Anda di halaman 1dari 27

3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

UJIAN STASE OBGIN 2 Total points 86/100

0 of 0 points

Password *

obgin2november2023

Nama Lengkap *

Lovina

Pilih Jawaban Yang Paling Tepat dan Benar ! 86 of 100 points

Pertimbangan Perioperatif pada pasien dengan HIV: * 2/2

a. Pemakaian terapi ARV dilanjutkan

b. Terapi nyeri lebih simpel

c. Interaksi obat ARV dan obat anestesi

d. Semua petugas kesehatan harus diimunisasi hepatitis B

e. Diperlukan pemeriksaan dan hitung CD4 dan viral load

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 1/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Resiko perdarahan pada ibu hamil, dapat terjadi baik prepartum, intrapartum *0/2
maupun postpartum. Semuanya mengancam jiwa baik ibu maupun bayinya.
Berikut pernyataan mengenai perdarahan antepartum,kecuali:

a. Perdarahan prepartum adalah perdarahan pada atau diatas 28 minggu kehamilan


disertai rasa nyeri.

b. Plasenta previa adalah termasuk perdarahan prepartum, akibat implantasi


plasenta yang idak normal menutupi seluruh atau sebagian osium internum.

c. Plasenta previa sering disertai solutio plasenta

d. Resiko pada plasenta previa adalah pelepasan plasenta progresif atau kelahiran
preterm.

e. Pasien dengan riwayat plasenta previa harus diantisipasi kemungkinan plasenta


akreta pasca persalinan

Penyakit autoimun Myesthenia Gravis, adalah suatu penyakit autoimmune *2/2


yang ditandai oleh kelemahan otot wajah, oropharyngeal, ekstraokuler dan otot
anggota gerak. Bila terjadi kelemahan pada otot pernafasan akan berdampak
terjadi respiratory failure yangbisa terjadi perioperatf. Berikut pernyataan
mengenai MG, kecuali:

a. Penyebabnya diduga serangan autoimun pada reseptor asetilkolin pada


neuromuscular junction.

b. Abnormalitas thymus ditemukan disebagian besar penderita MG

c. Diagnosis bisa ditegakkan dengan melihat efek pada pemberian endrophonium


210 mg iv

d. Penderita MG cenderung memiliki insiden tinggi terjadi SLE atau Rhemathoid


arthritis.

e. Akan tetapi Antibodi reseptor MG aman terhadap fetus, hanya menyerang


antibody ibu

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 2/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Kejadian ruptur uteri adalah salah satu resiko perdarahan prepartum yang *0/2
dapat mengancam jiwa pada ibu hamil. Dinding usus bagian anterior
mempunyai banyak vaskularisasi dan merupakan area implementasi plasenta,
berikut kondisi-kondisi yang dihubungkan dengan kejadian ruptur uteri, kecuali:

a. Tekanan manual pada fundus yang berlebihan.

b. Ekstraksi dan versi

c. Manipulasi intra uterin

d. Penggunaan oksitoksin dan prostaglandin yang tidak optimal.

e. Penyakit trofoblas

Obesitas meningkat potensial problem terhadap resiko terjadinya mortalitas *2/2


dan morbiditas ibu. Manejemen preanestesi hospitality diperlukan secara dini
pada pasien obesitas. Berikut hal yang menjadi pertimbangan preanestesi,
kecuali:

a. Melibatkan multidisiplin ilmu seperti ahli obgin, anestesi, penyakit dalam, penyakit
jantung dan bariatric surgery.

b. Antisipasi DVT dengan large compression stocking

c. Mungkin diperlukan monitoring kateter intra arteri dan CVC

d. Persiapkan jarum anestesi dan epidural Panjang

e. Folded blanket dan Mandelson position

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 3/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Prinsip manejemen yang harus diperhatikan pada penatalaksanaan pasien *2/2


dengan gangguan katub jantung Mitral Stenosis adalah, kecuali:

a. Tehnik anestesi epidural dapat menurunkan PVR, SVR<PAP dan menurunkan


curah jantung ke level baseline.

b. Anestesi spinal dapat dipertimbangkan tetapi harus diawasi ketat karena mudah
terjadi hipotensi dan segera diterapi dengan ephendrin.

