Anda di halaman 1dari 3

RESUME

HUKUM PERIZINAN
IZIN SEBAGAI INSTRUMEN YURIDIS

Dosen : Dr. Lona Puspita S.H., M.H. 27 Maret 2024


Mahasiswi : Popi Mailani - 21.1000.5600.049

Perizinan sebagai instrumen yuridis adalah ranah Hukum Administrasi yang menyangkut penggunaan
wewenang pemerinah dalam menerbitkan perizinan, tanggung jawab dan tanggung gugat pejabat
dalam pelaksanaan perizinan. Karakter yuridis izin adalah konstitutif yang berarti hak dan kewajiban
lahir dari izin.

Tujuan Perizinan

Aktifitas tertentu hanya mungkin dilakukan kalau sudah ada izin. Sehingga izin adalah salah satu
instrumen yang digunakan dalam Hukum Administrasi dimana Pemerintah menggungakan izin
sebagai sarana yuridis untuk mengatur tingkah laku warga masyarakat.1

Konsep tersebut menunjukkan bahwa izin merupakan norma pengatur atau norma pengendali agar
masyarakat dalam melakukan kegiatan tertentu seperti “business” maupun kegiatan lainnya harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu izin merupakan suatu “preventive instrument”
yang tujuan utamanya adalah mencegah prilaku menyimpang dari masyarakat agar memenuhi
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan bukan sekadar sumber pendapatan semata apalagi
sejak Pemerintah Pusat menerapkan pemberian otonomi daerah seluas-luasnya yang memberikan
peluang sangat besar bagi dareah karena dengan wewenang yang ada lebih leluasa menentukan
berbagai macam perizinan.

Izin mempunyai beberapa tugas pokok dalam mengatur kegiatan masyarakat. Pertama, tujuan dari
perizinan adalah untuk melindungi kepentingan umum dan menjaga kesejahteraan masyarakat.
Dengan memberikan izin, maka negara dapat mengontrol dan mengevaluasi dampak kegiatan
terhadap lingkungan, masyarakat, serta perekonomian. Dengan cara ini, maka perizinan dapat
menjadi kontrol yang efektif untuk mencegah kerugian atau konflik sosial.

Kedua, perizinan berfungsi sebagai sarana pengawasan dan pengendalian. Negara mempunyai dasar
hukum untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan tersebut. Hal ini menyangkut penghormatan
terhadap standar teknis, lingkungan hidup dan aspek hukum lainnya. Dengan bantuan pengawasan
yang ketat, pengoperasian akan dipastikan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga
pelanggaran dapat dihindari dan sanksi hanya akan diberikan jika diperlukan.

Namun dalam praktiknya, proses perizinan seringkali terkendala dengan berbagai macam kendala.
Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam proses periian adalah lamanya waktu untuk
pengurusan izin serta rumitnya peraturan yang terkadang sulit dipahami oleh pemohon. Hal ini dapat
melemahkan efektivitas dan efisiensi dari pelayanan publik. Oleh karena itu, reformasi sistem
perizinan dirasa sangatlah penting.

Penyederhanaan perizinaan sebetulkan sudah dilakukan untuk menjawab keluhan masyarakat


termasuk investor dengan rumitnya birokrasi perizinan sebelumnya antara lain:
1. Paket kebijaksanaan 24 Desember 1987, berisi ketentuan-ketentuan yang menghapus berbagai
ketentuan perizinan yang menghambat dunia usaha, seperti H.O, IMB yang diharuskan tidak
berbelit-belit.
2. Instruksi Presiden No. 23 Tahun 1998 tentang penghapusan ketentuan kewajiban memiliki surat
persetujuan prinsip dalam pelaksanaan realisasi penanaman modal di daerah, namun tahun
1999 keluar Keputusan Mentri Investasi/ Kepala BKPU No. 37/1999 tentang kewajiban adanya
Perseujuan Prinsip yang berlaku sebagain izin usaha sementara.

1
N.M. Pelt dan J.B.J.M ten Berge, Inleiding Verunningen Recht, 1995, hal. 2.
3. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 1984 tentang Penyederhanaan Perizinan, substansi Instruksi
Presiden ini adalah mengurangi jumlah perizinan.
4. Instruksi Presiden No.3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi. Dalam
Instruksi ini dilakukan penyederhanaan perizinan dengan pola pelayanan satu pintu untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.

Dari segi normanya, karakter izin adalah suatu gelede normstelling (norma berhubungan)2. Peraturan
hukum yang digunakan sebagai landasan perizinan adalah legislasi dan regulasi yang saling
berhubungan menunjuk pola kewenangan, prosedur, substansi maupun peneggakan hukummnya.
Dengan demikian perumusah legislasi dan regulasi yang benar, sangat diperlukan untuk menghindari
konflik norma yang sering kali terjadi.

Dalam perkembangan perizinan di Indonesia, telah terjadi pergeseran tujuan dalam memberikan ixin.
Tujuan izin sebagai instrumen yuridis untuk mengendalikan kehidupan masyarakat, beralih menjadi
instrumen sumber pendapatan, tidak hanya bagi perizinan Pusat tetapi juga di Daerah.

Dari sudut Hukum Administrasi, izin adalah “public service” atau layanan publik dan oleh karena itu
tidak layak dipungut biaya. Berdsarakan Undang Undang No. 18 Tahun 1997 Jo. Undang - Undang No.
34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, yang dilaksanakan dengan Perturan Pemerintah
No. 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah, terdapat tiga jenis retribusi yang terdiri atas Restribusi
Umum, Retribusi Jasa dan Retribusi atau pelayanan izin tertentu.

Berkaitan dengan retribusi jenis ke tiga ini, pada dasarnya tidak setiap izin bisa dikenakan retribusi
maupun biaya tertentu karena hakikat izin adalah pelayanan pada masyarakat (public service).

Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1997 menentukan:


Pada dasarnya pemberian izin yang dilakukan oelh Pemerintah Daerah tidak harus dipungut retribusi,
namun demikian oleh karena dalam melaksanakan fungsi tersebut memerlukan biaya, maka
terhadapa perizinan tertentu dapat dipungut retribusi untuk menutupi seluruh atau sebagain biaya
proses pemberian izin-izin tersebut.
Perizinan yang efektif dan transparan dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan
investasi di suatu negara. Keluarnya informasi mengenai proses perizinan menjelaskan persyaratan
dan langkah-langkah bagi pemohon. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dapat menjadi salah
satu solusi untuk mengurangi birokrasi yang berlebihan, dan dapat mempercepat pengurusan
perizinan, serta memperkecil peluang terjadinya praktik korupsi.

Penting juga untuk memastikan bahwa sistem perizinan menawarkan keadilan bagi semua pihak
tanpa adanya diskriminasi. Pemerintah khususnya harus memastikan bahwa setiap pemohon, baik
swasta maupun korporasi, mempunyai kesempatan yang sama dalam hal untuk memperoleh izin. Hal
ini tentunya akan menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan juga mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.

Meski rumit, perizinan tetap harus dilihat sebagai sarana untuk mendukung kepentingan masyarakat.
Reformasi perizinan diperlukan agar proses pelayanan publik dapat berjalan lebih efisien, transparan,
dan bertanggung jawab. Dengan demikian, perizinan dapat menjadi tulang punggung terciptanya tata
kelola yang baik dan penerapan keberlanjutan.

Perizinan memegang peranan sentral dalam pemerintahan sebagai instrumen hukum yang mengatur
pelayanan publik. Dengan mengizinkan atau menyetujui kegiatan tertentu, perizinan menjadi alat
kontrol yang efektif untuk mencegah kerugian atau konflik sosial. Dua fungsi pokoknya adalah
melindungi kepentingan umum dan menjamin kesejahteraan masyarakat, serta sebagai sarana
pengawasan dan pengendalian dengan landasan hukum yang jelas.

2
J.B.J.M ten Berge, Bestuuren Door De Overheid, W.E.J Tjenk Willink, Deventer, 1997, h. 55
Meski berperan penting, praktik perizinan di Indonesia masih sering menjadi perhatian publik.
Perizinan terkendala berbagai permasalahan, seperti waktu pengerjaan yang lama dan rumitnya
peraturan yang sulit dipahami oleh pemohon, sehingga dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan publik. Oleh karena itu, reformasi sistem perizinan sangat penting untuk menjamin
perizinan yang efisien dan terbuka.

Perizinan yang efektif dan transparan dipandang sebagai faktor kunci dalam mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi dan investasi. Untuk lebih jelasnya, diperlukan informasi terbuka kepada para
pemohon mengenai proses perizinan, persyaratan dan langkah-langkah lainnya. Pemanfaatan
teknologi informasi dipandang sebagai solusi untuk mengurangi birokrasi yang berlebihan,
mempercepat pengurusan perizinan, dan memperkecil peluang korupsi.

Perizinan yang efektif dan transparan dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan
investasi di suatu negara. Keluarnya informasi mengenai proses perizinan menjelaskan persyaratan
dan langkah-langkah bagi pemohon. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dapat menjadi salah
satu solusi untuk mengurangi birokrasi yang berlebihan, dan dapat mempercepat pengurusan
perizinan, serta memperkecil peluang terjadinya praktik korupsi.

Penting juga untuk memastikan bahwa sistem perizinan menawarkan keadilan bagi semua pihak
tanpa adanya diskriminasi. Pemerintah khususnya harus memastikan bahwa setiap pemohon, baik
swasta maupun korporasi, mempunyai kesempatan yang sama dalam hal untuk memperoleh izin. Hal
ini tentunya akan menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan juga mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.

Meski rumit, perizinan tetap harus dilihat sebagai sarana untuk mendukung kepentingan masyarakat.
Reformasi perizinan diperlukan agar proses pelayanan publik dapat berjalan lebih efisien, transparan,
dan bertanggung jawab. Dengan demikian, perizinan dapat menjadi tulang punggung terciptanya tata
kelola yang baik dan penerapan keberlanjutan.

Berdasarkan yang disampaikan penulis diatas, perizinan memegang peranan sentral


dalam pemerintahan sebagai instrumen hukum yang mengatur pelayanan publik. Dengan
mengizinkan atau menyetujui kegiatan tertentu, perizinan menjadi alat kontrol yang efektif untuk
mencegah kerugian atau konflik sosial. Dua fungsi pokoknya adalah melindungi kepentingan umum
dan menjamin kesejahteraan masyarakat, serta sebagai sarana pengawasan dan pengendalian
dengan landasan hukum yang jelas.

Meski berperan penting, praktik perizinan di Indonesia masih sering menjadi perhatian publik.
Perizinan terkendala berbagai permasalahan, seperti waktu pengerjaan yang lama dan rumitnya
peraturan yang sulit dipahami oleh pemohon, sehingga dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan publik. Oleh karena itu, reformasi sistem perizinan sangat penting untuk menjamin
perizinan yang efisien dan terbuka.

Perizinan yang efektif dan transparan dipandang sebagai faktor kunci dalam mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi dan investasi. Untuk lebih jelasnya, diperlukan informasi terbuka kepada para
pemohon mengenai proses perizinan, persyaratan dan langkah-langkah lainnya. Pemanfaatan
teknologi informasi dipandang sebagai solusi untuk mengurangi birokrasi yang berlebihan,
mempercepat pengurusan perizinan, dan memperkecil peluang korupsi.

Anda mungkin juga menyukai