OLEH :
EVANIA ROLENSA P
EMI MASTURA
RISKI AMALIYA
RAHMADANIAR ARIANI
PERTIWI AMRIANI
NUR WAHYUNI
YETY ANDRIANI
SYAH FAIZUL
MAHASISWA PKL
ANGKATAN XVIIII
(AK3) MAKASSAR
KABUPATEN/KOTA :MAKASSAR
OLEH:
1. Evania Rolensa P
2. Emy Mastura
3. Ira Mali Sheli S
4. Vini Alvionita
5. Riski Amaliya
6. Yety Andriani
7. Rahmadaniar Ariani
8. Pertiwi Amriani
9. Nur Wahyuni
10. Syah Faizul
Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan
Ir. Muh Isa MM Amrin Kalenna, ST
Menyetujui,
Direktur AK3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diadakan di PT.
Industri Kapal Indonesia (persero) Makassar mulai tanggal 19 Agustus 16 September 2015
dan dapat membuat laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa terlaksananya kegiatan PKL dan penulisan laporan ini dapat
diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Muh. Anas A, SE, SKM, M.Kes, selaku Direktur Akademi Hiperkes Makassar.
2. Muh. Basri S.pd selaku Kepala K3 di PT. Industri Kapal Indonesis (persero)
Makassar.
3. Ir. Muh. Isa MM selaku Pembimbing Institusi Akademi Hiperkes Makassar.
4. Bapak Amrin Kalenna selaku Pembimbing Lokasi Praktek Kerja Lapangan di PT.
Industri Kapal Indonesia (persero) Makassar.
5. Bapak Amri Syafrudin yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan di PT. Industri Kapal Indonesia (persero) Makassar.
6. Seluruh Staf dan Karyawan di PT. Industri Kapal Indonesia (persero) Makassar.
7. Kedua Orang Tua tercinta kami yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
Kami berharap semoga laporan praktek ini dapat menjadi sumber ilmu dan
bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Aamin
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
A. Sejarah Singkat
B. Struktur Organisasi
C. Struktur Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
D. Diagram Alir Proses Produksi
A. Lingkungan Kerja
B. Kesehatan Kerja
C. Keselamatan Kerja
D. Pengolahan Limbah
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan industri di indonesia akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu di ikuti masalah pencemaran
lingkungan, terutama yang berhubungan dengan adanya proses kegiatan industri
tersebut. Dalam proses kegiatannya masalah lingkungan kerja merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan permasalahan lainnya pada
kawasan industri.
Lingkungan kerja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari suatu pekerjaan.
Kegiatan industri adalah kegiatan yang meliputi proses untuk merubah sifat dan
bentuk suatu atau beberapa bahan baku menjadi bahan setengah jadi ataubahan jadi
yang di gunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan industri lainnya. Berbagai
bahaya lingkungan yang bersumber dari faktor fisik, kimia, biologi, psikologi,
ergonomi, maupun ketika dalam proses kerja merupakan resiko terhadap pekerja.
Beberapa contoh jenis sumber bahaya dalam industri dapat berupa kebisigan.
Lingkungan kerja merupakan daya dukung tehadap produktivitas kerja. Proteksi
kesehatan pekerja akibat lingkungan kerja perlu di lakukan, sehingga efek ksehatan
yang mungkin timbul tidak terjadi. Pekerja merupakan ujung tombak dan kapasitas
kerja optimal sangat di harapkan. Untuk semua ini di butuhkan lingkungan kerja yang
sehat.
Penyelenggaraan pembangunan industridi tanah air telah menimbulkan
berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, di antaranya menciptakan lapangan
kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu sering kali di ikuti
oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan, seperti
pembangunan kawasan industri di daerah-daerah perairan dan sekitarnya yang
menyebabkan berkurangnya luas area pertanian, pencemaran udara, pencemaran tanah
dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian,
terganggunya kenyamanan dan kenyamanan manusia atau makhluk lain.
B. TUJUAN
1). Tujuan umum
Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk melihat langsung
gambaran keadaan di tempat kerja, serta menerapkan teori yang di peroleh di
perguruan tinggi dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan industri dan institusi
yang ada hubungannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang di peroleh dari PKL di PT. Industri Kapal Indonesia( persero)
makassar.
1. manfaat bagi tempat kerja:
Memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk membantu dalam kegiatan
terkait program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Adanya pertukaran informasi antara mahasiswa dengan
instansi/industri tentang pelaksanaan K3.
Terjalin kerja sama yang baik antara instansi dengan pihak perguruan
tinggi.
Adanya masukan untuk institusi/industri mengenai k3 dalam
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di temat kerjanya.
2. manfaat bagi mahasiswa:
Dapat merubah pola pikir dan pengalaman mahasiswa setra
mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan k3 di pt. Industri
Kapal Indonesia (persero)
Dengan pkl k3 intitusi/ industri ini mahasiswa dapat memperoleh
penglaman da keterampilan.
Mahasiswa dapat mengetahui sumber sumber bahaya dan dan jenis-
jenis kecelakaan di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
BAB II
Pada tahun 1962 di Makassar telah mulai dibangun dua buah proyek
Tallo.
Proyek Galangan Kapal Paotere pada waktu itu di bangun oleh Departemen
kapal baja yang mempunyai kapasitas 2.500 ton, sedangkan proyek Galangan Kapal
Tallo pada waktu itu di bangun oleh Departemen Urusan Veteran yang dimaksudkan
untuk membuat kapal-kapal kayu berkapasitas 300 ton yang dilengkapi dengan slip
way dan fasilitas peluncuran yang panjangnya 45 meter dan daya angkat 500 ton.
mencapai pada pekerjaan dasar dimana pada saat itu peralatan belum dimiliki oleh
Galangan Kapal Paotere sedangkan Galangan Kapal Tallo sudah memiliki peralatan
Karena keterbatasan dana pada waktu itu maka pemerintah memutuskan untuk
Kapal Makassar dengan surat Keputusan Kepres No. 225/1963 dan dinyatakan
1. Lokasi Eks Galangan Kapal Tallo pindah dan dibangun bersebelahan dengan
Galangan Kapal Tallo) dengan sasaran utama mereparasi dan pemeliharaan kapal
Akhirnya setelah kurang lebih tujuh tahun, pada tanggal 30 Maret 1970
sebagai proyek. Pada tanggal 29 Oktober 1977 di depan Notaris telah merubah status
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Industri Kapal Indonesia Pusat
Makassar disingkat PT. IKI dan kantor pusat berkedudukan di Makassar, dengan unit-
Sejalan dengan perubahan manajemen yang ada maka Galangan Kapal Padang
dan Gresik dijual ke PT. Kodja Jakarta hal ini membawa pengaruh terhadap Produksi
dan Unit Usaha, sehingga Unit Produksi yang dimiliki smapai tahun 1994 yaitu:
a. Graving Dock 10.000 DWT dengan Panjang 120 Meter, Lebar 28 Meter, dan
Tinggi 8 Meter
b. Side track 9 Lines : 2 Lines 300 m/lines, 4 Lines 80 m/lines, dan 3 Lines 70
m/lines
d. Building berth : 4 Unit Kapal berukuran 6.500 DWT dan 10 Unit Kapal berukuran
e. Outfitting quay/jetty : Panjang 80 Meter, Tower Crane 60 ton dan Water Front
895 m2
PT. Industri Kapal Indonesia (persero) sebagai salah satu BUMN yang
dan penambalan fasilitas berupa Graving Dock untuk keperluan reparasi kapal
berukuran sampai 15.000 DWT, dan Building Berth untuk membangun kapal dengan
C. KEMAMPUAN GALANGAN
dengan Shifter besar untuk menaikkan dan menurunkan kapal. Kapal yang sudah naik
dapat ditarik ke salah satu Slide Track (Norman System). Panjang Shifter 45 meter
dan daya angkut 1500 ton dan tinggi air diatas Shifter Maksimal 3,40 Meter. Sebelah
barat Side Track dengan panjang 70 Meter (3 buah) dengan kapasitas 1000 ton,
Dengan peralatan yang ada di PT. Industri Kapal Indonesia (persero) mampu
membangun kapal berukuran 500 ton, mereparasi dan memperbaiki kapal yang
panjangnya sampai 55 meter dengan berat 500 ton sebanyak 60 buah tiap tahun, serta
mempunyai daya tampung 10 kapal untuk ukuran diatas. Selain itu terdapat Grafing
Dock dengan kapasitas kurang lebih 1000 BRT, panjang 120 Meter, tinggi kurang
Sarana pokok yang dimiliki PT Industri Kapal Indonesia (persero) pada saat itu yaitu :
a. Tempat membangun dan mereparasi kapal yang berdiri dari dua unit mesin Side
d. Sarana bengkel, Gudang plat, Bengkel mesin, Pipa, Kayu, Ruang kompresor,
e. Grafing Dock.
1. Prasarana
Kedalaman perairan : 7 8 m
b. Kantor
a. Mesin bubut
b. Mesin gerinda
c. Mesin bor
d. Mesin gergaji
e. Mesin frals
4. Bengkel Konstruksi
a. Pelengkapan pengelasan
a. Mesin ketan
b. Mesin bor
c. Gergaji listrik
d. Gergaji tangan
e. Pahat,dll
d. Mesin bendin
e. Mesin bor
f. Mesin gerinda
a. Kapal pandu
b. Kendaraan mobil
c. Kendaraan Crane
d. Forklift
b. Tower Crane
c. Mobil Crane
9. Fasilitas pergudang
dalam struktur tersebut nampak batas wewenang dan tanggung jawab setiap kepala
bagian dan kepala seksi. Dengan struktur organisasi yang rapi dalam suatu perusahaan
Berdasarkan hal itulah, PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) memiliki struktur yang
agak kompleks sebagai berikut : PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar
dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan Direktur Produksi dan Teknologi.
masing-masing. (terlampir).
a. Visi : Menjadi perusahaan galangan kapal dan engineering yang kuat dan berdaya
saing tinggi.
b. Misi : Selalu meningkatkan kualitas yang baik berdasar pada pelayanan yang tepat
waktu, tepat mutu dan tepat biaya serta mengutamakan kepuasan pelanggan untuk
HASIL KEGIATAN
A. LINGKUNGAN KERJA
harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan
karyawan untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi
karyawan. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka
karyawan tersebut akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitas sehingga waktu
kerja dipergunakan secara efektif. Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja
yang terbentuk antara sesama karyawan dan hubungan kerja antara bawahan dan
lain faktor fisika, faktor kimia, faktor biologi, dan faktor ergonomi.
1. Faktor Fisika
Faktorfisiklingkungankerjamerupakanfaktor yang
secaraumumbisaditemuipadasetiapbidangkegiatanindustri yang
panas/iklim kerja.
Faktor fisik yang terdapat di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar
a. Kebisingan
suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
termasuk ternak, satwa, dan sistem alam. Batas toleransi untuk pemaparan
bising selama 8 jam perhari, sebaiknya tidak melebihi ambang batas yaitu 85
dBA. Sound Level Meter (SLM) adalah alat standar untuk mengukur
intensitas kebisingan.
mencapai 86,7 dBA. Kebisingan juga terjadi dibagian kamar mesin penarik
kapal yaitu tingkat kebisingannya mencapai ...dBA. selain itu kebisingan juga
terjadi pada saat proses pembersihan karat atau sandblasting pada bagian
dihasilkan dari selang kompresor juga sangat tinggi yaitu mencapai 86,6 dBA.
86,2 dBA. Oleh karena itu, bagi pekerja yang bekerja di area bising tersebut
wajib memakai alat pelindung telinga berupa ear muffs/ear plugs yang
berfungsi untuk meredam suara yang sudah melebihi nilai ambang batas.
di area kerja PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) masih berada di bawah
nilai ambang batas dan merupakan kondisi yang aman bagi para pekerja untuk
bekerja secara aman dan nyaman tanpa menggunakan alat pelundung telinga
b. Getaran
pemaparan getaran ada dua macam yaitu pemaparan seluruh tubuh dan
tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut misalnya truk, forklift, dan alat-
alat angkut pada industri. Sedangkan pemaparan segmental yaitu hanya bagian
tubuh tertentu misalnya lengan dan bahu yang mengalami kontak dengan
sumber getaran.
terjadi pada saat proses menggerinda dan pada saat pekerja mengendarai
kendaraan galangan seperti forklift, Gruve, dan truk. Pada proses menggerinda
pada saat pekerja mengendarai salah satu kendaraan galangan pemaparan yang
dialami pekerja adalah pemaparan seluruh tubuh karena getaran dirasakan dari
tempat duduk dan pijakan kaki yang kemudian diteruskan keseluruh tubuh.
c. Radiasi
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
terdapat proses pengelasan yang menggunakan dua jenis mesin las yaitu las
listrik dan las gas. Pekerja yang menggunakan las listrik mengalami
d. Pencahayaan
Padaumumnyapekerjaanmemerlukanupayapenglihatan.Pencahayaan
yang
kurangmemadaidapatmerupakanbebantambahanbagitenagakerja.Dengandemik
produktivitasmenurun
sertapadaakhirnyadapatmemberikanpengaruhterhadapkesehatandankeselamata
nkerja.