c. Pemberian obat uterotonika memerlukan pengawasan kardiovaskuler.

d. Hati-hati penggunaan obat pancuronium dan meperidine

e. Pasien memerlukan support inotropic untuk memberikan efek vasodilatasi


pulmoner

Selain MgSO4, ada beberapa obat yang mempunyai efek dan lazim dipakai *2/2
pada konvulsi pasien eklampsia. Obat pengendali kejang pada PE/E adalah,
kecuali:

a. Diazepam dosis 5-10 mg dan dosis kontinyu 10mg/jam.

b. Thiopental dosis 50-100mg iv

c. Phenytoin loading dose 10mg/kg dilarutkan dalam 100ml naCl diberikan dengan
kecepatan 50mg/menit.

d. Calsium antagonis dengan dosis sublingualn10mg tiap 20 menit dengan dosis


maksimal 30mg.

e. Semua yang disebut diatas benar.

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 4/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

PE/E secara umum menantang anestesi pada praktek klinis. Kunci yang *2/2
penting mendapat perhatian agar safety pasien terjaga adalah, kecuali:

a. Cegah dan terapi konvulsi dengan phenytoin atau MgSo4

b. Hati-hati pada penggantian deficit cairan

c. Pemberian antihipertensi sebagai vasodilator

d. Konulsi masih mungkin terjadi 10 hari sampai 2 minggu pasca terminasi


kehamilan.

e. Pilihan utama adalah epidural anestesi

Kondisi2 yang dihubungkan dengan kejadian perdarahan prepartum harus *2/2


diantisipasi seorangahli anestesi, baik preoperative, durante operasi dan pasca
operasi, berikut adalah pernyataan mengenai solusio plasenta, kecuali:

a. Sering disebut juga abrupsi plasenta, yaitu pemisahan plasenta dari lapisan
desidua basalis sebelum lahirnya bayi, robeknya pembuluh darah desidua itu yang
menyebabkan perdarahan antepartum.

b. Luasnya hematom bisa meluas ke miometrium (uterus covelaire) yang


menyebabkan hematom luas pada uterus.

c. Kelompok Hematom retroplasenta termasuk menyumbang perdarahan derajat II-


III

d. Faktor resiko termasuk tali pusat panjang dan uterus abnormal

e. Termasuk penyebab DIC

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 5/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Preeklampsia dan eklampsia (PE/E) cenderung terjadi pada ibu hamil dengan *2/2
hal-hal dibawah ini, sehingga seorang dokter anestesi harus waspada durante
danpasca anestesi pada pasien berikut, kecuali:

a. Riwayat kehamilan dengan inseminasi.

b. Diabetes mellitus

c. Kehamilan kembar

d. Riwayat molahidatidosa

e. Polihidramnion

Pemakaian MgSO4 yang luas preanestesi, menyebabkan seorang dokter *2/2


anestesi harus waspada terhadap efek samping yan tidak diinginkan, yang
mungkin terjadi. Dibawah ini adalah efek samping MgSO4 pada ibu yang
mungkin terjadi, kecuali:

a. Dapat terjadi paralisis pernafasan dan heart block bila kadar MgSO4 > 12-15
meq/lt.

b. Dapat terjadi penurunan reflex tendon dalam bila kadar MgSO4 > 5 meq/l.

c. Pada EKG mungkin ditemukan P-Q memanjang atau QRS melebar.

d. Dapat ditemukan gambaran EKG SA dan AV blok.

e. Antidotum MgSO4 adalah Ca glukonas 1gr atau Ca klorida

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 6/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Patofisiologi PE/E, menyebabkan difungsi pada beberapa organ vital tubuh, *2/2
berikut ini disfungsi organ dan implikasinya terhadap pertimbangan tehnik
anestesi, kecuali:

a. Pada Liver terjadi nyeri epigastrium mungkin disebabkan iskemik hepatik


nekrosis.

b. Pada ginjal terjadi Acute Renal Failure, akibat vasospasme dan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap molekul yang besar.

c. PE menyebabkan gangguan koagulasi sampai Disseminated Intravacular


Coagulation (DIC).

d. Pada PE/E Bleeding time memanjang dapat terjadi walaupun jumlah trombosit
adekuat.

