Anda di halaman 1dari 6

Arep neng

sawah, Le.

Arep neng
ngendi, Lik?

GAMBAR
PETANI
BAWA PACUL
GAMBAR
BOCAH
LAKI-LAKI

Iki anake sopo,


yo? kok ora basa
karo wong tuwo.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Topik Kearifan Lokal Sub Topik Belajar Bahasa Jawa Krama Fase C
MINGGU 2
(Mempelajari fenomena lunturnya tuturan bahasa Jawa Krama)

A. AYO CARI TAHU

Bahasa Jawa merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Kebudayaan ini
merupakan milik dari suku Jawa yang sebagian besar mendiami Pulau Jawa. Dewasa ini,
penggunaan tuturan bahasa Jawa telah mengalami penurunan meskipun jumlah penutur aktifnya
masih cukup banyak.

Perkembangan zaman modern telah mengubah pergaulan masyarakat secara luas. Dengan
merebaknya sosial media dan penggunaan gadget maka masyarakat mampu mengakses berbagai
informasi dari berbagai tempat dalam waktu yang singkat. Di sisi lain, informasi yang disampaikan
tentunya menggunakan bahasa pengantar yang mudah dimengerti banyak orang. Dengan kata lain,
informasi tersebut tidak menggunakan bahasa daerah tertentu apalagi bahasa Jawa.

Bahkan, komunikasi antarmasyarakat di Jawa tidak semuanya menggunakan bahasa Jawa lagi. Ada
beberapa orang yang sudah lebih nyaman memakai bahasa Indonesia. Fenomena ini juga diikuti
oleh kalangan muda hingga anak-anak kecil. Meskipun sebenarnya mereka masih memahami
bahasa Jawa ngoko, tetapi ketika melakukan komunikasi dengan orang yang lebih tua sudah jarang
ditemukan ragam bahasa Jawa Krama. Apa penyebabnya? Perlukah ini dibiarkan begitu saja?

Untuk mempelajari fenomena tersebut, ayo kita cari tahu lebih lanjut dengan mempelajarinya
melalui kegiatan pembelajaran hari ini.

Pelajari dengan seksama bacaan berikut!

Krisis Penggunaan Bahasa Jawa pada Generasi Muda

Wong Jawa aja ilang jawane. Kalimat ini sering didengar dan selalu menjadi pesan orang tua
kepada generasi muda. Ini sekaligus menjadi warning agar generasi muda tetap menjaga bahasa
hingga budaya leluhurnya.
Namun, fenomena sekarang, terutama di kalangan milenial banyak yang tidak paham atau
bahkan tidak bisa berbahasa Jawa. Padahal mereka lahir dan tumbuh di lingkungan orang Jawa.
Mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Tidak hanya di bangku pendidikan, namun
kebiasaan ini juga terjadi di ranah pergaulan harian.
Putri Maharani, warga Laweyan ini mengatakan, di lingkungan rumah memang lebih sering
menggunakan bahasa Indonesia. Bukan tanpa alasan, karena daripada salah menggunakan bahasa
Jawa. Terutama kepada orang tua, maka dia lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia.
“Sebenarnya paham bahasa Jawa. Tapi untuk berbicara orang tua takut salah. Terutama bahasa
Krama. Makanya lebih amannya pakai bahasa Indonesia saja,” ujar mahasiswa salah satu perguruan
tinggi di Solo ini.
Soal krisis generasi muda menggunakan bahasa Jawa ini dibenarkan Kaprodi Bahasa Jawa
FKIP UNS Djoko Sulaksono. Dia menilai ini berawal dari kultur keluarga. “Banyak faktor penyebab
bahasa Jawa mulai luntur. Salah satunya sejak kecil tidak diajarkan berbicara menggunakan bahasa
Jawa. Meski bisa berbahasa Jawa tetapi tidak pernah digunakan,” ujar dia.
Guru Besar Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UNS Sumarlam mengatakan, meski secara
kuantitas pengguna bahasa Jawa lebih banyak, namun dalam kualitas penggunaannya masih kalah
dari masyarakat Sunda dan Bali. “Jika dibandingkan bahasa Sunda dan Bali lebih subur digunakan
di Jawa Barat dan Bali. Bahasa Jawa ini sedikit tertinggal jika dibandingkan dengan dua bahasa
tersebut,” ungkapnya.
Banyak generasi muda saat ini yang malu dan menggangap bahasa Jawa sebagai bahasa kuno
saat berbicara di wilayah publik sehingga lebih memilih untuk berbahasa Indonesia. Hal ini sangat
berbanding terbalik dengan para generasi muda di Sunda dan Bali. Mereka justru lebih sering
menggunakan bahasa daerahnya saat berkomunikasi di lingkungan publik. “Berdasarkan
pengamatan yang pernah saya lakukan, anak-anak Sunda itu kalau di angkot pede saja berbicara
pakai bahasa Sunda. Tetapi, kalau di Solo, justru jarang sekali anak menggunakan bahasa Jawa,
kurang tahu apa faktornya,” ungkapnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel wilayah Sragen,
Wonogiri, Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Surakarta, generasi Jawa memang sudah jauh tidak
menguasai bahasa Jawa. Jika dibandingkan, generasi muda di Wonogiri lebih bagus dengan Kota
Solo. “Jika dibuat persentase ada pergeseran sekitar 50 persen, dari bahasa Jawa Krama halus ke
bahasa Jawa kurang halus (ngoko) karena minimnya penguasaan kosakata. Kadang generasi muda
malah terjebak kesalahan bahasa. Misal untuk dirinya sendiri justru dibahasakan, misal kulo sare,
kondur dan lainnya,” jelasnya.
Melihat generasi muda saat ini, penggunaan bahasa Jawa sudah bergeser terutama untuk
penggunaan bahasa Jawa Krama alus. Diakui, sangat sulit jika mengharapkan generasi muda saat
ini bisa menggunakan bahasa Jawa Krama alus. Pergeseran tersebut jelas terasa dengan banyaknya
penggunaan bahasa Jawa sebagai pengantar pendidikan di sekolah. “Mereka masih bisa
menggunakan ngoko alus saja sebenarnya sudah sangat bagus, karena memang atmosfirnya saat ini
orang tua banyak membiasakan anaknya bahasa Indonesia untuk bahasa sehari-hari,” katanya.

