1587-Article Text-6285-1-10-20220317
1587-Article Text-6285-1-10-20220317
Abstrak
Indonesia menempati urutan ke-88 berada dibawah negara ASEAN lain seperti
Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam sebagai negara yang menerapkan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau dikenal dengan e-government. Dengan adanya
pandemi Covid 19, sistem layanan pemerintah dipaksa untuk beralih dengan memanfaatkan
internet. Namun, Indonesia belum siapa untuk menerapkan e-government karena beberapa
aspek yaitu aspek legal pada e-government. Aspek legal yang dimaksud yaitu legalitas
dokumen, keamanan data pribadi dalam pemanfaatan sistem e-government. Saat ini Indonesia
tidak mempunyai landasan untuk mengatur aspek-aspek tersebut, sehingga Indonesia belum
mampu menerapkan e-government sebagai layanan pemerintah sedangkan dengan adanya
pandemi covid 19 layanan pemerintah harus beralih ke sistem layanan berbasis elektronik.
Permasalahan dari berbagai aspek dapat ditanggulangi dengan melakukan penelitian dengan
target sebuah model bisnis yang dapat dijadikan acuan dalam legalitas dokumen, model dan
keamanan data pribadi. Studi kasus penelitian dilakukan di Dinas Pemerintahan Tasikmalaya
Jawa Barat. Metode yang digunakan untuk membangun model adalah RACI chart untuk
melihat keterhubungan aktor yang berperan pada model bisnis yang dirancang. Pembuatan
model bisnis dibuat dengan notasi standar dalam pembuatan model bisnis yaitu BPMN. Model
yang dihasilkan adalah model bisnis pada keamanan dokumen dan data privasi dengan
memanfaatkan algoritma RSA dan skema Qr-code, dan model bisnis untuk tanda tangan digital.
Abstract
Indonesia ranks 88th under other ASEAN countries such as Malaysia, Singapore,
Thailand and Vietnam as countries that implement an Electronic-Based Government System
(SPBE) or known as e-government. With the Covid 19 pandemic, the government service system
was forced to switch to using the internet. However, Indonesia is not yet ready to implement e-
government because several aspects include legal aspects of e-government. The legal aspects in
question are document legality, personal data security in the use of e-government systems.
Currently, Indonesia does not have a foundation to regulate these aspects, so that Indonesia has
not been able to implement e-government as a government service, while with the COVID-19
pandemic, government services must switch to an electronic-based service system. Problems
from various aspects can be overcome by conducting research with the target of a business
model that can be used as a reference in the legality of documents, models and security of
personal data. The research case study was conducted at the Tasikmalaya Government Office,
West Java. The method used to build the model is the RACI chart to see the connectedness of
stakeholders who play a role in the designed business model. Making a business model is made
with a standard notation in making a business model, namely BPMN. The resulting model is a
business model on document security and data privacy by utilizing the RSA algorithm and Qr-
code scheme, and a business model for digital signatures.
1. PENDAHULUAN
andemi Corona virus diseases (Covid 19) memaksa masyarakat untuk memanfaatkan
P jaringan internet, termasuk pada layanan pemerintah yang diharuskan melaksanakan
layanan secara daring dikenal dengan e-government. Indonesia menempati urutan ke-88
dalam penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) berada di bawah negara
ASEAN lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam [1]. Hal tersebut
menggambarkan bahwa Indonesia belum siap dalam penerapan e-government ditinjau dari
pemanfaatan layanan publik berbasis elektronik yang masih kurang. Di tengah pandemi Covid
19 semua negara dipaksa untuk menerapkan sistem pemerintahan dengan memanfaatkan
jaringan internet dan Indonesia dengan indeks peringkat yang berada di bawah negara ASEAN
lain akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. Salah satu kekurangan Indonesia dalam
penerapan e-government salah satunya yaitu pada aspek legal atau hukum yang mengatur terkait
layanan pemerintahan. Terdapat aspek penting dalam penerapan e-government yaitu Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang terpercaya dengan sistem keamanan yang andal [2]. Aspek
penting tersebut perlu dikembangkan dari sudut teknologi informasi guna mendukung
keberhasilan e-government. Negara maju seperti Jerman pada tahun 2009 telah merancang
peraturan untuk menanggulangi aspek tersebut. Indonesia belum mempunyai aturan yang
mengatur aspek legal pada e-government sehingga akan memunculkan ketidakpercayaan
masyarakat dan e-government yang diterapkan pemerintah akan gagal dan tidak dipakai. Hasil
riset menunjukkan bahwa ada 4 Kota dari provinsi Jawa tengah dan Jawa timur yang paling siap
dalam pemanfaatan layanan pemerintahan, provinsi lain masih pada level pemantapan dan
belum layak digunakan secara menyeluruh [3]. Dari 4 kota tersebut berfokus pada bagaimana
layanan kepada masyarakat dilakukan menggunakan jaringan internet. Layanan pemerintah
tidak lepas dari dokumen-dokumen, informasi dan data, sedangkan dokumen dan informasi
mudah untuk dimanipulasi dan data dapat di retas dan disalahgunakan. Maka perlu adanya
aspek legal yang mengatur dan menjamin dokumen dan data tidak di salah gunakan dengan
sudut pandang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Ranah penelitian pada e-government masih di layer implementasi sistem di masyarakat
tanpa memperhatikan kajian penting tentang inti dari dibangunnya e-government yaitu
kepercayaan. Surabaya salah satu kota yang sudah lama mengembangkan e-government dengan
tingkat kematangan yang tinggi dari kota-kota lain di Indonesia [4], masih pada aspek
ketersediaan layanan berbasis IT serta perancangan sistem informasi layanan [5][6], tanpa
memperhatikan aspek legalnya yaitu keamanan. Aspek keamanan menjadi isu penting yang
selalu di rekomendasikan ketika pada tahap perencanaan e-government seperti perencanaan
penerapan e-government di kota Batu Malang [7]. Permasalahan pada aspek legal atau hukum di
Indonesia perlu ditanggulangi untuk menumbuhkan kepercayaan publik dalam memanfaatkan
layanan pemerintah berbasis elektronik. Dari sudut pandang teknologi informasi dan
komunikasi perlu meneliti authenticty atau keaslian, integritas dan verifikasi dokumen maupun
data sehingga tidak terjadi penyalahgunaan yang mengakibatkan kerugian publik sehingga
menurunkan kepercayaan publik.
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 635
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipakai pada penelitian untuk membangun model bisnis
keamanan dokumen dan data pribadi untuk e-government dijelaskan pada gambar 1.
Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
636 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 637
• Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati pelayanan yang dilakukan setiap dinas dalam
melayani masyarakat. Observasi dilakukan juga secara langsung dengan menjadi bagian dari
masyarakat yang memanfaatkan layanan pemerintah. Hal ini dilakukan untuk dapat
menggambarkan proses bisnis yang terjadi pada layanan pemerintah.
• Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan adalah dengan mengupulkan dokumen-dokumen yang dimiliki
oleh setiap dinas seperti dokumen renstra, sistem informasi/website yang dimiliki oleh setiap
dinas. Hal ini dilakukan sebagai penguat data yang akan dipakai untuk penelitian.
• Layanan berbasis IT
Layanan berbasis IT yang dimaksud adalah layanan yang melibatkan masyarakat sebagai
pengguna. Kebanyakan dinas di Kota Tasikmalaya memanfaatkan layanan berbasis IT untuk
pengguna di lingkungan dinas itu sendiri dan tidak melibatkan masyarakat sebagai user.
