Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm.

25-33

INTERLEUKIN 10 MASA AKUT DAN ASAM URAT PADA CEDERA OTAK


TRAUMATIK SEDANG DAN BERAT: PENELITIAN PENDAHULUAN

Toar F. Mamuaja*, Jimmy Mahama**, Denny J. Ngantung **,


Sekplin A.S. Sekeon***, Arthur H.P Mawuntu**

sinapsunsrat@gmail.com

*Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado;
**Staf Pengajar, Divisi Neurotraumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado;
***Staf Pengajar; Divisi Neurokomunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado

ABSTRAK
Pendahuluan: Inflamasi pada cedera otak traumatik (COT) berhubungan dengan peningkatan interleukin 10 (Il-
10) dan asam urat (AU) namun interaksinya belum banyak diteliti. Tujuan: Mengetahui hubungan kadar AU
dan Il-10 masa akut (<24 jam) dengan luaran COT sedang dan berat. Metode : Penelitian kohort prospektif di
RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado (RS RDK). Subjek adalah pasien COT sedang dan berat, berusia >16
tahun, dan mengalami COT dengan awitan yang jelas <24 jam. Subjek dieksklusi jika memiliki penyakit infeksi
aktif dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Il-10 dan AU. Pemeriksaan skala koma
Glasgow (SKG), kadar AU awal, dan Il-10 dilakukan dalam waktu <24 jam setelah pasien masuk. Pemeriksaan
kadar AU kontrol dilakukan pada hari rawat ke-4/ke-5. Selanjutnya dihitung selisih kadar AU kontrol dan awal.
Subjek dirawat sesuai alur klinis COT sedang dan berat RS RDK. Saat keluar rumah sakit dilakukan evaluasi
luaran pasien menggunakan skala luaran Glasgow (SLG). Hasil: Didapatkan 50 subjek yang didominasi laki-
laki (n = 43; 86%) bermedian usia 26 tahun. SKG berkorelasi positif dengan SLG sedangkan leukosit dan Il-10
masa akut berkorelasi negatif. Perubahan AU tidak memiliki korelasi yang bermakna dengan SLG namun kadar
AU awal berkorelasi dengan meningkatnya kadar Il-10 fase akut.

Kata kunci : Cedera otak traumatik, interleukin 10, asam urat, skala luaran Glasgow

ABSTRACT
Background: Inflammation in traumatic brain injury (TBI) is associated to the increase of interleukin 10 (Il-10)
and uric acid (UA) but the interaction is rarely studied. Aim: To find the correlation between UA level and acute
phase (<24 hours) Il-10 and the outcome of moderate to severe TBI. Method: A prospective cohort study in R.D.
Kandou Hospital Manado (RS RDK). Subjects were moderate and severe TBI patients, age >16 years old, and
had a clear TBI onset of <24 hours. Subject was excluded if having an active infectious disease or other
conditions that could influence the result of Il-10 and UA examinations. Glasgow scoma scale (GCS), initial UA
level, and Il-10 were examined <24 hours before admission. Control UA was examined on the 4-th/5-th
admission day. The initial and control UA level was then calculated. Subjects were treated according to the
hospital’s moderate and severe TBI clinical pathway. Subjects’ outcomes were evaluated on discharge using
Glasgow outcome scale (GOS). Result: We founf 50 subjects who were mostly male (n = 43, 86%) with median
age of 26 years old. GCS was positively correlate to GOS whole leucocyte and acute phase Il-10 have negative
correlations. UA difference has no significant correlation with GOS but initial UA level has a correlation with
the increase of acute phase Il-10.

Keywords: Traumatic brain injury, interleukin 10, uric acid, Glasgow outcome scale

PENDAHULUAN terhadap kepala baik secara langsung ataupun


Cedera otak traumatik (COT), yang dikenal tidak langsung yang menyebabkan gangguan
juga dengan trauma kapitis, head injury, cedera fungsi neurologis berupa gangguan fisik,
kepala, trauma kranioserebral, atau traumatic kognitif, dan atau fungsi psikososial, baik yang
brain injury, merupakan trauma mekanik bersifat sementara atau menetap (Perdossi,

25
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

2006).1 Metode yang sering digunakan untuk primer dan berperan penting menyebabkan
menilai derajat keparahan COT berdasarkan kerusakan otak dan kematian.4 Terjadinya
tingkat kesadaran pasien adalah Glasgow tekanan tinggi intrakranial atau peradangan
Coma Scale atau Skala Koma Glasgow (SKG) otak yang merupakan bagian dari patologi
yang membagi COT menjadi ringan (SKG 13- cedera sekunder mempunyai hubungan erat
15), sedang (SKG 9-12), dan berat (SKG 3-8).2 dengan peningkatan metabolisme, sitokin, dan
Cedera otak traumatik masih asam urat.
merupakan masalah kesehatan masyarakat Salah satu sitokin yang bersifat
yang besar karena insidensnya yang tinggi, antiinflamasi adalah interleukin 10 (Il-10),
sebagian besar terjadi pada usia produktif, dan yang disebut juga cytokine synthesis inhibitory
mengakibatkan angka kecacatan dan kematian factor (CSIF). Il-10 merupakan salah satu
yang tinggi. Setiap tahun, sekitar 1,5 juta sitokin yang berperan dalam mekanisme
pasien meninggal dan sebagian besar kasus inflamasi yang terjadi pada COT dan telah
terjadi di negara dengan pendapatan rendah banyak diteliti nilai prognostiknya. Pada
dan sedang.3 Di lain pihak, biaya perawatan penelitian di Brasil yang meneliti tentang Il-10
pasien cukup tinggi. Di Indonesia, walaupun dan TNF-α dengan mortalitas pada COT berat
belum tersedia data secara nasional, COT ditemukan bahwa semakin tinggi kadar Il-10
merupakan kasus yang sering dijumpai di semakin tinggi juga angka mortalitas
5
rumah sakit-rumah sakit. Penyebab terbanyak (Schneider-Soares dkk) . Profil dinamika
adalah kecelakaan lalu lintas. Dalam tahun perubahan Il-10 pada COT masih belum
2012 – 2013, terdapat 206 pasien COT yang konklusif. Suatu penelitian menemukan bahwa
dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. level puncak Il-10 plasma dicapai dalam tiga
R.D. Kandou Manado, Sulawesi Utara (RS jam pertama (Hensler dkk)6 sementara
RDK). Di antara pasien-pasien tersebut, 48,5% penelitian lain menunjukkan puncaknya adalah
tergolong COT ringan, 31% sedang, dan antara hari kelima dan keenam setelah awitan
20,5% berat.4 cedera (Helmy dkk)7. Penelitian lain
Dikenal dua jenis cedera dalam mendapatkan kadar Il-10 bertahan hingga 22
patomekanisme COT, yaitu cedera primer dan hari sesudah COT dan bahkan hingga enam
cedera sekunder. Cedera primer merupakan bulan (Maier dkk)8. Penelitian itu juga
cedera yang diakibatkan gaya mekanik dan menemukan bahwa dalam beberapa kasus,
terjadi segera setelah trauma. Sementara cedera terdapat dua puncak kadar Il-10.
sekunder tidak diinduksi secara mekanik, dan Interleukin 10 diproduksi oleh sel T
terjadi dalam waktu beberapa jam atau hari helper 0 (TH0) dan Sel T helper 2 (TH2), subset
setelah terjadinya cedera primer. Cedera dari sel T helper cluster of differentiation 4
sekunder dapat memperburuk lesi pada otak (CD4) dan cluster of differentiation 8 (CD8).
yang sebelumnya sudah cedera akibat cedera Sitokin tersebut juga diproduksi oleh sel B