e. Konvulsi eklampsia secara umum etiologinya dengan hipertensi ensefalopati

Seksio sesaria pada pasien dengan penyakit katub jantung, berhubungan *2/2
dengan hal-hal dibawah ini kecuali:

a. Pasien dengan penyakit katub jantung dapat terjadi fluktuasi hemodinamik yang
memicu dengan edema paru atau gagal ginjal.

b. Pada proses kelahiran, terjadi penurunan kapasitas vaskuler yang berhubungan


dengan kelahiran bayi, plasenta dan uterus yang dengan cepat mengurangi beban
jantung untuk kembali normal.

c. Extra myocardial work menyebabkan kondisi kritis ibu segera setelah bayi
dilahirkan.

d. Indikasi tehnik anestesi ibu hamil dengan sakit jantung sebaiknya dengan
anestesi umum.

e. Obat-obat uterotonika pemberiannya dipertimbangkandan dievaluasi

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 7/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Patofsiologi pada PE/E menyebabkan pasien membutuhkan obat *2/2


antihipertensi sebagai terapi medika mentosa. Obat anti hipertensi yang dapat
digunakan pada PE/E adalah, kecuali:

a. Dihydralazine, obat ini diberikan dengan dosis 5-10 mg iv, efek nampak pada 15
menit pemberian dan berakhir dalam 6 jam pasca pemberian.

b. Bila diperlukan hydralazine dapat ditambahkan sebanyak 5mg iv diikuti infus 5-


20mg/jam, secara titrasi tergantung efekpada TD.

c. Pada terapi antihiperteni dengan hydralazine pemberian propranolol adalah


kontraindikasi.

d. Nitropruside dianjurkan pada TD yang dinilai berbahaya pada induksi anestesi


pasien PE/E.

e. Walaupun methyldopa memberikan efek samping depresi dan ostural


hipotensi,tapi dianggap aman pada ibu hamil bila diberika pada dosis 1-3 gr/hari

Pengendalian konvulsi pada eklampsia terdiri dari oksigenisasi, ventilasi dan *2/2
antikonvulsan. Ada beberapa obat untuk mengendalikan kejang. Di Indonesia
obat antikonvulsan pengendali kejang yang secara luas dipakai adalah
MgSO4. Efek obat ini pada ibu hamil dengan diagnosis PE/E adalah, kecuali:

a. Pemberian MgSO4 menembus sawar darah otak.

b. Mekanisme kerja magnesium pada MgSO4 adalah sebagai vasodilator kuat.

c. Pemberiannya loading dose 40-80 mg/kgBB iv, dilanjut secara kontinyu 1-2gr/jam
dan dipertahankan 6-8meq/lt.

d. MgS04 mempunyai potensiasi dengan obat pelemas otot, sehingga dapat


memblokade otot pada pemberian perinfus.

e. Transfer pada plasenta menyebabkan bayi menjadi lemah dan depresi nafas

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 8/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Morbid obese mempunyai resiko tinggi pada kehamilan yang mengancam ibu *2/2
dan janinnya. Secara umum obesitas adalah gangguan yang bersifat kompleks
, karena perubahan patofisiologi obesitas meliputi metabolisme ibu dan fetus.
Berikut hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan dengan obesitas, kecuali:

a. Obesitas dihubungkan dengan factor genetik, neuronal, hormonal dan psikososial.

b. Sering menyertai penderita DM tipe 1

c. Fatty liver

d. Picwikian Syndrome

e. Peningkatan insiden Deep Vein Thrombosis

Antiphospolipid syndrome (APS) adalah suatu keadaan autoimun yang ditandai *2/2
produksi antibody antiphospholipid dalam kadar sedang sampai tinggi yang
langsung menyerang protein plasma. Dibawah ini adalah pernyataan
mengenai APS, kecuali:

a. Gambaran klinis yang bisa ditemukan adalah, hiperkoagulasi/ thrombosis.

b. Beresiko terjadi stroke hemorrhagic

c. Sering menyertai penderita dengan SLE

d. Dihubungkan dengan abortus berulang, thromboembolism dan trombositosis.

e. Pemberian obat koagulan mungkin masih diperlukan sampai menjelang operasi

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore=… 9/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Pada PE/E terjadi perubahan system kardiovaskuler sebagai berikut kecuali: * 2/2

a. Penurunan volume darah sekitar 10-15% dibanding wanita hamil normal

b. Pada penelitian didapatkan 25% jantung berfungsi suboptimal.

c. Central Venous Pressure (CVP) dan Pulmonary capillary Wedge Pressure (PCWP),
tetap menunjukkan kesesuaian dalam batas normal.

d. Terlihat volume intravaskuler lebih rendah dari kehamilan normal.

e. Systemic Vasculer Resistance (SVR) cenderung meningkat dibanding kehamilan


normal.

