Anda di halaman 1dari 60

LAPORANPRAKTEKKERJAINDUSTRI

LABORATORIUMPT.INDOMINCOMANDIRIMAROS
–SULAWESI SELATAN
“Analisa Kadar KalsiumKlorida (CaO) pada
KapurTohordenganMetodeVolumetri”

Disusun Oleh :

Muh. Malikul Mulki F. (196060)


Muhammad Fitrah Baharuddin (196075)

KEMENTERIANPERINDUSTRIAN
BADANPENGEMBANGANSUMBERDAYAMANUSIAINDUSTRI
SMK-SMAKMAKASSAR
2023
LEMBARPENGESAHAN

LaporaninitelahdiperiksadandinyatakansahsebagailaporanPraktekKerjaIndustriSM
K-
SMAKMakassaryangdilaksanakanmulaiTanggal…….sampaidengan……..diLabo
ratoriumPT.MACCON GENERASI MANDIRI

Maros,,……………

Diketahuioleh:

Pembimbing,

(Muh. Parawangsa)
LEMBARPENERIMAAN

DibuatdandisusunsebagaisyaratgunamenyelesaikanpendidikanpadaSMKSMAK
Makassar.
Nama :Muh. Malikul Mulki F. (196060)
Muhammad Fitrah Baharuddin (196075)
TempatPrakerin :LaboratoryPT.MACCON GENERASI MANDIRI

Diterimaoleh :
KepalaSMKSMAKMakassar,padahari……Tanggal……

Makassar,………………….
KepalaSMKSMAKMakassar

Drs.BakhtiarRahmani,M.Si
NIP.196812311993031035
KATAPENGANTAR

PujidansyukurpenulispanjatkankehadiratAllahSWTyangtelahmelimpahkan
rahmatdanhidayah-
Nyasehinggapenulismampumenyelesaikanlaporanyangberjudul”Analisa Kadar
Kalsium Klorida (CaO) pada
KapurTohordenganMetodeVolumetri”.Laporaninidisusunsebagaisalahsatusyar
atsiswa-
siswiSMKSMAKMakassaruntukmemenuhikelengkapannilaipadakegiatanPrakerin
sebagaibentukpertanggungjawabankegiatanPrakerinsekaligusmelengkapipersyarat
anujianakhirtahunajaran2022/2023.

Dalammenyelesaikanlaporanini,penulisbanyakmenerimamasukandanbantu
andariberbagaipihakterutamaIbu/
Bapakpembimbingyangtelahmembantumenyiapkanpenulisanlaporanini,sertasemu
apihakyangberperandalampenulisanlaporanakhirini.Atassegalabantuandanmasuka
nnya,penulismengucapkanbanyakterimakasih.

Penulismenyadarisepenuhnyabahwalaporaninimasihjauhdarikesempurnaan
.Olehkarenaitu,kritikdansarandarisemuapihakyangsangatmembangunselalupenulis
harapkandemikesempurnaanlaporanini.Akhirnyapenulisberharapsemogalaporanini
biasdijadikanbahanacuandandapatmenambahwawasanbagipembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTARTABEL
PENDAHULUAN

LatarBelakang

Sejak zaman mesirkuno, orang-orang


mesirtelahbanyakmemanfaatkanbatuankapur,
diantaranyaadalahuntukcampuranbahanperekatbangunantempattinggalmereka.
Sampai zaman modern sekarang pun,
kapurtulismasihdigunakanuntukmemplesterbangunan.
Perkembanganinisecaratidaklangsungpeningkatankebutuhanbahanbakuahanbaku
dan penolongbagiperkembangan sector industry yang merupakanindustrihilir.
Stabilitaspolitik yang baik di Indonesia telahmemacupengembangan sector
indsutri, konstruksi dan pertanianketingkat yang lebihbaik.
Berdasarkanpertimbangantersebutdiharapkanprospek pasar untkkomoditas pasar
cukupcerah.

Batukapur yang terdapat di alambermacam-macamjenisnya, antara lain


kalsit (CaCO3), dolomit (CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit (FeCO3),
ankerit, [Ca2Fe(CO3)4], dan aragonite (CaCO) yang
berkomposisikimiasamadengankalsittetapiberbedadalamstrukturkristalnya,
Batukapur juga digunakanuntukcampurandalampembuatan semen dan bataringan.

Bata ringan AAC inipertama kali dikembangkan di swedia pada tahun


1923 sebagaialternatif material bangunanuntukmengurangipenggundulanhutan.
Bata ringan AAC inikemudiandikembangkanlagi oleh Joseph Hebel di Jerman
pada tahun 1943. Di Indonesia sendiribataringanmulaidikenalsejaktahun 1995,
saatdidirikannyaPabrikasi AAC di Karawang, Jawa Barat.

Seiringdengankebutuhanmanusiaakansuatuhuniansepertirumah, kantor,
hotel, sekolah dan lainnnya, makadiperlukan juga waktupelaksanaan yang cepat
dan biayaproduksiyang kecil. Untukitu,
dibutuhkansolusibaruuntukmengatasilonjakanpermintaankonsumentersebut.
Dalambidangkonstruksitelahmenciptakaninvosibarudarisegipelaksanaan dan
dapatmenunggungbiayapelaksanaan.
Inovasitersebutdiantaranyametodepelaksanaan dan materi yang digunakan.

Bata ringanmerupakan salah


satucontohinovasibarudalambidangkonstruksi. Bata
ringanbahanbarusaatinisudahmulaidigunakandalamproyekkonstruksiberskalamene
ngahhinggabesar. Dalamproyekbataringanmulaidigunakan orang
untukmenggantikanperanbatako dan
batamerahyangdigunakanuntukpekerjaandindingbataringanmulaidiperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1995 dan mulaidigunakansecaraumum. Di Yogyakarta
sendiri, bataringanmulaidigunakan pada tahun 2010.

Bata ringanmempunyaiukuran yang


lebihbesardibandingkandaribatamerah. Untuksegiukuran, batamerahyaitu 25 x 12
x 4.5 cm ataulebihkecilbeberapa cm. untukbataringanatauukurankecillazimnya 20
x 60 x 10 cm atautebalnyadapatlebihkecil dan lebihbesar,
dalampenggunaanbatamerahsebagaipenutupdindingbiasadigunakankuranglebihsek
itar 80 buahbatamerahuntukdindingberukuran 1 meter persegi.
Sedangkanuntukbataringansetiap 1 meter persegidindingdigunakansebanyak 8,3
buah.

Penggunaanbataringandalam proses konstruksiefektifsangatdigunakan


pada desain yang dihendakidarisuatubangunan. Penghematan material
dapatdilakukan pada tahappenyediaan, penanganan, dan pemrosesan,
selamawaktukonstruksi. Pemilihanalat yang tepatakanmempengaruhi proses
konstruksi, pemindahan / distribusi material dengancepat, baikarah horizontal
maupun vertical ( Ervianto, 2005 ). Bilakualitaskerjatukangburuh, material yang
digunakanboros, dan pemilihanalat yang salah terjadidalamproyekkonstruksi,
maka yang
terjadiadalahnilaiproyektersebutakansemakinmembengkaksekaligusproyekakanse
makinmundurdaribataswaktupelaksanaan.
Dalameraglobalisasisekaranginitumbuhpengakuanbahwaterdapatkaitanyan
geratantarakualitas,produktifitasdankompetensi.Sumberdayamanusiayangberkualit
asmemilikikualitasyangtinggidalampekerjaannya,danpatutdisadaribahwadinamika
dilapangankerjademikiantinggisehinggateknologidilapangankerjaberkembanglebi
hcepatdaripadayangadadisekolah.Disampingitusuasanadilapangankerjatidakdirasa
kanolehsiswa-
siswiketikabelajarketerampilandisekolah,sehinggalangkahyangdianggappalingtepa
tolehSekolahMenengahAnalisKimia(SMAK)adalahmenyesuaikanpemahamanteor
iyangdiperolehdisekolahdenganpelaksanaanpraktekdilaboratoriumsertamengenals
ecaradiniduniausahaatauduniaindustriyangakandijalaninyakelaklewatkegiatanPrak
tekKerjaIndustri.

KegiatanPrakerindikhususkanbagisiswa-
siswikelasIVsemester8yangdilaksanakandiberbagaitempat,lembagamaupuninstans
ibaikdikelolaolehpemerintahmaupunyangdikelolaolehswastasertaumumnyaberada
dibawahnaunganDepartemenPerindustriandanPerdaganganyangterdapatdipulauJa
wa,Kalimantan,Papua,danSulawesikhususnyaMakassardansekitarnya.

PraktekKerjaIndustridiperusahaanmaupuninstansipemerintahtelahmenjadi
kurikulumtetapyangbersifatwajibdanmenyeluruhbagiseluruhsiswayangdilaksanaka
nuntukmemenuhisalahsatusyaratgunamenyelesaikanpendidikanpadajenjangyangte
rakhirdiSMKN-
SMAKMakassar.Programinidimaksudkanuntukmempersiapkansiswa-
siswiSMKN-
SMAKMakassarsebagaicalontenagakerjayangakanmenjadisumberdayamanusiaya
ngberkualitasatausiappakaisebagaitenagakerjadalamkimiaanalis,mengingatbanyak
nyasektorperindustriandantuntutanpasarakanprodukdengankualitasmututerbaikyan
gakanmengakibatkantimbulnyapersainganyangkianketat.

LembagayangdijadikantempatPraktekKerjaIndustriolehpenyusunyaitu PT.
MACCON GENERASI MANDIRI, Sulawesi
Selatan,denganalasanbahwalaboratoriumLaboratorium PT. MACCON
GENERASI
MANDIRIdilengkapidenganalatanalisayangumumdigunakandiduniaIndustri,sehin
ggasesuaidengantujuanPraktekKerjaIndustri.

RumusanMasalah

1. Bagaimanaproduksibataringan di PT. MACCON GENERASI MANDIRI

2. Bagaimanapengaruhkualitaskapursebagaibahanbakupembuatanbataringandarik
apur yang dipasok oleh supplier?

Tujuan

TujuanUmum
PraktikKerjaIndustri (PRAKERIN) merupakan salah satu program
kurikulumsekolah yang harusdilaksanakan oleh setiapsiswakelas IV (empat)
SMK-SMAK Makassar. PraktikKerjaIndustri (PRAKERIN) inidapatdilaksanakan
di instansi-instansidibawahnauganperindustrian yang
memilikilaboratoriumkimia.AdapuntujuanpelaksanaanPraktekKerjaIndustri
(PRAKERIN) ialah :
1. Meningkatkankemampuan dan danketerampilansiswasebagaibekalkerja
yang sesuaidengan program studikimiaanalis.

2. Menumbuhkembangkansifat professional
dalamrangkamemasukilapangankerjasebagaiAnalis Kimia.

3. Meningkatkanwawasansiswasebagaiaspekpotensial di dunia kerja, antara


lain: strukturorganisasi, disiplin, lingkungan dan system kerja.

4. Mencari informasi baru mengenai perkembangan ilmu kimia khususnya


dalam bidang analisis kimia.

5. Memperkenalkanfungsi dan
tugasseoranganaliskimiakepadalembagapenelitian dan perusahaanindustri
di tempatpelaksanaan PRAKERIN
(sebagaicalonkonsumentenagaanaliskimia).

6. Sebagai persyaratan dalam penyelesaian belajar di SMK-SMAK Makassar.


Tujuan Khusus
1. Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program belajar
pada institusi pendidikan Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK)
Makassar.
2. Mempelajari metode analisa seperti analisa kandungan kimia yang dapat
memberikan informasi mengenai kualitas serta kuantitas bata ringan.
3. Mengetahui bagaimana produksi bata ringan di PT. MACCON
GENERASI MANDIRI.
4. Menambah literatur bagi perpustakaan Sekolah Menengah Analis Kimia
(SMAK)

Manfaat Praktek Kerja Industri


Adapun manfaat dari praktek kerja industri ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan penulis mengenai parameter analisa batubara
dan cara melakukan analisa batubara serta salah satu pengendalian
mutu laboratorium PT. Indominco Mandiri.
b. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan penulis
sebagai bekal kerja yang sesuai dengan program studi analisis kimia.
c. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional penulis
dalam rangka memasuki lapangan kerja.
TINJAUAN PUSTAKA

Profile Perusahaan

Sejarah Singkat PT. Maccon Generasi Mandiri


PT. MacconGenerasiMandiriadalahpenyediabataringan AAC (Autoclaved
Aerated Concrete) dengan merk MACCON AAC (MAC). AAC
sendiriyaitu 10 BAR. PT. Maccon yang berdiri di kotamakassar, 26
november 2013, memproduksibetonringan AAC
gunamenunjangpesatnyainfrastruktur di Kawasan timur Indonesia. Dengan
motto “Bersama Membangun Indonesia Timur”.
Kapasitasproduksidalamsetahunmencapai 250.000 m3. Alasanperusahaan
PT. MACCON didirikankarenasebelumnya, pemilikperusahaan, yaitu
Bapak Lukito Hartono Lawy, beliausebelumnyaadalah distributor
bataringandaripulaujawa. Dalampemesananbataringan, seering kali
terdapatbarang yang rusakataucacatakibat proses pengirimanbarang yang
lama. Sedangkan, kebutuhanbataringan di wilayah Indonesia timur,
khususnya Makassar, sangattinggi demi menunjanginfrastruktur yang
besar. Makadariitu, beliaumemutuskanmembangunpabrik bat
ringanterbesarpertama di Makassar dan juga
sebagaipusatpabrikbataringanterbesar di wilayah Indonesia Timur.

MAC adalah produk beton ringan kualitas premium dengan harga


terjangkau. Keunggulan tersebut merupakan perpaduan teknologi modern
berstandar internasional yang dikerjakan oleh sumber daya maupun
professional. Lewat MAC, Maccon berupaya memenuhi kebutuhan
dinding pengisi maupun struktur pemikul yang ekonomis, hemat energi,
tahan api, tahan air dan memiliki kekuatan konstruksi. Bata ringan Maccon
juga memiliki pori-pori yang tak akan tembus air. Material bangunan ini
akan menunjang serta meningkatkan kualitas bangunan. Produk ini sesuai
untuk membangun rumah sederhana hingga mewah, gedung gedung
bertingkat, ruko atau rukan, serta pembangunan fasilitas umum. Maccon
juga menggunakan komposisi hingga formula dengan teknolgi Jerman
yang di jamin kualitasnya. Saat ini, Maccon kini mudah ditemukan di
berbagai kota hingga di Kabupaten dan beberapa kota lainnya di Indonesia
Timur. Termasuk mudah ditemukan hingga di took bangunan kecil, karena
Maccon menggunakan system penjualan distribusi.

PT. Maccon Generasi Mandiri mempunyai kerjasama dengan beberapan


perusahaan lain, diantaranya, PT. Semen Tonasa sebagai penyuplai
kebutuhan semen pada pembuatan bata ringan. Selain itu, beberapa
perumahan menggunakan produk bata ringan dari Maccon.
Gambar lokasi PT. Maccon Generasi Mandiri

1. Organisasi perusahaan

Pembagian tugas menurut struktur organisasi di PT. Maccon Generasi


Mandiri terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya, President Director
sebagai pemimpin perusahaan sekaligus orang yang mengontrol kegiatan
yang ada di industry. Dibawahnya ada Plant Manager yang berfokus pada
proses produksi, serta memastikan pemeliharaan dan pengembangan
berlangsung secara efektif dan efisien. Setelah Plant Manager, ada beberapa
manager yang bertanggung jawab atas staf bawahannya antara lain.

a. Manager Produksi dan Total Quality Assurance (TQA)

Mempunyai peran dalam mengontrol dan mengoordinasikan berbagai


kegiatan untuk mencapai tujuan. Dibawah manager produksi, terdapat 2
supervisor dan mempunyai beberapa staff dibawahnya antara lain.

1) Supervisor Produksi
Fungsi dari supervisor produksi adalah mengkoordinir dan mensupervisi
keseluruhan proses produksi agar dapat berjalan lancer dan sesuai dengan
standar produksi. Adapun Junior Supervisor Produksi membantu dan
mengarahkan proses produksi sekaligus menggantikan supervisor produksi
jika berhalangan.

Supervisor produksi mempunyai kendali penuh pada beberapa staff antara


lain:

1) Ball Mill

Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pada ball mill dan


memastikan kondisi bahan baku yang diolah dalam ball mill
sesuai dengan standar perusahaan.

2) Control Room

Bertugas mengontrol kegiatan proses produksi.

3) Boiler

Bertugas menghasilkan steam dengan mesin boiler untuk


kemudian di transfer ke autoclave melalui pipa.

4) Autoclave

Bertugas mentransfer dan mengontrol tekanan steam pada


autoclave sesuai prosedur.

5) MTW

Bertugas untuk menggiling kapur dengan mesin crusher untuk


digunakan sebagai bahan pembuatan bata ringan.

6) Fliip Hoist

Bertugas untuk memindahkan mould berisi cake untuk


dilajutkan pada proses cutting dan mengukur penetrasi dari
setiap cake.
7) Aluminium

Berfungsi untuk menambahkan bahan tambahan pada cake yaitu


aluminium dengan takaran tertentu.

8) Mould Oil

Bertugas sebagai pemberi oil pada bagian dalam mould agar


pada saat proses fermentasi cake tidak lengket pada mould pada
saat dikeluarkan .

9) After Autoclave

After autoclave adalah sebuah alat penarik meja dalam


autoclave untuk dilakukan proses packing

10) Packing Area

Packing Area adalah area packing barang jadi yang terdiri dari
Clamping Machine, Stacking Machine, Transit Crane, dan
Bending Machine.

11) Forklift

Forklift adalah alat transportasi yang bertugas mengangkut bata


yang telah di packing.

12) Loader

Loader adalah alat transportasi pengangkut pasir melewati belt


conveyor dan menuju ball mill.

13) Pre Curring

Pre Curring adalah area dalam proses casting yang mengalirkan


mould menuju tempat tertentu.

14) After Cutting, Tilting Table and Ferry Car


Adalah proses setelah cutting yang dimana tilting table adalah
meja yang membersihkan sisa – sisa potongan cake, setelah itu
cake dibawa menuju autoclave dengan bantuan ferry car.

2) Supervisor Total Quality Assurance (TQA)

Supervisor harus bertanggung jawab bahwa pekerjaan yang


berada di lingkupnya bisa berjalan lancer, dan tidak
mengganggu keselamatan karyawan.

Berikut adalah staff yang berada dalam jangkauan supervisor


TQA antara lain:

15) Analis

Tugas dari analis adalah mengecek dan menganalisa bahan baku


sebelum produksi dan setelah menjadi produk dengan berdasar
pada standar perusahaan.

16) Quality Control (QC) Packing

Bertanggung jawab atas segala proses packing berlangsung dan


membuat laporan berdasarkan hasil proses packing.

17) Quality Control (QC) Cutting

Bertanggung jawab atas segala proses cutting dan memastikan


kondisi bata yang di cutting berdasarkan jenisnya lewat laporan.

18) Sample Taker

Bertugas untuk mengambil sampel yang kemudian di analisa


oleh analis.

