Anda di halaman 1dari 69

“MANAJEMEN PEMASARAN

DAN
MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL"
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional Dosen) pengampu
: Yuri S. Fa’ah, S.Sos, MM & Prof. Dr. Ir. Doppy Roy Nendissa, MP

Disusun Oleh
: 1.Olivia Mandasari Kore (2210030145)
2. Stefani Inge I. Tuan (2110030130)
3. Beatriex C. Antonius (2110030059)
4. Syafrilla Saira Erdiantoro (2210030056)
5. Elsar Chris Saputra Dami (2210030137)
6. Ferdianto Dunedi
(2210030148) 7. Hempi N.M
Selan (2010030180)
8. Janed Tanesib
(2110030081) 9. Rosyt R.
Batjo (2110030146)
10. Semuel P. S Salean (2110030124)
11. Theresia Wilhelmina Kua (2110030134)
12. Kristina Jesika Tani (2110030200)
13. Maria Asdiana Hudi (2110030208)

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN FAKULTAS
EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023
KATA PENGENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat, rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Yuri S. Fa’ah, S.Sos, MM & Prof. Dr. Ir.
Doppy Roy Nendissa, MP selaku dosen mata kuliah Bisnis Internasional yang telah
membimbing kami mengerjakan tugas ini.

Makalah ini berisi tentang “MANAJEMEN PEMASARAN DAN MANAJEMEN OPERASI


INTERNASIONAL". Dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami, mengerti dan
menambah ilmu pengetahuan tentang materi ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memperluas wawasan mahasiswa ataupun para
pembacanya tentang MANAJEMEN PEMASARAN DAN MANAJEMEN OPERASI
INTERNASIONAL". Karna keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karna itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
13.1 Latar Belakang
13.2 Rumusan Masalah
13.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manajemen pemasaran internasional
2.2 Kebijakan produk dalam pemasaran internasional
2.3 Kebijakan harga dalam pemasaran internasional
2.4 Kebijakan promosi dalam pemasaran internasional
2.5 Kebijakan distribusi dalam pemasaran internasional
2.6 Sifat manajemen operasi internasional
2.7 Manajemen produksi
2.8 Operasi layanan internasional
2.9 Pengelola Produktivitas dalam Bisnis Internasional
2.10 Pengelola Kualitas dalam Bisnis Internasional
2.11 Pengelola Informasi dalam Bisnis
Internasional BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Pemasaran internasional adalah kegiatan pemasaran yang melewati batas-batas lebih dari satu
negara Pemasaran internasional merupakan penerapan konsep.prinsip aktivitas,dan proses manajemen
pemasaran dalam rangka penyaluran ide,barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai
negara.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan Selain itu,perusahaan juga
ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dihasilkannya,karena kepuasan
konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang
berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.
Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan ternaik untuk ditetapkan salah satunya
perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian suatu produk Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh
konsumen,maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk
menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang dan sampai pada
saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di
dalam pangsa pasar.Olch karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan pengaruh
untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran
yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan produknya dengan baik hal ini akan
berpengaruh terhadap tujuan perusahaan. Perkembangan dunia saat ini pada era globalisasi dan
perkembanganrevolusi industri 5.0 saat ini memudahkan adanya perkembangan
industriinternasional. Hal ini berdampak pada persaingan yang semakin ketat antarindutri atau
perusahaan yang ada. Berbagai upaya dilakukan untuk menjadiindustry atau perusahaan yang terbaik.
Oleh karena itu, peran manajemen penting dalam posisinya, baik manajemen pemasaran, sumber daya
manusia, bahkan keuangan. Tak luput juga, manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen
yang penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan.
Dalam perkembangannya, manajemen operasi sangat berkembang pesat terutama apabila dikaitkan
dengan adanya inovasi dan teknologi baru yang kerap diterapkan dalam operasi bisnis. Oleh karena itu,
orgaisasi atau perusahaan yang memprioritaskan aspek-aspek manajemen operasi sebagai salah satu
model strategis untuk bersaing dan menjadikan perusahaan atau industri yang terbaik di antara
pesaingnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen pemasaran internasional ?
2. Bagaimana kebijakan produk dalam pemasaran internasional ?
3. Bagaimana kebijakan harga dalam pemasaran internasional ?
4. Bagaimana kebijakan promosi dalam pemasaran internasional ?
5. Bagaimana kebijakan distribusi dalam pemasaran internasional ?
6. Apa sifat manajemen operasi internasional ?
7. Apa itu manajemen produksi ?
8. Bagaimana operasi layanan internasional ?
9. Bagaimana mengelola Produktivitas dalam Bisnis Internasional ?
10. Bagaimana mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasional ?
11. Bagaimana mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional ?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai pemasaran dan
operasional internasional, sehingga kita tidak hanya sekedar membacanya, tetapi bisa kita
implementasikan dalam dunia bisnis yang akan kita rintis. Selain itu juga, tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk melengkapi nilai tugas dalam mata kuliah Bisnis Internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemasaran Intenasional
2. 1 Manajemen Pemasaran
Internasional

Pemasaran (marketing) merupakan proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui kreativitas, penawaran, dan pertukaran
nilai produk dengan yang lain. Pemasaran internasional (international marketing) adalah perpanjangan
dari aktivitas-aktivitas tersebut dengan melintasi batas-batas nasional. Perusahaan yang akan memasuki
pasar baru ke luar negri harus berhadapan dengan perbedaan politik, budaya, dan sistem hukum seperti
perbedaan kondisi ekonomi, media periklanan, serta saluran distribusi. Selain mengahadapi perbedaan
nasional, manajemen pemasaran internasional menghadapi dua tugas yang dihadapi oleh manajer
pemasaran domestik, yaitu memiliki sinergi dari berbagai pasar domestik dan koordinasi aktivitas pasar
dengan aktivitas pemasaran.
Aktivitas pemasaran perusahaan internasional biasanya terpisah dan tidak menyatu dengan fungsi
perusahaan. Fungsi tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai aktivitas organisasi lainnya.
Hubungan yang saling berkaitan ini membuat manajemen pemasaran internasional sesuai dengan strategi
perusahaan, strategi bisnis, dan strategi fungsional lainnya.
2.1.1 Pemasaran Internasional dan Strategi Bisnis
Tantangan utama manajer pemasaran suatu perusahaan adalah untuk mengadopsi strategi
pemasaran internasional yang mendukung keseluruhan strategi bisnis perusahaan. Strategi bisnis
dapat menggunakan salah satu dari tiga bentuk ini: diferensiasi, kepemimpinan biaya dan fokus.
Strategi diferensiasi mengharuskan manajer pemasaran untuk mengembangkan produknya
seperti penetapan harga, promosi, dan taktik distribusi yang akan membedakan antara produk atau
jasa perusahaannya dari semua pesaingnya di mata pelanggan. Diferensiasi dapat dibentuk
berdasarkan kualitas, mode, realibilitas,atau karakteristik yang menonjol lainnya, seperti
kesuksesan yang telah ditunjukkan para manajer pemasaran produk seperti jam tangan Rolex,
mobil BMW dan Bolpoin Monthblanc. Dengan mengasumsikan bahwa diferensiasi dapat
dikomunikasikan secara efektif kepada pelanggan, perusahaan dapat menetapkan harga yang
lebih tinggi untuk produknya atau melindungi produknya dari persaingan pesaing yang mereknya
lebih rendah. Sebagai contoh, rolex yang telah berhasil mengimplementasikan strategi diferensiasi,
tidak perlu memotong harga untuk jam yang berhias dengan harga $15.000 hanya karena target
mengiklankan jam tangan quartz timex seharga $39,35.
Alternatifnya, suatu perusahaan dapat mengadopsi strategi bisnis internasional yang dapat
menekankan pada kepemimpinan biaya. Kepemimpinan biaya dapat dicapai melalui
sistem
pengurangan dalam produksi dan biaya manufaktur, penguranagan biaya penjualan, penerimaan
margin laba yang lebih rendah, penggunaan bahan baku dan bagian komponen lain yang lebih
murah. Manajer pemasaran perusahaan yang mengadopsi strategi ini akan memfokuskan promosi
pada biaya iklan yang rendah dsn menggunakan saluran distribusi yang memperbolehkan
perusahaan untuk menetapkan harga eceran yang murah contohnya, dengan menjual produknya
melalui toko diskon, bukannya melalui butik modis. Pakaian Old navy, mobil Kia, dan
Bolpoin Bic dipasarkan menggunakan strategi kepemimpinan biaya.
Perusahaan juga mngadopsi strategi fokus, dalam strategi ini,manajer pemasaran akan
memfokuskan usaha mereka pada segmen pasar tertentu atau daerah tertentu untuk
memasarkan produknya. Manajer pemasaran internasional harus berkonsentrasi agar
memperoleh pesan yang sesuai dengan produk atau pelayanan perusahaan pada segmentasi pasar
tertentu. Sebagai contoh, produsen jam tangan di swiss, Suise Microelectronique et d'Horlogerie
SA (SMH) memfokuskan usaha pemasaran mereka untuk menjual kepada kaum muda dengan
harga yang murah, berorientasi mode pada pelanggan yang ada di cropa, amerika utara, dan Asia.
Dengan mengadopsi keseluruhan strategi bisnis internasional, perusahaann harus dapat
menilai dimana bisnis akan dilakukan. Keputusan untuk memasukkan produk pada pasar asing
tertentu harus diperoleh dan dilakukan sesuai dengan strategi bisnis perusahaan secara
keseluruhan. Sebagai contoh, negara dengan pertumbuhan pasar yang stabil pada negara dengan
rata-rata penghasilan rendah dan menengah seperti Kosta Rika, Namibia, Polandia, dan Turki,
memberikan pangsa pasar yang menarik untuk Timex, tetapi tidak untuk Rolex. Meski demikian
negara yang makmur seperti Dubai dan Beijing, Rolex dapat menikmati kesuksesan besar.
Akibat keterbatasan anggaran dan sumber daya, perusahaan internasional harus secara hati-
hati menilai negara mana yang sesuaidengan potensi produk mereka. Penentuan peringkat tersebut
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, tingkat persaingan, saluran distribusi,
dan ketersediaan infrastruktur.

Tergantung dari karakteristik produk dan kondisi lainnya, perusahaan harus memilih untuk
memasuki pasar secara bersamaan yang memenuhi kriteria keberterimaan tetentu.

2.1.2 Bauran Pemasaran


Setelah perusahaan internasional memasuki pasar luar negeri tertentu, selanjutnya keputusan
pemasaran harus diambil secara khusus, manajer pemasaran internasional harus mempertimbangkan
empat permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan produk perusahaan
2. Bagaimana untuk menetapkan harga produk
3. Bagaimana menjual produk tersebut
4. Bagaimana mendistribusikan produk itu kepada pelanggan
Elemen-elemen ini dikenal dengan dengan bauran pemasaran (marketing mix) dan sering disamakan
pada 4P pemasaran: produk, penetapan harga, promosi, dan penempatan atau distribusi.
Permasalahan bauran pemasaran internasional dan penentuan keputusan scrupa dengan berbagai
cara pada pemasaran domestik, tetapi lebih rumit. Susunan variabel pemasaran internasional yang
harus dipertimbangkan oleh para manajer jauh lebih luas, dan keterkaitan di antara variabel tersebut jauh
lebih rumit daripada yang dihadapi oleh manajer pemasaran domestik.

2.1.3 Standardisasi versus Pengubahsualan


Pemasar perusahaan biasanya memilih dari tiga pendekatan dasar dalam menetukan apakah akan
melakukan standardisasi atau mengubahsuaikan terhadap bauran pemasaran perusahaan :
1. Haruskah perusahaan mengadopsi pendekatan ctnosentris, yaitu memasarkan produk
secara internasional menggunakan cara serupa seperti yang digunakan dalam
memasarkan secara domestik?
2. Haruskah perusaahan mengadopsi pendekatan polisentris, yaitu mengubahsuaikan bauran
pemasaran untuk memenuhi kebutuhan khusus di ctiap pasar asing yang dilayaninya ?
3. Haruskah perusahaan mengadopsi pendekatan geosentris. 3. Haruskah perusahaan
mengadopsi pendekatan geosentris. Yaitu melakuakan analisis kebutuhan pelanggan di
seluruh dunia dan mengadopsi bauran pemasaran yang distandardisasi untuk semua
pasar yang dilayani?
Pendekatan etnosentris (ethnocentric approach) relatif mudah untuk diadopsi. Perusahaan hanya
memasarkan produk ke pasar internasional dengan menggunakan bauran pemasaran yang sama
digunakan di pasar domestik, schingga dapat menghindari biaya pengembangan teknik pemasaran
baru untuk melayani pelanggan asing. Ketika beberapa perusahaan akan melakukan internasionalisasi,
mereka mengadopsi pendekatan ini, mereka yakin bahwa bauran pemasaran yang sukses di dalam
negeri juga akan berhasil di luar negeri. Meski demikian pendekatan etnosentris mungkin bukan
merupakan pendekatan yang diinginkan jika perusahaan mengalami kerugian penjualan karena mereka
tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan asingnya. Perusahaan akan
memodifikasi bauran pemasaran dengan kondisi masyarakat lokal dan kebutuhan setelah perusahaan
memperoleh banyak informasi mengenai pasar lokal.

Pendekatan polisentris (polycentric approach) membutuhkan biaya yang lebih besar karena para pemasar
internasional akan berusaha menyesuaikan pemasaran di setiap pasar yang dimasuki agar
memenuhi
kebutuhan khas lainnya dari para pelanggan di pasar tersebut. Pengubahsuaian dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan apabila pendekatan ini sukses dilakukan. Perusahaan yang mengadopsi
pendekatan ini yakin bahwa pelanggan akan bersedia membayar lebih banyak untuk produk yang
benar-benar sesuai engan kebutuhan mereka. Biasanya perusahaan imtenasional yang mengadopsi
pendekatan ini adalah perusahaan yang beranggapan bahwa mereka beroperasi secara multidomestik.

Pendekatan geosentris (geocentric approach) menggunakan standardisasi dalam bauran pemasaran,


memungkinkan perusahaan untuk menyediakan produk atau jasa yang mendasar yang sama di berbagai
jenis pasar serta menggunakan pendekatan pemasaran yang sama untuk menjual produk atau jasa secara
global.

Perlu diingat bahwa baik pendekatan etnosentris maupun geosentris merupakan Perlu diingat
bahwa baik pendekatan etnosentris maupun geosentris merupakan pendekatan yang memerlukan
standardisasi dalam bauran pemasaran. Perusahaan yang mengunakan pendekatan etnosentris untuk
menentukanperlakuan apa yang akan dilakukan di negara sendiri. Perusahaan yang menggunakan
pendekatan geosentris memulai tanpa ada penyimpangan apa pun. Tentu saja, pendekatan geometris
mempertimbangkan semua kebutuhan dari pelanggan perusahaan di seluruh dunia sehingga menetapkan
standardisasi pada dasar itu.
Standardisasi memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi produksi, distribusi, dan
promosi serta mempertahankan sistem operasi yang lebih mudah dan efektif. Namun, perusahaan akan
kehilangan penjualan jika produknya gagal dalam memenuhi kebutuhan khusus pelanggan di setiap
pasar,meskipun perusahaan harus mengeluarkan biaya banyak untuk itu. Pada dasarnya, standardisasi
berfokus pada sisi biaya terhadap persamaan laba melalui penurunan biaya, laba perusahaan akan
meningkat. Pengubahsuaian berfokus pada sisi pendapatan terhadap persamaan laba, dengan
memerhatikan kebutuhan pelanggan yang unik di setiap pasar, perusahaan mampu membeli dengan
harga yang lebih tinggi dan menjual produk lebih banyak di setiap pasar.
Tingkat standardisasi dan pengubahsuaian yang diadopsi perusahaan tergantung pada banyak
faktor, termasuk jenis produk, perbedaan budaya antara negara asal dan negara tuan rumah, dan sistem
hukum negara tuan rumah. Perusahaandapat mengadopsi satu pendekatan untuk salah satu elemen
dari bauran pemasaran dan pendekatan yang lain untuk menangkap skala ekonomi manufaktur, tetapi
mengubahsuaikan iklan dan saluran distribusi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal tertentu.
Perusahaan internasional juga harus mempertimbangkan struktur organisasi. Standardisasi
menunjukkan bahwa kekuasaan dan pengendalian harus tersentralisasi pada kantor pusatnya, sedangkan
pengubahasuaian mengisyaratkan bahwa kantor pusat harus mendelegasikan kekuatan pengambilan
keputusan yang cukup besar kepada manajer lokal. Sering kali perusahaan internasioanal mengatasi
permasalahan organisasi ini engan mengadopsi proses dua langkah sebagai berikut :
1. Keputusan untuk menstandardisasikan beberapa elemen bauran pemasaran, seperti desain
produk, nama merck, kemasan, dan posisi produk, dilakukan secara terpisah
2. Manajer lokal harus memberikan kritik terhadap program pemasaran global dan
menegmbangkan rencana untuk mengimplementasikan pengubahsuaian elemen-elemen pada
bauran pemasaran, seperti promosi dan distribusi.

Standarisasi Pemasaran
Intenasional
Kelebihan Kekurangan
Mengurangi biaya pemesanan Megabaikan kondisi ang berbeda dari
penggunaan produk
Mempermudah pengendalian tepusat Mengabaikan perbedaan hukum lokal
terhadap pemasaran
Meningkatkan efisiensi dalam riset dan Mengabaikan perbedaan dalam pola
pengembangan perilaku pembeli
Mengahsilkan skala ekonomi dalam Menghambat inisiatif pemesaran lokal
produksi
Merefleksikan trend ke arah pasar global Mengabaikan perbedaan lain dalam pasar
tunggal individu

Pengubahsesuaian pemasaran
Internasional
Kelebihan Kekurangan
Merefleksikan kondisi ang berebda dari Meningkatkan biaya pemasaran
penggunaan produk
Mengakui adanya perbedaan hukum lokal Mengahambat pengendalian terpusat
tehadap pemasaran
Memperhitungkan perbedaan dalam pola Menciptakan keetidakefisienan dala riset
perilaku pembeli dan pengembangan
Meningkatkan Inisiatif pemasaran lokal
Mengulangi skala ekonomi dalam
produksi
Memperhitungkan perbedaan lain dalam Megabaikan trend ke arah pasar global
pasar individu tunggal

2.2 Kebijakan Produk


Huruf P pertama pada bauran pemasaran internasional adalah produk. Produk (product)
terdiri dari set faktor berwujud yang dapat dilihat atau disentuh (produk fisik dan
kemasannya) dan sejumlah set faktor yang tidak berwujud seperti gambar, instalasi,
garansi dan persyaratan kredit.
2.2.1 Standardisasi Produk atau Pengubahsuaian Produk
Sebuah keputusan kebijakan produk penting yang dihadapi pemasar internasional
adalah sejauh mana produk perusahaan harus distandardisasi dan diubahsuaikan
dengan setiap pasarnya.
2.2.2 Kekuatan Hukum
Hukum dan peraturan di negara tuan rumah juga mempengaruhi kebijakan produk
yang harus diadopsi oleh perusahaan internasional.
2.2.3 Pengaruh Budaya
Perusahaan internasional harus menyesuaikan produknya untuk memenuhi kebutuhan
budaya di pasar lokal. Salah satu penyesuaiannya adalah mengubah pelabelan pada
kemasan produk sesuai dengan bahasa nasional
negara tuan rumah. Meski demikian, dalam beberapa kasus berbahasa asing mungkin
akan digunakan untuk konotasi kualitas atau mode.
2.2.4 Faktor Ekonomi
Tingkat pengembangan ekonomi suatu negara juga memengaruhi atribut pada produk
yang diinginkan. Konsumen di negara kaya akan melengkapi produknya dengan fitur
perfoma ekstra, sedangkan konsumen di negara miskin yang lebih sensitif
terhadap harga akan memilih pada produk yang sederhana. Perusahaan harus
menyesuaikan ukuran kemasan dan desain sesuai dengan kondisi lokal.
2.2.5 Nama Merek
Salah satu elemen/unsur perusahaan internasional yang perlu distandardisasi adalah
nama merek pada produk. Perusahaan yang dapat melakukan ini akan mengurangi
biaya pengemasan, desain dan periklanan produk. Hal ini juga dapat menangkap
pesan iklan dari satu pasar ke pasar lain.
2.3 Masalah Penetapan Harga Dan Keputusannya
Komponen P kedua dalam bauran pemasaran internasional adalah penetapan harga (pricing).
Mengembangkan kebijakan penetapan harga yang efektif adalah faktor penentu kesuksesan di setiap
perusahaan. Kebijakan penetapan harga secara langsung mempengaruhi pendapatan yang diterima
perusahaan. Penetapan harga ini juga merupakan strategi penting dalam berkompetisi di
lingkungan bisnis. Sebagai contoh Toys "R" Us telah meraih kesuksesan di Jerman, Jepang,
Amerika Serikat, dan negara lain melalui penjualan produk dengan harga yang murah. Harga yang
rendah menciptakan tekanan
yang besar bagi pesaing mereka untuk segera menurunkan harga merubah sistem distribusi dan
menurunkan margin labanya. Strategi penetapan harga yang agresif oleh Toys "R" Us telah menekan
pesaing mereka di pasar Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Hal yang sama juga dilakukan oleh
Walmart.
Baik perusahaan domestik maupun internasional harus mengembangkan strategi penetapan harga
yang mampu menghasilkan operasi yang yang menguntungkan, tetapi perusahaan internasional
dihadapkan oleh tantangan yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan domestik.
Perbedaan dalam biaya transportasi dan tarif pada setiap produk di setiap negara berbeda-beda.
Perbedaan dalam distribusi produk juga mempengaruhi harga final yang harus dibayar oleh
pelanggan akhir. Contohnya, persaingan ketat antar distributor di Amerika Serikat meminimalkan
margin antara harga eceran dan harga produsen. Sebaliknya, sistem distribusi berlapis yang tidak
efisien di Jepang, di mana sangat bergantung pada jaringan distributor untuk mendapatkan barang
sampai ke tangan konsumen, biasanya membuat harga yang harus dibayarkan konsumen Jepang
menjadi dua kali lipat
Fluktuasi nilai tukar juga dapat menimbulkan permasalahan penetapan harga. Jika nilai mata
uang di negara asal meningkat, eksportir harus memilih antara tetap mempertahankan harga dalam
nilai mata uangnya (yang membuat harga produknya lebih mahal daripada harga negara
pengimpor) dan mempertahankan harganya dalam nilai mata uang negara tuan rumah (yang
memotong margin labanya dengan menurunkan jumlah dari mata uang negara asal yang diterima
atas setiap produk yang terjual).
Perusahaan internasional harus memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam mengembangkan
kebijakan penetapan harganya di setiap pasar yang dilayani perusahaan. Mereka harus menentukan
apakah mereka akan menyamakan harga untuk semua pasar dan menyesuaikan harga untuk
memenuhi kebutuhan di setiap pasarnya. Dalam mencapai keputusan ini, perusahaan harus
mengingat adanya persaingan, budaya, saluran distribusi, tingkat penghasilan, persyaratan hukum,
dan stabilitas nilai tukar yang sangat beragam di setiap negara.
2.3.1Kebijakan Penetapan Harga
Secara umum, perusahaan internasional mengadopsi salah satu dari tiga kebijakan
penetapan harga berikut ini
1. Kebijakan harga standar
2. Penetapan harga dua tingkat
3. Penetapan harga pasar
Perusahaan internasional yang menggunakan pendekatan geosentris akan mengadopsi sebuah
kebijakan harga standar (standard price policy), di mana perusahaan menetapkan harga yang sama
untuk produk dan jasa tanpa mempertimbangkan di mana produk atau jasanya dipasarkan.
Peerusahaan yang menjual barang-barang yang mudah diperdagangkan dan mudah diangkut bisanya
akan menggunakan pendekatan penetapan harga ini. Contohnya, jika perusahaan manufaktur DRAM
yang menjual cip memori
dengan harga yang berbeda-beda di setiap negara, maka pelanggan mungkin memanfaatkannya dengan
membeli di negara lain dengan harga yang lebih murah dan menjual kembali kepada pelanggan di
tempat di mana perusahaan menjual dengan harga yang lebih mahal. Sama halnya dengan perusahaan
yang menjual komoditas di pasar kompetitif biasanya akan menggunakan penetapan harga standar.
Produsen minyak seperti Aramco, Kuwait Oil, dan Pemex menjual produknya ke semua pelanggan
dengan harga yang ditetapkan berdasarkan penawaran dan permintaan di pasar minyak dunia. Barang
komoditas lainnya di dunia seperti batu bara dan produk pertanian, juga dijual dengan harga yang
kompetitif dengan melihat pada perbedaan kualitas dan biaya transportasi serta kurang memerhatikan
kewarganegaraan pihak pembeli.
Perusahaan internasional yang menggunakan pendekatan etnosentris akan menggunakan
kebijakan penetapan harga dua tingkat (two-tiered pricing policy), di mana perusahaan menetapkan
satu harga untuk penjualan domestik dan harga yang kedua untuk penjualan internasionalnya.
Perusahaan yang menggunkan pendekatan ini pada umumnya mengalokasikan semua biaya yang
terdiri dari riset dan pengembangan, overhead dan administratif, depresiasi modal. kepada penjualan
domestik. Perusahaan akan menetapkan harga untuk pasar internasional tanpa mempertimbangkan
semua biaya tersebut. Biaya yang dibebankan pada harga internasional adalah biaya yang berkaitan
dengan penjualan di luar negeri seperti biaya manufaktur, biaya pengiriman, tarif, dan biaya
distribusi luar negeri.
Penetapan harga dua tingkat ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang akan memulai untuk
internasionalisasi. Pendekatan dengan harga yang dapat menutup biaya marginal merupakan pendekatan
yang tepat bagi perusahaan seperti ini. Meskipun Apple telah menjadi perusahaan internasional,
perusahaan tentunya akan terus meningkatkan penjualannya di India dengan memberi penawaran pada
pelanggan India yang dapat membayar dengan kartu kredit. Meski demikian, pendekatan etnosentris
menyarankan untuk tidak selamanya menggunakan pendekatan penetapan harga dengan dua tingkat.
Perusahaan yang melihat pelanggan asing sebagai marginal -bukan sebagai bagian terpisahkan pada
bisnisnya akan cenderung mengembangkan keterampilan, pengalaman, dan prospek internasional yang
diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam bersaing di pasar internasional.
Perusahaan yang mengadopsi kebijakan penetapan harga dua tingkat sangat rentan terhadap
dumping. Seperti yang telah dijelaskan pada bab 9, dumping adalah menjual produknya di luar negeri
dengan harga yang lebih rendah dari pasar domestik- hasil yang dapat dengan mudah diperoleh dari
sistem penetapan harga dua tingkat. Sebagian besar negara perdagangan utama telah mengeluarkan
peraturan dengan tujuan untuk melindungi produk mereka dari dumping yang dilakukan oleh pesaing
asing. Sebagai contoh, Toyota dan Mazda didakwa melakukan dumping pada minivan di pasar Amerika
Serikat. Meskipun produsen mobil Jepang tersebut tidak menuntut kasus ini, keduanya kemudian terus
meningkatkan harga minimum untuk menghindari pengaduan dumping di kemudian hari.
2.3.2 Penetapan Harga Pasar
Perusahaan internasional yang mengikuti pendekatan etnosentris akan menggunakan sebuah
kebijakan penetapan harga pasar (market pricing policy). Penetapan harga pasar merupakan pendekatan
yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan dari ketiga kebijakan yang ada. Perusahaan
menggunakan harga pasar dengan menyesuaikan harga berdasarkan pada pasar ke pasar untuk
memaksimalkan labanya di setiap pasar.
Maksimalisasi laba (kuantitas tertentu yang harus dihasilkan perusahaan untuk memaksimalkan
keuntungannya) terjadi apabila perpotongan antara kurva pendapatan marginal dan kurva biaya marginal.
Pada gambar 16.3 (a) persimpangan kurva pendapatan marginal (marginal revenue-MR) dan kurva
biaya marginal (marginal cost-MC) terjadi di Q, yang merupakan output maksimalisasi keuntungan.
Apabila ditarik garis lurus dari Q sampai kurva permintaan (demand-D), kemudian bergerak ke sumbu
y, Anda akan mendapatkan harga yang memaksimalkan laba, P, harga maksimal pada kuantitas Q
yang dapat dijual. Dengan penetapan harga berdasarkan harga pasar, perusahaan mengalkulasi dan
memaksimalkan laba pada masing-masing pasar. Gambar 16.3 (b) menunjukkan dua pasar di mana
perusahaan menunjukkan permintaan dan pendapatan marginal, tetapi menghadapi perbedaan kurva
biaya marginal. Perusahaan
menghadapi biaya. marginal yang lebih tinggi di negara 1 (MC1) daripada di negara 2 (MC2).
Dengan demikian, harga yang memaksimalkan laba di negara 1(P1) lebih tinggi daripada negara 2 (P2).
Dua kondisi ini harus terpenuhi apabila perusahaan ingin berhasil dalam menentukan harga pasar:
1. Perusahaan harus menghadapi berbagai permintaan atau kondisi biaya
2. Perusahaan harus mampu mencegah arbitrase, konsep yang telah didiskusikan pada bab 8.
Kebijakan penetapan harga pasar akan gagal apabila pelanggan dapat membeli produk
perusahaan dengan harga rendah di suatu negara dan menjual kembali agar mendapat
keuntungan dengan harga yang lebih tinggi di negara lain. Oleh karena adanya tarif,
biaya transportasi, dan biaya transaksi lainnya, arbitrase bukan menjadi masalah apabila
variasi harga dari negara satu ke negara lain itu kecil. Apabila perbedaan harga antara suatu
negara ke negara lain terlalu tinggi, maka arbitrase dapat mengganggu strategi penetapan
harga pasar oleh perusahaan.
Dengan mengasumsikan kondisi-kondisi tersebut terpenuhi, maka keuntungan dari pendekatan
polisentris sangat jelas. Perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi di mana pasar akan
memberikan sikap semacam ini dan harga rendah akan dapat tetap persaingan. Mereka juga dapat
secara langsung mengalokasikan biaya lokal yang relevan daripada biaya penjualan di setiap pasar
luar negeri sehingga memungkinkan para ahli strategi perusahaan dan perencana dapat mengalokasikan
sumber daya perusahaan lebih baik. Namun fleksibilitas yang terjadi akan membutuhkan biaya. Untuk
mengambil keuntungan dari harga pasar, manajer lokal harus selalu mengawasi penjualan dan kondisi
persaingan di dalam pasar, sehingga
penyesuaian yang sesuai dan tepat waktu dapat dilakukan. Perusahaan juga dapat mendelegasikan
wewenang kepada manajer lokal untuk melakukan penyesuaian harga mereka terhadap pasar.
Walau bagaimanapun, kebijakan penetapan harga pasar dapat mengekspos perusahaan untuk
mengeluhkan mengenai dumping (seperti yang telah dibahas sebelumnya) sebagaimana tiga risiko
berikut ini: (1) membahayakan nama mereknya, (2) mengembangkan pasar abu-abu untuk semua
produknya, (3) kebencian konsumen terhadap harga diskriminatif.
Perusahaan perlu memastikan bahwa harga yang ditetapkan di satu pasar tidak merusak citra
mereka merek produk tersebut di pasar lainnya. Sebagai contoh, Kirin menjual produknya di Amerika
Utara dan Eropa untuk pasar Chivas Regal sebagai bir yang mahal, tatapi manajer di Jepang menjual
Chivas Regal sebagai bir yang di bawah standar. Oleh karena pemasaran yang dilakukan Kirin di
Jepang, Kirin kemungkinan akan mendapatkan penurunan pada citra merek premiumnya di Amerika
Utara dan Eropa. Oleh karena itu, setiap perusahaan internasional yang menjual nama merek pada
produknya dan mengadopsi harga pasar harus meninjau harga yang dibebankan oleh manajer lokal
harus untuk memastikan integritas nama mereknya dan citra pasarnya dapat terjaga di seluruh pasar di
dunia.
Perusahaan yang menggunakan kebijakan penetapan harga pasar juga kemungkinan mendapatkan
risiko pasar abu-abu untuk produknya akibat adanya arbitrase. Pasar abu-abu (gray market) adalah
pasar yang terjadi ketika produk diimpor ke suatu negara secara legal, tetapi di luar distribusi yang
berwenang oleh produsen. (Fenomena ini disebut dengan impor paralel- parallel importing). Pasar
abu-abu dapat berkembang apabila harga di suatu pasar cenderung lebih rendah daripada harga yang
ditetapkan perusahaan di pasar lain, pengusaha dapat membelinya di pasar dengan harga yang lebih
rendah serta menjual dengan harga yang lebih tinggi, sehingga mendapatkan laba. Oleh karena itu,
perusahaan yang mempunyai perbedaan harga yang tinggi di antara beberapa pasar cenderung rentan
untuk mengalami penjualan dengan harga yang lebih rendah yang dilakukan di pasar abu-abu. Pasar
abu-abu akan sering terjadi ketika perusahaan gagal untuk menyesuaikan harganya setelah terjadi
fluktuasi pada nilai tukar.
Secara umum produk yang terpengaruh oleh pasar abu-abu antara lain mobil, kamera, komputer,
peralatan ski, dan jam tangan. Pasar abu-abu juga lebih dikenal di perekonomian pasar bebas, di
mana beberapa peraturan pemerintah memudahkan munculnya pasar abu-abu. Seseorang
mengestimasikan bahwa penjualan dalam pasar abu-abu di Amerika Serikat mendekati hampir $130
miliar per tahun. Banyak MNC yang berusaha untuk menghapus atau mengendalikan pasar abu-abu
melalui aksi legal, tetapi hanya sedikit yang berhasil.
Penjualan di pasar abu-abu juga merusak kebijakan penetapan harga pasar lain yang
menurunkan laba perusahaan. Pasar abu-abu juga menyebabkan gesekan (friksi) antara perusahaan dan
distributornya, yang kehilangan penjualan tetapi biasanya tidak berdaya terhadap biaya yang ditentukan
untuk mendukung untuk mendukung pelanggan dan garansi produk di pasar abu-abu atau menjelaskan
pelanggan yang kurang
puas.

Gambar 1 Menentukan harga yng menaksimalkan Laba


a. Memperoleh harga yang memaksimalkan b. emperoleh harga laba bagi
laba kedua pasar

Bahaya yang ketiga adalah dibenci konsumen. Konsumen yang berada di negara yang memiliki harga
yang tinggi akan merasa dimanfaatkan oleh kebijakan penetapan harga tersebut.
2.4 Masalah Promosi dan Keputusannya
Promosi (promotion), komponen P ketiga dari bauran pemasaran internasional, mencakup semua
usaha yang dilakukan perusahaan internasional untuk meningkatkan daya tarik produknya di antara
para pembeli potensial. Meskipun banyak aktivitas promosi yang ditargetkan secara khusus kepada
pembeli, perusahaan yang sukses menyadari bahwa mereka juga harus berkomunikasi dengan
distributor dan masyarakat umum untuk memastikan sentimen menguntungkan terhadap perusahaan
dan produk mereka. Oleh karena promosi bergantung pada komunikasi dengan audiens di negara tuan
rumah, hal tersebut adalah lebih kepada ikatan budaya dari komponen P yang keempat. Jadi,
perusahaan harus melakukan sesuatu yang khusus untuk memastikan bahwa dari negara tuan rumah
benar-benar diterima perusahaan yang dituju. Manajer pemasaran internasional harus mengembangkan
dan menggunakan keempat elemen dalam bauran promosi (promotion mix)-periklanan, penjualan
personal, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat untuk memotivasi pelanggan potensial untuk
membeli produk- produk perusahaan.

2.4.1 Periklanan
Bagi sebagian besar perusahaan internasional, khususnya yang menjual produk atau jasa
konsumen, iklan merupakan elemen penting dalam bauran promosi. Suatu perusahaan yang
mengembangkan strategi periklanannya harus mempertimbangkan tiga faktor sebagai berikut.
1. Pesan yang ingin disampaikan.
2. Media yang tersedia untuk menyampaikan pesan.
3. Sejauh mana perusahaan ingin melakukan globalisasi pada upaya periklanannya.

Pada waktu yang sama perusahaan harus mempertimbangkan budaya yang relevan, bahasa, dan
kendala hukum yang ditemukan di berbagai pasar nasional tersebut.

PESAN, Pesan (message) dari iklan adalah fakta atau kesan yang ingin disampaikan pengiklan kepada
pelanggan potensial. Produsen mobil mungkin ingin menyampaikan pesan dari nilai (harga yang
rendah), reliabilitas (kualitas), atau gaya (citra dan prestise). Pilihan pesan merupakan refleksi penting
tentang bagaimana perusahaan melihat produk dan jasanya serta bagaimana perusahaan ingin pesan itu
dilihat oleh pelanggan. Contohnya, Coca-Cola yakin bahwa produknya membantu konsumen
menikmati hidup, dan pesan iklannya ditekankan pada tema di seluruh dunia. Produk yang digunakan
untuk berbagai tujuan pada daerah yang berbeda harus dipasarkan dengan cara yang bervariasi.
Negara asal produk biasanya memberikan bagian penting pada pesan iklan. Di antara konsumen
remaja di Eropa dan Jepang yang menggemari mode, produk- produk Amerika Serikat dianggap
sebagai barang-barang yang trendi. Harley- Davidson, produk-produk Apple, gitar Gibson, topi
Stetson, dan aksesori National Basketball Association (NBA) menunjukkan bahwa produk tersebut
asli dari Amerika Serikat. Insinyur dari Jerman biasanya dianggap memiliki kualitas yang tinggi,
sehingga pemasar internasional menekankan produk asal Jerman seperti BMW dan Mercedes-Benz.

MEDIA Media (medium) adalah saluran komunikasi yang digunakan oleh pengiklan untuk
menyampaikan pesan. Manajer pemasaran internasional harus mengubah media yang digunakan
dalam menyampaikan pesan dari pasar ke pasar berdasarkan ketersediaan, batasan hukum, standar
hidup, tingkat melek huruf, homogenitas budaya dari dari pasar nasional, serta faktor-faktor lainnya.
Di negara yang menggunakan bilingual atau multilingual seperti Belgia, Swiss, dan Kanada,
perusahaan internasional harus menyesuaikan bauran media untuk mencapai kelompok budaya pada
setiap negara. Sebagai contoh, Nestle berkomunikasi dengan audiens yang menggunakan bahasa
Prancis di Swiss dengan melalui koran berbahasa Prancis dan koran berbahasa Jerman untuk audiens
Swiss yang menggunakan bahasa Jerman.
Tingkat pembangunan ekonomi negara juga akan mempengaruhi penggunaan media perusahaan.
Banyak negara yang kurang maju mempunyai banyak keterbatasan dan tingkat melek huruf yang
rendah. Hal ini mengeliminasi fungsi dari televisi, surat kabar, dan majalah sebagai media periklanan,
tetapi meningkatkan penggunaan radio. Beberapa perusahaan telah menggunakan cara yang inovatif
dalam mengkomunikasikan pesan iklan kepada konsumen potensial. Misalnya, Colgate-Palmolive
berharap untuk meningkatkan penjualan mereka di pedesaan India. Sayangnya, hanya sepertiga dari
masyarakat desa India yang memiliki televisi dan hampir setengahnya buta huruf. Untuk mencapai
konsumen pada kondisi tersebut, perusahaan menggunakan video dan berkeliling di daerah pedesaan.
Setelah mempertunjukkan video hidup sehat dengan menggunakan video komersial yang
mempertontonkan bagaimana pentingnya kesehatan mulut, dan memberikan sampel pasta gigi dan
sikat gigi secara gratis. Teknik ini terbukti sukses, konsumsi pasta gigi di daerah tersebut meningkat
dua kali lipat.
Batasan hukum juga memengaruhi penggunaan media tertentu. Banyak pemerintah nasional yang
membatasi jumlah stasiun TV seperti membatasi waktu penayangan sebuah iklan. Negara biasanya
akan mencabut perlindungan hukum atas penggunaan media untuk periklanan pada produk yang
membahayakan masyarakat negara tersebut. Sebagai contoh, Korea Selatan, Malaysia, Hongkong,
Cina, dan Singapura melarang iklan rokok di televisi. Korea Selatan telh memperluas larangan untuk
membaca majalah bagi wanita dan seseorang yang berusia di bawah usia 20 tahun; Hong Kong telah
melarang di radio; Cina di radio, koran, dan majalah; dan Singapura ke semua media. Seperti di
Amerika, larangan ini mendesak perusahaan rokok untuk mensponsori acara olahraga dan untuk
menunjukkan iklan yang dapat terlihat di kamera televisi. Batasan hukum pada iklan juga ada pada
produk alkohol yang sering ditemukan di seluruh dunia.
3. Iklan global versus Iklan lokal
Perusahaan juga harus memutuskan apakah iklan untuk produk atau jasanya dapat disamakan ke
seluruh target pasar atau harus disesuaikan dengan masing- masing pasar. Beberapa produk atau
minuman ringan Coca Cola, Pena Bic.jin Levi,dan hamburger McDonald's,mempunyai iklan yang
mempunyai daya tarik universal.Perusahaan tersebut biasanya mempunyai iklan yang dapat digunakan
secara global,misalnya Coca Cola memperkenalkan serangkaian iklan yang ditunjukkan secara global
dengan menampilkankan slogannya "Always Coca Cola".
Beberapa perusahaan internasional terkadang memilih untuk menggunakan sedikit penyesuaian
dalam memenuhi kebutuhan pasar lokal.Unilever mengaplikasikan pendekatan ini untuk
mempromosikan sabun dove. Televisi komersial identik pada setiap pasar,tetapi aktomya berbeda.
Perusahaan lain memilih strategi regionalisasi.Sebagai contoh,IBM memulai iklan produksinya di
pasar Eropa dengan menciptakan kampanye iklan pan- Eropa.Ketimbang menyesuaikan iklan tersebut
di negaranya,IBM justru

memberikan tuliasan dan gambar visual yang sama di seluruh iklan di Eropa hanya mengubah bahasa
yang digunakan untuk penyiaran dan cetak iklan.
Apakah harus memilih standarisasi atau kampanye iklan khusus juga merupakan fungsi dari
pesan yang ingin disampaikan perusahaan.Standarisasi iklan cenderung berisi informasi nyata yang
sedikit dibandingkan dengan iklan yang lebih khusus.Iklan produk seperti permen dan minuman
ringan dapat distandarisasi karena iklan tersebut menekankan pada kehangatan,aspek emosional
konsumen pada produk,sedangkan iklan untuk produk seperti kartu kredit,mobil,dan layanan
penerbangan cenderung untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal.
2.4.2 Penjualan Personal
Elemen kedua dalam bauran promosi adalah penjualan personal (personal selling) melakukan
penjualan berdasarkan dari kontak personal.Penggunaaan perwakilan penjualan, yang mengunjungi
pelanggan potensial dan menjual produk dan jasa perusahaan,merupakan pendekatan yang umumnya
dilakukan oleh penjualan personal.Adanya kedekatan kontak antara tenaga penjual dengan elanggan
potensial,para penjual cenderung bergantung pada negara tuan rumah untuk bertindak sebagai
perwakilan.Perusahaan akan mulai melakukan operasi internasional dengan melakukan subkontrak
pada penjualan personal ke organisasi penjualan lokal yang mengelola lini produk dari beberapa
perusahaan.Perusahaan yang sedang tumbuh dan mengembangkan dasar penjualan di pasar baru,dapat
membentuk kekuatan penjualan sendiri.Sebagai contoh,Colgate Palmolive, membuat pengguanaan
penjualan personal untuk mendapatkan pangsa pasar di Eropa Tengah.Perusahaan membuka kantor
penjualan di Warsawa setelah Iron Curtain jatuh dan menggunakannya untuk mengembangkan staf
penjualan profesional yang terlatih. Staf tersebut telah membuat Colgate-Palmolive menjadi pimpinan
pasar produk konsumen di Polandia.
Pentingnya penjualan personal adalah sebagai elemen bauran promosi yang berbeda dari produk
industri dan produk konsumen. Pada produk industri (seperti mesin yang rumit,peralatan
elektronik,dan software,komputer yang disesuaikan) pelaggan terkadang membutuhkan informasi
teknis mengenai karakteristik produk,penggunaan,syarat pemeliharaan, dan ketersediaan dukungan
purnajual.Perwakilan penjualan yang telah dengan baik akan lebih mampu menyampaikan informasi
tentang produk tersebut kepada konsumen pelanggan dari pada media cetak atau penyiaran.Pada
produk konsumen,penjualan personal ini dilakukan oleh pedagang besar dan jaringan ritel.Hampir
semua perusahaan produk konsumen menemukan bahwa iklan,seperti media cetak dan media penyiar
lebih efisien dibandingkan dengan penjualan personal.Meski demikian, penjualan personal digunakan
pada beberapa produk.Sebagai contoh,Avon dan Amyway telah berhasil mengekspor ke asia dan
Eropa melalui teknik penjualan personal yang telah dikembangkan di Amerika Serikat. Sama halnya
dengan Amerika International Grouup (AIG) telah membantu sekitar 5.000 tenaga penjualan di
Shanghai lebih dari empat tahun,saat ini AIG adalah pemimpin perusahaan asuransi milik asing di
negaranya.
Pada kasus Amway,penjualan personal dan ikatan etnis distributor yang ada memegang peran
penting dalam strategi internasionalisasi perusahaan.Ketika Amway memutuskan untuk masuk ke
Filipina pada 1997,mereka mendorong distributor warisan budaya Filipina dan Amerika
Serikat,Selandia Baru,dan Australia untuk berperan sebagai duta produk,merekrut distributor
baru.Oleh karena duta produk menerima persentase yang diperoleh dari orang yang direkrutnya,lebih
dari 100 distributor yang ada berpergian ke Filipina dengan biaya mereka sendiri dan mengembangkan
tenaga penjualan Amyway.Perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam memasuki pasar
Korea dan China.
Penjualan personal memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan internasional antara lain
sebagai berikut:
4. Perusahaan yang memperkerjakan perwakilan penjualan lokal akan merasa nyaman karena
mereka yang diperkerjakan memahami budaya,norma,dan adat lokal.Misalnya,seorang
penduduk asli India yang menjual produk di negara mereka akan lebih memahami informasi
mengenai kondisi lokal dari pada seseorang dari Spanyol yang menjual produk di India.
5. Penjualan personal meningkatkan kedekatan promosi,dan kontak personal dengan pelanggan.
Pelanggan melihat langsung dan datang untuk menghubungkan kontak personal dengan
perusahaan.
6. Penjualan personal membuat perusahaan lebih mudah untuk mendapatkan informasi pasar
yang sangat berharga Perwakilan penjualan lokal berpengetahuan luas mengenai sumber
informasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk baru atau memperbaiki
produk yang sudah ada untuk pasar lokal.
2.4.3 Promosi penjualan
Promosi penjualan (sales promotion) meliputi berbagai cara pemasaran khusus seperti kupon,promosi
secara langsung di toko,pemberian sampel,kampanye surat elektronik secara langsung.Ikalan kerja
sama,dan mengikuti pameran perdagangan. Aktivitas promosi penjualan berfokus pada pedagang besar
dan peretail yang didesain untuk meningkatkan jumlah dan komitmen para perentara ini bekerja dengan
perusahaan.Banyak perusahaan internasional berpartisipasi di dalam acara pameran perdagangan seperti
Paris Air Show atau Tokyo Automart untuk membangkitkan minat di antara distributor yang ada dan
potensial untuk produk perusahaan.Berpartisipasi dalam pameran perdagangan internasional merupakan
langkah awal untuk ingin internasionalisasi penjualan mereka.Departemen perdagangan AS sering
membantu perusahaan kecil AS untuk berpartisipasi dalam pameran perdagangan di luar negeri sebagi
usaha promosi ekspornya.Beberpa agen dengan misi serupa ada di pemerintah sebagian besar negara
perdagangan utama.Perusahaan juga mengembangkan kampanye iklan kerja sama atau memberikan
potongan iklan untuk mendorong perentail untuk mempromosikan produk perusahaan.
Aktivitas promosi penjualan mungkin secara sempit ditargetkan untuk konsumen atau ditawarkan
hanya dalam waktu singkat sebelum dihilangkan atau diganti dengan upaya yang lebih permanen.Promosi
penjualan yang fleksibel semacam ini membuat ideal untuk kampanye pemasaran agar sesuai dengan
kebiasaan atau keadaan setempat.Misalnya,perusahaan rokok British Amerika Tobacco, Philip Moris,dan
RJ Reynolds bersaing di pasar Taiwan dengan membagikan rokok gratis,praktik ini tidak dilakukan di
pasar Amerika Serikat Philip Moris dan R.J Reynolds membentuk pangsa pasar dengan menawarkan
konsumen korea pemantik rokokgratis dan buku harian yang bergambar logo perusahaan sebagai hadiah
pembelian rokok.

2.4.4 Hubungan masyarakat


Hubungan masyarakat (publik relation) merupakan usaha untuk meningkatkan reputasi dan citra
perusahaan dalam masyarakat umum,sebagai lawan dari menggembar-gemborkan keunggulan spesifik
produk dan jasanya sendiri. Konsekuensi dari hubungna masyarakat yang efektif adalah kepercayaan
umum bahwa perusahaan merupakan "warga perusahaan" yang baik,mempunyai reputasi dan terpercaya.
Perusahaan internasional yang cerdas mengakui bahwa uang yang dikeluarkan untuk hubungan
masyarakat adalah tepat karena ini akan membrikan hubungan politik yang mempermudah untuk
mengomunikasikan kebutuhan perusahaan kepada masyarakat umum.Mereka juga mengakui bahwa
sebagaia "warga asing" mereka harus menarik target politik;dengan demikian,perusahaan berusaha
mengurangi eksposur mereka
terhadap serangan politik. Toyota memberikan kasus dalam hal ini.Perusahaan menerima insentif
keuangan yang besar dari negara bagian Kentukcy untuk membangun sebuah bangunan yang dimiliki
Amerika di Georgetown.Selama tahun pertama bangunan ini beroperasi,toyota menerima banyak kritikan
karena kurangnya perhatian pada masyarakat sekitar-perusahaan Jepang tidak sepert mitar AS,mereka
tidak memilki tradisi filantropi perusahaan.Perusahaan menyadari bahwa mereka harus mengadopsi
budaya masyarakat lokal apabila mereka ingin mendapatkan nama baik oleh para politisi lokal.Toyota
kemudian menjadi contoh warga perusahaan,memberikan hibah kepada badan amal lokal,memberikan
dana beasiswa perguruan tinggi kepada lulusan sekolah menengah,dan mensponsori tim olahraga pemuda
setempat.
Dampak dari hubungan masyarakat yang baik sulit untuk diukur tetapi citra positif dan reputasi
merupakan manfaat yang sanagat baikdi negara tuan numah.Konsumen akan cenderung untuk menolak
"membeli lokal" ketika perusahaan asing juga melakuka hal yang baik. Hubungan masyarakat yang baik
juga membantu perusahaan apabila ingin bernegosiasi dengan pemerintah negara tuan rumah untuk
meminta izin operasi ketika menghadapi kondisi yang kurang nyaman atau krisis.Disisi lain,perusahaan
membutuhkan waktu yang lama agar dapat membentuk suatu hubungan masyarakat.Sebagai contoh
perusahaan minyak BP menumpahkan minyak di Teluk Meksiko pada tahun 2010,manajer puncak
perusahaan melakukan suatu kesalahan lain setelah berupaya untuk mengendalikan pemberitaan buruk
yang mereka terima.CEO perusahaan tersebut segera terlibat mengelola BP untuk menyesuaikan
pesannya dan menunjukkan kesepakatan untuk berdamai.Tiga tahun kemudian perusahaan tetap
menampilkan iklan televisi komersial yang mempromosikan usaha mereka dalam membantu masyarakat
yang terkena dampak bencana lingkungan.

2.5 Masalah distribusi dan keputusannya

Distribusi adalah proses penyampain produk dan jasa dari perusahaan ke tangan pelanggan.Perusahaan
internasional akan menghadapi dua permasalahan distribusi sebagai berikut.
 Secara fisik mengangkut produk dan jasa dari tempat mereka dibuat ke berbagai pasar di
mana mereka akan dijual
 Memilih sarana untuk barang-barang di pasar yang ingin dilayani

2.5.1 Distribusi internasional


Permasalahan yang paling nyata dalam distribusi internasional adalah manajer harus
dapat mengatasi dalam pemilihan mode transportasi untuk mengirim produk perusahaan dari titik
asal ke tempat tujuan Pilihan ini harus didasarkan pada waktu pengiriman dan biaya. Semakin
cepat moda transportasi,seperti angkutan udara dan mobil pengangkut,lebih mahal dari pada
moda transportasi lambat seperti pengiriman melalui laut, jalan raya, pesawat terbang, dan kapal
tongkang.Bagaimanapun juga,transportasi yang dipilih akan mempengaruhi biaya persediaan
perusahaan dan tingkat pelayanan pelanggan,serta masa simpan produk, eksposur kerusakan, dan
persyaratan kemasan.Angkutan udara intemasional, misalnya memiliki skor tinggi pada masing-
masing dimensi, dibandingkan pengiriman laut dengan peringkat yang rendah.
Mempertimbangkan dampak dari moda transportasi terhadap biaya persediaan dan
tingkat pelayanan pelanggan. Jika perusahaan bergantung pada modal transportasi yang lebih
lambat,maka hal tersebut dapat memperthankan tingkat persediaan tertentu pada titik penjualan
hanya dengan menjaga tingkat persediaan tertinggi di tempat transit.Jika perusahaan memilih
moda transportasi yang sulit untuk dapat dipastikan waktu kedatangan barangnya,maka
perusahaan dapat meningkatkan stok cadangan dalam persediaannya untuk menghindari
kehabisan stok yang dapat menyebabkan kekecewaan pelanggan.Moda transportasi yang lebih
lambat juga meningkatkan waktu siklus pemesanan internasional (international order cycle time)
waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan barang oleh pelanggan untuk setiap tingkat
persediaan tertentu.Semakin lama waktu siklus pemesanan,maka akan membuat pelanggan
mencari sumber pasokan alternatif.
2.5.2 Saluran distribusi
Manajer pemasaran internasional harus menentukan saluran distribusi yang digunakan untuk barang-
barang dagangna di berbagai pasar nasional yang mereka layani.Saluran distribusi terdiri dari empat
bagian dasar sebagai berikut:
1. Produsen yang menghasilkan produk atau jasa
2. Pedagang grosir yang membeli produk dan jasa dari produsen dan menjual keperetail
3. Peretail yang membeli dari pedagang grosir dan menjualnya langsung ke pelanggan
4. Pelanggan aktual,orang yang membeli produk atau jasa untuk konsumsi akhir

Agen impor juga dapat dijadikan sebagai perentara terutama oleh perusahaan kecil.
Salah satu faktor penting adalah panjang saluran,yaitu jumlah tahapan dalam saluran distribusi
perusahaan yang menjual secara langsung ke pelanggan,akan membayar secara langsung kepada
perusahaan,tanpa melalui pedagang besar atau peretail sehingga memiliki saluran distribusi
pendek.Pendekatan ini disebut penjualan langsung karena perusahaan berhubungan langsung dengan
konsumen akhir.Dell Computer yang memulai bisnis penjualan langsung,melayani permintaan pelanggan
melalui panggilan telepon gratis,sambungan telepon 24 jam.Keuntungan dari pendekatan ini adalah
perusahaan dapat memelihara semua pengawsan distribusi eceran produksinya yang memperoleh
keuntungan dari peretail,Sayangnya,perusahaan menghadapi pembebanan biaya dan risiko dari proses ini.
Saluran distribusi yang lebih panjang harus melibatkan peretail,yang akan menjual produk atau jasa
kepada konsumen. Ini cara paling mudah dilakukan ketika peretail dapat fokus memasarkan
produknya.Ketika hanya ada sedikit peretail, penjualan secara langsung merupakan cara yang paling
mudah bagi produsen, ketika jumlah peretail cukup banyak,penjualan untuk setiap peretail akan
lebih kompleks.Sebagai contoh,supermarket besar dengan berbagai pilihan produk makanan dan
perlengkapan
mandi yang dijumapai di Amerika Serikat.
Saluran distribusi yang lebih panjang melibatkan pedagang grosir.Pedagang grosir adalah bisnis yang
membeli produk dari produsen dan menjualnya kepada peretail,atau dalam beberapa kasus,kepada
pedagang grosir lainnya.Sebagai contoh petani kecil tidak dapat dengan mudah menjual hasil produknya
ke jaringan grosir besar karena jaringan ini tidak efektif dengan sejumlah besar pemasok
kecil.Sebaliknya,petani yang menjual produknya ke pedagang grosir, yang kemudian ke toko bahan
makanan, sehingga toko bahan makanan tersebut akan mendapatkan sedikit pemasok besar.

B. Manajemen Operasi Internasional


3.1.Sifat Manajemen Operasi Internasional

Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang digunakan


organisasi untuk mengubah berbagai jenis input (bahan, tenaga kerja, dan
sebagainya) menjadi barang dan jasa akhir.
Manajemen operasi internasional mengacu pada kegiatan yang berhubungan
dengan transformasi dari sebuah perusahaan internasional.
Konteks strategis perusahaan memberikan latar belakang yang diperlukan untuk
mengembangkan dan kemudian mengelola fungsi operasinya:
a. Mengalir langsung dari konteks strategis adalah pertanyaan tentangproduksi
standar versus produksi yang disesuaikan
b. Penempatan perusahaan di sepanjang kontinum yaitu untuk membantu
menentukan strategi dan taktik yang tepat untuk bagian lain dari proses
manajemen operasi
c. Aktivitas dan proses yang berhubungan dengan perolehan sumber daya,
yaitu dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa
yang ingin dijual
d. Keputusan lokasi dimana akan membangun pabrik dan fasilitas lainnya
juga penting.
Manajemen operasi juga terkait erat dengan kualitas, produktivitas, dan
teknologi informasi. Sistem manajemen operasi perusahaan sangat menentukan
bagaimana input diubah menjadi barang atau jasa. Sistem dan prosedur operasi
yang dirancang dan dikelola dengan benar memainkan peran utama dalam
menentukan kualitas dan produktivitas produk. Misalnya, Zara mampu
menekan ukuran produktivitas ekstra dari pusat distribusinya karena desainnya
yang sangat efisien dan fleksibel. Sebaliknya, sistem operasi yang dirancang
dengan buruk
adalah penyebab utama kualitas yang buruk dan produktivitas yang lebih
rendah yaitu berupa promosi yang tidak efisien, kontribusi berbagai cara
dengan biaya yang lebih tinggi, dan kinerja laba yang kurang optimal.
3.1.1 Konteks Strategis Manajemen Operasi Internasional

Peran sentral manajemen operasi adalah menciptakan potensi untuk


mencapai nilai superior bagi perusahaan. Artinya, manajemen operasi adalah
aktivitas penambahan nilai yang dimaksudkan untuk menciptakan atau
menambah nilai baru pada input organisasi dengan cara yang berdampak
langsung pada output

Gambar tersebut menunjukkan bahwa manajemen operasi internasional


harus diselaraskan erat dengan strategi bisnis perusahaan. strategi bisnis yang
ditetapkan oleh manajer puncak di tingkat perusahaan dan regional perusahaan
akan mempengaruhi semua aspek perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
manajemen operasi, seperti strategi manajemen rantai pasokan, keputusan
lokasi, desain fasilitas, dan manajemen logistik.
Untuk perusahaan yang menjalankan strategi diferensiasi, fungsi manajemen
operasi harus mampu menciptakan barang atau jasa yang jelas berbeda dari
pesaing perusahaan.
Seperti perusahaan seperti Porsche atau Rolex yang ingin bersaing
berdasarkan kinerja dan status produk, biaya akan kurang penting daripada
kualitas dan desain produk. Akibatnya, fasilitas produksi mungkin perlu
ditempatkan di tempat yang memiliki tenaga kerja terampil, meskipun biaya
untuk mempekerjakan tenaga kerja tersebut relatif tinggi. Misalnya, Porsche
tidak pernah mempertimbangkan untuk mengalihkan produksinya dariStuttgart
ke lokasi dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah karena tenagakerjanya
yang sangat terampil dan berkomitmen sangat penting untukmemproduksi
mobil berkualitas tinggi.
Sebaliknya, untuk perusahaan yang mengikuti strategi kepemimpinan
biaya, fungsi manajemen operasi harus dapat mengurangi biaya untuk
menciptakan barang atau jasa seminimal mungkin sehingga perusahaan dapat
menurunkan harganya sambil tetap memperoleh tingkat keuntungan yangdapat
diterima. Dalam hal ini, masalah biaya dan harga adalah yang utama,
sedangkan kualitas mungkin kurang penting. Akibatnya, menempatkanfasilitas
produksi di mana biaya tenaga kerja sangat rendah mungkin sangattepat.
Sebagai contoh perusahaan IKEA telah menjadi pengecer global dengan
menawarkan berbagai macam produk menarik dengan harga yang sangatrendah.
Perusahaan tersebut memiliki 31 pusat distribusi di 16 negara dan
menggunakan 1.350 jaringan pemasok di 50 negara.
Faktor lain yang mempengaruhi pilihan perusahaan adalah sejauhmana
perusahaan menggunakan proses dan teknologi produksi yang terstandarisasi
atau disesuaikan. Di satu sisi, jika perusahaan menggunakan proses dan
teknologi produksi standar di setiap pasar tempat ia melakukan bisnis, maka
sistem operasinya dapat dan hampir pasti harus terintegrasi secara global.
Perusahaan tersebut dapat memilih untuk mengadopsi desain produk global,
misalnya, untuk menangkap lebih mudah efisiensi global yang dihasilkan oleh
operasi mereka. Di sisi lain, jika sebuah perusahaan menggunakan sistem
operasi yang unik di setiap pasar di mana ia melakukan bisnis, integrasi
globalseperti itu tidak perlu dan bahkan tidak mungkin. Seringkali perusahaan
semacam itu mengadopsi desain area global untuk meningkatkan daya
tanggapmanajer operasi mereka terhadap kondisi lokal.
Misalnya, Intel menggunakan strategi manajemen operasi standar yang
membuat mikroprosesornya menggunakan proses manufaktur yang sama di
seluruh dunia. Dengan demikian, berbagi teknologi antar pabrik dapat secara
bebas mengirimkan suku cadang antar pabrik di berbagai negara. Demikian
pula, selama bertahun-tahun para pembuat mobil memiliki tujuan untuk
menciptakan mobil global yang dapat diproduksi dan dijual dengan
menggunakan desain dan nama merek yang sama di manapun di dunia. Ford
telah mencapai tujuan itu, dengan menjadi mobil terlaris di dunia (1.160.764
unit pada tahun 2012). Sebaliknya, Nestlé menyesuaikan campuran produknya,
serta bahan dan kemasannya, di seluruh pasar. Jadi, meskipun mungkin ada
beberapa pembagian teknologi produksi, Nestlé cenderung mengoperasikan
setiap fasilitas produksi sebagai unit mandiri.

3.1.2 Kompleksitas Manajemen Operasi Internasional

Manajemen operasi internasional menyajikan salah satu rangkaian tugas


paling kompleks dan menantang yang dihadapi manajer saat ini.Kompleksitas
dasar yang melekat dalam manajemen operasi berasal darimasalah produksi itu
sendiri—di mana dan bagaimana memproduksi berbagai barang dan jasa.
Manajer operasi biasanya harus memutuskan masalah penting dan kompleks
dalam tiga bidang:
1. Sumber daya: Manajer harus memutuskan di mana dan bagaimana memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produknya.
Keputusan kunci terkait dengan manajemen rantai pasokan dan integrasi
vertikal.
2. Lokasi: Manajer harus memutuskan di mana akan membangun fasilitas
administrasi, kantor penjualan, dan pabrik; bagaimana merancangnya;
dan seterusnya.
3. Logistik: Manajer harus memutuskan moda transportasi dan metode
pengendalian persediaan.
Semua perusahaan, baik domestik maupun internasional, harus
mengatasi masalah ini. Namun, menyelesaikannya jauh lebih rumit bagi
perusahaan internasional. Produsen dalam negeri hanya dapat berurusandengan
pemasok lokal, tunduk pada satu set peraturan pemerintah, bersaing dipasar
yang relatif homogen, memiliki akses ke jaringan transportasi terpadu,dan
mengirimkan barangnya dalam jarak yang relatif pendek. Sebaliknya,pabrikan
internasional cenderung berurusan dengan pemasok dari berbagainegara dan
menghadapi peraturan pemerintah yang berbeda di mana pun iamelakukan
bisnis, serta pasar yang heterogen, fasilitas dan jaringan transportasi
yang berbeda, dan jarak pengiriman yang relatif jauh. Manajeroperasi
internasional harus memilih negara untuk menempatkan fasilitas produksi,
dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya, undang- undang pajak,
ketersediaan sumber daya, dan pertimbangan pemasaran.Mereka juga harus
mempertimbangkan potensi pergerakan nilai tukar danfaktor nonekonomi
seperti peraturan pemerintah, risiko politik, dan
prediktabilitas sistem hukum suatu negara. Selanjutnya, mereka harus
mempertimbangkan dampak lokasi fasilitas pada kemampuan perusahaanuntuk
menanggapi perubahan selera dan preferensi pelanggan. Akhirnya,mereka harus
memperhitungkan masalah logistik.

