Anda di halaman 1dari 4

Judul: Kisah Abu Bakar yang Kelimpungan dan Pentingnya

Menuntut Ilmu
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita terlebih dahulu memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga
kita dapat berkumpul di tempat yang mulia ini. Sholawat serta salam semoga terlimpah curah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Pernahkah kita merasa bingung dan kelimpungan saat menghadapi suatu masalah? Pasti pernah
ya. Nah, ternyata para sahabat Nabi SAW pun pernah mengalaminya. Salah satunya adalah kisah
lucu yang dialami oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat karib sekaligus mertua Rasulullah
SAW.

Diceritakan dalam [Hadith Riwayat Bukhari], suatu hari Abu Bakar yang dikenal cerdas dan
cekatan ini sedang shalat. Tiba-tiba beliau lupa bacaan surat dalam shalatnya. Beliau pun
mondar-mandir di dalam shalatnya sambil bergumam, "Ya Allah, aku lupa bacaan surat apa yang
harus aku baca?"

Melihat tingkah Abu Bakar yang tak biasa, Rasulullah SAW yang saat itu menjadi makmum
beliau pun tersenyum. Setelah Abu Bakar selesai shalat, beliau bertanya kepada Rasulullah, "Ya
Rasulullah, tadi aku lupa bacaan surat dalam shalat. Apa yang harus aku lakukan?"

Rasulullah SAW pun menjelaskan bacaan surat yang seharusnya dibaca. Abu Bakar pun
langsung memukul dahinya dan berkata, "Ya Allah, alangkah bodohnya aku hari ini di hadapan
Allah dan Rasul-Nya!"

Hadirin yang dimuliakan, kisah ini memberikan kita pelajaran yang berharga. Walaupun Abu
Bakar dikenal cerdas dan dekat dengan Rasulullah, beliau tetap saja bisa lupa. Ini menunjukkan
bahwa manusia tak luput dari kesalahan.

Namun, yang terpenting adalah sikap kita ketika menghadapi kesalahan tersebut. Abu Bakar
langsung mencari solusi dengan bertanya kepada Rasulullah. Ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam [QS. Al-Baqarah: 282] yang artinya:

"Dan bacalah kepada mereka kisah dua orang putra manusia (Habil dan Qabil)
dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah
seorang dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Maka kata yang tidak diterima
korbannya kepada yang diterima korbannya, "Aku pasti membunuhmu." (QS. Al-Baqarah: 282)

Ayat ini mengajarkan kita untuk mau belajar dan bertanya kepada orang yang lebih tahu ketika
menghadapi kebingungan. Jangan malah gengsi atau cuek, apalagi dalam urusan agama.
Jadi, marilah kita jadikan kisah Abu Bakar ini sebagai pelecut untuk senantiasa belajar dan
menuntut ilmu agama. Jangan pernah merasa malu untuk bertanya kepada para ulama atau orang
yang lebih paham. Ingat, ilmu itu tidak ada batasnya, dan kita bisa terus belajar sepanjang hayat.

Akhir kata, semoga ceramah singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ceramah: Pentingnya Persahabatan dalam Islam


Assalamuálaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Para hadirin yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita sama-sama memanjatkan puji syukur
kehadirat Ilahi karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul di tempat
yang mulia ini dalam keadaan sehat walafiat. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Bicara tentang Islam, tak hanya soal sholat, puasa, dan zakat saja. Islam juga sangat
menganjurkan kita untuk memiliki persahabatan yang kuat dan baik. Sahabat Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam adalah contoh terbaik dalam hal ini. Mereka saling tolong menolong,
menguatkan, dan tak jarang diwarnai kisah-kisah yang mengundang senyum.

Seperti kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terkenal dengan sifat dermawannya. Suatu hari,
beliau memberikan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam. Melihat hal itu, Umar bin Khattab
pun bersemangat untuk meniru sahabat karibnya. Beliau mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam dan berkata, "Ya Rasulullah, Abu Bakar telah mendahuluiku dalam segala hal, bahkan
dalam hal kebaikan ini pun dia mendahuluiku."

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian tersenyum dan bersabda, "Apakah kamu masih
menyisakan sesuatu untuk keluargamu, Umar?" Umar menjawab, "Hanya separuh dari harta
milikku, ya Rasulullah." Mendengar jawaban itu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Itu sudah cukup, Umar." (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah betapa persahabatan yang erat membuat mereka berlomba-lomba dalam kebaikan.
Hadis ini juga menunjukkan bahwa Islam menganjurkan keshalehan, tapi juga tidak
meninggalkan kewajiban kita terhadap keluarga.

Para hadirin, pentingnya persahabatan dalam Islam ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat Ash-
Shuraat ayat 33:

*" ‫َو اْذ ُك ْر ِعَباَدَنا ِإْبَر اِهيَم َو ِإْس َح اَق َو َيْع ُقوَب ُأْو ِلي اْلَع ْز ِم َو َذ ِو ي اْلَبَص اِئِر ِإَّنا َأْخ َلْص َناُهْم ُخ ُلوًصا ِذ ْك ًرا ِإَّنُهْم ِع نَدَنا ِم َن اْلُم ْص َطَفْيَن‬
‫( * اْلَّصاِلِح يَن‬QS. Ash-Shuraat: 33)

Artinya: "Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub (putra-putra yang
semuanya) ulil azmi (yang memiliki keteguhan hati) dan dzawil ‫( بصائر‬yang berpandangan
tajam). Sesungguhnya Kami telah memilih mereka dengan pilihan yang khusus lagi dengan
(memberi sifat) bersih, lagi mereka itu pada sisi Kami termasuk orang-orang yang paling baik."
(Tafsir Al-Muyassar)

Ayat ini menceritakan tentang para nabi dan rasul yang memiliki keteguhan hati dan kecerdasan.
Salah satu faktor yang membuat mereka kuat adalah karena mereka memiliki persahabatan yang
baik. Nabi Ibrahim AS memiliki sahabat dekat Nabi Luth AS, Nabi Musa AS memiliki Nabi
Harun AS, dan tentunya Nabi Muhammad SAW memiliki para sahabat yang luar biasa.

Para hadirin yang dimuliakan Allah, mari kita jalin persahabatan yang kuat dan positif. Pilihlah
teman yang mengajak kita ke jalan kebaikan, yang mau mengingatkan kita saat kita lalai, dan
yang bisa kita ajak bercanda ria dengan hal-hal yang bermanfaat.

Insya Allah, dengan persahabatan yang baik, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan
senantiasa dalam ridho Allah SWT.

Wassalamuálaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Judul: Pentingnya Menuntut Ilmu


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita terlebih dahulu memanjatkan puji syukur
kehadirat Illahi atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk menyampaikan sedikit tausiyah dengan kisah yang
mudah-mudahan bisa membuat kita tersenyum, namun tetap sarat dengan pelajaran.

Diceritakan, suatu hari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA yang kita kenal sebagai sahabat karib
Rasulullah SAW, terlihat sedang mondar-mandir dengan wajah kebingungan. Beliau pun
menghampiri Rasulullah SAW dan bertanya, "Ya Rasulullah, apakah benar seekor semut itu
memiliki 6 kaki?"

Rasulullah SAW tersenyum dan menjawab, "Benar wahai Abu Bakar."

Abu Bakar pun semakin mengerutkan keningnya, "Tapi saya lihat semut di rumah saya hanya
punya 4 kaki!"

Mendengar hal itu, para sahabat yang ada di sekitar pun tertawa terbahak-bahak. Rasulullah
SAW kemudian meminta Abu Bakar untuk bersabar dan tidak terburu-buru mengambil
kesimpulan.
Keesokan harinya, Abu Bakar pun kembali menemui Rasulullah SAW dengan wajah ceria. "Ya
Rasulullah, ternyata semut itu memang memiliki 6 kaki! Semut di rumah saya mungkin sedang
membawa beban sehingga 2 kakinya tidak terlihat," jelas Abu Bakar.

Dari kisah Abu Bakar ini, kita dapat mengambil pelajaran penting.

Pertama: Pentingnya untuk selalu mencari ilmu. Abu Bakar rela bertanya kepada Rasulullah
SAW meskipun beliau adalah sahabat yang dekat dengan beliau. Ini menunjukkan bahwa sikap
haus ilmu harus dimiliki oleh setiap muslim, tidak terkecuali para sahabat Nabi sekalipun.

Allah SWT berfirman dalam Qur'an surat Az-Zumar ayat 9:

‫ُقْل َهْل َيْس َتِو ي اَّلِذ يَن َيْع َلُم وَن َو اَّلِذ يَن اَل َيْع َلُم وَن ۗ ُقْل ِإَّن اَّلِذ يَن َيْع َلُم وَن ُهُم اْلُم َّتُقوَن‬

Artinya: Katakanlah: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang


yang tidak mengetahui?" Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang mengetahui
itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zumar: 9)

Kedua: Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Sikap Abu Bakar yang langsung
menyimpulkan jumlah kaki semut tanpa mencari tahu lebih lanjut bisa menjadi pelajaran bagi
kita agar senantiasa mencari informasi yang benar sebelum mengambil keputusan.

Rasulullah SAW bersabda:

‫من يكثر سؤاله يكثر علمه‬

Artinya: Barangsiapa yang banyak bertanya, maka akan bertambah ilmunya. (HR. Al-
Baihaqi)

Hadirin yang dimuliakan, kisah Abu Bakar ini semoga bisa menjadi pengingat bagi kita untuk
senantiasa belajar dan tidak mudah mengambil kesimpulan. Marilah kita jadikan para sahabat
Nabi sebagai teladan dalam menuntut ilmu dan senantiasa bersikap sabar dalam mencari
kebenaran.

Akhir kata, wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai