Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PANDU PTM
DI PUSKESMAS MABELOPURA

Kelompok 3

dr. Fandry Tumiwa


dr. Usbahuddin Alimin
Nursyamsi, S.Tr.Keb
Titin Kale’e, A.Md.Kep
I Komang Budi M, A.Md.Kep
Agripan, A.Md.Kep
Albertina, Amd.Keb
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia semakin
digalakkan seiring bertambahnya jumlah kasus dan dampak yang ditimbulkan oleh
PTM. Upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative terus digalakkan dan
diintegrasikan dengan konsep pelayanan yang ada di Puskesmas. Salah satu
pelayanan yang terintegrasi, yaitu Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (PANDU PTM) adalah salah satu program
unggulan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PTM Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Hal ini dibentuk sebagai jawaban dari tingginya angka risiko
terjadinya penyakit tidak menular, oleh karena meningkatnya pola makan gizi tidak
seimbang dan pola gaya hidup tidak sehat.
PANDU PTM merupakan suatu metode pendekatan faktor risiko PTM untuk
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM terintegrasi yang dilaksnakan
melalui kegiatan Posbindu di masyarakat, pelayanan terpadu penyakit tidak
menular di Puskesmas. Contoh pelayanan PANDU PTM adalah, pemeriksa IVA,
SADARI/SADANIS, Upaya Berhenti Merokok, Pemeriksaan Skrining Gula Darah
dan Kolestrol.
Kegiatan PANDU PTM menerapkan implementasi perilaku CERDIK (C: Cek
kesehatan secara berkala, E: Enyahkan Asap Rokok, R: Rajin aktifitas fisik, D: Diet
sehat dan seimbang, I: Istriahat cukup, dan K: Kelola Stres) serta PATUH (P:
Periksa Kesehatan Secara Rutin, A: Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat
dan teratur, T: Tetap diet dengan gizi seimbang, U: Upayakan aktifitas fisik dengan
aman, H: Hindari asap rokok, alcohol, dan zat karsinogenik lainnya).
Konsep Puskesmas PANDU PTM diimplementasikan antara lain melalui
integrasi pelayanan yang telah ada atau pembentukan Poli PTM. Faktor risiko yang
sudah terdeteksi dikelola secara terintegrasi dengan program yang sudah berjalan
di Puskesmas. Setiap peserta dari praktek kerja lapangan dapat mampu
melakukan analisis situasi dari pelaksanaan PANDU PTM ditempat prakteknya,
angka harapan hidup, mortalitas, dan morbiditas yang disebabkan oleh karena
penyakit tidak menular.
B. Tujuan
Praktek Kerja Lapangan PANDU PTM di Puskesmas Mabelopura merupakan
upaya pembelajaran yang bertujuan untuk menerapkan Pelayanan Terpadu PTM di
Puskesmas Kab/Kota masing-masing peserta, serta melakukan analisis
pelaksanaan PANDU PTM di Puskesmas Mabelopura.

C. Sasaran
Sasaran pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan PANDU PTM di Puskesmas
Mabelopura adalah bagaiamana sistem pelaksanaan serta alur pelaksanaan
PANDU PTM di Puskesmas Mabelopura Pada kegiatan ini juga, peserta
melakukan observasi pelaksanaan PANDU PTM pada seorang pasien PTM yang
berobat di pelayanan PANDU PTM di Puskesmas Mabelopura.

D. Waktu dan Tempat


Waktu Pelaksanaan : Senin, 27 November 2023, pukul 10.00-12.00 WITA
Tempat : Puskesmas Mabelopura
BAB II
PROSES KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN

Peserta praktek kerja lapangan yang didampingi oleh pendamping Bapelkes


diterima oleh Kepala Puskesmas Mabelopura. Kepala Puskesmas Mabelopura
memaparkan terkait pelaksanaan pelayanan penyakit tidak menular yang dilaksanakan
oleh Puskesmas Mabelopura.

Puskesmas Mabelopura terletak di Jl. I Gustu Ngurah Rai, Kel. Tatura Selatan,
Kec. Palu Selatan, dengan jumlah penduduk 17.653 jiwa (Tatura Selatan) dan 10.774 jiwa
untuk Tatura Selatan. Jumlah Posbindu di wilayah kerja 10 Posbindu. Jumlah sasaran
PTM yang dilaksanakan oleh Puskesmas Mabelopura adalah sebanyak 18.915 jiwa