26
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

yang teraktivasi oleh sel T helper 1 (TH1).(5) antara asam urat dan Il-10 pada COT perlu
Il-10 dianggap memiliki efek penghambatan dipelajari lebih lanjut.
potensial pada beberapa mediator proinflamasi
seperti interleukin 1β (Il-1β) dan tumor TUJUAN
necrosis factor (TNF), interleukin 1α (Il-1α), Kami ingin mengetahui hubungan antara kadar
granulocyte-macrophage colony stimulating asam urat dan Il-10 pada masa akut (<24 jam)
factor (GM-CSF), interleukin 6 (Il-6), dan dengan luaran COT sedang dan berat
interleukin 8 (Il-8). Penghambatan Il-10 pada berdasarkan SLG. Kami juga ingin mengetahui
Il-1β dan TNF merupakan fungsi yang paling hubungan antar asam urat dan Il-10 masa akut.
penting karena kedua sitokin ini diketahui
memainkan peran sentral dalam inisiasi dan METODE
propagasi inflamasi9. Penelitian ini merupakan penelitian kohort
Asam urat adalah produk endogen dari prospektif yang merupakan bagian awal dari
perombakan purin dari reaksi yang dikatalisis penelitian kohort prospektif lebih besar yang
oleh suatu enzim bernama xantin oksidase. dilakukan di RS RDK dari bulan Februari
Peningkatan aktivitas xantin oksidase terjadi sampai April tahun 2019. Subjek penelitian
pada kondisi iskemik dan sebagai respons adalah semua pasien COT sedang dan berat
terhadap peningkatan sitokin proinflamasi. yang dirawat di RS RDK pada periode ini.
Hasil dari proses reaksi yang dikatalisis oleh Kriteria inklusi adalah usia >16 tahun,
xantin oksidase adalah superoksida radikal mengalami COT dengan awitan yang jelas
yang kemudian mencetuskan stres oksidatif. dalam kurun waktu <24 jam, dan mendapat
Asam urat adalah salah satu antioksidan yang persetujuan penelitian dari keluarga atau
kuat di dalam plasma dan mempunyai pendamping pasien. Adapun kriteria eksklusi
kontribusi untuk dua per tiga dari aktivitas adalah memiliki penyakit infeksi aktif atau
scavenging radikal bebas dalam plasma. Salah riwayat baru sembuh dari penyakit infeksi
satu reaksi pertahanan lokal adalah terjadi dalam waktu <1 minggu sebelum masuk
peningkatan asam urat fokal dalam jaringan rumah sakit, riwayat hiperurisemia, kanker,
otak selama proses stres oksidatif dan iskemik atau diabetes, riwayat mengkonsumsi obat-
fase akut10. obatan/zat yang dapat mempengaruhi inflamasi
Masih belum banyak penelitian yang dan kadar asam urat darah (misalnya steroid,
membahas pengaruh perubahan kadar asam obat antiinflamasi nonsteroid, disease
urat pada COT. Menarik untuk mengetahui modifying drugs, agen kemoterapi, diuretik,
pengaruh asam urat pada luaran COT. Di lain dan alopurinol), riwayat penyakit intrakranial
pihak, peningkatan kadar Il-10 pada COT telah sebelumnya, demam, trauma multipel mayor,
banyak diteliti. Namun demikian interaksi kadar asam urat darah awal >10mg/dl, dan
subjek yang tidak stabil secara hemodinamis.

27
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

Penilaian kriteria inklusi dan eksklusi Saat keluar rumah sakit dilakukan
penelitian ini dilakukan di Instalasi Gawat evaluasi luaran pasien menggunakan Glasgow
Darurat (IGD) segera setelah pasien dirawat. Outcome Scale atau Skala Luaran Glasgow
Namun demikian sampel darah pasien tidak (SLG). Tujuan dilakukan SLG dalam
akan diperiksa untuk tujuan penelitian sampai penelitian ini adalah untuk menstratifikasi
didapatkan persetujuan menjadi subjek derajat keparahan luaran pasien. SLG adalah
penelitian dari keluarga atau pendamping skala luaran yang dibuat untuk pasien COT
pasien. yang membagi pasien ke dalam beberapa kelas
Evaluasi status subjek penelitian sesuai derajat keparahan hingga
dievaluasi sejak pasien diterima di Instalasi memungkinkan untuk dilakukan deskrispsi
Gawat Darurat (IGD) sampai subjek keluar terstandar mengenai derajat pemulihan mereka.
rumah sakit atau meninggal. Penentuan nilai Skala ini telah lazim digunakan di seluruh
SKG awal dilakukan saat subjek diterima dunia dalam penelitian maupun perawatan
pertama kali di IGD, lalu dilanjutkan setiap pasien COT. SLG dibagi menjadi lima kelas,
hari selama dirawat, dan sebelum dipulangkan. yaitu: 1. Mati; 2. Status vegetatif persisten:
Pemeriksaan hematologi (hemoglobin, Kerusakan berat dengan keadaan tidak
leukosit, dan platelet), kadar glukosa darah responsif berkepanjangan dan menurunnya
sewaktu, foto rontgen toraks, dan computerized fungsi kortikal luhur; 3. Disabilitas berat:
tomography scan (CT scan) kepala dilakukan Cedera berat hingga membutuhkan bantuan
pada semua subjek. Hasil CT scan kepala terus-menerus untuk menjalani kehidupan
diklasifikasikan menjadi lesi ekstraaksial, lesi sehari-hari; 4. Disabilitas moderat: Tidak
intraparenkimal, lesi kombinasi, dan tidak ada membutuhkan bantuan dalam kehidupan
kelainan. Pemeriksaan kadar asam urat darah sehari-hari, masih bisa bekerja tetapi mungkin
awal dan Il-10 dilakukan dalam waktu <24 jam membutuhkan peralatan tertentu; 5. Disabilitas
setelah pasien masuk ke UGD. Tes Orientasi ringan : Kerusakan ringan dengan defisit
Amnesia Galveston (TOAG) dilakukan setiap neurologis dan psikologis minor. SLG 1-3
hari setelah subjek sadar dan mampu dianggap memiliki luaran buruk dan SLG 4-5
berkomunikasi. Semua subjek penelitian baik.
dirawat sesuai dengan alur klinis trauma kepala Pemeriksaan Il-10 dilakukan
sedang dan berat RS RDK.Variabel menggunakan kit ELISA untuk human-Il-10
demografik yang dicatat adalah usia dan jenis (R&D Systems, Minneapolis, Amerika Serikat)
kelamin. Data subjek dicatat dalam formulir sesuai petunjuk dari pembuat. Pemeriksaan
penelitian. Subjek diidentifikasi dalam kadar asam urat kontrol dilakukan antara hari
formulir penelitian menggunakan inisial nama, rawat keempat sampai hari kelima. Selanjutnya
nomor subjek, dan nomor rekam medis. dihitung selisih kadar asam urat kontrol dengan

28
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

pemeriksaan asam urat awal setiap subjek dengan SLG sedangkan leukosit dan Il-10
penelitian. masa akut berkorelasi negatif. Perubahan asam
Analisis statistik dilakukan dalam urat tidak memiliki korelasi yang bermakna
aplikasi statistik R versi 3.5.1 (R Core Team, dengan SLG. Pada analisis untuk melihat
www.r-project.org). Deskripsi variabel- hubungan antar variabel (Tabel 3), terlihat ada
variabel penelitian dilakukan secara bivariat korelasi yang bermakna antara SKG (korelasi
dan multivariat. Korelasi antara kadar Il-10 negatif) dan leukosit (korelasi positif) dengan
masa akut, kadar asam urat awal, perubahan Il-10 masa akut. Il-10 masa akut juga secara
asam urat, leukosit, usia, jenis kelamin dengan bermakna berkorelasi positif dengan kadar
SLG diuji menggunakan uji korelasi spearman. asam urat awal. Perubahan asam urat tetap
Asosiasi multivariat variabel-variabel di atas tidak memiliki korelasi antar variabel yang
dengan SLG dinilai menggunakan model bermakna.
regresi logistik. Hasil analisis regresi disajikan
sebagai nilai odds rasio (OR) beserta indeks Analisis Multivariat
kepercayaannya. Pada analisis multivariat dengan memasukkan
Penelitian ini telah lolos kaji etik variabel perubahan asam urat dan interleukin
Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUP Prof. 10 masa akut (Tabel 4), ditemukan setiap
dr. R.D. Kandou Manado (No. 031/EC- kenaikan Il-10 sebesar 10pg/ml menaikkan
KEPK/II/2019). odds (peluang) SLG buruk sebesar 1,04 kali.
Perubahan asam urat tidak memiliki hubungan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang bermakna dengan odds SLG.
Pada penelitian awal ini didapatkan 50 subjek Kohort dalam penelitian kami
penelitian. Karakteristik subjek penelitian didominasi oleh subjek berusia muda dan
diperlihatkan dalam Tabel 1. Subjek berjenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai
didominasi laki-laki (n = 43; 86%) dengan dengan data epidemiologis COT di Indonesia.
median usia 26 tahun. Kadar leukosit subjek Namun demikian, usia dan jenis kelamin tidak
3
meningkat dengan median 14.500 sel/mm . menunjukkan korelasi yang bermakna dengan
Pemeriksaan CT scan kepala menunjukkan SLG pada penelitian ini. Hal ini berbeda
bahwa lesi terutama berlokasi di daerah dengan penelitian di Australia yang meneliti
ekstraaksial (46%) dan tidak ada subjek yang tentang pengaruh usia dan jenis kelamin pada
memiliki hasil CT scan kepala normal. luaran COT (Biswas dkk)11 serta studi
multisenter the Medical Research Council
Analisis Bivariat (MRC) Corticosteroid Randomisation After
Pada Tabel 2 terlihat ada korelasi yang Significant Head Injury (CRASH) yang
bermakna antara SKG, leukosit, dan Il-10 masa menemukan bahwa pasien usia tua mempunyai
akut dengan SLG. SKG berkorelasi positif nilai SLG yang lebih buruk dibanding usia

29
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

lebih muda (Perel dkk)12. Selain itu, penelitian Penelitian di Linköping, Swedia mendapatkan
di Rochester, Amerika Serikat, peningkatan Il-10 setelah terjadinya COT.
memperlihatkan bahwa bahwa pasien COT Respon ini juga lebih konsisten dibandingkan
perempuan secara bermakna mempunyai dengan sitokin lain (Mellegard dkk).15
luaran yang lebih buruk dibandingkan laki-laki Beberapa penelitian lain juga
(Bazarian dkk)13. Dalam penelitian tersebut, menemukan bahwa peningkatan kadar Il-10
jumlah sampel perempuan dan laki-laki adalah berhubungan dengan luaran yang buruk.
masing-masing 643 dan 782. Perbedaan Kirchoff dkk mengamati peningkatan kadar Il-
kemaknaan antara penelitian kami dan 10 serum dan CSS pada pasien dewasa
beberapa penelitian lain mungkin disebabkan berkorelasi secara bermakna dengan mortalitas
oleh perbedaan besar dan distribusi sampel. yang lebih tinggi16. Kelompok yang meninggal
Korelasi antara SKG dan leukosit dengan SLG menunjukkan kadar Il-10 serum yang lebih
yang ditemukan dalam penelitian ini sesuai tinggi saat masuk dan terus meningkat selama
dengan penelitian-penelitian sebelumnya. 24 jam berikutnya. Yang hidup memiliki
Median kadar Il-10 pada penelitian ini tingkat serum Il-10 yang lebih rendah saat
adalah 73,12pg/ml. Kadar ini berbeda dengan masuk yang kemudian menurun. Selain itu,
yang ditemukan pada penelitian di Swiss subjek yang meninggal memiliki kadar Il-10
tentang kadar Il-10 pada CSS dan serum pada CSS yang lebih tinggi saat masuk. Dalam
14
COT berat (Csuka dkk) . Dalam penelitian penelitian lain di Brazil oleh Soares dkk
tersebut, rerata kadar Il-10 serum lebih didapatkan bahwa peningkatan kadar Il-10
bervariasi yaitu sebesar 5,4-23pg/ml dengan serum pada 10 atau 30 jam setelah COT
cut off 5,14pg/ml. Namun demikian sebesar 6 dan 5 kali lebih beresiko meninggal
pengambilan sampel darah dalam penelitian di rumah sakit. Hal ini tidak tergantung pada
tersebut dilakukan sampai hari ke-22 SKG, usia, dan trauma sistemik. Selain itu,
sedangkan dalam penelitian ini semua sampel dalam analisis multivariat, satu penelitian
darah diambil <24 jam. Beberapa penelitian menemukan bahwa rasio Il-6/Il-10 yang lebih
lain memang menemukan bahwa kadar Il-10 tinggi dari dua minggu hingga tiga bulan
serum pada COT mencapai puncak waktu- secara signifikan terkait dengan skor SLG <4
waktu awal, yaitu dalam tiga jam pertama pada bulan keenam.5
setelah awitan dan pada hari kelima dan Mikroglia menghasilkan dua spektrum
keenam. Namun demikian, peningkatan Il-10 sel akibat adanya proses inflamasi/ cedera
dapat bertahan hingga enam bulan setelah jaringan yaitu sel polarisasi M1 dan M2.
cedera. Ekspresi Il-10 ditandai oleh pembentukan
Korelasi negatif antara kadar Il-10 fase mikroglia yang berdiferensiasi menjadi fenotip
akut dengan luaran (skor SLG) didapatkan alternatif (M2) sebagai sitokin antiinflamasi.
pada analisis bivariat dan multivariat. M1 adalah fenotip klasik yang memproduksi