Patofisiologi preeklampsia/ Eklampsia (PE/E) dihubungkan dengan *2/2


penurunan uteroplacental bloodflow dan penurunan plasental prostaglandin
menyebabkan terjadinya kondisi, kecuali:

a. Uterine ischemia

b. Penurunan platelet aggregation

c. Proteinuria

d. Hypertension

e. Edema

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 10/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Pada kondisi pasien dengan Peripartum Cardiomyopathi (PPCM), dimana tidak *2/2
ditemukan gejala penyakit jantung sebelum kehamilan dan hanya ditemukan
pada periode 6 bulan kehamilan sampai 5 bulan pasca kelahiran, hal2 berikut
berhubungan dengan PPCM, kecuali:

a. Sering ditemukan pada echocardiography disfungsi ventrikel kiri dengan EF < 45%.

b. Pada EKG ditemukan aritmia dengan perubahan pada gelombang ST dan T yang
non spesifik.

c. PPCM mortalitasnya berhubungan dengan hipoksia, terpacunya inflamasi dan


berlanjut ke sepsis.

d. Penderita datang umumnya dengan Lelah, dyspnea, palpitasi sampai hemoptysis.

e. Sering ditemukan dengan HELLP syndrome

Wanita hamil yang menidap Systemic Lupus Erythomatosus (SLE) harus *0/2
dipandang sebagai sebagai suatu kehamilan resiko tinggi. Berikut pernyataan
mengenai SLE yang harus menjadi pertimbangan dokter anestesi dalam
tatalaksana dan komplikasi yang dapat terjadi, kecuali adalah:

a. SLE adalah penyakit autoimun kronis dan mempunyai sifat inflamasi pada multi
organ.

b. Sering terjadi Proteinuria persisten > 5% gr/hari

c. Perjalanan penyakit tidak dapat diprediksi dan cenderung mempunyai fase flare
dan remisi dan kebanyakan menyerang wanita produktif usia sekitar 30 tahun

d. Pregnancy induced hypertension (PIH) sering terjadi akibat pemakaian steroid.

e. Manifestasi yang sering terjadi adalah arthralgia, demam, lesi kulit dan penyakit
ginjal.

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 11/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Regurgitasi Mitral ataupun Aorta, umumnya dapat ditoleransi dengan baik, bila *2/2
tanpa symptom atau symptom ringan, tetapi bila sudah terjadi disfungsi,
maka prinsip penatalaksanaan penderita Mitra Insufisiensi atau Regurgitasi
adalah, kecuali:

a. Cegah kenaikan SVR karena dapat memperburuk forward flow.

b. Bradikardi memperpanjang diastole dan memperpendek periode regurgitasi,


sehingga bermanfaat bagi pasien.

c. Ephedrin adalah obat pilihan bila terjadi hipotensi.

d. Bila diputuskan anestesi umum gunakan obat yang merangsangpacu jantung,


misalnya ketain.

e. Pasien ini mempunyai resiko atrial fibrilasi, edema pulmonum, emboli dan
endokarditis

Patofisiologi preeklampsia/Eklampsia (PE/E) yang harus menjadi *2/2


pertimbangan pada penatalaksanaan anestesi dan pascaanestesi, berikut
patofisiologi PE/E, kecuali:

a. Perubahan patofisologi pada PE/E terjadi pada trisemester pertama pada


kehamilan.

b. Reaksi antigen dan antibodi antaran ibu dan fetal menimbulkan vasculitis
plasenta.

c. Iskemia uteroplasenta menyebabkan ekskresi renin-like substance yang


meningkatkan produksi angiotensin dn aldosteron.

d. Akibatnya terjadi vasodilatasi uteroplasenta yang membahayakan kehidupan


janin.

e. Kematian ibu biasanya berhubungan dengan abrupstio plasentae, renal failure,


CHF dll.

