Anda di halaman 1dari 28

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

ERGONOMI INDUSTRI LOGISTIK

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Anggota Kelompok : Nurbaiti (211450025)


Suswoyo Putro S (211450035)
Savira Putri Faiza (211450035)
Laelatu Sa’adah (211450037)
Kelas : Logistik III A

Program Studi : Logistik Minyak dan Gas


Dosen Pengampu : Budi Sulistiyo Nugroho, S.T., M.P.H.

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
PEM AKAMIGAS

Cepu, Maret 2024


REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

I. JURNAL 1

Sitting Comfort in an Aircraft Seat With Different Seat Inclination


Judul
Angels
Nama Jurnal International Journal of Industrial Ergonomics

Indeks

Volume 96
Halaman 8
Tanggal terbit 28 Juni 2023
Tahun terbit 2023
Penulis Xinhe You, Yayu Ping, Yu (Wolf) Song, Peter Vink
Reviewer Savira Putri Faiza
Latar belakang Pada paragraf pertama penulis membuka penjelasan dengan
menyatakan bahwa pengalaman kenyamanan penumpang pada
penerbangan adalah salah satu elemen kunci dalam pemilihan
maskapai penerbangan. pada kajian terdahulu,telah dianalisis bahwa
terdapat faktor faktor berbeda yang mempengaruhi kenyamanan atau
ketidaknyamanan. Contohnya dalam pelayanan penerbangan dan
suara bising juga memiliki peran. Dari seluruh aspek, kenyamanan
kursi adalah faktor paling krusial yang mempengaruhi pengalamanan
kenyamanan dalam kabin pesawat. bahkan dengan pentingnya
kenyamanan penumpang ini tidak banyak literatur yang dapat
menjadi rujukan.
Saat pesawat hendak take off pesawat mulai berotasi dan banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan penumpang selama
detik - detik take off. diantara faktor tersebut sudut pesawat sangat
penting karena sudut pesawat saat takeoff membuat bangku miring
kebelakang oleh karena itu akan merubah arah gravitas penumpang
terhadap tempat duduk. Pada saat ini posisi bangku tegak lurus, sabuk
pengaman terikat kuat yang mana membuat penumpang kesulitan
mencari kenyamanan.
Kenyamanan dan ketidaknyamanan penumpang dapat dievaluasi
dengan kuisioner Local Posture Discomfort (LPD)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengalaman


Tujuan kenyamanan penumpang saat menaiki pesawat yang ditunjukkan dari
sudut pengaturan kursi pada pesawat maskapai penerbangan.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. bagaimana pengalaman kenyamanan posisi duduk penumpang
saat naik pesawat yang ditunjukkan oleh sudut pengaturan
kursi pesawat terbang ?
Rumusan masalah
2. bagaimana pengalaman kenyamanan penumpang yang
ditunjukkan oleh sudut pengaturan kursi pesawat maskapai
penerbangan berpengaruh terhadap kenyamanan penumpang
saat menaiki pesawat ?
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan merekrut
26 responden yang terdiri dari 14 pria dan 12 wanita untuk mengikuti
eksperimen kenyamanan duduk di kursi pesawat dengan berbagai
sudut pengaturan atau angle yaitu 3°, 14° ,dan 18°. Tiap subjek
Metode penelitian
penelitian akan mengisi kuisioner nyaman atau tidak nyaman ( 11
poin; skala : 0 = tidakada ketidaknyamanan sama sekali; 10 =
ketidaknyamanan ekstrim) untuk menghindari efek memory loss
jangka pendek, kuisioner dilakukan selama duduk.
Variabel dependen adalah pengalaman kenyamanan penumpang yang
Variabel Dependen
diukur dengan kuesioner
Variabel independen adalah sudut pengaturan kursi pesawat terbang
yaitu :
Variabel Independen 1. 3°
2. 14°
3. 18°
langkah - langkah penelitian meliputi :
1. analisis permasalahan
2. perumusan rumusan masalah
3. studi literatur
4. eksperimen penelitian
Langkah-langkah
5. pengumpulan data
6. analisis data
7. penyusunan hasil
8. pembahasan
9. kesimpulan
Hasil Penelitian hasil eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. kenyamanan
sejalan dengan peningkatan sudut kemiringan, kenyamanan
yang dirasakan penumpang menurun dan ketidaknyamanan
meningkat. Duduk di kursi penumpang dengan sudut 3°
secara signifikan lebih tidak nyaman dibandingka dengan 18°
setelah 10 menit. tetapi tidak ditemukan perbedaan signifikan
diantara settingan duduk kemiringan 14° dan dengan2 setting
lain terkait kenyamanan dan ketidaknyamanan. Dengan
meningkatkan durasi duduk penumbang, nilai kenyamanan
menurun dan ketidaknyamanan meningkat. pada settingan
duduk 14° dan 18°,rasa nyamana hanya ditemukan sampe di
menit ke 10 sedangkan ketidaknyamanan hanya ditemukan
pada menit ke 20.
b. tekanan
Kecepatan Center Of Pressure atau pusat tekanan pada
backrest kursi penumpang berubah seiring dengan perbedaan
setting tempat duduk. COP pada backrest bergerak lebih
lambat pada setting bangku 14° dibanding 3°. COP pada seat
plan pada 14° bergerak paling lambat.
c. HRV (Heart Rate Variability)
HRV sebagai paramaeter psikologi dapat digunakan untuk
merepresentasikan perubahan psikologi pada tubuh manusia
dan diperlukan pada penelitian kali ini. nilai HRV dapat
mempengaruhi kenyamanan penumpang secara
langsung.Olehkarena itu sangat penting jika jantung tidak
terlalu bekerja keras pada postur horizontal saat jarak vertikal
ke kepala lebih pendek. oleh karena itu blood pressure yang
dibutuhkan juga harus rendah. Ketidaknyamanan lebih
berhubungan kuat pada faktor fisik.
Kesimpulan dari penelitian mengenai perbedaan kemiringan pada
tempat duduk penumpang yaitu sudut pengaturan 14° yang mirip
dengan sudut cruising (3°) dan yang memiliki kecepatan perpindahan
Kesimpulan
tengah (COP) tercepat pada bagian belakang dan kursi, merupakan
pilihan yang paling diinginkan oleh penumpang karena paling
nyaman.
penelitian ini menggunakan metodologi eksperimen yang terstruktur
dan terpercaya. variabel independen yang digunakan beragam
Kelebihan
sehingga mencakup berbagai faktor yang dapat terjadi. hal tersebut
membantu meningkatkan kepercayaan terhadap penelitian
penelitian ini hanya menggunakan 26 pengguna sebagai sumber data,
Kekurangan
yang mana tidak memiliki representativitas yang maksimal.
II. JURNAL 2

Influence of Personal Cooling at Local Body Parts on Workers’s


Judul Thermal Comfort Levels Under Thermal Environments with Elevated
Ambient Temperatures: A Model Study
Nama Jurnal Irnantetional Journal of Industrial Ergonomics

Indeks

Volume 95
Halaman 6
Tanggal terbit 22 May 2023
Tahun terbit 2023
Penulis Seon-Ok Baek, Daehyun Wee
Reviewer Savira Putri Faiza
Latar belakang Pada paragraf pertama penulis membuka penjelasan dengan
climate change atau global warming yang mana merupakan salah satu
krisis paling penting dan serius yang dihadapi manusia secara global
saat ini. Meskipun dengan adanya COVID-19 membantu
memperlambat krisis ini, hasil tersebut belum cukup untuk
memitigasi anthropogenic yang sedang berlangsung dari disrupsi
global warming.
Dengan isu ini,suhu menjadi lebih panas dari biasanya dan
menyebabkan ancaman yang serius bagi pekerja seperti ancaman
pada kesehatan yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa
kasus.
Para peneliti mencoba untuk mencari solusi untuk masalah ini
yaitu dengan Thermoelectric cooler (TECs) yang merupakan metode
pendinginan pada bagian tubuh pekerja menggunakan mesin
pendingin portabel.
Tetapi hingga saat ini belum banyak studi yang mengkaji terkait
kelayakan dan efektivitas dari TECs dalam usaha memberikan rasa
nyaman pada pekerja di lingkungan kerja yang bersuhu tinggi.
tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas pengamanan
pada bagian tubuh pekerja dalam meningkatkan kenyamanan termal
Tujuan
kerja pada lingkungan termal dengan temperatur lingkungan kerja
yang tinggi.
Rumusan Masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana pengamanan pada bagian tubuh pekerja
berpengaruhan pada kenyamanan suhu panas dilingkungan
Rumusan masalah thermal dengan temperatur lingkungan yang tinggi
2. bagaimana efektivitas pengamanan pada bagian tubuh pekerja
dalam meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja dengan
temperatur yang tinggi ?
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Model FIALA-FE
yang merupakan model matematika yang mencakup sistem kontrol
Metode penelitian dan mengontrol sistem pasif dari regulasi panas manusia.
Menggunakan model FIALA-FE memungkinkan mengestimasi level
kenyamanan panas manusia dibawah keadaan suhu tertentu.
Variabel Dependen adalah kenyamanan termal kerja yang diukur
dengan :
1. indeks kenyamanan termal (Predicted Mean Vote) (PMV)
Variabel Dependen 2. indeks sensasi panas lokal ( Zhang’s Local Thermal Comfort
indeks)
3. Level aktivitas subjek penelitian (1.2 met,1.6 met, 2.0 met,3.0
met, and 4.0 met)
Variabel independen adalah kondisi pendinginan berbagai bagian
Variabel Independen
tubuh
langkah-langkah yang dilalui oleh penulis dalam penyusunan
penelitian ini adalah :
1. analisis permasalahan
2. perumusan rumusan masalah
3. studi literatur
Langkah-langkah 4. eksperimen penelitian
5. pengumpulan data
6. analisis data
7. penyusunan hasil
8. pembahasan
9. kesimpulan
Hasil Penelitian Hasil penelitian menggunakan indeks kenyamanan termal
(Predicted Mean Vote) (PMV) menunjukkan Secara umum, nilai
PMV sangat berkorelasi dengan konveksi
perpindahan panas, namun tingkat efektivitas yang berbeda dapat
diamati.nilai PMV menurun bersamaan dengan meningkatnya nilai
transfer panas konveksi,tetapi efektivitas dari pengurangan nilai pada
PMV tersebut memperlihatkan variasi.
Pendingin diaplikasikan pada area 4 (upper arms) atau area 5
(abdomen) secara signifikan lebih efektif untuk meningkatkan nilai
rata rata PMV dibandingkan pengaplikasian ke area lain. Untuk area
4 & 5 saat nilai transfer panas konveksi meningkat dari nilai antara
37.04 W(26C with 1.2 met) dan 84.03 W (35C with 4.0 met), nilai
PMV akan menurun 1 unit.
Hasil penelitian menggunakan indeks sensasi panas lokal
(Zhang’s Local Thermal Comfort Index) untuk menilai suhu sensasi
panas lokal menunjukkan perhitungan untuk bagian dimana
pendingin diletakkan. Local Thermal Comfort milik Zhang memiliki
hubungan kua dengan suhu kulit, khususnya saat pendingin
terkonsentrasi pada bagian tubuh yang kecil. oleh karena itu
banyaknya panas yang disingkirkan menjadi lebih penting daripada
jumlah total panas yang ditransfer.
pada metode Zhang’s Local Thermal Comfort Index
menunjukkan bahwa area tertentu pada area 3 (toraks) merupakan
lokasi paling sesuai untuk mengaplikasikan pendinginan lokal tanpa
menyebabkan ketidaknyamanan yang ekstrim
diantara bagian tubuh yang tersisa, pendingin lokal di area 4
( lengan atas ) bekerja lebih baik daripada bagian lain, area 2 & 5
menunjukkan nilai negatif pada seluruh kasus. terutama pendingin
lokal di area 2 (leher) menyebabkan ketidaknyamanan yang
signifikan dikarenakan nilai tinggi dari kepadatan panas. dikarenakan
area yang tersedia di area leher lebih sempit, hal tersebut
menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna.
penelitian menggunakan nilai PMV menunjukkan bahwa
pengamanan pada bagian tubuh pekerja dapat memberikan
perlindungan terhadap kondisi panas yang ekstrim. pendingin lokal
bekerja paling efektif diarena 4 (lengan atas) dan area 5 (perut).
sedangkan,peneitian menggunakan Zhnag’s Local Comfort Index
menunjukkan pada area 3 (dada) mengecualikan daerah yang tertutup
bahu dan dada bagian belakang, menunnjukkan pengalaman kerja
Kesimpulan paling nyaman. meskipun begitu, saat level aktivitas atau suhu cairan
meningkat, efek pendingin lokal telah menghilang secara signifikan.
tenaga untuk mengaktifkan pendingin lokal harus mendekati
80W,dengan ini batrai yang harus ikut ditopang seberat 1 kg selama
satu atau dua jam. Olehkarena itu, pendingin lokal portable TECs
tidak bisa sepenuhnya menyelesaikan permasalahan beban panas
yang berlebihan bagi pekerja.

penelitian menggunakan model termal yang terstruktur, indeks


penilaian yang teruji dan sistematis serta memiliki variabel dependen
Kelebihan
yang bervariasi membuat hasil yang didapat mampu mewakili
berbagai subjek dan kenyataan dilapangan
penelitian ini hanya menggunakan satu model termal yang mungkin
Kekurangan
tidak merepresentasi subjek penelitian secara maksimal
III. JURNAL 3
Cardiovascular load assessment in the workplace: A systematic
Judul
review
Nama Jurnal International Journal of Industrial Ergonomics

Indeks

Volume 96
Halaman 20
Tanggal terbit 6 Juli 2023
Tahun terbit 2023
Mariana Dias A, Luis Silva, Duarte Folgado , Maria Lua Nunes , C
Penulis
atia Cepede , Marcus Cheetham , Hugo Gamboa
Reviewer Suswoyo Putro Suryoningrat
Latar belakang Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kematian
di seluruh dunia. Bahaya kesehatan dan keselamatan serta faktor
risiko di
tempat kerja berhubungan dengan CVD di tempat kerja, meskipun
bukti hubungan sebab akibat yang tidak konsisten menunjukkan
adanya
kesenjangan pengetahuan. Penilaian beban fisik pada sistem
kardiovaskular dalam kaitannya dengan pekerjaan dengan berbagai
faktor risiko dan kelompok pekerjaan diperlukan, agar tindakan
pencegahan penyakit kardiovaskular akibat kerja ingin lebih
disesuaikan dengan kebutuhan pekerja.
Literatur terkait melaporkan penggunaan metrik obyektif dan
subyektif yang berbeda untuk mengevaluasi beban kardiovaskular
(CVL). Kami bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana stres
kardiovaskular dinilai di tempat kerja dan mengumpulkan
rekomendasi berbasis bukti terkait untuk tindakan pencegahan. Oleh
karena itu, kami secara sistematis mencari database Google Cendekia
untuk publikasi yang sesuai untuk mengumpulkan metrik yang
digunakan untuk menilai CVL, merangkum faktor risiko terkait yang
diselidiki, melaporkan kelompok pekerjaan dan aktivitas yang
ditargetkan dalam studi ini, dan menyusun rekomendasi yang
dihasilkan dari studi-studi ini.
Mayoritas penelitian melaporkan ukuran objektif, sebagian besar
adalah Denyut Jantung Relatif. Faktor risiko yang teridentifikasi
mencakup faktor lingkungan kerja, ciri umum pekerjaan (seperti
jumlah jam kerja), faktor terkait tugas, dan karakteristik individu
pekerja. Sebagian besar penelitian berfokus pada sektor industri, yaitu
industri manufaktur dan konstruksi merupakan dua kelompok
pekerjaan yang paling sering terjadi, karena tingginya paparan
terhadap faktor risiko. Hanya sedikit rekomendasi berbasis bukti yang
diidentifikasi, meskipun pedoman untuk meningkatkan keselamatan
dan produktivitas telah diusulkan. Hasil kami mendorong penelitian
lebih lanjut tentang CVL, risiko pekerjaan dan CVD.
Mengidentifikasi bagaimana stres kardiovaskular dinilai di tempat
Tujuan kerja dan mengumpulkan rekomendasi berbasis bukti terkait untuk
tindakan pencegahan terhadap penyakit kardiovaskular (CVD).
1. Apa saja faktor risiko terkait yang telah diselidiki dalam
kaitannya dengan penyakit kardiovaskular (CVD) di tempat
kerja?
2. Bagaimana stres kardiovaskular dinilai di tempat kerja, dan
Rumusan masalah apa saja metrik yang digunakan untuk mengevaluasi beban
kardiovaskular (CVL)?
3. Kelompok pekerjaan dan aktivitas apa yang menjadi target
dalam penelitian mengenai penilaian beban fisik pada sistem
kardiovaskular di tempat kerja?
1. Strategi pencarian
2. Kriteria kelayakan
Metode penelitian 3. Seleksi studi
4. Ekstraksi data

Stres Kardiovaskular di Tempat Kerja


- Tingkat stres
Variabel Dependen - beban fisik
- faktor risiko
- karakteristik individu
1. Faktor Risiko Terkait
- lingkungan kerja
- kondisi fisik
Variabel Independen 2. Kelompok Pekerjaan dan Aktivitas
- Sektor Industri
3. Rekomendasi Pencegahan
- Studi Literatur
Langkah-langkah 1. Penelitian Literatur
2. Perencanaan Studi
3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
5. Hasil Analisis
Menjelaskan secara singkat tugas pekerjaan yang diteliti,
parameter yang dipilih untuk menilai CVL dan temuan utama.
Penting untuk dicatat bahwa hasilnya dijelaskan sehubungan dengan
Hasil Penelitian bagian penilaian CVL, yaitu jika artikel yang disertakan memiliki
tujuan dan temuan
tambahan yang tidak terkait dengan topik penelitian ini, maka artikel
tersebut tidak dibahas di sini.
Terdapat hubungan yang signifikan antara bahaya kesehatan,
keselamatan, dan faktor risiko di tempat kerja dengan penyakit
kardiovaskular (CVD), meskipun bukti hubungan sebab akibat belum
konsisten.
Penilaian beban fisik pada sistem kardiovaskular dalam konteks
pekerjaan diperlukan untuk mengadaptasi tindakan pencegahan CVD
sesuai dengan kebutuhan pekerja. Penelitian menunjukkan variasi
dalam penggunaan metrik obyektif dan subyektif dalam
mengevaluasi beban kardiovaskular, dengan mayoritas penelitian
Kesimpulan
menggunakan ukuran objektif seperti Denyut Jantung Relatif.
Faktor risiko yang teridentifikasi meliputi lingkungan kerja, ciri-
ciri pekerjaan, dan karakteristik individu pekerja, dengan industri
manufaktur dan konstruksi menjadi fokus utama penelitian karena
paparannya terhadap risiko CVD. Meskipun sedikit rekomendasi
berbasis bukti diidentifikasi, hasil penelitian ini mendorong penelitian
lebih lanjut untuk memahami lebih dalam tentang beban fisik
kardiovaskular, risiko pekerjaan, dan tindakan pencegahan CVD di
tempat kerja.
Penekanan yang kuat pada hubungan antara faktor-faktor di
tempat kerja dengan penyakit kardiovaskular (CVD), yang
Kelebihan memberikan wawasan yang berharga bagi upaya pencegahan. Selain
itu, penggunaan metrik obyektif seperti Denyut Jantung Relatif
memperkuat keandalan temuan penelitian.
Kurangnya konsistensi dalam bukti hubungan sebab akibat antara
faktor-faktor di tempat kerja dengan CVD, yang dapat mempengaruhi
validitas temuan. Selain itu, meskipun banyak faktor risiko telah
Kekurangan diidentifikasi, penelitian ini hanya memberikan sedikit rekomendasi
berbasis bukti untuk tindakan pencegahan, meninggalkan ruang bagi
penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan strategi yang lebih
efektif.
IV. JURNAL 4
Interactions between Human, Technology and Organization in
Judul Building Information Modelling (BIM) - A scoping review of critical
factors for the individual user
Nama Jurnal International Journal of Industrial Ergonomics

Indeks

Volume 97
Halaman 11
Tanggal terbit 26 June 2023
Tahun terbit 2023
Penulis Katarina Olofsson Hall en, Mikael Forsman , Andrea Eriksson
Latar belakang Building Information Modelling (BIM) telah menjadi sebuah proses
yang vital dalam industri Arsitektur - Teknik - Konstruksi (AEC)
karena kemampuannya dalam menciptakan dan mengelola informasi
untuk aset yang dibangun. Banyak manfaat yang terkait dengan
penggunaan BIM, seperti peningkatan kolaborasi antara pemangku
kepentingan proyek, pengurangan kesalahan desain, efisiensi
konstruksi, dan manajemen fasilitas yang lebih baik. Namun,
meskipun potensi manfaat ini, penggunaan BIM seringkali tidak
mencapai efisiensi maksimal. Salah satu penjelasan utamanya adalah
kurangnya perspektif sistem dalam implementasi dan penggunaan
BIM.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan faktor-faktor kritis yang
mempengaruhi penggunaan BIM, dengan fokus pada interaksi di
antara tiga subsistem tersebut. Melalui analisis terhadap 46 artikel
yang relevan, penelitian ini menyoroti bahwa BIM harus dipahami
sebagai sebuah sistem holistik dan sosial. Hal ini berarti bahwa
Tujuan
penggunaan teknologi BIM sendiri tidak cukup untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Penggunaan BIM yang efektif memerlukan
pemahaman tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan
teknologi tersebut, serta bagaimana organisasi dapat memfasilitasi
interaksi tersebut.
1. Bagaimana implementasi dan penggunaan BIM dalam
industri Arsitektur - Teknik - Konstruksi (AEC) saat ini?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan BIM
Rumusan masalah dalam proyek konstruksi?
3. Apa faktor-faktor kritis yang mempengaruhi penggunaan
BIM, terutama dalam konteks interaksi di antara tiga
subsistem: manusia, teknologi, dan organisasi?
Metode penelitian Studi Literatur
Pemahaman dan Keterampilan Teknis , Kepuasan Pengguna Dan
Variabel Dependen
Efisiensi Biaya Dan Waktu
Variabel Independen Struktur Organisasi , Regulasi Dan Kebijakan , Manfaat dan Risiko
1. Review Literatur
2. Metodologi Penelitian
Langkah-langkah 3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
5. Hasil Analisis
Penelitian menunjukkan bahwa BIM harus dipahami sebagai
sebuah sistem holistik yang melibatkan interaksi kompleks antara
manusia, teknologi, dan organisasi. Ini menunjukkan bahwa
pendekatan yang hanya berfokus pada aspek teknologi BIM itu
sendiri tidak cukup untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Hasil Penelitian
Dan Penerimaan atau adopsi BIM oleh individu dan organisasi
ditemukan menjadi faktor penting yang mempengaruhi implementasi
dan penggunaannya yang efisien. Tanpa dukungan penuh dari
pemangku kepentingan, penggunaan BIM dalam praktik konstruksi
dapat mengalami hambatan
Kesimpulan Bahwa pendekatan holistik terhadap BIM, yang mengakui peran
penting dari semua elemen sistem, dapat meningkatkan penggunaan
BIM yang efektif. Industri AEC dapat memperoleh manfaat
maksimal dari BIM dengan mendekati teknologi ini sebagai sistem
holistik dan sosial, serta dengan memperkuat penerimaan BIM oleh
individu dan organisasi.
Dengan mengakui peran pengguna individu dan memperkuat
interaksi antara manusia, teknologi, dan organisasi, industri AEC
dapat menambahkan elemen penting lainnya untuk mencapai
penggunaan BIM yang efektif dan memberikan manfaat maksimal
bagi semua pemangku kepentingan. Oleh karena itu, langkah-langkah
yang diambil berdasarkan temuan penelitian ini dapat membantu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan BIM dalam
industri AEC.
1. Manajemen Informasi yang baik
Kelebihan 2. Perencanaan dan pengendalian yang lebih baik
3. Koordinasi yang Lebih Baik
1. Biaya implementasi yang tinggi
Kekurangan 2. Ketergantungan pada Penerimaan Industri
3. Ketergantungan pada Infrastruktur

V. JURNAL 5
Civilian pepper spray for self defense: Understanding user
Judul
perception and impact of design on user performance
Nama Jurnal International Journal of Industrial Ergonomics

Indeks

Volume 80
Halaman 16
Tanggal terbit 1 November
Tahun terbit 2020
Penulis David Strybel , Anil R. Kumar
Reviewer Suswoyo Putro Suryoningrat
Latar belakang Semprotan merica atau pepper spray adalah alat pertahanan diri
yang banyak digunakan di Amerika Serikat dan dipasarkan sebagai
alat efektif untuk melindungi diri. Meskipun semprotan merica dapat
berguna untuk menghalangi penyerang, tetap ada beberapa pemilik
semprotan merica yang tidak memiliki pengalaman
menggunakannya. Penelitian terdapat di sana yang berfokus pada
penggunaan semprotan merica oleh warga sipil, serta pengguna
semprotan merica yang baru pertama kali menggunakannya.

Studi yang dilakukan untuk menganalisis desain semprotan merica


dengan pengguna pertama kali, untuk melihat bagaimana desain,
khususnya mekanisme keselamatan, memengaruhi waktu respons dan
kinerja secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan dalam 2 bagian -
survei untuk memahami persepsi pengguna, dan percobaan
laboratorium menggunakan desain blok acak 2 x 2 dengan dua desain
semprotan merica (pengaman geser samping dan pengaman flip-top)
dan dua lokasi awal semprotan merica (dompet atau jaku) sebagai
faktor yang dimanipulasi.
1. Mengidentifikasi persepsi pengguna terhadap semprotan
merica sebagai alat pertahanan diri.
2. Mengevaluasi pengaruh lokasi penyimpanan semprotan
merica (dompet atau saku) terhadap waktu respons dan kinerja
Tujuan penggunaan.
3. Menganalisis desain semprotan merica, khususnya mekanisme
keselamatan, dan bagaimana hal itu memengaruhi waktu
respons dan kinerja keseluruhan dalam situasi penggunaan
nyata.
1. Bagaimana pengguna semprotan merica yang tidak memiliki
pengalaman menggunakannya merasa tentang efektivitas alat
tersebut?
Rumusan masalah 2. Bagaimana desain semprotan merica yang memungkinkan
pengguna untuk menggunakannya dengan mudah dan efektif?
3. Bagaimana desain semprotan merica yang efektif dalam
situasi penggunaan nyata?
1. Survei
2. Percobaan Laboratorium
Metode penelitian
3. Analisis Data
4. Hasil Analisis Data
1. Waktu Respons
Variabel Dependen
2. Kinerja Keseluruhan
( Yang dipengaruhi )
3. Persepsi Pengguna
Variabel Independen
1. Desain Semprotan Merica
( Yang
2. Lokasi Awal Semprotan Merica ( Dompet Dan Saku )
mempengaruhi )
1. Masalah Penelitian
2. Studi Literatur
3. Perencanaan Awal
Langkah-langkah 4. Survei
5. Uji laboratorium
6. Analisis Data
7. Hasil Analisis
Hasil Penelitian Bahwa semprotan merica, sebagai alat pertahanan diri yang umum
digunakan di Amerika Serikat, menjadi fokus utama dalam penelitian
ini. Meskipun dipasarkan sebagai alat yang efektif untuk melindungi
diri, masih banyak pemilik semprotan merica yang kurang
berpengalaman dalam menggunakannya.
Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
desain semprotan merica mempengaruhi pengguna pertama kali
dalam situasi stres atau darurat. Temuan ini dapat membantu dalam
pengembangan desain yang lebih efektif dan meningkatkan
kemampuan pengguna dalam menggunakan semprotan merica
sebagai alat pertahanan diri.
Hasil studi menunjukkan bahwa mayoritas individu, tanpa
memandang jenis kelamin, tidak memiliki semprotan merica, dan jika
mereka memiliki, mereka jarang menerima pelatihan tentang
penggunaannya. Kesenjangan pengetahuan terlihat dari kurangnya
pemahaman bahwa membidik wajah (bukan mata) adalah target
terbaik untuk efek yang diinginkan.
Meskipun semua pengguna dapat menyelesaikan tugas setelah
membaca instruksi singkat, mereka masih kurang percaya diri dalam
menggunakan semprotan merica dalam situasi dunia nyata.
Kesimpulan Ketidaksesuaian praktik pengguna juga teramati, seperti penggunaan
jari pemicu yang tidak sesuai dengan petunjuk. Disarankan agar
produsen menyediakan pelatihan melalui video dan tautan di buku
petunjuk.
Kesadaran diri terbukti mendorong pengguna untuk membeli dan
menggunakan semprotan merica sebagai metode pertahanan diri
utama. Terkait dengan desain perangkat, perbedaan signifikan dalam
waktu respons ditemukan antara desain flip-top dan side-slide,
sementara tidak ada perbedaan yang signifikan dalam lokasi
penyimpanan.
1. Pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan yang benar
dan efektif dari semprotan merica, pengguna dapat merasa
lebih percaya diri dalam menghadapi situasi stres atau darurat
yang memerlukan penggunaan alat pertahanan diri.
2. pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana desain
Kelebihan mempengaruhi pengguna, dapat dikembangkan desain yang
lebih aman, yang dapat mengurangi risiko kecelakaan atau
kegagalan dalam penggunaan semprotan merica
3. Pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan yang benar
dan efektif dari semprotan merica, pengguna dapat merasa
lebih percaya diri dalam menghadapi situasi stres atau darurat
1. Penggunaan laboratorium sebagai lingkungan penelitian
mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan situasi nyata di
lapangan.
2. Penelitian mungkin terbatas oleh jumlah responden yang
terlibat dalam survei dan percobaan laboratorium, sehingga
Kekurangan
hasilnya mungkin tidak dapat mewakili populasi pengguna
semprotan merica secara keseluruhan.
3. penelitian ini mungkin tidak dapat secara langsung diterapkan
pada semua pengguna semprotan merica, karena preferensi
dan pengalaman pengguna dapat bervariasi secara signifikan.
VI. JURNAL 6
Detectability of use errors in summative usability tests of medical
Judul
devices: Impact of the test environment
Nama Jurnal Applied Ergonomics

