunjuk salah satu siswa untuk memberikan jawaban
dan siswa yang lainnya menyimak.Guru kembali mengulang pertanyaan yang
sama, dan siswa dengan antusias menjawab pertanyaan guru.
(2) Elaborasi

Guru menjelaskan materi pernafasan pada ikan serta memberikan


penjelasan mengenai tujuan memahami indikator tersebut dengan bantuan
media gambar (mengkomunikasikan/ indra pendegaran dan penglihatan)

ikan. Siswa tampak mendengarkan penjelasan yang diberikan guru mengenai


alat pernafasan pada ikan sambil mengamati media yang digunakan guru
(mengamati/ indra pendengaran dan penglihatan).
Perwakilan kelompok maju untuk mengambil gambar ikan.Setelah
semua kelompok menerimanya, guru melepas gambar sistim pernafasan pada
ikan.Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan
pengamatan. Masing-masing kelompok mengamati gambar alat pernafasan
pada cacing tanah yang belum diperjelas dengan keterangan (mengamati /
ingatan memerima materi)sambil mendengarkan penjelasan yang disampaikan
guru berkaitan dengan tugas diskusi yang harus diselesaikan yaitu memberikan
catatan tentang alat pernafasan pada ikan sesuai dengan

media yang belum diperjelas dengan keterangan (mengamati/akal menyusun


pendapat).

Selanjutnya guru menjelaskan tugas diskusi yang harus diselesaikan yaitu


memberikan catatan tentang alat pernafasan pada ikan dengan media gambar
(mengkomunikasikan/ akal memecahkan masalah). Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tugas diskusi yang harus diselesaikan (mengamati/
ingatan menerima materi).Diskusi dilakukan dengan waktu 7 menit.Siswa
dengan semangat melakukan diskusi yang tampak pada saat menerapkan
perencanaan dalam kegiatan penelitian, mengklasifikasikan terhadap alat
pernafasan pada ikan kemudian melakukan diskusi dan mencatat hasil kerja
kelopok di lembar LKS (mengkomunikasikan/akal menyusun pendapat).Dan
guru memberikan pengawasan untuk memantau jalannya diskusi dan
mengamati aktifitas siswa dalam kegiatan diskusi. Setelah selesai masing-
masing kelompok mengumpulkan hasil diskusinya di meja guru kemudian
menunggu giliran mewakilkan anggota kelompoknya untuk mengemukakan
hasil diskusi dengan cara membacakan hasil diskusi di depan kelas
(mengkomunikasikan/ mengutarakan kembali).Siswa yang tidak mendapat
giliran menyipkan hasil diskusi temannya yang maju.
(3) Konfirmasi

Pada tahap konfirmasi, guru dan siswa menyimpulkan kegiatan


pembelajaran yang sudah dilakukan yaitu ikan membutuhkan udara dengan
cara bernafas. Alat pernafasan yang digunakan oleh ikan adalah
insang.Kemudian guru memberikan motvIasi agar siswa selalu aktif dalam
kegiatanpembelajaran.
d) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa mencatat tugas yang harus
dilakukan yaitu secara berkelompok siswa diberikan tugas untuk membawa
cacing tanah untuk mengamati alat pernafasannya (merencanakan
penelitian).Siswa mencatat tugas yang diberikan guru(perenanaan penelitian).
Guru melakukan evaluasi dengan cara tertulis yang dikerjakan secara
indviidu untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima materi. Guru
memberikan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi dilanjutkan dengan
menjelaskan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu
melakukan pengamatan terhadap alat pernafasan pada binatang yaitu cacing
tanah. Siswa mendengarkan penjelasan guru (mengamati/ indra pendengaran).
Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
3. Observasi (Pengamatan)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh obserVer dan peneliti selama
pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan Model Interaktif proses, diperoleh catatan bahwa pada


