Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil
Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21
Indonesia merupakan negara yang unik dan kaya akan keragaman baik itu suku, agama, ras.
Budaya, bahasa dan tradisinya. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang sangat nyata bagi
peserta didikuntuk mengenal keragaman yang ada di Indonesia secara sederhana seperti suku, agama,
tradisi, dan bahasa daerah dari tema-teman satu sekolah.
Di tempat PPL saya SMP Negeri 40 Bandung saya menemukan peserta didik disana terdapat
keragaman agama diantaranya Islam dan Kristen. Bukan hanya peserta didik namun juga
pendidiknya. Mayoritas peserta didik dan guru disana beraga Islam, namun tenaga pendidik atau
pihak sekolah tidak pernah mewajibkan seluruh peserta didik untuk mengenakan kerudung. Sebelum
dan sesudah pembelajarn jika dalam kelas tersebut terdapan non islam maka guru mengarahkan untuk
berdoa di dalam hati sesuai kepercayaan masing-masing, jadi guru tidak memaksakan untuk
membacakan doa agama yang mayoritas. Setiap pagi selaluada kegiatan rutin solat duha untuk yang
bergama Islam dan ada kegiatan keagamaan juga untuk yang non islam dengan guru pendampingnya.
Simbol penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan ini juga terlihat dari
pajangan lambang negara Indonesia yaitu foto burung garuda selalu ditempatkan diatas foto presiden
dan wakil presiden Indonesia. Dengan adanya simbol tersebut bertujuan untuk mendorong lahirnya
sikap dan kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah airdalam diri peserta didik serta
menumbuhkan nilai-nilai penanaman sikap disiplin, kerjasama, percaya diri, dan tanggung jawab
kepada peserta didik.
Penghayatan pancasila yang ada disekolah dalam menguatkan identitas manusia Indonesia
dilakukan melalui kegiatan pembiasaan peserta didik. Sila pertama ketuhanan yang Maha Esa
contohnya dengan melakukan kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab
dengan cara menghargai dan menghormati seluruh warga sekolah. Sila ketiga persatuan Indonesia
dengan melakukan upacara bendera setiap hari senin. Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyarwaratan perwakilan dengan cara peserta didik ikut serta dalam
pemilihan pengurus kelas. Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yaitu dengan cara
guru memperlakukan peserta didik dengan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan latar
belakang agama, suku, budaya, ekonomi dan lai-lain.
Profil Pelajar Pancasila terdiri atas 6 dimensi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
antara lain: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri,
bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Penerapan perwujudan
profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak kepada peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 dilakukan denga kegiatan-kegiatan yang meliputi 6 dimensi profil
pelajar pancasila sebagai berikut:
Dimensi pertama yaitu Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia yang diwujudkan dalam kegiatan berikut:
Dimensi ketiga yaitu bergotong royong yang diwujudkan dalam kegiatan sebagai berikut:
Dimensi kelima yaitu bernalar kritis diwujudkan pada kegiatan pembelajaran dengan
memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengasah kemampuan berpikir kritis seperti
meminta pendapatnya mengenai peristiwa dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Selain itu, pada proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang mendukung pendidikan abad ke 21 dengan menggunakan model Problem
Base Learning (PBL) yang mampu meningkatkan beberapa antara lain keterampilan berpikir
kritis.
Dimensi keenam yaitu kreatif diwujudkan dalam kegiatan memberikan tugas kepada
peserta didik untuk mengasah kemampuan kreatif seperti meminta peserta didik membuat
soal matematika dalam bentuk cerita.