Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL THESIS

Evaluasi Sifat Mekanis Banana Fiber-Reinforced Polymer (BFRP) dalam Aplikasi


Perkuatan Beton: Pendekatan Eksperimen dan Numerik

Sebagai tugas dalam menyelesaikan mata kuliah


Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Tulis

Oleh:
Ageng Maulana Wirawan
236060100111028

MAGISTER REKAYASA STRUKTUR


JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan ilmu dan teknologi pada bidang konstruksi memberikan dorongan besar untuk
peningkatan kualitas standart dan regulasi pada desain bangunan. Kebencanaan menjadi faktor utama
dalam meningkatkan keandalan suatu struktur agar layak guna dan aman untuk digunakan serta
memberikan perlindungan pasca evakuasi bencana. Indoneisa merupakan salah satu negara yang
mengalami bencana alam gempa paling banyak akibat posisi geografisnya yang terletak pada cincin
api “Ring of Fire”. Studi kasus perubahan Standar Nasional Indonesia (SNI) dari tahun 2002 ke 2012
dan 2019 menyoroti upaya pemerintah untuk mengadaptasi regulasi sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan pengalaman empiris terkait gempa. Data dari Badan Standarisasi Nasional
(BSN) menunjukkan bahwa SNI 2002 memberikan batasan dan persyaratan desain yang lebih umum,
sementara SNI 2012 dan 2019. Memperketat standar desain struktur bangunan dengan
memperkenalkan konsep-konsep baru seperti zona gempa, perhitungan beban gempa, serta penguatan
struktur. Perubahan ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan
ketahanan bangunan terhadap guncangan gempa, dengan harapan dapat mengurangi dampak negatif
bencana gempa yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Seiring dengan itu, penelitian dan evaluasi
terus dilakukan untuk memastikan bahwa regulasi desain bangunan tetap relevan dan efektif dalam
menghadapi ancaman gempa bumi yang terus berubah. Namun, perubahan standar bangunan tidak
mengubah fakta bahwa terdapat bangunan yang telah dibangun sebelumnya dengan mutu yang tidak
sesuai dengan peraturan baru. Bangunan tersebut tidak dapat dibongkar dengan alasan historical,
fungsi, hingga biaya. Perkuatan struktur bangunan secara eksternal menjadi pilihan yang baik
mengingat tidak dibutuhkan perubahan bangunan eksisting. Awalnya perkuatan struktur beton dimulai
pada tahun 1920-an di Italia, dengan menggunakan baja eksternal untuk perkuatan beton telah terbukti
efisien dalam meningkatkan kekuatan dan ketahanan struktural beton yang sudah ada (Pellegrino,
2021). Sebuah studi oleh Triantafillou (1998) menunjukkan bahwa penggunaan plat baja eksternal
dalam perkuatan beton dapat meningkatkan daya dukung struktur hingga 70-80% dari nilai ultimate,
tergantung pada metode aplikasi dan karakteristik material yang digunakan. Selain itu, penelitian oleh
Saadatmanesh dan Ehsani (1991) menyimpulkan bahwa penggunaan batang baja eksternal juga efektif
dalam meningkatkan kekuatan tarik dan ketahanan geser struktur beton, dengan peningkatan kekuatan
tarik hingga 60% dan ketahanan geser hingga 100% dibandingkan dengan struktur beton tanpa
perkuatan.
Penggunaan baja ekternal kurang efisien jika ditinjau dalam segi biaya dan berat material baja itu
sendiri, yang terntunya dapat menambah beban mati suatu struktur. Inovasi kian dilakukan untuk
mendapatkan material perkuatan yang lebih ringan dan applicable. Dewasa ini, penggunaan perkuatan
FRP (Fiber Reinforced Polymer) diutamakan dibandingkan dengan jenis perkuatan struktural lainnya
karena beberapa alasan utama. Pertama, FRP memiliki kekuatan tarik yang tinggi serta modulus
elastisitas yang superior, sehingga mampu memberikan perkuatan yang efektif terhadap struktur beton.
Selain itu, FRP juga memiliki keunggulan dalam hal korosi, karena material ini tidak terpengaruh oleh
korosi seperti baja, yang memungkinkan umur layanan struktur yang lebih panjang. Penggunaan
material FRP memiliki berbagai variasi, termasuk serat karbon (CFRP), serat kaca (GFRP), dan serat
alami. Serat karbon memiliki kekuatan dan modulus elastisitas yang sangat tinggi, sementara serat
kaca memiliki sifat non-korosif dan dapat digunakan dalam lingkungan yang korosif. Di sisi lain,
serat alami seperti serat rami atau serat bambu menawarkan keunggulan dalam hal biaya dan dampak
lingkungan yang lebih rendah. Studi eksperimental menunjukkan bahwa penggunaan CFRP dan
