Di Susun Oleh :
dr. Desi Susanti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Sebagai Hak Asasi Manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang menjadi tanggung jawab setiap orang, keluarga dan masyarakat serta
didukung oleh pemerintah. Tujuan Pembangunan Kesehatan seperti yang
diamanatkan dalam undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
yang merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan harus ditingkatkan secara terus menerus untuk
memelihaara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, bisa dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Saat manusia mulai memasuki usia lanjut, akan banyak penyakit yang
mulai menyerang. Ini dikarenakan pada saat manusia masuk dalam fase itu, fungsi
kekebalan didalam tubuh manusia mulai menurun.
Usia harapan hidup bangsa Indonesia hanya sekitar 46 tahun dan pada
tahun 1990 menjadi 61 tahun untuk laki-laki, dan 64 tahun untuk wanita. Sebagian
besar lansia mengalami berbagai penyakit yang disebabkan oleh penurunan fungsi
tubuh akibat pertambahan usia salah satunya adalah osteoporosis.
Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehayan di dunia seperti
yang dinyatakan oleh WHO (World Health Organization). Pada lansia yang
menderita osteoporosis, tulang menjadi tipis dan rapuh yang pada akhirnya bisa
menyebabkan patah. Data dari International Osteoporosis Foundation (IOF)
menyebutkan bahwa di seluruh dunia satu dari tiga wanita dan satu dari delapan
pria yang berusia diatas 50 tahun, memiliki resiko patah tulang akibat
osteoporosis.
Kurangnya perhatian masyarakat tentang pemeliharaan tulang dan
kesadaran mengenai osteoporosis mengakibatkan tingginya penderita osteoporosis
khususnya lansia. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kebugaran tubuh lansia
serta mencegah memburuknya penyakit osteoporosis yang diderita lansia
berencana melaksanakan kegiatan cek kesehatan, kepadatan tulang, talkshow serta
senam osteoporosis. Kegiatan-kegiatan ini perlu diadakan sebagai upaya
pencegahan dan penanganan osteoporosis pada lansia.
B. Tujuan Umum
Masyarakat Indonesia dapat mengetahui dampak bahaya dari penyakit
osteoporosis sehingga dapat dilakukan pencegahan sebelum terjadinya penyakit
osteoporosis. Setelah dilakukan cek kesehatan, kepadatan tulang, pendidikan
kesehatan (talkshow) dan senam osteoporosis pada lansia diharapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta tercapainya mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna.
C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan mengerti pentingnya kesehatan pada usia lanjut
2. Mengetahui dan mengerti tentang osteoporosis
3. Mengetahui dan mengerti manfaat senam osteoporosis
4. Menerapakan gerakan senam osteoporosis dalam kehidupan sehari-hari
5. Mengetahui pencegahan sebelum terjadinya osteoporosis
BAB II
PEMBAHASAN
B. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi
rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan
mikroarsitektur (bentuk mikro/terhalus) jaringan tulang yang mengakibatkan
menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang, sehingga
menyebabkan tulang mudah patah.
Tulang adalah jaringan yang hidup dan terus bertumbuh. Tulang
mempunyai struktur, pertumbuhan dan fungsi yang unik. Bukan hanya memberi
kekuatan dan membuat kerangka tubuh menjadi stabil, tulang juga terus
mengalami perubahan karena berbagai stres mekanik dan terus mengalami
pembongkaran, perbaikan dan pergantian sel.
Untuk mempertahankan kekuatannya, tulang terus menerus mengalami
proses penghancuran dan pembentukan kembali. Tulang yang sudah tua akan
dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Proses ini merupakan
peremajaan tulang yang akan mengalami kemunduran ketika usia semakin tua
Berkurangnya massa tulang mulai terjadi setelah usia 30 tahun, yang akan
makin bertambah setelah diatas 40 tahun, dan akan berlangsung terus dengan
bertambahnya usia, sepanjang hidupnya. Hal inilah yang mengakibatkan
terjadinya penurunan massa tulang yang berakibat pada osteoporosis
C. Pencegahan osteoporosis
Upaya pencegahan osteoporosis hendaknya memperhatikan kondisi
puncak massa tulang, dimana kondisi tersebut optimal pada masa dewasa muda.
Dengan tercapainya puncak massa tulang optimal pada masa dewasa muda,
osteoporosis yang mungkin timbul pada usia tua akan lebih ringan.
