Dari 1.1% menjadi 6.3% dari total populasi. Peningkatan jumlah lansia memengaruhi aspek
kehidupan
Salah satu perubahan fisik yang terjadi seiring pertambahan usia adalah terjadinya penurunan massa
Adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya osteoporosis diantaranya konsumsi pangan
Dan aktivitas fisik (Lane 2003). Studi epidemiologis
Faktor yang dapat memperlambat kejadian osteoporosis di masa lanjut usia. Selain memenuhi
asupan
Menurut Hoger dan Hoeger (2005), kurangnya aktivitas fisik pada seorang individu di masa muda
akan
Osteoporosis adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang, yang menyebabkan
tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Dampak osteoporosis terhadap kualitas
hidup seseorang dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan faktor-faktor lainnya.
Berikut ini adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi pada kualitas hidup seseorang yang
mengidap osteoporosis:
1. Peningkatan risiko patah tulang: Penderita osteoporosis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami patah tulang, terutama di tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan. Patah tulang
ini dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan mobilitas, dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Penurunan mobilitas dan fungsi fisik: Osteoporosis dapat menyebabkan penurunan mobilitas dan
kekuatan fisik. Penderita mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti
berjalan, naik tangga, atau mengangkat benda berat. Hal ini dapat mengganggu kemandirian dan
kualitas hidup secara keseluruhan.
3. Nyeri kronis: Osteoporosis dapat menyebabkan nyeri kronis, terutama di daerah punggung,
panggul, dan tulang belakang. Nyeri kronis ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dengan
mengganggu tidur, aktivitas fisik, dan kesejahteraan secara umum.
4. Gangguan postur dan penampilan fisik: Penurunan kepadatan tulang pada osteoporosis dapat
menyebabkan perubahan postur dan kyphosis (punggung bungkuk) yang terlihat bengkok.
Perubahan ini dapat mempengaruhi penampilan fisik dan mengurangi kepercayaan diri.
5. Pembatasan aktivitas: Penderita osteoporosis sering kali dianjurkan untuk membatasi atau
menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan risiko patah tulang, seperti olahraga yang berisiko
atau angkat beban yang berat. Pembatasan ini dapat membatasi partisipasi dalam kegiatan sosial dan
rekreasi, sehingga memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
6. Dampak psikologis: Osteoporosis juga dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan. Penderita
mungkin mengalami kecemasan, depresi, atau penurunan kualitas hidup yang berkaitan dengan rasa
takut akan patah tulang atau keterbatasan fisik yang dialami.
Penting untuk dicatat bahwa dampak osteoporosis terhadap kualitas hidup dapat bervariasi antara
individu. Beberapa orang mungkin mampu mengelola kondisi ini dengan baik dan tetap menjalani
kehidupan yang aktif, sementara yang lain mungkin menghadapi lebih banyak tantangan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Penting bagi individu yang mengidap osteoporosis untuk mencari
dukungan medis dan gaya hidup yang sehat guna mengurangi
Yogurt susu sapi dapat menjadi tambahan yang baik dalam diet seseorang yang mengidap
osteoporosis. Ini karena yogurt susu sapi kaya akan kalsium dan protein, yang penting untuk menjaga
kesehatan tulang. Berikut ini beberapa manfaat yogurt susu sapi dalam pengelolaan osteoporosis:
1. Kandungan kalsium: Kalsium adalah mineral yang penting untuk kekuatan dan kepadatan
tulang. Konsumsi cukup kalsium membantu menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko
patah tulang pada penderita osteoporosis. Yogurt susu sapi mengandung kalsium yang tinggi,
sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan harian kalsium.
2. Kandungan protein: Protein juga merupakan komponen penting dalam pembentukan dan
pemeliharaan jaringan tulang. Asupan protein yang cukup dapat membantu menjaga
kesehatan tulang dan mempercepat proses penyembuhan patah tulang. Yogurt susu sapi
mengandung protein yang baik, sehingga dapat membantu memperkuat tulang.
3. Vitamin D: Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium oleh tubuh. Tubuh
membutuhkan vitamin D untuk memanfaatkan kalsium dengan baik. Beberapa jenis yogurt
susu sapi juga diperkaya dengan vitamin D, yang dapat membantu meningkatkan penyerapan
kalsium dan memperkuat tulang.
4. Probiotik: Yogurt susu sapi mengandung bakteri baik atau probiotik, seperti Lactobacillus dan
Bifidobacterium, yang dapat membantu meningkatkan kesehatan usus dan penyerapan
nutrisi. Nutrisi yang diserap dengan baik membantu tubuh dalam memanfaatkan kalsium
dan nutrisi lainnya yang penting untuk kesehatan tulang.
