TUGAS TUTORIAL 3
859768993
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan Tugas Tutorial 3 yang memuat tentang hasil, kesimpulan serta
saran dari judul penelitian “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Patmawati, S.Pd.,M.pPd.
selaku Tutor Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas di SD yang telah membantu memberi
pemahaman kepada penulis dalam mengerjakan Tugas Tutorial ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan Tugas ini. Tugas
Tutorial 3 ini memberikan panduan dalam menggunakan Model pembelajaran interaktif pada
mata pelajaran IPA di SD. Penulis menyadari ada kekurangan pada Tugas Tutorial ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga tugas ini mampu memberikan pengetahuan bagi Tenaga Pendidik khususnya
Penulis
TUGAS TUTORIAL 3
Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil penelitian
2. Mahasiswa mampu memaparkan atau mendeskripsikan hasil penelitian
3. Mahasiswa mampu membuat kesimpulan
4. Mahasiswa mampu membuat saran untuk penelitian
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil observasi kami sebagai guru kelas diperoleh
penjelasan bahwa masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai IPA yang
belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA yang
ditetapkan di SD Negeri Tuoy yaitu 70. Selain itu siswa juga memiliki keaktifan
yang rendah dalam mengikuti pembelajaran IPA. Untuk menentukan seberapa
rendah Keaktifan siswa tersebut, peneliti melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Tuoy yang menjadi obyek penelitian.
Adapun kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan awal
1 ACP 70 Tuntas
4 SP 60 Tidak Tuntas
5 AI 20 Tidak Tuntas
6 MA 70 Tuntas
7 AI 65 Tidak Tuntas
8 ANM 70 Tuntas
9 AU 60 Tidak Tuntas
10 MF 50 Tidak Tuntas
11 DS 60 Tidak Tuntas
12 MK 30 Tidak Tuntas
13 ANQ 75 Tuntas
17 NK 75 Tuntas
Rata-rata Skor 55
Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata hasil siswa adalah
55% ( Rendah ). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata
keaktifan siswa kelas III SD Negeri Tuoy termasuk ke dalam kategori “Rendah”.
Hal ini disebabkan olehpendekatan pembelajaran yang monoton dan
membosankan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam pembelajaran IPA adalah kurangnya keaktifan siswa
dalam pembelajaran karena penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang
Variatifsehingga berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam
memahami materi yang disampaikan guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berusaha memecahkannya
dengan mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran, yaitu dengan menerapkan pembelajaran
IPA dengan menggunakan Model Interaktif proses. Pembelajaran IPA dengan
menggunakan Model Interaktif proses ini dipilih karena guru dapat melihat
secara langsung keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
sehingga akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
2. Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengecek kelompok-kelompok
yang sudah duduk di kelas apakah sesuai dengan anggota yang ditentukan atau
tidak. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dan
mengabsen siswa dilanjutkan dengan menyiapkan alat peraga yang akan digunakan
yaitu media gambar alat pernafasan cacing tanah.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
Guru memasang media gambar berupa gambar cacing tanah dan alat
pernafasan pada cacing tanah. Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan
untuk memunculkan ide/gagasan dalam diri siswa sehingga dapat menunjang
pelaksanaan pembelajaran melalui Model Interaktif proses. Siswa tampak
mengamati gambar yang dipasang guru di papan tulis (mengamati/indra
penglihatan). Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar
(mengkomunikasikan/ingatan):
Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan hasil pengamatannya
sehingga muncul beberapa jawaban namun sudah menunjukkan munculnya
keaktifan siswa (mengkomunikasikan hasil pengamatan). Guru kemudian
menunjuk salah satu siswa untuk memberikan jawaban dan siswa yang lainnya
menyimak. (mengkomunikasikan)
(2) Elaborasi
Guru menjelaskan materi pernafasan pada cacing tanah serta
memberikan penjelasan mengenai tujuan memahami indikaor tersebut dengan
bantuan media gambar (mengkomunikasikan). Siswa tampak mendengarkan
penjelasan yang diberikan guru mengenai alat pernafasan pada cacing tanah
sambil mengamati media yang digunakan guru(mengamati/indra
pendengaran).
Guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan
(mengklasifikasikan). Masing-masing ketua kelompok mengambilgambar alat
pernafasan pada cacing tanah yang belum diperjelas dengan keterangan
(mengamati/indra penglihatan).Siswa tampak mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru berkaitan dengan tugas diskusi yang harus diselesaikan yaitu
memberikan catatan tentang alat pernafasan pada cacing tanah sesuai dengan
media yang belum diperjelas dengan keterangan (mengamati/indra
pendengaran).
(3) Konfirmasi
Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa mencatat tugas yang harus
dilakukan yaitu secara berkelompok siswa diberikan tugas untuk membaca
materi alat pernafasan pada ikan (mengamati/akal menerima materi).Siswa
mencatat tugas yang diberikan guru (mengkomunikasikan/ingatan
mengutarakan kembali).