GFRP dapat meningkatkan kekuatan geser beton hingga 30-50% (Nejadi et al., 2018), sementara
penggunaan serat alami juga telah terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja struktural dengan
biaya yang lebih rendah (Ticoalu et al., 2019).
Penggunaan serat alami dalam perkuatan struktur beton berupa Fiber Reinforced Polymer (FRP)
menunjukkan potensi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja struktural dengan memanfaatkan
bahan lokal yang berkelanjutan. Salah satu contoh serat alami yang telah banyak diteliti adalah serat
tanaman Jute. Penelitian yang dilakukan oleh T. Sen (2013) menunjukan bahwa serat Jute (JFRP)
dapat berkompetisi dengan FRP dengan serat carbon (CFRP) dan glassfiber (GFRP). Beban ultimate
yang dapat ditopang oleh JFRP relative lebih kecil disbanding kedua jenis lainnya. Namun dengan
geometri pengaplikasian FRP yang tepat dapat membuat JFRP mampu menyamai mutu dari CFRP
dan GFRP. Penelitian lanjutan dan terbaru dilakukan oleh Makhlouf dan kawan-kawan (2024), dengan
menggunakanserat jute untuk menilai sifat mekanis JFRP berdasarkan jumlah lapisan fiber, geometri,
spasi dan sudut dari pengaplikasian FRP. Penelitian mereka menunjukan bahwa jumlah lapisan fiber
berpengaruh kecil dalam peningkatan beban ultimate beton, sudut pengaplikasian FRP tidak
berdampak besar, sedangkan geometri dan spasi FRP berpengaruh besar pada kemampuan perkuatan
beton oleh FRP dimana specimen dnegan jacketing menyeluruh mendapat kekuatan yang paling besar.
Selain itu, penelitian oleh Ticoalu et al. (2019) juga menyebutkan bahwa serat alami memiliki
keunggulan ekonomis dan lingkungan dibandingkan dengan serat sintetis, karena biaya produksinya
yang lebih rendah dan sumber daya yang dapat diperbaharui. Dengan demikian, penggunaan serat
alami dalam perkuatan struktur beton FRP memiliki potensi untuk memberikan solusi berkelanjutan
dan ekonomis dalam pembangunan infrastruktur. Jute merupakan tanaman lokal di Mesir dan
menyebar di India dan sekitarnya. Sayangnya tumbuhan serat ini tidak tumbuh di Indonesia dan
beberapa negara asia lainnya.
Penggunaan serat pisang sebagai potensi natural fiber di Indonesia dan asia terkait erat dengan
produksi pisang yang signifikan di negara ini. Indonesia merupakan salah satu produsen pisang
terbesar di dunia dengan produksi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Food and Agriculture Organization of the United Nation (2023), pada tahun
2022 Indonesia memproduksi pisang sebanyak 9,25 juta ton, dan jumlah ini kian meningkat tiap
tahunnya secara signifikan. Namun, produksi pisang yang besar ini juga berpotensi menghasilkan
limbah yang signifikan. Limbah pisang terutama berasal dari bagian tanaman yang tidak dimanfaatkan
secara optimal, seperti pelepah pisang, tandan buah kosong, dan sisa-sisa tanaman. Menurut penelitian
oleh Yunanto et al. (2019), limbah pisang dapat mencapai sekitar 20-25% dari total produksi pisang.
Berdasar FIRM (2017), Malaysia memiliki sekitar 29,000 hektar Perkebunan pisang, dimana tiap
hektarnya dapat menghasilkan 220 tonnes limbah pisang atau satu ton batang pisang. Oleh karena itu,
potensi penggunaan serat pisang dalam aplikasi perkuatan struktural sangat menjanjikan, pengelolaan
limbah pisang menjadi aspek penting yang harus diperhatikan untuk menjaga keberlanjutan
lingkungan dan memaksimalkan nilai tambah dari industri pisang di Indonesia.
Serat pisang menawarkan sejumlah keunggulan sebagai bahan perkuatan dalam komposit FRP.
Secara mekanis, serat pisang memiliki kekuatan tarik yang cukup tinggi, mencapai sekitar 300-600
MPa, serta modulus elastisitas yang signifikan, sekitar 10-30 GPa, menurut penelitian oleh Ochi et al.
(2019). Tidak jauh beda, menurut Karem et al pada publikasi mereka (2023) menyatakan kuat Tarik
serat pisang adalah sekitar 245-450 MPa dengan shear strength 35-70 MPa dan modulus elastisitas
10-20 GPa. Sifat fisik serat pisang ditandai dengan kerapatan yang rendah, kelembaban yang baik,
dan daya serap air yang rendah, sementara sifat kimianya yang unik memberikan ketahanan terhadap
korosi dan lingkungan asam. Ketika digunakan sebagai campuran FRP atau dalam komposit epoxy,
serat pisang dapat meningkatkan kekuatan tarik, kekakuan, dan ketahanan terhadap korosi dari
material tersebut. Studi oleh Nurazzi et al. (2021) menunjukkan bahwa penambahan serat pisang pada