area kerja pengukuran juga dikalukan di area kapal yang sedang direparasi
pencahayaan yang disediakan di ruangan mesin masih sangat kurang, hal ini
menyebabkan para pekerja cepat mengalami kelelahan pada saat bekerja
e. Tekanan panas
Iklimkerjaadalahsuatukondisikerja yang
merupakanperpaduanantarasuhuudara, kelembabanudara,
kecepatangerakanudaradansuhuradiasi.Kombinasikeempatfaktortersebutdihub
ungkandenganproduksipanasolehtubuhdisebuttekananpanas.
sengatan sinar matahari secara langsung dan kurangnya pohon yang ditanam
secara langsung adalah mereka yang bekerja di bagian reparasi kapal karena
juga dirasakan oleh karyawan yang bekerja di dalam bengkel bubut, bengkel
listrik, bengkel pipa, dan bengkel sarana karena mereka bekerja diruangan
yang tidak di lengkapi dengan sistem pertukaran udara (ventilasi) yang baik.
2. Faktor Kimia
Faktor kimia yaitu potensi kimia yang berasal dari bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau
Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung
dari jenis bahan kimia atau kontaminan.Di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
Makassar bentuk potensi bahaya kimia yaitu debu, partikel, dan gas.
Debu adalah zat kimia padat yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami
cepat, peledakan, dan lain-lain dari benda, baik organik maupun anorganik
(Persero) Makassar berasal dari proses sandblasting dan juga dari tanah yang
dibawa oleh angin saat cuaca panas. Banyaknya debu dilingkungan kerja
Partikel adalah unsur butiran dasar benda atau bagian benda yang sangat kecil
dan berdimensi, mateti snagat kecil seperti butir pasir. Partikel di PT. Industri
Kapal Indonesia (Persero) Makassar berasal dari bahan utama penghilang karat
pada dinding kapal atau pada proses sandblasting. Partikel tersebut dapat masuk
kedalam sistem pernafasan dan apabila terkena pada mata dapat menyebabkan
iritasi. Karena banyak pekerja yang tidak memakai alat pelindung mata berupa
3. Faktor biologi
seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, kutu, pinjal, tumbuhan dan juga
dalam bentuk microorganisme seperti binatang berbisa, binatang buas dan lain-
lain.
Faktor biologi pada area kerja PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
Makassar adalah bakteri dan jamur yang melekat pada pakaian para pekerja.
Selain itu pada para penyelam berpotensi terjangkit penyakit yang disebabkan
oleh bakteri dan jamur seperti gatal-gatal, kutu air, dan panu.
4. Faktor ergonomi
yang lebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini maka akan tercipta lingkungan
kerja aman sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien
Faktor ini berhubungan dengan keserasian peralatan atau desain kerja dengan
pekerjanyaannya, beban kerja yang terlalu berat, dan cara-cara kerja yang tidak
omis seperti ketidakserasian antara mesin dan peralatan dengan postur tubuh para
pekerja karena kebanyakan mesin dan peralatan dipesan dari luar negeri tidak
sesuai dengan postur tubuh orang indonesia. Pada beberapa pekerja, posisi kerja
menyebabkan nyeri pada bagian punggung. Begitu juga dengan pekerja yang
bekerja diketinggian dan dengan posisi berdiri dalam waktu yang cukup lama
sangat banyak ditemukan pada para pekerja dibagian kapal yang sedang
direparasi.
B. KESEHATAN KERJA
Setiap aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan yang
melalui tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbeda-beda
kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumber-
sumber bahaya akibat dari aktivitas kerja di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan
aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu
diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal.
1. Pemeriksaan khusus
2. Pemeriksaan berkala
3. Pemeriksaan penempatan
a. Pemeriksaan fisik :
1) Mata
2) Telinga
3) Jantung
4) Paru
b. Pemeriksaan lab
1) ginjal
2) organ dalam
3) kolestrol
4) buta warna
4. Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan secara rutin dilakukan setiap tiga kali seminggu pada
karyawan PT.Industri Kapal Indonesia (Persero).
Pelayanan kesehatan tenaga kerja di perusahaan PT.IKI (persero)
mendapat perhatian dari pihak K3LH dengan mewajibkan untuk melaporkan
setiap kecelakaan yang dialami tenaga kerja kepada pihak K3LH. Selain itu
tenaga kerja di perusahaan di PT.IKI juga mendapatkan jaminan pelayanan
BPJS untuk mempermudah tenaga kerja mendapatkan pelayanan kesehatan
baik di dalam lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.
2. klinik perusahaan
Salah satu pelayanan kesehatan yang tersedia di PT. Industri Kapal Indonesia
(Persero) Makassar, yaitu poliklinik. Pelayanan kesehatan yang di lakukan di poliklinik
perusahaan di berikan untuk tenaga kerja dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan para
tenaga kerja. Pelayanan kesehatan kerja adalah suatu usaha kesehatan dengan tujuan :
1. memberikan bantuan terhadap tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun
mental terutama dalam penyesuaian pekerjaannya.
2. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja.
3. Memberikan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi terhadap tenaga kerja yang
menderita sakit.
Adapun fasilitas yang tersedia pada poliklinik perusahaan yaitu, ruang tunggu
pemeriksaan dan ruang tunggu pasien.
3. kantin
Kantin merupakan salah satu sarana tempat makan di perusahaan atau organisasi yang
biasanya terdiri dari ruang makan dan sarana pendukung. Namun penyediaan kantin dalam
PT.Industri Kapal Indonesia (Persero) belum dapat digunakan karna masih dalam proses
perbaikan sehingga pihak perusahaan menyediakan fasilitas catering untuk karyawan sebagai
pengganti kantin perusahaan.
4. kebersihan
Pada PT. Industri Kapal Indonsia (Persero) Makassar potensi kebakaran cukup
besar. Hal ini disebabkan penggunaan listrik, gas, dan bahan bakar yang di
menimbulkan kebakaran.
a. Menyedikan sarana alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia di setiap
unit kerja dan di letakan di tempat yang strategis , mudah dilihat , serta mudah
dijangkau.
kebakaran yang di pasang permanent berupa jaringan perpipaan yang berisi air
ruangan mesin .
2. Listrik
Energi listrik merupakan salah satu faktor pendukung penting bagi kehidupan
manusia karena banyak sekali peralatan yang biasa kita gunakan menggunakan
Di PT. Industri Kapal Indonesai (Persero) Makassar terdapat dua gardu listrik
area kerja kapal yang sedang direparasi. Kabel-kabel yang sudah rusak isolasinya
juga banyak ditemukan di area kerja. Di beberapa tempat juga ditemukan instalasi
listrik yang sudah tidak layak kondisinya namun masih difungsiikan oleh pihak
perusahaan.
Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar alat pengaman mesin tidak dipasang
pada semua mesin di area kerja, sistem pengaman mesin hanya dipasang pada
mesin yang berpotensi menimbulkan bahaya cukup besar seperti pada mesin
penarik kapal.
Alat pelindung diri merupakan seperangkat alat yang wajib digunakan oleh
kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Alat pelindung diri digunakan
sebagai alternatif terakhir untuk melindungi pekerja bila pengendalian teknik dan
Peralatan ini hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya yang mungkin
diri bagi pekerja sesuai dengan kebutuhan dan jumlah karyawan. Jumlah seluruh
karyawan adalah ....., sedangkan jumlah alat pelindung diri yang disediakan oleh
pihak perusahaan sebanyak....... Alat pelindung diri yang disediakan, antara lain:
dari benturan, benda tajam, keras, kejatuhan, radiasi panas, api, arus listrik,
matadari percikan bunga api, kemasukan benda-benda kecil atau partikel yang
3. Alat pelindung muka berupa shield yang berfungsi melindungi muka dari
4. Alat pelindung pendengaran berupa ear muff dan ear plugs yang berfungsi
pernapasan dari pencemaran udara seperti debu, uap, gas, fume, asap, dan
sebagainya.
7. Alat pelindung kaki berupa safety shoes yang berfungsi melindungi dari
bahaya tertimpa benda keras, tertuang bahan kimia berbahaya (korosif, panas,
Masalah-masalah yang ditemukan sehubungan dengan alat pelindung diri di PT. Industri
Kapal Indonesia (Persero) Makassar antara lain rasa tidak nyaman ketika menggunakan alat
pelindung diri pada saat bekerja. Alat pelindung diri banyak ditemukan dalam kondisi yang
rusak karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan. Selain kurangnya perhatian dari
pihak perusahaan, rusaknya alat pelindung diri juga disebabkan karena kurangnya perhatian
D. pengolahan limbah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada lokasi PT.Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar di temukan ada
lain faktor fisika, faktor kimia, faktor biologi, dan faktor ergonomi yang dapat
setiap unit kerja dan di letakan di tempat yang strategis , mudah dilihat
memadamkan kebakaran.