Anda di halaman 1dari 9

Volume 1 No.

1 2019

Pengaruh Konflik terhadap Kinerja Karyawan


Bagian Produksi pada
PT. YKT Gear Indonesia
Agung Surya Dwianto1, Pupung Purnamasari2, Yodi Pirmansyah3
STIE Pertiwi
Jalan Ir. H. Juanda Bekasi
dwiantoagungsurya@gmail.com1
pupungpurnamasari@gmail.com2
yodipirmansyah@gmail.com3

Abstrak- Konflik adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi atau
perusahaan) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau persepsi. Konflik dapat terjadi dimanapun termasuk dalam sebuah perusahaan,
konflik terjadi karena masing-masing pihak atau salah satu pihak merasa dirugikan. Konflik dapat berakibat negatif tetapi dapat pula
berakibat positif. Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yaitu di PT YKT Gear Indonesia, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui sejauhmana konflik dapat berpengaruh terhadap karyawan PT YKT Gear Indonesia, apakah pengaruh konflik
dapat menurunkan kinerja karyawan PT YKT Gear Indonesia atau dapat menaikkan kinerja karyawan PT YKT Gear Indonesia.
Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, konflik memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 0,344. Artinya kenaikan satu poin pada Konflik, maka akan mengakibatkan naiknya Kinerja
Karyawan pada PT YKT Gear Indonesia sebesar 0,344 dan sebaliknya, jika terjadi penurunan satu poin pada Konflik, maka akan
diikuti pula oleh penurunan Kinerja Karyawan sebesar 0,344 pada PT YKT Gear Indonesia. Sedangkan berdasarkan hasil analisis
korelasi sederhana pengaruh konflik terhadap kinerja adalah positif sedang karena nilai r yang dihasilkan sebesar 0,434. Berdasarkan
koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa konflik memiliki kontribusi sebesar 18,81% terhadap kinerja karyawan PT YKT Gear
Indonesia, sisanya sebesar 81,91% dipengaruhi oleh factor lain.

Kata Kunci- Konflik, Kinerja Karyawan.

I. PENDAHULUAN diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai


Suatu organisasi atau Instansi didirikan kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan
dengan berbagai macam tujuan yang telah ditetapkan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Tujuan Instansi dapat tercapai apabila manajemen Instansi atau perusahaan merupakan
dapat mengelola, menggerakan dan menggunakan organisasi yang terdiri dari sekumpulan orang yang
sumber daya yang dimiliki termasuk sumber daya bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
manusianya, secara efektif dan efisien. Walaupun ditentukan. Orang-orang yang ada dalam organisasi,
didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber baik sebagai pegawai atau pegawai, memegang
daya yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber peranan menentukan, karena berkembang tidaknya
daya manusia yang handal, kegiatan perusahaan tidak suatu organisasi tergantung pada sumber daya
akan terselesaikan dengan baik. manusia, sebagai penentu dan penggerak jalannya
Menurut Mathis dan Jackson (2009 :76) : organisasi. Ketika orang-orang dalam suatu organisasi
Manajemen sumber daya manusian dapat berkolaborasi dalam kerja, maka bisa saja muncul
didefinisikan sebagai suatu proses konflik atau perselisihan.
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan Hasibuan (2008:199) menjabarkan
staf, penggerakan, dan pengawasan, terhadap Konflik sebagai berikut :
pengadaan, pengembangan, pemberian “Konflik adalah persaingan yang kurang sehat
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam
dan pemisahan tenaga kerja untuk mencapai memperoleh kemenangan”.
tujuan organisasi. Pandangan lama menganggap konflik dalam
Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya organisasi sebagai suatu hal yang negatif, menjurus
manusia salah satu kunci pokok yang harus pada perpecahan instansi, karena itu harus dihilangkan