Dikutip dari Radar Solo (https://radarsolo.jawapos.com/pendidikan/841700876/krisis-penggunaan-bahasa-jawa-pada-generasi-


muda-mulai-terkikis-dari-keluarga)

Setelah membaca bacaan tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut


1. Siapakah yang menganggap bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa yang kuno?

2. Berdasarkan bacaan tersebut, mengapa seseorang lebih nyaman menggunakan bahasa


Indonesia dibandingkan menggunakan bahasa Jawa dalam tuturan sehari-harinya?

3. Menurut pakar atau ahli yang disebutkan dalam bacaan tersebut, apa penyebab bahasa jawa
mulai luntur penggunaannya?

4. Mengapa seorang anak dinilai menguasai bahasa Jawa ngoko alus sudah dinilai sangat bagus?

5. Setelah mengetahui fenomena terkikisnya tuturan bahasa Jawa Krama, bagaimana pendapatmu
agar bahasa Jawa Krama masih tetap bisa lestari di kalangan muda dan anak-anak?

Setelah semua soal selesai kamu kerjakan, sampaikan jawabannmu kepada gurumu jika ada waktu
untuk melakukan pembahasan soal-soal tersebut.
B. AYO BERKEGIATAN
Setelah membaca bacaan “Krisis Penggunaan Bahasa Jawa pada Generasi Muda”, ayo kita cari tau
lebih dalam penyebab-penyebab bahasa Jawa Krama semakin terkikis penuturannya.
Kamu bisa melihat kembali bacaan tersebut. Kemudian tuliskan penyebab-penyebab yang kamu
temukan ke dalam diagram berikut.

Setelah kamu selesai menuliskan penyebab-penyebab terkikisnya penuturan bahasa Jawa Krama,
sekarang persiapkan dirimu untuk mempresentasikan pekerjaanmu tersebut di depan kelas.
Silakan maju ke depan kelas jika giiranmu telah datang atau kamu ditunjuk oleh gurumu untuk maju
ke depan kelas. Baca semua yang kamu tulis dengan suara lantang, pelafalan yang jelas dan intonasi
yang tepat.
Namun, saat temanmu melakukan presentasi dengarkan presentasinya dan catat hal hal yang
berbeda dari apa yang dipresentasikan oleh temanmu. Catat perbedaan tersebut dalam diagram
berikut.
Setelah semua siswa menyampaikan hasil kerjanya, guru akan memberikan waktu kepada siswa
untuk mendiskusikan hasil catatan terhadap presentasi teman.
Tukarkan hasil catatanmu dengan temanmu yang telah ditentukan. Kemudian diskusikan bersama
hasil catatanmu dan hasil catatan temanmu tersebut.
Berdasarkan hasil diskusi tersebut, perbaiki hasil kerjamu jika masih terdapat kekurangan. Setelah
itu, kumpulkan hasil kerjamu agar mendapat validasi penilaian dari gurumu.

C. AYO REFLEKSI
Ajak siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajari pada pertemuan tersebut
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan hari ini, ayo kita refleksikan apa yang sudah kita peroleh
dalam kegiatan hari ini.
Kamu dapat menjawab pertanyaan-petanyaan berikut ini untuk mengetahui hasil refleksi pada
dirimu
1. Bagaimana perasaanmu setelah belajar tentang krisis penggunaan bahasa Jawa Krama hari ini?

2. Apa yang telah kamu peroleh selama belajar tentang krisis penggunaan bahasa Jawa Krama hari
ini?

3. Apa yang harus kamu perbaiki agar kegiatan belajar di masa datang dapat berjalan lebih baik
lagi?

4. Keberhasilan apa yang telah kamu peroleh dalam belajar tentang krisis penggunaan bahasa
Jawa Krama hari ini?

D. AKU PASTI BISA


Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan hari ini di sekolah, ayo lanjutkan berbincang-bincang
dengan orang tua di rumah.
Ajukan beberapa pertanyaan berikut kepada orang tua mu atau orang yang lebih tua di rumahmu
misal kakek/ nenek/ paman/ bibi atau keluargamu lainnya.
Pertanyaan yang dapat kamu ajukan sebagai berikut:
1. Apakah Anda senang jika saya mampu menuturkan bahasa Jawa Krama? Apa alasannya?

2. Apakah Anda juga bisa menuturkan bahasa Jawa Krama?


Jika tidak, apa penyebabnya?

Jika iya, bagaimana Anda mempelajari sebelumnya?

3. Apakah Anda punya saran untuk tempat sekolah saya terkait pembelajaran bahasa Jawa Krama
ini?

Anda mungkin juga menyukai