(1) Eksplorasi
Guru memasang media gambar berupa gambar ikan dan alat pernafasan
pada ikan. Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan untuk memunculkan
ide/gagasan dalam diri siswa sehingga dapat menunjang pelaksanaan
pembelajaran melalui Model Interaktif proses. Siswa tampak mengamati
gambar yang dipasang guru di papan tulis. (mengamati/ indra penglihatan).
Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar (mengkomunikasikan/
meyusun pendapat/akal):
Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan hasil
pengamatannya sehingga muncul beberapa jawaban namun sudah
menunjukkan munculnya keaktifan siswa. (mengamati/ menggingat
materi/ingatan). Namun ada beberapa siswa yang masih tampak kebingungan
menentukan alat pernafasan pada ikan karena tidak membaca materi di
rumah.Guru kemudian menunjuk salah satu siswa untuk memberikan jawaban
dan siswa yang lainnya menyimak.Guru kembali mengulang pertanyaan yang
sama, dan siswa dengan antusias menjawab pertanyaan guru.
(2) Elaborasi
Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa mencatat tugas yang harus
dilakukan yaitu secara berkelompok siswa diberikan tugas untuk membawa
cacing tanah untuk mengamati alat pernafasannya (merencanakan
penelitian).Siswa mencatat tugas yang diberikan guru(perenanaan penelitian).
Guru melakukan evaluasi dengan cara tertulis yang dikerjakan secara
indviidu untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima materi. Guru
memberikan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi dilanjutkan dengan
menjelaskan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu
melakukan pengamatan terhadap alat pernafasan pada binatang yaitu cacing
tanah. Siswa mendengarkan penjelasan guru (mengamati/ indra pendengaran).
Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
3. Observasi (Pengamatan)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh obserVer dan peneliti selama
pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
Tuntas/ Tidak
No Nama Siklus I
Tuntas
1 ACP 70 Tuntas
3 MAI 73 Tuntas
4 SP 78 Tuntas
5 AI 55 Tidak Tuntas
6 MA 70 Tuntas
7 AI 68 Tidak Tuntas
8 ANM 74 Tuntas
9 AU 68 Tidak Tuntas
10 MF 68 Tidak Tuntas
11 DS 75 Tuntas
12 MK 70 Tuntas
13 ANQ 75 Tuntas
16 ANA 77 Tuntas
17 NK 75 Tuntas
Rata-rata Skor 67
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan keaktifan yang
lebih baik dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat observasi awal
sebelum tindakan.Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan IPA siswa kelas III
meningkat.
Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran IPA melalui Model Interaktif proses pada siklus I,
adalah sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar mengidentifikasi fungsi organ
pernafasan hewan, misalnya ikan dan cacing tanah sudah sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang. Namun, pada
pertemuan I masih banyak siswa yang masih tampak berbicara sendiri
dengan teman, tidak menyimak penjelasan guru, dan masih tergantung pada
teman yang pandai dalam kelompoknya.
2) Pembelajaran IPA melalui Model Interaktif proses sudah dilaksanakan
dengan baik dan sistematis. Hasil observasi keaktifan siswa meningkat
dibandingkan dengan keaktifan sebelum menggunakan Model Interaktif
proses.
3) Sebagian besar anggota kelompok sudah tampak aktif, namun masih
terdapat 2 kelompok yang terlihat pasif (kurang menunjukkan partisipasi)
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Siklus II
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru membimbing siswa dalam memberikan kesimpulan, secara
kelompok siswa mengambil kesimpulan.
(2) Siswa mengejakan evaluasi secara individu.
(3) Guru memberikan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi.
(4) Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan diahas pada
pertemuan yang akan datang.
(5) Menutup proses pembelajaran dengan doa dan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggan 14 Januari 2012 atau hari Rabu.Kegiatan perbaikan
pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) pertemuan yang akan datang.
(2) Menutup proses pembelajaran dengan doa dan salam.
c. Observasi (Pengamatan)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dan peneliti selama
pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
Tuntas/ Tidak
No Nama Siklus II
Tuntas
1 ACP 77 Tuntas
3 MAI 85 Tuntas
4 SP 75 Tuntas
5 AI 77 Tuntas
6 MA 78 Tuntas
7 AI 76 Tuntas
8 ANM 70 Tuntas
9 AU 70 Tuntas
10 MF 78 Tuntas
11 DS 78 Tuntas
12 MK 75 Tuntas
13 ANQ 86 Tuntas
14 MAF 76 Tuntas
15 NHA 77 Tuntas
16 ANA 75 Tuntas
17 NK 75 Tuntas
Jumlah 1296
Rata-rata 76
Dari tabel hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran IPA siklus II. Pengaruh siklus II yang diawali dengan
meninjau ulang hasil refleksi siklus I dan optimalisasi dengan perencanaan
yang lebih matang, tindakan, dan observasi terhadap kondisi siswa dapat dilihat
dari peningkatan keaktifan siswa.