29
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

sebab menghambat kinerja optimal. Perselisihan daya manusia utamanya menyangkut Konflik dan
dianggap sebagai indikasi adanya sesuatu yang salah Kinerja Karyawan.
pada organisasi, dan itu berarti aturan-aturan Namun terdapat fenomena masalah yang
organisasi tidak dijalankan. Pada saat ini, sejumlah ahli terjadi mengenai Konflik yaitu karyawan di PT. YKT
manajemen beranggapan bahwa konflik di dalam Gear Indonesia kurang bertanggung jawab dalam
organisasi tidak dapat dihindari, dan keberadaannya menyelesaikan pekerjaanya dalam menjalankan
dapat memperjelas masalah, mengetahui kekurangan standar prosedur untuk memenuhi kualitas dan
organisasi, solusi terhadap kelemahan, dapat kuantitas yang diharapkan. sehingga menimbulkan
mengarahkan pada tujuan organisasi. konflik antara atasan dengan bawahan. Selain itu
Pengaruh antara Konflik terhadap adanya ketidaksepahaman antara sesama karyawan
Kinerja Karyawan tercermin dalam dimana beberapa karyawan seringkali kurang
pernyataan Mangkuprawira (2009:201) harmonis dan sering terjadi perselisihan.
yaitu : Akibat adanya masalah Konflik yang kurang
Konflik harus dicegah dan diselesaikan sedini tepat maka terjadilah masalah dimana karyawan
mungkin, supaya tetap terwujud kerjasama menjadi kurang maksimal dalam bekerja dan adanya
yang baik, terhindar dari ketegangan dan Gap (selisih) antara Sistem dan Aktual Barang karena
perpecahan di antara sesama karyawan. adanya konflik antar karyawan dan konflik dengan
Persaingan sehat harus selalu diciptakan dan atasan. Konflik yang terjadi di perusahaan ini dapat
dibina agar dinamika organisasi, kreativitas, membuat performa perusahaan tentunya menurun dan
intropeksi diri, pengembangan diri, moral kerja, kinerja setiap individu karyawan di perusahaan
dan produktivitas kerja karyawan meningkat tersebut kurang maksimal.
sehingga tujuan perusahaan, karyawan, dan II. KAJIAN PUSTAKA
masyrakat tercapai. Suatu konflik dapat terjadi karena masing-
Konflik dalam sebuah organisasi akan masing pihak atau salah satu pihak merasa dirugikan.
berdampak pada performa organisasi. Jika terjadi Kerugian ini bukan hanya bersifat material tetapi dapat
konflik, pada level yang rendah, maka prestasi kerja juga bersifat non material. Untuk mencegah konflik,
dari suatu unit kerja akan rendah. Sebaliknya, jika maka pertama-tama kita harus mempelajari sebab-
terjadi konflik konstruktif, maka kinerja unit kerja sebab yang dapat menimbulkan konflik tersebut.
mulai meningkat. Jika konflik terus terjadi, maka ia Hal-hal yang menyebabkan konflik menurut
akan berubah menjadi disfungsional dan seterusnya Pace (2013:19) antara lain adanya tujuan yang ingin
menjadi konflik yang destruktif. Tenaga, energi, waktu dicapai, ego manusia, kebutuhan, perbedaan
dan kekuasaan, akan terserap oleh konflik yang terjadi. peendapat, salah paham, perasaan dirugikan dan
Kinerja unit kerja akan semakin menurun. Organisasi perasaan sensitif.
menjadi sakit dan tidak produktif lagi. Pada bagian awal telah dibahas sedikit bahwa
Rivai dan Sagala (2011:548) konflik tidak mesti menyebabkan akibat negatif.
berpendapat Kinerja Karyawan sebagai Dengan kata lain akibat yang ditimbulkan oleh konflik
berikut : pada dasarnya ada dua hal pokok yaitu: negatif atau
“Kinerja merupakan perilaku nyata yang merugikan dan positif atau menguntungkan.
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja Akibat negatif atau merugikan dari adanya
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan konflik dalam suatu organisasi sebagaimana
perannya dalam perusahaan”. disampaikan oleh Mangkunegara (2008:200) yaitu:
Penelitian dilakukan di PT. YKT Gear. PT. 1. Kerjasama kurang serasi dan harmonis di antara
YKT Gear Indonesia adalah perusahaan yang bergerak para karyawan.
dibidang Manufaktur Yang memproduksi Gear Dan 2. Memotivasi sikap-sikap emosional karyawan.
Camshaft PT. YKT Gear Indonesia beralamat di 3. Menimbulkan sikap apriori karyawan.
Kawasan Industri Mitra Karawang Jl. Mitra Raya III 4. Meningkatkan absen dan turnover karyawan.
Blok 1-2 No. 7, Desa Parungmulya Kec. Ciampel Kab.
5. Kerusakan produksi dan kecelakaan semakin
Karawang Jawa Barat. PT. YKT Gear Indonesia
meningkat.
tentunya sangat concern terhadap manajamen sumber