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 12/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Meningkatnya penderita wanita hamil dengan HIV, beresiko meningkatnya bayi *2/2
terlahir dengan HIV pula. Proses penularan terjadi pada menjelang persalinan
atau pada proses kelahiran. Berikut pernyataan tentang infeksi HIV, kecuali:

a. Virus penyebab defisiensi imun adalah virus RNA dari family retrovirus dan
subfamily Lentiviridae.

b. Permulaan masuk ketubuh, virus akan menempel pada sel yang mempunyai
molekul CD4.

c. Infeksi pada limfosit T helper (CD4 T sel) membuat tuan rumah rentan terhadap
infeksi oportunistik dan keganasan.

d. Infeki HIV berat dikenal dengan AIDS.

e. Diagnosis infeksi HIV umumnya ditegakkan pada stadium 2 infeksi

Hal-hal yang harus menjadi pertimbangan anestesi, proterminasi kehamilan *2/2


dengan SC, adalah sbb, kecuali:

a. Resiko anestesi umum dapat meningkat 16x lebih banyak dari neuroaksial.

b. Bahaya pemberian anestesi regional pada pasien febris akibat infeksi adalah
penyebaran infeksi ke SSP dan teratasi pasca operasi bila febris tertangani.

c. Beberapa antibiotik berinteraksi dengan obat muscle relaxant menyebabkan


pemendekan efek muscle relaxant.

d. Metabolisme pada kondisi febris akan mempersingkat efek obat anestesi.

e. Gangguan aritmia jantung dapat tejadi pada anestesi umum, yang membahayakan
jiwa ibudan fetus

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 13/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

*2/2
Penyakit jantung, pada kehamilan akan meningkatkan mortalitas dan
morbiditas ibu dan janin. Fisiologi kehamilan pada kondisi pasien preoperatif
seksio sesaria yang menderita gangguan katup jantung hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah, kecuali:

a. Selama kehamilan, volume darah meningkat 45%.

b. Kenaikan laju jantung (heart rate) sekitar 18%

c. Kenaikan curah jantung 50%.

d. Durah jantung akan meningkat 20% pada akhir kala ke2 persalinan.

e. Pada segera pasca persalinan (immediate post-partum) curah jantung akan


meningkat 10-20%

Preeklampsia adalah kelainan yang sering ditemukan di negara berkembang, *0/2


dimana gejala tidak manifest seblum usia kehamilan 20 minggu, dan ditandai
oleh trias preeklampsia yaitu: hipertensi, protein uria dan edema menyeluruh.
Walaupun dikatakan etiologinya belum jelas, tetapi banyak dianut teori bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu:

a. Cidera imunologis pada plasenta

b. Faktor genetic.

c. Ketidak seimbangan hormone progesterone pada kehamilan.

d. Defisiensi nutrisi

e. Ketidak seimbangan produksi tromboxane dan prostacycline

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 14/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Penyakit katub jantung yang paling sering ditemukan pada wanita hamil *2/2
adalah:

a. Rheumatic heart disesase

b. Artherosclerosis

c. Cardiomyopathy

d. Congenital Heart disease

e. PPCM

Mortalitas yang dihubungkan dengan penyakit jantung pada kehamilan adalah, *2/2
kecuali:

a. Mortality <1% terjadi pada ASD dan Bio prosthetic valve

b. Mortality 5-15% bias terjadi pada Marfan Syndrome with aortic involument.

c. Mortality 5-15 % mungkin terjadi pada Aortic stenosis

d. Mortality 50% mungkin terjadi pada Eisenmenger Syndrome.

e. Mortality rendah pada pasien dengan VSD

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 15/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Berdasarkan klinis penyakit autoimun MG, maka penatalaksanaan anestesi *2/2


pada kehamilan dengan MG mempertimbangkan keadaan sbb, kecuali:

a. Pilihan RA adalah penggunaan anestesi lokal jenis amida atau ester

b. Wanita hamil dengan MG, sangat sensitive dengan muscle relaksan, walau dosis
kecil.