Peserta praktek kerja lapangan dibagi pada beberapa unit pemeriksaan, yaitu pada
Ruang Pendaftaran/Loket, Ruang Pengkajian Awal, Ruang Pemeriksaan Umum yang
dibagi menjadi dua, yaitu Ruang Pemeriksaan Dewasa (15-44 Tahun) dan Ruang
Pemeriksaan Lansia (>44 Tahun). Peserta diperkenankan untuk melakukan observasi
terkait pelaksanaan PANDU PTM. Pada Puskesmas Mabelopura, pelaksanaan PANDU
PTM dilaksanakan pada Ruang Pemeriksaan Lansia.
BAB III
HASIL KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN
1. Loket Pendaftaran : Pasien mengambil nomor antrian lalu menunggu patugas loket
memanggil nomor antrian pasien.
2. Pasien melakukan registrasi di loket sekaligus di lakukan screening BPJS.
3. Pasien diarahkan ke meja pengkajian untuk melakukan pemeriksaan antropometri,
setelah di lakukan pemeriksaan pasien diarahkan untuk menunggu di panggil
petugas masuk ke ruang Poli Lansia untuk di lakukan pemeriksaan oleh Dokter
4. Setelah dokter menganamnese pasien di arahkan untuk ke laboratorium untuk
pemeriksaan darah
5. Setelah dari lab pasien di arahkan kembali ke poli Lansia untuk di lakukan
pemeriksaan lanjutan oleh Dokter
6. Dokter di poli kemudian melakukan pemeriksaan penglihatan dan pendengaran
kemudian menentukan carta prediksi pasien berdasarkan IMT.
7. Pasien di berikan konseling dan di arahkan ke meja konseling gizi untuk
mendapatkan edukasi tentang pola gizi seimbang.
8. Setelah mendapat konseling pasien di arahkan ke apotik untuk mengabil obat yang
telah di resepkan oleh dokter.
9. Saat di apotik pasien diberikan obat yang telah di resepkan, kemudian pasien
Pulang ke rumah
BAB IV
PEMBAHASAN

Kasus :
Pasien Ny. Y usia 48 tahun datang ke Puskesmas Mabelopura dengan keluhan nyeri
pinggang bawah dan nyeri lutut. Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan : BB : 39,5 kg,
TB : 142 cm, LP : 77 cm, TD : 155/87 mmHg, N : 90 x/m, S : 36,6’C, R : 18x/m. Hasil IMT
19,5 kg/m2. Hasil pemeriksaan pendengaran dan penglihatan di dapatkan normal.
Pemeriksaan Lab didapatkan : Asam urat : 4,8 mg/dl, Kolestrol : 126 mg/dl. Pasien
mengatakan kalau ada riw. Keluarga HT (Orang Tua), pasien memiliki aktivitas fisik yang
kurang (jarang berolahraga) serta konsumsi makanan yang bergaram. Riw. Merokok atau
keluarga merokok tidak ada.

Dari Hasil Pemeriksaan didapatkan kemungkinan pasien terkena penyakit jantung dan
vaskuler sebesar 2%
Hasil Asessment :
Diagnosis :
HT + Osteo Arthritis

Terapi yang di berikan :


- Amlodipin 1x10 mg malam
- Natrium Diclofenac 2x25 mg
- Vit. B komplex 1x1 tablet
- Konseling Gizi (Diet Rendah Garam)

A. Hal-hal yang Positif :


Proses pelaksaan pandu PTM di Puskesmas Mabelopura sudah terlaksana dengan
baik, tetapi ada beberapa hal kecil saja yang perlu di benahi dalam melakukan pelayanan.
Mulai dari cara pemeriksaan antopometri dan pemeriksaan tambahan pada sistem Indra.

B. Hambatan/Permasalahan serta upaya untuk mengatasi


Hasil Analisis :
1. Pada saat melakukan pengukuran antopometri (TB/BB/LP) petugas kurang tepat
dalam mengarahkan pasien, di mana pemeriksaan yang di lakukan tidak sesuai
prosedur.
2. Pada saat pemeriksaan penglihatan dan pendengaran hanya melihat
menggunakan senter tanpa mengukur tajam penglihatan dan tajam pendengaran.
3. Konseling gizi yang di berikan kurang efektif, karena pasien hanya di berikan
brosur kemudian di suruh untuk membaca sendiri.
4. Pada saat pengambilan obat, petugas apotik tidak memberikan penjelasan tentang
cara mengkonsumsi obat dan efek samping dari obat
BAB V
KESIMPULAN

A. Simpulan
1. Puskesmas Mabelopura telah melaksanakan Pandu PTM sesuai dengan algoritma
Pandu PTM tetapi ada beberap hal yang perlu di perbaiki.
2. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan, Penanggung Jawab program PTM
dan seluruh pegawai/pelaksana program yang lain agar kegiatan Pandu PTM
dapat berjalan dengan baik.

B. Saran
1. Kegiatan sosialisasi pelaksanaan PANDU PTMdi Puskesmas perlu di tindak lanjuti
di tingkat Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan dapat memberikan pendampingan terhadap
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten guna implementasi Program PTM pada
Puskesmas.
3. Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pandu PTM perlu di upayakan
dengan sungguh-sungguh agar Pandu PTM dapat berjalan sesuai dengan
algoritma.

Anda mungkin juga menyukai