Indeks

Volume 118
Halaman 8
Tanggal terbit 5 Maret
Tahun terbit 2024
Romaric Marcilly, Jessica Schiro, Michael Genin, St´ephanie Somers,
Penulis Maria-Claire Migaud, Frederic Mabile, Sylvia Pelayo, Marzia Del
Zotto, Jessica Rochat
Reviewer Nurbaiti
Perangkat medis seringkali memiliki antarmuka yang kompleks dan
digunakan dalam situasi yang kritis. Hal ini meningkatkan risiko
terjadinya kesalahan penggunaan yang dapat berdampak negatif pada
pasien.Kesalahan penggunaan pada perangkat medis dapat memiliki
Latar belakang
konsekuensi serius terhadap keselamatan pasien dan efektivitas
perawatan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting
untuk memahami sejauh mana kesalahan penggunaan dapat dideteksi
dan diperbaiki dalam pengujian kegunaan akhir.
Tujuan Tujuannya yaitu :
1. Mengevaluasi seberapa baik kesalahan penggunaan dapat
dideteksi dalam pengujian kegunaan akhir perangkat medis
2. memberikan wawasan yang lebih baik tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi evaluasi kegunaan perangkat medis
3. Memastikan bahwa penggunaan MD tidak menimbulkan
kesalahan penggunaan yang disebabkan oleh masalah
kegunaan
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi detektabilitas
kesalahan penggunaan dalam pengujian kegunaan akhir
perangkat medis
Rumusan masalah
2. Bagaimana Mengevaluasi seberapa baik kesalahan
penggunaan dapat dideteksi dalam pengujian kegunaan akhir
perangkat medis
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan merekrut 140
peserta yang terdiri dari 80 di Swiss dan 60 di Perancis. perekrutan
ini terdapat 64% perempuan usia rata-rata 18-77. Penelitian ini
Metode penelitian
mungkin menggunakan desain eksperimental atau kuantitatif yang
melibatkan pembandingan antara dua lingkungan pengujian yang
berbeda, yaitu laboratorium khusus dan rumah sakit simulasi.
Variabel Dependen Detektabilitas kesalahan penggunaan.
Lingkungan pengujian (laboratorium khusus vs. rumah sakit
Variabel Independen
simulasi)
1. Merencanakan penelitiaan
2. Menyusun protokol pengujiaan
3. Perekrutan partisipan
4. Pengumpulan data
Langkah-langkah
5. Pencatatan kesalahan penggunaan
6. Analisis data
7. Interpretasi Hasil
8. Penyusunan laporan penelitiaan
Sebanyak 337 kesalahan terdeteksi termasuk 119 terkait dengan kelas
kinerja injeksi 173 terkait dengan kelas penanganan syok anafilaksis
dan 45 untuk kesalahan tunggal pada kelas efektivitas injeksi.
Hasil Penelitian
Poisson multivariat dan regresi logistik tidak menunjukkan pengaruh
yang signifikan dari variabel "kesetiaan lingkungan pengujian"
terhadap jumlah total kesalahan atau jumlah kesalahan setiap kelas
Kesimpulan penelitian ini memiliki implikasi penting bagi proses
perancangan dan evaluasi kegunaan perangkat medis. Desainer dan
evaluator perlu memperhatikan lingkungan pengujian dan mencoba
menciptakan kondisi pengujian yang sesuai dengan penggunaan
sebenarnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih akurat
Kesimpulan tentang kinerja perangkat medis dalam praktik klinis. Secara
keseluruhan, kesimpulan dari penelitian ini dapat berkontribusi pada
upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas
perawatan kesehatan dengan memastikan bahwa perangkat medis
dirancang dan dievaluasi dengan mempertimbangkan penggunaan
sebenarnya.
Kelebihan Jurnal pengujiaan ini memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Kondisi pengujian semirip mungkin dengan evaluasi
kegunaan sumatif nyata yang diatur oleh peraturan MD.
2. Ukuran sampel penelitian lebih besar dibandingkan literatur
3. Jurnal ini membuka peluang baru untuk penelitian tentang
optimalisasi pengujian kegunaan khususnya dalam konteks
peraturan perangkat medis.

1. Hanya berfokus pada satu jenis MD yang penggunaanya tidak


terkait erat dengan karakteristik lingkungan pengujian.
Kekurangan 2. Jurnal penelitian ini tidak dapat memberikan kontribusi untuk
meningkatkan pengetahuan tentang kemungkinan interaksi
antara tingkat keparahan masalah dan ketepatan lingkungan

VII. JURNAL 7
Individual and organizational factors associated with injury history
Judul and patient handling behaviors: Results from a nationwide survey of
healthcare workers
Applied Ergonomics
Nama Jurnal

Indeks

Volume 118
Halaman 7
Tanggal terbit 13 February
Tahun terbit 2024
Penulis Neal Wiggermann, Ruth Francis, Aieda Solomon
Reviewer Nurbaiti
Latar belakang Pekerja kesehatan sering kali terkena risiko cedera karena kegiatan
yang melibatkan pengangkatan, pemindahan, dan perawatan pasien
yang berat. Untuk lebih memahami faktor individu, lingkungan, dan
organisasi yang terkait dengan penerapan safe patient handling and
mobility (SPHM) dan programs reduce musculoskeletal disorders
(MSDs). ketersediaan peralatan SPHM mengurangi kemungkinan
perawat cedera berganti peran. Meskipun ada kesepakatan umum
bahwa program SPHM bermanfaat, praktik klinis umum masih belum
cukup untuk melindungi petugas kesehatan dari risiko cedera.
Tujuan dari jurnal penelitian ini yaitu :
1. memahami faktor-faktor individu dan organisasi yang
berkaitan dengan riwayat cedera dan perilaku penanganan
Tujuan pasien di antara tenaga kesehatan.
2. untuk mensurvei riwayat cedera dan praktik SPHM di antara
sampel petugas kesehatan berskala nasional di Amerika
Serikat.
1. Apa saja faktor individu yang berkaitan dengan riwayat
cedera pada tenaga kesehatan?
2. Bagaimana faktor-faktor organisasi mempengaruhi perilaku
Rumusan masalah penanganan pasien di tempat kerja?
3. Apakah ada hubungan antara riwayat cedera dan perilaku
penanganan pasien?

Jurnal penelitian ini menggunakan metode penelitiaan yang


diselenggarakan secara eksklusif dalam bahasa Inggris menggunakan
platform survei online (Alchemer). Survei ini mencakup 36
pertanyaan yang bertopik demografi responden, informasi fasilitas,
kebijakan organisasi, riwayat cedera, praktik penanganan pasien, dan
sikap terhadap SPHM. Survei ini diiklankan menggunakan brosur di
Metode penelitian
konferensi yang berbasis di Amerika Serikat, daftar email masyarakat
profesional, dan media sosial. untuk pengolahan datanya yaitu
Tanggapan terhadap beberapa pertanyaan diterjemahkan ke dalam
skala numerik ordinal untuk analisis statistik dan beberapa juga
dimasukkan untuk analisis. Statistik deskriptif dari semua respons
dihitung untuk informasi demografis dan riwayat cedera.
Riwayat cedera tenaga kessehatan dalam menjalankan tugas-
Variabel Dependen
tugasnya
Variabel Independen Faktor individu dan organisasi
1. Merancang penelitian
2. Menyebarkan kursioner
3. Mengumpulkan data dari responden
Langkah-langkah
4. Menganalisis data
5. Interpretasi hasil
6. Menulis laporan dan publikasi
Hasil Penelitian Dari 1.308 survei yang dimulai, 973 survei telah diselesaikan,
Mayoritas (50,3%) responden berusia antara 45 dan 64 tahun, berkulit
putih (76,2%), perempuan (93,3%), dan RN (82,6%). Cedera atau
nyeri di masa lalu yang berlangsung setidaknya seminggu dialami
oleh 59,6% petugas kesehatan dalam penelitian ini. da saat survei
dilakukan, 67,2% responden sedang memberikan perawatan pasien
secara langsung dan menerima pertanyaan rinci tentang praktik
SPHM. Di seluruh sampel, prevalensi masingmasing adalah 47,7%
dan 21,8% untuk punggung dan bahu. Angka ini lebih rendah
dibandingkan angka prevalensi seumur hidup sebesar 65% dan 54%
untuk punggung dan bahu yang diidentifikasi. Cedera atau nyeri di
masa lalu yang berlangsung setidaknya seminggu dialami oleh 59,6%
petugas kesehatan dalam penelitian in
Studi saat ini menunjukkan bahwa dukungan supervisor, pelatihan
langsung, dan ketersediaan peralatan berhubungan dengan
peningkatan penerapan SPHM. Oleh karena itu, SPHM dapat
memberikan peluang untuk meningkatkan hasil pasien dan petugas
kesehatan terkait dengan inisiatif mobilitas. penelitian ini
menunjukkan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh penanganan pasien
Kesimpulan
secara manual dan manfaat yang diperoleh dari SPHM mungkin lebih
besar daripada yang dijelaskan dalam banyak literatur saat ini. Secara
keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan program
SPHM dapat mengurangi cedera pada petugas kesehatan dan
memberikan panduan untuk meningkatkan kepatuhan dan efektivitas
program tersebut.
penelitian ini melaporkan topik MSDs dan permasalahan penanganan
pasien di petugas kesehatan dan mencakup banyak pertanyaan
kontekstual baru tentang lingkungan kerja dan sikap terhadap SPHM.
Kelebihan
Penelitian ini memberikan wawasan yang signifikan bagi industri
kesehatan karena fokusnya pada faktor-faktor yang terkait dengan
cedera dan perilaku menangani pasien di antara pekerja kesehatan.
Sebagian besar analisis terfokus pada perawat-perawat, untuk
memungkinkan perbandingan dengan penelitian relevan sebelumnya
Kekurangan
di Amerika, dan karena jumlah sampel tidak cukup untuk membuat
perbandingan antar kelompok lain.

VIII. JURNAL 8
Strategies for case-based training with virtual patients: An
Judul experimental study of the impact of integrating mental model
articulation and self-reflectio
Nama Jurnal Applied Ergonomics

Indeks

Volume 118
Halaman 9
Tanggal terbit 4 maret
Tahun terbit 2024
Olivia K. Hernandez, Christen Sushereba, Laura Militello,
Penulis Christopher San Miguel, Steve Wolf, Theodore T. Allen, Emily S.
Patterson.
Reviewer Nurbaiti
Latar belakang Dalam pendidikan kedokteran dan perawatan kesehatan, penggunaan
kasus-kasus pasien virtual telah menjadi semakin umum sebagai alat
untuk melatih keterampilan klinis. Namun, efektivitas pelatihan
dengan menggunakan kasus pasien virtual ini masih menjadi
perdebatan, terutama dalam hal bagaimana menyampaikan informasi
yang kompleks dan memfasilitasi pemahaman yang mendalam. Oleh
karena itu, penelitian ini didasarkan pada kebutuhan untuk
meningkatkan strategi pelatihan berbasis kasus pasien virtual agar
lebih efektif dalam membantu mahasiswa dan profesional kesehatan
membangun pemahaman yang kuat dan relevan dengan situasi klinis.
Dalam makalah ini, kami membandingkan pelatihan berbasis simulasi
untuk perawatan trauma dengan dan tanpa strategi pembelajaran aktif
selama jeda dalam tindakan simulasi untuk pasien yang kondisinya
semakin memburuk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek dari dua strategi
tambahan dalam pelatihan berbasis kasus pasien virtual, yaitu
Tujuan artikulasi model mental (mental model articulation) dan refleksi diri
(self-reflection), terhadap pemahaman klinis dan keterampilan klinis
mahasiswa dan profesional kesehatan.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan artikulasi model mental dalam pelatihan
kasus pasien virtual dapat meningkatkan pemahaman klinis
mahasiswa dan profesional kesehatan?
2. Apakah refleksi diri dapat meningkatkan keterampilan klinis
Rumusan masalah mahasiswa dan profesional kesehatan dalam menangani kasus
pasien virtual?
3. Apakah ada interaksi antara artikulasi model mental dan
refleksi diri dalam meningkatkan efektivitas pelatihan kasus
pasien virtual?