siklus I terdapat beberapa kelompok yang kurang mampu membagi tugas
dengan sesama anggota.Hal tersebut dikarenakan belum terbiasa membagikan
kegiatan kepada temannya. Dengan mendapati hal tersebut, peneliti berusaha
memberikan pengertian kepada semua siswa untuk dapat membagi tugasnya
dengan teman kelompoknya dan saling membantu serta tidak tergantung
anggota yang lain.
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa mengacu pada
indikator keaktifan siswa yang meliputi indra, akal, ingatan, dan emosi.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan wali kelas menunjukkan
bahwa siswa sudah banyak melakukan pengamatan melalui indra
(mengamati/indra penglihatan, pendengaran dan peraba), yaitu ketika guru
menggunakan media gambar alat pernafasan pada cacing tanah dan alat
pernafasan pada ikan. Siswa tampak mengamati media yang digunakan
guru.kegiatan tersebut juga tampak pada saat mengerjakan LKS yang dibagikan
guru untuk menyelesaikan tugas menjelaskan alat pernafasan pada cacing tanah
dan alat pernafasan pada ikan. Namun ada beberapa siswa yang tampak pasif
dan tergantung pada teman kelompoknya. Guru memberikan bimbingan dan
pengarahan agar lebih aktif dengan kelompoknya. Keaktifan berkomunikasi
(Menkomunikasikan/ akal memecahkan masalah, menyusun pendapat, dan
menggambil keputusan), tampak pada saat guru mengajukan pertanyaan
secara spontan, mendelegasikan tugas bersama teman kelompok, bertanya
saat diberikan kesempatan oleh guru, melakukan presentasi di depan kelas, dan
memberikan tanggapan hasil diskusi kelompok temannya. Namun demikian
masih terdapat siswa yang masih kurang komunikatif. Keaktifan siswa pada
indikator indra(Mengamati/ indra pendengaran, penglihatan, dan peraba)
melalui cara mendengarkan penjelasan, terlihat pada saat guru sedang
menjelaskan materi pelajaran. Siswa tampak sungguh-sungguh memperhatikan
apa yang disampaikan guru. Hal tersebut juga tampak pada saat siswa
mendengarkan penjelasan tentang kegiatan yang harus diselesaikan siswa
secara berkelompok sehingga siswa bisa menerapkannya dengan
runtut.(Mengkomunikasikan/ akal menerapkan masalah)juga ditunjukkan
pada saat perwakilan kelompok melakukan presentasi di depan
kelas(mengkomunikasikan/ingatan mengutarakan kembali). Siswa tampak
memperhatikan dengan baik bahkan terdapat beberapa siswa yang sudah
memberikan sanggahan(mengkomunikasikan/ emosi mencintai
pelajaran).Namun demikian kondisi tersebut tidak dilakukan oleh seluruh
siswa karena masih terdapat beberapa siswa yang masih asyik berbicara sendiri
dengan teman satu kelompoknnya.Pada siswa yang kurang aktif, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
masih belum dipahami tetapi siswa tersebut masih diam. Keaktifan menulis
pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I tampak pada saat siswa meyusun
hasil diskusi dalam bentuk laporan dan mengerjakan tugas kelompok pada
waktunya(menggolongkan/ akal menyusun pendapat). Keaktifan tersebut juga
tampak pada saat siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran di buku masing-
masing(mengkomunikasikan/ingatan mengutarakan kembali). Berkaitan
dengan keaktifan indra (mengamati/indra peraba),ditunjukkan oleh siswa pada
saat mendeskripsikan hasil penelitian dengan runtut dan menggamabar alat
pernafasan pada ikan dan cacing tanah(menggolongkan/menyusun pendapat).
Dan kemampuan siswa dalam menjalin komunikasi dengan baik dalam diskusi
sudah tampak pada beberapa siswa namun masih banyak siswa yang belum bisa
melakukan keaktifan tersebut dengan optimal sehingga tampak kesulitan dalam
menyelenggarakan kegiatan diskusi (mengkomunikasikan/akal memecahkan
masalah).
Dari hasil observasi siklus I meliputi pertemuan ke 1 dan pertemuan ke
2, diperoleh hasil pembelajaran siswa sebagai berikut:
Tabel 4.4 Skor Hasil pembelajaran Siswa Siklus I