Pada umumnya puncak massa tulang akan tercapai pada usia 20 sampai 30
tahun, setelah itu akan menurun penyebab utamanya adalah proses penuaan,
absorbsi kalsium menurun dan fungsi para tiroid meningkat. Kejadian oestoponia
pada wanita dengan hipoestrogen akan menyebabkan kehilangan jaringan tulang
pada wanita 2-3% pertahun pada masa perimenipause dan hal ini berlangsung
terus menerus sampai 5-10 tahun pasca menapause, sehingga mencapai ambang
patah tulang. Setelah usia 65 tahun memasuki usia geriatri tetap terjadi
kehilangan massa tulang dengan kecepatan yang lebih rendah.
Sumber lain ( J. Frisco, Donald. November 1999) menyebutkan Asupan kalsium yang dianjurkan untuk untuk
usia >50 tahun (wanita postmenopause), 1500 mg kalsium/hari, dengan 400-800 i.u. vitamin D. Untuk Usia
25-50 tahun (wanita premenopause), 1000 mg kalsium /hari, dengan 400 i.u. vitamin D
Tabel 2. Daftar Kandungan Kalsium per 100 gr bahan makanan.
No Kelompok Bahan Makanan Bahan Makanan Mg Ca / 100 gr
Bahan
1 Susu dan produknya Susu sapi 116
Susu kambing 129
Asi 33
Keju 90 – 1180
Youghurt 150
Susu pabrik 1450 – 2000
(Kalsium)
2 Ikan Teri kering 1200
Rebon 769
Teri segar 500
Sarden kaleng 354
(dengan tulang)
Sumber : Sayogo, Savitri, Osteoporosis dan Gizi, Seminar Sadar Dini Segah
Osteoporosis Menuju Masyarakat Bertulang Sehat, Jakarta 17 September 2005.
Pencegahan Ada tiga faktor penting untuk menjaga kesehatan tulang,
antara lain:
1. Cukupi asupan kalsium yang dapat ditemukan pada susu, kacang almond,
brokoli, bayam, kubis, ikan salmon kalengan dengan tulangnya, ikan sarden
dan kacang-kacangan dan tahu.
2. Cukupi asupan vitamin D yang dapat ditemukan pada minyak ikan tuna dan
sarden serta kuning telur. Akan tetapi, sebaiknya menggunakan suplemen
vitamin D untuk memenuhi kebutuhan vitamin D.
3. Berolahraga secara teratur
B. BTKL PPM
a) Melaksanakan surveilans kasus (termasuk kematian) penyakit tidak
menular
b) Melaksanakan surveilens/kajian faktor risiko lingkungan
c) Membangun dan memantapkan jejaring kerja serta melakukan
koordinasi secara berkesinambungan
d) Memfasilitasi pertemuan lintas program/lintas sector
e) Melakukan pemantauan, penilaian, supervisi/bimbingan teknis dan
monitoring pelaksanaan dan pencapaian program di wilayah kerja
f) Mengirimkan laporan hasil program secara rutin ke pusat dan propinsi
B. Alternatif Masalah
1. Memberikan penyuluhan atau edukasi kepada masyarakat mengenai
osteoporosis
2. Menjadwalkan setiap jumat pagi jam 7.30 untuk senam osteoporosis
disetiap kantor lurah kebon kosong
3. Sosialisasi manfaat dilakukan senam osteoporosis, sosialisasi bisa berupa
leaflet, poster, dan rapat dengan melibatkan masyarakat atau lintas sektor
C. Tujuan Sasaran
Tujuan : mencegah angka kejadian kasus osteoporosis
Umur : Semua umur
Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Pendidikan : Tidak dibatasi
Sasaran : Primer (Seluruh mayarakat), Sekunder (Kader masyarakat,
PKK), Tersier (Bupati/Walikota, Kecamatan, Dinas Pertanian, Dinas
Perikanan, perusahaan)
D. Bentuk Advokasi
Bentuk advokasi yang dilakukan dalam bentuk presentasi yang dihadiri oleh
pejabat lintas program dan sektoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah
osteoporosis di wilayah Puskesmas Kebun Kosong, lengkap dengan data dan
ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya. Kemudian
dibahas bersama-sama, yang akhirnya diharapkan memperoleh komitmen dan
dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan.
E. Dasar Hukum
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1142/MENKES/SK/XII/2008
G. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan ini antara lain :
1. Cek Kesehatan
2. Cek Kepadatan Tulang
3. Talkshow / Penyuluhan Osteoporosis
4. Senam Osteoporosis
DAFTAR PUSTAKA
http/ wikipedia.com
Potter, Patricia A ( 2005 ). Buku Dasar Fudamental Keperawatan, Keperawatan ;
Konsep, proses, dan praktik, EGC. Jakarta.
K.St Pamoentjak, Dr. Med. Ahmad (2003). Kamus Kedokteran arti dan keterangan
istilah. Jakarta.
Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.