c. Pertimbangkan thymectomy sebelum kehamilan

d. Test elektromiografi serabut tunggal adalah salah satu test untuk diagnosis MG

e. Antikolinesterase yang biasa digunakan adalah neostigmine, piridostigmin dan


endrophomium

Pentingnya mengetahui klasifikasi obesitas pada ibu hamil adalah untuk *2/2
mengetahi resiko anestesi dan pemilihan tehnik serta prognosisnya, klasifikasi
obesitas ibu hamil dan hubungannya dengan halberikut, kecuali adalah:

a. Obesitas kelas 1 bila BMI 35-39,9 kg/m2

b. Dikatakan Morbid obese terjadi bila BMI lebih dari 40 kg/m2

c. Pada maternal berhubungan dengan aborus spontan dan rekuren di TM1

d. PE/E

e. Diabetes

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 16/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Pada pemeriksaan laboratorium pasien PE ditemukan kondisi *2/2


trombositopenia. Cara untuk membedakan HELLP Syndrome dengan
Thrombotic Trombositic Purpura (TTP), Hemollytic-Uremic Syndrome (HUS)dan
Fatty Liver of Pregnancy (FLP) adalah, kecuali:

a. Pada HELLP Syndrome terjadi hemolitik anemia mikroangiopatik

b. Pada FLP tidak ditemukan keadaan hemolitik anemia.

c. Pada TTP disfungsi disfungsi neurogenic lebih menonjol.

d. Pada HUS, difungsi renal lebih dominan

e. Pada HELLP syndrome tidak terjadi anemia mikroangiopatik

Perdarahan prepartum vasaprevia, disebabkan insersi vilamentosa tali pusat *2/2


dimana pembuluh darah janin melewati selaput membran janin. Berikut
pernyataan mengenai vasa previa, kecuali:

a. Sering terjadi pada kehamilan multiple >2

b. Dari semua komplikasi kehamilan merupakan terbanyak penyebab kematian bayi


(sampai 75%).

c. Perdarahan dapat terjadi dengan ketuban yang utuh ataupun robek.

d. Pembuluh darah janin sulit diraba melalui dilatasi servix.

e. Dokter ahli dapat mentransfusi kembali darah dari janin itu sendiri melalui
pembuluh darah uteroplasenta dengan menambah heparin

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 17/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Kemungkinan penyebab PPCM adalah, kecuali: * 2/2

a. Hipovitaminosis D

b. Defisiensi thiamin

c. Infeksi virus

d. Kelainan metabolism

e. Distrofi neuromuskuler

Eklampsia adalah PE dengan gejala klinis konvulsi pada ibu hamil. *2/2
Patofisiologi terjadinya konvulsi pada Eklampsia yang dihubungkan dengan,
kecuali:

a. Edema serebri

b. Hipertensi ensefalopati

c. Peningkatan tekanan darah melewati ambang autoregulasi otak

d. Berhubungan dengan prinsip vasospastic ischemia injury

e. Bukan salah satu diatas

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 18/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Terapi antiretroviral (ARV) mempunyai efek samping dan kemungkinan besar *2/2
berinteraksi dengan obat anestesi. Berikut pernyataanyang berkenaan dengan
hal tsb, kecuali:

a. Obat Anti Retro Viral dengan Propofol menyebabkab toksisitas mitokondria

b. Interaksi Fentanyl dapat meningkatkan efek fentanyl.

c. Saquinavir dapat menghambat metabolism midazolam.

d. Lidokain akan meningkat level plasmanya

e. Memperpendek efek blok neuromuskuler seperti vecuroniu

Pada kondisi obesitas, resiko pada bayi juga meningkat, sehingga pada *2/2
persiapan terminasi kehamilan, persiapan dikondisikan untuk mengantisipasi
hal tersebut. Berikut kondisi fetus yang mungkin terjadi, kecuali:

a. Lahir mati dan kematian neonatus

b. Kelainan kongenital

c. Kelahiran postmature

d. Giant baby

e. BBLR

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 19/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Tehnik-tehnik anestesi yan digunakan adalah sesuai dengan kondisi pasien, *2/2
patofisiologi penyakit dan pengalaman dokter anestesi. Pada PPCM tehnik
anestesi yang dipertimbangkan adalah sbb, kecuali:

a. Epidural anestesi berhubungan dengann pelepasan katekolamin endogen dan


penurunan kontraktilitas jantung secara tidak langsung.