19) Surveyour

Bertugas untuk melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan


mengamati suatu pekerjaan.
b. Manager Production Planning Inventory Control (PPIC)

Fungsi dari Manager Production Planning Inventory adalah


menjalankan sekaligus membuat rencan produksi pada suatu
perusahaan. Seperti, menjaga barang persediaan tetap ada berupa bahan
baku, barang – barang dalam proses produksi, barang cadangan, dan
barang – barang yang ingin di jual seperti hasil produk perusahaan.
Manager Production Planning Inventory mempunyai 3 supervisor untuk
mengontrol staff bawahannya dan menjaga persediaan barang tetap ada.
Adapun supervisor sebagai berikut:

20) Supervisor Warehouse (Gudang)

Supervisor Warehouse bertanggung jawab dan mengawasi


jumlah pemasukan dan pengeluaran pada barang – barang yang
berada di gudang. Supervisor warehouse memiliki staff
warehouse yang memantau pemasukan dan pengeluaran jumlah
barang lewat laporan harian.

21) Supervisor Purchasing (Pembelian)

Supervisor purchasing adalah suatu department yang dimana


segala sesuatu pembelian barang harus melewati purchasing ini.
Dalam department purchasing, terdapat staff purchasing yang
bertugas untuk menyediakan barang pembelian dan dikontrol
langsung oleh supervisor purchasing.

22) Supervisor Logistik

Supervisor logistic adalah department yang merencanakan dan


mengkoordinasikan segala kegiatan pengagadaan barang.
Departement logistic memiliki staff logistic yang mengatur
kegiatan pergudangan, pengiriman, persediaan, dan pembelian
agar proses permintaan dan pengadaan barang dapat terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan, tepat waktu, efisien dan efektif.

c. Manager Engineering

Manager Engineering (rekayasa) adalah sebuah department yeng


bertugas mencegah atau merancang sebuah rekayasa dalam
perusahaan tersebut dapat berkembang. Manager Engineering
mempunyai dapartement bawahaan untuk mencegah dan
merencanakan segala kemungkinan yang terjadi dalam proses
produksi.

23) Workshop

Workshop adalah program tunggal yang dirancang untuk


mengajarkan atau memperkenalkan produk dari sebuah
perusahaan dengan maksud dan tujuan agar konsumen tertarik
pada barang yang ditawarkan dengan keunggulannya.

24) Maintenance Produksi

Maintenance produksi merupakan department yang mengurus


atau mengontrol segala sarana dan prasarana dalam sebuah
pabrik agar terhindar dari kerusakan yang lebih besar dan
meminimalisir biaya kerusakan pada peralatan produksi.

d. Supervisor Human Resource (HR)

Supervisor Human Resource adalah department mengurusi


semua kebutuhan perusahaan, baik itu secara teknis maupun non
teknis, eksternal dan internal. Manager Human Resource
memiliki staff bawahan yang mengatur segalanya tentang
perusahaan yaitu:
25) Staff Human Resource Development

Staff Human Resource Development (HRD) department yang


bertugas untuk mengelola keahlian, meningkatkan, dan
memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja terbaik dalam
perusahaan. Human Resource Development berhubungan
dengan manajemen karyawan dari rekrutment hingga pension.

26) Supervisor General Affair

Supervisor General Affair (GA) bertanggung jawab dengan


semua kebutuhan perusahaan dengan mengarahkan para staff
yang berada dalam kendalinya.

a) Cleaning Service

Cleaning Service bertugas menjaga kondisi lingkungan dan


kawasan pabrik agar tetap bersih.

b) Security

Security bertugas untuk menjaga daerah sekaligus mencegah


kawasan dalam pabrik agar sesuai peraturan perusahaan.

Dalam setiap department Manager, terdapat staff administrasi


yang bertugas untuk membuat laporan pada Human Resource Development
untuk di observasi lebih lanjut. PT. Maccon Generasi Mandiri mempunyai
staff ahli yaitu konsultasi penasihat. Status karyawan terdiri dari karyawan
tetap, kontrak, dan borongan. Proses penerimaan karyawan meliput
rekrutmen dengan memasang iklan, seleksi berkas, tes psikotes, interview,
dan psikotes lengkap. PT. Maccon Generasi Mandiri merupakan bentuk
perusahaan terpadu dengan jam kerja 8 perhari dengan sistem gaji
tunjangan, intensif, dan gaji pokok (belum termasuk lembur). Hak dan
kewajiban karyawan meliputi hak karyawan yaitu mendapatkan gaji dan
kesejahteraan serta kewajiban karyawan meliputi mengerjakan tugas masing
– masing.
2. Produk PT. Maccon Generasi Mandiri
e. Bata Ringan

Bata Ringan AAC (Autoclave Aerated Concrete) Maccon


adalalah produk batu bata yang ringan, tebal, dan tahan panas. Produk
ini diproduksi dengan perangkat mesin modern di pabrik bata ringan
AAC milik Maccon yang terbesar di kawasan Indonesia Timur. Dibuat
dari bahan kapur, pasir, semen, air, dan bahan pengembang. Bata
Ringan AAC Maccon tahan api dan rayap. Produk ini juga lebih efisien
secara ekonomi dan lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan
dibanding material bangunan lainnya.

Gambar Produk Bata Ringan PT. Maccon Generasi Mandiri

f. Mac Mix

Max Mix merupakan semen perekat bata ringan siap pakai


dengan bahan dasar pasir silica, semen, filter dan adiktif lainnya.
Gambar Produk Mac Mix PT. Maccon Generasi Mandiri

Semen biasa Mac Mix


Semen dan pasir terpisah Sudah dalam satu kemasan
Kualitas campuran berbeda Kualitas campuran konsisten
Pencampuran manual Pencampuran akurat
Pengawasan biaya sulit Pengawasan biaya lebih mudah

Daya Sebar
AAC 7,5 CM 13 M2 / Sak 40 Kg / 3 Mm
AAC 10 Cm 10 M2 / Sak 40 Kg / 3 Mm

Bata Ringan

Bata Ringan AAC (Autoclave Aerated Concrete) Maccon adalah


produk bata ringan, tebal, dan tahan panas. Produk ini diproduksi dengan
perangkat mesin modern di pabrik bata ringan AAC milik Maccon yang
terbesar di kawasan Indonesia Timur. Dibuat dari bahan kapur, pasir,
semen, air, dan bahan pengembang. Bata Ringan AAC Maccon tahan api
dan rayap. Produk ini juga lebih efisien secara ekonomi dan lebih tahan
terhadap pengaruh lingkungan disbanding material bangunan lainnya.

Sejak pertama kali dikembangkan di Swedia pada 1924, bata ringan


AAC menjadi salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan di
Eropa. Pamor bata ringan AAC kini mendunia karena semakin banyak
negara yang menggunakannya sebagai pengganti batu bata yang umum
digunakan dalam proses konstruksi.

Jika konstruksi bangunan anda menggunakan Bata Ringan AAC


Maccon, maka anda akan terlindungi dari suhu luar yang terlalu panas atau
dingin. Suhu ruangan di dalam bangunan lebih stabil dan anda tidak akan
terganggu dengan suara bising karena Bata Ringan AAC Maccon memiliki
keunggulan menyerap suara.

Dengan menggunakan Bata Ringan AAC Maccon anda akan


meningkatkan kualitas bangunan dan pada saat yang sama mengurangi
biaya konstruksi. Semua keunggulan itu membuat Bata Ringan AAC
Maccon cocok digunakan untuk pembangunan perumahan, bangunan
komersial dan industri, sekolah, rumah sakit, hotel, kondotel, apartemen,
universitas, asrama, perkantoran, pabrik, hingga Gudang.

Gambar Spesifikasi MAC


3. Proses Produksi

Adapun proses produksi bata ringan meliputi persiapan bahan


baku dan bahan tambahan, proses casting, proses cutting dan packing
sebagai berikut :

Persiapan Bahan Baku dan Bahan Tambahan

Adapun bahan yang harus disiapkan pada pembuatan bata ringan


terbagi atas 2 yaitu, bahan baku dan bahan tambahan sebagai
berikut.

a) Bahan Baku
c) Pasir Silika

Pasir silika yang digunakan adalah pasir silika dari Kabupaten


Pinrang dan Pulau Kalimantan. Pasir silika pada bata ringan dapat
membuat campuran menjadi keras.

d) Air

Air merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk bereaksi


sebagai semen, serta sebagai bahan pelumas antar butir – butir
agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Apabila air yang
digunakan dalam proses dalam pembuatan bata ringan terlalu
sedikit, maka akan menyebabkan bata ringan sulit untuk
dikerjakan, tetapi jika terlalu banyak tentu akan mengurangi nilai
kekuatan dari bata ringan itu sendiri.

e) Semen

Dari segi kekuatan, bahan baku bata ringan yang memiliki


campuran semen mempunyai daya ikat lebih kuat daripada bata
merah yang tidak memiliki campuran zat pengikat apapun. Salah
satu cirri semen adalah dapat mengeras apabila bersentuhan
dengan air dan berubah menjadi padat yang tidak larut dalam air.
Inilah mengapa semen disebut sebagai perekat hidrolis. Semen
yang digunakan adalah semen dari perusahaan PT. Semen
Tonasa.

f) Kapur

Kapur jika bereaksi dengan air dapat menghasilkan panas dan


pada penambahan aluminium pasta membutuhkan panas untuk
proses pengembangan cake pada bata ringan.

1) Bahan Tambahan
a) Aluminium Pasta

Aluminium Pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara


secara kimiawi). Saat pencampuran pasir silika, semen, kapur,
gypsum, air, dan aluminium pasta, terjadi reaksi kimia. Bubuk
aluminium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam
pasir silika dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen
ini membentuk gelembung – gelembung udara di dalam campuran
bata ringan. Gelembung – gelembung udara ini menjadikan
volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di
akhir proses pengembang atau pembusaan, hidrogen akan terlepas
ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga – rongga
udara yang terbentuk ini yang membuat bata ringan menjadi
ringan.

a) Gypsum

Gypsum merupakan bahan galian yang terbentuk dari air tanah


yang mengandung ion – ion sulfat dan sulfida. Penggunaan
gypsum (CaSO4.2H2O) dapat menekan panas pada saat
pertambahan kapur.
Proses Casting

Beberapa bahan tersebut harus dalam keadaan baik dan telah


lulus tes laboratorium seperti pengecekan suhu, residu dan density
pada semen, pengecekan kadar lumpur dan kadar air pada pasir
silika, pengecekan density dan kadar air pada gypsum,
pengecekan kadar CaO, residu dan slacking time pada kapur.
Setelah pengujian laboratorium dinilai baik untuk digunakan
barulah bahan baku tersebut diproses lebih lanjut menjadi bata
ringan.

Sementara itu kapur terlebih dahulu dihancurkan dimesin


crusher untuk memperkecil ukuran. Kemudian, ditransfer ke
tempat penampungan (silo). Untuk semen yang pertama
dilakukan adalah pengukuran suhu pada semen dengan standar
minimal 70oC jika semen memenuhi standar, maka semen akan
disimpan pada tangki silo. Pasir dan gypsum kemudian diangkat
oleh loder menuju ke conveyor. Dari conveyor jalan menuju
ballmill, setelah pasir silika dan gypsum masuk ke ballmill terjadi
proses pengecilan ukuran dan pencampuran dengan air hingga
menjadi adonan. Setelah menjadi adonan, kemudian di transfer
menuju sumur untuk dilakukan proses mixing agar tidak
menggumpal. Setelah itu, adonan tersebut di transfer untuk di
simpan pada tangki penampungan sementara untuk di lanjutkan
pada proses casting.

Sebelum proses casting dilakukan, terlebih dahulu dilakukan


pengecekan density dimana SS (Sand Slurry) adalah bahan dari
pengadukan pasir silika menjadi adonan. Dan RS (Return Slurry)
adalah bahan campuran semen, kapur, pasir silika, air, dan adonan
cake sebelumnya yang terbuang akan di olah kembali. Standar
pengukuran density berkisar antara 1,58 g/ml untuk RS dan 1,38
g/ml untuk SS.

Setelah memenuhi standar, proses casting dilakukan dengan


cara bahan baku di turunkan ke tangki reaktor, di tangki reaktor
adonan di tambahkan kapur kemudian di mixing beberapa saat.
Setelah itu, di tambahkan semen lalu di mixing beberapa saat,
kemudian ditambahkan air dan dilakukan lagi mixing hingga
tercampur rata.

Setelah bahan tersebut tercampur rata, bahan tambahan di


masukkan dalam adonan aluminium pasta yang berfungsi sebagai
pengembang adonan yang dimana aluminium pasta akan bereaksi
dengan kalsium hidroksida yang ada pada pasir silika dan air
sehingga membentuk gelombang – gelombang udara di dalam
campuran tadi.

Setelah bahan tercampur rata, adonan akan di tuangkan ke


dalam mould yang sudah di olesi dengan oli terlebih dahulu pada
sisi dalam mould. Fungsi dari oli adalah agar cake (adonan) yang
sudah mengembang tidak lengket pada mould saat cake
dikeluarkan pada proses cutting.

Kapasitas yang digunakan dalam setahun yaitu 250.000


m3/tahun di mana dalam 1 mould terdapat 3 Kg aluminium pasta
dan 1 liter oli, dalam 1 mould memiki 3,6 m 3 . Hitungannya
adalah kapasitas produksi dalam setahun di bagi dengan jumlah
kubikasi dalam 1 mould menghasilkan 69.444,44 liter/tahun,
setelah itu dikalikan dengan jumlah bahan tambahan yang
dibutuhkan dalam 1 mould. Untuk jumlah aluminium di kalikan 3
Kg sehingga di dapatkan hasil 208.333,33 Kg/tahun. Oli yang
hanya membutukan 1 liter dalam 1 mould hasil yang di dapatkan
adalah 69.444,44 liter/tahun. Hasil dari perhitungan ini
berdasarkan hasil dari perhitungan kasar yang di dapat.

Adonan yang sudah dituangkan ke dalam mould, kemudian di


simpan di dalam ruangan fermentasi agar adonan mengembang
proses ini memerlukan waktu sekitar 2 – 3 jam. Setelah proses
fermentasi selesai, cake kemudian di keluarkan untuk dilanjutkan
pada proses cutting. Sebelum proses cutting cake terlebih dahulu
diukur penetrasi nya yaitu pengukuran kekerasan pada cake.

Untuk melewati proses cutting, penetrasi yang di perlukan


adalah minimal 420. Jika penetrasi nya dibawah 420, maka cake
tidak bisa melewati proses cutting dikarenakan cake terlalu
lembek. Jika penetrasi cake sangat tinggi maka pada saat proses
cutting, wire (alat pemotong cake) akan putus akibat cake yang
terlalu keras.

Proses Cutting

Dalam proses cutting, alat pemotong cake adalah Silinder


Pneumetik yang berfungsi sebagai pemotong cake dengan tenaga Hidrolik.
Alat pemotong terbagi atas 2 yaitu, cutting Vertikal ukuran yang di
tetapkan adalah 20 Cm. Dan cutting Horizontal ukuran yang ditetapkan
sesuai dengan pesanan. Ukuran normal pada cutting horizontal adalah
lebar 10 Cm dan 7,5 Cm. Quality Control (QC) Cutting bertanggung jawab
atas proses cutting.

Ada juga tipe – tipe bata/cake pada saat di cutting antara lain:

2) Gompal

Cake mengalami cacat pada bagian depan sehingga tinggi atau


lebar bata tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Biasanya terjadi ketika
pelepasan cake dari mould terjadi goncangan sehingga cake tersebut ada
yang tersisa dalam mould.

3) Patah

Patah pada cake diakibatkan oleh pada saat penurunan mould,


cake mengalami guncangan dan pada saat guncangan, cake tersebut bisa
patah.

4) Tidak Terpotong (TTP)

Cake yang tidak terpotong terjadi pada saat pemotongan wire


horizontal putus.

5) Ukuran Dimensi (Susut)

Disini cake mengalami kelebihan ukuran atau kekurangan ukuran


hal itu bisa terjadi karena pada saat proses casting, cake tidak
mengembang dengan sempurna atau lapisan luar cake yang sudah terlalu
keras dan harus terbuang sehingga mengurangi beberapa Centi dari ukuran
yang ditetapkan. Dan juga pada saat proses pemotongan, wiyer vertikal
dan horizontal putus atau kendor, pada saat alur potongan wiyer tidak
sesuai yang ukuran karena mengalami proses perubahan tempat.

6) Waste (Terbuang)

Waste terjadi apabila potongan cake yang hancur atau gompal


yang ukurannya sudah tidak sesuai standar lagi maka harus terbuang.

Setalah melalui proses cutting, cake yang telah terpotong akan


dimasukkan kedalam autoclave selama 6 – 8 jam dengan tenaga steam
(uap bertekanan) dari boiler, suhu dalam autoclave sekitar 198 oC. Dalam
autoclave, cake akan mengalami proses pengeringan dimana kadar air
dalam cake akan terkuras dan hanya menyisakan sedikit kadar air pada
bata ringan.
a. Proses Packing

Setelah keluar dari autoclave, bata ringan di kemas oleh buruh


packing dan mesin packing. Quality Control (QC) Packing bertanggung
jawab atas segala masalah yang terjadi pada proses packing. Dalam proses
packing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah jenis – jenis bata
dalam laporan dan klasifikasi nya seperti kategori produksi atau packing,
antara lain:

1. Standar

Standar adalah kondisi dimana bata ringan tidak memiliki


kerusakan. Baik kerusakan kecil sepeti gompal atau kerusakan yang besar
seperti patah atau hancur. Bata ringan standar umum nya di jual di pasaran
sebagai bata ringan kualitas terbaik.

2. Second Grade (SG)

Second grade terjadi pada bata yang mengalami pengurangan


ukuran pada sisi lebar bata. Jika bata second grade terdapat sebelum
packing, maka bata yang second grade tersebut termasuk kategori
produksi. Apabila pada saat proses packing untuk memisahkan bata yang
ter-tempel bata yang ingin dipisahkan tidak disengaja mengakibatkan bata
tersebut pecah di bagian sisi lebarnya maka dipastikan dalam kategori bata
second grade packing.

3. Patah

Patah pada bata diakibatkan oleh goncangan pada saaat di proses


cutting dimana bata masih menjadi cake, itu termasuk dalam patah
produksi. Jika bata yang hendak dipisahkan namun bata tersebut harus
dipukul untuk memisahkan dari bata yang lain, pada saat itu bata yang
dipukul tidak sengaja mengakibatkan bata tersebut patah dan terbelah
menjadi 2 bagian, termasuk patah packing.

4. Tidak Terpotong (TTP)

Bata yang tidak terpotong terjadi pada saat cake melewati proses
cutting. Bata yang berukuran 60cm x 20cm x 10cm jika tidak terpotong,
akan menjadi bata ukuran 60cm x 20cm x 20cm. Jika bata berukuran 60cm
x 20cm 7,5cm tidak terpotong, maka ukuran nya akan berubah menjadi
60cm x 20cm x 15cm.

