Anda di halaman 1dari 2

SLIDE 1

BACA PPT

SLIDE 2

Wilayah dengan potensi sirtu di Daerah Bantul, Salah satunya terletak di Kecamatan Srandakan di
sepanjang aliran sungai Progo. Sistem pertambangan yang diterapkan adalah sistem tambang
terbuka. Sistem tambang terbuka dianggap kegiatan berdampak pada kerusakan lingkungan. Salah
satunya berdampak terhadap aliran airtanah

SLIDE 3

BACA PPT

SLIDE 4

BACA PPT

SLIDE 5

BACA PPT

SLIDE 6

Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke
atmosfir melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

SLIDE 7

Dari eksperiment darcy Airtanah mengalir dari h (hydraulic head) tinggi ke h rendah. Dimana
dijelaskan pada gambar, Q : Debit air , h : Elevasi air dari datum atau hidrolik head, A : Luas
penampang, L : Jarak

SLIDE 8

BACA PPT

SLIDE 9 dan 10

Diagram alir penelitian dimulai dari permasalahan dilanjutkan studi literatur, hipotesis,
pengumpulan data. Pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan skunder. Data
primer meliputi kegiatan investigasi lapangan, pengukuran muka airtanah, data skunder didapat dari
instansi pemerintah dan penelitian penelitian terdahulu. Dari data primer dan skunder kemudian
diolah dengan bantuan software arcgis dan modflow untuk mendapatkan peta kontur muka airtanah
dan peta pola aliran airtanah. Hasil peta kemudian dianalisis untuk mengetahui pengaruh
pertambangan sirtu terhadap pola aliran airtanah.

SLIDE 11

Peta lokasi penelitian terletak di kecamatan srandakan di sepanjang aliran sungai progo, dibeberapa
IUP tambang sirtu.

SLIDE 12

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penambangan sirtu di lokasi penelitian menggunakan alat gali excavator pc 300 dan truk serta
menggunakan alat sedot pasir. Kegiatan dilakukan di pinggir aliran sungai progo. yang
mengakibatkan lubang bekas galian dengan kedalaman sekitar 10 meteran.

SLIDE 13

Hidrogeologi daerah penelitian, hasil penampang litologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 lapisan
yaitu soil, pasir dan lempung.

SLIDE 14

Dari data penampang litologi dibuat diagram pagar untuk mengetahui sebaran litologi secara tiga
dimensi, dimana lapisan pasir merupakan akuifer dan lempung sebagai akuitar.

SLIDE 15

Kemudian dari data hidrologi dan geologi dibuat konseptual model untuk mengetahui kondisi
hidrogeologi daerah penelitian. Akuifer di daerah penelitian terbagi dua yaitu akuifer bebas dan
akuifer semi-tertekan. Kedua akuifer tersebut dibatasi oleh lapisan lempung sebagai akuitard.
Kondisi batas hidrolika pada model yaitu Sungai Progo dan Kali Bedog sebagai batas sungai (river
boundary), serta batas imbuhan airtanah yang digunakan sebesar 1.645,4 mm/tahun.

SLIDE 16

Pengolahan data dilakukan interpolasi dari 42 titik pengukuran sumur sehingga membentuk
kontur ketinggian airtanah di daerah penelitian, dimana elevasi muka airtanah tertinggi yaitu
85,54 mdpl yang berada pada bagian barat daerah penelitian yang merupakan daerah
perbukitan dengan elevasi permukaan tanah sekitar 80 – 100 mdpl. Sedangkan elevasi muka
airtanah terendah yaitu 17,88 mdpl yang berada pada bagian barat daya daerah penelitian
SLIDE 17

Pola aliran airtanah didaerah penelitian mengikuti kontur permukaan yaitu mengarah dari Barat dan
Timur menuju ke Bagian Tengah dan terus mengalir mengikuti aliran Sungai Progo kearah Selatan.
Adanya aktivitas Pertambangan sirtu membuat perubahan arah aliran airtanah dibuktikan dari
banyaknya arah panah aliran yang menuju Boundary IUP pertambangan Sirtu. Hal tersebut
menunjukkan adanya pengaruh penggalian dan penyedotan Sirtu di sekitar Sungai Progo terhadap
kondisi pola aliran airtanah.

SLIDE 18

BACA PPT

Anda mungkin juga menyukai