Anda di halaman 1dari 3

Osteoporosis dapat menyerang pria

maupun wanita. Dari beberapa


penelitian, ditemukan bahwa 80%
osteoporosis terjadi pada wanita. Pria
mempunyai massa tulang 30% lebih
padat dibandingkan wanita, di samping
itu fitrah wanita untuk dapat hamil dan
menyusui sangat menyedot persediaan
bahan-bahan tulang untuk janin dan
bayinya.

Apa itu osteoporosis?


Osteoporosis adalah kondisi di mana
tulang berkurang kepadatannya,
menjadi rapuh sampai ke ambang
patah tulang, mudah retak atau
patah
terutama
pada
tulang
belakang, panggul dan pergelangan
tangan

Bagaimanakah gejala
osteoporosis?

Bagaimana terjadinya
osteoporosis?

Osteoporosis hampir tidak menimbulkan


gejala yang jelas, kecuali bila tulang
retak / patah atau ketika orang tersebut
mengalami berkurangnya tinggi badan,
bungkuk
pada
punggung,
serta
mengalami gangguan pada pinggang.
Patah tulang di daerah tulang belakang
dan
panggul
dapat
merupakan
penyebab timbulnya nyeri menahun,
dan cacat jangka panjang.

Faktor
penentu
utama
untuk
terjadinya osteoporosis adalah kadar
kalsium yang masih terdapat pada
tulang.
Apabila kadar kalsium darah turun di
bawah
normal,
tubuh
akan
mengambilnya dari tulang untuk
mengisinya lagi.
Dengan bertambahnya usia,
keseimbangan sistem mulai
terganggu. Tulang kehilangan
kalsium lebih cepat dibanding
kemampuannya untuk mengisis
kembali.

Siapa saja yang dapat


terkena osteoporosis?

Faktor-faktor yang
membuat seseorang
lebih rentan terkena
osteoporosis:
Faktor
resiko
tersebut
dapat
dikelompokkan menjadi faktor risiko
bawaan (tidak dapat diubah) dan faktor
risiko disebabkan gaya hidup (dapat
diubah)
Faktor risiko yang tidak dapat
diubah:
1. Riwayat
keluarga
dengan
osteoporosis
Anak dari ibu yang menderita
osteoporosis akan mempunyai

risiko mendapatkan osteoporosis


lebih besar
2. Jenis kelamin (wanita)
3. Usia semakin tua

7. Merokok

Bagaimana cara
mendeteksi
osteoporosis?
Osteoporosis dapat dideteksi dengan
mudah melalui sebuah prosedur tanpa
rasa sakit, yaitu dengan alat: DualEnergy X-ray Absorptiometry (DEXA).
Atau quantitative ultrasound.

4. Menopause
(sudah
tidak
menstruasi lagi)
5. Ukuran tubuh
Tubuh berkerangka kecil akan
mempunyai risiko osteoporosis
lebih besar, karena pada tubuh
kecil beban pada tulang lebih
kecil
sehingga
kurang
merangsang
pertumbuhan
tulang.
Faktor risiko yang dapat diubah:
1. Massa tulang yang rendah
2. Kurang
aktifitas
fisik
atau
olahraga
3. Asupan kalsium rendah
4. Kekurangan
paparan
sinar
matahari
5. Asupan kafein tinggi, contoh:
kopi, teh, dll
6. Asupan alkohol dalam jangka
panjang

Apakah osteoporosis
dapat dicegah?
Osteoporosis dapat dicegah, yaitu
dengan cara berusaha secara maksimal
mencapai kondisi puncak massa tulang
sejak usia dini sampai usia 30 tahunan,
yaitu dengan cara:
- Cukup mengkonsumsi kalsium sejak
usia kanak-kanak

Latihan fisik dan olah raga yang


cukup, terutama dengan
pembebanan, misalnya: lari, jogging,
jalan kaki yang dilakukan secara
baik, benar, teratur dan terukur.
Di atas usia 30 tahun:
- Wajib tetap mengkonsumsi kalsium
untuk tetap mempertahankan kadar
kalsium dalam tubuh.
- Mengkonsumsi makanan yang
mengandung fitoestrogen, seperti:
kacang kedelai, tempe, tahu, kecap,
dan tauco
- Terapkan kebiasaan jalan kaki
10.000 langkah sehari dan
pentingnya paparan sinar matahari
jam 07.00 -09.00 dan jam 15.5017.00

Apa yang dapat


dilakukan kalau sudah
terjadi osteoporosis?

- Tetap konsumsi makanan kaya kalsium,


vitamin D. Seperti: susu tinggi kalsium dan
olahannya, tahu, tempe, teri, kedelai, dll.
- Tetap lakukan olahraga (senam
osteoporosis, jalan kaki 10.000 langkah
sehari), tetapi dengan syarat:
1. jangan melakukan gerakan
menghentak, tiba-tiba dan
memutar-mutar atau benturan
keras seperti melompat

2. jangan menekuk tulang belakang


ke depan mulai dari pinggang
3. jangan mengangkat benda yang
terlalu berat

- Terapi dengan obat-obatan:


Terapi sulih hormon
(estrogen+progesteron alamiah)
Bisfosfonat
SERM (Selective Estrogen Receptor
Modulator)
Fitoestrogen (estrogen dari tumbuhtumbuhan)

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai