Anda di halaman 1dari 59

KONSEP HEREDITAS

(Pembelahan Sel)

1. Siklus sel, mitosis, dan


meiosis
2. Nukleus, kromatin dan
kromosom
SIKLUS SEL
Amitosis
(Pembelahan biner)

Mitosis
PEMBELAHAN (tidak terjadi reduksi
SEL jumlah kromosom)

Meiosis
(terjadi reduksi
jumlah kromosom)
PERTUMBUHAN DAN PEMBELAHAN SEL
◼ Pertumbuhan dan perkembangan setiap mahluk hidup
tergantung dari pertumbuhan dan perbanyakan selnya.
Setelah sel mengalami pertumbuhan maka sel akan
mengalami pembelahan sehingga menjadi dua sel yang
muda yang kemudian menjadi sel dewasa.

◼ Pada dasarnya dalam periode pembelahan sel, satu sel


induk menjadi dua sel keturunannya dan secara garis
besarnya pada mahluk hidup multiseluler akan terjadi
dua macam cara / tipe pembelahan sel yaitu MITOSIS
dan MEIOSIS
Tipe pembelahan sel

◼ Mitosis:
❑ Pertumbuhan, perkembangan dan perbaikan

❑ Reproduksi aseksual (hasil sel yang identik)

❑ Terjadi pada somatik (tubuh) sel

◼ Meiosis:
❑ Reproduksi seksual (menghasilkan sel yang
berbeda)
❑ Terjadi pada sel reproduksi tertentu
100 m (a) Reproduction
(Reproduksi)

200 m
(b) Growth and
development

(c) Tissue renewa


20 m (Pembaruan Jaringan)
PEMBELAHAN BINER
(pada Bakteri)
Kromosom bakteri
menempel pada
membran plasma

Bagian DNA
kromosom yang
menempel mengalami
replikasi

Sel mulai membelah

Terbentuk dua sel


anakan
Prokariot (bakteri dan
archaea) berkembang
biak dengan jenis Replikasi kromosom
dimulai. Setelah itu,
pembelahan sel yang satu copy origin
disebut pembelahan bergerak cepat
menuju ujung sel
biner
Replikasi terus. Satu
salinan origin kini di
setiap ujung sel.
Dalam pembelahan
biner
Replikasi selesai.
- Kromosom bakteri Membran plasma tumbuh
bereplikasi ke dalam, dan ada
dinding sel baru
- Dua kromosom
anak aktif bergerak
terpisah Terbentuk
dua sel baru.
TAHAPAN SIKLUS SEL
FASE SIKLUS SEL
◼ Fase pembelahan sel (mitotik / M).

◼ Fase pertumbuhan (interfase), terdiri dari :


a. G1. (fase gap 1)
b. S. (fase sintesis)
c. G2. (fase gap 2)
Sebelum sel memasuki fase mitotik dan
siap membelah.
Tujuan Interphase
- Untuk menduplikasi isi sel
- 90% dari siklus pertumbuhan sel

Tujuan Mitosis
- Untuk membagi materi genetik
menjadi dua bagian yang tepat

Tujuan Sitokinesis
- Untuk membagi semua isi lainnya
(kecuali inti) menjadi dua sel
INTERFASE
◼ Interfase terjadi replikasi DNA (dari 1 salinan
menjadi 2 salinan).
◼ Fase gap 1, belum terjadi replikasi DNA.
◼ Fase sintesis (S) DNA dalam inti mengalami
replikasi sehingga menghasilkan salinan 2
DNA.
◼ Fase gap 2, replikasi DNA telah selesai, dan
sel bersiap-siap mengadakan pembelahan.
Tahap kariokinesis (pembelahan inti) dan
sitokinesis ( pembelahan sitoplasma).

◼ Profase ◼ Pembelahan
◼ Metafase sitoplasma dan diikuti
◼ Anafase pembentukan sekat sel
yang baru
◼ Telofase
◼ Sekat memisahkan dua
inti tersebut menjadi 2
sel anakan.
PEMBELAHAN MITOSIS
◼ Profase ditandai dengan menghilangnya membran
inti, dan terbentuknya benang-benang kromatin
(pemadatan kromosom).

◼ Metafase ditandai dengan kromosom yang berderet


di bidang equator (saat yang mudah mengamati
kromosom).

◼ Anafase ditandai dengan kromosom mulai bergerak


ke arah kutub yang berlawanan, ditarik oleh
benang-benang spindel / mikrotubul.

◼ Telofase sel terbagi menjadi 2 sel anakan


Garis besar ciri dari pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
Benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan
kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid
2. Metafase:
Kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah
kromosom /kromatid mudah diamati dan dipelajari
3. Anafase:
Kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel
4. Telofase:
Terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti menjadi 2
bagian) dan SITOKINESIS (sitoplasma menjadi 2 bagian)
Setelah satu sel membelah menjadi dua maka setiap sel
memasuki stadium interfase untuk selanjutnya tumbuh menjadi
dewasa dan siap untuk mengadakan pembelahan lagi
Pembelahan Mitosis

Profase awal Profase akhir Metafase

Anafase
Telofase awal

Telofase akhir
◼ Kariokinesis adalah pembelahan inti sel.
◼ Sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma.
◼ Reproduksi sel secara Mitosis

interfase Profase Prometafase Metafase

Anafase Telofase awal Telofase akhir


PEMBELAHAN MEIOSIS (PEMBELAHAN REDUKSI)
➢ adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan
seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi
pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
➢ Meiosis terbagi menjadi dua tahap besar yaitu Meiosis I dan
Meiosis II

Meiosis I
1. Profase I
Kromatin menebal; Kromosom yang homolog mulai
berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub
yang berlawanan; Tiap kromosom menebal dan mengganda
menjadi dua kromatida dengan satu sentromer; Kromatida
membesar dan memendek, bergandengan yang homolog
dan menjadi rapat; Ditandai dengan adanya pindah silang
(crossing over) dari bagian kromosom yang telah
mengalami duplikasi; Sentriol berpisah menuju kutub yang
berlawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
2. Metafase I
Tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator.
Membran inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat
oleh spindel pembelahan.

3. Anafase I
Spindel pembelahan memendek dan menarik belahan
tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom
homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang
bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang
berbeda

4. Telofase I
Membran sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel
anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih
mengandung dua kromatid (sister cromatid) yang terhubung
melalui sentromer
Meiosis II
1. Profase II :
a. Benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom
b. Kromosom dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub
2. Metafase II
Kromosom ke bidang ekuator menggantung pada serat
gelendong melalui sentromernya
3. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju
ke kutub yang berlawanan
4. Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali
c. Serat gelendong menghilang terbentuk sentrosom kembali
Pembelahan Mitosis (2)

Sitokinesis pada sel


hewan.

Sitokinesis pada sel tumbuhan.


P

G1 S
Cytokinesis
Mitosis G2

MITOTIC (M) PHASE

Prophase
Telophase and
Cytokinesis

Prometaphase
Anaphase
Metaphase
PEMBELAHAN MEIOSIS
(terjadi pada sel gamet)
Meiosis I

Profase I Metafase I

Telofase I Anafase I
Meiosis (Pembelahan Sel Gamet)
◼ Meiosis I

Metafase I
Profase I Prometafase I

Anafase I Telofase I Sitokinesis I


Pembelahan Meiosis (2)

Leptoten Zigoten Pakiten

Diploten Diakinesis

Lima tahapan profase I


Pembelahan Meiosis (3)
Meiosis II

Profase II
Telofase I

Anafase II Metafase II

Telofase II
Gametogenesis Hewan Jantan
(Spermatogenesis)
Gametogenesis Hewan Betina
(Oogenesis)
Gametogenesis Pada Tumbuhan
Perbandingan Mitosis dan Meiosis
MITOSIS MEIOSIS
► Replikasi DNA Terjadi selama Terjadi sekali, selama interfase
interfase, sebelum sebelum meiosis I dimulai
pembelahan
nukleus dimulai

► Jumlah Satu, meliputi Dua, masing-masing termasuk


profase, metafase, profase, metafase, anafase, dan
pembelahan anafase, dan telofase
telofase
► Sinapsis Sinapsis: selama profase I,
kromosom Tidak terjadi kromosom homolog bergabung
homolog sepanjang tubuhnya, membentuk
tetrad (empat kromatid); sinapsis
dihubungkan dengan pindah silang
antara kromatid bukan saudara