matrix polimer dapat meningkatkan kekuatan tarik hingga 60% dan modulus elastisitas hingga 30%.
Dengan demikian, serat pisang menunjukkan potensi besar sebagai bahan perkuatan dalam aplikasi
FRP, memberikan kombinasi yang optimal antara kekuatan, kekakuan, dan ketahanan terhadap
lingkungan. Proses treatment serat pisang, seperti alkali treatment, bertujuan untuk menghilangkan
zat-zat organik dan meningkatkan adhesi antara serat dan matriks komposit. Serat pisang yang telah
di-treatment dengan larutan NaOH menunjukkan peningkatan kekuatan tarik sekitar 10-20%
dibandingkan dengan serat yang belum di-treatment, menurut penelitian oleh Triwulandari et al.
(2020). Peningkatan ini disebabkan oleh daya serap serat yang lebih tinggi terhadap matriks komposit
setelah treatment alkali, meningkatkan interaksi antara serat dan matriks serta transfer beban antarfasa
yang lebih efektif, sehingga meningkatkan sifat mekanis komposit secara keseluruhan.
Penggunaan metode eksperimen laboratorium untuk pengujian kuat tekan balok bertujuan untuk
menganalisis kemampuan beton dan FRP dalam menopang beban geser. Eksperimen laboratorium ini
melibatkan uji balok beton yang diperkuat dengan FRP dan kemudian diberi beban geser secara
bertahap untuk mengevaluasi perilaku struktural dan kekuatan geser. Selama pengujian, berbagai
parameter seperti gaya geser maksimum, deformasi, dan kegagalan beton dan FRP dipantau dan
direkam. Sementara itu, metode pendekatan numerik menggunakan Finite Element Method (FEM)
dengan bantuan perangkat lunak ABAQUS memungkinkan simulasi komputer yang mendalam dari
perilaku balok dan distribusi tegangan serta deformasi dalam struktur. Melalui pendekatan ini, faktor-
faktor seperti konfigurasi penguatan FRP, sifat material beton, dan beban geser dapat disimulasikan
untuk memprediksi respons struktural secara detail. Studi oleh Li et al. (2020) dan juga Makhlouf et al.
(2024) menggunakan kombinasi eksperimen laboratorium dan simulasi numerik dengan FEM untuk
menginvestigasi kinerja balok beton yang diperkuat dengan FRP dalam mengatasi gaya geser.
Hasilnya menunjukkan konsistensi yang baik antara hasil eksperimen dan simulasi numerik, dengan
perbedaan yang kecil antara data eksperimental dan hasil simulasi, menegaskan validitas dan
keandalan pendekatan yang diusulkan.
Judul "Evaluasi Sifat Mekanis Banana Fiber-Reinforced Polymer (BFRP) dalam Aplikasi
Perkuatan Beton: Pendekatan Eksperimen dan Numerik" mencerminkan urgensi untuk mengevaluasi
efektivitas material BFRP dalam perkuatan struktural beton melalui pendekatan eksperimen dan
numerik. Dalam konteks peningkatan keandalan dan keamanan infrastruktur, perkuatan struktural
menjadi krusial untuk mengatasi tantangan gaya geser dan tarik yang seringkali mengancam struktur
beton. Penggunaan FRP, khususnya serat pisang sebagai natural fiber dalam komposit BFRP,
menawarkan alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan kinerja struktural dengan
memanfaatkan sumber daya lokal dan ramah lingkungan. Evaluasi sifat mekanis BFRP melalui
pendekatan eksperimen laboratorium memberikan wawasan langsung tentang respons material
terhadap beban fisik, sementara pendekatan numerik melalui Finite Element Method (FEM)
memungkinkan simulasi yang mendalam dari perilaku struktural dalam berbagai kondisi beban.
Kombinasi dua pendekatan ini dapat memberikan pemahaman yang holistik tentang kinerja BFRP
dalam perkuatan beton, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan teknologi perkuatan
struktural yang inovatif dan berkelanjutan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh variasi persentase kandungan serat pisang dalam banana fiber-
reinforced polymer terhadap kuat tekan beton?
2. Bagaimana pengaruh dimensi dan geometri banana fiber reinforced polymer terhadap kuat
geser pada beton?
3. Bagaimana pengaruh jumlah pelapisan serat pisang pada BFRP terhadap kemampuan layan
beton?
4. Bagaimana analisis deformasi dan distribusi tegangan pada beton yang diperkuat dengan
BFRP berdasarkan simulasi numerik menggunakan ABAQUS?
5. Bagaimana korelasi antara studi eksperimental dengan pendekatan numerik dari perkuatan
beton menggunakan BFRP?
6. Bagaimana efisiensi biaya FRP berdasar jenis fiber yang digunakan, komposisi serat pisang,
geometri, hingga variasi jumlah lapisan serat?