Aplikasi-aplikasi yang menunjang keberlangsungan dinas masih banyak digunakan di
internal saja. Terdapat 4 dinas yang melibatkan masyarakat dalam penggunaan layanan IT
atau aplikasi dalam proses kerja dinas diantaranya dinas kependudukan dan pencatatan sipil,
dinas sosial, dinas ketenagakerjaan dan pengadilan agama. Keempat dinas ini menjadi fokus
dalam penelitian pengembangan model bisnis legal aspek e-government karena melibatkan
masyarakat sebagai pengguna karena e government merupakan sistem pemerintahan yang
melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan sistem IT.
• Permasalahan keamanan
Pada aspek permasalahan keamanan, kebanyakan dinas tidak mengetahui adanya
permasalahan keamanan, masih sebatas permasalahan penggunaan aplikasi. Dan ada
beberapa dinas mengklaim tidak pernah mengalami permasalahan keamanan pada sistem IT
di dinasnya masing-masing.
• Percobaan peretasan
Sejalan dengan permasalahan keamanan hanya ada 2 dinas yang pernah terjadi percobaan
peretasan, namun tidak sampai pada pembobolan data. Dan dinas lain tidak ada percobaan
peretasan sistemn dan juga kemungkinan tidak mengetahui adanya percobaan peretasan.
• Manipulasi data
Aspek manipulasi data yaitu manipulasi perubahan dokumen fisik maupun digital untuk
kepentingan tertentu. Terdapat 3 dinas yang pernah mengalami manipulasi data seperti dinas
kependudukan yang pernah ada yang memalsukan dokumen kependudukan untuk
kepentingan yang tidak baik. Dinas sosial pernah mengalami manipulasi data atau pemalsuan
dokumen pada data penerima bantuan untuk kepentingan penerimaan dana yang diberikan ke
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 639
data penerima bantuan sosial. Dinas ketenagakerjaan pernah mengalami pemalsuan dokumen
seperti dokumen SKCK dan dokumen lain yang ditujukan untuk pekerjaan. Dinas lain belum
pernah mengalami pemalsuan dokumen.
• Ketersediaan keamanan pada dokumen
Aspek ketersediaan keamanan pada dokumen hanya ada di dinas kependudukan dan
pencatatan sipil dan pengandilan agama, meskipun di disduk dan di pengadilan agama hanya
menggunakan QR-Code sebagai layanan keamanannya. Saat ini banyak yang dapat
membangun QR-Code secara online maupun menggunakan aplikasi. Maka bisa dikatakan
kedua dinas tersebut belum mempunyai keamanan deokumen yang handal. Perlu ada suatu
model keamanan yang dapat mengaman dokumen sehingga tidak terjadi kemungkinan
manipulasi dokumen.
• Kerahasiaan data pribadi
Semua dinas mengklaim kerahasiaan data pribadi, namun dalam pengisian formulir data
pribadi masyarakat di inputkan oleh petugas. Hal ini menyebabkan kemungkinan
penyalahgunaan data oleh petugas itu sendiri untuk keuntungan pribadi. Menurut observasi,
petugas dinas dapat melakukan kemungkinan penyalahgunaan data pribadi dan bisa
disebarluaskan. Pengadilan Agama sudah menerapkan kerahasiaan data pribadi dengan
memfasilitasi masyarakat dengan sistem yang pengisian formulirnya dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri, sehingga kemungkinan petugas dalam menyalahgunakan data pribadi
sangat kecil.
• Dinas Kependudukan
Dinas kependudukan Kota Tasikmalaya memiliki beberapa layanan diantaranya pencatatan
sipil dan pendaftaran penduduk. Pada layanan pendaftaran penduduk terdapat pembuatan
Kartu Tanda Penduduk KTP elektronik, pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Identitas
Anak (KIA). Pada layanan pencatatan sipil terdiri dari pencatatan akta kelahiran, akta
kematian, akta perkawinan, akta perceraian dan pencatatan anak [13]. Proses layanan di
dinas kependudukan Kota Tasikmalaya dilakukan dengan cara konvensional yaitu proses
yang dilakukan belum memanfaatkan teknologi informasi. Dinas kependudukan
memfasilitasi pemohon berupa template form dokumen yang dapat diakses atau di unduh di
website dinasdukcapil.tasikmalaya.go.id [14]. proses bisnis pada setiap layanan di Dinas
Kependudukan Kota Tasikmalaya mengandalkan berkas hardfile. Pemohon diharuskan
untuk mempersiapkan berkas yang dibutuhkan kemudian melakukan pengajuan ke kantor.
Dokumen yang diajukan oleh pemohon kemudian di verifikasi, jika dokumen sudah lengkap,
proses dilanjutkan sesuai dengan layanan yang di ajukan. Terdapat peran pimpinan dalam
Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
640 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933
pengesahan berkas yang nantinya akan diserahkan kepada pemohon. Berikut gambar 2
merupakan alur pengajuan sesuai dengan layanan yang diajukan.
• Dinas Sosial
Dinas sosial di Kota Tasikmalaya bertugas untuk membantu walikota sebagai pimpinan
dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah dan tugas pemantauan di bidang sosial.
Semua yang berkaitan dengan kegiatan sosial masuk dalam ranah dinas sosial Kota
Tasikmalaya. Dinas Sosial Kota Tasikmalaya mempunyai beberapa layanan kepada
masyarakat diantaranya Rekomendasi KIS, KIP, Jampersal dan Jamkesda [15]. Dalam
pemanfaatan layanan dinas sosial, dinas sosial mempunyai alur pengajuan yang tergambar
pada gambar 3.
• Dinas Ketenagakerjaan
Dinas ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya bertugas melaksanakan urusan Pemerintah daerah
Kota Tasikmalaya di bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Fungsinya yaitu merumuskan
kebijakan dibidang tenaga kerja, melaksanakan kebijakan dibidang tenaga kerja,
melaksanakan evaluasi dan administrasi dina tenaga kerja [16]. Gambar 4 merupakan alur
pengajuan yang terjadi di dinas ketenagakerjaan Kota Tasikmalya.
• Pengadilan Agama
Pengadilan agama merupakan wadah dalam penanganan kasus-kasus yang terjadi dalam
ruang lingkup agama, seperti pernikahan. Dalam prosesnya pelapor dalam melakukan
gugatan dengan melakukan pelaporan ke pengadilan agama dengan membawa bukti
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 641
yang sah untuk diproses sehingga bisa dilakukan persidangan [17]. Gambar 5 merupakan proses
bisnis dari pengaduan yang dilakukan pelapor ke pengadilan agama.
aktor yang berperan dalam proses bisnis pada layanan pemerintah yang ditabulasikan pada tabel
2.
• Pimpinan
• Petugas Lapangan
• Petugas
• Masyarakat/Pemohon
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 643
Pada model bisnis yang dibangun untuk sistem keamanan tanda tangan digital pada
pengesahan dokumen dan data pribadi menggunakan algoritma Kriptografi Rivest Shamir
Adleman (RSA) dan skema Qr-Code. RSA menggunakan konsep asimetri atau penggunaan dua
kunci berbeda pada proses enkripsi yang menggunakan private key dan dekripsi menggunakan
public key. Enkripsi dilakukan untuk menyembunyikan pesan pada tanda tangan digital
sehingga menghasilkan keluaran yang dikonversi menjadi Qr-Code. Berikut gambar 7 proses
enkripsi keamanan dokumen dengan menggunakan algoritma RSA dan skema Qr-Code.
Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
644 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933
Proses dekripsi dilakukan untuk memulihkan dokumen yang telah dilakukan enkripsi
sehingga menghasilkan dokumen asli. Berikut gambar 8 merupakan model bisnis dalam proses
dekripsi dokumen:
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 645
Proses enkripsi (1) dan dekripsi (2) menggunakan algoritma RSA dengan rumus
berikut:
Enkripsi : Ee (m) = c = me mod n (1)
Dekripsi : Dd (c) = m = cd mod n (2)
Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan kunci untuk prosesnya, maka perlu ada
pembangkitan private key (3) untuk proses enkripsi dan pembangkitan public key (4) untuk
proses dekripsi. Pembangkitan kunci memerlukan pasangan kunci (3) untuk melakukan proses
enkripsi dan dekripsi. Berikut adalah prosedur pembangkitan sepasang kunci untuk algoritma
RSA:
• Memilih dua bilangan prima, p dan q
• Menghitung n = pq (3)
• Menghitung ߶ሺ݊ሻ = ሺ − 1ሻሺ ݍ− 1ሻ (4)
• Memilih bilangan bulat e sebagai kunci publik,e harus relatif prima terhadap ߶ሺ݊ሻ
• Menghitung kunci dekripsi, d dengan persamaan
ed ≡ 1 ቀ݉߶ ݀ሺ݊ሻቁ ݀ ≡ ݁ ିଵ ቀ݉߶ ݀ሺ݊ሻቁ (5)
4. KESIMPULAN
Usulan model bisnis untuk keamanan dokumen dan data pribadi menggunakan
algoritma RSA dan skema Qr-code untuk membantu layanan seperti tanda tangan digital
sehingga ada legalitas pada dokumen yang tidak dapat dimanipulasi orang lain. Usulan model
yang dibangun dapat menjadi rekomendasi dinas di Kota Tasikmalaya untuk mengamankan
dokumen dan data pribadi. Algoritma RSA sendiri banyak digunakan untuk keamanan tanda
tangan digital pada dokumen. Penelitian ini masih berbentuk model dan belum di
implementasikan, sehingga belum teruji untuk keamanan di Dinas Kota Tasikmalaya. Perlu
adanya pengembangan untuk melakukan implementasi sehingga dapat diketahui kehandalannya.
5. SARAN
Penelitian ini perlu dikembangkan pada tahap implementasi, dan melakukan penelitian
di sistem keamanan lainnya selain dokumen dan data pribadi seperti keamanan server,
keamanan jaringan dan keamanan lain yang mendukung layanan pemerintah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ristekbrin yang telah memberi dukungan
dana terhadap penelitian ini dan pemerintah Kota Tasikmalaya yang memberikan dukungan
sehingga penelitian ini berjalan lancar.
Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)
646 Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E-ISSN 2503-2933
DAFTAR PUSTAKA
[6] A. K. Darmawan and A. D. Harto, 2019. “Analisis Domain Bai, Dss, Dan Mea Pada
Pengukuran Kualitas Layanan E-Government Kabupaten Pamekasan Menggunakan
Framework Cobit 5.0,” J. Buana Inform., Vol. 10, No. 1, p. 53.
[8] N. S. Ramadani, V. Misimi, E. Ramadani, and F. Idrizi, 2017. “The Role and The Impact
of Digital Certificate and Digital Signature in Improving Security During Data
Transmittion,” Eur. J. Sustinable Dev. Res., Vol. 2, No. 1, pp. 116–120.
[10] S. P. Kristanto et al., “Keamanan Privasi pada Penyimpanan Data Digital ‘Metode
Data Digital Security’ Keamanan Privasi pada Penyimpanan Data Digital ‘Metode Data
Digital Security,” No. December, 2017.
[11] S. Ambadiyil, V. B. Vibhath, and V. P. Mahadevan Pillai, 2016. “On Paper Digital
Signature (OPDS),” Adv. Intell. Syst. Comput., Vol. 425, pp. 547–558,
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
IJCCS Vol. x, No
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, Hal. 633-647 E- ISSN 2503-2933 647
[13] Imih Misbahul Munir, 2017. “Rencana Strategis Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil 2017 - 2022,” Dinas Kependud. dan Pencatatan Sipil,
[16] “Disnaker Tasikmalaya – Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya.” [Online]. Available:
https://disnaker.tasikmalayakota.go.id/. [Accessed: 18-Sep-2021].
Title of
Missi, et., al [Model Bisnis Aspek Legal pada Keamanan Dokumen dan Data Pribadi E-Government
, implies research results (First Author)