Empat, masing-masing haploid (n),


► Jumlah sel Dua, masing- mengandung separuh dari jumlah
masing diploid (2n) kromosom sel induk; secara genetik
anak dan dan secara genetik tidak identik dengan sel induk dan
komposisi identik dengan sel dengan satu sama lainnya
genetik induknya
Perbandingan Mitosis dan Meiosis
Perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis:
Mitosis:
- Dapat terjadi pada sel-sel tubuh dan sel kelamin
- Satu sel induk menghasilkan dua sel anak
- Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk
- Tidak ada berpasangan kromosom (sinapsis) pada profase
- Dalam satu siklus, hanya ada satu pembelahan
- Sel yang membelah secara mitosis dapat membelah lagi secara mitosis
-Tidak ada 'crossing over' antara 'non-sister chromatids' pada profase

Meiosis:
- Hanya terjadi pada sel-sel kelamin
- Satu sel induk menghasilkan empat sel anak
- Jumlah kromosom sel anak = setengah jumlah kromosom sel induk
- Kromosom homolog berpasangan (sinapsis) pada profase I
- Meiosis terdiri dari dua pembelahan: meiosis I dan meiosis II
- Sel yang membelah secara meiosis tidak dapat membelah lagi secara
meiosis, tetapi dapat membelah secara mitosis
- Terdapat 'crossing over' antara 'non-sister chromatids' pada profase I
Hasil mitosis
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang
masing – masing diploid
2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom
sel induknya.
Hasil meiosis
1. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang
masing – masing haploid (n)
2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom
sel induknya
3. Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generatif
atau sel – sel gamet seperti sperma dan ovum (sel telur)
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan mempertahankan diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatic sel gonad
KONSEP HEREDITAS

1. GAMETOGENESIS

2. PENYERBUKAN DAN
PEMBUAHAN
1. Defenisi Gametogenesis
Benang
Sari Putik

Gamet
Sel-sel yg Tanaman
terlibat dalam
proses
Gametogenesis
reproduksi
Genesis Proses
Pembentukan pembentukan sel-
sel yang terlibat
dalam reproduksi
/ sel kelamin
Skema menunjukkan analogi proses pendewasaan sel telur (oocyde)
dan perkembangan spermatocyde. Oocyde dan spermatocyde keduanya
merupakan gametosit.
Oocyde dan spermatocyde adalah gamet yang lengkap.
Proses Gametogenesis
Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Reproduksi Generatif
◼ Alat perkembangbiakan secara kawin atau
generatif atau sexual pada tumbuhan adalah
Bunga.
◼ Bunga memiliki bagian-bagian seperti pada
gambar berikut ini :
BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA
1. Kelopak (Calyx) (Melindungi kuncup bunga)
2. Mahkota (Corolla) (Menarik perhatian serangga)
3. Benang sari (stamen) terdiri dari :
a. Tangkai sari (filamen)
b. Kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong
sari (sebagai penghasil gamet jantan,
yaitu
serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
a. Tangkai putik (stilus)
b. Kepala putik (stigma)
c. Bakal buah (ovarium) di dalam bakal
buah terdapat bakal biji (ovule)
(sebagai penghasil gamet betina)
Pembentukan Gamet Jantan
◼ Pembentukan gamet jantan (sperma) yang
berlangsung pada bunga yaitu di dalam serbuk sari
pada bagian dari kepala sari (antenna) yang di
dalamnya terdapat kantong serbuk sari atau
mikrosporangium

◼ Sebuah sel induk mikrospora diploid


(mikrosporosit) dalam antenna membelah secara
meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid.
Pada meiosis II menghasilkan 4 mikrospora
haploid (n) yang berkelompok membentuk tetrad.
◼ Setiap mikrospora akan mengalami kariokinesis
(pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti
yang haploid yaitu satu inti dinamakan inti saluran
serbuk sari dan satu inti generatif.

◼ Inti generatif membelah secara mitosis tanpa


disertai sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma
(n) dan 1 inti serbuk sari tidak membelah.

