Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang..............………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...2
A. Kesimpulan……………………………………………...10
B. Penutup…………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW Dalam
Sorotan Al-Qur’an Dan Hadist-Hadist Shahih, (Jakarta: Lentera Hati,
2011) hal. 419
2
M. Quraish berpendapat wafatnya Abu Thalib di bulan Syawwal.
3
Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarokfuri, Ar-Rakhiq Al-Makhtum, (Jakarta:
CV. Mulia Sarana Press, 2001) terj. Hanif Yahya hal. 161
2
Mereka datang dalam rangka menawarkan kompromi kepada Abu
Thalib dan hidup berdampingan. “Ambillah dari kami, wahai Abu
Thalib buat Muhammad dan Ambilkan juga dari Muhammad buat
kami, sehingga kami tidak diganggunya dan kami pun tidak
mengganggunya,” demikian usul mereka. Hal itu disampaikan
kepada Nabi Muhammad. Nabi menjawab: “Aku ingin mereka
mengucapkan satu kalimat yang dampaknya buat mereka adalah
seluruh masyarakat arab akan tunduk kepada mereka” “Apakah
kalimat itu?” tanya Abu Jahal yang ikut delegasi tokoh-tokoh
Makkah itu. “Bahkan sepuluh kalimat kami akan memberinya”
tambahnya lagi, Nabi menjawab “Berucaplah Laa ilaaha illallaah,
sambil meninggalkan apa yang kalian sembah” mendengar jawaban
ini mereka menggeleng-gelengkan kepala. Sambil berlalu mereka
menyimpulkan bahwa Muhammad tidak akan beranjak dari
pendiriannya. Inilah akhir pertemuan delegasi Kafir Quraisy yang
melatar belakangi turunnya QS. Shaad 1-8.4
4
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah, hal. 422
5
Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarokfuri, Ar-Rakhiq Al-Makhtum,
hal. 161
6
Muhammad Ali Ash-Shalabi, As-Sirah An-Nabawiyyah, Sejarah
lengkap Rasulallah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012) terj. Faesal
Saleh hal. 219
3
oleh Marting Lings seorang orientalis yang kemudian setelah masuk
islam dikenal dengan nama Abu Bakar Sirajuddin bahwa ketika ajal
Abu Thalib mendekat Abbas melihat dia menggerakan bibirnya. Ia
mendekatkan telinganya ke Abu Thalib dan mendengarkannya. Lalu
ia berkata “saudaraku telah mengucapkan kalimat yang kau minta
agar mengucapkannya.” Tapi Nabi berkata, “Aku tidak
mendengarnya.”7 Akhirnya Abu Thalib menghembuskan nafasnya
yang terakhir. Rasulullah sangat berduka karenanya. Beliau berkata,
“Aku akan memohonkan ampun untukmu selama aku tidak dilarang
untuk itu.” Akan tetapi Allah menurunkan QS. At-Taubah: 113 atas
peristiwa tersebut:8
ْۢ
وِل قُ ْرٰٰب ِم ْن بَ ْْع ِِ َما ِ ِ ِ ِ ِ ِما َكا َن لِلن
َ ْ َّب َوالَّذيْ َن اٰ َمنُ ْْٓوا اَ ْن يَّ ْستَ ْغف ُرْوا ل ْل ُم ْش ِرك
ْ ِ ُْي َولَ ْو َكانُ ْْٓوا ا ّ َ
اْلَ ِحْي ِم
ْ ب ُ ص ٰحْ َْي ََلُْم اَنَّ ُه ْم ا
َ َّ َتَب
Artinya: tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang beriman
memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik,
walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatya, sesudah
jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu
adalahpenghuni neraka jahannam”. (QS. At-Taubah: 113).
ت ِ ِ
َ َّك ََل تَ ْهِ ْي َم ْن اَ ْحبَ ْب
َ ان
7
Martin Lings, Muhammad: His Life Based On the Earliest Source,
Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik,
(Jakarta: PT Srambi Ilmu Semesta, 2010) cet. IX terj. Qomaruddin
hal. 148
8
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, My Beloved Prophet Teladan
Sepanjang Zaman, (Jakarta: Qishti Press, 2007) hal. 160
4
Artinya: Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada
orang yang kamu kasihi.9
9
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarokfuri, Ar-Rakhiq Al-Makhtum,
hal. 162
10
Lihat misalnya dalam Sirah yang ditulis prof. Quraish hal. 424
11
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah, hal. 428
5
yang amat pahit dan selalu membela beliau baik dengan jiwa maupun
hartanya.12
15
Martin Lings, Muhammad: His Life, hal. 150
16
Lihat Mahdi Rizqullah Ahmad, As-Sirah, hal. 271; M. Quraish
Shihab, Membaca Sirah, hal. 428; Muhammad Ali Ash-Shalabi, As-
Sirah, hal. 220
17
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah, hal. 443
18
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah, hal. 443
7
yang lebih kecil daripada kuda dan ebih besar daripada bighal yang
dinamai buraq. Yang kecepatannya sejauh mata memandang. Beliau
di antar oleh Malaikat Jibril dengan kendaraan itu dari langit pertama
hingga langit ketujuh. Disetiap langit beliau bertemu dengan
Nabi/utusan Allah, bermula dari Adam as, lalu Yahya dan Isa as, lalu
dilangit ke-tiga Nabi Yusuf as, dan dilangit ke-empat Nabi Idris as,
dilangit ke-lima Nabi Harun, di langit ke-enam Nabi Musa as, dan
dilangit ke-tujuh Nabi Ibrahim as. Dari sana Beliau di antar malaika
Jibril ke As-Sidhrah al-Muntaha19. Berkat perjalanan itu, semua
kesedihan dan kegundahan hati beliau sirna.
19
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah, hal. 446
20
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, My Beloved Prophet, hal. 168
8
akhirnya Allah melalui malaikat Jibril memberitahukan hal itu
kepada Rasulullah SAW.
Dalam buku Ali bin Abi Thalib karya Ali Audah disebutkan, para
tokoh Quraisy telah mengadakan pertemuan di Daar an-Nadwa untuk
mengatur strategi mencegah Rasulullah keluar dari Makkah. Mereka
mencari jalan untuk menangkap dan memenjarakannya,
membunuhnya, atau mengasingkannya ke luar Tanah Air. Dengan
berbagai pertimbangan yang ada, cara-cara tersebut memiliki
konsekuensi bagi komunitas mereka. Akhirnya dalam pertemuan itu
mereka menyepakati usulan yang diberikan Abu Jahal. Adapun
usulannya adalah mengumpulkan para pemuda dari berbagai kabilah
dan melengkapi mereka dengan pedang Pemuda-pemuda tersebut
diperintahkan untuk menyerang Nabi Muhammad SAW dan
membunuhnya secara beramai-ramai.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Salah satu hikmah kewafatan Abu Thalib adalah agar tidak ada
anggapan bahwa tanpa Abu Thalib islam tidak akan jaya.
3. Dalam keadaan ketaatan yang sulit namun kita tetap sabar, maka
disitulah Allah akan menurunkan Tabsyir-nya sebagaimana peristiwa
Isra’ dan Mi’raj.
B. PENUTUP
10
Daftar pustaka
11