30
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

Adapun akibat-akibat positif /menguntungkan Metode ini ada dua. Pertama, mengganti tujuan
dari adanya konflik adalah sebagai berikut: yang menimbulkan persaingan dengan tujuan
1. Menimbulkan kemampuan mengoreksi diri yang lebih bisa diterima kedua kelompok. Metode
sendiri kedua, mempersatukan kedua kelompok yang
2. Meningkatkan prestasi bertentangan untuk menghadapi “ancaman” atau
3. Pendekatan yang lebih baik “musuh” yang sama.
4. Mengembangkan alternatif yang lebih baik 3. Metode penyelesaian konflikAda tiga metode
Jenis-Jenis Konflik penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu
Konflik merupakan suasana batin yang berisi dominasi atau penekanan, kompromi, dan
kegeliasahan dan pertentangan antara dua motif atau pemecahan masalah integratif.
lebih mendorong seseorang untuk melakukan dua atau a. Dominasi atau penekanan.
lebih kegiatan yang saling bertentangan. Bila tidak Dominasi dan penekanan dapat dilakukan
dikendalikan secara baik akan menimbulkan dampak dengan beberapa cara, yaitu :
negatif yang pada akhirnya dapat menimbulkan 1) Kekerasan (forcing) yang bersifat
perpecahan diantara individu yang ada dalam penekanan otokratik
perusahaan. 2) Penenangan (smoothing) merupakan cara
Terdapat lima jenis konflik dalam kehidupan yang lebih diplomatis
organisasi sebagaimana disampaikan oleh Rivai 3) Penghindaran (avoidance) di mana
(2011:49): manajer menghindar untuk mengambil
1. Konflik dalam diri individu posisi yang tegas
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang 4) Aturan mayoritas (majority rule) mencoba
sama untuk menyelesaikan konflik antar
3. Konflik antar individu dan kelompok kelompok dengan melakukan pemungutan
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang suara (voting) melalui prosedur yang adil.
sama b. Kompromi.
5. Konflik antar organisasi Manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui
Cara Mengelola Konflik jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang
Rivai (2011:106) mengemukakan terdapat 3 bertikai. Bentuk-bentuk kompromi meliputi:
cara mengelola konflik, yaitu: 1) Pemisahan (separation), dimana pihak-pihak
1. Metode stimulasi konflik yang sedang bertikai dipisahkan sampai
Metode ini digunakan untuk menimbulkan mereka mencapai persetujuan.
rangsangan anggota, karena anggota pasif yang 2) Perwasitan (arbitrasi), dimana pihak ketiga
disebabkan oleh situasi di mana konflik terlalu (biasanya manajer) diminta memberikan
rendah. Metode ini digunakan untuk merangsang pendapat
konflik yang produktif. Dan metode stimulasi 3) Kembali ke peraturan-peraturan yang berlaku,
konflik ini meliputi: di mana kemacetan dikembalikan pada
a. Pemasukan atau penempatan orang luar ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan
kedalam kelompok menyetujui bahwa peraturan-peraturan yang
b. Penyusunan kembali organisasi memutuskan penyelesaian konflik
c. Penawaran bonus, pembayaran insentif, dan 4) Penyuapan (bribing). Salah satu pihak
penghargaan untuk mendorong persaingan menerima kompensasi dalam pertukaran untuk
d. Pemilihan manjer-manajer yang tepat tercapainya penyelesaian konflik.
e. Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan. c. Pemecahan masalah integratif (secara
2. Metode pengurangan konflik menyeluruh).
Metode ini mengurangi antagonism (permusuhan) Konflik antar kelompok diubah menjadi situasi
yang ditimbulkan oleh konflik. Metode ini pemecahan masalah bersama melaui teknik-teknik
mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan pemecahan masalah. Di samping penekanan
suasana” tetapi tidak mengenai masalah-masalah konflik atau pencarian kompromi, kedua belah
yang semula menimbulkan konflik. pihak secara terbuka mencoba menemukan
penyelesaian yang dapat diterima semua pihak.

31
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

Berikut ada tiga macam metode penyelesaian Sedangkan menurut Mangkuprawira


integratif, yaitu: (2009:220) menjelaskan bahwa:
1) Konsensus. Kedua belah pihak bertemu bersama- “Performance atau Kinerja adalah hasil kerja
sama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah yang dapat dicapai oleh seseorang atau
mereka dan bukan mencari kemenangan satu kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
pihak. dengan wewenang dan tanggungjawabnya
2) Konfrontasi. Kedua belah pihak menyatakan masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan
pendapatnya secara langsung satu sama lain, dan organisasi”.
dengan kepemimpinan yang terampil serta Berdasarkan beberapa pendapat beberapa ahli
kesediaan untuk menerima penyelesaian, suatu di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
penyelesaian konflik yang rasional sering dapat karyawan adalah perilaku nyata yang ditampilkan
ditemukan. setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
3) Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan
Dapat juga menjadi metode menyelesaikan dengan didasari pada kemampuan teknis, kemampuan
konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama. konseptual, dan kemampuan hubungan interpersonal
Kinerja Karyawan yang dimilikinya dalam membantu tercapainya tujuan
Konflik dalam sebuah organisasi akan perusahaan.
berdampak pada performa organisasi. Jika terjadi Salah satu unsur manajemen adalah
konflik, pada level yang rendah, maka prestasi kerja pengembangan. Hal ini akan maksimal jika ada
dari suatu unit kerja akan rendah. Sebaliknya, jika informasi awal dari kinerja karyawan yang akan
terjadi konflik konstruktif, maka kinerja unit kerja dikembangkan. Penilaian pretasi kerja sangat penting
mulai meningkat. Jika konflik terus terjadi, maka ia untuk dilakukan oleh seorang atasan, karena hasil
akan berubah menjadi disfungsional dan seterusnya penilaian tersebut akan digunakan untuk memperbaiki
menjadi konflik yang destruktif. Tenaga, energi, waktu keputusan-keputusan yang akan atau telah diambil
dan kekuasaan, akan terserap oleh konflik yang terjadi. oleh personalia dan memberikan umpan balik kepada
Kinerja unit kerja akan semakin menurun. Organisasi karyawan tentang kinerjanya.
menjadi sakit dan tidak produktif. Menurut Hasibuan (2008:135) terdapat
Kinerja karyawan sangatlah penting untuk manfaat yang dapat dipetik dari penilaian prestasi
diperhatikan demi pencapaian tujuan sebuah kerja, yaitu sebagai berikut:
perusahaan dan untuk pencapaian tujuan tersebut 1. Perbaikan prestasi kerja
secara optimal perusahaan dapat meningkatkan kinerja 2. Penyesuaian kompensasi
karyawannya. Salah satu cara untuk meningkatkan 3. Keputusan penempatan
kinerja karyawan adalah dengan melakukan penilaian 4. Kebutuhan latihan dan pengembangan
kinerja karyawan. 5. Perencanaan dan pengembangan karier
Di bawah ini merupakan definisi kinerja 6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing
karyawan yang disampaikan oleh beberapa ahli: 7. Ketidakakuratan informasioanal
Rivai dan Sagala (2011:548) 8. Kesalahan desain pekerjaan
berpendapat bahwa: 9. Kesempatan kerja yang adil
“Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan 10. Tantangan eksternal
setiap orang sebagai prestasi kerja yang Pengaruh Konflik terhadap Kinerja Karyawan
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan Pandangan lama menganggap konflik dalam
perannya dalam perusahaan dengan tanggung organisasi sebagai suatu hal yang negatif, menjurus
jawab yang diberikan kepadanya”. pada perpecahan instansi, karena itu harus dihilangkan
Sedangkan Mangkunegara (2013:67) sebab menghambat kinerja optimal. Perselisihan
mendefinisikan kinerja karyawan sebagai berikut: dianggap sebagai indikasi adanya sesuatu yang salah
“Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja pada organisasi, dan itu berarti aturan-aturan
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh organisasi tidak dijalankan. Pada saat ini, sejumlah ahli
seseorang pegawai dalam melaksanakan manajemen beranggapan bahwa konflik di dalam
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang organisasi tidak dapat dihindari, dan keberadaannya
diberikan kepadanya”. dapat memperjelas masalah, mengetahui kekurangan