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II seperti
telah dikemukakan sebelumnya, diperoleh jumlah siswa berkategori
motivasi tinggi yang ,encapai nilai lebih dari ≥ 70 (kriteria penilaian
motivasi belajar) kelas III berjumlah 17 siswa (95%) dan siswa yang
mencapai nilai ≤ 70 berjumlah 1 siswa (5%). Ini berarti bahwa hasil
perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil dan
meningkat, karena hasil motivasi belajar menunjukkan 95% yang
memperoleh nilai ≥ 70, sedangkan batas prosentase motivasi belajar
siswa yang kategoritinggi adalah ≥ 75% siswa yang memperoleh nilai ≥
70.
Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif pada siklus II sudah
maksimal hal ini ditunjukan dari meningkatnya motivasi belajar siswa
terhadap materi cahaya dan sifat-sifatnya, pemberian tekanan dan
balikan rata-rata sebesar 100% dan guru sudah optimal dalam proses
belajar mengajar, siswa dapat menguasai dan memahami materi
pembelajaran.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan keaktifan yang
lebih baik dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat pelaksaaan kegiatan
pembelajaran IPA pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan
siswa kelas III meningkat dan mampu memperoleh nilai persentase
keaktifan yang ditargetkan dalam mengikuti pembelajaran IPA.
1 ACP 70 72 77
2 ANF 20 45 68
3 MAI 40 73 85
4 SP 60 78 75
5 AI 20 55 77
6 MA 70 73 78
7 AI 66 68 76
8 ANM 50 74 75
9 AU 30 68 70
10 MF 50 68 78
11 DS 45 75 78
12 MK 30 70 75
13 ANQ 75 78 86
14 MAF 45 55 76
15 NHA 55 77 77
16 ANA 68 75 75
17 NK 75 77 80
Rata-rata 55 67 76
Dari hasil yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan peningkatan
Keaktifansiswa kelas III SD Negeri Tuoy Kec. Unaaha dalam pembelajaran IPA.
2. KESIMPULAN
Guru dalam mendesain model pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran IPA,
pada awalnya masih ragu dan belum terbiasa. Guru dalam menerapkan model
pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA di SD dengan kerja kelompok. Pada
awalnya siswa mengalami kesulitan bekerja dalam kelompok, terutama siswa yang
pintar/pandai tidak mau bergabung dengan siswa yang tidak/kurang pandai. Siswa yang
merasa dirinya pandai lebih suka belajar dan bekerja sendiri. Siswa terkesan egois, untuk
dapat menyatukan siswa dalam kelompok dan bekerja sama guru berusaha memberi
penjelasan tentang pentingnya berbagi, bekerja sama, bersahabat tanpa
memperhatikan kepintaran atau kemampuan orang lain. Justru siswa yang memiliki
kelebihan daripada teman-temannya dapat membantunya dengan memberikan
penjelasan tentang teori/materi pelajaran yang belum dipahami dan dimengerti. Kinerja
belajar siswa meningkat setelah pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran
interaktif.
Siswa sangat antusias membahas topik dalam diskusi, dan berusaha menjawab
dan menemukan informasi tentang topik tersebut. Siswa saling berebut mengemukakan
informasi (apa yang mereka ketahui) tentang topik. Setelah dilakukan pembagian tugas
kelompok siswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Guru dalam
menerapkan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok, mengalami kesulitan
dalam pengelolaan waktu. Guru belum dapat membagi waktu dalam masing-masing
kegiatan pembelajaran. Siswa terlalu melakukan diskusi, sehingga guru tidak sempat
merangkum/ menyimpulkan materi yang dibahas karena waktunya sudah habis. Prestasi
belajar siswa meningkat setelah mengalami pembelajaran interaktif dengan kerja
kelompok.
3. SARAN
Penerapan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok memerlukan kemauan
dan pengorbanan yang besar, baik waktu, tenaga dan pikiran untuk itu bagi guru sekolah
dasar mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran
ini sebagai suatu tantangan.
Penelitian tindakan kelas sebaiknya dilakukan oleh guru dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, peneliti hanya berusaha menjembatani dan
memfasilitasi agar para guru sekolah dasar mau melakukan penelitian tindakan kelas sebagai
langkah introspeksi diri sebagai tenaga profesional.
Sebaiknya penelitian tindakan kelas dilakukan oleh semua guru tingkat pendidikan
khususnya bagi guru SD sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sebagai guru. Guru harus
dapat menilai dirinya sendiri sebelum melakukan penilaian kepada siswanya. Guru harus
mengetahui kelemahan dan kekurangannya dalam pembelajarannya, berusaha untuk
mengatasinya dan menemukan solusi yang terbaik serta mengantisipasi apabila dalam
pembelajaran mengalami kendala dan masalah.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
http://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=IDIK400802/&doc=M1.pdf
https://almasoem.sch.id/metode-pembelajaran-interaktif-bagi-siswa/
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/10/09/pendekatan-
interaktif-tingkatkan-motivasi-belajar-siswa/