Nama : Melati Nur Cahayati

Nim : 2022-F
Kelas : 22040704072
JAWABAN UTS HUKUM INVESTASI

1. Perjanjian Build Operate Transfer (BOT) merupakan kontrak antara pihak pemerintah dan
sektor swasta untuk membangun proyek infrastruktur beskalap. Jenis-jenis kontrak yang terkait
dalam kegiatan pembangunan dan pengoperasian proyek/fasilitas infrastruktur dengan pola BOT
antara lain:
 Build Operate Transfer (BOT): Pihak pemerintah menyerahkan penggunaan tanah
miliknya untuk di atasnya didirikan suatu bangunan komersial oleh pihak kedua
(investor), dan pihak kedua berhak mengoperasikan atau mengelola bangunan komersial
untuk jangka waktu tertentu. Pihak kedua wajib mengembalikan tanah beserta bangunan
komersial di atasnya dalam keadaan dapat dan siap dioperasionalkan kepada pemilik
tanah setelah jangka waktu operasional tersebut berakhir
 Build Own Transfer (BOO): Pihak investor memiliki hak konsensi dari pemerintah untuk
membangun, memiliki, mengoperasikan, dan mentransfer infrastruktur pada pemerintah.
Pihak ini merupakan pihak sentral dari kontrak BOT di mana pihak ini merupakan
penanda tangan project
 Develop Operate Transfer (DOT): Pihak investor mengembangkan, memiliki,
mengoperasikan, dan mentransfer infrastruktur pada pemerintah. Pihak ini merupakan
pihak sentral dari kontrak BOT di mana pihak ini merupakan penanda tangan project
 Rehabilitate Operate Transfer (ROT): Pihak investor menggelondong, memiliki,
mengoperasikan, dan mentransfer infrastruktur pada pemerintah. Pihak ini merupakan
pihak sentral dari kontrak BOT di mana pihak ini merupakan penanda tangan project
 Build Transfer (BT): Pihak investor menyerahkan tanah miliknya untuk di atasnya
didirikan suatu bangunan komersial oleh pihak kedua, dan pihak kedua berhak
mengoperasikan atau mengelola bangunan komersial untuk jangka waktu tertentu. Pihak
kedua wajib mengembalikan tanah beserta bangunan komersial di atasnya dalam
keadaan dapat dan siap dioperasionalkan kepada pemilik tanah setelah jangka waktu
operasional tersebut berakhir.
Perjanjian BOT merupakan implementasi dari Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai sarana
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
2. Pendapat hukum tentang tahapan penyelesaian sengketa atau perselisihan yang timbul
berkaitan dengan implementasi dari kontrak manajemen hotel jaringan internasional adalah
bahwa penyelesaian sengketa tersebut dilakukan secara bertahap. Dalam pelaksanaan perjanjian
kerjasama dalam pengelolaan hotel, pihak pengelola dan pemilik hotel memiliki hak dan
kewajiban yang berbalik sama, yang diatur dalam kontrak manajemen hotel jaringan
internasional
Jika terdapat sengketa atau perselisihan berkaitan dengan implementasi dari kontrak manajemen
hotel, maka pihak pengelola dan pemilik hotel harus melakukan tindakan yang sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak tersebut.
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penyelesaian sengketa atau perselisihan
berkaitan dengan implementasi dari kontrak manajemen hotel jaringan internasional:
 Penyusunan dan Penyampaian Anggaran: Pihak pengelola harus menyusun dan
menyampaikan anggaran tahun pertama dan anggaran tahunan kepada pemilik hotel
sebelum hari pengelolaan dan selambat-lambatnya setiap 30 hari kerja sebelum awal
tahun buku berikutnya
 Penyelesaian Diluar Ketentuan Kontrak: Jika ada kesepakatan kedua belah pihak di luar
ketentuan kontrak manajemen, maka harus dilakukan penyelesaian yang sesuai dengan
ketentuan kontrak tersebut
 Perbuatan Melanggar Hukum: Jika ada perbuatan melanggar hukum dalam perjanjian
kerjasama pengelolaan hotel, maka harus dilakukan tindakan sesuai dengan peraturan
hukum
 Penyelesaian Melalui Perjanjian: Jika sengketa atau perselisihan tidak dapat diatasi
melalui tindakan yang dilakukan dalam kontrak manajemen, maka pihak pengelola dan
pemilik hotel harus melakukan penyelesaian melalui perjanjian yang sesuai dengan
ketentuan hukum
Pendapat hukum saya mengapa tahapan penyelesaian sengketa atau perselisihan berkaitan
dengan implementasi dari kontrak manajemen hotel jaringan internasional adalah bahwa
penyelesaian sengketa harus dilakukan secara bertahap dan dengan tindakan yang sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak manajemen hotel jaringan internasional.
3. Dalam perjanjian waralaba (franchise and brand use agreement), ada beberapa klausula-
klausula yang wajib ada untuk memastikan keseimbangan dan keamanan bisnis. Berikut adalah
beberapa klausula-klausula yang sering ditentukan:
 Klausula Kerahasiaan: Klausula ini melarang pihak franchisor dan franchisee untuk
memberitahukan rahasia yang diberikan dalam perjanjian.
 Klausula yang Membatasi Persaingan: Setelah berakhirnya perjanjian, franchisee dibatasi
untuk tidak berusaha dalam bisnis yang sejenis dengan usaha franchise yang sebelumnya
telah dijalani selama periode tertentu.
 Klausula Pembelian Kembali (Buyback): Klausula ini membolehkan franchisor atau
franchisee mengajukan pembelian kembali bisnis waralaba setelah pemutusan hubungan
perjanjian.
 Klausula Pemberian Hak: Klausula ini memberikan hak bagi penerima waralaba untuk
menunjuk penerima waralaba lain.
 Klausula Pemutusan dan Pengakhiran: Klausula ini mengatur tentang tata cara
perpanjangan, pengakhiran, dan pemutusan perjanjian.
Selain itu, ada juga klausula-klausula lain yang dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
keinginan pihak franchisor dan franchisee, seperti klausula pemberian hak bagi penerima
waralaba untuk memanfaatkan nama, logo, dan sistem manajemen franchisor.
4. Dalam kontrak kerjasama penanaman modal dengan perusahaan penanaman modal asing,
klausula kerahasiaan diatur secara detail untuk melindungi informasi-informasi penting. Ini
adalah karena informasi rahasia yang diperlukan dalam hubungan kerja sama bisnis dapat
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan jika terbocorkan. Informasi rahasia yang dapat
dilindungi dalam perjanjian kerahasiaan antaranya metode produksi, pengolahan, penjualan, dan
semua informasi sensitif yang memiliki nilai ekonomi. Perjanjian kerahasiaan berfungsi untuk
menjaga rahasia atau informasi sensitif agar tidak terjadi kebocoran informasi yang akan
merugikan perusahaan