32
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

organisasi, solusi terhadap kelemahan, dapat a. Uji Heterokedastisitas


mengarahkan pada tujuan organisasi. Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji
Pengaruh antara Konflik terhadap mengenai sama atau tidak varians dari residual
Kinerja Karyawan tercermin dalam dari observasi yang satu dengan observasi
pernyataan Hasibuan (2013:201) yaitu: lainnya. Jika residual mempunyai varians yang
Konflik harus dicegah dan diselesaikan sedini sama, disebut homoskedastisitas. Dan jika
mungkin, supaya tetap terwujud kerjasama yang variansya tidak sama disebut Heteroskedastisitas.
baik, terhindar dari ketegangan dan perpecahan b. Uji Normalitas Data
di antara sesama karyawan. Persaingan sehat Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui
harus selalu diciptakan dan dibina agar apakah dalam model regresi, variable terikat dan
dinamika organisasi, kreativitas, intropeksi diri, variable bebas memiliki distribusi normal atau
pengembangan diri, moral kerja, dan mendekati normal. Pembuktian apakah data
produktivitas kerja karyawan meningkat tersebut memiliki distribusi normal atau tidak
sehingga tujuan perusahaan, karyawan, dan dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya
masyrakat tercapai. (Riduwan, 2011:160) cara yang dapat digunakan
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dalam Uji Normalitas yaitu: Analisis Grafik dan
ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara Kurva Probability Plot (P-Plot).
Konflik terhadap Kinerja Karyawan. Oleh sebab itu, Metode Analisis Kuantitatif
maka hal inilah yang mendasari penulis untuk Pada penelitian ini menggunakan teknis
membuat kerangka pemikiran dalam penelitian ini. analisis data secara kuantitatif yakni teknik analisis
Metodologi Penelitian berupa angka-angka yang dilakukan peritungan untuk
Desain penelitian merupakan sebuah menganalisa kondisi dan perilaku data sehingga melalu
rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. hasil perhitungan tersebut akan diketahui pengaruh,
Rancangan tersebut digunakan untuk mendapatkan gambaran, dan penarikan kesimpulan dari data tersebut
jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang (Supranto, 2009: 144).
dirumuskan. Penelitian ini termasuk ke dalam dua jenis Adapun data-data tersebut diperoleh dari hasil
penelitian yaitu: Penelitian Deskriptif dan Asosiatif jawaban kuesioner yang kemudian akan diuji dengan
Menurut Sugiyono (2011:13), “Penelitian Analisis Regresi Sederhana, analisis Korelasi
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk Sederhana (Product Moment) yang kemudian
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel dilanjutkan dengan Analisis Koefesien Determinasi
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, serta Uji Keberartian Koefesien Korelasi (Uji t).
atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Berikut ini adalah penjabaran mengenai langkah-
Sedangkan Penelitian asosiatif merupakan langkah dalam analisis kuantitatif yang peneliti
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh lakukan dalam penelitian ini adalah:
ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih”. a. Analisis Regresi Sederhana
Uji Asumsi Klasik Menurut Sujarweni (2015:111) menyatakan
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih bahwa, “Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh
dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik. Tujuan antar variabel yang satu dengan variabel lain”.
pengujian asumsi klasik ini untuk memberikan Sehingga melalui metode ini penulis
kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memperoleh persamaan yang dapat digunakan
memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan memprediksi Kinerja Karyawan melalui variabel
konsisten, apakah data bersifat autokorelasi, Konflik di PT. YKT Gear Indonesia.
multikolinearitas, atau heteroskedastisitas. Persamaan yang diperoleh dengan metode ini
Didalam penelitian ini, penulis hanya adalah Y = a + bX, dimana nilai a dan b diperoleh
menggunakan uji normalitas dan uji dengan menggunakan rumus:
heteroskedastisitas karena uji autokorelasi hanya n. ∑ XY − ∑ X ∑ Y
digunakan pada penelitian times series, dan uji b=
n. ∑ X 2 − (∑ X)2
multikolinearitas hanya digunakan pada penelitian ∑ Y ∑ X 2 − ∑ X ∑ XY
dengan variabel independen lebih banyak. Berikut a=
n. ∑ X 2 − (∑ X)2
penjelasanya:

33
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

Keterangan : atau diakibatkan oleh hubungan linear dengan variabel


n = jumlah sampel independent, selain itu sisanya diterangkan oleh
a = konstanta variabel lain.
b = koefesien Rumus Analisis Koefesien Determinasi adalah:
Y = Dependent Variable (variabel terikat) Kd = (𝑟)2 𝑥 100%
X = Independent Variable (variabel bebas) Keterangan:
b. Analisis Koefesien Korelasi KD = nilai koefesien determinasi
Rumus yang digunakan dalam Analisis r = nilai koefesien korelasi
koefesien korelasi ini adalah sebagai berikut: Dengan analisis koefesien determinasi ini
peneliti dapat mengetahui besarnya persentase
𝑛. ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 kontribusi pengaruh Konflik terhadap Kinerja
𝑟= Karyawan di PT. YKT Gear Indonesia.
√[(𝑛. ∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2 ] . [(𝑛. ∑ 𝑦 2 ) − (∑ 𝑦)2 ]
Keterangan:
Pembahasan
n = jumlah sampel
Uji Heterokedastisitas
r = nilai koefesien korelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
Menurut Sugiyono (2011:212), “Analisis
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
koefisen korelasi pearson digunakan untuk mengukur
dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan
kuat atau lemahnya dan hubungan linier yang searah
yang lain. Jika varians dari residual dari satu
atau berlawanan antara variabel bebas (X) dan variabel
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
terikat (Y)”.
disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda,
Hubungan linier yang searah dapat dilihat dari
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik
hasil perhitungan nilai r yang positif dan hubungan
adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
linier yang berlawanan dapat dilihat dari hasil
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
perhitungan nilai r yang negative, maka dengan
digunakan metode grafik Scatterplot yang dihasilkan
metode ini peneliti mempunyai tujuan untuk
dari output program SPSS versi 24, apabila pada
meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat
gambar menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
hubungan antara Konflik dan Kinerja Karyawan di PT.
secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah
YKT Gear Indonesia.
angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini dapat disimpulkan
c. Analisis Koefesien Determinasi tidak terjadi adanya heterokedastisitas pada model
Koefesien determinasi dilambangkan dengan regresi (Husein Umar,2012).
r2. Nilai ini menyatakan proporsi variasi keseluruhan
dalam nilai variabel dependent yang dapat diterangkan