5. Dimensi

Sama halnya dengan tidak terpotong, dimensi terjadi pada saat


cake melewati proses cutting. Dimensi yang berubah antara lain, ukuran
panjang, lebar, dan tinggi dari bata tersebut, yang dimana bertambah nya
ukuran atau berkurang nya ukuran sehingga tidak sesuai dengan standar.
Bata yang tidak sesuai standar dikategorikan sebagai Non Standar 50
(NS50).

6. Hancur Kasar (HK)

Hancur kasar terjadi pada saat bata yang ingin di packing


mengalami kerusakan. Seperti, gompal yang terlalu besar sehingga
melewati batas dari bata second grade, atau bata yang terbelah menjadi 3
bagian, itu termasuk hancur kasar.

Dalam 1 mould (1 meja) bata yang dibuat dengan ukuran 60 cm


x 20 cm x 10 cm total pcs dalam 1 meja adalah 300 pcs. Sedangkan jika
bata 60 cm x 20 cm x 10 cm dan bata 60 cm x 20 cm x 7,5 cm berada pada
meja yang sama, maka total pcs dalam 1 mould adalah 330 pcs yang
dimana bata yang berukuran lebar 10 cm total 210 pccs, sedangkan ukuran
bata lebar 7,5 cm total 120 pcs. Dalam 1 mould, kubikasi (m 3) pada bata
adalah 3,6 m3. Dalam setiap satu bata memiliki kubikasi yang berbeda –
beda, mulai dari ukuran bata tebal 10 cm memiliki kubikasi 0,012 m 3. Bata
ukuran tebal 7,5 cm memiliki kubikasi 0,009 m 3. Bata ukuran tebal 20 cm
memiliki kubikasi 0,018 cm3. Maka setiap ada bata yang waste atau hancur
kasar kubikasi nya akan dikurangi jumlah berapa bata yang hancur kasar
atau waste.

Bata ringan yang sudah di kemas per valet oleh buruh packing,
kemudian diangkut oleh supir pengangkut bata. Bata tersebut disusun
berdasarkan tanggal pengemasan. Bata yang telah disusun, kemudian
diangkut untuk dibawah oleh supir distributor daerah masing – masing.
Dalam proses produksi bata ringan, sifat proses produksi dalam
perusahaan adalah semi continue. Yang dimana proses ini berlangsung non
stop dan dapat di berhentikan proses produksi ketika bahan SS (Sand
Slurry) habis dan pada saat ball mill mengalami kerusakan atau perlu di
maintenance. Proses dalam autoclave berlangsung continue di mana dalam
autoclave, bata mengalami pengurangan kadar air hingga kering proses
pemanasan menggunakan metode uap bertekanan tinggi (steam).

4. Jumlah Produksi

Berdasarkan kapasitas pabrik, PT. Maccon Generasi Mandiri


dapat menampung setidaknya 250.000 m3/tahun. Sedangkan banyaknya
permintaan didasarkan pada hasil produksi perhari rata – rata, 600 m 3/hari.
Dikarenakan permintaan yang meningkat dan ketertarikan orang terhadap
bata ringan.

5. Pemasaran

Setelah proses produksi telah dilakukan dan segala pengujian


sudah dilakukan dengan hasil yang baik, produk dari bata ringan di kirim
dan di pasarkan kepada konsumen atau di distribusikan yang telah
menjalin kerjasama dengan perusahaan. Bata ringan dikirim kepada
konsumen yaitu pada wilayah Sulawesi Selatan dan Indonesia bagian
timur. Akan tetapi belum untuk wilayah Indonesia lainnya. Itu dikarenakan
banyak hal – hal yang dapat menghambat penjualan hasil produksi:

a. Ketersediaan Bahan Baku

Hal yang menjadi kendala dalam ketersediaan bahan baku adalah


bahan yang hampir habis, kadang kala bahan tidak memenuhi standar yang
ditentukan.

b. Maintenance

Proses maintenance dapat mengganggu penjualan hasil produksi


secara tidak langsung. Karena pada saat proses maintenance, seluruh
kegiatan produksi diberhentikan sementara yang membuat perusahaan
tidak membuat bata pada saat maintenance.

c. Proses pengiriman Barang

Proses pengiriman barang yang memakan waktu yang lama serta


adanya masalah pada pengiriman barang seperti, barang yang pecah karena
terguncang, barang terlambat sampai pada tujuan, dan sebagainya.
Membuat proses penjualan hasil produksi terhambat dan berakibat
terhambat dan berakibat complain kepada perusahaan yang membuat para
konsumen beralih ke produk lain.

d. Iklan

Iklan menjadi salah satu cara untuk menarik perhatian konsumen


untuk membeli suatu barang. Jika perusahaan tidak melakukan promosi
terhadap produk yang dimiliki, maka akan dipastikan produk tersebut sulit
untuk laku dan berkembang.

6. Keunggulan dan Kekurangan Bata Ringan


a. Keunggulan yang terdapat pada bata ringan adalah sebagai berikut:
1. Ramah lingkungan
2. Isolator panas yang baik
3. Tahan gempa
4. Anti rapuh
5. Daya serap tinggi
6. Anti rayap
7. Anti jamur

b. Kekuranagan yang terdapat pada bata ringan adalah sebagai berikut:


1) Belum banyak masyarakat yang mengetahui bata ringan
2) Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung,
membuang sisanya yang banyak.
3) Butuh perekat khusus untuk menyatukan bata ringan

Kapur

Gambar 2.5 Kapur

Batu kapur (lime stone) rumus kimianya CaCO 3. Bahan dasar untuk
pembuatan kapur adalah batu kapur, kulit kerang, batu pualam dan napal. Batu
kapur terbentuk dari kulit kerang dan batu karang yang merupakan hasil
pengendapan kerangka binatang – binatang lembek yang halus dan hidup di dasar
laut. Pengendapan ini berlangsung terus sampai beribu – ribu tahun dan karena
pergeseran dan pengangkatan dari dasar laut akhirnya muncul ke permukaan laut
(Sutopo dan Bhakti, 1977: 85). Batu kapur pada umumnya bukan CaO murni,
tetapi akan mengandung oksida – oksida lain dalam jumlah tertentu yang
merupakan pengotoran dari batuan kapur.

Tabel Komposisi Susunan Kimia Kapur

No Kandungan Persentase
1 Karbonat (CO3) 97%
2 Kalsium Oksida (CaO) 29,77-55,56%
3 Magnesium Oksida (MgO) 21-31%
4 Silikat (SiO2) 0,24-3.24
5 Alumunium Oksida dan Ferro(Al2O3 dan Fe2O3) 0,5
Sumber: Soetopondan Bhakti, 1977: 85

Berdasarkan penggunaan kapur untuk bahan bangunan dibagi menjadi 2


macam, yaitu pemutih japur dan kapur aduk. Kedua macam kapur tulis bisa
terdapat dalam bentuk kapur tohor maupun kapur padam (Moerdwiyono, 1998: 6).

1. Klasifikasi Kapur

Kapur Tohor
Kapur tohor adalah hasil pembakaran batu kapur atau batu alam lain
(CaCO3). Pada suhu sedemikian rupa sehingga jika diberi udara dapat
dipadamkan. Komposisinya adalah Sebagian besar karbonat pada suhu yang
tinggi sehingga bila diberi udara dapat terpadamkan membentuk hidrat, secara
kimia dapat mengucapakan sebagai berikut: CaCO3 → CaO + CO2.

Kapur tohor, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida
(CaO), adalah hasil pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO 3)
pada suhu kurang lebih 90 derajat Celcius. Jika disiram dengan air, maka kapur
tohor akan menghasilkan panas dan berubah menjadi kapur padam (kalsium
hidroksida, СаОН).

Saat kapur tohor disiram dengan air, terjadi reaksi sebagai berikut:

CaO (s) + H2O (1) ↔ Ca(OH)2 (aq) (∆Hr = -63.7 kJ/mol).

Kapur padam
Kapur padam adalah hasil pemadaman kapur tohor dengan air dan
membentuk hidrat. Reaksinya adalah:

CaO + H20 → Ca(OH)2

Kapur udara
Kapur udara adalah hasil pemadaman kapur padam setelah beberapa saat
hanya dapat mengeras di udara karena pengikatan karbondioksida (CO2).
Kapur hidrolis
Kapur hidrolis adalah kapur padam setelah beberapa saat yang dapat
mengeras baik diudara maupun di dalam udara.

Kapur magnesium
Kapur magnesia adalah kapur yang mengandung lebih dari 5% magnesium
Oksida (MgO), dihitung dari contoh kapur yang dipadamkan.

Menurut Moerdwiyono (1998: 7) pemakaian kapur untuk bahan bangunan


dibagi dalam 2 macam, yaitu; kapur pemutih dan kapur aduk. Kapur aduk adalah
kapur yang biasa digunakan dalam campuran mortar, yaitu campuran semen,
kapur dan pasir. Sedangkan kapur tulis pemutih adalah kapur yang sering
digunakan untuk pengecetan atau memutihkan pekerjaan lainnya. Kedua macam
kapur tersebut boleh dalam bentuk kapur tohor atau juga kapur padam.

Sifat-sifat Kapur
 Kapur mempunyai sifat plastic yang baik, dalam artian tidak getas.
 Dapat mengeras dengan cepat sehingga memberi kekuatan.
 Pengikat Mudah dikerjakan tampa melalui proses pabrik.
 Menghasilkan rrekatan yang bagus untuk mortar/plesteran. Sebagai
bahan pengikat, kapur dapat mengeras dengan mudah dan cepat,
sehingga memberikan kekuatan pengikat kepada dinding.

Analisa Kapur
1) Kadar CaO
2) Residu
3) Slacking Time

Hubungan Presentase Kadar CaO dengan Suhu Reaksi


Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Yulis Cahya Reni et al.,
(2008: 3). Dari gambar 2.5 dapat terlihat bahwa suhu reaksi cenderung meningkat
dengan bertambahnya proporsi kalsium oksida yang ditambahkan. Dengan adanya
penambahan CaO, maka reaksi pemesanan, siap saji, bersifat eksotermis
(mengeluarkan panas). Dengan demikian, bertambahnya jumlah CaO dapat
menyebabkan pesanan 3CaO.SiO, dan Ca(OH) 2 yang semakin banyak. Suhu
reaksi yang dihasilkan pada saat Ca0 bereaksi dengan H 20 menghasilkan Ca(OH)2,
yang bersifat eksotermis menyebabkan suhu reaksi. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan nilai AH pemesanan Ca(OH), yang bernilai negatif.

Gambar 2.6 Hubungan suhu reaksi dengan presentase kalsium oksida

D. Analisis volumetri
Analisis volumetri merupakan bagian dari analisis kimia kuantitatif,
penentuan mana dilakukan dengan jalan pengukuran volume larutan atau berat zat
yang diketahui konsentrasinya, yang dibutuhkan untuk bereaksi secara kuantitatif
dengan larutan zat yang dibutuhkan tadi. Analisis volumetri merupakan analisis
kuantitatif dimana kadar dan komposisi sampel ditentukan berdasarkan volume
pereaksi (volume diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga
komponen yang ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut.

Dalam volumetri, penentuan dilakukan dengan jalan titrasi yaitu, suatu


proses di mana larutan baku (dalam bentuk larutan yang telah diketahui
konsentrasinya) ditambahkan sedikit demi sedikit dari sebuah buret pada larutan
yang ditentukan atau yang dititrasi sampai benar-benar bereaksi sampai sempuma
dan mencapai jumlah ekuivalen larutan baku sama dengan nol ekuivalen larutan
yang dititrasi dan titik titrasi ini dinamakan titik ekuivalen atau titik akhir titrasi.

Untuk mengetahui kesempurnaan berlangsungnya reaksi antara larutan


baku dan larutan yang digunakan suatu zat kimia yang dikenal sebagai indikator,
yang dapat membantu dalam menentukan kapan penambahan titran harus
berubah. Bila reaksi antara larutan yang dititrasi dengan larutan baku yang
sempuma, maka indikator harus memberikan perubahan visual yang jelas pada
Suatu larutan (misalmva dengan adanya perubahan warna atau Pemesanan
endapan). Titik pada sat indikator memberikan perubahan titik akhir titrasi dan
pada sat itu titrasi harus berubah.

Dalam volumetri dikenal 2macam larutan baku, yaitu baku primer dan
baku sekunder.

a. Baku primer
Yaitu larutan dimana kadarnya dapat diketahui secara langsung, karena
diperoleh dari hasil penimbangan. Pada umumnya kadarnya dapat dinyatakan
dalam N (ekuivalen / L) atau M (mol / L). Contoh larutan baku primer adalah
NaCI, asam oksalat, natrium oksalat.

b. Baku Sekunder
Yaitu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan standarisasi,
dengan larutan primer atau dengan metode gravimetri yang tepat. Contoh NaOH
(dibakukan dengan primer asam oksalat).

Syarat-syarat suatu kapur bakar sebagai bahan baku bata ringan adalah:

1)Susunan kimianya diketahui dengan pasti

2)Harus murni dan mudah dimurnikan

3)Dapat dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis

4)Stabil, baik dalam keadaan murni, maupun dalam larutannya

5)Dapat larut dalam pelarut yang cocok dan dapat bereaksi secara
sthokiometri dengan larutan yang akan dibakukan atau dengan zat yang akan
ditentukan kadarnya

6) Bobot ekuivalennya besar, agar pengaruh kesalahan penimbangan dapat


diperkecil.

Pada penentuan kadar CaO digunakan metode volumetri. Metode


volumetri merupakan analisis kuantitatif dimana pada kapur tohor akan dicari
kadar CaO yang terkandung didalamnya. Dalam penentuan kadar CaO penitar
yang digunakan adalah EDTA 0,2 M. EDTA ini bisa disebut dengan larutan baku
sekunder dimana konsentrasinya ditentukan dengan standarisasi menggunakan
larutan baku primer Zinc. Sampel kapur tohor 0,1 gram di larutkan dengan HCl
lalu ditambahkan aguadest sebanyak 10 ml, TEA 3 ml dan 10 ml KOH. Indikator
Yang digunakan adalah indikator murexid dengan trayek Hp 11-13. Ketika
sampel larutan yang dititrasi berubah warna dari merah muda menjadi ungu, maka
titrasi dihentikan karena sudah mencapai titik akhir.

Dapat diketahui kadar CaO menggunakan rumus sebagai berikut ;

% C a o = Y X M E D T A X Mr c a o x 1 0 0 %

Keterangan:

V = Volume penitar EDTA (ml)

M = Konsentrasi penitar EDTA (mmol/ml) W = Bobot sampel (mg)

Mr CaO = 56 (mg/mmol)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui produksi bata ringan dan kualitas kapur tohor yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan bata ringan dari setiap pasokan
kapur tohor dari supplier.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah dengan cara mencari sumber-sumber yang


relevan, baik dari buku-buku yang ada, maupun dari internet yang mengkaji
tentang pengujian Kapur Tohor (Kadar CaO).

C. Variabel Penelitian
1. Variable bebas : Kapur Tohor
2. Variable terikat : Kadar CaoO
D. Waktu dan Lokasi

Waktu praktek keria industi selama kurang lebih 4 bulan. Mulai dari 14
November 2022 - 12 April 2023. Lokasi praktek kerja industri yaitu
PT.Maccon Generasi Mandiri, berada di Jalan Patte'ne Business Park Block F
20-21, Maros, Sulawesi Selatan (90552).

Nov Des Jan Feb Mar


Kegiatan
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pelaksanaan
Praktek Kerja
Industri
Rancangan Judul
Praktek Kerja
Industri
Penyusunan
Laporan Praktek
Kerja Industri
Pelaksanaan
Analisa Praktek
Kerja Industri
Ujian Akhir Hasil
Praktek Kerja
Industri

E. Alat dan Bahan


F. Cara Kerja
 Preparasi sampel
Pada preparasi sampel bongkahan kapur melalui proses
penggilingan dan pembakaran menjadi kapur tohor kemudian
ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak ± 0.1 gram.

 Preparasi larutan HCl 1:1


Untuk membuat larutan HCI I:1 sebanyak 1 liter dengan cara
mengencerkan HCI 37 % sebanyak 500 ml dan aquadest sebanyak
500 ml kedalam labu ukur lalu dihomogenkan.

 Preparasi TEA 1:1


Untuk membuat larutan TEA 1:1 sebanyak 1 liter dengan cara
mengencerkan 500 ml TEA dan 500 ml aquadest kedalam labu
ukur lalu dihomogenkan.

 Preparasi KOH 3 M
Untuk membuat larutan KOH 3 M sebanyak 1 liter ditimbang
KOH padat sebanyak 168 gram dilarutkan dengan aquadest dan
dihomogenkan maka, rumus perhitungannya sebagai berikut :
G = L x M x Mr KOH
= 1 L x 3 mol/L × 56 gram/mol
= 168 gram

 Preparasi EDTA 0,2 M


Untuk membuat larutan EDTA 0,2 M sebanyak I liter ditimbang
EDTA padat sebanyak 74,45 gram dilarutkan dengan aquadest dan
dihomogenkan maka rumus perhitungannya sebagai berikut :
G=L x M x Mr EDTA
= 1L x 0.2 mol/L × 372,24 gram/mol
=74,45 gram
 Standarisasi EDTA
1) Ditimbang erlenmeyer kosong
2) Ditimbang padatan zine sebesar ± 0,5 gram
3) Dilarutkan dengan aquadest ± 100 ml
4)Ditambahkan larutan buffer sebanyak 10 ml kemudian
ditambahkan indikator EBT
5) Dititrasi dengan larutan EDTA 0,2 M hingga titik akhir ditandai
dengan perubahan warna dari ungu menjadi biru
Simplo:
Bobot Erlenmeyer kosong = 124,155 1gram
Bobot Erlenmeyer kosong +sampel = 124,6551 gram Bobot
sampel= 0,5021 gram - 502,1 mg
Volume penitar (EDTA)= 9,3 ml
mg
N= VEDTA XMr Zni c
502,1 mg
3 5 m l X 2 8 7 5 . 7 m g m/ m o l = 0 , 1 8 7 7 m m o l / m l > - 0 ,
1877M
32

M=VEDTA XMr Znic

Duplo:
Bobot Erlenmeyer kosong = 125,3401gram
Bobot Erlenmeyer kosong +sampel= 125,8440 gram
Bobot sampel = 0,5039 gram
Volume penitar (EDTA)= 9,6 mlmg
503,9mg
M=. 96, ml X2875,7mg/mmol =0,1825 mmol/ml+- 0,1825 M
Maka konsentrasi EDTA setelah standarisasi adalahsebagai berikut
: Konsentrasi Simplo +Duplo =91,87 M+0,1825M
= 0.1851 M
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Volume EDTA
Supplier Kapur Massa (Gram) Kadar CaO (%)
Tanggal (ml)

B. Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penentuan kadar CaO pada kapur tohor ini
adalah metode volumetri. Analisis kuantitatif menggunakan metode
volumetri diperlukan untuk melihat kadar CaO yang ada pada kapur tohor.
Penghitungan kadar CaO pada kapur tohor ini dilakukan saat supplier akan
memasok kapur tohor untuk PT. Maccon Generasi Mandiri. Sehingga jika
kadar CaO dari kapur tohor berada di bawah standar, maka pasokan kapur
tohor dari supplier akan ditolak.
Kadar CaO dalam kapur tohor yang menjadi standar PT. Maccon Generasi
Mandiri adalah 80%. Sedangkan proporsi kapur tohor dibandingkan komposisi
yang ditambahkan pada proses pembuatan bata ringan adalah sebesar 9,3%.

