Anda di halaman 1dari 2

KAMPUNG URUG

Bogor dengan ikon 'kota hujan' ternyata memiliki sebuah kampung adat yang
menyimpan arsitektur kearifan lokal. Berlokasi di desa Kiarapandak, kecamatan Suka Jaya.
Untuk mencapai daerah ini, anda bisa melewati jalur Darmaga-Leuwiliang-Cigudeg. Setelah
SMA 1 Cigudeg, anda berbelok ke arah kiri. Persimpangan ke arah Ciurug ditandai dengan
adanya indomart. Dari sana anda lurus saja, ketika bertemu pos polisi belok ke arah kiri.

Dalam hal arsitektur, ada tali tradisi budaya lama yang masih dipegang dengan teguh
oleh masyarakat kampung Urug, sebagaimana masyarakat-masyarakat di kampung adat
lainnya. Pola pemukiman rumah penduduk meliputi dua hal yaitu seni bangunan dan
arsitektur bangunan. Seni bangunan, rumah-rumah dibangun dengan material yang sama
berasal dari alam, bentuk rumah panggung lengkap dengan kolongnya, dan lumbung padi
yang disebut leuit.

Arsitektur bangunan yakni bentuk rumah yang memiliki ciri khas tradisi ke-Sunda-an,
suhunan berbentuk julang ngapak dan tagog anjing. Di sini, anda akan menjumpai sebuah
rumah yang berfungsi sebagai mandala, yakni gedong ageung dan gedong alit. Meskipun
disebut gedong, ternyata arsitektur rumah ini sama saja dengan rumah-rumah lainnya yakni
panggung. Gedong ageung digunakan sebagai pusat kewenangan dan kepemimpinan adat.
Sedangkan, gedong alit dipegang oleh keturunan prabu Siliwangi yang ke-9.

Berkunjung ke kampung ini, anda akan disuguhi pemandangan sebuah perkampungan


yang unik. Hamparan pesawahan yang membentang luas, dengan ilustrasi para petani sedang
membajak sawah, dan menggembala ternak. Sejuknya udara, dan jernihnya air terjun, serta
mata air dari sungai-sungai yang mengelilingi perkampungan, membuat anda enggan untuk
pulang.
KAMPUNG DUKUH

Secara geografis, wilayah kampung Dukuh agak terisolir, sehingga akses mereka ke
dunia luar, sangat terbatas sekali. Hal ini disebabkan oleh rimbunnya hutan yang berada di
sisi selatan Garut. Sehingga akses masyarakat terhadap hal-hal yang berbau modernisasi agak
susah dijangkau. Masyarakat Kampung Dukuh benar-benar tradisional, sehingga tidak ada
seorang pun di antara mereka yang menggunakan peralatan elektronik. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kampung Dukuh, benar-benar kampung adat yang masih orisinil.

Berkunjung ke Kampung Dukuh, anda akan menemui 42 rumah dan 1 mesjid sebagai
pusat peribadatan. Kampung dukuh, seperti halnya Baduy dibagi ke dalam dua bagian, yaitu
Kampung Dukuh Dalam, dan Kampung Dukuh Luar. Ada 172 orang penduduk yang
mendiami Kampung Dukuh Dalam, dan 70 kepala keluarga yang mendiami Kampung Dukuh
Luar.

Anda akan disuguhi pemandangan alam yang eksotik, dan situs religi peninggalan
sejarah yang dikeramatkan, yaitu makam Syekh Abdul Jalil. Maka, tidak mengherankan, jika
tempat ini ramai dikunjungi, meski akses menuju ke tempat ini penuh tantangan.

Arsitektur rumah adat Kampung Dukuh, menarik perhatian sejumlah mata


memandang. Rumah-rumah panggung dengan dinding anyaman dari bambu, dan ijuk sebagai
penutup atas. Rumah kuncen-Mama Uluk tampak lebih besar dari ukuran rumah-rumah
penduduk lainnya. Hal ini mungkin salahsatu keistimewaan bagi kepala adat.

Anda mungkin juga menyukai