34
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

Gambar 4.2
Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Dari grafik tersebut terlihat titik-titik yang Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan populasi tidak
menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola berdistribusi normal. Teknik pengujian normalitas data
tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dengan metode SPSS 23 dengan criteria pengujian:
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini berarti Tolak Ho jika P Value (Sig) > taraf signifikan 0,05
tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik Normalitas data dalam penelitian dilihat
heterokedastisitas pada model regresi yang dibuat, dengan cara memperhatikan titik-titik pada Normal P-
dengan kata lain menerima hipotesis Plot Regression Standardized Residual dari variable
homoskedastisitas. terikat. Persyaratan dari uji normalitas adalah jika data
Uji normalitas data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
Uji normalitas bertujuan untuk menguji garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
apakah dalam model regresi, variable bebas dan normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
variable terikat, keduanya terdistribusikan secara dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model
normal ataukah tidak. Hipotesis Objek (Ho) regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
merupakan populasi berdistribusi normal dan

Hasil Pengujian Normalitas

Dari gambar tersebut didapatkan hasil bahwa (2781510)– (2758521)


b=
semua data berdistribusi secara normal, sebaran data (2892630) − (2825761)
berada disekitar garis diagonal. 22989
Analisis Regresi Sederhana b=
66869
Berdasarkan tabel penolong di atas maka b = 0,344
penulis dapat melakukan analisis regresi sederhana *) Mencari nilai a :
sebagai berikut: ∑ Y − b. ∑ X
*) Mencari nilai b : a=
n
n ∑ XY − ∑ X ∑ Y (1641) − (0,344 x 1681)
b= a=
n ∑ X 2 − (∑ X)2 30
(1641) − (577,914)
( 30 x 92717)– (1681 x 1641) a=
b= 30
(30 x 96421) − (1681)2

