Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322

Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 633

Model Bisnis Aspek Legal Pada Keamanan Dokumen


Dan Data Pribadi E-Government

Missi Hikmatyar*1, Aso Sudiarjo2, Hilma Lutfiani3


1,2,3
Universitas Perjuangan Tasikmalaya; Jl. Peta No. 177 Kahuripan
Tasikmalaya/(0265)326058
1,2,3
Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Perjuangan Tasikmalaya
e-mail: *1missi@unper.ac.id, 2asosudiarjo@unper.ac.id, 3hilmaalutfiani@gmail.com

Abstrak
Indonesia menempati urutan ke-88 berada dibawah negara ASEAN lain seperti
Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam sebagai negara yang menerapkan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau dikenal dengan e-government. Dengan adanya
pandemi Covid 19, sistem layanan pemerintah dipaksa untuk beralih dengan memanfaatkan
internet. Namun, Indonesia belum siapa untuk menerapkan e-government karena beberapa
aspek yaitu aspek legal pada e-government. Aspek legal yang dimaksud yaitu legalitas
dokumen, keamanan data pribadi dalam pemanfaatan sistem e-government. Saat ini Indonesia
tidak mempunyai landasan untuk mengatur aspek-aspek tersebut, sehingga Indonesia belum
mampu menerapkan e-government sebagai layanan pemerintah sedangkan dengan adanya
pandemi covid 19 layanan pemerintah harus beralih ke sistem layanan berbasis elektronik.
Permasalahan dari berbagai aspek dapat ditanggulangi dengan melakukan penelitian dengan
target sebuah model bisnis yang dapat dijadikan acuan dalam legalitas dokumen, model dan
keamanan data pribadi. Studi kasus penelitian dilakukan di Dinas Pemerintahan Tasikmalaya
Jawa Barat. Metode yang digunakan untuk membangun model adalah RACI chart untuk
melihat keterhubungan aktor yang berperan pada model bisnis yang dirancang. Pembuatan
model bisnis dibuat dengan notasi standar dalam pembuatan model bisnis yaitu BPMN. Model
yang dihasilkan adalah model bisnis pada keamanan dokumen dan data privasi dengan
memanfaatkan algoritma RSA dan skema Qr-code, dan model bisnis untuk tanda tangan digital.

Kata kunci—RACI chart, BPMN, RSA, E-government, Qr-code

Abstract
Indonesia ranks 88th under other ASEAN countries such as Malaysia, Singapore,
Thailand and Vietnam as countries that implement an Electronic-Based Government System
(SPBE) or known as e-government. With the Covid 19 pandemic, the government service system
was forced to switch to using the internet. However, Indonesia is not yet ready to implement e-
government because several aspects include legal aspects of e-government. The legal aspects in
question are document legality, personal data security in the use of e-government systems.
Currently, Indonesia does not have a foundation to regulate these aspects, so that Indonesia has
not been able to implement e-government as a government service, while with the COVID-19
pandemic, government services must switch to an electronic-based service system. Problems
from various aspects can be overcome by conducting research with the target of a business
model that can be used as a reference in the legality of documents, models and security of
personal data. The research case study was conducted at the Tasikmalaya Government Office,
West Java. The method used to build the model is the RACI chart to see the connectedness of

Received, 2012; Accepted July 10th, http://jurnal.mdp.ac.id jatisi@mdp.ac.id


634 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933

stakeholders who play a role in the designed business model. Making a business model is made
with a standard notation in making a business model, namely BPMN. The resulting model is a
business model on document security and data privacy by utilizing the RSA algorithm and Qr-
code scheme, and a business model for digital signatures.

Keywords— RACI chart, BPMN, RSA, E-government, Qr-code.

1. PENDAHULUAN

andemi Corona virus diseases (Covid 19) memaksa masyarakat untuk memanfaatkan
P jaringan internet, termasuk pada layanan pemerintah yang diharuskan melaksanakan
layanan secara daring dikenal dengan e-government. Indonesia menempati urutan ke-88
dalam penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) berada di bawah negara
ASEAN lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam [1]. Hal tersebut
menggambarkan bahwa Indonesia belum siap dalam penerapan e-government ditinjau dari
pemanfaatan layanan publik berbasis elektronik yang masih kurang. Di tengah pandemi Covid
19 semua negara dipaksa untuk menerapkan sistem pemerintahan dengan memanfaatkan
jaringan internet dan Indonesia dengan indeks peringkat yang berada di bawah negara ASEAN
lain akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. Salah satu kekurangan Indonesia dalam
penerapan e-government salah satunya yaitu pada aspek legal atau hukum yang mengatur terkait
layanan pemerintahan. Terdapat aspek penting dalam penerapan e-government yaitu Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang terpercaya dengan sistem keamanan yang andal [2]. Aspek
penting tersebut perlu dikembangkan dari sudut teknologi informasi guna mendukung
keberhasilan e-government. Negara maju seperti Jerman pada tahun 2009 telah merancang
peraturan untuk menanggulangi aspek tersebut. Indonesia belum mempunyai aturan yang
mengatur aspek legal pada e-government sehingga akan memunculkan ketidakpercayaan
masyarakat dan e-government yang diterapkan pemerintah akan gagal dan tidak dipakai. Hasil
riset menunjukkan bahwa ada 4 Kota dari provinsi Jawa tengah dan Jawa timur yang paling siap
dalam pemanfaatan layanan pemerintahan, provinsi lain masih pada level pemantapan dan
belum layak digunakan secara menyeluruh [3]. Dari 4 kota tersebut berfokus pada bagaimana
layanan kepada masyarakat dilakukan menggunakan jaringan internet. Layanan pemerintah
tidak lepas dari dokumen-dokumen, informasi dan data, sedangkan dokumen dan informasi
mudah untuk dimanipulasi dan data dapat di retas dan disalahgunakan. Maka perlu adanya
aspek legal yang mengatur dan menjamin dokumen dan data tidak di salah gunakan dengan
sudut pandang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Ranah penelitian pada e-government masih di layer implementasi sistem di masyarakat
tanpa memperhatikan kajian penting tentang inti dari dibangunnya e-government yaitu
kepercayaan. Surabaya salah satu kota yang sudah lama mengembangkan e-government dengan
tingkat kematangan yang tinggi dari kota-kota lain di Indonesia [4], masih pada aspek
ketersediaan layanan berbasis IT serta perancangan sistem informasi layanan [5][6], tanpa
memperhatikan aspek legalnya yaitu keamanan. Aspek keamanan menjadi isu penting yang
selalu di rekomendasikan ketika pada tahap perencanaan e-government seperti perencanaan
penerapan e-government di kota Batu Malang [7]. Permasalahan pada aspek legal atau hukum di
Indonesia perlu ditanggulangi untuk menumbuhkan kepercayaan publik dalam memanfaatkan
layanan pemerintah berbasis elektronik. Dari sudut pandang teknologi informasi dan
komunikasi perlu meneliti authenticty atau keaslian, integritas dan verifikasi dokumen maupun
data sehingga tidak terjadi penyalahgunaan yang mengakibatkan kerugian publik sehingga
menurunkan kepercayaan publik.

Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 635

Menerapkan teknologi keamanan pada dokumen-dokumen, informasi dan data sangat


diperlukan sehingga terjaga keaslian, integritas dan verifikasi tambahan pada dokumen maupun
data tersebut. keabsahan dokumen biasanya dilengkapi dengan tanda tangan, tanda tangan yang
diperlukan pada konsep e-government adalah tanda tangan digital. Terdapat beberapa metode
dalam pengamanan tanda tangan digital seperti menggunakan teknik kriptografi atau
menyembunyikan pesan atau isi dokumen sehingga tidak dapat disalahgunakan oleh orang yang
tidak mempunyai kepentingan. Metode lain adalah menggunakan media pengganti tanda tangan
seperti Qr-code yang menampilkan diagram batang sehingga sulit untuk diidentifikasi. Rivest
Shamir Adleman (RSA) merupakan salah satu algoritma kriptografi yang menjadi solusi dalam
pembuatan tanda tangan digital untuk sebuah dokumen sehingga memudahkan dalam proses
pembuatan tanda tangan [8]. Keamanan tanda tangan digital dengan menggunakan RSA dapat
menjadi solusi dalam pengaman sertifikat [9] data pribadi [10] dan dokumen lain yang perlu
untuk diamankan [11]. Keamanan tanda tangan digital juga bisa menggunakan metode Qr-code
sebagai identitas yang dipindai dengan scanner [9][12]. Tasikmalaya merupakan Kota yang
sedang berada pada tahap pengembangan e-government dan belum memenuhi aspek keamanan,
maka penelitian ini dilakukan di Kota Tasikmalaya yang sedang dalam tahap pengembangan
dan bisa menjadi percontohan bagi Kota lain. Perumusan Masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana menerapkan autenticity, integrity dan verifiability pada sebuah dokumen elektronik
dan menerapkan keamanan teknologi pada data privasi pada dinas yang ada di Kota
Tasikmalaya. Tujuan Khusus dari penelitian ini yaitu merancang model dokumen elektronik
yang memiliki autenticity, integrity dan verifiability, Serta merancang model keamanan data
privasi dan model sistem informasi.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai pada penelitian untuk membangun model bisnis
keamanan dokumen dan data pribadi untuk e-government dijelaskan pada gambar 1.

Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
636 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933

Gambar 1. Metodologi Penelitian

2.1 Identifikasi masalah dan Tujuan Penelitian


Tahap pertama adalah melakukan identifikasi masalah yang menjadi acuan dalam
penelitian dan menentukan tujuan penelitian sebagai arah dalam melakukan penelitian. Masalah
yang diidentifikasi adalah permasalahan yang ada di lingkungan pemerintahan atau Dinas yang
ada di Kota Tasikmalaya.

2.2 Pengumpulan Data


Pada proses pengumpulan data dilakukan 3 teknik pengumpulan data yaitu : wawancara
yang dilakukan oleh pengumpul data dengan langsung terjun ke lapangan dengan instrumen
yang telah disediakan. Teknik kedua adalah observasi yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung dengan berperan sebagai masyarakat yang menggunakan layanan dan pengamatan
tidak langsung yaitu dengan mengamati proses berjalannya layanan tanpa ikut andil dalam
penggunaan layanan. Ketiga adalah teknik studi literatur yaitu mengumpulkan data dari
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh setiap dinas yang ada di Kota Tasikmalaya. Pada proses
pengumpulan data peneliti melakukan pengumpulan data terkait dengan aspek legal e-
government yaitu aspek keamanan (security), data pribadi dan prinsi kesetaraan peluang pada
masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
wawancara, observasi dan studi literatur.
• Wawancara
ini dilakukan oleh pengumpul data dengan membuat instrumen pertanyaan untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara ditujukan untuk
dinas yang ada di Kota Tasikmalaya, berikut tabel 1 daftar dinas di Kota Tasikmalaya.

Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 637

Tabel 1. Daftar Dinas di Kota Tasikmalaya


No. Nama Dinas Lokasi
1 Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya
2 Dinas Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya
3 Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
4 Dinas Sosial Kota Tasikmalaya
5 Pengadilan Agama Kota Tasikmalaya
6 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tasikmalaya
7 Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Tasikmalaya
8 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya
9 Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya
10 Pengadilan Negeri Kelas 1A Kota Tasikmalaya

Berikut adalah instrumen pertanyaan yang telah disusun:


1) Apakah layanan pemerintah sudah berbasis IT?
2) Apa saja layanan yang ada di dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya?
3) Apakah ada perhatian pada Aspek keamanan di layanan pemerintah?
4) Apakah pernah ada kejadian kejahatan cyber? Seperti: pemalsuan dokumen.
5) Apakah ada perhatian pada pemeliharan data pribadi masyarakat?
6) Apakah pernah mengalami kebocoran data?
7) Apakah pernah melayani masyarakat yang mempunyai kebutuhan khusus?
8) Bagaimana cara penaganannya (pertanyaan 5) ?
9) Bagaimana cara masyarakat mengisi formulir ketika memanfaatkan layanan?
10) Apakah ada aspek pengembangan keamanan, dan arsitektur TI?
11) Strategi apa yang sudah di siapkan untuk mencapai pengembangan tersebut?
12) Apakah ada tolak ukurnya untuk mencapai strategi tersebut?

• Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati pelayanan yang dilakukan setiap dinas dalam
melayani masyarakat. Observasi dilakukan juga secara langsung dengan menjadi bagian dari
masyarakat yang memanfaatkan layanan pemerintah. Hal ini dilakukan untuk dapat
menggambarkan proses bisnis yang terjadi pada layanan pemerintah.
• Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan adalah dengan mengupulkan dokumen-dokumen yang dimiliki
oleh setiap dinas seperti dokumen renstra, sistem informasi/website yang dimiliki oleh setiap
dinas. Hal ini dilakukan sebagai penguat data yang akan dipakai untuk penelitian.

2.3 Analisis Data


Pada tahap ini dilakukan analisa pada data yang telah dikumpulkan dengan teknik
wawancara, observasi dan studi literatur. Analisa dilakukan dengan mengkaji beberapa
instrumen sesuai dengan topik penelitian yaitu keamanan dan data pribadi. Hasil dari tahap ini
adalah berupa kajian-kajian yang menghasilkan kebutuhan sistem sesuai dengan proses bisnis
yang ada pada setiap dinas di Kota Tasikmalaya.

2.4 Identifikasi Proses Bisnis yang Sedang Berjalan


Identifikasi proses bisnis yang sedang berjalan dilakukan untuk menghasilkan celah pada
proses bisnis sehingga bisa dilakukan pengembangan pada aspek keamanan dan data pribadi.
Identifikasi ini memudahkan untuk menghasilkan usulan model keamanan dan data pribadi.
Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
638 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933

2.5 Analisa Usulan Model Menggunakan RACI Chart


Pada tahap ini model yang akan di usulkan memuat aktor yang akan masuk dalam model
bisnis yang akan di usulkan. Untuk analisanya menggunakan Responsible, Accountable,
Consulted, Informed (RACI) chart.

2.5 Pemodelan Menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN)


Pemodelan dibangun dengan menggunakan standar pembuatan model bisnis yaitu
Business Process Model and Notation (BPMN) dengan notasi yang sesuai dengan BPMN.

2.6 Usulan Model Keamanan


Tahap ini adalah hasil dari pemodelan yang dilakukan dengan menggunakan standar
BPMN.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan studi literatur,
kemudian dilakukan analisa pada data. Data yang diperoleh yaitu data terkait keamanan dan
data privasi. Berdasarkan dari hasil pengumpulan data ada 4 dinas yang telah melibatkan
masyarakat pada pemanafaatan sistem berbasis IT. Berikut adalah hasil analisa data dari data
yang telah dikumpulkan:

• Layanan berbasis IT
Layanan berbasis IT yang dimaksud adalah layanan yang melibatkan masyarakat sebagai
pengguna. Kebanyakan dinas di Kota Tasikmalaya memanfaatkan layanan berbasis IT untuk
pengguna di lingkungan dinas itu sendiri dan tidak melibatkan masyarakat sebagai user.
Aplikasi-aplikasi yang menunjang keberlangsungan dinas masih banyak digunakan di
internal saja. Terdapat 4 dinas yang melibatkan masyarakat dalam penggunaan layanan IT
atau aplikasi dalam proses kerja dinas diantaranya dinas kependudukan dan pencatatan sipil,
dinas sosial, dinas ketenagakerjaan dan pengadilan agama. Keempat dinas ini menjadi fokus
dalam penelitian pengembangan model bisnis legal aspek e-government karena melibatkan
masyarakat sebagai pengguna karena e government merupakan sistem pemerintahan yang
melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan sistem IT.
• Permasalahan keamanan
Pada aspek permasalahan keamanan, kebanyakan dinas tidak mengetahui adanya
permasalahan keamanan, masih sebatas permasalahan penggunaan aplikasi. Dan ada
beberapa dinas mengklaim tidak pernah mengalami permasalahan keamanan pada sistem IT
di dinasnya masing-masing.
• Percobaan peretasan
Sejalan dengan permasalahan keamanan hanya ada 2 dinas yang pernah terjadi percobaan
peretasan, namun tidak sampai pada pembobolan data. Dan dinas lain tidak ada percobaan
peretasan sistemn dan juga kemungkinan tidak mengetahui adanya percobaan peretasan.
• Manipulasi data
Aspek manipulasi data yaitu manipulasi perubahan dokumen fisik maupun digital untuk
kepentingan tertentu. Terdapat 3 dinas yang pernah mengalami manipulasi data seperti dinas
kependudukan yang pernah ada yang memalsukan dokumen kependudukan untuk
kepentingan yang tidak baik. Dinas sosial pernah mengalami manipulasi data atau pemalsuan
dokumen pada data penerima bantuan untuk kepentingan penerimaan dana yang diberikan ke

Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 639

data penerima bantuan sosial. Dinas ketenagakerjaan pernah mengalami pemalsuan dokumen
seperti dokumen SKCK dan dokumen lain yang ditujukan untuk pekerjaan. Dinas lain belum
pernah mengalami pemalsuan dokumen.
• Ketersediaan keamanan pada dokumen
Aspek ketersediaan keamanan pada dokumen hanya ada di dinas kependudukan dan
pencatatan sipil dan pengandilan agama, meskipun di disduk dan di pengadilan agama hanya
menggunakan QR-Code sebagai layanan keamanannya. Saat ini banyak yang dapat
membangun QR-Code secara online maupun menggunakan aplikasi. Maka bisa dikatakan
kedua dinas tersebut belum mempunyai keamanan deokumen yang handal. Perlu ada suatu
model keamanan yang dapat mengaman dokumen sehingga tidak terjadi kemungkinan
manipulasi dokumen.
• Kerahasiaan data pribadi
Semua dinas mengklaim kerahasiaan data pribadi, namun dalam pengisian formulir data
pribadi masyarakat di inputkan oleh petugas. Hal ini menyebabkan kemungkinan
penyalahgunaan data oleh petugas itu sendiri untuk keuntungan pribadi. Menurut observasi,
petugas dinas dapat melakukan kemungkinan penyalahgunaan data pribadi dan bisa
disebarluaskan. Pengadilan Agama sudah menerapkan kerahasiaan data pribadi dengan
memfasilitasi masyarakat dengan sistem yang pengisian formulirnya dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri, sehingga kemungkinan petugas dalam menyalahgunakan data pribadi
sangat kecil.

3.2 Identifikasi Model Bisnis


Kota Tasikmalaya memiliki beberapa layanan pemerintahan yang berada dibawah
naungan pemerintah Kota Tasikmalaya dalam bentuk dinas pemerintah yang melayani
masyarakat. Layanan pemerintahan dilaksanakan oleh dinas-dinas dengan ruang lingkup masing-
masing. Setiap dinas mempunyai model bisnis masing-masing. Pada tahap identifikasi model,
yang menjadi fokus utama adalah 4 dinas yang mempunyai layanan IT dalam pelaksanaan
kegiatan pemerintahan dan masyarakat menjadi pengguna yaitu Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan dan Pengadilan
Agama. penyusunan model bisnis setiap dinas ini dilakukan dengan melakukan observasi dan
studi literatur berdasarkan dokumen-dokumen yang dimiliki setiap dinas. Berikut adalah
penjelasan model bisnis pada layanan pemerintah yang ada di Kota Tasikmalaya:

• Dinas Kependudukan
Dinas kependudukan Kota Tasikmalaya memiliki beberapa layanan diantaranya pencatatan
sipil dan pendaftaran penduduk. Pada layanan pendaftaran penduduk terdapat pembuatan
Kartu Tanda Penduduk KTP elektronik, pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Identitas
Anak (KIA). Pada layanan pencatatan sipil terdiri dari pencatatan akta kelahiran, akta
kematian, akta perkawinan, akta perceraian dan pencatatan anak [13]. Proses layanan di
dinas kependudukan Kota Tasikmalaya dilakukan dengan cara konvensional yaitu proses
yang dilakukan belum memanfaatkan teknologi informasi. Dinas kependudukan
memfasilitasi pemohon berupa template form dokumen yang dapat diakses atau di unduh di
website dinasdukcapil.tasikmalaya.go.id [14]. proses bisnis pada setiap layanan di Dinas
Kependudukan Kota Tasikmalaya mengandalkan berkas hardfile. Pemohon diharuskan
untuk mempersiapkan berkas yang dibutuhkan kemudian melakukan pengajuan ke kantor.
Dokumen yang diajukan oleh pemohon kemudian di verifikasi, jika dokumen sudah lengkap,
proses dilanjutkan sesuai dengan layanan yang di ajukan. Terdapat peran pimpinan dalam

Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
640 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933

pengesahan berkas yang nantinya akan diserahkan kepada pemohon. Berikut gambar 2
merupakan alur pengajuan sesuai dengan layanan yang diajukan.

