Anda di halaman 1dari 11

Mazhab Frankfurt

Indah Permatasari
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
05020521022@student.uinsby.ac.id

Pendahuluan
Makalah ini dikaji bertujuan untuk menggali apakah yang dimaksud madzhab Frankfurt,
yang pembahasannya sangat panjang dikarenakan adanya hal yang relefan dan historis
dibalik madzhab frankfurt, peranan orang-orang didalamnya, tokoh yang menjadi cikal
bakal tumbuhnya madzhab Frankfurt, sekolah Frankfurt, dan madzhab Frankfurt
sebagai penumbuh Nazisme yang memicu terjadinya perang dunia ke II. Sebenarnya
sangat banyak orang-orang dan para petinggi negara yang mengikuti madzhab frankfurt
ini, akan tetapi semenjak madzhab frankfurt ini membuka sekolah Frankfurt dan
timbulnya nazisme banyak orang yang berangsur-angsur meninggalkan madzhab
frankfurt ini, dikarenakan dianggap menciptakan partai komunis yang bernama Nazi. ,
sebenarnya tidak semua yang ikut madzhab frankfurt ini menjadi komunis. Banyak juga
dari mereka yang menjadi para petinggi negara, penulis buku tentang ketuhanan,
ataupun aktivis ekonomi kolektif. Akan tetapi banyak orang mengungkapkan bahwa
madzhab frankfurt ini memiliki sifat liberal dan radikalisme yang memicu timbulnya
para komunis dan filsuf negatif. Namun hal itu hanyalah fitnah belaka, dikarenakan
munculnya Nazisme sebagai pertai komunis, yang memicu timbulnya perang dingin.

Sangat banyak buku-buku yang menjelaskan tentang madzhab frankfurt ini. Akan tetapi,
dikarenakan tokoh yang berpengaruh sangat banyak, dan banyak pula buku-buku
ciptaan Friedrich Engels dan istrinya, Mary Burn. Buku ciptaan Friedrich Engels sangat
banyak, misalnya Manifest der Kommunitische Partei, The Marx-Engel Reader,
Sosialism: Utopian and scientific, The German Ideologie, Media and Cultural Studies
keyworks, The Theorical Evolusion of International Political Economy, Wage-Labor and
Capital, On Religion, dan masih banyak lagi. Banyak sekali artikel dan informasi yang
dapat digali dalam pembahasan madzhab frankfurt ini. Akan tetapi tidak banyak
dijumpai pada era ini, dikarenakan tidak masuk kedalam buku pelajaran karena
dianggap dapat memicu timbulnya radikalisme apabila tidak menelaah dengan benar-
benar baik dan detail.
Untuk mengetahui berbagai informasi dan referensi menggunakan metode analis dan
deskriptif lebih efisien untuk membuat makalah ini, karena sangat banyak reverensi
yang mencakup tentang madzhab frankfurt, akan tetapi terpisah setiap tokoh sejarah.
Dalam makalah ini menggunakan metode penelitian dimana meliputi heulistik atau
pengumpulan sumber data, interpretasi, dan historisiasi. Sedangkan pengumpulan data
menggunakan sistem literatur, yakni mengkaji informasi dari beberapa sumber yang
relevan. Dalam satu buku tidak hanya menjelaskan bagaimana cara filsuf tersebut
berperan dalam madzhab frankfurt saja, akan tetapi orang-orang yang mengikuti
madzhab Frankfurt ini adalah orang-orang yang berpengaruh dalam perkembangan
sejarah revolusi, seorang cendekiawan ternama, sejarawan, penulis buku-buku sejarah
pada masanya, dan lain-lain.

Pengertian
Madzhab Frankfurt merupakan istilah yang digunakan para pemikir dari jerman yang
memiliki afiliasi institut fur sozialforscung, dan pemikir lain yang yang dipengaruhi para
pemikir tersebut. Institut fur sozialforscung ini didirikan pada tahun 1923, yakni
lembaga penelitian independen yang didanai swasta di mana para ilmuan dari berbagai
disiplin ilmu bekerja pada topik yang relevan secara politik dan historis. Sejak awal
fokus penelitian lembaga ini adalah suatu fenomena makro kekerasan, dimana publikasi
yang secara teoritis ambisius oleh anggota lembaga diterima dengan baik dan diakui
secara luas. Meskipun topik kekerasan akan tetap menjadi agenda penelitian HIS
(Hamburger Institut fü r Sozialforschung), tema-tema baru juga akan menjadi pusat
perhatian seperti masalah demokrasi dan kenegaraan atau fitur struktural kapitalisme
kontemporer - semua harus ditangani dalam perspektif komparatif kapan pun itu
terjadi.1
Tahun yang menjadi awal mulanya madzhab frankfurt ini sejak tahun 1930, ketika Max
Horkheimer ditunjuk untuk menjadi direktur lembaga riset sosial pada masa itu.
Beberapa filsuf terkenal yang dianggap sebagai pengikut madzhab frankfurt ini antara
lain Theodor Adorno, Walter Benjamin, dan Jurgen Habermas. Sebenarnya para pemikir
ini tidak pernah menyebut atau mendefinisikan mereka sebagai madzhab, karena
sebutan ini hanya diberikan sebagai retrospektif belaka. Meskipun sebagian besar
mereka memiliki sebuah ketertarikan intelektual dengan Neo-Marxisme dan kritik
terhadap budaya (yang kemudian menciptakan bidang ilmu studi budaya) masing-
masing pemikir ini mengaplikasikan kedua hal ini dengan dengan cara-cara dan dengan
kajian-kajian yang berbeda-beda.2 Neo-Marxisme merupakan istilah yang diterapkan
pada teori sosial atau analisis sosiologi yang mengaju pada ide-ide Karl, Frederich
Engels dan unsur-unsur dari tradisi cendekiawan lain. Seperti psikoanalisis, sosiologi
weberian, dan anarkisme.
1
https://www.his-online.de
2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/madzhab_Frankfurt
Pemikiran Karl Marx ini sangat di junjung tinggi oleh madzhab frankfurt yang terjadi
antara lain karena, ketidak puasan terhadap penggunaan teori Marxisme oleh
kebayakan kalangan orang yang berpandangan sempit terhadap pandangan Karl Marx.
Inti pemikiran Marx adalah teorinya tentang materialisme historis, yang berpendapat
bahwa masyarakat manusia dan institusi budaya mereka (seperti agama, hukum,
moralitas, dll.) adalah hasil dari aktivitas ekonomi kolektif. Teori Marx sangat
dipengaruhi oleh metode dialektika Hegel. Tetapi sementara Marx setuju dengan tesis
dialektika dasar Hegel tentang perubahan sosial, dia tidak setuju dengan gagasan bahwa
ide-ide abstrak adalah mesinnya. Sebaliknya, Marx membalikkan Hegel dan berargumen
bahwa kekuatan material, ekonomi—atau hubungan kita dengan alam, biologis, dan
dunia fisik—yang mendorong dialektika perubahan. Lebih khusus lagi, mesin sejarah
terletak pada kontradiksi internal dalam sistem produksi material (atau, hal-hal yang
kita lakukan untuk menghasilkan apa yang kita butuhkan untuk bertahan hidup).
Bagi Marx, setiap sistem ekonomi atau “cara produksi” dalam sejarah manusia
mengandung kontradiksi di dalamnya yang pada akhirnya menyebabkan
kehancurannya dan digantikan oleh tahap kehidupan ekonomi dan sosial lain yang lebih
maju. Kontradiksi yang melekat dalam feodalisme, seperti keharusan negara-negara
yang diperintah oleh raja untuk berdagang dengan negara lain, sehingga menciptakan
kelas pedagang, akhirnya mengarah pada kemajuan kapitalisme. Namun Marx melihat
bahwa kapitalisme juga memiliki kontradiksinya sendiri, khususnya dalam produksi
barang yang berlebihan. Seiring kemajuan teknologi (yaitu mesin yang lebih besar dan
lebih cepat) dan eksploitasi pekerja terus berlanjut, terlalu banyak barang yang akan
dibuat (lihat saja tempat penjualan dan tawar-menawar saat Anda berada di Target atau
Wal-Mart). Masalahnya, menurut Marx, kelebihan produksi menghasilkan krisis
kapitalisme, krisis yang dia rasa pada akhirnya akan berakibat fatal dan mengarah pada
perkembangan komunisme.3
Pembahasan 1
Fetisisme Komoditas
Marx berargumen bahwa nilai tukar yang melekat pada suatu komoditas hanya setara
dengan kerja yang menghasilkannya, ia mengakui bahwa kita sering memperlakukan
dan mengalami komoditas seolah-olah mereka bernilai jauh, jauh lebih banyak (kadang-
kadang bahkan lebih dari kehidupan itu sendiri). Kebiasaan membayangkan komoditas
memiliki kualitas manusia atau bahkan manusia super inilah yang disebutnya fetisisme
komoditas. Fetishisme komoditas memiliki banyak bentuk, tetapi salah satu cara paling
umum kita membuat fetish komoditas adalah dengan mengidentifikasi diri kita dengan
barang-barang yang kita miliki—ponsel, alas kaki, mobil, dll. Sebagai pribadi, bahwa apa
yang dimiliki orang akhirnya, dalam ukuran kecil, memiliki mereka. Marx sangat kritis