35
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

1063,086 yaitu Y’ = 35,436 + 0,344 X. Nilai a sebesar 35,436


a=
30 memiliki makna bahwa, jika tidak terdapat Konflik
a = 35,436 pada PT. YKT Gear Indonesia, maka akan tetap
terdapat Kinerja Karyawan sebesar 35,436 pada PT.
Berdasarkan perhitungan di atas maka YKT Gear Indonesia tersebut. Nilai b sebesar 0,344
diperoleh persamaan regresi yang dapat digunakan memiliki makna bahwa, Konflik memiliki pengaruh
untuk memprediksi variabel Kinerja Karyawan melalui yang positif terhadap Kinerja Karyawan. Artinya
variabel Konflik yaitu Y’ = 35,436 + 0,344 X. kenaikan satu poin pada Konflik, maka akan
Nilai a sebesar 35,436 memiliki makna bahwa, mengakibatkan naiknya Kinerja Karyawan pada PT.
jika tidak terdapat Konflik pada PT. YKT Gear YKT Gear Indonesia sebesar 0,344 Sebaliknya, jika
Indonesia, maka akan tetap terdapat Kinerja Karyawan terjadi penurunan satu poin pada Konflik, maka akan
sebesar 35,436 pada PT. YKT Gear Indonesia tersebut. diikuti pula oleh penurunan Kinerja Karyawan sebesar
Nilai b sebesar 0,344 memiliki makna bahwa, 0,344 pada PT. YKT Gear Indonesia.
Konflik memiliki pengaruh yang positif terhadap Konflik hanya memiliki kontribusi pengaruh
Kinerja Karyawan. Artinya kenaikan satu poin pada sebesar 18,81 % terhadap Kinerja Karyawan PT. YKT
Konflik, maka akan mengakibatkan naiknya Kinerja Gear Indonesia. Sedangkan sisanya yang sebesar 81,19
Karyawan pada PT. YKT Gear Indonesia sebesar % dipengaruhi oleh faktor lainnya.
0,344 Sebaliknya, jika terjadi penurunan satu poin Saran
pada Konflik, maka akan diikuti pula oleh penurunan Berdasarkan hasil penelititan, maka dapat
Kinerja Karyawan sebesar 0,344 pada PT. YKT Gear disimpulkan sebagai berikut:
Indonesia. Manajemen perusahaan perlu terus mensosialisasi
Analisis Koefesien Determinasi kepada para karyawan supaya memahami tujuan
Berdasarkan nilai r pada perhitungan analisis mereka yaitu memajukan perusahaan sehingga
korelasi sederhana, maka penulis dapat melakukan persaingan yang terjadi sebaiknya persaingan yang
analisis koefesien determinasi sebagai berikut: sehat dan positif, bukan saling menjatuhkan yang pada
Kd = r 2 . 100 % akhirnya mengakibatkan konflik. Hal ini perlu
Kd = (0,434)2 . 100 % dilakukan mengingat ada temuan masalah dimana
Kd = 0,1881 . 100 % beberapa karyawan ingin lebih unggul daripada
Kd = 18,81 % karyawan lainnya namun mengarah pada persaingan
Sisanya = 81,19 % negatif sehingga menimbulkan konflik di perusahaan
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat tersebut.
disimpulkan bahwa Konflik memiliki kontribusi Managemen perlu saling mengingatkan
pengaruh sebesar 18,81 % terhadap Kinerja Karyawan kepada karyawan agar tidak menganggap remeh suatu
PT. YKT Gear Indonesia. Sedangkan sisanya yang masalah orang lain, sebaiknya karyawan selalu
sebesar 81,19 % dipengaruhi oleh faktor lainnya. menghargai pekerjaan orang lain, menjaga
Simpulan komunikasi, dan saling memahami sebuah permasalah.
Berdasarkan analisis data di atas maka dapat Dengan demikian akan terbentuk hubungan yang baik
diperoleh bebearapa kesimpulan, antara lain: Konflik antar sesama karyawan dalam menyelesaikan suatu
yang terdapat pada PT. YKT Gear Indonesia yaitu permasalahan secara keseluruhan.
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
dari total skor sebesar 56,03 yang terletak pada interval DAFTAR PUSTAKA
kelas 52,6 – 58,8 yaitu cukup baik. Kinerja Karyawan [1] Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Sumber
yang terdapat pada PT. YKT Gear Indonesia yaitu Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata [2] Mangkuprawira, Sjafri. 2009. Bisnis, manajemen,
dari total skor sebesar 54,70 terletak pada interval kelas dan Sumber daya Manusia. Jakarta: PT.
52,2 – 57,2 yaitu cukup baik. Gramedia.
Berdasarkan analisis pengaruh Konflik (X) [3] Mangkunegara, A.P. 2008. Manajemen Sumber
terhadap Kinerja Karyawan (Y). Diperoleh persamaan Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya.
regresi yang dapat digunakan untuk memprediksi
variabel Kinerja Karyawan melalui variabel Konflik

36
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
Volume 1 No.1 2019

[4] Mathis Robert L, John H. Jackson. 2009.


Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
[5] Pace, R. Wayne & Faules, Don F. 2013. Konflik.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[6] Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun
Proposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta.
[7] Rivai, Veithzal dan Sagala, Ela Jauvani. 2011.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.
[8] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
[9] Sujarweni. V. Wiratna. 2015. Statistik Untuk
Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
[10] --------------------------. 2015. Metodologi
Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
[11] Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

37
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal

Anda mungkin juga menyukai