Gambar 2. Proses Pengajuan di Setiap Layanan

• Dinas Sosial
Dinas sosial di Kota Tasikmalaya bertugas untuk membantu walikota sebagai pimpinan
dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah dan tugas pemantauan di bidang sosial.
Semua yang berkaitan dengan kegiatan sosial masuk dalam ranah dinas sosial Kota
Tasikmalaya. Dinas Sosial Kota Tasikmalaya mempunyai beberapa layanan kepada
masyarakat diantaranya Rekomendasi KIS, KIP, Jampersal dan Jamkesda [15]. Dalam
pemanfaatan layanan dinas sosial, dinas sosial mempunyai alur pengajuan yang tergambar
pada gambar 3.
• Dinas Ketenagakerjaan
Dinas ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya bertugas melaksanakan urusan Pemerintah daerah
Kota Tasikmalaya di bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Fungsinya yaitu merumuskan
kebijakan dibidang tenaga kerja, melaksanakan kebijakan dibidang tenaga kerja,
melaksanakan evaluasi dan administrasi dina tenaga kerja [16]. Gambar 4 merupakan alur
pengajuan yang terjadi di dinas ketenagakerjaan Kota Tasikmalya.
• Pengadilan Agama
Pengadilan agama merupakan wadah dalam penanganan kasus-kasus yang terjadi dalam
ruang lingkup agama, seperti pernikahan. Dalam prosesnya pelapor dalam melakukan
gugatan dengan melakukan pelaporan ke pengadilan agama dengan membawa bukti

Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 641

yang sah untuk diproses sehingga bisa dilakukan persidangan [17]. Gambar 5 merupakan proses
bisnis dari pengaduan yang dilakukan pelapor ke pengadilan agama.

Gambar 3. Proses Pengajuan Layanan Dinsos

Gambar 4. Proses Bisnis Dinas Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya

3.3 Desain Model


Berdasarkan analisis data dan identifikasi model, ada 3 aspek model yang perlu
dikembangkan yaitu model keamanan dokumen, model layanan bagi masyarakat yang
mempunyai kebutuhan khusus dan model layanan data pribadi. Pada desain model bisnis
terdapat stakeholder atau pihak-pihak yang masuk dalam proses bisnis serta tugas pokok dan
fungsinya. Untuk mengidentifikasi stakeholder yang terlibat maka dibuat sebuah Responsible,
Accountable, Consulted, Informed (RACI) chart, responsible merupakan berikut adalah aktor-
Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
642 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933

aktor yang berperan dalam proses bisnis pada layanan pemerintah yang ditabulasikan pada tabel
2.
• Pimpinan
• Petugas Lapangan
• Petugas
• Masyarakat/Pemohon

Gambar 5. Proses Bisnis Pengaduan

Tabel 2. RACI Chart di Dinas Kota Tasikmalaya


Fungsi Masyarakat Petuga Petugas Pimpina
Aktifitas s Lapangan n
Pengumpulan Dokumen Registrasi R
Registrasi R
Pengajuan Layanan R I
Pengisian Formulir R
Pemeriksaan Persyaratan dan Formulir R/A I
Assesmen Lapangan I R/C
Verifikasi Berkas R/A I
Pengesahan I R
Penerimaan No. registrasi I R
Penerbitan No. registrasi R/A I
Penandatanganan dokumen I R
Penerimaan dokumen R I

Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 643

Berikut adalah gambar 6 meupakan usulan model bisnis pada pengajuan/pemanfaatan


layanan pemerintah berbasis IT hasil dari analisa RACI Chart:

Gambar 6. Usulan Model Layanan Pemerintah

Pada model bisnis yang dibangun untuk sistem keamanan tanda tangan digital pada
pengesahan dokumen dan data pribadi menggunakan algoritma Kriptografi Rivest Shamir
Adleman (RSA) dan skema Qr-Code. RSA menggunakan konsep asimetri atau penggunaan dua
kunci berbeda pada proses enkripsi yang menggunakan private key dan dekripsi menggunakan
public key. Enkripsi dilakukan untuk menyembunyikan pesan pada tanda tangan digital
sehingga menghasilkan keluaran yang dikonversi menjadi Qr-Code. Berikut gambar 7 proses
enkripsi keamanan dokumen dengan menggunakan algoritma RSA dan skema Qr-Code.

Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
644 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933

Gambar 7. Model Bisnis Proses Enkripsi

Proses dekripsi dilakukan untuk memulihkan dokumen yang telah dilakukan enkripsi
sehingga menghasilkan dokumen asli. Berikut gambar 8 merupakan model bisnis dalam proses
dekripsi dokumen:

Gambar 8. Model Bisnis Proses Dekripsi

Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 645

Proses enkripsi (1) dan dekripsi (2) menggunakan algoritma RSA dengan rumus
berikut:
Enkripsi : Ee (m) = c = me mod n (1)
Dekripsi : Dd (c) = m = cd mod n (2)
Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan kunci untuk prosesnya, maka perlu ada
pembangkitan private key (3) untuk proses enkripsi dan pembangkitan public key (4) untuk
proses dekripsi. Pembangkitan kunci memerlukan pasangan kunci (3) untuk melakukan proses
enkripsi dan dekripsi. Berikut adalah prosedur pembangkitan sepasang kunci untuk algoritma
RSA:
• Memilih dua bilangan prima, p dan q
• Menghitung n = pq (3)
• Menghitung ߶ሺ݊ሻ = ሺ‫ ݌‬− 1ሻሺ‫ ݍ‬− 1ሻ (4)
• Memilih bilangan bulat e sebagai kunci publik,e harus relatif prima terhadap ߶ሺ݊ሻ
• Menghitung kunci dekripsi, d dengan persamaan
ed ≡ 1 ቀ݉‫߶ ݀݋‬ሺ݊ሻቁ ݀ ≡ ݁ ିଵ ቀ݉‫߶ ݀݋‬ሺ݊ሻቁ (5)

- Kunci publik adalah pasangan (e dan n)


- Kunci privat adalah pasangan (d dan n)

4. KESIMPULAN

Usulan model bisnis untuk keamanan dokumen dan data pribadi menggunakan
algoritma RSA dan skema Qr-code untuk membantu layanan seperti tanda tangan digital
sehingga ada legalitas pada dokumen yang tidak dapat dimanipulasi orang lain. Usulan model
yang dibangun dapat menjadi rekomendasi dinas di Kota Tasikmalaya untuk mengamankan
dokumen dan data pribadi. Algoritma RSA sendiri banyak digunakan untuk keamanan tanda
tangan digital pada dokumen. Penelitian ini masih berbentuk model dan belum di
implementasikan, sehingga belum teruji untuk keamanan di Dinas Kota Tasikmalaya. Perlu
adanya pengembangan untuk melakukan implementasi sehingga dapat diketahui kehandalannya.

5. SARAN

Penelitian ini perlu dikembangkan pada tahap implementasi, dan melakukan penelitian
di sistem keamanan lainnya selain dokumen dan data pribadi seperti keamanan server,
keamanan jaringan dan keamanan lain yang mendukung layanan pemerintah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ristekbrin yang telah memberi dukungan
dana terhadap penelitian ini dan pemerintah Kota Tasikmalaya yang memberikan dukungan
sehingga penelitian ini berjalan lancar.

Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
646 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933

DAFTAR PUSTAKA

[1] UN, 2020. UN E-Government Survey 2020.

