Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Kelompok 4

HERIBERTUS RUSBOWO DWI KARTIKO (23120717055)

NI MADE LIS SATYANI (23120717056)

NI KADEK DWI KUMALASARI (23120717052)

NI PUTU PUTRI SETYAWATI (23120717053)

TAHUN AJARAN GANJIL 2023/2024

UNIVERSITAS DHYANA PURA

TEMA DEMAM BERDARAH (DBD)


A. Identifikasi masalah
Idengan pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan yang dilakukan dengan
mengukur mortalitas, morbidilitas, dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang
ada di masyarakat.

(Sumber: Kemenkes,2023)

Identifikasi masalah demam berdarah (DBD)

Pada tahun 2022 terdapat 143.266 kasus dengue di Indonesia dengan jumlah kasus
kematian (mortalitas) sebesar 1.237. Tahun 2023 pada minggu ke-33 terdapat 57.884 kasus
dengue di Indonesia dengan jumlah kematian (mortalitas) sebesar 422.

(Sumber: Kemenkes,2023)
Grafik di atas menujukan 5 kab/kota dengan morbiditas (penyebaran) kasus DBD
tertinggi di Indonesia pada tahun 2022 yaitu kota depok sebanyak 2234 kasus, kota medan
sebanyak 2262 kasus, kota bekasi sebanyak 2442 kasus, kota bandung sebanyak 4191 kasus.

(Sumber: Kemenkes,2023)

Grafik di atas menujukan 5 kab/kota dengan morbiditas kasus DBD tertinggi di


Indonesia pada tahun 2023 minggu ke-33 yaitu Kota Bandung sebanyak 1281 kasus, Kota
Denpasar Sebanyak 1262 kasus, Kota Bekasi sebanyak 947 kasus, Bandung sebanyak 932
kasus, dan Bogor sebanyak 888 kasus.

B. Prioritas Masalah Kasus DBD:

Terjadinya penyakit DBD tidak terlepas dari adanya interaksi antara vektor penular
penyakit DBD yang mengandung virus Dengue dengan manusia melalui peranan lingkungan
rumah sebagai sebagai media interaksi. Beberapa faktor lingkungan rumah yang dianggap
berkontribusi terhadap terjadinya penyakit DBD diantaranya, kepdatan rumah, adanya tempat
perindukan nyamuk, Keberadaan kontainer (breeding places) berpengaruh terhadap tingginya
tingkat kepadatan vektor nyamuk Aedes, dimana semakin banyak kontainer maka akan
semakin banyak pula tempat perindukan serta semakin padat populasi nyamuk sehingga
risiko penularan penyakit DBD semakin tinggi. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat
melakukan PSN (Pembrantasan Sarang Nyamuk) dan 3 M (Menguras, mengubur, menutup)
juga berpengaruh terhadap kasus DBD.
Pentuan prioritas masalah DBD dengan teknik skorsing menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousess, Growth).

Kriteria Masalah U S G Total Skor Prioritas


Masalah

Kepadatan rumah 2 3 2 7 IV

Adanya tempat perindukan nyamuk 4 5 2 11 III

Anggaran PSN 5 4 4 13 II

Kurangnya kesadaran masyarakat 5 5 5 15 I


melakukan PSN (Pembrantasan Sarang
Nyamuk) dan 3 M (Menguras, mengubur,
menutup)

Nilai Skoring

5 = Sangat penting

4 = Penting

3 = cukup penting

2 = tidak penting

1 = Sangat tidak penting


Berdasarkan penentuan prioritas masalah tersebut dapat diketahui bahwa Kurangnya
kesadaran masyarakat melakukan PSN (Pembrantasan Sarang Nyamuk) dan 3 M (Menguras,
mengubur, menutup) merupakan prioritas masalah pertama yang menyebabkan kasus DBD.

C. Diagram Tulang Ikan

Manusia Dana
Lingkungan

Kurangnya kesadaran Kurangnya anggaran


Kepadatan rumah manusia melakukan
melakukan PSN
PSN dan 3M

Kasus DBD
Kurangnya kebiasaan
Kurangnya kerja sama lintas PHBS masyarakat
sektor lingkungan

Metode Budaya

Anda mungkin juga menyukai