30
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

sitokin proinflamasi. Sehingga dapat dilihat trauma sehingga meningkatkan ekspresi Il-10
bahwa dalam menentukan hasil luaran COT dan asam urat dalam serum. Mungkin perlu
perlu dipertimbangakan faktor proinflamasi diperiksa biomarker tambahan berupa
dan antiinflamasi.17 biomarker proinflamasi sebagai pembanding
Perubahan asam urat tidak memiliki dalam menilai luaran suatu COT.
korelasi yang bermakna dengan SLG. Sampai tulisan ini dibuat, belum
Penelitian di Iran yang meneliti tentang kadar ditemukan adanya penelitian yang meneliti
asam urat pada COT berat mendapatkan hasil hubungan asam urat dan Il-10 pada COT. Ada
yang berbeda. Terdapat kadar asam urat yang suatu penelitian yang mendapatkan korelasi
lebih rendah pada pasien yang meninggal negatif yang bermakna antara asam urat dan Il-
(Hatefi dkk).18 Penelitian pada populasi COT 10. Namun demikian, penelitian tersebut
di Bali, Indonesia mendapatkan hasil yang dilakukan pada pasien anemia sickle cell
serupa dengan penelitian ini. Pada penelitian (Barbosa dkk)20. Pada penelitian itu ditemukan
tersebut didapatkan bahwa peningkatan kadar adanya peningkatan kadar zat besi akibat
asam urat serum pada saat masuk rumah sakit anemia sickle cell, sehingga mempunyai
sejalan dengan derajat keparahan suatu COT. patomekanisme yang berbeda dengan COT.
Dapat disimpulkan bahwa peningkatan serum Adanya inflamasi/iskemi pada otak
asam urat awal dapat menjadi pertanda akibat trauma dapat memicu terjadinya
kerusakan sel otak akibat trauma (Sindughosa berbagai pelepasan sitokin proinflamasi dan
dkk)19. antiinflamasi. Sehingga dalam memprediksi
Adanya korelasi negatif antara SKG luaran suatu COT perlu juga untuk melihat
dengan kadar Il-10 serum masa akut dan ekspresi sitokin proinflamasi. Dari penelitian
korelasi positif antara leukosit dengan Il-10 ini didapatkan hubungan antar peningkatan Il-
masa akut mengkonfirmasi temuan pada 10 fase akut dengan peningkatan risiko
beberapa penelitian sebelumnya. Dalam hal ini memperoleh luaran buruk. Menurut penelitian
adanya peningkatan leukosit dan penurunan Garcia dkk, kadar Il-10 serum yang tinggi
nilai SKG diakibatkan adanya kerusakan sel cenderung mengarah pada luaran yang lebih
otak akibat trauma. buruk setelah COT sehingga kadar Il-10 serum
Pada analisis antar variabel juga dapat dijadikan sebagai nilai prognostik.21
ditemukan bahwa perubahan asam urat tetap Penelitian pendahuluan ini dilakukan
tidak memiliki korelasi antar variabel pada sampel yang kecil. Namun demikian, dari
bermakna. Namun demikian, ditemukan penelitian ini terlihat hubungan antara Il-10
korelasi positif yang bermakna antara kadar Il- fase akut dengan luaran jangka pendek pasien
10 masa akut dengan kadar asam urat awal. COT. Selain itu, terlihat bahwa kadar asam
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh adanya urat saat MRS berhubungan dengan kadar Il-10
proses inflamasi dan iskemik pada otak akibat fase akut. Oleh karena itu, perlu dibuat

31
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

penelitian lanjutan yang meneliti hubungan cedera kepala ringan di BLU RSUP Prof.
dr. RD Kandou Manado periode 2012-
kadar asam urat awal pada pasien COT dengan
2013. e-CliniC. 2014;2(2).
kadar Il-10 fase akut serta penelitian lanjutan
5. Schneider-Soares FM, Menezes De Souza
yang melihat luaran jangka panjang subjek N, Libório Schwarzbold M, Paim Diaz A,
dalam kohort ini. Costa Nunes J, Hohl A, dkk. Interleukin-
10 is an independent biomarker of severe
traumatic brain injury prognosis.
KESIMPULAN Neuroimmunomodulation.
2012;19(6):377–85.
Kadar serum Il-10 fase akut berhubungan
6. Hensler T, Sauerland S, Riess P, Hess S,
secara bermakna dengan SLG pada COT Helling HJ, Andermahr J, Bouillon B,
sedang berat. Tingginya kadar serum asam urat Neugebauer EA. The effect of additional
brain injury on systemic interleukin (Il)-10
awal berkorelasi dengan derajat keparahan dan and Il-13 levels in trauma patients.
meningkatnya kadar Il-10 fase akut. Penelitian Inflammation Research. 2000 Oct
1;49(10):524-8.
lanjutan masih diperlukan untuk melihat 7. Helmy A, Antoniades CA, Guilfoyle MR,
hubungan asam urat dan Il-10 fase akut pada Carpenter KL, Hutchinson PJ. Principal
component analysis of the cytokine and
luaran pasien jangka panjang. chemokine response to human traumatic
brain injury. PloS one. 2012 Jun
22;7(6):e39677.
PERNYATAAN 8. Maier B, Schwerdtfeger K, Mautes A,
Penelitian ini menerima dana dari Kementerian Holanda M, Müller M, Steudel WI, Marzi
I. Differential release of interleukines 6, 8,
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi and 10 in cerebrospinal fluid and plasma
Republik Indonesia tahun 2018 melalui skema after traumatic brain injury. Shock
(Augusta, Ga.). 2001 Jun;15(6):421-6.
hibah penelitian kompetitif nasional dari 9. Werhane ML, Evangelista ND, Clark AL,
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Sorg SF, Bangen KJ, Tran M, Schiehser
DM, Delano-Wood L. Pathological
Tinggi Republik Indonesia. vascular and inflammatory biomarkers of
acute-and chronic-phase traumatic brain
injury. Concussion. 2017 Mar
DAFTAR PUSTAKA 17;2(1):CNC30.
1. Pokdi Neurotrauma, 2006. Konsensus 10. Seet RC, Kasiman K, Gruber J, Tang SY,
Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Wong MC, Chang HM, Chan YH,
Trauma Spinal. Perdossi. Halliwell B, Chen CP. Is uric acid
2. The ATLS Subcommittee, American protective or deleterious in acute ischemic
College of Surgeons’ Committee on stroke? A prospective cohort study. J
Trauma, the International ATLS working Atherosclerosis. 2010 Mar 1;209(1):215-9.
group. Advanced trauma life support 11. Biswas RK, Kabir E, King R. Effect of sex
(ATLS®): the ninth edition. The journal of and age on traumatic brain injury: a
trauma and acute care surgery. geographical comparative study. Archives
2013;74(5):1363. of public health. 2017 Dec;75(1):43.
3. Maas R, Stocchetti N, Bullock R. 12. Perel P, Steyerberg EW, Mushkudiani N,
Moderate and severe traumatic brain injury et al. Predicting outcome after traumatic
in adults. Lancet Neurol. 2008 brain injury: development and
Aug;7(8):728–41. international validation of prognostic
4. Manarisip ME, Oley MC, Limpeleh H. scores based on admission
Gambaran CT scan kepala pada penderita characteristics. PLoS Med. 2008;5(8):e165

