Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK

Volume 8 Nomor 2, Maret 2023


www.jim.usk.ac.id/FISIP

Peran Pemerintah Kampung Dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi Terhadap


Peningkatan Status Indeks Desa Membangun di Kampung Tingkem Bersatu
Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah)

Mira Sawitri 1Dr. Effendi Hasan, M.A 2


(mirasawitri4@gmail.com, effendi@unsyiah.ac.id)
Program Studi Ilmu Politik, FISIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/ Kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,
dan pemberdayaan masyarakat. Dana Desa dianggarkan setiap tahun sebagai salah satu
sumber pendapatan desa. Dengan adanya Dana Desa, diharapkan agar desa dapat
mengelola potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat serta kemandirian desa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan status
Indek Desa Membangun (IDM). Karena itu diperlukan inovasi, kreasi dan kerjasama dari
berbagai pihak. Baik itu dari aparat desa sendiri, maupun dukungan serta peran aktif dari
masyarakat desa. Pada tahun 2021 kecamatan Bukit menjadi kecamatan dengan total desa
mandiri terbanyak di kabupaten Bener Meriah, diantaranya: Blang Sentang, Serule Kayu,
dan Tingkem Bersatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah
kampung Tingkem Bersatu dalam pengelolaan Dana Desa serta dampak atas peningkatan
status Indeks Desa Membangun tehadap desa tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teori Penta helix, yaitu teori yang didasarkan pada lima jenis pemangku
kepentingan (pemerintah, pembisnis/swasta, akademisi, komunitas, dan media) yang
saling bersinergi dalam mewujudkan sebuah pembangunan atau inovasi dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
pemerintah desa sangat berperan dalam pengelolaan dana desa. Pemerintah Kampung
Tingkem Bersatu telah melaksanakan tahapan Pengelolaan Dana Desa sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
yang tidak terlepas dari partisipasi masyarakat. Pengelolaan dana desa yang baik dapat
meningkatkan status IDM sehingga cukup memberikan dampak positif terhadap desa
tersebut. Adapun ke depannya, pemerintah desa diharapkan dapat memberikan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan dana desa agar program yang
diusulkan dapat tepat sasaran.
Kata Kunci: Pemerintah Kampung, Pengelolaan Dana Desa, Indeks Desa Membangun

1 Penulis/ Mahasiswi Prodi Ilmu Politik, FISIP USK


2 Dosen Pembimbing Utama

1
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

ABSTRACT

Village funds are funds that are sourced from state budget (APBN) which are intended to the village
by local government budget (APBD) and used to fund government's administration, development
implementation, community development and empowerment. Village funds are budgeted annually
as a source of village income. By village funds, the villages are expected to manage their potential to
increase the economy and welfare of the community. Furthermore, the independence of the village is
indicated by the improvement of the village development index's (IDM) status. Therefore
innovation, creation and collaboration are needed from various parties. It's not only from the
village's official but also the support from the village's society. In 2021, kecamatan bukit became the
most total independent villages in bener meriah regency. The villages are Belang Sentang, Serule
Kayu and Tingkem Bersatu. The aim of the study is intended to determine the role of Tingkem
Bersatu's government in village funds management and the impact of village development index's
status improvement on that village. This study was conducted using the Penta helix theory, which
is based on five types of stakeholders (government, business/private sector, academia, communities
and media) who synergize to each other in realizing development or innovation by using existing
resources. The study used descriptive research with qualitative. The result of the study showed that
the village's government has an important role in managing village funds. Village's government of
Tingkem Bersatu have fulfilled the village funds management stages based on Ministry of Home
Affairs Regulation No. 20 of 2018 about village financial management which is inseparable from
community's participation. Good village funds management can increase the village development
index's status. Therefore, it can give a positive impact to the village. In the future village's
governments are expected to be able to provide socialization to the community about village funds
management in order to give understanding of the financial management process.

Keywords: Village's Government, Village Funds Management, Village Development Index

2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Pendahuluan
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,
dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam Buku Pintar Dana Desa yang disusun Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia berlandaskan UU No. 6 Tahun 2014
adapun tujuan dana desa yaitu:
1. Meningkatkan pelayanan publik didesa;
2. Mengentaskan kemiskinan;
3. Memajukan perekonomian desa;
4. Mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa;
5. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.
Dana Desa dianggarkan setiap tahun dan diberikan kepada setiap desa sebagai salah
satu sumber pendapatan desa. Dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa diamanat kan
adanya pengalokasian Dana Desa dari APBN ini agar desa dapat mengelola potensi yang
dimilikinya untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. karena itu
diperlukan inovasi, kreasi dan kerjasama dari berbagai pihak. Baik itu dari aparat desa
sendiri, maupun dukungan serta peran aktif dari masyarakat desa setempat.
Pengalokasian Dana Desa ini juga diharapkan berdampak terhadap kemandirian desa
yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan status IDM desa.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
mengeluarkan regulasi berupa Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa
Membangun (IDM). Indeks Desa Membangun (IDM) adalah Indeks yang dibentuk dari:
1. Indeks Ketahanan Sosial: modal sosial, pendidikan, kesehatan dan permukiman;
2. Indeks Ketahanan Ekonomi: keragaman produksi masyarakat, akses logistik, akses
perbankan dan kredit, akses pusat perdagangan dan pasar, serta keterbukaan wilayah;
3. Indeks Ketahanan Ekologi: kualitas lingkungan, bencana alam, tanggap bencana
(Kemendesa.go.id, 2021).
IDM bertujuan untuk menetapkan kemajuan dan kemandirian Desa serta
menyediakan data dan informasi dasar bagi pembangunan Desa. Terdapat lima
pengklasifikasian status Desa yaitu:
1. Desa Mandiri dengan nilai indeks > 0,815;
2. Desa Maju dengan nilai indeks > 0,707 dan < 0,815;

