Anda di halaman 1dari 5

PENYUSUNAN PARAGRAF DAN KARANGAN

A. Hakikat Paragraf
Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada
umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan
bagian dari suatu karangan (wacana). Artinya pula, suatu paragraf secara bersama-sama dengan
paragraf yang lain mendukung penyajian topik karangan (wacana) itu. Paragraf selalu
mendukung penyajian suatu karangan. Pengertian paragraf telah banyak dibahas oleh pakar
linguistik Beberapa pakar yang menjelaskan paragraf dijelaskan berikut ini.
1. Arifin dan Tasai (2004: 113) mengemukakan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
2. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 1020) menjelaskan bahwa paragraf
adalah bagian bab dalam suatu karangan (yang biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru disebut juga dengan alinea).

B. Kegunaan Paragraf
Keberadaan suatu paragraf dalam suatu tulisan sangat bermanfaat, baik bagi penulis
maupun bagi pembaca. Bagi penulis, paragraf berguna untuk beberapa hal berikut ini.
1. Memudahkan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat yang
tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Memudahkan penataan topik-topik (paragraf) sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu
karangan.
3. Memudahkan pengembangan topik karangan (atau topik subbab, topik bab) menjadi
topiktopik sederhana (topik paragraf).
4.Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema lainnya.

C. Jenis Paragraf
Jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu (1) kelengkapan paragraf, (2)
fungsi paragraf dalam karangan, dan (3) teknik pemaparan paragraf. Berdasarkan aspek
kelengkapannya, paragraf dibedakan atas dua jenis, yaitu (a) paragraf sederhana dan (b) paragraf
sempurna. Berdasarkan aspek fungsi paragraf dalam karangan, paragraf dibedakan atas empat
jenis, yaitu (a) paragraf pengantar/pembuka, (b) paragraf penghubung/ peralihan, (c) paragraf
penutup, dan (d) paragraf pokok/pengembang .
1. Berdasarkan Kelengkapannya
a. Paragraf Sederhana
Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat. Pada
umumnya, paragraf sederhana ini hanya berisi pengantar suatu topik bahasan, penutup topik
bahasan, dan peralihan topik bahasan di dalam buku atau karangan ilmiah lainnya.
Contoh :
Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan, yaitu perkembangan kosakata bahasa
Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Perkembangan dan pengembangan
menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat dari proses kejadiannya, tetapi apabila dilihat
dari hasilnya merupakan dua hal yang sama.
Paragraf sederhana yang berupa paragraf penutup suatu topik bahasan terdapat pada
penutup subbab, atau penutup bab. Beberapa contoh paragraf sederhana tersebut dapat dilihat
seperti di bawah ini.
Beberapa contoh paragraf sederhana tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh :
Dalam pelbagai kepustakaan banyak disebutkan bidang-bidang kosakata ini. Berikut ini akan
dikemukakan bidang-bidang kosakata itu menurut beberapa dasar pembidangan.

b. Paragraf Sempurna
Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Sasaran kalimat
lainnya menyatakan topik bahasa pa Neberapa kalimat lainnya menjelaskan topik bahasan
paragrafitu. Paragraf sempurna ini berisi satu topik bahasan paragraf. Berbeda dengan itu, dalam
suatu karangan, paragraf sederhana pada dasarnya digunakan untuk memperlancar penyajian
topik bahasan karangan. Beberapa contoh paragraf sempurna tersebut dapat dilihat seperti di
bawah ini.

Contoh :
Semua suara di atas 85 dB dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran Kehilangan
pendengaran ini tergantung pada kekuatan dan lama suara, misalnya selama 8 jam mendengar
suara berkekuatan 90 dB dapat menyebabkan kerusakan. Semua ledakan yang suaranya
berkekuatan sampai 140 dB dengan segera menyebabkan kerusakan (dan menyebabkan rasa sakit
yang amat sangat). Anda akan mendengarkan suara berkekuatan 85 dB jika harus meninggikan
suara Anda agar terdengar oleh orang lain.
Paragraf berdasarkan fungsinya dalam karangan dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu
(a) paragraf pengantar/pembuka, (b) paragraf penghubung/peralihan, (c) paragraf penutup, dan
(d) paragraf pokok/ pengembang. Keempat jenis paragraf tersebut dijelaskan satu per satu berikut
ini.

a. Paragraf Pengantar/Pembuka
Paragraf pengantar/pembuka adalah paragraf yang terdapat di awal suatu karangan. Paragraf
pengantar merupakan paragraf yang berisi pengantar untuk masuk ke suatu topik bahasan
subbab, bab, atau karangan. Beberapa contoh paragraf pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat
seperti di bawah ini.
Contoh :
Pada bab ini akan dibicarakan perubahan makna leksikal, ketaksaan leksikal, komponen makna
leksikal, dan nilai rasa kata leksikal.

b. Paragraf Penghubung/Peralihan
Paragraf penghubung/peralihan adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan
yang lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu topik bahasan dari topik bahasan
sebelumnya. Disebut paragraf penghubung karena paragraf ini adalah paragraf yang digunakan
untuk menghubungkan dua topik bahasan yang berbeda. Disebut paragraf peralihan karena
paragraf ini adalah paragraf yang memperlancar peralihan dari satu topik bahasan ke topik
bahasan lainnya dalam suatu karangan. Beberapa contoh paragraf penghubung/peralihan tersebut
dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh :
Pembicaraan pada subbab 10.2 belum memberikan ciri-ciri hubungan koordinasi dan
subordinasi secara eksplisit. Ciri ini akan lebih terlihat dari segi sintaksis dan semantisnya dalam
pembicaraan berikut.

C. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat di akhir suatu karangan, bab, dan subbab.
Paragraf penutup ini lazim berisi suatu penyimpulan topik bahasan, penegasan topik bahasan,
atau pengharapan kepada pembaca yang berkaitan dengan topik bahasan itu.
Beberapa contoh paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh :
1. Sebagai akhir dari bab ini, bisa dikatakan banyak sekali Sebagai akul dalam tahap-tahap
kerja penyusunan kamus, baik kamu ekabahasa maupun kamus dwibahasa.
D. Paragraf Pokok/Pengembang
Paragraf pokok/pengembang adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan
yang berisi topik-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan topik bahasan
karangan (kompleks). Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf inti
yang berisi satu topik bahasan paragraf yang secara bersamasama dengan paragraf pokok
yang lain menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang karena
paragrafini adalah paragraf yang mengembangkan topik bahasan karangan.
Beberapa contoh paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.

Contoh :

Sayangnya, bagi kita bangsa Indonesia, sastra dan kesenian nyatanya semakin
terpinggirkan dari kehidupan berbangsa. Padahal, kita adalah bangsa yang berbudaya.
Dalam dunia pendidikan, sastra dianggap hafalan belaka. Siswa mengenal novel-novel
sastra seperti Sengsara Membawa Nikmat, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan sebagainya
hanya karena mereka "terpaksa" atau mungkin "dipaksa" menghafal beberapa sinopsis
dari beberapa karya yang benar-benar singkat y it yang ada dalam buku pelajaran, yang
mereka khawatirkan muncul ketika ujian.

3. Berdasarkan Teknik Pemaparannya


Seperti telah dikemukakan pada pengantar di atas, berdasarkan teknik pemaparannya,
paragraf dibedakan atas lima jenis, yakni (a) paragraf deskripsi, (b) paragraf narasi, (c) paragraf
eksposisi, (d) paragraf argumentasi, dan (e) paragraf persuasi. Kelima jenis paragraf tersebut
dijelaskan satu per satu berikut ini.
a. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran (deskripsi) tentang suatu objek
seperti benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf yang mendeskripsikan atau
menggambarkan objek tersebut adalah paragraf deskripsi. Artinya, paragraf deskripsi
selalu berisi gambaran suatu objek Jadi, disebut paragraf deskripsi hanya karena dibuat
untuk menggambarkan suatu objek dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).
Penataan seperti ini akan memudahkan pembaca melihat, memandang, memerhatikan
objek yang dideskripsikan secara mudah.
Beberapa contoh paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh :
Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut warna merah nan menor. Sejumlah
spanduk dan umbul-umbul merah terpasang di berbagai ruas jalan dan mulut gang,
sedangkan di tiap pojok terpampang wajah Bung Karno, baik foto maupun lukisan dalam
berbagai ukuran. Di beberapa pintu masuk kota dari arah Malang, berderet baliho yang
bergambar wajah proklamator itu dalam ukuran besar.

Anda mungkin juga menyukai