Anda di halaman 1dari 3

z PEMA4210/MODUL 8 8.

21

Jadi, data tersebut bisa ditentukan nilai Lo dengan perhitungan sebagai


berikut.

fi xi zi F ( zi ) S ( zi ) F ( zi ) − S ( zi ) F ( zi ) − S ( zi )
3 5 -1,79 0,0367 0,1000 -0,0633 0,0633
7 6 -0,88 0,1889 0,3333 -0,1444 0,1444
10 7 0,03 0,5109 0,6667 -0,1558 0,1558 Lo
8 8 0,94 0,8255 0,9333 -0,1079 0,1079
2 9 1,85 0,9675 1,0000 -0,0325 0,0325

Jika kita tetapkan nilai α = 0, 05 maka nilai L-tabel = 0,161. Karena


nilai Lo < L-tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal.

B. UJI HOMOGENITAS

Uji homogenitas yang biasa digunakan adalah uji F, uji Bartlett, uji
Hartley, uji Scheffé, dan uji Levene (Levene’s test). Uji F, uji Bartlett, uji
Hartley, dan uji Scheffé, biasanya digunakan apabila datanya memenuhi
asumsi berdistribusi normal, sedangkan uji Levene dapat digunakan baik
datanya memenuhi atau tidak memenuhi asumsi berdistribusi normal.
Penggunaan uji F, uji Hartley, dan uji Scheffé memiliki kesamaan pada
uji statistiknya, yaitu menggunakan statistik F. Di sisi lain, statistik yang
digunakan oleh uji Bartlett adalah khi kuadrat ( χ 2 ). Perbedaan yang sangat
terlihat dalam penggunaan uji F uji Bartlett, uji Hartley, dan uji Scheffé
adalah pada banyaknya gugus data yang akan dibandingkan. Penggunaan uji
F hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua gugus data sedangkan
penggunaan uji Bartlett, uji Hartley, dan uji Scheffé dapat digunakan untuk
membandingkan lebih dari dua gugus data.
Pembahasan uji homogenitas yang akan dikaji secara mendalam pada
modul ini adalah uji F. Penggunaan uji F relatif lebih mudah, walaupun
memiliki keterbatasan pada asumsi normalitas dan hanya dapat digunakan
untuk membandingkan dua gugus data. Hipotesis statistik yang akan diuji
adalah sebagai berikut.
H 0 : σ12 = σ 22
H 0 : σ12 ≠ σ 22
8.22 Statistika Pendidikan z

Prosedur penggunaan uji F adalah sebagai berikut.


1. Ujilah pemenuhan asumsi kenormalan dari kedua gugus sampel tersebut.
Apabila kedua gugus sampel tersebut memenuhi asumsi berdistribusi
normal maka lanjutkanlah dengan langkah berikutnya. Jika tidak
memenuhi asumsi berdistribusi normal maka Anda dapat melakukan
transformasi data atau mengambil sub-sampel pada masing-masing
gugus data.
2. Hitungkah nilai variansi (ragam) dari masing-masing gugus sampel yaitu
s12 dan s22 , dengan
s12 adalah nilai variansi (ragam) dari gugus data yang pertama, dan
s22 adalah nilai variansi (ragam) dari gugus data yang kedua.
3. Hitunglah nilai statistik F (F-hitung) dengan rumus:
s2
F = 12 , s12 > s22
s2
4. Bandingkan F-hitung tersebut dengan nilai F-tabel pada taraf signifikansi
α / 2, derajat kebebasan pertama ν1 = n1 − 1 dan derajat kebebasan kedua
ν2 = n2 − 1 atau yang biasa ditulis F( α / 2)( υ1 ,υ2 ) dan nilai F-tabel pada taraf
signifikansi (1 − α / 2 ) , derajat kebebasan pertama ν1 = n1 − 1 dan derajat
kebebasan kedua ν2 = n2 − 1 F(1− α / 2)(υ1 ,υ2 ) dengan n1 adalah banyaknya
data pada gugus sampel pertama, n2 adalah banyaknya data pada gugus
1
sampel kedua, dan F(1− α / 2)(υ1 ,υ2 ) = . Perlu Anda ingat bahwa
F( α / 2)(υ2 ,υ1 )
besarnya n1 boleh tidak sama dengan besarnya n2 .
5. Kriteria pengujian ini adalah
a. Apabila nilai F(1− α / 2)(υ1 ,υ2 ) < F-hitung < F( α / 2)(υ1 ,υ2 ) maka H0 diterima
yang berarti kedua gugus sampel homogen.
b. Apabila nilai F-hitung < F(1− α / 2)(υ1 ,υ2 ) atau F-hitung > F( α / 2)(υ1 ,υ2 ) maka
H0 ditolak yang berarti kedua gugus sampel tidak homogen.

Contoh 10:
Diberikan data hasil belajar matematika siswa SMA (berdistribusi
normal) sebanyak 30 orang pada kelas XA dan 30 orang pada kelas XB untuk
topik Bilangan Berpangkat sebagai berikut.
z PEMA4210/MODUL 8 8.23

Hasil belajar matematika siswa SMA kelas XA


6,39 6,47 5,48 6,26 6,63 6,32 6,83 5,52 6,57 4,93 6,56 6,25 5,80 6,56 6,15
5,85 6,07 6,77 7,13 6,36 5,31 5,96 6,31 6,21 6,97 6,16 6,43 6,68 6,40 6,55

Hasil belajar matematika siswa SMA kelas XB


6,17 8,03 6,24 6,50 6,64 7,65 7,04 7,41 7,30 6,78 5,86 6,74 6,23 7,07 7,40
7,43 7,40 7,52 7,50 7,62 7,17 7,35 6,45 6,94 6,54 7,30 6,69 7,59 7,28 7,60

Dari dua gugus sampel tersebut harus memenuhi asumsi berdistribusi


normal (coba buktikanlah bahwa kedua gugus sampel tersebut masing-
masing berdistribusi normal). Jika kedua gugus data tersebut memenuhi
asumsi berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan menghitung nilai
rata-ratanya sebagai berikut.
6,39 + 6, 47 + … + 6,55 187,88
xA = = = 6, 263
30 30
6,17 + 8, 03 + … + 7, 60 211, 44
xB = = = 7, 048
30 30

Dan dapat pula dihitung variansinya sebagai berikut.


( 6,39 − 6, 263) + ( 6, 47 − 6, 263) + … + ( 6,55 − 6, 263)
2 2 2

sA =
2

30 − 1
7, 00279
= = 0, 241
29
( 6,17 − 7, 048 ) + ( 8, 03 − 7, 048 ) + … + ( 7, 60 − 7, 048 )
2 2 2

s =
2
B
30 − 1
8,38488
= = 0, 289
29
Sehingga diperoleh F-hitung:
s 2 0, 289
F = B2 = = 1,197
s A 0, 241

Jika ditetapkan nilai α = 0, 05 maka nilai F(1− α / 2)( υ1 ,υ2 ) = 0, 48 dan nilai
F( α / 2)(υ1 ,υ2 ) = 2,1 . Karena nilai F(1− α / 2)(υ1 ,υ2 ) < F-hitung < F( α / 2)(υ1 ,υ2 ) maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kedua gugus sampel tersebut homogen.

Anda mungkin juga menyukai