Adapun hasil analisis kadar CaO dalam kapur tohorbisa dilihat pada table
4.1. Kapur tohor yang dianalisis dari 10 masing-masing sampel, didapatkan rata-
rata kadar CaO dari Makida sebesar 91,60% dan kadar CaO dariSurabaya sebesar
77,70%. Terdapat 5 data sampel yang memiliki kadar dibawah 80%, yaitu 76,46;
72,95; 64,35; 79,04 dan 57,47.

Dari hasil analisa didapatkan rata-rata kadar CaO pada kapur supplier
Surabaya tidak masuk standar PT. Macon sebesar 80% yang disebabkan kapur
mungkin tidak terbakar dengan sempura dan Pada sat perjalanankapur bereaksi
dengan udara sehingga mengakibatkan kadar CaO berkurang. Reaksi kimia kapur
dan udara dapat dilihat sebagai berikut :CaO +CO2 - CaCO,

Standar acuan untuk kadar CaO PT. Maccon Generasi Mandiri adalah
80%. Karena jika kurang dari itu, adonan dalam cetakan tidak bisa mengembang.
Dari sampel yang sudah diuji kapur supplier dari makida masuk standar acuan
yang berarti kapur supplier dari makida memiliki kualitas yang bagus.
Penambahan CaO pada adonan juga harus dengan takaran yang pas. Karena jika
terlalu banyak dalam menambahkan CaO, maka pada sat pengikatan (pengaturan
waktu) mengakibatkan kerusakan pasta semen dan beton yang sudah mengeras. Di
samping itu, kehadiran Ca(OH)2 dapat menimbulkan pelemahan daya lekat pada
unsur pengisi beton. Suhu reaksi yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya
kekuatan dan kekakuan dari elemen-elemen atau sistem struktur sehingga
menyebabkan pemuaian bahan.

Volume pemuaian dari bahan yang terkekang akan menyebabkan


peningkatannya tegangan pada elemen-elemen struktur, sehingga tegangan di
dalam elemen akan meningkat. Pada suhu yang tinggi akan mengakibatkan
berkurangnya tingkat kelenturan bahan. Jumlah kalsium oksida yang lebih tinggi
maka kandungan senyawa 3CaO.Si02.3H20, di dalam semen juga akan
meningkat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Produksi awal bata ringan PT. Maccon dimulai dengan bahan baku lulus
uji yang meliputi beberapa tahapan proses yaitu :

1. Crusher/ mtw (mesinpemecah dan penghalus kapur)

2. Ball Mill (pengolahan pasir silika,gypsum dan air jadi slurry)

3. Silo (penyimpananbahan baku dan bahan yang telah diolah)

4. Casting (pencampuran dan penuangan bahan)

5. Fermentasi (proses mengembangnya adonan)

6. Cutting (proses pemotongan cake)

7. Autoclave (proses pemanasan atau pengeringan cake menjadi bata


ringan)

8. Packing (proses pengemasanbata ringan)

Adapun hasil analisis kadar CaO dalam kapur tohor bisa dilihat pada tabel
4.1. Kapur tohor yang dianalisis dari 10 masing-masing sampel, didapatkan rata-
rata kadar CaO dari Makida sebesar 90,19% dan kadar CaO dari Surabaya sebesar
78,76%. Terdapat 5 data sampel yang memiliki kadar dibawah 80%, yaitu 76,33;
72,83; 64,24; 78,91 dan 57,38.

Kadar CaO dalam kapur tohor yang menjadi standar PT. Maccon Generasi
Mandiri adalah minimum 80% dimana perbandingan didapatkan bahwa kadar
CaO kapur dari supplier makida memenuhi standar dan memiliki kualitas yang
baik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan bata ringan.

B. Saran
1. Alat-alat gelas semakin diperbanyak dan instrument bisa tersedia.
2. Perluasan cakupan siswa prakerin dalam industri semakin di
tingkatkan.
3. Kerja sama antara alumni SMK-SMAK Makassar semakin di perkuat
dalam industri.
DAFTAR PUSTAKA

Tribunwiki. 2020. Profil Maccon, Penyedia Bata Ringan Di Makassar


Solusi Membangun Yang Ekonomis dan Berkualitas.
https://makassar.tribunnews.com/2020/07/16/profil-maccon-penyedia- bataringan-
di-makassar-solusi-membangun-yang-ekonomis-damberkualitas?page all.

Wikipedia. 2020. Bata Ringan. https://id.wikipedia.org/wiki/Bata_ringan.

Moh Syaifudin. 2014. Laporan PKL: Penentuan Kadar CaO Pada Kapur
Bakar Menggunakan Metode Volumetri Di PT. SB CON PRATAMA. Semarang:
Universitas Negeri Semarang

Dian Werokila. 2014. Laporan Penggunaan Batu Kapur, Bata Ringan,


Kaca, Aspal Concerete Binder Course (Ac-Bc). Aspal, Buton dan Rigid Pavement
atau Perkerasan Kaku Pada Konstruksi. Palu, Sulawesi Tengah : Universitas
Tadulako

Depo Bata Ringan Salatiga. 2016. Sejarah Singkat Bata Ringan.


https://depobataringansalatiga.wordpress.com/2016/07/15/sejarah- singkatbata-
ringan-hebel/.

Prahu-Hub. 2020. Batu Kapur Jenis, Kegunaan Manfaatnya.


https://www.prahu-hub.com/batu-kapur-jenis-kegunaan-serta-mantaatnya/.

Moerdwiyono. 1998. Diklat Teknologi Bahan. Semarang.

Reni, Y. C,. Rum Hastuti dan Adi Darmawan. 2008. Kajian Pengaruh
Penambahan Kalsium Oksida ( C a ) Terhadap Suhu Reaksi dan Kuat Tekan
Semen Portland. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ervianto, W. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: ANDI.


Murdock, .L ,J Brook K. M,. Stephans Hindarko., 1999. Bahan dan Praktek Beton
( 4 Edition). Jakarta: Erlangga

Maccon Bata Ringan. 2013. Profil Perusahaan. https://www.maccon.co.id/


Sutopo, Edi W,. Bhakti, ,P. 1997. Iml u Bahan Bangunan. Depdikbud,
Jakarta.

Maulwi, dk. 2020. Laporan Praktek Kerja Industri PT. Maccon Generasi
Mandiri. Makassar : SMK SMTI Makassar.

BAB II
PELAKSANAAN PERAKERIN

D. Waktu dan TempatPelaksanaanPerakerin

1. TempatPelaksanaan

KegiatanPraktekKerjaIndustridilaksanakan di Laboratorium PT.


INDOMINCO MANDIRI.

2. Waktu Pelaksanaan

PraktekkerjaIndustridilaksanakanselamaempatbulandaritanggal14
November 2022sampai10Februari 2023 di PT. INDOMINCO MANDIRI
Bontang.
D. MetodeAnalisis

1. Penentuan Kadar Air Lembab (Inherent Moisture)

a. Alat dan Bahan

Adapunalat yang digunakan, yaitu :

BAB III Oven

BAB IV NeracaAnalitik

BAB V Spatula

BAB VI Desikator

BAB VII Pan logam

BAB VIII Petridish

BAB IX SarungTangan

BAB X Kuas

Adapunbahan yang digunakan, yaitu :


1. Sampel Batubara

b. Prinsip Analisa

Sampel yang telahdiketahuibobotnyadikeringkandalam oven yang


telahdikalibrasi pada suhu 105°C selama 1 (satu) jam.
Kehilanganbobotsampelsetelahpemanasandihitungsebagaikadar air
lembab (Inhearent Moisture).

c. ProsedurKerja
1. Dinyalakan oven denganmenekantombol ON/OFF pada alat dan
suhu oven dinaikkan dan disetsampai 105°C.
2. Petridish dan tutupnyaterlebihdahuludikeringkan di dalam oven
pada suhu 105°C selama 15 menit.
3. Kemudiandimasukkankedalamdesikatorselama 5 menit dan
ditimbangbobotdaripetridish + tutup yang kering dan
bersihsebagai (M1).
4. Ditimbang ± 1.0000 gram sampelbatubarakedalampetridish.
5. Dicatatbobotpetridish, tutupnya dan sampelsebagai (M2).
6. Dibukapenutuppetridishlaludiletakkan di luar oven dan
petridishditempatkan di atasbaki dan dimasukkankedalam oven.
7. Kemudiandibukakrandari flowmeter pada alat dan dialirkan gas
nitrogen kedalam oven.
8. Disetkecepatanaliran gas nitrogen sekitar 15 kali volume oven per
jam (±335 cc/menit) selama 1 jam.
9. Dikeluarkanbakidari oven, dan
petridishditutupkembalikemudiandidinginkan di
dalamdesikatorselama ± 10 menit.
10. Ditimbang dan dicatatbobotdaripetridish + penutup +
sampelsetelahpemanasansebagai (M3).
11. Parameter diatasdikerjakanduplo, denganwaktu yang sama pada
setiapsampel.
12. Pengujiandiulangijikaduplotidakdalambatastoleransi.
13. Dicocokkanhasildarisimplo dan
duplodimanaharusdalambatastoleransilaboratorium,
kemudianlembarkerjaditandatangani dan diberitanggal.
14. Dibersihkanalat yang telahdigunakan dan
dikembalikanketempatnya dan tempatkerjadibersihkan.
15. Dibuatlaporanhasilanalisa
16. Disimpansisasampeluntukanalisalebihlanjutjikadiperlukan.

