Anda di halaman 1dari 2

Struktur Arsitektur Romawi

Arsitektur Yunani yang hanya mempunyai komponen


vertikal dan horisontal mempunyai keterbatasan, antara
lain jarak antar kolom yang tidak bisa terlalu besar, juga
bangunan tidak bisa lebih tinggi dari dua lantai. Bangsa
Romawi menggunakan busur lengkung yang diletakkan
pada kolom. Sistem struktur ini memberikan kemampuan
menopang beban yang jauh lebih baik. Bangunan yang
kecil atau bangunan satu lantai dibangun dengan gaya
Yunani. Bangunan yang lebih besar menggunakan busur
lengkung. Pada bangunan ini gaya arsitektur Yunani
digunakan lebih sebagai dekorasi.

GAYA ARSITEKTURAL ROMAWI

 Kombinasi kolom dan busur lengkung


 Romawi mempunyai lima buah gaya arsitektur (order)
 Tiga di antaranya merupakan ‘pinjaman’ langsung dari gaya Yunani: Doric, Ionic dan
Corinthian. Corinthian merupakan gaya yang paling populer di Romawi.
 Dua gaya lain yang ditambahkan oleh bangsa Romawi adalah Tuscan (bentuk yang
lebih sederhana dari gaya Doric), dan Composite (gaya Corinthian yang lebih kaya
ornamen)
 Pada bangunan lebih dari satu lantai, gaya arsitektural diletakkan berurutan dari atas
ke bawah. Paling bawah gaya Doric, di atasnya Ionic, dan paling atas Corinthian.
 Pintu dan jendela biasanya berbentuk segi empat. Pada sisi-sisi pintu dibuat bentuk
kolom.
 Bahan bangunan yang digunakan: batu bata, keramik, semen, beton dan besi.
 Bangsa Romawi telah mengembangkan beton yang memungkinkan mereka membuat
bentukan atap lengkung (vault) dan kubah Romawi. Bentang kubah ini – sebagian
bergaris tengah di atas 50 m – tidak tertandingi sampai ditemukannya konstruksi baja
pada abad ke-19.

Struktur dasar dari busur dan


atap lengkung. Konstruksi
dari busur

(A) memerlukan struktur


kayu sementara (bekisting)
untuk menahan voussoirs
(batu atau bata bentuk
lengkung) sampai batu
kunci, atau voussoir tengah,
dapat diletakkan di
tempatnya. Antara busur dihubungkan dengan bantuan impost

(B) busur-busur dapat dihubungkan

(C) untuk membentuk lorong, atau semacam terowongan dengan atap lengkung. Beberapa
lorong beratap lengkung

(D) digunakan untuk membentuk langit-langit lengkung. Bentuk atap lengkung ini juga dapat
divariasikan dengan menyilangkannya

(E) sehingga membentuk lorong yang menyilang.

Bahan bangunan yang dipakai di Romawi adalah bata, keramik, semen, beton dan besi.
Beton, yang dikembangkan bangsa Romawi, adalah bahan yang sangat kuat, tahan lama,
sekaligus ekonomis.Beton memungkinkan Romawi membangun bangunan bentuk kubah.

Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang melengkung dan membentang
antara dua titik. Struktur ini umumnya terdiri atas potongan-potongan kecil yang mempertahankan
posisinya akibat adanya pembebanan. Bentuk lengkung dan perilaku beban merupakan hal pokon
yang menentukan apakah struktur tersebut stabil atau tidak. Kekuatan struktur tergantung dari
bahan penyusunnya serta beban yang akan bekerja padanya. Contoh struktur pelengkung adalah
pelengkung yang dibentuk dari susunan bata. Bentuk struktur pelengkung yang banyak digunakan
pada bangunan modern adalah pelengkung kaku (rigid arch). Struktur ini hampir sama dengan
pelengkung bata tetapi terbuat dari material kaku. Struktur pelengkung kaku dapat menahan beban
aksial lebih baik tanpa terjadi lendutan atau bengkokan pada elemen strukturnya, jika dibandingkan
dengan pelengkung bata.

Anda mungkin juga menyukai