Anda di halaman 1dari 4

Penyesuaian Diri Sebagai Mahasiswa Universitas Indonesia

Oleh Bagus Eka Firmansyah, 2206054275

Judul : Pengantar MPKT UI

Narasumber : Prof. Menaldi Rasmin

Sumber : Emas2.ui.ac.id

Judul : Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor 055 Tahun 2017

Penerbit : Universitas Indonesia, Jakarta

Sumber : nursing.ui.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/Appendix-6.2.1.pdf

Judul : Implementasi Edukasi Menghindari Kesalahan Berpikir Pada Mahasiswa


menejemen

Penulis : M. Boy Singgih Gitayuda

Penerbit : Universitas Trunojoyo Madura, Madura

Sumber : ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/scs/article/view/1745/1117

Lulus SMA merupakan hal membahagiakan bagi siswa. Akan tetapi, siswa harus
menentukan tujuannya selanjutnya. Indonesia merupakan negara yang luas dengan banyak
pilihan perguruan tinggi, salah satunya Universitas Indonesia. Universitas Indonesia adalah
universitas tertua di Indonesia yang memiliki tiga kampus besar. Kampus Depok, Kampus
Salemba, dan Kampus Cikini. Luas Kampus Depok adalah 320 ha, 25% digunakan untuk
aktivitas akademik dan 75% sebagai lahan hijau.

Universitas Indonesia berawal di tahun 1849, ketika Sekolah Dokter Jawa yang
berlokasi di Jalan Abdurahman Saleh dibuka. Sekolah Dokter Jawa berkembang menjadi
STOVIA yang berlokasi di Kompleks Wellerweden atau yang sekarang dikenal sebagai
Rumah Sakit Gatot Soebroto. Kemudian, STOVIA berkembang di Salemba Enam karena
kebutuhan tempat yang lebih luas. Fakultas Kedokteran UI dahulu merupakan Pendidikan
Kedokteran yang dimulai dari STOVIA, Belanda, dan Jepang, hingga menjadi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Kampus awal terbesar Universitas Indonesia bernama
Gedung Candu, gedung besar Universitas Indonesia yang dapat menampung fakultas selain
Kedokteran. Selain itu, Universitas Indonesia memiliki laboratorium besar yang dibangun
di Cikini. Setelah itu, Kampus Depok dibangun, kampus besar kebanggaan Universitas
Indonesia. Kampus Depok memiliki berbagai fasilitas yang dapat mahasiswa serta
masyarakat umum manfaatkan.

Lulus dari pendidikan menengah dan memasuki pedidikan tinggi. Berawal dari
siswa, menjadi mahasiswa. Mahasiswa harus mengetahui bahwa perguruan tinggi memiliki
Tri Dharma, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyrakat. Pendidikan
berupa bimbingan akademik oleh dosen untuk menunjang aktivitas akademik mahasiswa.
Penelitian merupakan penyelidikan sesuai kaidah yang bertujuan untuk menemukan dan
menyelesaikan suatu masalah ilmu pengetahuan. Terakhir, pengabdian pada masyarakat
merupakan kegiatan sivitas akademika dengan menerapkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan agar memberikan manfaat untuk bangsa tanpa berorientasi pada keuntungan.

Sivitas akademika UI meliputi dosen dan mahasiswa UI. Dosen adalah pendidik
profesional dan ilmuwan yang memiliki tugas utama menyampaikan, mentransformasikan,
dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui Tri Dharma perguruan tinggi. Mahasiswa
adalah peserta didik yang menempuh pendidikan tinggi di UI, lalu terdapat tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan memiliki tugas utama menunjang penyelengaraan dan pengelolaan UI. Tenaga
kependidikan termasuk tumpuan untuk membawa nama besar UI kepada masyarakat
bersama dosen dan mahasiswa UI.

Forum Ekonomi Dunia menuntut mahasiswa di abad ke-21 memiliki kemampuan


dalam empat hal, yakni literasi dasar, kompetensi, kualitas karakter, dan pembelajar
sepanjang hayat. Literasi dasar merupakan kemampuan yang penting untuk mahasiswa,
terutama literasi dasar di bidang keilmiahan. Literasi dasar meliputi pemahaman dasar,
numerik, ilmiah, teknologi dan komunikasi, finansial, kebudayaan, dan kemasyarakatan.
Mahasiswa harus memiliki kompetensi pemikiran kritis, penalaran, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi. Kemampuan menyesuaikan diri di lingkungan perguruan
tinggi, selalu mencari jawaban dari setiap permasalahan, sikap kepemimpinan, dan peduli
terhadap lingkungan sekitar, merupakan kualitas karakter yang dibutukan mahasiswa.
Mahasiswa tidak boleh berhenti belajar, hanya dengan menjadi pemelajar mahasiswa dapat
bertahan di dunia yang terus berubah.

Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan alam. Pemandangan
beserta isi yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Sehingga,
banyak orang yang ingin memanfaatkannya untuk diri sendiri. Tugas mahasiswa untuk
menjaga dan memperlakukanya dengan arif agar dapat dikelola untuk kesejahteraan
masyarakat dan bangsa karena mahasiswa adalah generasi penerus bangsa.

Universitas Indonesia memiliki pedoman dasar veritas, probitas, justicia. Logo


Universitas Indonesia memiliki banyak makna yang mendalam, baik kuncup ilmu
pengetahuan, maupun air yang mengalir keluar dari makara. Sembilan nilai Universitas
Indonesia merupakan dasar dari mahasiswa UI agar berdiri tegak dan dihormati sebagai
manusia yang baik. Sembilan nilai Universitas Indonesia meliputi kejujuran; keadilan;
keterpercayaan; kemartabatan dan/atau penghormatan; tanggung jawab dan akuntabilitas;
kebersamaan; keterbukaan; kebebasan akademik dan otonomi keilmuan; dan kepatuhan
pada aturan, prosedur, dan panduan-panduan UI serta panduan-panduan lainnya.

Mahasiswa Universitas Indonesia diharap mengintrospeksi diri agar memiliki


etika, moral, dan kepribadian yang baik serta menjadi WNI yang bangga dan mencintai
tanah air. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungan. Menghargai keberagaman budaya, pandangan, kepercayaan, agama, dan suku.
Menghormati sistem kerja alam dan bertanggung jawab sebagai pengelola alam serta
lingkungan. Mahasiswa harus pandai dalam mengolah numerik untuk membentuk logika
dan ilmu pengetahuan dalam bentuk statistik.

Mata kuliah pengembangan kepribadian terintegrasi merangkum semua hal di atas.


Ilmu tidak dapat berdiri tunggal, semua ilmu saling terintegrasi satu dengan yang lainnya.
Mata kuliah pengembangan kepribadian terintegrasi diberikan pada mahasiswa tahun
pertama. Mahasiswa diharap menjadi lebih kompak, kritis, peduli terhadap bangsa, dan
mampu melihat permasalahan dari berbagai kemajemukan.

Alport (1937) mengatakan bahwa karakter adalah kepribadian yang dievaluasi.


Maka, karakter merupakan segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dan disesuaikan
dengan nilai dan norma tertentu. Karakter diperoleh melalui pengasuhan orang tua, guru,
dan dosen. Di pendidikan tinggi, dosen memberikan pembelajaran, pelatihan, dan
percontohan, yakni keteladanan bagi mahasiswa. Terdapat enam kekuatan dan keutamaan
karakter yang harus dimiliki mahasiswa, yakni kognitif, interpersonal, emosional,
kewarganegaraan, spiritual, dan pengendalian diri. Semua orang dapat melakukan
kesalahan, tidak terkecuali diri sendiri. Mahasiswa harus belajar memaafkan dan
mengampuni orang lain, serta melakukan segala hal dengan kerendahan hati.

Etik dan moral, etik selalu mengembangkan empat kaidah utamanya. Memberikan
hal-hal yang berguna, menghindari hal-hal yang berbahaya, selalu berbuat adil, dan
memberikan kebebasan untuk memilih. Sesat pikir (logical fallacy) adalah kesesatan
logika berpikir yang muncul karena terdapat ketidaksesuaian antara yang dipikirkan dan
bahasa yang digunakan untuk mengambil kesimpulan. Sesat pikir yang dilakukan
berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang mengalami dilema. Mengambil kesimpulan
lebih baik dilakukan dengan tenang dan pikirkan yang paling mungkin dilakukan agar
menghindari sesat pikir.

Mahasiswa hadir untuk membangun Indonesia dan dunia. Membawa negara dan
universitas dengan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan warna pada dunia.

Anda mungkin juga menyukai