1.3. Tujuan Penelitian


Berikut adalah tujuan penelitian dari rumusan masalah yang telah Anda berikan:

1. Menganalisis pengaruh variasi persentase kandungan serat pisang dalam banana fiber-
reinforced polymer terhadap kekuatan tekan beton, dengan tujuan untuk mengoptimalkan
komposisi material.
2. Menginvestigasi pengaruh dimensi dan geometri banana fiber-reinforced polymer terhadap
kekuatan geser pada beton, sehingga dapat memperbaiki desain struktur yang diperkuat
dengan material ini.
3. Meneliti pengaruh jumlah pelapisan serat pisang pada BFRP terhadap kemampuan material
tersebut dalam memberikan dukungan yang kuat pada beton, untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan aplikasi praktis.
4. Melakukan analisis deformasi dan distribusi tegangan pada beton yang diperkuat dengan
BFRP berdasarkan simulasi numerik menggunakan ABAQUS, guna memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang perilaku material secara virtual.
5. Mengkorelasikan hasil studi eksperimental dengan pendekatan numerik dari perkuatan beton
menggunakan BFRP, untuk memvalidasi dan meningkatkan keakuratan model numerik serta
memperkuat basis pengetahuan tentang material ini dalam aplikasi praktis.
6. Menganalisis efisiensi biaya penggunaan BRFP sebagai penguat struktur, ditinjau dari jenis
fiber yang digunakan, komposisi serat pisang, geometri, hingga variasi jumlah lapisan serat
serta kemampuan mekanisnya.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang sifat mekanis dari banana fiber-
reinforced polymer (BFRP) terkait komposisi serat pisang, yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan komposisi material dan meningkatkan kinerjanya dalam aplikasi struktural.
2. Memahami efektifitas dimensi dan geomteri BFRP untuk mengurangi biaya konstruksi namun
mendapat mutu yang unggul.
3. Menghasilkan pendekatan jumlah layering yang tepat untuk mendapatkan mutu yang
diharapkan dan dapat bersaing dengan FRP jenis lain.
4. Melalui analisis deformasi, distribusi tegangan, dan pengaruh terhadap kemampuan layan
beton, penelitian ini dapat membantu meningkatkan ketahanan struktur terhadap beban
dan lingkungan eksternal, serta mengurangi risiko kegagalan struktural. Aa
5. Memvalidasi dan meningkatkan keakuratan model simulasi numerik, yang pada gilirannya
dapat digunakan untuk memprediksi perilaku material dan struktur dengan lebih tepat.
6. Mendukung pengembangan material yang ramah lingkungan dan berpotensi mengurangi
ketergantungan pada bahan-bahan konvensional yang kurang berkelanjutan, dengan
menyajikan data efisiensi kinerja dan biaya BRFP.
REFERENCE