b. Hindari penggunaan spinal anestesi single -shot

c. Hipotensi pada regional anestesi diterapi dengan phenylephrine.

d. Anestesi umum harus hati-hati dengan penurunan resistensi vaskuler sistemik.

e. Post partum dapat terjadi edema paru

PPCM adalah pasien yang mempunyai tingkat mortalitas yang tinggi sehingga *2/2
harus dikenal manejemen terapinya, sebagai upaya menurunkan mortalitas
gagal jantung. Berikut adalah tatalaksana preopertifnya yang harus dikenal
sebelum pemberian anestesi, kecuali:

a. Pemberian obat inotropic misalnya: digoxin, dopamine, dobutamine, milrinone dan


pemberian beta-blockers.

b. Pemberian nimotop sebagai terapi jantung

c. Adanya pemberian anticoagulant.

d. Pemberian obat-obat imunosupresif

e. Mungkin sudah dilakukan hemofiltrasi

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 20/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Selain efek samping pada ibu, MgSO4 dapat melewati sawar plasenta, *2/2
sehingga menimbulkan efek samping pada bayi. Hal yang mungkin terjadi
sebagai efek samping MgSO4 pada bayi ketika lahir adalah, kecuali:

a. Penurunan tonus otot

b. Depresi nafas

c. Mungkin terjadi apnea

d. Terjadi penurunan curah jantung

e. Terjadi vasospasme serebral

Berbagai penyakit imun pada wanita akan beresiko terhadap kehamilan. *2/2
Pengenalan berbagai penyakit imun diperlukan sebagai dasar tatalaksana dan
prediksi resiko anestesi. Berikut penyakit autoimun yang mungkin ditemukan
oleh seorang dokter anestesi, kecuali:

a. Sistemik Lupus Erymathosus

b. Ankylosing spondylitis

c. Anemia aplastik

d. Polimiositis dan dermatomiosis

e. Sklerosis sistemik

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 21/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Kehamilan dapat terjadi pada wanita dengan Penyakit autoimun, dimana *2/2
penyakit tersebut timbul akibat kesalahan system kekebalan pada beberapa
bagian tubuh dan menyerang sel sendiri. Berikut adalah pernyataan mengenai
penyakit imun yang harus menjadi perhatian seorang dokter anestesi, kecuali:

a. Penderita autoimun biasanya mendapat terapi munosupressan yang menurunkan


respon kekebalan tubuh.

b. Efek kehamilan pada penyakit imun akan meningkatkan imunitas seluler dan
menurunkan imunitas humoral.

c. Teori terjadinya proses autoimunitas disebabkan kegagalan regulasi normal


system imun.

d. Ratio perempuan dan laki-laki 4:1

e. Idiopatic Thrombosipenia Purpura adalah salah satu penyakit autoimun

Gemelli adalah kehamilan multiple, akibat fertilisasi dua ovum atau satu ovum *0/2
menjadi dua fetus. Seksio sesaria pada pasien gemelli memunyai resiko tinggi,
berhubungan dengan komplikasi yang mungkin terjadi pre, durante dan pasca
opererasi. Berikut komplikasi yangharus dipertimbangkan pada kehamilan
dengan gemelli, kecuali:

a. PE/E atau HELLP Syndrome

b. Kolestasis dan koagulasi maternal

c. Locking twins non-vertex

d. Twin transfusion syndrome pada kehamilan monoamniotic

e. Plasenta Previa

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 22/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Hal-hal berkenaan dengan ibu hamil yang beresiko menderita HIV adalah bila *0/2
ditemukan penderita yang mempunyai riwayat, kecuali:

a. Penderita hemophilia

b. Homoseksual

c. Penderita thalassemia

d. Pengguna narkoba suntik

e. Nefrotoksisitas

Panduan tehnik anestesi pada kondisi gangguan katub jantung Mitral Stenosis *2/2
yang bisa menjadi pertimbangan seorang dokter anestesi adalah, kecuali:

a. Mencegah kenaikan volume darah sentral dengan pemberian cairan yang hati2.

b. Hindari faktor yang dapat menaikkan pulmonary arterial pressure (PAP).

c. Prostaglandin menurunkan Pulmonary vascular resistance (PVR)

d. Pemberian Beta-blockers dapat menurunkan insiden edema paru.

e. Pembesaran atrium kiri mungkin membutuhkan profilaksis antikoagulan

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 23/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Pengelolaan pasien preklampsia meliputi: * 0/2

a. Pemakaian diuretic dianjurkan karena pasien preeklampsia selalu dengan


hipertensi

b. Pengendalian kejang dengan MgSO4 atau phenitoin

c. Pengendalian hipertensi dengan methydopa atau beta-blockers

d. Pengendalian volume intravaskuler, sebaiknya tidak dengan koloid BM tinggi.

e. Pengelolaan jalan nafas penting karena kemungkinan edema paru yang jarang
disebabkan oleh ARDS

Efek HIV pada berbagai organ pada ibu hamil yang harus dipertimbangkan *2/2
adalah, kecuali:

a. Pada jantung mungkin terjadi kardiomiopati, hipertensi pulmonal, endocarditis,


lesi katub.

b. Pada paru dapat terjadi, pneumonia, bronchitis, pneumonitis, TBC, infeksi jamur,
sarcoma Kaposi.

c. Pada system hematologi dapat terjadi, trombositosis, policitemia vera.

d. Pencernaan bisa terjadi, diare, dehidrasi, pancreatitis, penurunan fungsi


hepatobilier.

e. Pada ginjal mungkin ditemukan, nefrotoksisitas, nefropathi

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 24/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

PE/E adalah tantangan bagi dokter anestesi dalam memilih tehnik anestesi *2/2
yang dianggap aman bagi pasien, karena patofisiologi penyakit, tatalaksana
yang sudah diberikan menyebabkan implikasinya terhadap anestesi secara
luas. Tehnik anestesi pada PE/E bisa dilakukan dengan berbagai tehnik, tetapi
harus melalui beberapa pertimbangan, misalnya hal2 dibawah ini, kecuali:

a. Regional anestesi tidak boleh dilakukan bila trombosit kurang dari 70.000/mm3

b. Hipotensi berat dan tiba-tiba dapat terjadi setelah blok simpatis spinal anestesi.

c. Anestesi umum sering dihubungkan dengan resiko stroke dan edema pulmonum.

d. Perlu penggunaan TOF (train of four) pada anestesi umum

e. Epidural anestesi dihubungkan dengan penurunan uteroplasenta blood flow

Gejala klinis yang manifest pada penderita APS, harus mendapat perhatian *2/2
dari seorang dokter anestesi, karena mempunyai implikasi terhadap
tatalaksana pre, durante dan pasca anestesi. Berikut kriteria klinis untuk
Syndroma antiphospholipid adalah, kecuali:

a. Perikarditis

b. ulkus tungkai bawah

c. epilepsi

d. anemia hemolitik

e. kelainan katup jantung

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 25/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

Pilihan tehnik anestesi pada pasien obesitas memerlukan banyak *2/2


pertimbangan,setiap tehnik akan mempunyai resiko terhadap ibu dan bayi.
Berikut resiko yang mungkin terjadi untuk tehnik anestesi untuk pasien dengan
pada Obesitas, kecuali:

a. Anestesi spinal punya efek yang cepat, tapi secara tehnis akan sulit dan
ketinggian blok sulit diprediksi.

b. Anestesi umum mempunyai resiko kegagalan intubasi akibat sulit intubasi (1:200)

c. Profilaksis aspirasi secara agresif dengan H2 bloker, metoclopramide dan antacid


non partikel harus dilakukan pada persiapan anestesi regional maupun anestesi
umum.

d. Medikasi anestesi dengan ketamin mungkin dibutuhkan dengan fasilitas intubasi


rocuronium.

e. Post intubasi berikan positive end expiratory pressure (PEEP) dan head up
position

This content is neither created nor endorsed by Google. Report Abuse - Terms of Service - Privacy Policy

Forms

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 26/27
3/29/24, 9:47 AM UJIAN STASE OBGIN 2

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScTgAcGUszn-JBLCWbp7oi3zrveLsfFpEMAvP-QAiuB2ZiX5w/viewscore?pli=1&pli=1&pli=1&viewscore… 27/27

Anda mungkin juga menyukai