PEMBELAJARAN MANDIRI
ESSAY AGENDA I
ISU
Akhir-akhir ini penggunaan istilah red flag santer terdengar di jagat dunia maya,
terutama pada kanal media sosial TikTok, Instagram, dan Twitter. Red flag berasal
dari bahasa Inggris yang bermakna “bendera merah”, namun istilah tersebut justru
dimaknai berbeda oleh para pengguna TikTok, Instagram maupun Twitter. Red flag
memiliki makna sebagai kata yang menunjukkan kondisi berbahaya atau tanda
bahwa sesuatu seharusnya dihentikan, sehingga dengan kata lain istilah tersebut
digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang mencurigakan atau membahayakan.
Kata ini pun sering digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari hubungan
pertemanan, percintaan, bisnis bahkan sektor pelayanan publik. Bukan tanpa
sebab, red flag pada sektor pelayanan publik dianggap menjadi masalah dan
membahayakan sehingga berdampak pada kualitas layanan. Mengapa kualitas
pelayanan publik perlu mendapatkan perhatian khusus? Sebab, negara
berkewajiban untuk melayani setiap warga negara dan penduduk guna memenuhi
hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan
amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Selanjutnya, dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik pada Pasal 1 Ayat (1) disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dalam hal ini ada pemerintah.
BACKGROUND
GAP/KONFLIK
Oleh karena itu dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai
Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 92 Tahun 2021 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Bappelitbangda Kabupaten Sukabumi, selaku Kepala Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian pada Bappelitbangda dimana salah satu tupoksi yang
harus dijalankan adalah fungsi pelayanan saya berupaya untuk meningkatkan
kompetensi dan kinerja pegawai dengan cara mengimplementasikan Matriks
Pembagian Peran dan Hasil (MPPH) dari seluruh pegawai, agar proses manajemen
SDM dalam pencapaian kinerja pada Bappelitbangda Kabupaten Sukabumi dapat
tercipta dan terlaksana sesuai dengan talent, competence dan passion. Dimana
setiap pegawai akan ditempatkan dan mengerjakan pekerjaan sesuai bakat,
kompetensi dan hasratnya, Right Man On The Right Place. Saya berasumsi apabila
setiap pegawai bekerja sesuai dengan bakat, sesuai dengan kemampuan dan
keinginan hatinya akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan psikologis
yang bahagia. Sehingga akan meningkatkan Indeks Profesionalitas ASN sesuai
dengan target yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sukabumi
tahun 2021-2026.
Akan tetapi ada hal lain yang menjadi hambatan pelaksanaan pelayanan publik di
Kabupaten Sukabumi yang bersumber dari eksternal, yaitu pemahaman dari
stakeholder penerima pelayanan dan informasi publik terhadap pelayanan dan
informasi publik yang diberikan. Maksudnya adalah bahwa tidak semua stakeholder
tersebut merespons hal yang diberikan dengan positif. Ada beberapa pihak yang
justru menganggap apa yang dilakukan adalah sebagai bentuk pembatasan dari
kebebasan untuk menerima informasi atau bahkan menyalahgunakan informasi
yang diberikan.