Namun, penting untuk memilih yogurt susu sapi rendah lemak atau rendah gula, terutama jika
seseorang juga memiliki kondisi kesehatan lain seperti obesitas atau diabetes. Selain itu, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengubah atau menambahkan makanan dalam
diet, terutama jika ada kondisi kesehatan yang perlu dipertimbangkan.
Perlu diingat bahwa yogurt susu sapi tidak boleh dijadikan satu-satunya sumber kalsium dalam diet.
Penting untuk menjaga diet yang seimbang dengan asupan kalsium yang cukup dari berbagai sumber
makanan, seperti susu rendah lemak, keju rendah lemak, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau,
dan ikan berlemak.
OsteoporosisPrimer 2
Sekitar 65-80% wanita dan 45-60% pria dengan Osteoporosis menderita osteoporosis primer.
Pada wanita Dengan fraktur kompresi karena osteoporosis primer Didapat masa tulang kortikal dan
trabekular yang kurang.Jumlah trabekula yang kurang dan pertanda biokimiawi Serta histologik
merupakan bukti terjadinya resorpsi tulang Yang meningkat dibandingkan kontrol pada umur yang
Sama. Hormonestron dan androstendion berkurang secara Bermakna pada wanita dengan
osteoporosis, dan hal ini Merupakan sebagian sebab didapatkannya resorpsi tulang Yang bertambah
banyak dan pengurangan masa tulang. Absorbsi kalsium pada wanita dengan kondisi ini menjadi
Lebih rendah. Osteoporosis primer dibagi lagi menjadi:
Osteoporosis tipe 1,disebut juga postemenoposal Osteoporosis. Osteoporosis tipe ini bisa
terjadi pada Dewasa muda dan usia tua, baik laki-laki maupun Perempuan. Pada perempuan usia
antara 51-75 tahun Beresiko 6 kali lebih banyak daripada laki-laki dengan Kelompok umur yang sama.
Tipe osteoporosis iniberkaitan Dengan perubahan hormon setelah menopause dan banyak Dikaitkan
dengan patah tulang pada ujung tulang Pengumpil lengan bawah. Pada osteoporosis jenis ini Terjadi
penipisan bagian keras tulang yang paling luar (kortek) dan perluasan rongga tulang.
Osteoporosis tipe 2, disebut juga senile Osteoporosis (involutionalosteoporosis). Tipe 2 ini
banyak Ditemui pada usia di atas 70 tahun dan dua kali lebih banyak Pada wanita dibanding laki-laki
pada umur yang sama. Kelainan pertulangan terjadi pada bagian kortek maupun Di bagian trabikula.
Tipe inisering dikaitkan dengan patah Tulang kering dekat sendi lutut, tulang lengan atas dekat Sendi
bahu, dan patah tulang paha dekat sendi panggul. Osteoporosis jenis ini,terjadi karena gangguan
pemanfaatan Vitamin D oleh tubuh, misalnya karena keadaan kebal Terhadap vitaminD(vit Dresisten)
atau kekurangan dalam Pembentukan vitamin D (vit D synthesa) dan bisa juga Disebabkan karena
kurangnya sel-sel perangsang Pembentukan vitamin D(vitDreseptor)
Osteoporosis Sekunder 2
Patogenesis
Patogenesis semua macam osteoporosis adalah sama yaitu adanya balans tulang negatif yang
patologik dan kekurangan kalsium yang dapat disebabkan oleh peningkatan resorpsi tulang dan atau
penurunan pembentukan tulang. Massa tulang pada semua usia ditentukan oleh 3 variabel yaitu
massa tulang puncak,usia dimana kekurangan massa tulang mulai terjadi dan kecepatan
kehilangantulang meningkat1 Massatulang akan terus meningkat sampai mencapai
puncaknyapadausia 30-35 tahun. Puncak masa tulang ini lebih tinggi pada laki-laki daripada
perempuan. Untuk jangka waktu tertentu keadaan massa tulang tetap stabil dan kemudian terjadi
pengurangan massa tulang sesuai dengan pertambahan umur. Densitas tulang yang rendah pada usia
lanjut dapat terjadi akibat puncak massa tulang yang tidak cukup atau meningkatnya kehilangan
tulang sebagai kelanjutan usaha untuk mencapai massa tulang yang normal Pada osteoporosis
didapat massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang dengan akibat
peningkatan fragilitas tulang dan resiko fraktur. Bertambahnyakehilangantulang dapat disebabkan
oleh umur, menopause, dan beberapa faktor sporadik.
Otot punggung 6.
Fenitoin
UpayaPencegahanOsteoporosis
Fraktur)
PencegahanPrimer
Kaksium
LatihanFisik (Exercise)
Pencegahan Sekunder
KonsumsiKalsiumTambahan
Dengan 50%<2).
EstrogenReplacementTherapy (ERT)
Latihanfisik (Exercise)
Individu®.
PemberianKalsitonin
waktu lama®.
Terapi
PencegahanTersier