Final Achmad Wahyudi Bahasa Indonesia Fase A Kelas 2
Final Achmad Wahyudi Bahasa Indonesia Fase A Kelas 2
Pengarah
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah
Dr. Iwan Syahril, Ph.D
Penanggung Jawab
Direktur Sekolah Dasar
Dr. Muhammad Hasbi, M.Pd
Penulis
Achmad Wahyudi (SD Negeri 9 Sungai Raya, Kab. Kubu Raya)
Pengarah Materi
Dr. Sugiyanto (Direktorat Sekolah Dasar)
Dr. Ir. Eko Warisdiono, M.M. (Direktorat Sekolah Dasar)
Ine Rahmawati, S.Pd., M.Si. (Direktorat Sekolah Dasar)
Waluyo, S.S., M.E. (Direktorat Sekolah Dasar)
Maulana Yusuf, M.Pd. (SDN Cipete Utara 15, Kota Administrasi Jakarta Selatan)
Diterbitkan Oleh
Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kompleks Kemendikbud, Gedung E Lantai 17-18
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Tahun 2023
1 X Pertemuan (2 X 35 menit)
(Waktu bisa disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan sekolah.
Alokasi waktu ini fleksibel untuk diadaptasi)
Menulis
Peserta didik mampu menulis teks deskripsi dengan beberapa kalimat sederhana,
menulis teks rekon tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan
teks fiksi yang dibaca atau didengar, menulis teks prosedur tentang kehidupan
sehari-hari, dan menulis teks eksposisi tentang kehidupan sehari- hari.
Berpikir kritis, peserta didik mampu menulis teks narasi dengan beberapa
kalimat sederhana berdasarkan teks bacaan fiksi.
Gotong royong, peserta didik membuat tulisan narasi dari teks fiksi bersama
kelompok.
Kemampuan membaca dengan baik: Peserta didik harus memiliki kemampuan
membaca yang baik untuk memahami teks fiksi dengan baik. Mereka harus
mampu membaca dengan lancar, memahami makna kata-kata dan kalimat-
kalimat dalam teks fiksi.
Laptop
LCD Proyektor
Video : https://drive.google.com/file/d/1xoZSmt-pgcBivuD1mhnwUIy0ShsdCfNw/view?usp=drive_link
LKPD
https://drive.google.com/file/d/1nhmStEoMAR9PHKy_81G7NBn37g1JUMBk/view?usp=sharing
Buku Guru
Buku Siswa
Tatap muka
Kelas dimulai dengan salam, menanyakan kabar dan memeriksa
kehadiran peserta didik.
LKPD
"Burung Puyuh dan Burung Tempua"
Pagi itu Mia sangat kesal pada ibunya. Ia disuruh makan tumis tahu dan
kerupuk sebagai sarapan. Padahal, semalam Mia sudah berkata pada
ibunya bahwa ia ingin makan ayam goreng. Ketika tahu menu sarapannya
hanya tumis tahu, Mia marah dan hanya mengaduk-aduk makanan itu.
Ketika ibu bertanya “kenapa tidak dimakan Nak?” Mia pun menjawab
“tidak, nanti saja aku beli jajan di sekolah. ”Mendengar jawaban itu sang
ibu tetap sabar dan menyiapkan bekal untuk Mia. Bahkan Ibu pula yang
memasukkan kotak bekal ke tas Mia. Mia pun bergegas pergi dan
berangkat ke sekolah menaiki sepedanya. Sesampainya di sekolah, Tina
melihat Mia tampak sedang kesal. Tina pun bertanya “kenapa kamu
tampak kesal Mia?” Mia menjawab “aku kesal dengan ibuku, semalam aku
sudah berkata bahwa aku ingin makan ayam goreng, tapi tadi pagi malah
ibu memasak tumis tahu. Tina pun hanya diam dan mengajak Mia masuk
ke kelas.
Ceritakan kembali apa yang ingin disampaikan dari cerita teks diatas?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Kriteria
1 2 3 4
Capaian
Menceritakan
Menceritakan
Menceritakan Menceritakan alur alur cerita
Ketepatan alur alur cerita
alur cerita cerita dengan dengan
cerita teks fiksi dengan tidak
dengan tepat lengkap sangat
tepat
lengkap
Menuliskan
jumlah narasi
kurang dari 5 5 sampai 10 10 sampai 15 Lebih dari 15
kalimat cerita
fiktif dengan
kalimat kalimat kalimat kalimat
benar.
Pedoman penskoran
Kelas :
Apa materi pembelajaran hari ini Usaha apa yang kamu lakukan
yang kamu rasa sulit dipahami? untuk dapat memahami materi
ini?
Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia untuk SD Kelas II Keluargaku Unik Bab 5
Berteman Dalam Keragaman.
Teks bacaan cerita “Burung Tempua dan Burung Puyuh”
Teks narasi adalah berupa paragraf yang berisi rangkaian cerita dengan
kejadian dan peristiwa yang ditulis secara berurutan. Teks narasi adalah bisa
berupa cerita fiksi (dongeng, legenda, mitos) dan cerita non-fiksi atau
sebenarnya (biografi dan otobiografi)
Burung Tempua dan Burung Puyuh adalah sepasang sahabat. Selama ini, mereka selalu
hidup rukun. Namun, suatu saat, mereka sedikit berselisih. Masing-masing menyatakan
memiliki sarang yang paling bagus dan nyaman. ”Tentu saja sarangku yang lebih hebat.
Aku membuatnya selama bermingguminggu dengan cara menjalin rumput kering dan
alang-alang. Sarangku amat kuat!” Tempua memulai pembicaraan.
Puyuh tergelak. “Untuk apa menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk membuat
sarang? Lihatlah sarangku. Aku bahkan tak perlu membuatnya.” Puyuh menunjukan
sarangnya, pohon tumbang yang dijadikan Puyuh sebagai tempat berlindung.
Tempua mencibir. ”Itu bukan sarang. Lagi pula, jika hanya seperti itu, musuh mudah
menangkapmu.”
Puyuh menggeleng. “Tidak, mereka tak tahu keberadaanku. Aku akan sering berpindah
serang.” Tempua terdiam sejenak. Dia merasa bahwa sarangnya masih jauh lebih baik
dari pada sarang Puyuh.
Untuk membuktikannya, dia mengajak Puyuh menginap di sarangnya. Dia yakin, Puyuh
akan mengakui bahwa sarangnya jauh lebih baik. Puyuh setuju dan mengikuti Tempua
pulang. Saat menuju ke sarang Tempua, Puyuh cukup kelelahan. Maklum saja, selama ini,
dia tak perlu terbang tinggi untuk kembali ke sarangnya sendiri. Tak lama kemudian,
mereka berdua tidur. Namun, Puyuh gelisah, dia kehausan. Dia lalu membangunkan
Tempua untuk meminta minum. Namun, Tempua tak punya air. Puyuh tak mungkin
terbang keluar untuk mencari air. Suasana di luar gelap gulita, lagi pula sarang itu tinggi
sekali. Akhirnya, Puyuh tidur sambil menahan haus. Beberapa saat kemudian, ada angin
kencang bertiup. Pohon tempat sarang Tempua bergoyang-goyang hebat. Puyuh
ketakutan. ”Tenang saja. Sarangku kuat, kita tak mungkin jatuh,” hibur Tempua. Tempua
benar. Tak lama kemudian, angin berhenti bertiup. Mereka berdua masih aman di dalam
sarang. Namun, Puyuh masih ketakutan. Malam itu, dia tak bisa tidur nyenyak. Keesokan
harinya Puyuh berpamitan pada Tempua. Dia tak mau tinggal di sarang Tempua lagi. Lalu,
Puyuh menawarkan pada Tempua, ”Bagaimana kalau kau juga mencoba tidur di
sarangku?” Tempua pun setuju.
Hari sudah malam saat Puyuh dan Tempua menemukan pohon tumbang di dekat sungai.
”Pohon ini amat cocok bagi kita,” seru Puyuh senang. Tempua bingung. ”Kita mau tidur di
mana?” Puyuh menunjuk kolong pohon itu. Meski merasa enggan, Tempua pun menuruti
ajakan Puyuh.
Tengah malam, hujan turun deras. Tempua kedinginan. ”Tak apa-apa, sebentar lagi hujan
reda,” hibur Puyuh. Tempua berusaha tidur meski menggigil, dia tak berkata apa-apa lagi.
Keesokan harinya, Tempua mengeluh pada Puyuh. Badannya demam. ”Aku tak cocok
tinggal di sarangmu,” keluhnya. Akhirnya, baik Tempua maupun Puyuh menyadari bahwa
mereka tak bisa memaksakan pendapat mereka tentang kehebatan sarangnya. Mereka
pun tak jadi berselisih.
1. Hartiningtyas, Widjati. Eni Priyanti. 2021. Buku Panduan Guru Bahasa
Indonesia: Keluargaku Unik untuk SD Kelas II. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
2. Hartiningtyas, Widjati. Eni Priyanti. 2021. Bahasa Indonesia: Keluargaku Unik
untuk SD Kelas II. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. https://drive.google.com/file/d/1xoZSmt-pgcBivuD1mhnwUIy0ShsdCfNw/view?
usp=drive_link