Tuntas/ Tidak
No Nama Siklus I
Tuntas

1 ACP 70 Tuntas

2 ANF 45 Tidak Tuntas

3 MAI 73 Tuntas

4 SP 78 Tuntas

5 AI 55 Tidak Tuntas

6 MA 70 Tuntas

7 AI 68 Tidak Tuntas

8 ANM 74 Tuntas

9 AU 68 Tidak Tuntas

10 MF 68 Tidak Tuntas

11 DS 75 Tuntas

12 MK 70 Tuntas

13 ANQ 75 Tuntas

14 MAF 45 Tidak Tuntas

15 NHA 55 Tidak Tuntas

16 ANA 77 Tuntas

17 NK 75 Tuntas

Jumlah Skor 1141

Rata-rata Skor 67
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan keaktifan yang
lebih baik dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat observasi awal
sebelum tindakan.Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan IPA siswa kelas III
meningkat.
Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran IPA melalui Model Interaktif proses pada siklus I,
adalah sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar mengidentifikasi fungsi organ
pernafasan hewan, misalnya ikan dan cacing tanah sudah sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang. Namun, pada
pertemuan I masih banyak siswa yang masih tampak berbicara sendiri
dengan teman, tidak menyimak penjelasan guru, dan masih tergantung pada
teman yang pandai dalam kelompoknya.
2) Pembelajaran IPA melalui Model Interaktif proses sudah dilaksanakan
dengan baik dan sistematis. Hasil observasi keaktifan siswa meningkat
dibandingkan dengan keaktifan sebelum menggunakan Model Interaktif
proses.
3) Sebagian besar anggota kelompok sudah tampak aktif, namun masih
terdapat 2 kelompok yang terlihat pasif (kurang menunjukkan partisipasi)
dalam kegiatan pembelajaran.

4) Terdapat kelompok yang tergesa-gesa dalam mengerjakan LKS yang


dibagikan guru sehingga ketika hasilnya dipresentasikan ditemukan
beberapa kesalahan.
5) Proses pembelajaran lebih interaktif antara guru dengan siswa. Terlihat dari
data aspek aktifitas siswa meningkat dibanding sebelum menggunakan
Model Interaktif proses.
Berdasarkan perbaikan pembelajaran pada siklus I seperti telah
dikemukakan di atas, didapatkan jumlah yang mencapai nilai lebih dari ≥ 70.
kelas III berjumlah 17 siswa dan siswa yang mencapai nilai ≤ 70 berjumlah 10
siswa (55%). Ini berarti bahwa hasil perbaikan pembelajaran siklus I dapat
dikatakan motivasi belajar belum berhasil, karena hasil belajar menunjukkan
hanya 70% yang memperoleh nilai ≥ 70, sedangkan batas kriteria penilaian
motivasi belajar yang ditetapkan adalah jika di kelas tersebut telah terdapat
lebih dari 75% siswa yang memperoleh nilai ≥ 70.
Untuk mengatasi masalah tersebut akan direncanakan siklus II yaitu
dengan mereVisi RPP. Dengan memperjelas lembar kegiatan dan membagi
kelompok kecil diharapkan siswa akan lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran.

b. Siklus II

Tahap pelaksanaan siklus II meliputi :


a. Perencanaan
Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II
mengacu pada hasil observasi pra siklus yang dilaksanakan pada pelaksanaan
pembelajaran IPA siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yaitu 2 kali
pertemuan yang masing-masing mempunyai waktu 70 menit (2
jampelajaran). Pelaksanaan tindakan pembelajaran dari setiap pertemuan
adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal
Pada saat kegiatan pembelajaran dimulai, siswa sudah duduk dengan
kelompoknya masing-masing.Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan
pemberian salam kemudian guru melakukan absensi danapersepsi.
Guru kemudian menjelaskan tujuan pelaksaan Model Interaktif proses
yang akan dilakukan, kemudian membangkitkan motvIasi dan perhatian siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
(2) Elaborasi
(3) Konfirmasi

c) Kegiatan Akhir
(1) Guru membimbing siswa dalam memberikan kesimpulan, secara
kelompok siswa mengambil kesimpulan.
(2) Siswa mengejakan evaluasi secara individu.
(3) Guru memberikan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi.
(4) Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan diahas pada
pertemuan yang akan datang.
(5) Menutup proses pembelajaran dengan doa dan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggan 14 Januari 2012 atau hari Rabu.Kegiatan perbaikan
pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) pertemuan yang akan datang.
(2) Menutup proses pembelajaran dengan doa dan salam.