[2] D. Veit and J. Huntgeburth, 2014. Foundation of Digital Government. Springer-Verlag


Berlin Heidelberg,

[3] N. P. Yunita and R. D. Aprianto, 2018. “Kondisi Terkini Perkembangan Pelaksanaan E-


Government di Indonesia : Analisis Website,” Semin. Nas. Teknol. Inf. dan Komun., Vol.
2018, No. Sentika, pp. 329–336,

[4] B. Noveriyanto, L. C. Nisa, A. S. Bahtiar, S. Sahri, and I. Irwansyah, 2018. “E-


Government Sebagai Layanan Komunikasi Pemerintah Kota Surabaya (Studi
Kematangan e-government Sebagai Layanan Komunikasi Government to Government,
Government to Citizen, Government to Business),” Profetik J. Komun., Vol. 11, No. 1, p.
37,

[5] Ramadiani, D. M. Khairina, and A. K. Aziz, 2017. “Perancangan E-Government


Kelurahan Sempaja Timur Menggunakan Enterprise Architecture Planning,” Pros.
Semin. Ilmu Komput. dan Teknol. Inf., vol. 2, no. 1, pp. 1–8,

[6] A. K. Darmawan and A. D. Harto, 2019. “Analisis Domain Bai, Dss, Dan Mea Pada
Pengukuran Kualitas Layanan E-Government Kabupaten Pamekasan Menggunakan
Framework Cobit 5.0,” J. Buana Inform., Vol. 10, No. 1, p. 53.

[7] S. Suprapto, A. Herlambang, and R. Anjani, 2019. “Evaluasi Tingkat Kesiapan


Pemerintah Kota Batu Dalam Menerapkan Pemerintahan Berbasis Elektronik (E-
Government) Dengan Menggunakan ICT Readiness,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu
Komput., Vol. 3, No. 4, pp. 3123–3130.

[8] N. S. Ramadani, V. Misimi, E. Ramadani, and F. Idrizi, 2017. “The Role and The Impact
of Digital Certificate and Digital Signature in Improving Security During Data
Transmittion,” Eur. J. Sustinable Dev. Res., Vol. 2, No. 1, pp. 116–120.

[9] F. Nuraeni, Y. H. Agustin, D. Kurniadi, and I. D. Ariyanti, 2020. “Implementasi Skema


QR-Code dan Digital Signature Menggunakan Kombinasi Algoritma RSA dan AES
untuk Pengamanan Data Sertifikat Elektronik,” Semin. Nas. Teknol. Informasi, Komun.
dan Ind. 12, pp. 43–52,

[10] S. P. Kristanto et al., “Keamanan Privasi pada Penyimpanan Data Digital ‘Metode
Data Digital Security’ Keamanan Privasi pada Penyimpanan Data Digital ‘Metode Data
Digital Security,” No. December, 2017.

[11] S. Ambadiyil, V. B. Vibhath, and V. P. Mahadevan Pillai, 2016. “On Paper Digital
Signature (OPDS),” Adv. Intell. Syst. Comput., Vol. 425, pp. 547–558,

[12] R. Focardi, F. L. Luccio, and H. A. M. Wahsheh, 2018. “Usable Cryptographic QR


Codes,” Proc. IEEE Int. Conf. Ind. Technol., Vol. 2018-Febru, pp. 1664–1669,

Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 647

[13] Imih Misbahul Munir, 2017. “Rencana Strategis Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil 2017 - 2022,” Dinas Kependud. dan Pencatatan Sipil,

[14] 2021, “Disdukcapil Kota Tasikmalaya - Gerakan Indonesia Sadar Administrasi


Kependudukan (GISA).” [Online]. Available:
https://dinasdukcapil.tasikmalayakota.go.id/. [Accessed: 18-Sep-2021].

[15] “Dinas Sosial Kota Tasikmalaya.” [Online]. Available:


http://dinsos.tasikmalayakota.go.id/layanan. [Accessed: 18-Sep-2021].

[16] “Disnaker Tasikmalaya – Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya.” [Online]. Available:
https://disnaker.tasikmalayakota.go.id/. [Accessed: 18-Sep-2021].

[17] “Pengadilan Agama Kota Tasikmalaya - Portal Berita PA Kota Tasikmalaya -


Pengadilan Agama Kota Tasikmalaya.” [Online]. Available: https://pa-
tasikmalayakota.go.id/. [Accessed: 18-Sep-2021].

Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)

Anda mungkin juga menyukai