d. Perhitungan
Perhitungankandungan air lembabadalahsebagaiberikut:

M 2−M 3
% Moisture in the analysis sample = × 100 %
M 2−M 1

Keterangan :
 M1 = bobotpetridishkosong (gram)
 M2 = bobotpetridish + sampelsebelumpemanasan (gram)
 M3 = bobotpetridish + sampelsetelahpemanasan (gram)

Batas Toleransi ( Metode ISO)


Repeatibility (%) : ≤ 5% = 0,1 %
≥ 5% = 0,15 %

1. Penentuan Kadar Abu (Ash Content)

a. Alat dan Bahan

Adapunalat yang digunakan, yaitu :

1. NeracaAnalitik

2. Cawan

3. Furnace

4. Gegep

5. Kuas

6. Pan Logam

7. Spatula

Adapunbahan yang digunakan, yaitu :

1. Sampel Batubara.

b. Prinsip Analisa
Sampel yang telahdiketahuibobotnyadipijarkandalam furnace dimulai
pada suhuruanghinggasuhu 815°C selama 3 (tiga) jam, kandungan
Abu dihitungdaribobotresidu.

c. ProsedurKerja

1. Cawanterlebihdahuludikeringkandalam furnace pada suhu

815±10°C selama 15 menitsetelahitudidinginkandiluarselama

10 menit dan dalamdesikatorselama 10

menitkemudiansiapdipakai.

2. Ditimbang dan

dicatatbobotdaricawankosongdengansebagai(M1).

3. Ditimbangsampel ±1.0000 gram kedalamcawan dan

ditebarkansecaramerata di dalamcawan.

4. Dicatatbobotcawan dan sampelsebagai(M2).

5. Dipijarkansampeldalamtungku (muffle) sampaisuhu 500°C

selama 60 menit dan ditahanselama 30

menitkemudiandinaikkansampaisuhu 815°C (kira-kira 1½

sampai 2 jam ) dan ditahan pada suhu 815°C selama 1½ jam.

6. Dibukasedikitpintu furnace untukmendinginkan, hingga

±300°C.

7. Cawandikeluarkandari furnace menggunakangegep dan

diletakkandiatas Pan

Logamkemudianditutuplaludidinginkanselama 10 menit dan

dimasukkankedalamdesikatorselama 10 menit.

8. Ditimbangcawan dan abusebagai(M3).


9. Parameter diatasdikerjakanduplo pada

setiapsampeldalamwaktu yang sama,

10. Pengujiandiulangijikaduplotidakmasukdalambatastoleransi,

11. Diperhatikanhasilanalisasimplo dan

duplodimanaharusberadadalambatastoleransilaboratorium.

12. Lembarkerjaditandatangani dan diberitanggalanalisa.

13. Dibersihkanperalatan dan dikembalikan pada tempatnya,

kemudian area kerjadibersihkan.

14. Dilaporkanhasilnya.

15. Disimpansisasampeluntukanalisalebihlanjutjikadiperlukan.

d. Perhitungan

Perhitungankandunganabu (Ash Content) adalahsebagaiberikut :

M 3−M 1
% Ash Content = × 100 %
M 2−M 1

Keterangan :
M1 = bobotcawankosong (gram)
M2 = bobotcawan + sampelsebelumpemanasan (gram)
M3 = bobotcawan + abusetelahpemanasan (gram)

Batas Toleransi ( Metode ISO)


Repeatibility : 0.20 %
Reproducibility : 0.30 %

2. PenentuanKandunganZatTerbang (Volatile Matter)


a. Alat dan Bahan

Adapunalat yang digunakan, yaitu :


1. NeracaAnalitik

2. Spatula

3. Kuas

4. Crucible VM

5. Furnace VM

6. Stand Crucible VM

7. Stopwatch

8. GegepBesi

9. Desikator

Adapunbahan yang digunakan, yaitu :

1. Sampel Batubara.

b. Prinsip Analisa

Sampel yang telahdipanaskan pada suhu 900±5°C selama 7


menittepatdikeluarkan dan ditungguhingga 3
menitkemudiandimasukkankedalamdesikatorselama 4
menitlaluditimbang. Senyawa volatile / zatterbangdihitungdaribobot
yang hilang dan dikoreksiterhadap air lembabdalamcontoh.

c. ProsedurKerja

1 Dinaikkansuhu furnace hingga 900±5°C (suhuterkalibrasi).

2 Ditimbang crucible yang telahdibersihkanbesertatutupnyasebagai


(M1).
3 Dimasukkan ±1.0000 gram sampelbatubarakedalam crucible dan
kemudianditutup, laludiketukkan crucible secaraperlahan agar
terbentuklapisan yang datardarisampel.

4 Bobotdari crucible, penutupnya dan sampeldicatatsebagai (M2).

5 Kemudiandilakukanpengerjaanduplo.

6 Cawanbesertapenutupsimplo dan duplokemudianditaruh di


ataskawatpenyangga crucible.

7 Dimasukkankedalam furnace VM dan dipanaskanselama 7


menittepat pada suhu 900±5°C.

8 Crucible dikeluarkankemudiandidiamkanselama 3 menit,


setelahitu di masukkankedalamdesikatorselama 4 menit.

9 Ditimbang crucible yang telahdipanaskansebagai (M3).

10 Dihitunghasilnya, kemudiandiberinama dan tanggal.

11 Dilangipengujianjikasimplo dan
duplotidakdalambatastoleransilaboratorium.

12 Residudibuang dan dipanaskankembali crucible


dalamkeadaantanpatutup, kemudiandisimpankedalamdesikator,
laludibersihkan area kerja.

13 Dilaporkanhasilnya
14 Disimpansisasampeluntukanalisalebihlanjutjikadiperlukan

d. Perhitungan

PerhitunganKandunganZatTerbang (Volatile Matter)


adalahsebagaiberikut :
M 2−M 3
% Loss = × 100 %
M 2−M 1

% Volatile Matter= % Loss-% Moisture

Keterangan :
M1 = berat crucible kosong (gram)
M2 = berat crucible + sampelsebelumpemanasan (gram)
M3 = berat crucible + sampelsetelahpemanasan (gram)

Batas Toleransi (Metode ISO)


Repeatibility : 0.30 %
Reproducibility : 0.50 %

3. Penentuan Fixed Carbon

Nilai fixed carbon


tidakbisadiketahuidenganpengujianlaboratoriumnamundapatdiketahuisetelahpeng
erjaanseluruhanalisa proximate di atasdilakukan. Cara mendapatkannilai fixed
carbon dalamsampel, yaitudenganmelaluiperhitunganhasildaribeberapaanalisa
proximate.

Adapunperhitungandarifixed carboniniadalahsebagaiberikut :

Fixed Carbon = 100 - (% Moisture - % Ash - % Volatile Matter)


BAB XI
HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Analisa

1. Inhearent Moisture

Mass Avarege
Sampel ID M1 M2 M3 % IM
sample
TP. 019615 57,0361 58,0367 1,0006 57,9254 11,12 11,10
57,1059 58,1054 0,9995 57,9947 11,08
TP. 019616 58,7855 59,7853 0,9998 59,6789 10,64 10,69
71,1846 72,1846 1 72,0773 10,73
TP. 019617 46,5493 47,5491 0,9998 47,4352 11,39 11,42
62,8265 63,8273 1,0008 63,7128 11,44
TP. 019618 54,6751 55,6756 1,0005 55,5627 11,28 11,28
56,2535 57,2537 1,0002 57,141 11,27
TP. 019619 52,6327 53,6324 0,9997 53,5161 11,63 11,59
34,8866 35,8869 1,0003 35,7714 11,55
TP. 019620 54,0676 55,0673 0,9997 54,9472 12,01 11,98
67,8105 68,8106 1,0001 68,6911 11,95
TP. 019621 61,3365 62,3377 1,0012 62,2179 11,97 11,98
55,1973 56,1978 1,0005 56,0778 11,99
TP. 019622 49,644 50,6444 1,0004 50,5277 11,67 11,65
66,3201 67,3213 1,0012 67,2048 11,64

Tabel 4.IV.1 Hasil Analisa Inhearent Moisture (Penulis, 2023)


2. Hasil Aalisa ASH

M1 M2 Mass sample M3 % AD %AR %DB


1.71 1.65 1.93
16.4513 17.4515 1.0002 16.4687 1.74
18.9028 19.903 1.0002 18.9197 1.69
1.29 1.25 1.44
16.4245 17.425 1.0005 16.4368 1.23
19.5248 20.5249 1.0001 19.5383 1.35
1.10 1.07 1.24
20.4306 21.4307 1.0001 20.4413 1.07
18.5677 19.5673 0.9996 18.579 1.13
1.16 1.13 1.31
15.649 16.6498 1.0008 15.6605 1.15
19.4734 20.4739 1.0005 19.4851 1.17
2.95 2.86 3.34
18.2649 19.2641 0.9992 18.2946 2.97
17.9121 18.9121 1 17.9414 2.93
0.98 0.96 1.12
20.0138 21.0131 0.9993 20.0234 0.96
20.5441 21.5452 1.0011 20.5542 1.01
1.32 1.30 1.50
20.0425 21.0432 1.0007 20.0558 1.33
20.2812 21.2814 1.0002 20.2944 1.32
1.54 1.49 1.74
16.0469 17.0463 0.9994 16.0619 1.50
18.5025 19.5027 1.0002 18.5182 1.57

Anda mungkin juga menyukai