c. Observasi (Pengamatan)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dan peneliti selama
pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan Model Interaktif proses, diperoleh catatan bahwa pada


siklus II beberapa kelompok yang pada siklus I terlihat masih kurang mampu
dalam membagi tugas dengan sesama anggota dalam kelompoknya, pada siklus
II sudah tidak tampak lagi.Hal tersebut dikarenakan siswa mulai terbiasa untuk
membagi tugas dengan teman dalam satu kelompoknya.Selain itu siswa juga
sudah tumbuh perasaan bertanggung jawab terhadap kesuksesan kelompoknya
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap siswa mengacu pada indikator keaktifan siswa yang
meliputi keaktifan indera, keaktifan akal, keaktifan ingatan, dan keaktifan
emosi.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan wali kelas munjukkan
bahwa siswa sudah menggunakan media gambar dan media cacing tanah serta
ikan untuk mengamati alat pernafasan pada cacing tanah dan alat pernafasan
pada ikan.Kegiatan tersebut juga tampak pada saat mengerjakan LKS yang
dibagikan untuk menyelesaikan tugas menjelaskan alat pernafasan pada cacing
tanah dan alat pernafasan pada ikan.Beberapa siswa yang pada siklus I tampak
pasif dan masih tergantung dengan kelompoknya pada siklus II hanya beberapa
siswa saja.guru juga tampak selalu memberikan bimbingan dan pengarahan
agar lebih aktif dengan kelompoknya sehingga siswa terus termotvIasi untuk
aktif dalam kegiatan kelompok.
Dari hasil observasi siklus II meliputi pertemuan ke 1 dan pertemuan ke
2, diperoleh siswa pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Skor Hasil Siswa pada Siklus II

Tuntas/ Tidak
No Nama Siklus II
Tuntas

1 ACP 77 Tuntas

2 ANF 68 Tidak Tuntas

3 MAI 85 Tuntas

4 SP 75 Tuntas

5 AI 77 Tuntas

6 MA 78 Tuntas

7 AI 76 Tuntas

8 ANM 70 Tuntas

9 AU 70 Tuntas

10 MF 78 Tuntas

11 DS 78 Tuntas

12 MK 75 Tuntas

13 ANQ 86 Tuntas

14 MAF 76 Tuntas

15 NHA 77 Tuntas

16 ANA 75 Tuntas

17 NK 75 Tuntas

Jumlah 1296

Rata-rata 76
Dari tabel hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran IPA siklus II. Pengaruh siklus II yang diawali dengan
meninjau ulang hasil refleksi siklus I dan optimalisasi dengan perencanaan
yang lebih matang, tindakan, dan observasi terhadap kondisi siswa dapat dilihat
dari peningkatan keaktifan siswa.
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II seperti
telah dikemukakan sebelumnya, diperoleh jumlah siswa berkategori
motivasi tinggi yang ,encapai nilai lebih dari ≥ 70 (kriteria penilaian
motivasi belajar) kelas III berjumlah 17 siswa (95%) dan siswa yang
mencapai nilai ≤ 70 berjumlah 1 siswa (5%). Ini berarti bahwa hasil
perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil dan
meningkat, karena hasil motivasi belajar menunjukkan 95% yang
memperoleh nilai ≥ 70, sedangkan batas prosentase motivasi belajar
siswa yang kategoritinggi adalah ≥ 75% siswa yang memperoleh nilai ≥
70.
Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif pada siklus II sudah
maksimal hal ini ditunjukan dari meningkatnya motivasi belajar siswa
terhadap materi cahaya dan sifat-sifatnya, pemberian tekanan dan
balikan rata-rata sebesar 100% dan guru sudah optimal dalam proses
belajar mengajar, siswa dapat menguasai dan memahami materi
pembelajaran.

d. Refleksi
Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan keaktifan yang
lebih baik dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat pelaksaaan kegiatan
pembelajaran IPA pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan
siswa kelas III meningkat dan mampu memperoleh nilai persentase
keaktifan yang ditargetkan dalam mengikuti pembelajaran IPA.

Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan keaktifan yang


lebih baik dibandingkan dengan keaktifan pada siklus I. Penemuan masalah
dalam tindakan yaitu permasalahan yang berasal dari guru dan siswa, sudah
dapat diantisipasi.Adapun permasalahan yang muncul dari siswa berasal dari
siswa yang partisipasinya rendah dikarenakan memang anak tersebut pendiam
dan lamban.
Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan kemampuan
akhir yang lebih baik dibandingkan dengan kemampuan awal sebelum tindakan
dengan ditunjukkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran melalui Model Interaktif proses. Dari hasil pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dan refleksi siklus II maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran IPA dapat diakhiri pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus ini dilakukan
untuk mengetahui apakah penerapan Model Interaktif proses dapat meningkatkan
keaktifan IPA pada siswa kelas III di SD Negeri Tuoy Kecamatan Konawe.
Adapun peningkatan skor keaktifan siswa berdasarkan hasil observasi awal, siklus
I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Siswa Berdasarkan Hasil Observasi pada Skor Awal,
Siklus I, dan Siklus II

No Nama Siswa Skor Awal Siklus I Siklus II

1 ACP 70 72 77

2 ANF 20 45 68

3 MAI 40 73 85

4 SP 60 78 75

5 AI 20 55 77

6 MA 70 73 78

7 AI 66 68 76

8 ANM 50 74 75

9 AU 30 68 70

10 MF 50 68 78

11 DS 45 75 78

12 MK 30 70 75

13 ANQ 75 78 86

14 MAF 45 55 76

15 NHA 55 77 77

16 ANA 68 75 75

17 NK 75 77 80

Jumlah 931 1141 1296

Rata-rata 55 67 76
Dari hasil yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan peningkatan
Keaktifansiswa kelas III SD Negeri Tuoy Kec. Unaaha dalam pembelajaran IPA.

2. KESIMPULAN
Guru dalam mendesain model pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran IPA,
pada awalnya masih ragu dan belum terbiasa. Guru dalam menerapkan model
pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA di SD dengan kerja kelompok. Pada
awalnya siswa mengalami kesulitan bekerja dalam kelompok, terutama siswa yang
pintar/pandai tidak mau bergabung dengan siswa yang tidak/kurang pandai. Siswa yang
merasa dirinya pandai lebih suka belajar dan bekerja sendiri. Siswa terkesan egois, untuk
dapat menyatukan siswa dalam kelompok dan bekerja sama guru berusaha memberi
penjelasan tentang pentingnya berbagi, bekerja sama, bersahabat tanpa
memperhatikan kepintaran atau kemampuan orang lain. Justru siswa yang memiliki
kelebihan daripada teman-temannya dapat membantunya dengan memberikan
penjelasan tentang teori/materi pelajaran yang belum dipahami dan dimengerti. Kinerja
belajar siswa meningkat setelah pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran
interaktif.
Siswa sangat antusias membahas topik dalam diskusi, dan berusaha menjawab
dan menemukan informasi tentang topik tersebut. Siswa saling berebut mengemukakan
informasi (apa yang mereka ketahui) tentang topik. Setelah dilakukan pembagian tugas
kelompok siswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Guru dalam
menerapkan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok, mengalami kesulitan
dalam pengelolaan waktu. Guru belum dapat membagi waktu dalam masing-masing
kegiatan pembelajaran. Siswa terlalu melakukan diskusi, sehingga guru tidak sempat
merangkum/ menyimpulkan materi yang dibahas karena waktunya sudah habis. Prestasi
belajar siswa meningkat setelah mengalami pembelajaran interaktif dengan kerja
kelompok.
3. SARAN
Penerapan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok memerlukan kemauan
dan pengorbanan yang besar, baik waktu, tenaga dan pikiran untuk itu bagi guru sekolah
dasar mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran
ini sebagai suatu tantangan.

Penelitian tindakan kelas sebaiknya dilakukan oleh guru dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, peneliti hanya berusaha menjembatani dan
memfasilitasi agar para guru sekolah dasar mau melakukan penelitian tindakan kelas sebagai
langkah introspeksi diri sebagai tenaga profesional.

Sebaiknya penelitian tindakan kelas dilakukan oleh semua guru tingkat pendidikan
khususnya bagi guru SD sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sebagai guru. Guru harus
dapat menilai dirinya sendiri sebelum melakukan penilaian kepada siswanya. Guru harus
mengetahui kelemahan dan kekurangannya dalam pembelajarannya, berusaha untuk
mengatasinya dan menemukan solusi yang terbaik serta mengantisipasi apabila dalam
pembelajaran mengalami kendala dan masalah.

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

http://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=IDIK400802/&doc=M1.pdf
https://almasoem.sch.id/metode-pembelajaran-interaktif-bagi-siswa/
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/10/09/pendekatan-
interaktif-tingkatkan-motivasi-belajar-siswa/

Anda mungkin juga menyukai