32
Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 25-33

13. Bazarian JJ, Blyth B, Mookerjee S, He H, immune response in the brain: Il-10 and its
McDermott MP. Sex differences in regulation. J Neuroinflammation. 2016
outcome after mild traumatic brain 24;13(1):297.
injury. J Neurotrauma. 2010;27(3):527– 18. Hatefi M, Dastjerdi MM, Ghiasi B,
539 Rahmani A. Association of serum uric acid
14. Csuka E, Morganti-Kossmann MC, level with the severity of brain injury and
Lenzlinger PM, Joller H, Trentz O, patient’s outcome in severe traumatic brain
Kossmann T. IL-10 Levels In injury. J Clin Diagn Res. 2016
Cerebrospinal Fluid And Serum Of Dec;10(12):OC20–4.
Patients With Severe Traumatic Brain 19. Sindhughosa DA, Purwata TE,
Injury: Relationship To IL-6, TNF-Alpha, Widyadharma IP, Niryana IW. Kadar asam
TGF-Beta1 And Blood-Brain Barrier urat (AU) serum pada penderita traumatic
Function. J Neuroimmunol. 1999 Nov brain injury (TBI): sebuah studi potong-
15;101(2):211–21 lintang analitik. E-Jurnal Medika Udayana,
15. Mellergård P, Åneman O, Sjögren F, [S.l.], Mar. 2016. Tersedia dari:
Säberg C, Hillman J. Differences in <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/artic
cerebral extracellular response of le/view/19616>. Diakses: 27 Juli 2019.
interleukin-1β, interleukin-6, and 20. Barbosa MC, Dos Santos TE, de Souza
interleukin-10 after subarachnoid GF, de Assis LC, Freitas MV, Gonçalves
hemorrhage or severe head trauma in RP. Impact of iron overload on interleukin-
Humans. Neurosurgery. 2011 10 levels, biochemical parameters and
Jan;68(1):12–9; Discussion 19. oxidative stress in patients with sickle cell
16. Kirchhoff C, Buhmann S, Bogner V, anemia. Rev Bras Hematol Hemoter.
Stegmaier J, Leidel BA, Braunstein V, 2013;35(1):29–34.
dkk. Cerebrospinal Il-10 concentration is 21. Garcia JM, Stillings SA, Leclerc JL,
elevated in non-survivors as compared to Phillips H, Edwards NJ, Robicsek SA, Hoh
survivors after severe traumatic brain BL, Blackburn S, Doré S. Role of
injury. Eur J Med Res. 2008 Oct interleukin-10 in acute brain injuries.
27;13(10):464–8. Frontiers in neurology. 2017 Jun 12;8:244
17. Lobo-Silva D, Carriche GM, Castro AG,
Roque S, Saraiva M. Balancing the

33

Anda mungkin juga menyukai