3
http://routledgesoc.com/category/profile-tags/historical-materialism
terhadap kecenderungan ini untuk memperlakukan ciptaan kita sendiri sebagai objek
“ajaib” yang kemudian mendefinisikan dan memiliki kekuasaan atas kita. 4

Marx juga berpikir bahwa komoditas dan kapitalisme menyebabkan keterasingan yang
meluas. Dia terkenal dalam teori sosial untuk argumennya bahwa kapitalisme secara
sistematis mengasingkan kita dalam empat cara yang berbeda tetapi terkait: ia
mengasingkan kita dari produk kerja kita (yaitu apa yang kita buat), proses kerja itu
sendiri, sesama manusia, dan bahkan dari sifat manusia atau “makhluk spesies” kita
sendiri. Ambil, misalnya, keterasingan dari sifat manusia kita sendiri. Bukannya kita
tidak tahu bahwa kita adalah manusia; sebaliknya, apa yang kita anggap sebagai
manusia itu salah arah, menurut pandangan Marx.

Marx menulis bahwa apa yang membuat kita menjadi manusia adalah kemampuan kita
untuk secara kreatif memanipulasi dan menghasilkan lingkungan kita, dan oleh karena
itu kemanusiaan kita tercermin kembali kepada kita dalam hal-hal yang kita hasilkan
(anggap itu sebagai perasaan memuaskan yang anda dapatkan ketika anda telah
membuat sesuatu dengan anda tangan kosong, seperti sweter baru yang Anda rajut, di
luar yang Anda buat, atau makanan enak yang Anda masak). Marx berpendapat bahwa
jika kita terkunci ke dalam sistem di mana orang lain memiliki komoditas yang kita
hasilkan, dan ketika kita menginginkan komoditas itu seolah-olah mereka tidak ada
hubungannya dengan kerja kita sendiri, maka kita telah menjadi terasing dari rasa
spesies kita sendiri.5

Menurut Marx, fetisisme komoditi ini tampak sebagai pertukaran nilai guna sebagai
eksistensi nyata benda pakai dan nilai tukar kapitalisme. Didalam fetisisme komoditi ini
terdapat substitusi terhadap sesuatu yang abstrak dan konkret, hal ini disebut Marx
sebagai “mistifikasi komoditi.” Mistifikasi komoditi ini muncul karena komoditi dari
barisan pekerja yang sepakat memutuskan memproduksinya dari fungsi pakai
mistifikasi komoditi ini. Sehingga suatu komoditi ini tidak hanya sekedar menambah
nilai guna dan nilai tukarnya saja, tetapi diisi sebagai makna-makna yang lebih
dibanding hanya sebagai nilai guna semata. Menurut komoditi ini nilai tukar lebih
istimewa dibanding nilai guna. Hal ini dikarenakan semua barang yang telah

4
https://ir.binus.ac.id/2014/04/22/evolusi-kapitalisme/
5
https://www.britannica.com/topic/historical-materialism
diabstraksikan sehingga tidak lebih telah menjadi tanda tertera terhadap komoditi nilai
tukar tersebut.6

Dalam catatan yang diampu oleh Louis Althusser, mengatakan bahwa fetisisme
komoditi ini berbahaya. Dikarenakan jejak Hegelian terakhir yang sangat mencolok.
Hegelian merupakan suatu kelompok yang mengikuti jejak cendekiawan bernama
Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Hegel ini dipercaya sebagai filsuf pertama yang
mengenali dan membahas dimensi perubahan, yang kemudian jejaknya diikuti oleh Karl
Marx dan Friedrich Engels. Tujuan dibentuknya hegelian ini agar manusia berevolusi
sebagai manusia yang siklusnya mengikuti logika, yang konsisten terhadap kemajuan
umat manusia. Akan tetapi Hegelian ini mulai ditentang dan ditinggalkan masyarakat
ketika mulai terjadinya konflik dengan gereja. Sebagai orang yang faham akan
ketuhanan, Hegel menjadi orang yang religius dan banyak menulis buku tentang
kerohanian dan ketuhanan. Namun entah kenapa Hegel kemudian menolak dogma
Katholik yang berhubungan dengan transubstansiasi atau yang merubah hakikat yang
menggambarkan roti sebagai tubuh Kristus dan anggur sebagai darah Kristus. 7

Pembahasan ke-2

Peran Friedrich Engels

Friedrick Engels merupakan filsuf yang berasal dari Jerman yang berkolaborasi dengan
Karl Marx. Friedrich mengembangkan minat pada karya-karya liberal dan revolusioner,
terutama tulisan-tulisan terlarang dari penulis “Jerman Muda” seperti Ludwig Bö rne,
Karl Gutzkow, dan Heinrich Heine. Tetapi dia segera menolaknya sebagai tidak disiplin
dan tidak meyakinkan demi filosofi G.W.F. yang lebih sistematis dan merangkul semua.
Hegel sebagaimana diuraikan oleh “Hegelian Muda,” sekelompok intelektual kiri,
termasuk teolog dan sejarawan Bruno Bauer dan anarkis Max Stirner. Mereka
menerima dialektika Hegelian—pada dasarnya bahwa kemajuan rasional dan
perubahan historis dihasilkan dari konflik pandangan yang berlawanan, yang berakhir
dengan sintesis baru. Kaum Hegelian Muda bertekad untuk mempercepat proses
dengan mengkritik semua yang mereka anggap tidak rasional, ketinggalan zaman, dan
represif. Karena serangan pertama mereka ditujukan terhadap dasar-dasar Ke
Kristenan, mereka membantu mengubah Engels yang agnostik menjadi Ateis militan,

6
https://ir.binus.ac.id/2014/04/22/evolusi-kapitalisme/
7
https://www.dw.com/id/hegel-filsuf-jerman-sumber-inspirasi-karl-marx/a-55566692
tugas yang relatif mudah karena pada saat itu keyakinan revolusioner Engels
membuatnya siap untuk menyerang hampir ke segala arah.8

Peran Engels dikalangan orang-orang dikerdilkan karena dianggap hanya juru tulis
belaka atau sahabat yang membantu perekonomian Marx. Bahkan beberapa
pengamatmengatakan bahwa Engels adalah penulis amatiran yang berperan mengotak-
atik mepikiran Marx. Akan tetapi fakta sebenarnya adalah ia pun sama pentingnya
seperti Marx. Dalam buku yang berjudul sosok dan pemikiran Frederick Engels yang
ditulis oleh Sylvia Tiwon mengatakan bahwa kedudukan Engels dan Marx sama. Jika
semua orang mengira ia adalah penulis amatiran itu adalah anggapan yang salah,
karena pemikiran Engels terlalu besar untuk disepelekan. Friedrich memulai studi
etnografis atau kaum buruh London, dia pula yang menunjukkan keterkaitannya
terhadap antara hal kepemilikan privat dan subornasi perempuan. Engels pula lah yang
menjadi penyebab beralihnya Marx yang seorang filsuf menjadi pengkritik ekonomi
politik yang dianggapnya mampu membongkar cara kerja kapitalisme. 9

Peran Mary Burns, istri Engels

Engels tiba di Inggris pada bulan Desember 1842 dan dikirim ke sana untuk membantu
mengelola bagian pabrik yang dimiliki oleh ayahnya yang kaya, oleh sebuah keluarga
yang putus asa untuk melindungi radikal muda mereka dari polisi Prusia. Dan Engels
inilah yang, yang membuat kenalan-kenalannya cukup waspada, bertemu, jatuh cinta,
dan, selama lebih dari dua dekade, diam-diam tinggal bersama seorang wanita Irlandia
bernama Mary Burns.Pengaruh Burns pada Engels—dan karenanya pada komunisme
dan pada sejarah dunia pada abad yang lalu—telah lama diremehkan. Dia membuat
penampilan singkat terbaik dalam buku-buku yang ditujukan untuk Engels, dan hampir
tidak ada dalam setiap karya umum tentang sosialisme. Dan karena dia buta huruf, atau
hampir seperti itu, belum lagi orang Irlandia, kelas pekerja dan perempuan, dia juga
hanya meninggalkan kesan samar dalam catatan kontemporer. Di samping upaya keras
beberapa sejarawan Manchester, hampir tidak ada yang diketahui secara pasti tentang
siapa dia, bagaimana dia hidup atau apa yang dia pikirkan. Namun mungkin, membaca

8
https://www.britannica.com/biography/Friedrich-Engels
9
https://marjinkiri.com/product/di-balik-marx-sosok-dan-pemikiran-friedrich-engels-dede-mulyanto-ed/
yang tersirat dari tulisan Engels, untuk merasakan bahwa dia memiliki pengaruh yang
cukup besar pada beberapa karya utama kekasihnya.10

Tidak banyak yang ditulis tentang Mary Burns. Satu-satunya referensi langsung ke
Mary Burns yang selamat adalah surat dari Marx kepada Engels tentang mengetahui
kematiannya, mengatakan dia “sangat baik hati” dan “cerdas”, dan sepucuk surat dari
putri Marx, Eleanor, mengatakan dia “sangat cantik, jenaka dan gadis yang sangat
menawan, tetapi di tahun-tahun berikutnya minum terlalu banyak”. Tidak ada gambar
Burns yang diketahui ada.11

Pembahasan ke-3

Sekolah Frankfurt

Pada akhir 1960-an, Herbert Marcuse secara luas dipandang sebagai ‘guru’ Kiri Baru
dan budaya tandingan, dan sebagai ‘bapak gerakan mahasiswa’. Tidak seperti pemikir
kunci lainnya dalam tradisi Sekolah Frankfurt, ia secara eksplisit mendukung dan
mendorong perjuangan spontan dan anti-otoriter. Berikut adalah seorang ahli teori
sayap kiri terkenal yang bukunya Eros and Civilization (1955, diterbitkan kembali
dengan ‘kata pengantar politik’ pada tahun 1966) dan One Dimensional Man (1964)
telah mengantisipasi banyak penyebab dan harapan yang kini menjiwai kaum radikal
muda: kebebasan seksual; budaya emansipatoris; kebutuhan untuk menghubungkan
pembebasan pribadi, sosial dan politik; tuntutan luas untuk ‘perubahan total’; dan
kebutuhan akan ‘penolakan besar’ terhadap semua sistem represi dan dominasi. Tetapi,
‘walaupun dia dipuja oleh banyak orang, bagi orang lain dia adalah seorang “revisionis”,
“filsuf idealis” [dan] “elitis”’. Dan, dalam gejolak radikalisme 1960-an yang bergerak
cepat, beberapa kritikus bahkan menyebut Marcuse sebagai ‘agen CIA’.[1]

Klaim tentang Marcuse yang bekerja untuk Central Intelligence Agency pertama kali
dipromosikan di AS oleh organisasi Maois, Partai Buruh Progresif, dan kemudian
diangkat di Eropa. Desas-desus menyebar bahwa Marcuse telah bekerja untuk dinas
rahasia AS hingga 1950-an, dan mungkin hingga 1960-an. Ketika Marcuse mencoba
memberikan kuliah di Roma pada Juni 1969, ia berulang kali diinterupsi dan didorong
oleh Daniel Cohn-Bendit, yang terkenal sejak Mei tahun sebelumnya sebagai tokoh

10
https://www.smithsonianmag.com/history/how-friedrich-engels-radical-lover-helped-him-father-socialism-
21415560/
11
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Mary_Burns
‘peristiwa’ Paris. Cohn-Bendit menuntut agar Marcuse mengakui perannya sebagai
agen negara Amerika.

Untuk memahami catatan perang Marcuse yang sebenarnya, konteks itu penting. Oleh
karena itu, tinjauan ini merinci pembentukan dan karakter badan-badan intelijen anti-
fasis yang dibuat oleh Amerika Serikat dari tahun 1942. Tinjauan ini kemudian
mempertimbangkan beberapa pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian dari upaya
perang Amerika oleh Marcuse dan rekan-rekannya ‘Frankfurters’. Ini dibentuk oleh dan
diposisikan dalam perdebatan signifikan dalam Mazhab Frankfurt, yang digambarkan di
sini: ini telah digambarkan sebagai menghasilkan ‘berbagai pandangan aneh tentang
interpretasi yang benar dari Nazisme, dan perselisihan aneh tentang “kapitalisme
negara”’. [3] Tinjauan tersebut kemudian melacak pergeseran ke periode Perang
Dingin, ketika jenis kontribusi terhadap kebijakan resmi yang telah dibuat oleh anggota
Sekolah Frankfurt tidak lagi ‘dibutuhkan’ – atau diterima.

Marcuse bukanlah orang Jerman-Yahudi pertama yang diasingkan yang terkait dengan
Sekolah Frankfurt yang mengambil pekerjaan di OSS. Franz Neumann telah menjadi
penasihat hukum untuk berbagai serikat pekerja, aktivis partai, dan pengacara paling
terkemuka yang bertindak atas nama Sozialdemokratische Partei Deutschlands (SPD)
sebelum Hitler merebut kekuasaan. Dia kemudian melarikan diri ke London dan belajar
di LSE, memulai hubungannya dengan Institute for Social Research atas rekomendasi
Harold Laski. Dia pindah ke New York pada tahun 1936, dan telah direkrut ke OSS saat
didirikan pada musim semi 1942.

Awal tahun 1943, Research and Analysis Branch (R&A) badan intelijen yang baru
didirikan. Itu tumbuh dengan cepat, mempekerjakan lebih dari 1.200 orang, sekitar dua
pertiga dari mereka bekerja di AS, dan sisanya di luar negeri, termasuk dalam situasi
medan perang. Para perwira ini dipilih berdasarkan keahlian dan kemampuan mereka
yang nyata, dan isu-isu komitmen politik tampaknya tidak menghalangi perekrutan –
meskipun prospek untuk promosi yang signifikan dipengaruhi oleh penilaian tentang
ortodoksi ideologis, dan oleh prasangka ‘etnis’, yaitu anti- Semitisme. Di antara kaum
kiri yang bekerja di R&A adalah Paul Sweezy, yang sudah dikenal sebagai seorang
Marxis, dan kemudian menjadi editor pendiri Monthly Review; kolaboratornya di
bidang ekonomi Marxis, Paul A. Baran; dan Arno J. Mayer, yang kemudian menjadi
‘pembangkang kiri Marxis’ dan sejarawan utama, yang karyanya mencakup catatan
penting tahun 1988 tentang Yudeosida,

Pembahasan 4

Nazi sebagai madzhab Frankfurt

Nazisme, juga dieja Naziisme, secara lengkap Nazi Sosialisme,


German Nationalsozialismus, gerakan totaliter yang dipimpin oleh Adolf Hitler sebagai
kepala Partai Nazi di Jerman. Dalam nasionalisme yang intens, daya tarik massa, dan
pemerintahan diktator, Nazisme memiliki banyak elemen yang sama dengan fasisme
Italia. Namun, Nazisme jauh lebih ekstrem baik dalam ide maupun praktiknya. Hampir
dalam segala hal itu adalah gerakan anti-intelektual dan atheoretical, menekankan
kehendak diktator karismatik sebagai satu-satunya sumber inspirasi dari suatu bangsa
dan negara, serta visi pemusnahan semua musuh Arya Volk sebagai satu-satunya
tujuan kebijakan Nazi.12

Didalam buku yang berjudul “Buku harian Robert W. Heingartner”,yang di tulis oleh
Andrew G. Bonnell. Mendeskripsikan seorang pejabat konsuler AS yang dikirim ke
Frankfurt am Main, memberikan laporan tentang kebangkitan Nazisme di kota itu dari
tahun 1928 hingga akhir tahun 1937, ketika rezim tampaknya telah menstabilkan
dirinya sendiri, yang ditulis oleh seorang dan pengamat yang cermat. Heingartner
menjelaskan dampak Depresi pada kehidupan kota, dan memantau dengan cermat
krisis politik yang menyertai kebangkitan partai Nazi dari kelompok radikal pinggiran
menjadi partai yang berkuasa pada tahun 1933. Dia mendokumentasikan pembentukan
pemerintahan Nazi di Frankfurt dari tahun 1933 dan seterusnya, termasuk kondisi
ekonomi dan sosial, dan penganiayaan terhadap lawan politik dan penduduk Yahudi
Frankfurt, yang penderitaannya dihadapi sebagai pejabat konsuler. Dia juga
menceritakan tanggapan terhadap rezim di pihak orang Jerman biasa yang hidupnya
ditandai dengan kekurangan, desas-desus, gerutuan dan kecaman. 13

Kesimpulan

Dalam gejolak radikalisme 1960-an yang bergerak cepat, beberapa kritikus bahkan


menyebut Marcuse sebagai ‘agen CIA’. Klaim tentang Marcuse yang bekerja untuk

12
https://www.britannica.com/event/Nazism
13
The book An American witness in Nazi Frankfurt
Central Intelligence Agency pertama kali dipromosikan di AS oleh organisasi
Maois, Partai Buruh Progresif, dan kemudian diangkat di Eropa. Ketika Marcuse
mencoba memberikan kuliah di Roma pada Juni 1969, ia berulang kali diinterupsi dan
didorong oleh Daniel Cohn-Bendit, yang terkenal sejak Mei tahun sebelumnya sebagai
tokoh ‘peristiwa’ Paris. Untuk memahami catatan perang Marcuse yang
sebenarnya, konteks itu penting.

Oleh karena itu, tinjauan ini merinci pembentukan dan karakter badan-badan intelijen
anti-fasis yang dibuat oleh Amerika Serikat dari tahun 1942. Tinjauan ini kemudian
mempertimbangkan beberapa pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian dari upaya
perang Amerika oleh Marcuse dan rekan-rekannya ‘Frankfurters’. Tinjauan tersebut
kemudian melacak pergeseran ke periode Perang Dingin, ketika jenis kontribusi
terhadap kebijakan resmi yang telah dibuat oleh anggota Sekolah Frankfurt tidak lagi
‘dibutuhkan’ – atau diterima. Marcuse bukanlah orang Jerman-Yahudi pertama yang
diasingkan yang terkait dengan Sekolah Frankfurt yang mengambil pekerjaan di OSS.

Franz Neumann telah menjadi penasihat hukum untuk berbagai serikat pekerja, aktivis
partai, dan pengacara paling terkemuka yang bertindak atas nama Sozialdemokratische
Partei Deutschlands sebelum Hitler merebut kekuasaan. Awal tahun 1943, Research
and Analysis Branch badan intelijen yang baru didirikan. Para perwira ini dipilih
berdasarkan keahlian dan kemampuan mereka yang nyata, dan isu-isu komitmen
politik tampaknya tidak menghalangi perekrutan – meskipun prospek untuk promosi
yang signifikan dipengaruhi oleh penilaian tentang ortodoksi ideologis, dan oleh
prasangka ‘etnis’, yaitu anti- Semitisme. Dalam nasionalisme yang intens, daya tarik
massa, dan pemerintahan diktator, Nazisme memiliki banyak elemen yang sama dengan
fasisme Italia.

Didalam buku yang berjudul «Buku harian Robert W. Heingartner»,yang di tulis oleh
Andrew G. Bonnell. Mendeskripsikan seorang pejabat konsuler AS yang dikirim ke
Frankfurt am Main, memberikan laporan tentang kebangkitan Nazisme di kota itu dari
tahun 1928 hingga akhir tahun 1937, ketika rezim tampaknya telah menstabilkan
dirinya sendiri, yang ditulis oleh seorang dan pengamat yang cermat. Heingartner
menjelaskan dampak Depresi pada kehidupan kota, dan memantau dengan cermat
krisis politik yang menyertai kebangkitan partai Nazi dari kelompok radikal pinggiran
menjadi partai yang berkuasa pada tahun 1933. Dia mendokumentasikan pembentukan
pemerintahan Nazi di Frankfurt dari tahun 1933 dan seterusnya, termasuk kondisi
ekonomi dan sosial, dan penganiayaan terhadap lawan politik dan penduduk Yahudi
Frankfurt, yang penderitaannya dihadapi sebagai pejabat konsuler.
Dia juga menceritakan tanggapan terhadap rezim di pihak orang Jerman biasa yang hidupnya
ditandai dengan kekurangan, desas-desus, gerutuan dan kecaman.

Anda mungkin juga menyukai