3.2 Manajemen Produksi

Kegiatan menciptakan barang dan menciptakan jasa adalah dua hal

yang berbeda. Keputusan, proses, dan masalah manajemen operasi yang


melibatkan penciptaan barang berwujud disebut manajemen produksi,dan
mereka yang melibatkan penciptaan layanan tidak berwujud disebut manajemen
operasi layanan atau jasa.
Manufaktur adalah penciptaan barang dengan mengubah bahan baku

dan bagian komponen dalam kombinasi dengan modal, tenaga kerja, dan
teknologi. Beberapa contoh kegiatan manufaktur adalah kamera digital produksi
Sony, produksi mobil BMW, dan produksi Michelin produksi ban. BMW,
misalnya, membutuhkan ribuan suku cadang, mulai dari lembaran logam ke
bagian-bagian mesin hingga pelapis hingga cetakan karet, dan
menggabungkannya untuk membuat yang berbeda jenis mobil. Ada 3 fokus
dimensi utama yang penting dalam manajemen produksi Internasional yaitu :
Manajemen Rantai pasokan Internasional, fasilitas lokasi Internasional, dan
logistik Internasional.
3.2.1 Manajemen Rantai Pasokan dan Integrasi Vertikal

Manajemen Rantai Pasokan Internasional

Manajemen rantai pasokan adalah kegiatan mengatur proses dan


langkah- langkah yang digunakan sebiah perusahaan untuk
memperoleh berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat
produk-produknya.Manajemen rantai pasokan merupakanmasalah
pertama yang dihadapi manajer produksi Internasional.
Manajemen rantai pasokan jelas mempengaruhi
biaya produk, produk kualitas, dan tuntutan internal untukmodal.
Oleh karena itu, perencanaan manajemen rantai pasokan dilakukandengan hati-
hati oleh manajemen puncak.
Langkah pertama dalam mengembangkan strategi manajemen rantai
pasokan adalah menentukan derajat integrasi vertikal yang sesuai. Integrasi
vertikal adalah sejauh mana sebuah perusahaan baik menyediakan sumber
dayanya sendiri atau memperolehnya dari sumber lain. perusahaan yang
mempraktikkan tingkat integrasi vertikal yang relatif tinggi terlibat dalamsetiap
langkah operasi proses manajemen saat barang dikembangkan, diubah,dikemas,
dan dijual kepada pelanggan. Berbagai unit di dalam perusahaandapat dilihat
sebagai pemasok bagi unit lain di dalam perusahaan, yang dapatdipandang
sebagai pelanggan dari unit pemasok. Di sisi lain, perusahaan yangmemiliki
sedikit integrasi vertikal terlibat hanya dalam satu langkah atauhanya beberapa
langkah dalam rantai produksi. Mereka dapat membeli input
dan suku cadang mereka dari pemasok lain, melakukan satu operasi atau
transformasi, dan kemudian menjual output mereka ke perusahaan atau
konsumen lain.
Sebagai contoh perusahaan BP Menerapkan sistem terintegrasi secara
vertikal. Satu unit perusahaan bergerak dalam ekspolari gas dan minyak bumi.
Setelah minyak ditemukan, unit lain adalah bertanggung jawab
atasekstraksinya. Minyak kemudian diangkut melalui jaringan pipa
milikperusahaan dan pada kapal tanker milik perusahaan hingga kilang
milikperusahaan. Kilang-kilang itu mengubah minyak mentah menjadi
bensin,minyak bumi olahan, dan bahan bakar berbasis minyak bumi
lainnya.Selanjutnya bahan bakar diangkut dengan truk milik perusahaan ke
stasiunlayanan milik perusahaan, di mana ia dijual kepada konsumen individu.
Dalam memutuskan bagaimana memperoleh komponen yang diperlukan
untuk memproduksi produk perusahaan, manajer produksinyamemiliki dua
pilihan: Perusahaan dapat membuat input sendiri, atau dapatmembelinya dari
pemasok luar. Pilihan ini disebut keputusan membuat ataumembeli. Faktor
yang memperngaruhi keputusan membuat atau membeli,yaitu:
 Ukuran perusahaan, Misalnya, karena perusahaan yang lebih besar lebih baik
dapat mengambil manfaat dari skala ekonomi dalam produksi input, pembuat
mobil yang lebih besar seperti GM dan Fiat lebih cenderung membuat suku
cadang mereka sendiri
 Jangkauan operasi perusahaan,

 Penguasaan Tekhnologi dan fasilitas manufaktur, Misalnya, produsen PC


seperti Dell dan Sony harus memutuskan apakahmereka ingin membuat atau
membeli mikroprosesor, chip memori, speaker eksternal, motherboard, dan catu
daya. Karena manufakturnya yang luas keahlian, Sony lebih cenderung
membuat komponen sendiri, sedangkan Dell lebih cenderung mengandalkan
pada pemasok luar.
 Sifat produknya
Pada dasarnya keputusan membuat atau membeli yang dilakukan perusahaan
secara umum didasarkan pada apakah perusahaan akan memperoleh sumber
daya yang lebih murah. Namun, ada beberapa isu strategis yang harus
dipertimbangkan seperti perusahaan harus menyeimbangkan keunggulan
kompetitif dengan kerentanan strategis ketika menyelesaikan keputusan
membuat atau membeli. Jika potensi tinggi untuk keunggulan kompetitif adadi
sepanjang dengan tingkat kerentanan strategis yang tinggi, perusahaan
cenderung mempertahankan pengendalian strategis denganmemproduksi secara
internal. Namun, jika potensi keunggulan kompetitif dan tingkatkerentanan
strategis keduanya rendah, perusahaan akan membutuhkan lebih sedikit kontrol
dan oleh karena itu akan lebih banyak cenderung membeli "dari rak." Akhirnya,
ketika potensi menengah untuk keunggulan kompetitif dan tingkat kerentanan
strategis yang moderat memerlukan kontrol sedang, usaha atau kontrak khusus
pengaturan mungkin paling tepat.
Selain pertimbangan strategis ini, faktor lain mungkin memainkan peran
sehubungan dengan: keputusan membuat atau membeli. Secara khusus,
perusahaan internasional biasanya harus membuat trade-off antara biaya dan
kontrol, risiko, investasi, dan fleksibilitas.
 Kontrol

Membuat komponen memiliki keuntungan meningkatkan kontrol


perusahaan atas kualitas produk, jadwal pengiriman, perubahan desain, dan
biaya. Sebuah perusahaan yang membeli dari pemasok eksternal mungkin
menjadi terlalu tergantung pada pemasok tersebut. Jika pemasok tertentugulung
tikar, biaya meningkat, atau menghasilkan bahan berkualitas buruk dan
perusahaan akan kehilangan sumber inputnya. Masalah pengendalian lainnya
berkaitan dengan kemampuan untuk menegakkan kontrak denganpemasok
luar. Menegakkan kontrak dengan pemasok asing mungkin sulitatau mahal
karena perbedaan dalam sistem hukum nasional. Misalnya, jikaundang-undang
yang melindungi kekayaan intelektual orang asing adalah lemah di negara
tertentu, perusahaan hiburan seperti Sony Records dan BMG
mungkin tidak mau melisensikan perusahaan di negara itu untuk menggandakan
CD dan DVD mereka. Ketika pertimbangan seperti itu penting, perusahaan
mungkin lebih suka membuat daripada membeli input yang diperlukan.
 Resiko,

Membeli komponen dari pemasok eksternal memiliki keuntungan


mengurangi risiko keuangan dan operasional. Sebagai contoh, BP perusahaan
pengeboran minyak dan gas memiliki risiko yang terkait dengan platform
pengeborannya, pipa, dan setiap tahap lain dalam rantai produksinya. Jika
perusahaan hanya membeli minyak mentah dari perusahaan lain, tidak perlu
khawatir tentang kegagalan peralatan atau cedera pada platform pengeboran
karena risiko tersebut akan ditanggung oleh pemasok.
 Investasi di fasilitas, tekhnologi, dan manusia

Keputusan membeli menurunkan tingkat investasi. Dengan tidak harus


membangun fasilitas seperti pabrik baru atau mempelajari teknologi baru,
perusahaan dapat membebaskan modal untuk penggunaan produktif lainnya.
Contohnya Honda di Amerika Serikat, honda membeli dari produsen setempat
untuk supply kaca spion mobilya sehingga honda tidak perlu membuat fasilitas
pabrik sendiri dan dapat fokus ke bagian lainnya. Membeli dari orang lain juga
mengurangi biaya pelatihan perusahaan dan persyaratan keahlian, yang pada
akhirnya bermanfaat pada pengurangan biaya yang dikeluarkan.
 Fleksibilitas

Sebuah perusahaan yang membeli daripada membuat mempertahankan


fleksibilitas untuk mengubah pemasok sebagai keadaan yang menentukan. Ini
sangat membantu dalam kasus di mana teknologi berkembang pesat atau biaya
pengiriman dapat berubah sebagai akibat dari inflasi atau fluktuasi nilai tukar.
Produsen PC misalnya, telah memilih untuk membeli disk drive, port USB, dan
mikroprosesor dari pemasok luar. Dengan demikian, mereka menghindari risiko
keusangan produk dan pengeluaran penelitian dan
pengembangan diperlukan untuk tetap berada di ujung tombak setiap teknologi
yang tertanam di bagian-bagian komponen PC.
Belum lama ini, tren multi pemasok mulai berkembang, manajer
menganggap itu berguna untuk menggunakan variasi pemasok untuk
menghindari menjadi terlalu tergantung pada satu pemasok saja. Kelemahan
dari pendekatan ini, adalah kerumitan yang terkait dengan berurusan dengan
jaringan pemasok yang besar, terutama jika jaringan itu bersifat global. Baru-
baru ini, beberapa perusahaan telah menyadari bahwa dengan terlibat dalam
eksklusif atau semi-eksklusif hubungan jangka panjang dengan pemasok
yanglebih sedikit, perusahaan dapat lebih banyak manfaat dari pengalaman
pemasok dan pengetahuan produk ini.

3.2.2 Keputusan Lokasi

Sebuah perusahaan internasional yang memilih untuk membuat daripada


membeli input menghadapi keputusan lain: Di mana ia harusmenempatkan
fasilitas produksinya? Dalam mencapai keputusan lokasi,perusahaan harus
mempertimbangkan isu terkait negara, isu terkait produk,kebijakan pemerintah,
dan isu organisasi.
1. Isu-Isu Terkait Negara

Beberapa ciri negara dapat mempengaruhi keputusan tentang lokasi fasilitas


internasional. Yang utama di antara isu-isu terkait negara adalah ketersediaan
sumber daya dan biaya, infrastruktur, dan efek pemasaran negara asal.
 Ketersediaan sumber daya dan biaya merupakan penentu utama apakah suatu
negara merupakan lokasi yang cocok untuk fasilitas. Seperti yang disarankan
oleh teori perdagangan klasik dan teori Heckscher-Ohlin, negara-negara yang
menikmati sumbangan faktor produksi yang besar dan berbiaya rendah akan
menarik perusahaan yang membutuhkan faktor produksi tersebut. Misalnya,BP
(British Petroleum) tidak punya banyak pilihan selain menempatkan anjungan
pengeboran di mana cadangan minyak mentah berada.
 Infrastruktur juga mempengaruhi lokasi fasilitas produksi. Sebagian besar
fasilitas memerlukan setidaknya beberapa tingkat dukungan infrastruktur
minimal. Untuk membangun suatu fasilitas diperlukan material dan peralatan
konstruksi serta pemasok material dan kontraktor konstruksi. Lebih penting
lagi, listrik, air, transportasi, telepon, dan layanan lainnya diperlukan untuk
menggunakan fasilitas secara produktif. Selain itu, akses ke perawatan medis,
pendidikan, perumahan yang layak, hiburan, dan layanan terkait lainnya hampir
pasti penting bagi karyawan dan manajer yang akan bekerja di fasilitas tersebut
serta bagi keluarganya.
 Efek negara asal juga dapat berperan dalam menemukan fasilitas. Negara
tertentu memiliki “citra merek” yang mempengaruhi pemasaran produk.
Misalnya, Jepang memiliki reputasi untuk memproduksi produk berkualitas
tinggi, sedangkan Italia seringdikreditkan dengan produk yang dirancang
dengan gaya. Dalam satu eksperimen yang menarik, seorang peneliti
menemukan bahwa preferensi konsumen untuk jam tangan Timex turun hanya 6
persenketika orang yang diwawancarai diberi tahu bahwa jam tangan itu dibuat
di Pakistan daripada di Jerman. Namun, ketika konsumen dihadapkan pada
merek yang tidak dikenal bernama Tempomax, keinginan mereka untuk
membeli jam tangan turun 74 persen ketika mereka diberitahu bahwa jam
tangan itu buatan Pakistan, bukan Jerman. Semua sama, jelas lebih mudah
untuk menjual jam tangan buatan Jerman daripada yang dibuat di Pakistan
kepadakonsumen di negara-negara industri, terutama jika produk tersebut tidak
didukung oleh nama merek yang kuat. Perusahaan harus mempertimbangkan
efek negara asal ini dalam memutuskan lokasi fasilitas produksi. Perusahaan
yang tertarik untuk memasarkan produknya dengan kualitas tinggi mungkin
memilih untuk berlokasi di Jepang atau Jerman daripada di Pakistan atau
Indonesia, sedangkan perusahaan yang bersaing berdasarkan biaya dan harga
rendah mungkin membuat pilihan yang berlawanan.
2. Isu-Isu terkait Produk

Karakteristik terkait produk juga dapat mempengaruhi keputusan lokasi. Di


antara yang lebih penting adalah rasio nilai terhadap berat produk dan teknologi
produksi yang dibutuhkan.
 Rasio nilai terhadap berat produk mempengaruhi pentingnya biaya transportasi
dalam harga produk yang dikirimkan. Barang dengan rasio nilai terhadap berat
yang rendah, seperti bijih besi, semen, batu bara, bahan kimia curah, dan gula
mentah serta barang pertanian lainnya, cenderung diproduksi di beberapa lokasi
untuk meminimalkan biaya transportasi. Sebaliknya, barang dengan rasio nilai
terhadap berat yang tinggi, seperti mikroprosesor atau berlian,dapat diproduksi
di satu lokasi atau beberapa lokasi tanpakehilangan daya saing.
 Teknologi produksi yang digunakan untuk memproduksi barang juga dapat
mempengaruhi lokasi fasilitas. Perusahaan harus membandingkan penjualan
produk yang diharapkan dengan ukuranfasilitas yang efisien dalam industri.
Jika penjualan perusahaan relatif besar terhadap fasilitas berukuran efisien,
perusahaan kemungkinan akan mengoperasikan banyak fasilitas di berbagai
lokasi. Jika penjualannya relatif kecil dibandingkan fasilitasberukuran efisien,
perusahaan mungkin hanya akan menggunakan satu pabrik.
 Kepentingan relatif dari umpan balik pelanggan juga dapat mempengaruhi
keputusan lokasi. Produk yang diinginkan oleh perusahaan dengan umpan balik
pelanggan yang cepat sering kali diproduksi mendekati titik penjualan akhir.
Sebagai contoh, aturan umum dalam industri pakaian jadi AS adalah bahwa,
jika semuanya sama, semakin modis item tersebut, semakin besar
kemungkinannya akan diproduksi di dekat atau di Amerika Serikat
sehingga pabrikan dapat merespons tren pasar dengan cepat. Pada awal setiap
musim penjualan, pembeli pakaian olahraga wanitauntuk Macy's, Nordstrom's,
dan Saks Fifth Avenue dengan cermat memantau item baru mana yang laris.
Pembeli dengan cepat memesan ulang barang-barang panas dan tanpa ampun
membuang barang-barang yang diabaikan oleh pembeli yang sadar
mode,dengan permintaan pembeli pakaian olahraga daripada produsen di
Taiwan atau Indonesia. Sebaliknya, barang-barang mode rendah lebih mungkin
diproduksi di luar Amerika Serikat untuk mengambil keuntungan dari biaya
produksi yang lebih rendah.
3. Peraturan Pemerintah