Pelatihan dilakukan secara online dan realtime tanpa fasilitator,


sebanyak 42 mahasiswa kedokteran melihat materi pelatihan
kemudian langsung mengikuti kuis online untuk tiga jenis kasus
trauma: perdarahan, obstruksi jalan nafas, dan tension pneumothorax.
Metode penelitian
Peserta secara acak ditugaskan ke kondisi eksperimental atau kontrol
dalam desain antar subjek. Metode penyampaian untuk kondisi
kontrol dan eksperimental adalah paparan online untuk tiga kasus
trauma melalui konferensi video yang sinkron.
Variabel Dependen Pemahaman klinis dan ketrampilan klinis
Penggunaaan teknik artikulasi model mental dalam dan penggunaan
Variabel Independen
refleksi diri dalam pelatihan kasusu pasien virtual
1. Merencanakan penelitian penilaian
2. Peserta melakukan pelatihan. untuk setiap kasus di kedua
kondisi, pertanyaan diajukan melalui survei online tertulis.
Langkah-langkah
3. Analisis data
4. Interpretasi hasil analsiis data
5. Menulis laporan penelitian dan mempuplikasikan
Hasil Penelitian Kelompok eksperimen mengidentifikasi proporsi keseluruhan isyarat
persepsi yang benar dan rencana pengobatan (ketika semua kasus
digabungkan) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Hanya untuk kasus kedua (saluran napas super panas),
kelompok eksperimen memberikan diagnosis yang jauh lebih akurat
dibandingkan kelompok kontrol. Namun, tidak ada pengaruh yang
signifikan pada semua kasus yang digabungkan untuk hipotesis B
(diagnosis). Kualitas pengarahan verbal (hipotesis dua) tidak berbeda
secara signifikan antara kedua kondisi tersebut
Studi ini meningkatkan kesiapan untuk berkontribusi terhadap kinerja
sistem yang tangguh dengan strategi pembelajaran aktif yang
diterapkan pada simulasi berbasis kasus jarak jauh. Paparan petunjuk
artikulasi model mental dan latihan refleksi memungkinkan
Kesimpulan mahasiswa kedokteran menjadi lebih efektif secara signifikan.
Pembelajaran dari penelitian ini menunjukkan peluang untuk
meningkatkan tindakan dan memperluas prototipe pelatihan untuk
lebih mendukung peserta dalam meningkatkan diagnosis,
perencanaan pengobatan, dan pengambilan keputusan disposisi
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang efektivitas pelatihan
berbasis kasus pasien virtual dengan mengintegrasikan teknik-teknik
seperti artikulasi model mental dan refleksi diri. Ini dapat menjadi
Kelebihan
kontribusi yang berharga bagi literatur dalam bidang pendidikan
kedokteran dan perawatan kesehatan.

Penelitian ini memeiliki kekeurangan yaitu Untuk sampelnya, peserta


penelitian yang dimasukkan hanya 42 orang dan semuanya berasal
dari universitas yang sama. jika lebih banyak peserta penelitian ada
Kekurangan
kemungkinan bahwa perbedaan keseluruhan yang signifikan secara
statistik dalam diagnosis atau kualitas pengarahan verbal antar
kelompok mungkin terdeteksi.

IX. JURNAL 9
Joint loading topography during occupational tasks - A
Judul musculoskeletal modeling approach to substantiate ergonomic
recommendations
Nama Jurnal International Journal of Industrial Ergonomics
Indeks

Volume -
Halaman 11 Halaman
Tanggal terbit 1 Juli
Tahun terbit 2022

Penulis Arthur van der Have, Wei Wang, Sam Van Rossom, Ilse Jonkers

Reviewer Laelatu Sa’adah


Menuut Kantor Publikasi Eropa, 2017, 40 % pekerja di Eropa
menderita gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan (WMSDs)
karena para pekerja memiliki beban kerja yang berlebihan karena
melakukan gerakan yang berulang-ulang, dengan kondisi postur
tubuh yang tidak netral dan penanganan material yang berat. Untuk
mengurangi hal tersebut pedoman ergonomis merekomendasikan
batsan terkait tugas pekerjaan yang sudah ditetapkan. Pemodelan
muskuloskeletal dikombinasikan dengan data penangkapan gerak 3D
memungkinkan pengukuran beban muskuloskeletal internal dalam hal
gaya kontak otot dan sendiri. WMSD dapat memperkirakan risiko
Latar belakang
atas kelebihan beban dalam lingkungan kerja di kehidupan nyata juga
dievaluasi.
Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang atau posisi tubuh
yang tidak alami dapat meningkatkan risiko cedera muskuloskeletal
pada pekerja. Ergonomi berperan penting dalam mengidentifikasi dan
mengurangi risiko ini. Namun, penilaian ergonomi saat ini sering kali
terbatas pada metode subjektif atau kuantitatif yang kurang akurat.
Dalam kaitan ini, pendekatan pemodelan muskuloskeletal dapat
menjadi alat yang berguna untuk memahami beban persendian selama
tugas-tugas pekerjaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggunakan pemodelan
muskuloskeletal untuk menentukan distribusi beban persendian
selama tugas-tugas pekerjaan yang umum dilakukan. Hal ini
Tujuan bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang
bagaimana beban persendian didistribusikan selama aktivitas tertentu,
dengan harapan dapat mendukung pengembangan rekomendasi
ergonomi yang lebih efektif.
1. Mengetahui metode muskuloskeletal seluruh tubuh
2. Mengetahui evaluasi model muskuloskeletal seluruh tubuh
Rumusan masalah
3. Mengetahui topografi pemuatan sendi internal selama 10
tugas pekerjaan
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini mencakup
pengembangan model muskuloskeletal yang tepat, pemodelan tugas-
Metode penelitian
tugas pekerjaan yang diinginkan, dan analisis distribusi beban
persendian yang dihasilkan.
Variabel Dependen 1. Persendian Distribusi Bebas
1. Tugas Pekerjaan
Variabel Independen 2. Posisi Tubuh
3. Lingkungan Kerja
1. Pembentukan Tim Pneleitian
2. Pemilihan Tugas Pekerjaan
3. Pengembangan Model Muskuloskeletal
4. Pemodelan Tugas Pekerjaan
Langkah-langkah
5. Simulasi Beban Persendian
6. Analisis dan Interpretasi Data
7. Validasi Model
8. Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi

Pemodelan muskuloskeletal berhasil digunakan untuk


menggambarkan distribusi beban persendian selama tugas-tugas
pekerjaan yang dipelajari. Analisis menunjukkan variasi yang
signifikan dalam distribusi beban persendian antara berbagai tugas
Hasil Penelitian pekerjaan dan posisi tubuh. Informasi ini dapat digunakan untuk
merancang rekomendasi ergonomi yang lebih tepat dan spesifik untuk
masing-masing tugas pekerjaan. Hasil penelitian ini memberikan
bukti tambahan untuk nilai pendekatan pemodelan muskuloskeletal
dalam mendukung upaya ergonomi di tempat kerja

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan pemodelan


muskuloskeletal dapat menjadi alat yang berguna dalam
mengidentifikasi dan memahami distribusi beban persendian selama
tugas-tugas pekerjaan. Dengan menggunakan metode ini, penelitian
ini berhasil menggambarkan topografi beban persendian selama
berbagai aktivitas pekerjaan yang umum dilakukan.

Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat variasi yang


signifikan dalam distribusi beban persendian antara tugas pekerjaan
yang berbeda dan posisi tubuh yang berbeda pula. Informasi ini
memiliki implikasi penting dalam pengembangan rekomendasi
ergonomi yang lebih tepat dan spesifik untuk masing-masing tugas
pekerjaan.

Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan


pemodelan muskuloskeletal dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang bagaimana beban persendian didistribusikan
selama aktivitas pekerjaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk pengembangan strategi ergonomi yang lebih
efektif dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan pekerja di
tempat kerja.
Pendekatan yang objektif karena menggunakan pemodelan
Kelebihan muskuloskeletal dengan memberikan cara yang lebih objektif untuk
mengevaluasi beban persendian selama tugas-tugas pekerjaan
Kompleksitas model dalam pengembangan dan analisis model
Kekurangan muskuloskeletal dapat memerlukan sumber daya yang signifikan dan
membutuhkan keahlian khusus.

X. JURNAL 10
Application of wearable technology for the ergonomic risk
Judul
assessment of healthcare professionals: A systematic literature review
Nama Jurnal International Journal of Industrial Ergonomics

Indeks

s
Volume -
Halaman 14 Halaman
Tanggal terbit 5 Agustus
Tahun terbit 2023
Ines Sabino Maria do Carmo Fernandes Isabel, Catia Cepeda,
Penulis
Caludia Quaresma, Hugo Gamboa, L. Nunes, Ana Teresa Gabriel
Reviewer Laelatu Sa’adah
Latar belakang Perkembangan gangguan Muskuloskeletal merupakan keterkaitan
terhadap pekerjaan (WRMSD) dapat mempengaruhi kulitas hidup
dari kualitas hidup pekerja di Eropa sekitar 3 dari 5 pekerja. Selain
mengganggu terhadap pekerjaan, WRMSD juga dapat menimbulkan
beban keuangan karena berkaitan dengan biaya peningkatan
ketidakhadiran dan penurunan produktivitas pada angkatan kerja.
Pekerjaan yang dimaksud adalah mencakup pekerjaan di Rumah
Sakit, Praktik Medis, Praktik Dokter Gigi dan juga aktivitas yang
dilakukan oleh para pekerja kesehatan (terapis okupasi, fisioterapis
dan paramedis) terkecuali perawat.

Profesional kesehatan sering kali menghadapi risiko ergonomi


yang tinggi dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Peningkatan
kesadaran terhadap kesejahteraan dan keselamatan kerja mereka telah
mendorong pencarian solusi inovatif untuk mengevaluasi dan
mengurangi risiko ini. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi
wearable telah menjadi fokus penelitian yang menjanjikan untuk
memantau parameter ergonomi secara real-time dan memberikan
wawasan yang berharga untuk memperbaiki kondisi kerja.
1. Untuk menggambarkan penggunaan teknologi yang dapat
dikenakan untuk penilaian risiko ergonomis para profesional
layanan kesehatan.
2. Mencegah perkembangan WRMSD di kalangan profesional
kesehatan
3. Dapat menganalisis teknologi wearable yang digunakan untuk
melakukan penilaian risiko ergonomis terhadap para
profesional layanan kesehatan di tempat kerja mereka dan
Tujuan
menawarkan perspektif mengenai kemampuan dan
keterbatasan penerapannya pada kelompok profesional
tertentu
4. Dapat memberikan pemahaman komprehensif tentang
penggunaan teknologi yang dapat dikenakan untuk penilaian
risiko ergonomis pada aktivitas kerja sehari-hari yang
dilakukan oleh profesional kesehatan, yang saat ini masih
kekurangan literatur
1. Menganalisis faktor risiko dan kriteria ergonomis
Rumusan masalah 2. Menganalisis Profesi Keperawatan
3. Menganalisis Keterbatasan Penerapan Teknologi Wearable
Metode penelitian 1. Survey Kuisioner
1. Efektivitas
Variabel Dependen
2. Penerimaan Pengguna
1. Teknologi Wearble
Variabel Independen 2. Metode Evaluasi
3. Profesional Kesehatan
1. Masalah Penelitian
2. Studi Literatur
3. Perencanaan Awal
Langkah-langkah 4. Evaluasi Kualitas Metodologi
5. Analisis Data
6. Hasil Analisis
7. Interprestasi dan Kesimpulan
Hasil Penelitian Pada penelitian ini menjelaskan dari penilaian risiko yang
dilakukan dengan pengukur paparan faktor risiko fisik yaitu postur,
kekuatan dan pengulangan. Penilaian resiko postural menggunakan
accelerometer untuk mengukur kemiringan batang tubuh. Data yang
diperoleh dari keseluruhan penelitian yang menggunakan IMU
digunakan untuk pengukuran sudut sendi, sebagian besar untuk
mengidentifikasi dan menganalisis faktor risiko postural yang terkait
dengan perkembangan WRMSD.

Dari data di pembedahan terdapat 29 penelitian terdapat 16


penelitian yang sudah dianalisis penilaian risiko aktivitas kerja
pembedahannya. Jumlah ini mewakili 55% makalah yang dipilih,
sampel yang ada adalah THT, Vaskular, Ortopedi, Plastik, Oral dan
Maksilofasial dan Urologi.
Dari data Keperawatan ini berfokus pada aktivitas kerja yang
berkaitan dengan penanganan pasien, dari pemindahan pasien,
penyesuaian ketinggian tempat tidur rumah sakit secara manual dan
pembalut luka.
Dari data Kedokteran Gigi menggunakan studi SOPEZ. SOPEZ ini
dapat menyelidiki sudut pandang ergonomis dalam lingkungan
laboratorium dalam aktivitas kerja yang dilakukan oleh dokter gigi
dan asisten gigi.
Dari data profesi Kesehatan lainnya dapat memberikan wawasan
rinci tentang rutinitas kerja asisten dokter di Neurologi dengan
mencatat parameter tenaga kerja kesehatan selama bekerja.
Tujuan dari sistematis ini adalah untuk memberikan pemahaman
komprehensif tentang penggunaan teknologi yang dapat digunakan
untuk melakukan penilaian risiko ergonomis pada aktivitas para
pekerja sehari-hari karena masih kekurangan literatur. Teknologi
yang lebih maju dan inovatif mampu meningkatkan minat dalam
menerapkan sensor di lingkungan kerja layanan kesehatan. Sensor
Inersia (IMU, akselerometer dan sistem penangkapan gerak
berdasarkan IMU) dan sensor elektromiografi dapat melakukan
pengukuran parameter biomekanik yang obyektif dan handal.
Kesimpulan
Namun, perangkat ini masih memiliki banyak keterbatasan dalam
penilaian risiko pada sektor layanan kesehatan dibanding dengan
menggunakan metode subjektif tradisional seperti kuesioner dan
metode observasi. maka dari itu, penelitian ini perlu pengembangan
lebih lanjut harus melakukan penanganan lebih lanjut dan dilakukan
penanganan untuk menangani tantangan-tantangan dan memastikan
keberhasilan penerapan teknologi wearable dalam peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan para profesional pada layanan kesehatan.
1. Efisiensi waktu karena tinjauan literatur memungkinkan
peneliti untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
dalam waktu yang relatif singkat
2. Pencapaian Ruang Lingkup yang Luas dengan menggunakan
Kelebihan
metode ini memungkinkan peneliti untuk mencakup sejumlah
besar penelitian yang relevan dalam bidang yang diteliti,
membantu untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif
tentang topik tersebut.
Keterbatasan dalam Mendapatkan Informasi dalam tinjauan literatur
hanya mempertimbangkan penelitian yang telah dipublikasikan, yang
Kekurangan
berarti bahwa informasi yang relevan yang belum dipublikasikan atau
tersedia secara online mungkin terlewatkan.

Anda mungkin juga menyukai