Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUH ZULFADILLAH ALVAREZEL

PRODI : HUBUNGAN INTERNASIONAL / SEMESTER 4

MAKUL : PERSPEKTIF POST-POSITIVISME DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

PENGAMPU : Usth. DINI SEPTIYANA RAHAYU, S. IP., M. Hub. Int.

Asumsi Dasar Mazhab Inggris

Terdapat tiga asumsi utama dari Mazhab Inggris. Yang pertama adalah mengenai hakikat
aktor internasional. Sama seperti teori-teori sebelumnya (Realisme dan Liberalisme), aktor utama
menurut pandangan Mazhab Inggris adalah negara. Namun, dalam hal ini Mazhab Inggris
mengenal apa yang disebut dengan masyarakat internasional. Maksudnya adalah konsep ini
bukan hanya mencakup negara-negara saja namun juga mencakup aktor-aktor non-negara juga.
Mazhab Inggris sependapat dengan Realis bahwa tatanan global juga bersifat anarki, namun pada
Mazhab Inggris negara-negara tetap terikat oleh norma-norma internasional yang menjadi
kontrak sosial negara-negara tersebut.

Yang kedua adalah konsep kepentingan nasional. Dalam hal ini Mazhab Inggris
berpendapat bahwa negara-negara diberi hak sepenuhnya untuk mencapai kepentingan
nasionalnya, namun dengan catatan tidak mengganggu tatanan global. Mazhab Inggris juga
percaya akan pentingnya keamanan dan kedaulatan. Di lain sisi, Mazhab Inggris juga percaya
akan ketertiban tatanan internasional yang dapat terjadi dengan syarat terjaminnya keamanan
negara, kedaulatan, dan penghormatan terhadap perjanjian internasional. Penghormatan ini
disebut Hugo Grotius sebagai sifat penghormatan terhadap natural law. Jadi, Mazhab Inggris
memandang tujuan negara adalah kombinasi antara Egoisme dan Altruisme.

Ketiga adalah pandangan Mazhab Inggris terhadap struktur internasional, yaitu yang
bersifat elektis atau campuran antara Realisme dan Idealisme. Mazhab Inggris memandang
hubungan internasional sebagai kombinasi antara anarki internasional dan kepatuhan pada norma
internasional. Mazhab Inggris memandang bahwa hubungan internasional tidak terus menerus
berfokus pada dimensi material (ekonomi, geografi, militer) tetapi juga dimensi nonmaterial
(norma, identitas, dll).
Kritik English School

Martin Wight (1913-1972) adalah salah satu pencetus Mazhab Inggris yang menggugat
teori-teori HI sebelumnya yang tidak benar-benar HI. Dalam tulisannya yang berjudul “Why is
there no international theory?” Wight menggugat katiadaan teori HI. Menurutnya, teori-teori HI
sebelumnya hanya mengadopsi dan membahas mengenai teori-teori politik. Dengan kata lain,
teori HI tidak mempunyai ciri khas tersendiri. Kemudian Wight mengemukakan bahwa
seharusnya teori HI berbicara tentang masyarakat internasional atau komunitas bangsa-bangsa.

Persamaan dan Perbedaan Asumsi English School dengan Realisme dan Liberalisme

Pertama, pada hakikat aktor internasional Mazhab sama seperti Realisme yang
memandang bahwa aktor utama HI adalah negara. Walaupun pada Mazhab Inggris itu sendiri
tidak mengindahkan aktor-aktor non negara pada konsep masyarakat internasional nya.

Kedua adalah mengenai kepentingan nasional. Berbeda dengan Liberalisme yang


memandang bahwa aktor terpenting adalah individu atau kelompok yang dapat menentukan
kebijakan negara, Mazhab Inggris memiliki asumsi yang mengkombinasikan Realisme dan
Liberalisme. Yang dimana Mazhab Inggris percaya akan pentingnya keamanan dan kedaulatan,
namun Mazhab Inggris juga percaya akan ketertiban tatanan internasional yang dapat terjadi
dengan syarat terjaminnya keamanan negara, kedaulatan, dan penghormatan terhadap perjanjian
internasional.

Ketiga tentang struktur internasional. Sama seperti asumsi kedua. Mazhab Inggris
menggabungkan dua asumsi dari Realisme dan Liberalisme yang dimana adalah kombinasi dari
sifat anarki dan kepatuhan pada norma internasional. Berbeda dengan Realisme yang percaya
sebatas pada sistem internasional yang anarki (ketiadaan entitas yang dapat memaksakan
kehendaknya pada negara). Berbeda juga dengan Liberalisme yang memandang bahwa sistem
internasional cenderung kolaboratif alih-alih konfliktual.

Anda mungkin juga menyukai