Kebijakan pemerintah juga dapat berperan dalam keputusan lokasi. Terutama


penting adalah stabilitas proses politik, kebijakan perdagangan nasional, insentif
pembangunan ekonomi, dan keberadaan zona perdagangan luar negeri.
 Stabilitas proses politik dalam suatu negara jelas dapat mempengaruhi
keinginan untuk mendirikan pabrik di sana. Perusahaan ingin mengetahui apa
aturannya sehingga mereka dapatmembuat keputusan investasi, produksi, dan
staf yang berpengetahuan luas. Pemerintah yang mengubah kebijakan fiskal,
moneter, dan peraturan yang tampaknya disengaja dan tanpa berkonsultasi
dengan komunitas bisnis meningkatkan risiko dan ketidakpastian beroperasi di
negara itu. Perubahan tak terduga dalam kebijakan perpajakan, nilai tukar,
inflasi, dan undang- undang perburuhan sangat merepotkan perusahaan
internasional.
 Kebijakan perdagangan nasional juga dapat mempengaruhi keputusan lokasi.
Untuk melayani pelanggannya, perusahaan mungkin terpaksa menempatkan
fasilitas di dalam negara yang memiliki tembok tarif tinggi dan hambatan
perdagangan lainnya. Misalnya, Toyota, Nissan, dan Mazda membangun pabrik
di
Amerika Serikat untuk menghindari pengekangan ekspor sukarela yang
diberlakukan oleh pemerintah Jepang untuk membatasi ekspor mobil buatan
Jepang ke Amerika Serikat. Demikian pula, Hewlett-Packard menempatkan
fasilitas manufaktur PC di São Paulo untuk menghindari pajak impor Brasil.
 Insentif pembangunan ekonomi dapat mempengaruhi keputusan lokasi.
Masyarakat yang ingin menciptakan lapangan kerja danmenambah basis pajak
lokal sering kali berusaha menarik pabrik baru dengan menawarkan tanah
murah kepada perusahaan internasional, perbaikan jalan raya, program
pelatihan kerja, dan potongan harga air dan listrik. Misalnya, pemerintah
Prancis menjual tanah pinggiran kota Walt Disney Company untuk membangun
Disneyland Paris dengan harga diskon yang besar. Demikian pula, Mississippi
mengalahkan lusinan kota, provinsi, dan negara bagian di Amerika Utara untuk
pabrik perakitan Nissan senilai $800 juta, menawarkan paket insentif kepada
perusahaan sebesar $295 juta. Pemerintah Selandia Baru dan Afrika Selatan
menawarkan insentif kepada pembuat film untuk syuting di negara mereka.
4. Isu-Isu Organisasi

Strategi bisnis perusahaan internasional dan struktur organisasinya juga dapat


mempengaruhi keputusan lokasi. Kebijakan manajemen persediaan juga
merupakan pertimbangan penting.
 Strategi bisnis perusahaan dapat mempengaruhi keputusan lokasinya dalam
berbagai cara. Perusahaan yang mengadopsi strategi kepemimpinan biaya harus
mencari lokasi berbiaya rendah, sedangkan perusahaan yang berfokus pada
kualitas produk harus menempatkan fasilitas di area yang memiliki tenaga kerja
terampil dan bakat manajerial yang memadai. Sebuah perusahaan dapat
memilih untuk memusatkan produksi secara geografis untuk lebih memenuhi
tujuan organisasi. Benetton melakukan ini dengan
fasilitas produksi Italia untuk mengontrol desain dan kualitas produk dengan
lebih baik. Perusahaan lain menemukan bahwa tujuan strategis dapat lebih baik
dipenuhi dengan menyebarkanfasilitas di berbagai lokasi asing.
 Struktur organisasi perusahaan juga mempengaruhi lokasi pabriknya. Adopsi
struktur area global mendesentralisasikan wewenang kepada manajer area. Para
manajer ini, yang berusaha mempertahankan kendali atas wilayah mereka,
cenderung memilih lokasi pabrik dalam wilayah mereka untuk memproduksi
barang- barang yang dijual di dalam wilayah tersebut. Misalnya, Ford pernah
terstruktur sebagai tiga kelompok wilayah: Amerika Utara, Eropa, dan Asia
Pasifik. Perusahaan mengekspor beberapa mobil dari wilayah ini: Sebaliknya,
setiap area berfokus pada produksi mobil untuk memenuhi kebutuhan
konsumen di wilayahnya. Ford kemudian meninggalkan struktur organisasi ini,
percaya itu menghalangi kemampuan perusahaan untuk benar-benar
mengglobalkan produksi mobilnya. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki
struktur produk global akan menempatkan pabrik di manasaja di dunia untuk
memenuhi biaya perusahaan dan tujuan kinerja yang berkualitas.
 Kebijakan manajemen persediaan perusahaan juga dipengaruhi oleh keputusan
lokasi pabrik. Manajemen persediaan adalah tugas kompleks yang harus
dihadapi semua manajer operasi. Mereka harus menyeimbangkan biaya
pemeliharaan persediaan dengan biaya kehabisan bahan atau barang jadi. Biaya
pemeliharaan inventaris termasuk yang terkait dengan penyimpanan
(mengoperasikan gudang, misalnya), pembusukan dan kehilangan (beberapa
inventaris yang disimpan rusak, rusak, atau dicuri), dan biaya peluang (investasi
dalam inventaris tidak dapat digunakan untuk penggunaan bisnis lainnya. ).
Lokasi pabrik mempengaruhi tingkat persediaan yang harus dimiliki perusahaan
karena jarak dan
waktu transit yang terlibat dalam pengiriman barang. Misalnya,jika Walmart
membeli televisi label pribadi untuk tokonya di AS dari pabrik Taiwan, Tingkat
persediaan Walmart akan lebih tinggi daripada jika membeli televisi dari pabrik
Meksiko. Lokasi pabrik menjadi sangat penting ketikatepat waktu (JIT) sistem
manajemen persediaan diadopsi. Dengan pendekatan ini, pemasok perusahaan
mengirimkan produk mereka langsung ke pusat manufakturperusahaan,
biasanya dalam pengiriman kecil yang sering, seperti yang dibutuhkan untuk
produksi.

3.2.3 Logistik Internasional dan Manajemen Material

Logistik internasional adalah manajemen arus bahan, suku cadang,


persediaan, dan sumber daya lainnya dari pemasok ke perusahaan, aliranbahan,
suku cadang, persediaan, dan sumber daya lainnya di dalam dan diantara unit-
unit perusahaan itu sendiri, dan aliran produk jadi, jasa, dan barangdari
perusahaan ke pelanggan.
Dua set kegiatan pertama biasanya disebut manajemen material, dan set
ketiga sering disebut distribusi fisik, atau, lebih sederhana, distribusi. Peran
darilogistik sangat penting bagi perusahaan yang telah berkembang
terintegrasi, tetapi secara geografis tersebar, manufaktur dan jaringandistribusi
dimana suku cadang dapat dibuat di satu negara untuk perakitan dinegara kedua
untuk dijual di negara ketiga.
Tiga faktor dasar membedakan fungsi manajemen bahan domestik dan
internasional :
1. Jarak terlibat dalam pelayaran. Pengiriman di negara-negara terbesar sekalipun
jarang melakukan perjalanan lebih dari satu beberapa ribu mil, dan banyak
pengiriman melakukan perjalanan jauh lebih sedikit. Misalnya,jarak jalan antara
New York City dan Los Angeles sekitar 2.800 mil, tetapijarak antara New York
dan Warsawa, Tokyo, dan Sydney berjarak 4.300 mil, 6.700 mil, dan 9.900 mil,
masing-masing. Jadi, merakit bagian-bagiankomponen di Kansas City,
Chicago, dan St. Louis dan kemudian
mengirimkannya ke Cincinnati untuk perakitan akhir jauh lebih mudah daripada
merakit komponen suku cadang di San Diego, Montreal, dan Kairo dan
kemudian mengirimkannya ke Singapura untuk perakitan akhir.
2. Perbedaan mendasar antara manajemen material domestik dan internasional
fungsi adalah banyaknya moda transportasi yang mungkin terlibat. Pengiriman
dalam negara yang sama seringkali hanya menggunakan satu moda transportasi,
seperti truk atau kereta api. Namun, pengiriman yang melintasi batas negara,
dan terutama pengiriman yang menempuh jarak yang sangat jauh, hampir pasti
melibatkan banyak moda transportasi.19 Misalnya, pengiriman terikat dari
Kansas City ke Berlin dapat menggunakan truk, kereta api, kapal, dan
kemudian kereta api dan truk lagi.
3. Konteks peraturan untuk manajemen material internasional jauh lebih kompleks
daripada untuk manajemen bahan dalam negeri. Sebagian besar negara
mengatur banyak aspek internal mereka sistem transportasi harga, keamanan,
pengemasan, dan sebagainya. Pengiriman yang melintasi beberapa negara
tunduk pada peraturan masing-masing negara tersebut. Meskipun berbagai
perjanjian perdagangan ekonomi, seperti PerjanjianPerdagangan Bebas
Amerika Utara (NAFTA), memiliki berusaha merampingkan pedoman dan
prosedur pengiriman internasional, mengangkut barang melintasi batas-batas
negara masih kompleks dan seringkali melibatkan banyak birokrasi.
Masalah logistik dan manajemen material yang tampaknya sederhana
seringkali menjadi jauh lebih kompleks dalam konteks internasional. Masalah
kemasan, yang mungkin sekilas tampak kecil, namun menjadi pertimbangan
penting dalam mengelola logistik internasional. Kemasan melindungi barang
dalam perjalanan, membantu mempermudah penanganan barang, dan
memfasilitasi pengiriman dan/atau penjualan barang jadi barang di tempat
tujuan akhir. Pengiriman internasional memperumit keputusan pengemasan,
namun, karena penggunaan beberapa moda transportasi serta variasi kondisi
yang akan ditemui.
Pertimbangkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan yang ingin
mengirimkan barang halus dalam jumlah besar peralatan elektronik dari
pabrikdi California, tempat peralatan itu diproduksi, hingga fasilitas di Arab
Saudi,di mana peralatan akan digunakan. Selama pengiriman peralatan
kemungkinanakan berada di truk, kereta api, dan kapal. Pengaturan transportasi
ini akanmemiliki variasi kelembaban, suhu, dan jumlah debu. Terlebih lagi,
setiap kaliperalatan itu dimuat dan dibongkar, itu akan ditangani dengan
berbagai tingkatkekasaran atau kehalusan. Dengan demikian, peralatan harus
dikemas untukmenangani segala sesuatu yang akan dihadapi selama
perjalanannya.
Berat kemasan sendiri menjadi pertimbangan, terutama untuk barang
jadi ke pelanggan. Berat terkadang menentukan jumlahnya bea masuk,sehingga
perusahaan sering mengemas ulang barang setelah pengiriman. Terkadang
pelanggan bahkan pergi sejauh untuk menentukan berat total yang tepat,
termasuk kemasan, mereka akan menerima, dan mungkin
mengharuskankemasan memenuhi spesifikasi preset tertentu.
Perusahaan harus mempertimbangkan biaya manajemen bahan
pergudangan, pengemasan, pengangkutan, dan mendistribusikan barang-
barangnya, serta biaya penyimpanan persediaan dan biaya asingnya
pelanggan. Biasanya, biaya logistik seperti itu akan lebih tinggi untuk barang
ekspor daripada untuk lokal barang yang diproduksi. Karena pasokan lebih
lama dan meningkatnya kesulitan dalam berkomunikasi dengan pelangganasing,
sebuah perusahaan yang memilih untuk ekspor dari pabrik dalam negeriharus
memastikan bahwa ia mempertahankan tingkat layanan yang kompetitifuntuk
pelanggan asing. Selama bertahun-tahun pembuat baja telah
menemukan biaya yang efektif untuk memproduksi di negara-negara di Asia
Tenggara. Namun, teknologi baru membuatnya lebih murah untuk
memproduksi baja menggunakan bahan alami gas bukan batubara (metode
tradisional). Karena gas alam sangat murah di Amerika Serikat.
Globalisasi ekonomi dunia yang sedang berlangsung, telah memperbesar
pentingnya logistik internasional. Globalisasi akan jauh lebihtidak luas dan
lambat berkembang jika bukan karena perubahan teknologi
informasi (TI) yang cepat. Meskipun perkembangan PC, mesin fax, e-mail,
smartphone, internet, dan sejenisnya adalah Terobosan TI yang dikenal luas dan
kurang terlihat seperti komunikasi satelit, data elektronik pertukaran, dan
pengkodean batang sama pentingnya. Dengan mengintegrasikan teknologi
tersebut perubahan ke dalam operasi logistik mereka, perusahaan dapat
meningkatkan produktivitas mereka dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Perusahaan seperti Zara dan Urban Outfitters yang telah agresif dan
memanfaatkan secara inovatif teknologi informasi baru ini telah meningkatkan
efisiensi keseluruhan operasi serta operasi logistik mereka. Penghematan biaya
bisa sangat besar. Volkswagen, misalnya, yakin dapat memangkas biaya
operasional keseluruhan sebesar 1 persen menggunakan data elektronik
pertukaran untuk semua transaksi internal dan eksternal.
TI juga telah mempromosikan rekonseptualisasi proses logistik dan
pemikiran ulang tentang hubungan pemasok-pelanggan. Dengan
memanfaatkan TI, perusahaan dapat menganalisis bagaimana mempromosikan
efisiensi dan produktivitas seluruh rantai pasokan, bukan hanya komponen
khusus mereka itu. Memang, dengan menggunakan TI secara kreatif,
perusahaan tidak hanya meningkatkan produktivitas mereka sendiri tetapi juga
meningkatkan kepuasan pelanggan mereka. TI juga memiliki keunggulan lain.
Investasi di bidang TI dapat bertindak sebagai pengganti investasi dalam
persediaan dan kapasitas pergudangan, mengurangi biaya modal dan
meningkatkan tingkat pengembalian aset. Selain itu, TI membantu perusahaan
memantau kemajuan mereka menuju pencapaian tujuan strategis mereka.

3.3 Operasi Layanan Internasional

Sektor jasa telah muncul dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian
yang semakin penting dari banyak negara ekonomi, terutama negara-negara
maju. Misalnya, akun sektor jasa untuk hampir tiga perempat dari produk
domestik bruto AS dan merupakan sumber dari sebagian besar produk AS. Oleh
karena itu, tidak mengherankan jika layanan menjadi bagian yang lebih integral
dari perdagangan internasional dan ekonomi global. Bisnis jasa internasional
adalah
perusahaan yang mengubah sumber daya menjadi output tidak berwujud yang
menciptakan utilitas bagi pelanggannya. Contoh dari layanan internasional
adalah pengangkutan penumpang British Airways dari London ke New Delhi;
Bantuan PricewaterhouseCooper dengan fungsi akuntansi dan audit perusahaan
seperti BP, Baxter, dan IBM; dan penanganan rekening bisnis perusahaan
internasional oleh Dai-Ichi Kangyo Bank.