Badan Standardisasi Nasional. (2002). SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2012). SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta
Nejadi, S., Alani, A. M., & Nadjai, A. (2018). Enhancement of reinforced concrete structures
subjected to shear using fibre-reinforced polymer composites: A state-of-the-art review. Composites
Part B: Engineering, 134, 168-185.
Ticoalu, A., Manalo, A. C., Aravinthan, T., & Mutsuyoshi, H. (2019). A review on the use of
natural fibres, their hybrid composites and performance on mechanical properties. Materials, 12(16),
2683.
Alavi, S. E., Rafiee, R., & Parhizkar, T. (2020). Mechanical properties of ramie fiber-
reinforced concrete with polypropylene fibers. Journal of Building Engineering, 27, 100981.
Badan Pusat Statistik. (2022). Produksi Pisang Menurut Provinsi, 2017-2021. Diakses dari
https://www.bps.go.id/indicator/29/63/1/produksi-pisang-menurut-provinsi.html
Yunanto, Y., Mulyani, S., & Suntoro, I. (2019). Pengolahan limbah pelepah pisang menjadi
briket sebagai energi alternatif dan pengganti kayu bakar di Desa Singkil, Kabupaten Banyuwangi.
Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(1), 35-42.
Ochi, S., Shibata, M., Ozawa, K., & Takagi, H. (2019). Mechanical properties of banana fiber
reinforced biodegradable plastics. Journal of Fiber Science and Technology, 75(8), 236-242.
Nurazzi, N. M., Khalina, A., Sapuan, S. M., Ilyas, R. A., Atikah, M. S. N., Asyraf, M. R. M., ...
& Radzi, A. M. (2021). Mechanical and physical properties of epoxy composites filled with banana
pseudostem sheath (BPSS) particles. Polymers, 13(6), 954.
Triwulandari, E., Sudarman, A., & Herma, A. A. (2020). Effects of alkali treatment and
composition of cement mortar on mechanical properties of banana fiber reinforced composite. Journal
of Mechanical Engineering Science and Technology, 14(1), 140-148.
Li, X., Chen, J., & Sun, H. (2020). Experimental and numerical investigation on the shear
behavior of RC beams strengthened with GFRP. Construction and Building Materials, 247, 118504.
Pellegrino, C., Biondini, F., & Rossini, M. (2021). Historical Development and Recent
Advancements of CFRP Strips for Strengthening Reinforced Concrete Structures. Buildings, 11(7),
307.
“Data Page: Banana production”, part of the following publication: Hannah Ritchie and Pablo
Rosado (2023) - “Agricultural Production”. Data adapted from Food and Agriculture Organization of
the United Nations. Retrieved from https://ourworldindata.org/grapher/banana-production [online
resource]
Ibrahim, R., et al. Forest Research Institute Malaysia, FRIM (2017). Waste to Wealth: Banana
Trunk for Pulp and Paper Making. Conference: Pertandingan Reka Cipta.
T. Sen, H.N. Jagannatha Reddy, Strengthening of RC beams in flexure using natural jute fibre
textile reinforced composite system and its comparative study with CFRP and GFRP strengthening
systems, Int. J. Sustain. Built Environ. 2 (1) (2013)
Makhlouf, M. H., et al. (2024). Experimental and numerical study of shear strengthening of
reinforced concrete beams using jute fiber-reinforced polymer (JFRP). Journal of Building
Engineering, 86. 108732
Kareem, A., et al. (2023). Influence of the stacking on mechanical properties of jute/banana
natural fiber reinforced polymer matrix composite. Materialstoday: Proceedings.
Yahiya, MD., Kumar, N.V. (2023). A review on natural fiber composite with banana as
reinforcement. Materialstoday: Proceedings.

Anda mungkin juga menyukai