Filsafat Sejarah
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. M. Syamsul Huda, M.Fil.I
197203291997031006
Disusun oleh:
2024
A. Latar Belakang
Gerakan intelektual yang dikenal sebagai Madzhab Frankfurt berkembang dari
konteks kekacauan sosial, politik, dan ekonomi Jerman pasca-Perang Dunia I, khususnya
setelah kenaikan Adolf Hitler ke kekuasaan pada tahun 1933. Institut untuk Penelitian
Sosial di Frankfurt, didirikan pada tahun 1923, awalnya bertujuan untuk menjadi pusat
penelitian yang memfokuskan pada pemahaman penyebab krisis sosial dan politik yang
melanda Jerman pasca-Perang Dunia I.
Salah satu tokoh utama dari Madzhab Frankfurt adalah Max Horkheimer, yang
kemudian menjadi direktur Institut untuk Penelitian Sosial. Pada tahun 1930-an,
Horkheimer bersama dengan Theodor Adorno, Herbert Marcuse, dan cendekiawan lain
membentuk intelektual utama dari gerakan ini. Mereka dipengaruhi oleh pemikiran
Marxisme, tetapi mengembangkan kerangka analisisnya untuk memasukkan pemikiran
Freudian, teori kritis tentang budaya massa, dan pertimbangan tentang peran negara
modern dalam masyarakat kapitalis.
Madzhab Frankfurt menekankan pentingnya kritis terhadap budaya dan struktur
sosial, serta penelitian interdisipliner dalam memahami dinamika masyarakat modern.
Mereka merenungkan tentang dampak kapitalisme, alienasi, dan dominasi sosial terhadap
individu dan budaya. Karya-karya mereka, seperti "Dialektik Pencerahan" (Dialectic of
Enlightenment) yang ditulis oleh Horkheimer dan Adorno, membahas tentang penyebab
dan konsekuensi dehumanisasi yang terjadi di bawah kapitalisme modern.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep berfikir madzhab Frankfurt tentang Filsafat Kritis?
C. Metode Analisis
D. Pembahasan
1. Objek analisis adalah masyarakat masa kini, bukan masyarakat ketika Karl Marx
masih hidup.
2. Filsafat bukan hanya kontemplasi, suatu perenungan mendalam dan radikal yang
jauh dari realitas, atau tidak membumi.
3. Filsafat seharusnya dapat merubah masyarakat, suatu upaya emansipasi dari
belenggu yang muncul sebagai akibat dari pekerjaannya.
4. Aufklarung menyingkap tabir kegelapan, upaya memberi pencerahan pada manusia
modern akan kemajuan semu masyarakat industri yang dehumanisasi.
5. Menolak perubahan dengan cara yang revolusioner, karena hal itu justru akan
memunculkan dehumanisasi.
Dari lima pokok pikiran di atas menunjukkan bahwa Mazhab Frankfurt memiliki
orientasi yang bersifat progressif, maju dan kekinian. Karena meskipun mereka adalah
“Marxian”, tetapi objek analisisnya tidak semata-mata pada masalah social yang telah
lampau di masa Karl Marx. Maka dengan memaknai filsafat bukan hanya sebagai sesuatu
yang teoritis dan hampa, Mazhab Frankfurt justru menghendaki agar filsafat bersifat
emansipatoris agar dapat dirasakan manfaatnya oleh masayarakat secara praktis.
Selain itu ajaran Mazhab Frankfurt merupakan instrument menuju pencerahan,
karena seperti disinyalir oleh Adorno10 bahwa manusia ingin membebaskan diri dengan
menguasai alam. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Di mana manusia telah dikuasai
oleh alam. Inilah salah satu kenyataan yang menunjukkan bahwa telah terjadi
dehumanisasi oleh karena perbuatan manusia itu sendiri yang telah mereduksi kebebasan
manusia. Pada akhirnya manusia justru terbelenggu dan menjadi dilema.
E. Kesimpulan
Teori Kritis Mazhab Frankfurt adalah aliran filsafat yang berbasis di Frankfurt,
Jerman. Lembaga penelitian sosial Frankfurt didirikan pada tahun 1923 oleh Felix Weil dan
berfungsi sebagai institusi yang mandiri secara finansial untuk mempelajari masalah-masalah
sosial. Pada tahun 1930, Marx Horkheimer menjadi direktur lembaga penelitian ini dan
mencapai masa keemasan. Lembaga tersebut berusaha mengumpulkan sarjana dari berbagai
bidang ilmu untuk mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat.
Kerjasama di antara anggota lembaga penelitian ini sangat penting, dan banyak artikel dalam
majalah mereka merupakan hasil diskusi bersama. Dalam perkembangannya,
F. Referensi
Di kutip dari Buku “Paradigma Teori Kritis” Karya Dr. Ambo Upe, S.Sos. M.Si
& Abdul Wahid. S.Sos.