3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

3. Desa Berkembang dengan nilai indeks > 0,599 dan < 0,707;
4. Desa Tertinggal dengan nilai indeks > 0,491 dan < 0,599;
5. Desa Sangat Tertinggal dengan nilai indeks < 0,491 (Kemendesa.go.id, 2021).
Bener Meriah merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Aceh Tengah yang
terdiri dari 10 kecamatan dan 232 kampung. Dengan 4 kampung berstatus mandiri pada
Indeks Desa Membangun di tahun 2021, yaitu: Lampahan kecamatan Timang Gajah
dengan nilai Indeks Desa Membangun 0.8298. Blang Sentang Kecamatan Bukit dengan
nilai Indeks Desa Membangun 0.826 Tingkem Bersatu Kecamatan Bukit dengan nilai
Indeks Desa Membangun 0.827 Serule Kayu Kecamatan Bukit dengan nilai Indeks Desa
Membangun 0.8257.
Tabel 1 Status Kampung Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2021 di
Kecamatan Bukit

No. Nama Desa Nilai IDM Status Desa


1 Bale Atu 0,6651 Berkembang
2 Bale Redelong 0,7849 Maju
3 Batin Wih Pongas 0,6254 Berkembang
4 Blang Ara 0,6148 Berkembang
5 Blang Sentang 0,826 Mandiri
6 Blang Tampu 0,8035 Maju
7 Bujang 0,7944 Maju
8 Delung Tue 0,681 Berkembang
9 Hakim Tungul Naru 0,63 Berkembang
10 Isaq Busur 0,7462 Maju
11 Kenawat Redelong 0,7497 Maju
12 Kute Lintang 0,6568 Berkembang
13 Panji Mulia I 0,7535 Maju
14 Panji Mulia II 0,7238 Maju
15 Pasar Simpang Tiga 0,7435 Maju
16 Reje Guru 0,6852 Berkembang
17 Rembele 0,6706 Berkembang
18 Sedie Jadi 0,6537 Berkembang
19 Tingkem Asli 0,6327 Berkembang
20 Tingkem Benyer 0,6346 Berkembang
21 Tingkem Bersatu 0,827 Mandiri
22 Ujung Gele 0,6603 Berkembang
23 Uning Bersah 0,7979 Maju
24 Uning Teritit 0,7189 Maju

4
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

No. Nama Desa Nilai IDM Status Desa


25 Waq Pondok Sayur 0,6029 Berkembang
26 Babussalam 0,6383 Berkembang
27 Paya Gajah 0,7779 Maju
28 Kute Tanyung 0,6867 Berkembang
29 Meluem 0,7446 Maju
30 Delung Asli 0,663 Berkembang
31 Pilar Jaya 0,696 Berkembang
32 Serule Kayu 0,8257 Mandiri
33 Uring 0,8013 Maju
34 Mupakat Jadi 0,731 Maju
35 Kute Kering 0,6865 Berkembang
36 Blang Panas 0,8149 Maju
37 Mutiara Baru 0,6757 Berkembang
38 Bukit Bersatu 0,7068 Berkembang
39 Godang 0,7122 Maju
40 Karang Rejo 0,6332 Berkembang
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Kampung Kab. Bener Meriah

Dapat dilihat dari tabel diatas, 40 kampung yang ada di kecamatan Bukit tidak ada
kampung yang berstatus sangat tertinggal, 6 kampung dengan status tertinggal, 20
kampung dengan status berkembang, 12 kampung dengan status maju dan 3 kampung
dengan status mandiri. Yang menjadi fokus pembahasan pada tulisan ini adalah
kampung Tingkem Bersatu yang merupakan salah satu kampung di Kecamatan Bukit
Kabupaten Bener Meriah yang berhasil mendapatkan status mandiri pada Indeks Desa
Membangun tahun 2021. Pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 1 Grafik status IDM Kampung Tingkem Bersatu
1

0,9 0,8305 0,827


Nilai IDM

0,8
0,726
0,7 0,6473

0,6

0,5
2018 2019 2020 2021

Nilai Indeks Desa Membangun Kampung Tingkem Bersatu

Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Kampung Kab. Bener Meriah

5
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Dari grafik diatas dapat disimpulkan adanya dinamika atau perubahan yang terjadi
pada status IDM kampung Tingkem Bersatu yang mengalami kenaikan. Pada tahun 2018
kampung Tingkem Bersatu mendapatkan status IDM desa berkembang dengan nilai
indeks 0,6473, tahun 2019 mendapatkan status IDM desa maju dengan nilai indeks 0,726.
Sedangkan pada tahun 2020 hingga 2021 kampung Tingkem Bersatu mendapatkan status
desa Mandiri dengan masing-masing nilai IDM 0,8305 dan 0,827. Adanya perubahan
pada status IDM desa Tingkem Bersatu tidak terlepas dari tata pengelolaan anggaran
yang baik dilakukan oleh pemerintah desa, yang merujuk pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa yang meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan serta
Pertanggungjawaban.

Teori Penta Helix


Adam Lindmark mengatakan bahwa penta helix adalah teori yang didasarkan pada
lima jenis pemangku kepentingan, yaitu: pemerintah, badan atau pelaku usaha,
akademisi, komunitas, dan media. Teori penta helix merupakan teori perluasan dari konsep
triple helix dengan melibatkan berbagai masyarakat maupun lembaga-lembaga non profit
untuk mewujudkan inovasi. Sinergi antara pemangku kepentingan tersebut harus berjalan
bersamaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada (Adam Lindmark, 2009, hal. 22-
23).
Menurut Soemaryani (Khusniyah, 2020) penta helix merupakan referensi dalam
mengembangkan sinergi antara instansi terkait untuk mendukung seoptimal mungkin
dalam rangka mencapai sebuah tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi penta helix
mempunyai peran penting untuk bermain dalam mendukung tujuan inovasi bersama dan
penta helix berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi disuatu daerah
(Khusniyah, 2020, hal. 160-161)
Dalam pengembangan potensi desa dan kawasan perdesaan perlu didukung oleh
semua unsur. Pengembangan potensi desa dan kawasan perdesaan tak bisa dilakukan
satu unsur saja. Komitmen dan sinergi antar unsur satu dengan unsur lainnya menjadi
kunci utama. Maka teori penta helix atau multipihak dimana unsur pemerintah, akademisi,
badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu
berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan potensi lokal desa dan kawasan
perdesaan. Potensi lokal desa dan kawasan perdesaan yang tetap mengedepankan
kearifan lokal dan bersumber daya lokal.

6
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Gambar 2 Teori Penta Helix

Bisnis/
swasta

Akade
Media Pemerintah
misi

Komun
itas

Akademisi pada Penta helix berperan sebagai konseptor, seperti melakukan


identifikasi potensi serta sertifikasi produk dan ketrampilan sumber daya manusia yang
mendukung peningkatan potensi desa tersebut. Akademisi dalam hal ini merupakan
sumber pengetahuan dengan konsep, teori-teori terbaru dan relevan dengan kondisi
pengembangan potensi desa.
Kemudian, sektor swasta atau bisnis pada Penta helix berperan sebagai enabler.
Sektor swasta merupakan entitas yang melakukan proses bisnis dalam menciptakan nilai
tambah dan mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Sektor Swasta dapat
berperan sebagai enabler menghadirkan infrastruktur teknologi dan modal. Dengan
adanya perubahan ke era digital maka dapat membantu pengembangan potensi desa
menjadi lebih efektif, efisien, dan produktif. Selanjutnya, komunitas pada Penta helix
berperan sebagai akselerator. Dalam hal ini komunitas merupakan kumpulan orang yang
memiliki minat yang sama dan relevan dengan pengembangan potensi yang akan
dikembangkan. Bertindak sebagai perantara atau menjadi penghubung antar pemangku
kepentingan untuk membantu masyarakat dalam keseluruhan proses dan memperlancar
adopsi proses ekonomi. Selain itu, komunitas juga memiliki peran untuk mempromosikan
produk atau layanan yang dihasilkan oleh desa.
Pemerintah harus berperan sebagai regulator sekaligus berperan sebagai kontroler
yang memiliki peraturan dan tanggung jawab dalam mengembangkan usaha. Dalam hal
ini melibatkan semua jenis kegiatan seperti perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
pengendalian, promosi, alokasi keuangan, perizinan, program, Undang-undang,
pengembangan dan pengetahuan, kebijakan inovasi publik, dukungan untuk jaringan
inovasi dan kemitraan publik-swasta. Pemerintah juga memiliki peran dalam
mengkoordinasi para pemangku kepentingan yang berkontribusi pada pengembangan
potensi desa (Novi Setia Yunus, 2019, hal. 45-46).

7
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Serta keberadaan media yang harus bisa bertindak sebagai expender. Media
berperan dalam mendukung publikasi dalam promosi dan membuat brand image. Fungsi
media ialah bertanggungjawab untuk mempublikasikan setiap peristiwa atau informasi
dalam berbagai bentuk seperti iklan, pengumuman surat kabar siaran radio dll
(Anharuddin, 2021, hal. 15).

Konsep Pembangunan Desa


Menurut Todaro dalam buku Teori Pembangunan (2012), pembangunan desa
diartikan sebagai suatu proses multidimensional yang meliputi perubahan dalam struktur
sosial, sikap hidup masyarakat dan perubahan dalam kelembagaan. Selain itu
pembangunan juga meliputin adanya perubahan dalam pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketimpangan pendapatan sosial dan pemberantasan kemiskinan. Guna
mencapai sasaran yang diinginkan dalam pembangunan suatu daerah atau pemerintahan
dapat diarahkan pada tiga hal pokok, yaitu: meningkatkan ketersediaan dan distribusi
kebutuhan pokok masyarakat, meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses baik kegiatan ekonomi dan
kegiatan sosial dalam kehidupannya (H. Imam Hardjanto, 2012, hal. 3-4).
Awaloedin dalam buku Administrasi Pembangungan mengatakan, terdapat
beberapa peran dan fungsi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan desa, yaitu:
1. Fungsi pengaturan berupa penentuan kebijaksanaan, pemberian pengarahan,
perizinan, serta pengawasan yang nantinya akan menghasilkan output berupa
peraturan;
2. Kepemilikan usaha ekonomi ataupun sosial yang kepemilikannya dapat dilakukan
sendiri atau oleh swasta;
3. Penyelenggaraan berbagai kegiatan ekonomi atau sosial;
4. Tugas pembangunan dilakukan dengan menyesuaikan kepentingan sosial dan
ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk memajukan sekejahteraan umum, dengan
adanya mobilisasi atau pengelolaan daya dan dana untuk pembangunan serta adanya
pengalokasian sumber-sumber daya yang rasional dan tepat sasaran (Sahya Anggara
dan Sumantri, 2016, hal. 30).

Konsep Pengelolaan Dana Desa


Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan terhadap semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijakan untuk mencapai suatu tujuan. Pengelolaan juga
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk merubah sesuatu agar menjadi
lebih baik dan sesuai untuk kebutuhan. Pengelolaan Dana Desa merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa. Keuangan Desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan
barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa (Rochmi W, E.
Masitoh dan A. Dwi, 2014, hal. 13-14).

8
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 tahun 2018 menyatakan bahwa Pengelolaan
Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan,
Penatausahaan, Pelaporan serta Pertanggungjawaban yang dikelola berdasarkan asas
transparan, akuntabel, partisiatif serta dilakukan dengan tertib anggaran.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu
suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu
keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi. Sedangkan
jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif, yang dapat diartikan sebagai prosedur
pemecah masalah yang diselidiki dengan menggambarkan satu peristiwa, sikap atau
pendapat individu atau organisasi yang akan dikumpulkan melalui daftar perntanyaan
dalam survei, wawancara, maupun observasi. Dengan demikian laporan penelitian akan
berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Lexy J Moleong,
2006, hal. 11-12).

Pembahasan
1. Peran Pemerintah Kampung Dalam Pengelolaan Dana Desa Untuk Meningkatkan
Status Indeks Desa Membangun (IDM)
a. Membuat Perencanaan Kegiatan dan Anggaran Pembangunan Kampung Untuk
Peningkatan Status IDM
Di kampung Tingkem Bersatu, perencanaan dilakukan secara musyawarah
dengan melibatkan masyarakat baik untuk penerimaan maupun pengeluaran
pemerintahan desa pada tahun yang telah dianggarkan dalam APB Desa, untuk hal
ini perangkat desa yang paling berperan dalam pengkoordinasian penyusunan
rencana anggaran yaitu sekretaris desa. Dalam penyusunan rencana anggaran
harus sesuai dengan Peraturan Bupati daerah setempat agar adanya sinergitas
antara perencanaan pembangunan desa dengan perencanaan pembangunan daerah
dan perencanaan pembangunan nasional.
Dalam penyusunannya, perencanaan anggaran kegiatan akan diadakan
musyawarah dusun (musdus) terlebih dahulu di mana pihak yang terlibat adalah
masyarakat dusun tersebut. Setelah ada kesepakatan di tingkat dusun, maka
diadakan musyawarah desa yang melibatkan perangkat desa, perwakilan dari tiap
dusun, serta Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) untuk membahas program
ataupun kegiatan yang bersifat prioritas.

b. Melaksanakan Program atau Kegiatan yang Sudah Direncanakan Dalam


Perencanaan Pembangunan Kampung
Setelah adanya perencanaan anggaran dan kegiatan, rencana tersebut
nantinya akan dibuat menjadi rancangan peraturan desa yang akan disampaikan ke
kepala daerah melalui kecamatan. Setelah peraturan desa tersebut disahkan,
pemerintah desa akan mulai mengelola keuangan desa baik berupa penerimaan

9
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

ataupun pengeluaran desa. Penerimaan dan pengeluaran ini dilaksanakan melalui


rekening kas desa pada bank yang telah ditentukan oleh kepala daerah dengan
legalisasi tanda tangan kepala desa dan kaur keuangan. Setelah membuat rekening
kas desa Perangkat kampung Tingkem Bersatu melaporkan ke Bupati yang
nantinya akan melaporkan kembali daftar nomor rekening kas Desa kepada
Gubernur yang bertujuan sebagai pengendalian penyaluran dana. Untuk
pelaksanaanya Reje Kampung atau Kepala Desa menunjuk kaur atau kasi untuk
menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) berdasarkan Peraturan desa
yang sudah di sahkan. Selanjutnya kaur keuangan akan membuat Rencana
Anggaran Kas (RAK) yang memuat semua pendapatan desa dan semua
pengeluaran belanja desa. RAK digunakan untuk mengatur penarikan dana dari
rekening kas untuk mendanai pengeluaran berdasarkan DPA yang telah disahkan
oleh Kepala Desa. Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan pengadaan
swakelola atau penyediaan barang dan jasa.
Terdapat tiga unsur yang menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pengelolaan
dana desa dalam meningkatkan status Indeks Desa Membangun (IDM) yaitu:
ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi.
Ketahanan sosial adalah indikator yang diukur berdasarkan kemampuan
dalam mengatasi dinamika sosial yang terjadi pada kehidupan sehari-hari serta
melibatkan banyak pihak. Variabel yang menjadi indikator ketahanan sosial
meliputi pendidikan, kesehatan, modal sosial, dan permukiman. Di kampung
Tingkem Bersatu, variabel seperti pendidikan, kesehatan dan permukiman sudah
terbilang cukup baik dilihat dari fasilitas-fasilitas yang tersedia serta akses
infrastruktur yang sudah memadai. Namun, terdapat kekurangan di variabel
modal sosial di mana tingkat keamanan di kampung Tingkem Bersatu masih
rendah. Hal ini disebabkan karena adanya kasus yang berdampak pada kehidupan
sosial masyarakat seperti kasus pencurian, perjudian, dan kekerasan seksual pada
anak.
Indikator selanjutnya yakni ketahanan ekonomi yang diukur berdasarkan
aspek dinamis kehidupan finansial. Variabel dari ketahanan ekonomi adalah
keragaman produksi masyarakat, akses pusat perdagangan dan pasar, akses
logistik, serta akses perbankan dan kredit. Dalam menciptakan keragaman
produksi pada masyarakat kampung Tingkem Bersatu pemerintah kampung
menyelenggarakan beberapa program kegiatan. Adapun kegiatan yang dilakukan
adalah peningkatan produksi pertanian dan peternakan, penyelenggaraan dan
pengelolaan BUMDes, dan pelatihan penyuluhan pemberdayaan perempuan.
Akses pusat perdagangan dan pasar serta akses logistik dapat ditembus dengan
jarak kurang lebih 300 meter dari kantor desa. Kampung Tingkem Bersatu berada
di ruas jalan lintas kabupaten sehingga ketersediaan kendaraan umum sangat
mencukupi. Karena telah tersedia minibus, becak bermotor, dan kendaraan umum
lain yang beroperasi setiap harinya. Untuk akses perbankan dan kredit, secara

10
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

geografis lokasi kampung Tingkem Bersatu tidak terlalu jauh dengan ibu kota
kabupaten. Jarak tempuh menuju akses perbankan dan kredit cukup terjangkau
yaitu sekitar 5 km dengan 5-10 menit waktu perjalanan.
Kemudian terdapat indikator ketahanan ekologi yang menjadi tantangan
sendiri di kampung Tingkem Bersatu dalam pencapaian target. Karena
permasalahan mengenai lingkungan seringkali terjadi secara tiba-tiba. Potensi
bencana yang sering terjadi adalah longsor dan angin puting beliung. Namun,
untuk tahun 2020 hingga 2022 angaran untuk kebencanaan di alihkan seluruhnya
untuk dana penangan covid-19 selaras dengan program prioritas yang ada di
RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).

c. Melakukan Penatausahaan Dengan Mencatat Seluruh Pemasukan dan Pengeluaran


yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi kebendaharaan dalam rangka
pengelolaan keuangan desa melakukan pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran pada buku kas umum yang ditutup setiap akhir bulan. Buku kas
umum tersebut kemudian dilaporkan ke sekretaris desa selaku verifikator dan
nantinya sekretaris desa akan melaporkan ke Kepala Desa untuk disetujui. Setelah
itu Kepala Desa akan menyusun laporan tersebut dengan cara menggabungkannya
kemudian menyampaikannya kepada Bupati/Wali Kota melalui camat. Pelaporan
ini dilakukan bertujuan untuk menjamin bahwa pengelolaan desa sudah akuntabel
dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi hukum.
Pembuatan laporan pertanggungjawaban penggunaan Dana Desa dibuat oleh
Sekretaris Desa dibantu oleh Bendahara. Laporan pertanggungjawaban realisasi
anggaran akan disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat setiap
akhir tahun anggaran, laporan itu berupa laporan keuangan, laporan realisasi
kegiatan dan daftar program-program yang terlaksana. Laporan tersebut dijadikan
sebagai bahan evaluasi kerja bagi pemerintah kampung Tingkem Bersatu dan
menjadi acuan dalam penyusunan rencana anggaran desa untuk tahun berikutnya

d. Memberitahukan Serta Memberikan Sosialisasi Kepada Masyarakat Mengenai


Hasil Pengelolaan Dana Desa Sebagai Bentuk Pertanggung Jawaban
Kampung Tingkem Bersatu melakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai laporan pertanggungjawaban melalui berbagai sarana atau media
informasi yang dapat diakses dan dilihat oleh masyarakat agar masyarakat
mengetahui sumber serta penggunaan dana desa tersebut sehingga sesuai dengan
asas pengelolaan keuangan desa, yakni transparan, akuntabel, partisipatif, serta
tertib dan disiplin anggaran.

11
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Dalam meningkatkan status Indeks Desa Membangun (IDM), dibutuhkan kerjasama


dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, komunitas
masyarakat, dan media atau lebih dikenal sebagai unsur-unsur Penta Helix.
Pemerintah, berperan sebagai regulator, koordinator sekaligus kontributor dalam
mengembangkan potensi desa. Dalam pengelolaan dana desa, pemerintah kampung
Tingkem Bersatu juga berperan di setiap tahapan-tahapannya, yang meliputi perencanaan
dengan melibatkan masyarakat dan Badan Persmusyawaratan Kampung (BPK),
pelaksanaan kegiatan dengan memerhatikan indikator-indikator yang menjadi tolak ukur
dalam peningkatan status IDM, penatausahaan dengan melakukan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran dana desa, pelaporan sebagai bentuk tanggungjawab dan
bahan evaluasi dalam meningkatkan kinerja, dan pertanggungjawaban yang
disosialisasikan kepada masyarakat.
Akademisi, berperan dalam memberikan atau menyalurkan pengetahuan melalui
penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat desa untuk mengembangkan potensi
yang ada di desa tersebut. Di Kampung Tingkem Bersatu sendiri telah beberapa kali
diadakan sosialisasi dan pembinaan untuk meningkatkan kegiatan usaha ekonomi
masyarakat, misalnya pelatihan pengelolaan BUMDes, penyuluhan pemberdayaan
perempuan, pelatihan barista dan pengolahan biji kopi, dan adanya kelompok tani yang
mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah daerah setempat.
Badan atau pelaku usaha, berperan dalam menggerakkan perekonomian
masyarakat desa. Kopi, tomat, kentang, dan cabai merupakan potensi utama yang ada di
kampung Tingkem Bersatu. Hal ini menjadi harapan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pemilik usaha pengolahan biji kopi serta usaha perkebunan lainnya telah
melakukan sinergi dengan masyarakat khususnya yang mata pencahariannya adalah
pekebun sehingga dapat meningkatkan produksi perkebunan dan membantu pemenuhan
kebutuhan masyarakat itu sendiri serta mengembangan potensi desa menjadi lebih
produktif.
Komunitas, merupakan aktor yang berperan penting dalam keberhasilan
peningkatan status Indeks Desa Membangun (IDM). Di kampung Tingkem Bersatu,
masyarakat ikut berkontribusi dalam proses perencanaan dengan mengajukan program-
program yang dianggap penting dan diperlukan pada musyawarah dusun sampai
musyawarah desa. Dalam pelaksanaannya, masyarakat desa Tingkem Bersatu
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan, seperti pengelolaan BUMDes,
mengikuti penyuluhan atau pembinaan terhadap pengembangan potensi desa, dan proses
pengelolaan dana desa serta adanya media yang berperan sebagai bentuk sosialisasi dan
publikasi dari setiap informasi dan kegiatan yang ada pada desa Tingkem Bersatu.

12
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

2. Dampak Peningkatan Status IDM Terhadap Kampung Tingkem Bersatu


a. Meningkatnya Pendapatan Serta Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Terdapat beberapa BUMDes yang dijalankan di Kampung Tingkem Bersatu,
seperti pasar desa, rumah sewa, penyewaan tratak panggung, mesin giling kopi,
dan bangunan serbaguna yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Dari beberapa BUMDes tersebut, pasar desa memiliki pengaruh yang
lebih besar dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini dikarenakan
masyarakat yang mayoritas mata pencahariannya bersumber dari bertani dapat
menjual hasil panennya ke pasar desa. Selain itu, masyarakat kampung juga dapat
secara langsung membeli kebutuhan sehari-hari. Hal ini lebih memudahkan
masyarakat karena tidak harus menjual atau membelinya ke pasar induk yang
jaraknya lebih jauh dari kampung. Pasar desa akan mempermudah produk desa
mendapatkan akses pemasaran baik dari pembeli dari dalam maupun luar desa.
Dengan begitu, pendapatan masyarakat akan meningkat karena terbukanya
peluang lapangan pekerjaan sehingga kesejahteraan masyarakat setempat juga ikut
meningkat.
Dalam meningkatkan kegiatan usaha ekonomi masyarakat, aparat kampung
Tingkem Bersatu mengadakan beberapa pelatihan atau pembinaan serta
pemberdayaan masyarakat sehingga mengembangkan kemampuan serta
pengetahuan masyarakat khususnya mengenai keterampilan operasional.

b. Meningkatnya pendapatan asli desa (PAD)


BUMDesa sangat berpengaruh dan membantu dalam peningkatan Pendapatan
Asli Desa (PAD). Fungsi BUMDes adalah sebagai motor penggerak perokonomian
desa, sebagai lembaga usaha yang menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PAD), dan
sebagai sarana untuk mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat
desa. Dengan adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini, desa menjadi lebih
mandiri karena potensi-potensi yang ada di kampung Tingkem Bersatu dikelola
dengan baik dan masyarakat yang ikut berpartisipasi menjadi juga dapat
diberdayakan dengan baik.
Adanya penambahan ini tentunya berdampak positif bagi penyelenggaraan
pembangunan ekonomi di desa tersebut. Hal ini sesuai dengan tujuan dari adanya
BUMDes itu sendiri, yaitu mengoptimalkan pengelolaan aset-aset desa yang ada,
memajukan perekonomian desa, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Untuk mewujudkan pembangunan perekonomian desa, salah satu cara yang
dilakukan adalah mengembangkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Pendapatan Asli
Desa (PAD) yang dikelola dan dikembangkan secara maksimal akan sangat
berpengaruh terhadap pengembangan fasilitas atau sarana prasarana yang
mendukung kebutuhan masyarakat khususnya di bidang perdagangan, pertanian,
dan perkebunan, serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Kampung
Tingkem Bersatu.

13
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

c. Meningkatnya kemandirian desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.


Kemandirian pada desa Tingkem Bersatu dapat dilihat dari kondisi yang
dialami oleh desa dalam memberdayakan dan mengembangkan potensi-potensi
yang ada baik potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia pada desa
tersebut. Dalam pelaksanannya, seluruh komponen baik dari masyarakat maupun
pemerintah saling berkolaborasi agar tercapainya pembangunan terhadap desa.
Semakin mandiri suatu desa maka semakin mudah dalam proses administrasi
pengelolaan dana desa yang dimulai dari perencanaan, penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban program dan kegiatan yang dilaksanakan. Di samping
kemudahan dalam proses administrasi pengelolaan dana desa, desa yang telah
mendapatkan status mandiri dapat mempercepat pencairan dana desa tahap kedua.
Selain itu, hasil yang diperoleh dari BUMDes yang merupakan salah satu program
dari IDM dapat dinikmati oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Adanya kemudahan di berbagai prosesnya juga merupakan dampak dari
peningkatan kemandirian pada desa. Kemandirian yang dimaksud juga dapat
dilihat bagaimana kampung Tingkem Bersatu dapat memberdayakan potensi yang
ada melalui pengelolaan BUMDes yang menambah Pendapatan Asli Desa (PAD)
sehingga desa tersebut menunjukkan kemampuannya dalam membiayai dan
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dengan tujuan pembangunan desa dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dalam pengelolaan dana desa, pemerintah kampung Tingkem Bersatu sudah berperan
cukup baik di setiap tahapan-tahapan pengelolaan dasa desa yang meliputi
perencanaan dengan mengadakan musyawarah dusun dan musyawarah desa yang
melibatkan masyarakat dan Badan Persmusyawaratan Kampung (BPK), pelaksanaan
kegiatan dengan memerhatikan indikator-indikator yang menjadi tolak ukur dalam
peningkatan status IDM, penatausahaan dengan melakukan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran dana desa, pelaporan sebagai bentuk tanggungjawab dan
bahan evaluasi dalam meningkatkan kinerja aparat kampung, serta
pertanggungjawaban yang disosialisasikan kepada masyarakat. Namun masih terdapat
kekurangan pada ketahanan sosialnya, dimana masih sering terjadi kasus kejahatan
yang meresahkan masyarakat.
2. Adanya peningkatan pada status IDM menimbulkan beberapa dampak bagi desa
tersebut karena menjadi desa mandiri, yaitu meningkatnya pendapatan dan kegiatan
usaha ekonomi masyarakat, meningkatnya Pendapatan Asli Desa (PAD), dan
meningkatnya kemandirian desa dalam melaksanakan pembangunan.

14
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Rekomendasi
Untuk menyempurnakan indikator ketahanan sosial di IDM, pemerintah kampung
Tingkem Bersatu perlu meningkatkan variabel modal sosial dalam keamanan kampung
dengan cara memberikan edukasi terkait pencegahan tindak kejahatan agar terciptanya
ruang aman serta ketertiban dalam bermasyarakat.

15
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8 Nomor 2, Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Adisasmita, Rahardjo. (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Anggara, Sahya dan Sumantri. (2016). Administrasi Pembangunan (Teori dan Praktik).
Bandung: Pustaka Setia.
Anharuddin, dkk. (2021). Mekanisme Kolaborasi Penta Helix Dalam Revitalisasi Kawasan
Transmigrasi. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan
Transmigrasi.
Bugin, Burhan. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Grup.
Hardjanto, H. Imam. (2011). Teori Pembangunan. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Kencana Syafiie, Inu. (2006). Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka Cipta.
P. Siagian, Sondang. (2002). Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, dan Strateginya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pahmi. (2010). Persfektif Baru Antropologi Pedesaan. Jakarta: Gaung Persada Press.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sutopo, H.B. (2006). Metodelogi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya Dalam
Penelitian). Surakarta: Sebelas Maret Press.

Skripsi/Tesis/Jurnal:
Akbar Prasojo, Rizky. (2015). Peran Pemerintah-Masyarakat Dalam Pembangunan Desa.
Skripsi. FISIP. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Hartanto Tambunan, Beni. (2020). Peranan Dana Desa Dalam Pengembangan Indeks Desa
Membangun di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara. Tesis. FISIP. Universitas Sumatera Utara.
Khusniyah. (2000). Implementasi Model Pentahelix Sebagai Landasan Pengembangan Potensi
Pariwisata di Kabupaten Kediri. Fakultas Pertanian. Universitas Kahuripan Kediri.
Lindmark, A., Sturesson, E., Roos, M.N. (2009). Difficulties Of Collaboration For
Innovation. Lund university.
Satari, F. C., & Asad, N. (2016). Model Strategi Pengembangan Wirausaha & Ekonomi
Kreatif di Tingkat Kota (Pemetaan Per-Kecamatan) di Bandung, dengan Pendekatan
Ekosistem Ekonomi Kreatif, SWOT, Identifikasi Peran (Pentahelix) Stakeholders dan
Rencana Aksi Implementasinya. Universitas Padjajaran. Bandung

16
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP USK
Volume 8, Nomor 2, 14 Maret 2023
www.jim.usk.ac.id/FISIP

Setia Yunus, Novi. (2019). Implementasi Konsep Penta Helix Dalam Pengembangan Potensi
Desa Melalui Model Lumbung Ekonomi Desa Di Provinsi Jawa Timur. FISIP.
Universitas Brawijaya Malang.
Park, H.W. (2013). Transition from the Triple Helix to N-Tuple Helices? An Interview with
Elias G. Carayannis and David F.J. Campbell. Budapest, Hungary: Akadémiai Kiadó
(online). Porlezza, C., & C. Colapinto. 2012. Innovation in Creative Industries: from the
Quadruple Helix model to the Systems Theory. Journal of the Knowledge Economy.
Rahmatul Asna, Dina. (2015). Peran Aparat Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Dana
Desa Untuk Mewujudkan Good Governance (Studi Komparatif Pada Desa Kedungsuren
dan Desa Sidomakmur Kecamatan Kaliwang Selatan Kabupaten Sundal). Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam Walisongo.
Rizal Muhaimin, Mukhamad. (2020). Peran Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Dana
Desa Berdasarkan Asas Umum Pemerintahan Yang Baik. Fakultas Hukum.
Universitas Pancasakti Tegal.
Widayanti, Rochmi. Masitoh, Endang dan Dwi, Andi. (2014). Penerapan Azas
Pengelolaan Keuangan Desa: (Tinjauan Permendagri Nomor 113 tahun 2014 Wilayah
Wonogiri Jawa Tengah). Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Batik Surakarta.

Dokumen:
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung. (2021). Status Desa Berdasarkan Indeks Desa
Membangun di Kabupaten Bener Meriah. Bener Meriah: DPMK Kabupaten Bener
Meriah.
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. (2022). Indeks Desa Membangun. Diakses dari
https://www.kemendesa.go.id.
Kementerian Keuangan. (2017). Buku Pintar Dana Desa (Dana Desa Untuk Kesejahteraan
Rakyat). Jakarta: Kementrian Keuangan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung Tingkem Bersatu. RPJM Tingkem
Bersatu. Bener Meriah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung Blang Sentang. RPJM Blang
Sentang. Bener Meriah.
APBDES Kampung Tingkem Bersatu.
APBDES Kampung Blang Sentang.

Peraturan/Perundang-Undangan:
Peraturan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Indeks Desa Membangun.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

17

Anda mungkin juga menyukai