3.3.1 Karakteristik Layanan Internasional

Layanan memiliki beberapa karakteristik unik yang menciptakan


tantangan khusus bagi perusahaan yang ingin menjual jasa di pasar
internasional. Secara khusus, jasa seringkali tidak berwujud, tidak dapat
disimpan, memerlukan partisipasi pelanggan, dan dapat dikaitkan dengan
barang berwujud.
1. Layanan Tidak Berwujud

Seorang konsumen yang pergi ke toko dan membeli iPad Apple memiliki
produk, yang dapat dipegang, dimanipulasi, digunakan, disimpan, dirusak, atau
dikembalikan. Seorang konsumen yang pergi ke akuntan untuk mendapatkan
nasihat keuangan meninggalkan dengan pengetahuan tidak berwujud yang tidak
dapat dipegang atau dilihat. (Potongan kertas atau dokumen elektronik
terkadang dikaitkan dengan layanan-laporan pajak, polis asuransi, dan
sebagainya, walaupun nyata, sebenarnya adil simbol atau representasi dari
produk jasa itu sendiri.) Karena ketidakberwujudan ini, penilaian nilai atau
kualitas layanan seringkali lebih sulit daripada menilai nilai atau kualitas
barang.
2. Layanan Umumnya Tidak Dapat Disimpan

Seringkali mereka tidak dapat dibuat sebelumnya dan diinventarisasi atau


disimpan untuk penggunaan di masa mendatang. Panggilan layanan untuk
memperbaiki mesin cuci yang rusak hanya dapat terjadi ketika teknisi secara
fisik diangkut ke lokasi alat yang rusak dan terbuang sia-sia jika tidak ada orang
di rumah untuk membuka kunci pintu. Kursi maskapai yang kosong, meja yang
tidak digunakan di restoran, dan surat kabar yang
tidak terjual semuanya kehilangan nilai ekonominya segera setelah jendela
peluang yang terkait tutup, yaitu setelah pesawat lepas landas, dapur restoran
tutup, dan koran hari berikutnya dicetak. Tingkat kerusakan layanan yang tinggi
membuat perencanaan kapasitas menjadi masalah kritis untuk semua penyedia
layanan. Perencanaan kapasitas adalah memutuskan berapa banyak pelanggan
yang dapat dimiliki perusahaanuntuk melayani pada waktu tertentu. Kegagalan
untuk menyediakan kapasitas yang cukup sering berarti kehilangan penjualan
secara permanen,sedangkan penyediaan terlalu banyak kapasitas meningkatkan
biaya perusahaan dan menurunkan keuntungannya.
3. Layanan Seringkali Membutuhkan Partisipasi Pelanggan

Layanan internasional seperti pariwisata tidak dapat terjadi tanpa kehadiran


fisik pelanggan. Karena keterlibatan pelanggan dalam penyampaian layanan,
banyak penyedia layanan perlu menyesuaikan produk untuk memenuhi
kebutuhan pembeli. Thomas Cook, misalnya, dapat menjual lebih banyak bus
wisata di London jika menyediakan Pemandu berbahasa Spanyol untuk klien
Meksiko, Venezuela, dan Argentina serta pemandu berbahasa Jepang untuk
pelanggan Jepang. Selanjutnya, layanan yang identik dapat dianggap cukup
berbeda oleh masing-masing pelanggannya, sehingga menciptakan masalah
strategis dan pemasaran. NS Tur bus London, misalnya, dapat dilihat dengan
penuh kegembiraan oleh orang-orang Jepang yang berbulan madu pada
perjalanan pertama mereka di luar Osaka tetapi dengan kebosanan oleh seorang
eksekutif Toshiba yang tergesa-gesa yang telah mengunjungi kota itu berkali-
kali.
4. Banyak Layanan Dikaitkan dengan Pembelian Produk Lain

Banyak perusahaan menawarkan layanan dukungan produk—bantuan dalam


mengoperasikan, memelihara, atau memperbaiki produk untuk pelanggan.
Layanan tersebut mungkin penting untuk penjualan produkterkait. Misalnya,
peralatan Swedia pembuat AB Electrolux memproduksi penyedot debu, lemari
es, mesin cuci, dan lainnya peralatan dengan nama
seperti Eureka, Frigidaire, Tappan, dan Weed Eater. Perusahaan juga memiliki
operasi layanan yang dibentuk untuk memperbaiki produk tersebut bagi
konsumen yang membelinya, menyediakan suku cadang pengganti, dan
sebagainya. Kemampuan perusahaan untuk menjualperalatannya akan dirugikan
secara substansial jika: tidak menawarkan layanan terkait ini. Selain itu, tidak
hanya harus menawarkan layanan di perusahaannya kantor pusat di Stockholm,
Swedia; jika Electrolux ingin bersaing di AS, Kanada, dan Pasar Inggris, itu
harus menyediakan layananperbaikan dan distribusi suku cadang di sana juga.

3.3.2 Peran Pemerintah dalam Perdagangan Jasa Internasional

Dimensi penting dari pasar jasa internasional adalah peran pemerintah.


Banyak pemerintah berusaha untuk melindungi profesional lokal dan untuk
memastikan bahwa standar dan kredensial domestik ditegakkan dengan
membatasi kemampuan orang asing untuk mempraktikkan profesi seperti
hukum, akuntansi, dan kedokteran. Peraturan pemerintah sering menetapkan
perusahaan mana yang diizinkan memasuki pasar jasa dan harga yang
mungkin mereka kenakan. Misalnya, di Amerika Serikat, bank dan
perusahaan asuransi asing diatur secara ketat dan harus mengikuti arahan dari
banyak badan pengatur negara bagian dan federal. Di banyak negara,
perusahaantelekomunikasi, transportasi, dan utilitas biasanya memerlukan
izinpemerintah untuk melayani pasar individu. Pengurangan hambatan
perdagangan jasa yang berkelanjutan merupakan prioritas utama Organisasi
Perdagangan Dunia. Deregulasi danpengurangan hambatan perdagangan
telah menciptakan peluang bagi
perusahaan di industri seperti perbankan dan telekomunikasi dan mendorong
mereka untuk secara agresif mencari pasar domestik baru dan
memperluasoperasi mereka ke pasar luar negeri. Perubahan-perubahan ini juga
telahmemicu banyak aliansi strategis, investasi lintas batas, dan perusahaan
barubaru di setiap sudut dunia.
3.3.3 Mengelola Operasi Layanan

Manajemen sebenarnya dari operasi layanan internasional melibatkan


sejumlah isu dasar, termasuk perencanaan kapasitas, perencanaan lokasi,desain
dan tata letak fasilitas, dan penjadwalan operasi. Ingatlah bahwaperencanaan
kapasitas memutuskan berapa banyak pelanggan yang dapatdilayani perusahaan
pada satu waktu. Keterlibatan pelanggan yang erat dalampembelian layanan,
menjadikan perencanaan kapasitas mempengaruhi kualitas layanan yang
diberikan kepada pelanggan. Misalnya, restoran pertamaMcDonald's di Rusia
jauh lebih besar daripada banyak restoran lainnya untukmengakomodasi tingkat
volume penjualan yang diantisipasi lebih tinggi.Meskipun ukurannya lebih
besar, waktu tunggu pelanggan di restoranMoskow jauh lebih lama daripada
di Amerika Serikat. Kurangnya alternatifrestoran membuat orang Moskow
lebih rela mengantre panjang untuk “BigMac” mereka.
Seperti halnya manajemen produksi, perencanaan lokasi diperlukan
dalam operasi layanan internasional karena sebagian besar penyedia layanan
harus dekat dengan pelanggan yang akan mereka layani (pengecualian
mungkin penyedia informasi yang mengandalkan komunikasi elektronik).
Memang, sebagian besar operasi layanan internasional melibatkan pendirian
kantor cabang di setiap pasar luar negeri dan kemudian menempatkan staf di
setiap kantor dengan penduduk setempat. Fasilitas layanan internasional juga
harus dirancang dengan hati-hati sehingga tampilan dan tata letak yang tepat
dapat ditetapkan. Kadang-kadang perusahaan yang beroperasi secara
internasional dapat menonjolkan identitas asing mereka atau memadukan
warisan negara asal mereka dengan budaya lokal. Di Disneyland Paris,
misalnya, tanda-tandanya dalam bahasa Inggris dan Prancis. Di lain waktu
perusahaan dapat memilih untuk mengecilkan identitas asing mereka.
Kebanyakan donat dunkers AS, misalnya, tidak menyadari bahwa Dunkin'
Donuts dimiliki oleh konglomerat Inggris selama bertahun-tahun. Akhirnya,
perusahaan jasa internasional harus menjadwalkan operasi mereka untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya.
Misalnya, maskapai penerbangan yang mengangkut penumpang dari
Amerika Serikat ke Eropa umumnya berangkat larut malam. Melakukan hal
ini memberi penumpang kesempatan untuk menghabiskan sebagian haribekerja
sebelum mereka berangkat, dan mereka tiba di pagi hari keesokanharinya.
Sebaliknya, penerbangan tujuan barat biasanya meninggalkan Eropa pada
tengah hari dan tiba di Amerika Serikat pada sore yang sama.Penjadwalan
ini memberikan pengaturan yang optimal karena
mempertimbangkan preferensi pelanggan, zona waktu, jet lag, dan persyaratan
pemanfaatan dan pemeliharaan pesawat. Perusahaan jasa internasional harus
menjadwalkan operasi mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.Misalnya,
maskapai penerbangan yang mengangkut penumpang dari AmerikaSerikat ke
Eropa umumnya berangkat larut malam. Melakukan hal ini memberi
penumpang kesempatan untuk menghabiskan sebagian hari bekerjasebelum
mereka berangkat, dan mereka tiba di pagi hari keesokan harinya.Sebaliknya,
penerbangan tujuan barat biasanya meninggalkan Eropa padatengah hari dan
tiba di Amerika Serikat pada sore yang sama. Penjadwalan ini memberikan
pengaturan yang optimal karena mempertimbangkan preferensi pelanggan,
zona waktu, jet lag, dan persyaratan pemanfaatan dan
pemeliharaan pesawat.
3.4 Mengelola Produktivitas dalam Bisnis Internasional

Pertimbangan utama dalam manajemen operasi bagi banyak perusahaan


internasional adalah produktivitas. Pada tingkat yang paling sederhana,
produktivitas adalah ukuran efisiensi ekonomi yang merangkum nilai keluaran
relatif terhadap nilai masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran.
Produktivitas penting karena berbagai alasan. Membantu menentukan
kesuksesan keseluruhan perusahaan dan berkontribusi pada kelangsungan hidup
jangka panjangnya, dan produktivitas berkontribusi langsung pada standar
hidup keseluruhan di negara tertentu. Jika perusahaan dalam suatu negara
sangat produktif, warga negara tersebut akan memiliki lebih banyak produk dan
jasa untuk dikonsumsi. Selain itu, barang dan jasa perusahaan dapat diekspor ke
negara lain, sehingga membawa pendapatan tambahan kembali ke negara asal.
Masing-masing faktor ini berdampak positif terhadap produk domestik
bruto dan dengan demikian menguntungkan seluruh negara. Terlepas dari di
mana perusahaan beroperasi, salah satu tujuan mendasarnya adalah terus
meningkatkan produktivitasnya. Ada beberapa strategi umum yang dapat
dilakukan perusahaan dalam upayanya untuk mempertahankan atau
meningkatkan produktivitas.
Tiga pendekatan khususnya sering membantu perusahaan menjadi lebih produktif:

1. Menghabiskan lebih banyak untuk penelitian dan pengembangan (R&D)

2. Meningkatkan operasi, dan

3. Meningkatkan keterlibatan karyawan.

Titik awal dalam meningkatkan produktivitas sering kali adalah berinvestasi


lebih banyak dalam R&D. Melalui R&D, perusahaan mengidentifikasi produk
baru, kegunaan baru untuk produk yang sudah ada, dan metode baru untuk
membuat produk. Masing-masing hasil ini pada gilirannya berkontribusi
langsung pada produktivitas yang lebih tinggi.
Cara penting lainnya untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan
meningkatkan operasi. Di sinilah kontrol masuk; sebuah perusahaan yangingin
meningkatkan produktivitas perlu memeriksa bagaimana ia melakukan sesuatu
dan kemudian mencari cara untuk melakukannya dengan lebih
efisien.Mengganti peralatan usang, mengotomatisasi tugas yang dipilih, melatih
pekerja agar lebih efisien, dan menyederhanakan proses manufaktur adalah
semua cara untuk meningkatkan operasi dan meningkatkan produktivitas.
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan keterlibatan karyawan
salah satunyan bisa dengan memberi karyawan lebih banyak suara tentang
bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka, karyawan tersebut akan
menjadi lebih termotivasi untuk bekerja dan lebih berkomitmen pada tujuan
perusahaan. Lebih lanjut, karena merekalah yang benar-benar melakukan
pekerjaan, karyawan mungkin memiliki wawasan lebih dari siapa pun tentang
bagaimana melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Peningkatan keterlibatan
umumnya dioperasionalkan melalui penggunaan tim yang dikelola sendiri.
Kelompok pekerja dibentuk menjadi tim, yang masing-masing memiliki
otonomi yang cukup besar atas cara kerjanya.
3.5 Mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasional

Manajemen operasi membantu perusahaan mempertahankan dan


meningkatkan kualitas produk dan jasa mereka. Memang, kualitas telah
menjadiisu persaingan yang signifikan di sebagian besar industri sehingga
strategipengendalian selalu memiliki kualitas sebagai fokus utama. Masyarakat
Amerikatelah mendefinisikan kualitas sebagai totalitas fitur dan karakteristik
produk ataulayanan yang bergantung pada kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Organisasi Internasional untuk
Standardisasi (ISO) telahbekerja untuk mengembangkan dan menyempurnakan
serangkaian pedomankualitas internasional. Pedoman ini, secara
kolektif disebut ISO 9000, memberikan dasar untuk
sertifikasi mutu yang menjadi semakin penting dalambisnis internasional.
Pedoman itu adalah diperbarui dan direvisi pada tahun 2000.
Standar ISO 9000 mencakup bidang-bidang seperti pengujian produk,
pelatihan karyawan, record keeping, hubungan pemasok, dan kebijakan serta
prosedur perbaikan. Perusahaan yang ingin memenuhi ini standar berlaku untuk
sertifikasi dan diaudit oleh perusahaan yang dipilih oleh afiliasi domestik ISO.
Auditor ini meninjau setiap aspek operasi bisnis perusahaan dalam kaitannya
dengan standar. Banyak perusahaan melaporkan bahwa hanya mempersiapkan
audit ISO 9000 telah membantu. Banyak perusahaan hari ini, termasuk General
Electric, DuPont, British Telecom, dan Philips Electronics mendesak atau
dalambeberapa kasus mengharuskan pemasok mereka mencapai sertifikasi ISO
9000.Semua diceritakan, lebih dari 162 negara telah mengadopsi ISO 9000
sebagai standar nasional, dan lebih dari 400.000 sertifikat kepatuhan telah
diterbitkan. ISO 14000 adalah perpanjangan dari konsep yang sama untuk
lingkungan pertunjukan.Secara khusus, ISO 14000 mengharuskan perusahaan
mendokumentasikanbagaimana mereka menggunakan bahan mentah bahan
lebih efisien, mengelola polusi, dan mengurangi dampaknya terhadap
lingkungan.
Kualitas sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, banyak
perusahaan saat ini bersaing dasar kualitas. Perusahaan yang produk atau
jasanyamemiliki reputasi kualitas yang buruk adalah tidak mungkin berhasil.
Sebagai
contoh, beberapa perusahaan Korea pada awalnya mengalami kesulitan
bersaing dalam Eropa karena produk mereka tidak dianggap oleh orang Eropa
memiliki kualitas yang sama seperti yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
Eropa. Faktor negara asal seperti itu memainkan peran utama dalam keputusan
pemasaran dan lokasi perusahaan internasional. Para chaebol Korea Selatan
dikalahkan kekurangan yang dirasakan ini dengan membuka pabrik di Eropa,
membangun aliansi strategis dengan perusahaan Eropa, dan bekerja untuk
memenuhi pedoman dan standar ISO 9000.
Kedua, kualitas penting karena berhubungan langsung dengan
produktivitas. Kualitas yang lebih tinggi berarti peningkatan produktivitas
karenalebih sedikit cacat, lebih sedikit sumber daya yang dikhususkan untuk
pengerjaanulang produk cacat, dan lebih sedikit sumber daya yang ditujukan
untukpengendalian kualitas itu sendiri. Akhirnya, kualitas yang lebih tinggi
membantu perusahaan mengembangkan dan mempertahankan loyalitas
pelanggan. Pelanggan yang membeli produk dan layanan yang memenuhi
harapan kualitas lebihmungkin untuk membeli lagi dari perusahaan yang sama.
Karena semakin pentingnya kualitas, perusahaan di seluruh dunia
menempatkan semakin banyak menekankan pada peningkatan kualitas produk
danlayanan mereka. Banyak dari perusahaan ini menyebutnya upaya
manajemen kualitas total. Total quality management (TQM) adalah upaya
terpadu untuk secara sistematis dan terus menerus meningkatkan kualitas
produk dan/atau jasaorganisasi.
Program TQM bervariasi menurut perusahaan dan harus disesuaikan
agar sesuai dengan keadaan unik masing-masing perusahaan. Seperti yang
ditunjukkanpada Gambar 17.2, TQM harus dimulai dengan komitmen strategis
terhadap kualitas. Ini berarti inisiatif kualitas harus dimulai dari puncak
perusahaan, danmanajer puncak harus bersedia komit sumber daya yang
diperlukan untukmencapai perbaikan terus-menerus. Perusahaan yang hanya
membayar di bibirlayanan untuk kualitas dan mencoba untuk menipu karyawan
dan pelanggan untukpercaya bahwa mereka peduli tentang hal itu hampir pasti
gagal
Dengan komitmen strategis yang kuat sebagai landasan program TQM
mengandalkan empat operasional komponen untuk melaksanakan peningkatan
kualitas. Keterlibatan karyawan hampir selalu disebutkan sebagai persyaratan
penting dalam peningkatan kualitas. Semua karyawan harus berpartisipasi
dalam membantu untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan kualitas
perusahaan. Materi juga harus diperhatikan. Perusahaan sering dapat
meningkatkan kualitas produk mereka dengan meminta suku cadang dan bahan
berkualitas lebih tinggi dari pemasok mereka dan pengadaan input hanya dari
pemasok yang komitmen terhadap kualitas cocok mereka sendiri. Perusahaan
juga harus mau berinvestasi dalam teknologi baru agar lebih efisien dan untuk
mencapai proses manufaktur yang lebih berkualitas. Akhirnya, perusahaan
harus bersedia untuk mengadopsi metode baru dan lebih baik untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Perusahaan yang menggunakan TQM memiliki berbagai alat dan teknik dari
mana mereka dapat menarik, termasuk kontrol proses statistik dan
benchmarking. Kontrol proses statistik adalah keluarga alat berbasis matematis
untuk memantau dan mengendalikan kualitas. Tujuan dasarnya adalah untuk
tentukan tingkat target kualitas, tentukan kisaran penyimpangan yang dapat
diterima, dan kemudian pastikan bahwa kualitas produk tepat sasaran.
Misalnya, Sumber Perrier SA menggunakan kontrol proses statistik untuk
memantau operasi pembotolan. Manajer di sana telah menentukan bahwa
sebotol besar Perrier air harus mengandung 23 ons cairan. Tentu saja, terlepas
dari seberapa hati-hatinya manajer, hanya sedikit botol akan memiliki tepat 23
ons, beberapa akan memiliki sedikit lebih banyak, beberapa sedikit lebih
sedikit. Namun, jika terlalu banyak botol diisi dengan terlalu banyak atau terlalu
sedikit, penyesuaian harus dilakukan.Dapat diterima kisaran untuk situasi ini
mungkin konten aktual antara 22,8 dan 23,2 ons, dengan target dari 99,9 persen
dari semua botol yang memiliki konten dalam kisaran ini. Contoh produk jadi
adalah diambil dan konten aktualnya diukur. Selama 99,9 persen dari semua
sampel memiliki antara 22,8 dan 23,2 ons, produksi berlanjut. Namun, jika
hanya 97 persen dari satu sampel yang termasuk dalam kisaran yang dapat
diterima, manajer dapat menghentikan produksi dan menyesuaikan peralatan
pembotolan mereka.
The Essential Components of Total Quality Management 17.2

Teknik TQM penting lainnya adalah benchmarking. Benchmarking


adalah proses secara legal dan etis mempelajari bagaimana perusahaan lain
melakukan sesuatu dengan cara yang berkualitas tinggi dan kemudian baik
meniru atau memperbaiki metode mereka. Xerox memulai gerakan
benchmarking di Amerika Serikat sebagai akibat dari tekanan kompetitif dari
saingan asing. Canon, perusahaan jepang, pernah memperkenalkan mesin
fotokopi menengah yang dijual kurang dari $10.000. Xerox yakin Canon
menjualnya di bawah biaya untuk mendapatkan pangsa pasar. Untuk
mempelajari lebih lanjut tentang apa yangsedang terjadi, Xerox mengirim tim
manajer ke Jepang untuk bekerja dengan Fuji-Xerox, perusahaan patungan yang
dimiliki oleh afiliasi Xerox didirikan dengan Fuji untuk membuat mesin
fotokopi di Asia. Sementara di sana, para manajer membeli mesin fotokopi
Canon dan memisahkannya. Yang mengejutkan mereka, mereka menemukan
mesin fotokopi Canon memiliki kualitas yang lebih tinggidan lebih rendah
biaya dari mesin fotokopi Xerox membuat. Dengan meniruberbagai bahan dan
metode yang digunakan oleh Canon, Xerox dapat mulaimembuat peralatannya
sendiri yang berkualitas lebih tinggi dan berbiaya lebih rendah. Saat ini
benchmarking banyak digunakan. Misalnya, produsen smartphone sangat
bergantung pada benchmarking untuk tetap mengikuti pesaing mereka.
3.6 Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional

Aspek terakhir dan semakin penting dari operasi dalam bisnis


internasional melibatkan informasi. Informasi adalah data dalam bentuk yang
bernilai bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan dan melakukan
tugas-tugas terkait.
Informasi sangat penting bagi perusahaan mana pun. Manajer
menggunakannya di setiap fase mereka bekerja karena diperlukan untuk proses
pengambilan keputusan. Mendapatkan akurat dan tepat waktu informasi sangat
penting bagi perusahaan internasional. Manajer menggunakan informasi untuk
lebih memahami lingkungan perusahaan mereka pelanggan, pesaing, dan
pemasoknya; NS kebijakan pemerintah yang mempengaruhi keputusan
perekrutan, produksi, dan pembiayaannya; dan secara virtual setiap elemen
laindari lingkungannya.
Manajer juga menggunakan informasi untuk membantu mereka
memutuskan bagaimana menanggapi lingkungan. Rapat, laporan, ringkasan
data,panggilan telepon, dan pesan email semuanya digunakan sebagai manajer
menetapkan tujuan strategis dan memetakan rencana strategis. Informasi juga
penting untuk mengimplementasikan rencana strategis tersebut. Misalnya,
manajer puncak harus mengomunikasikan tujuan mereka dan harapan kepada
manajer operasi luar negeri mereka. Informasi dibutuhkan terus menerus karena
manajer membuat keputusan setiap hari dan memberikan umpan balik kepada
orang lain di perusahaan tentang konsekuensi dari keputusan tersebut.
Akhirnya, informasi merupakan bagian penting dari proses pengendalian
sendiri sebagaimanajer memantau dan menilai seberapa baik mereka memenuhi
tujuan danmelaksanakan rencana. Tidak manajer suka diberi kejutan. Memiliki
akses siap keinformasi yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerjayang sedang berlangsung dan pencapaian aktual adalah
bagian penting dari kinerja manajerkemampuan untuk berfungsi secara efektif
Pentingnya manajemen informasi tergantung pada jenis strategi dan
desain organisasi yang digunakan perusahaan. Jika sebuah perusahaan
menggunakandiversifikasi terkait, penting bahwa berbagai bagian perusahaan
dapat
berkomunikasi dengan bagian lain sehingga perusahaan dapat paling efektif
memanfaatkan potensi sinergi dari strategi ini. Jika perusahaan sangat tersentralisasi,
informasi sistem sangat penting bagi manajer puncak sehingga mereka dapat
mempertahankan kontrol yang mereka cari dari penggunaan ini desain tertentu. Di sisi
lain, jika perusahaan menggunakan diversifikasi yang tidak terkait, informasinya
kebutuhan sistem akan sangat berbeda. Komunikasi di antara berbagai bisnis dalam
perusahaan akan jauh kurang penting. Akhirnya, jika perusahaan menggunakan bentuk
desain organisasi yang terdesentralisasi, manajer puncaknya akan membutuhkan dan
mengharapkan lebih sedikit pelaporan informasi oleh manajer dari berbagai divisi dan
unit.
Sifat bisnis internasional menambah kompleksitas yang cukup besar
untuk informasi dan perannya dalam sebuah perusahaan. Di perusahaan
domestik, informasi hampir pasti dalam bahasa yang sama, dalam konteks
hukum yang sama(standar akuntansi yang sama, persyaratan pelaporan
keuangan, dan sebagainya akan berlaku), dan disimpan, dimanipulasi, dan
diakses melalui konfigurasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer
yang umum. Di perusahaan internasional, informasi kemungkinan besar dalam
bahasa yang berbeda dan tunduk pada konteks hukum yang berbeda. Misalnya,
mitra asing dan pemerintah asing dapat membatasi arus informasi ke dan/atau
keluar dari negara mereka. Apalagi komputer konfigurasi perangkat lunak dan
perangkat keras tidak selalu kompatibel. Jadi, mengelola informasi tidak hanya
penting bagi perusahaan internasional; itu juga lebih kompleks daripada untuk
perusahaan domestik.
Perusahaan semakin bekerja untuk mengembangkan sistem informasi
yangterintegrasi untuk lebih mengelola informasi mereka secara efektif. Sistem
informasi adalah metodologi yang dibuat oleh perusahaan untuk
mengumpulkan, merakit, dan menyediakan data dalam bentuk yang berguna
bagi manajer. Paling sistem informasi terkomputerisasi, meskipun mereka tidak
harus perutean slip,file, dan sistem penyimpanan file dapat secara efektif
mengelola informasi di perusahaan kecil. Banyak perusahaan saat ini yang
menggunakan sistem komputerisasi untuk mengelola informasi mereka. Sebagai
contoh, manajer di Laura Ashley, rantai mode dan perabot rumah tangga
Inggris, menggunakan
komputerisasi sistem informasi untuk membantu perusahaan mengelola
informasinya secara lebih efektif. Setiap penjualan adalah direkam secara
elektronik dan digunakan oleh manajer untuk membuat keputusan tentang
pemesanan ulang produk laris barang dagangan. Dan, seperti yang ditunjukkan
oleh kasus pembukaan bab, sumber utama Benetton's keunggulan bersaing
terletak pada penguasaan informasi.
Sejauh mungkin perusahaan internasional ingin menggunakan sistem
informasi untuk menghubungkan operasi, sehingga manajer mereka di bagian
mana pun di dunia dapat mengakses informasi dan berkomunikasi dengan
rekan- rekan dari salah satu operasi perusahaan. Namun, besarnya usaha ini
bersama dengan keterbatasan perangkat lunak dan perangkat keras komputer,
menyulitkanperusahaan untuk mencapainya integrasi global yang sebenarnya
dari sistem informasi mereka. Dengan demikian, sebagian besar perusahaan
mengembangkan informasi subsistem untuk operasi atau divisi fungsional
tertentu.
Texas Instruments lebih jauh di sepanjang jalan menuju sistem yang

benar-benar global daripada kebanyakan perusahaan. Salah satu anak


perusahaannya, Texas Instruments Registration and Identification System
(TIRIS), yang berkantor pusat di Inggris Raya; unit pengembangan produknya
berada di Jerman dan Belanda; dan fasilitas manufakturnya berada di Jepang
dan Malaysia. Manajer dan insinyur di setiap fasilitas berkomunikasi satu sama
lain melalui informasi berbasis komputer yang terintegrasi sistem yang
memungkinkan mereka untuk berfungsi seolah-olah mereka berada di seberang
lorong satu sama lain daripada terpisah ribuan mil. Seorang manajer di Inggris
mungkin menanggapi pesanan pelanggan baru dengan mengirimkan permintaan
secara elektronik kepada seorang desainer di Jerman untuk membuat sedikit
modifikasi di sebagian memenuhi spesifikasi pelanggan. Setelah modifikasi
dilakukan, spesifikasi desain dan informasi pemesanan dapat dikirim secara
elektronik ke Jepang di mana produk akan diproduksi. Manajer asli di Inggris
menerima verifikasi bahwa suku cadang telah dibuat dan dikirim dan dapat
menghubungi pelanggan dengan berita. Setiap saat selama seluruh proses,
setiap
manajer atau desainer dapat memantau secara elektronik apa yang sedang
dilakukan dengan pesanan dan ke mana pesanan akan dikirim lanjut.
Pendekatan ini membantu Texas Instruments bersaing secara internasional
dengan memungkinkannya mengurangi biaya dan memenuhi kebutuhan
pelanggan yang berbeda di negara yang berbeda.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemasaran internasional adalah kegiatan pemasaran yang melewati
batas-batas lebih dari satu negara.Pemasaran internasional merupakan penerapan
konsep prinsip, aktivitas, dan proses manajemen pemasaran dalam rangka
penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai
negara Dalam melakukan sebuah bisnis atau membangun perusahaan yang
berskala internasional masing-masing pelaku pemasaran harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam kaitannya dengan pemasaran internasional.
Sehingga mampu bersaing dengan baik dan juga mampu menguasai pangsa pasar
internasional.

Dengan kebudayaan yang beragam dan terus berus berubah di setiap


negara di perlukan pula gaya manajemen yang berbeda-beda sistem bisnis
merupakan sekelompok aplikasi yang beragam namun saling tergantung dan
sumber daya sitem lain yang berinteraksi untuk mencapai fungsi bisnis yang
spesifik dan sumber daya yang bersama-sama memenuhi tujuan tertentu dan
mendefinisikan tanggung jawab dari individu-individu yang melakukan
perkejaan. Sistem perusahaan atau sistem sistem keselurahan perusahaan adalah
berbagai sistem atau proses yang melibatkan keseluran perusahaan atau sebagian
besar darinya

Manajemen operasi internasional adalah serangkaian kegiatan yang


digunakan oleh perusahaan internasional untuk mengubah sumber daya menjadi
barang atau jasa. Manajemen operasi yang efektif adalah unsur utama dalam
keberhasilan setiap perusahaan. Strategi bisnis perusahaan memberikan arahan
utama yang akan diambil mengenai kegiatan manajemen operasinya

Manajemen produksi mengacu pada penciptaan barang berwujud. Salah satu


keputusan pertama yang harus dibuat oleh manajer produksi menyangkut
manajemen rantai pasokan dan integrasi vertikal. Manajemen rantai pasokan,
juga disebut sumber atau pengadaan, mencakup serangkaian proses dan langkah
yang
digunakan dalam memperoleh sumber daya dan bahan. Integrasi vertikal
mengacu pada sejauh mana perusahaan menyediakan sumber dayanya sendiri
atau memperolehnya secara eksternal.

B. Saran

Di setiap negara berbeda tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda


pula. Oleh karena itu pelaku bisnis internasional perlu menyadari dan
menyesuaikan diri dengan budaya lain jika ingin memasarkan suatu produk di
negara lain jika ingin memasarkan suatu produk di negara lain. Perusahaan
tentunya juga harus mengubah gaya manajemen nya seiring dengan
perkembangan kemampuan dan

kepercayaan diri karyawan nya.Manajemen operasi internasional dalam


melakukan kegiatannya harus mempertimbangkan beberapa hal penting seperti,
manajemen produksi, keputusanakan membuat atau membeli input, keputusan
lokasi yang efektif, logistik internasional dan manajemen material. Hal hal
tersebut penting dipertimbangkan karena pada dasarnya semua manajemen
operasi mengacu pada pengelolaan dari bahan baku sampai bahan jadi serta
semua biaya yang terlibat. Selain itu terdapat faktor pendukung yang tidak
kalah penting dimana manajer operasi harus memperhatikan layanana yang
berkaitan dengan penciptaan produk tidak berwujud, efisiensi produktivitas,
kualitas karakter produk atau jasa, daninformasi.
DAFTAR PUSTAKA

Griffin, R. W., & Pustay, M. W. (2015). International Business: A


ManagerialPerspective (8th ed.). Pearson.

Anda mungkin juga menyukai