◼ Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang


telah masak mengandung 3 inti yang haploid, yaitu
serbuk inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti
sperma.
Pembentukan Gamet Betina
◼ Tumbuhan Angiospermae mempunyai gamet
betina yang dibentuk di dalam bakal biji (ovule)
atau kantung lembaga. Bagian ini terdapat sel
induk megaspora (sel induk kantung lembaga)
yang diploid.

◼ Sel induk megaspora akan membelah secara


meiosis. Satu sel induk kantung lembaga
membentuk 4 sel yang haploid, tiga sel akan
mereduksi dan lenyap sehingga tinggal satu yang
berkembang.
◼ Selanjutnya sel ini membelah secara mitosis 3 kali
sehingga terbentuklah 8 sel, yaitu :
➢ 3 sel akan bergerak menuju arah yang
berlawanan dengan mikropil
➢ 2 sel menjadi kantung lembaga sekunder
➢ 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil.

◼ Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) akan


terbagi : 2 sel menjadi sinergid dan 1 sel menjadi
sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung
lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi

◼ Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan


cairan lengket (nektar) pada ujungnya yang
berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.
Gametogenesis pada Tumbuhan
2. Proses Penyerbukan dan Pembuahan
◼ Butir serbuk / serbuk sari → akan menempel pada
kepala putik → membentuk buluh serbuk (2 inti yaitu
inti vegetatif dan inti generatif) dan bergerak ke arah
mikropil (pintu kandung lembaga)
◼ Inti generatif membelah menjadi 2 inti sperma →
sampai di mikropil, sedangkan inti vegetatif mati .
Satu inti sperma membuahi sel telur → embrio.
◼ Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga
→ endosperma (makanan cadangan bagi embrio)
◼ Pembuahan berlangsung dua kali sehingga
pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan
ganda.
PENYERBUKAN
Penyerbukan terjadi dengan berbagai perantara,
yaitu:
a. Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi
apabila butir serbuknya amat ringan, kecil dan kering.
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan
b. Perantara air disebut hidrogami.
Contoh : pada tanaman air
c. Perantara hewan disebut zoogami.
- Serangga ( entomogami)
- Burung (ornitogami)
- Siput (malakogami)
- Kelelawar (kiroptorogami)
d. Perantara manusia disebut antropogami.
Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.
Penyerbukan dengan bantuan angin
Contoh proses penyerbukan dan pembuahan
Penyerbukan oleh serangga dan kelelawar
Penyerbukan oleh burung dan manusia
Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan
dibedakan menjadi 4 :
a. Autogami (penyerbukan sendiri)
◼ Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang
sama.
◼ Apabila terjadi pada saat bunga belum mekar
disebut kleistogami.
b. Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Apabila serbuk sari berasal dari bunga lain yang
berada dalam satu pohon (satu individu).
c. Alogami (penyerbukan silang)
Apabila serbuk sari berasal dari bunga pohon
lain yang masih satu spesies.
Seringkali terjadi kegagalan penyerbukan, atau
beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi
autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. Dikogami :
Apabila waktu masaknya putik dan serbuk sari
tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:
1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada
putiknya (protandri). Contoh : seledri,
bawang Bombay, jagung
2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk
sari (protogini).

b. Didesious :
Apabila pada satu spesies, alat kelamin jantan
dan betinanya terpisah.
Contoh : salak dan melinjo
c. Heterostili :
Apabila panjang antara tangkai benang sari dan
tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.

d. Herkogami :
Apabila bentuk bunga tidak memungkinkan
serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat
terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :

1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)


2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum
(apomiksis), yang dapat dibedakan atas:
a. Apogami :
Embrio yang terbentuk berasal dari kandung
lembaga.
Misalnya : dari sinergid dan antipoda.

b. Partenogenesis :
Embrio terbentuk dari sel telur yang tidak
dibuahi.
c. Embrio adventif :
Embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu
bagian selain kandung lembaga.
➢ Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi
bersamaan, sehingga akan terbentuk lebih dari
satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni.
➢ Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk
dan mangga.

Jeruk
Siam
Apa ini
DNA – ku
bu ?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai